Biaya Bahan Baku (Kelompok 2 AK BIAYA) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BIAYA BAHAN BAKU



OLEH : Kelompok 2



1.



Apriliana Dinda Saputri



(1902622010260/ 03)



2.



Ni Nyoman Chista Handayani



(1902622010262/ 05)



3.



Wayan Bunga Larasati



(1902622010268/ 11)



4.



Ni Putu Eka Wartini



(1902622010273/ 16)



5.



Ni Ketut Ayu Lindasari



(1902622010290/ 23)



6.



I.A Lidya Primadona



(1902622010291/ 34)



Universitas Mahasaraswati Denpasar Fakultas Ekonomi & Bisnis Prodi Akuntansi 2019/2020



PEMBAHASAN



A. Elemen Pembentuk Harga Pokok Bahan Baku Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan elemen harga pokok bahan baku yang di beli. Elemen pembentuk harga pokok bahan baku dapat di rinci sebagai berikut : a. Harga Beli Yang Tercantum Pada Faktur Dari Penjual b. Biaya-Biaya Pembelian (Unit Organisasi Yang Terkait Adalah Bagian Pembelian, Bagian Penerimaan, Bagian Gudang & Bagian Akuntansi Persediaan).Contohnya meliputi : biaya pesan, biaya penerimaan, biaya pembongkkaran, biaya akuntansi bahan baku, biaya pergudangan, dll. c. Biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalalam keadaan siap untuk diolah, contoh : biaya angkut pembelian Biaya masing masing bagian yang terkait dalam pembelian bahan baku tersebut sebagian besar belum dapat diperhitungkan pada saat bahan baku yang dibeli, diterima di gudang. Sehingga akan timbul kesulitan dalam menghitung biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan kepada harga pokok bahan baku yang di beli. Untuk mengatasi hal ini perlu dibuat tarif pembebanan biaya kepada setiap jenis bahan baku yang di beli. Tabel 1. Dasar Pembebanan Biaya Pembelian Tiap Bagian yang Terkait dalam Pengadaan Bahan Baku Bagian Pembelian



Dasar



Pembebanan Pembelian Jumlah frekuensi Tarif per Transaksi pembelian atau pembelian



Penerimaan



atau tarif



setiap



jumlah



harga



faktur



volume pembelian pembelian Jumlah macam Tarif macam bahan yang diterima bahan



Gudang



Tarif Pembebanan Biaya



diterima Jumlah



yang macam Tarif per macam bahan; per meter



bahan, Akuntansi Persediaan



kuantitas, kubik atau per nilai rupiah bahan baku



atau nilai rupiah yang disimpan di gudang Jumlah frekuensi Tarif per transaksi pembelian pembelian



Jurnal pembebanan biaya pembelian kepada harga pokok bahan baku atas dasar tarif adalah sebagai berikut : Persediaan



xxx



Biaya Bagian Pembelian yang Dibebankan



xxx



Biaya Bagian Penerimaan yang Dibebankan



xxx



Biaya Bagian Gudang yang Dibebankan



xxx



Biaya Bagian Akuntansi Persediaan yang Dibebankan



xxx



B. Prosedur Pembelian Bahan Baku Jika persediaan bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat minimum pemesanan kembali (Reorder point), maka akan dilakukan langkah langkah berikut : 1. Bagian Gudang kemudian membuat surat permintaan pembelian (Purchase Requisition) untuk dikirimkan ke bagian pembelian 2. Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat permintaan pembelian dari Gudang 3. Bagian pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga (Purchase Price Quotation) kepada beberapa pemasok. Surat tersebut berisi permintaan harga dan syarat - syarat pembelian dari pemasok tersebut 4. Selanjutnya bagian pembelian akan membuat surat order pembelian untuk dikirimkan kepada pemasok terpilih. Setelah menerima surat order pembelian, pemasok mengirimkan bahan baku yang di pesan kepada perusahaan



C. Perlakuan Biaya Angkut Pembelian Bahan Baku



Seringkali dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya angkutan untuk berbagi macam bahan baku yang dibeli. Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang di beli. Dalam hal ini alokasi biaya angkutan kepada masing – masing bahan baku yang dibeli didasarkan pada : a. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli. Metode ini hanya dapat dilakukan jika bahan baku tersebut mempunyai satuan ukuran yang sama. b. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang di beli. Dalam metode ini total biaya angkut dibagi dengan total harga faktur berbagai bahan, baik yang dibeli untuk mendapatkan koefisien guna menghitung jumlah bahan baku masing – masing yang dibeli. c. Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Dalam hal ini penghitungan tarif dilakukan dengan menaksir biaya angkutan yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran tertentu. Taksiran biaya ini kemudian di bagi dengan dasar yang akan digunakan untuk mengalokasikan biaya angkutan tersebut. 2. Biaya Angkutan tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, tetapi diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Pada awal tahun anggaran, jumlah biaya angkutan yang akan dikeluarkan selama satu tahun ditaksir. Jumlah taksiran biaya angkutan ini diperhitungkan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Biaya angkutan sesungguhnya dikeluarkan lalu dicatat pada kolom debit rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.



Karena dalam satu periode akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka harga pokok per satuan dari persediaan bahan baku yang tersimpan di Gudang juga berbeda beda walaupun jenisnya sama. Hal ini menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi. Untuk mengatasi masalah itu diperlukan berbagai macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi. Metode tersebut antara lain :



1. Metode Identifikasi Khusus 2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama 3. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama 4. Metode Rata – Rata Bergerak 5. Metode Biaya Standar 6. Metode Rata – Rata Harga Pokok Bahan Baku Pada Akhir Bulan Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku : Metode Mutasi Persediaan Metode Persediaan Fisik Setiap mutasi bahan baku dicatat dalam Hanya tambahan persediaan bahan baku kartu persediaan



dari



pembelian



saja



yang



dicatat,



sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan Cocok untuk perusahaan yang harga Cocok untuk penentuan bahan baku pokok produksinya dikumpulkan dengan yang dipakai dalam perusahaan yang metode harga pokok pesanan



harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses



D. Penetapan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai Dengan Metode Identifikasi Khusus Dalam metode ini , setiap jenis bahan baku yang tersimpan di gudang harus diberi tanda pada harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga per satuannya berbeda dengan harga persatuan bahan baku yang ada di Gudang, harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan tersebut dibeli. Dengan metode ini setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokoknya per satuannya secara tepat. Perusahaan yang memakai metode harga pokok pesanan seringkali memakai metode ini untuk bahan baku yang secara insidentil dibeli untuk memenuhi spesifikasi pesanan, dan memakai metode penentuan harga pokok yang lain untuk bahan baku yang biasa dipakai dalam produksi. E. Penetapan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai Dengan Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-in, First-out Method)



Metode masuk pertama, keluar pertama (metode MPKP) menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai. Perlu di tekankan di sini bahwa untuk menentukan biaya bahan baku, anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku dalam produksi. Contoh 5 : Persediaan bahan baku A pada tanggal 1 Januari 2013 terdiri dari : [email protected]=Rp1.440.000 [email protected]=Rp1.000.000 Transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan Januari 2013 disajikan dalam gambar berikut :



Mutasi persediaan bahan baku yang terjadi karena transaksi pembelian, dicatat dalam jurnal pembelian dengan jurnal sebagai berikut : Persediaan Bahan Baku Utang Dagang



Rp.xxx Rp.xxx



Jika perusahaan menggunakan metode mutasi persediaan dalam pencatatan persediaannya, pembelian bahan baku tersebut dicatat juga dalam kartu persediaan (Sebagai buku pembantu persediaan) pada kolom " pembelian". Mutasi persediaan



bahan baku yang terijadi karena transaksi pemakaian bahan baku dicatat dalam jurnal umum (atau jurnal pemakaian bahan baku) dengan jurnal sebagai berikut: Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Persediaan Bahan Baku



Rp.xxx Rp.xxx



Pemakaian bahan baku ini dicatat pula dalam kartu persediaan pada kolom "pemakaian". Data transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku selama bulan Januari tersebut di atas, jika dicatat dalam kartu persediaan dengan metode MPKP, tampak dalam Gambar :



Pemakaian bahan baku pada tanggal 6 Januari sebanyak 700 kg ditentukan harga pokoknya berdasarkan anggapan bahwa bahan baku yang masuk pertama ke gudang, dipakai yang pertama kali. Oleh karena 600 kg lebih awal berada di gudang, maka 700kg bahan baku yang dipakai tersebut dianggap berasal dari 600 kg yang harga



pokok per kilogramnya Rp2.400, ditambah sisanya (700kg - 600kg berasal dari 400kg bahan baku yang harga pokoknya Rp2.500 per kg. Setelah perusahaan membeli 1.200 kg bahan baku pada tanggal 15 Januari, persediaan bahan baku yang ada di gudang terdiri dari dua macam: a. Sisa bahan baku sebanyak 300kg, dari 400kg persediaan awal yang telah dipakai pada tanggal 6 Januari sebanyak 100kg. b. Bahan baku dari pembelian tanggal 15 Januari sebanyak 1.200kg yang harga pokoknya Rp. 2.750 per kg. Persedian bahan baku sebanyak 1.500 kg (300 kg + 1.200 kg) tersebut dipisahkan pencatatannya dalam kartu persediaan karena harga pokok per kilogramnya berbeda. Jika perusahaan menggunakan metode persediaan fisik dalam pencatatan biaya bahan baku, perhitungan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi tarmpak dalam Gambar :



Dari Gambar tersebut dapat terlihat bahwa perhitungan biaya bahan baku dengan metode MPKP menghasilkan jumlah yang sama baik menggunakan metode mutasi persediaan maupun metode mutasi persediaan fisik. F. Penetapan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai Dengan Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (Last in, First-out Method). Metode masuk terakhir, keluar pertama (metode MTKP menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok per



satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi. Atas dasar data transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku dalam contoh 5 di atas, pencatatan harga pokok bahan baku yang dipakai dengan menggunakan metode MTKP tampak dalam Gambar :



Pemakaian bahan baku pada tanggal 6 Januari sebanyak 700 kg ditentukan harga pokoknya berdasarkan anggapan bahwa bahan baku yang masuk terakhir ke gudang, dipakai yang pertama kali. Oleh karena 400 kg persediaan awal masuk ke gudang lebih belakangan, maka 700kg bahan baku yang dipakai tersebut dianggap berasal dari 400 kg yang harga pokoknya Rp2.500, ditambah sisanya sebanyak 300 kg (700 kg - 400 kg) berasal dari 600 kg bahan baku yang harga pokoknya Rp2.400 per kg. Setelah perusahaan membeli 1.200 kg bahan baku pada tanggal 15 Januari, persediaan bahan baku yang ada di gudang terdiri dari dua macam:



a. Sisa bahan baku sebanyak 300 kg, dari 600 kg persediaan awal yang telah dipakai pada tanggal 6 Januari sebanyak 300 kg. b. Bahan baku dari pembelian tanggal 15 Januari sebanyak 1.200 kg yang harga pokoknya Rp2.750 per kg. Persediaan bahan baku sebanyak 1.500 kg (300 kg + 1.200 kg) tersebut dipisahkan pencatatannya dalam kartu persediaan karena harga pokok per kilogramnya berbeda. Jika perusahaan menggunakan metode persediaan fisik dalam pencatatan biaya bahan baku, perhitungan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan menggunakan MTKP tampak dalam Gambar :



Dari Gambar tersebut dapat terihat bahwa perhitungan biaya bahan baku metode mutasi persediaan dan metode persediaan fisik adalah berbeda, meskipun keduanya menggunakan metode MTKP. G. Penetapan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai Dengan Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) Dalam metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata-ratanya, dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembelian yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga pokok rata -rata persediaan yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per satuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata-rata per satuan bahan baku yang ada di gudang. Metode ini



disebut pula dengan metode rata-rata tertimbang, karena dalam menghitung rata-rata harga pokok persediaan bahan baku, metode ini menggunakan kuantitas bahan baku sebagai angka penimbangnya. Transaksi pembelian dan pemakaian bahan baku dalam contoh 5 di atas,bila dicatat dengan memakai metode rata-tata bergerak tampak dalam Gambar :



Untuk menenukan harga pokok bahan baku yang dipakai pada tanggal 6 Januari, harus ditentukan lebih dahulu harga pokok rata-rata persediaan bahan baku yang ada di gudang pada tanggal 1 Januari. Harga pokok rata-rata persediaan awal bahan baku dihitung sebagai berikut: total harga pokok dibagi total kuantitas (Rp. 2.440.000 : 1.000kg= Rp2.440). Harga pokok 700 kg bahan baku yang dipakai tanggal 6 Januari adalah sebesar 700 kg x Rp2.440 = Rp. 1.708.000. Setelah pembelian bahan baku pada tanggal 15 Januari, persediaan bahan baku yang ada di gudang menjadi 1.500 kg dengan total harga pokok Rp. 4.032.000 (Rp. 732.000 + Rp. 3.300.000). Karena bahan baku dari pembelian tersebut mempunyai harga pokok Per kilogram yang berbeda dengan harga pokok rata-rata persediaan



yang ada di Gudang pada saat itu, maka perlu dilakukan penghitungan harga pokok rata-rata yang baru, setelah adanya pembelian tersebut. Harga pokok rata-rata yang baru pada tanggal 15 Januari dihitung sebagai berikut (Rp. 732.000 + 3.300.00):(300 Kg + 1.200 kg= Rp. 2.688. Jika perusahaan menggunakan metode persediaan fisik dalam pencatatan biaya bahan baku, perhitungan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan metode rata-rata tertimbang (kuantitas bahan baku dipakai sebagai angka penimbang) tampak dalam Gambar:



S eperti halnya dengan metode MT'KP, dari Gambar tersebut dapat terlihat bahwa perhitungan biaya bahan baku metode mutasi persediaan dan metode persediaan fisik adalah berbeda, meskipun keduanya menggunakan metode rata-rata bergerak.



DAFTAR PUSTAKA



Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Yogyakarta: UPPAMP YKPN Universitas Gajah Mada https://www.scribd.com/user/29292415/Dewa-Gede-Sutrisna