Bionomika Ternak (Pengaruh Musik Terhadap Produksi Ternak) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH MUSIK (SUARA) TERHADAP PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA DAN UNGGAS



PAPER BIONOMIKA TERNAK



OLEH : RISKA ROMAITO NASUTION



217040003



PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021



PENGARUH MUSIK (SUARA) TERHADAP PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA DAN UNGGAS



PAPER BIONOMIKA TERNAK



OLEH : RISKA ROMAITO NASUTION



217040003



Makalah Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bionomika Ternak Program Studi Magister Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara



PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2021



Judul



: Pengaruh Musik (Suara) terhadap Produksi Ternak Ruminansia dan Unggas



Nama / NIM : Riska Romaito Nasution / 217040003 Program Studi : Ilmu Peternakan



Diketahui Oleh Dosen Penanggungjawab



Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “Pengaruh Musik (Suara) terhadap Produksi Ternak Ruminansia dan Unggas” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Bionomika Ternak, Program Studi Ilmu Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah Bionomika Ternak yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian makalah ini. Makalah



ini



dirasa



masih



belum



sempurna



untuk



itu



penulis



mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI ....................................................................................................... i I.



PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2 1.3 Tujuan .................................................................................................. 2



II.



PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 2.1 Pengaruh Lingkungan terhadap Ternak .............................................. 3 2.2 Dampak atau Efek Stress terhadap Ternak .......................................... 4 2.3 Pengaruh Mendengarkan Slow atau Fast Music ................................. 4 2.4 Peningkatan Konsumsi Pakan Ternak .................................................. 5 2.5 Peningkatan Produksi Susu Ternak Ruminansia .................................



6



2.6 Peningkatan Produksi Telur Ternak Unggas ........................................ 8 III. PENUTUP ................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10



I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak ruminansia dan unggas merupakan sumber protein asal hewani yang memiliki peranan besar dalam pemenuhan swasembada daging Nasional. Pemenuhan pangan protein hewani yang masih rendah disebabkan oleh berbagai faktor. Banyak hal yang perlu diperhatikan, diperbaharui dan dievaluasi kembali terkait semua sistem dari hulu ke hilir serta kebijakan seluruh stakeholders terkait. Keberhasilan dalam management seperti pemeliharaan, pemberian pakan, mutu genetik, kesehatan, lingkungan, animal walfare, dan rendahnya tingkat stress akan menghasilkan produksi, reproduksi, dan pertumbuhan ternak yang baik. Stress merupakan faktor penghambat pertumbuhan dan produksi ternak, bahkan bisa menyebabkan kematian pada ternak dengan kondisi stress tingkat akut. Pemicu terjadinya stress pada ternak disebabkan oleh berbagai hal seperti kelembaban, kepadatan, suhu, dan suara. Apabila ternak tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan maka ternak akan mudah mengalami stress, sehingga ternak rentan terkena penyakit sehingga produksi, reproduksi, dan pertumbuhan terganggu dan menurun. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa musik memiliki pengaruh yang nyata dalam penurunan tingkat stress dan meningkatkan produksi susu dan pertambahan bobot badan pada ternak. Musik memberikan suasana menenangkan dan membuat ternak nyaman. Jenis musik slow atau lembut mampu menciptakan kondisi lingkungan (suara) disekitaran perkandangan ternak menjadi baik, musik slow memberikan nuansa irama yang relax dan menjadi alternatif terapi penurunan stress pada ternak. Jenis musik fast atau rock memberikan irama yang keras dan kasar sehingga ternak merasa tidak nyaman, memberontak, dan stress. Jenis musik slow seperti mozart diduga dapat menurunkan tingkat stress pada ternak unggas dan broiler sehingga dapat menyebabkan peningkatan produksi susu sebesar 3% untuk ternak ruminansia, sedangkan jenis musik fast memberikan pengaruh penurunan produksi susu sebesar 2% untuk ternak ruminansia (Nold, 2003). Sehingga perlu dilakukan kajian dan review terkait pengaruh jenis musik terhadap pertumbuhan dan produksi ternak unggas dan ruminansia.



1.2



Rumusan Masalah Permasalahan yang perlu dikaji diantaranya adalah terkait apa dampak atau



efek stress terhadap ternak ruminansia dan unggas serta bagaimana pengaruh suara (musik) dalam meningkatkan produksi ternak ruminansia dan unggas. 1.3



Tujuan Tujuan yang diharapkan nantinya adalah untuk mengetahui bagaimana



pengaruh musik berperan dalam meningkatkan atau menurunkan produksi ternak ruminansia dan unggas dilihat dari tingkat stress yang mempengaruhi ternak.



II. PEMBAHASAN 2.1 Pengaruh Lingkungan terhadap Ternak Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ternak yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor dari dalam berpengaruh sebesar 30% dan luar 70% terhadap produksi ternak. Faktor lingkungan adalah faktor yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap tingkat produksi. Di antara sekian banyak komponen, faktor lingkungan adalah yang paling nyata pengaruhnya terhadap ternak. Faktor lingkungan dapat diklasifikasikan dalam dua komponen, yaitu abiotik (air, udara, tanah, sinar matahari, suhu, dan mineral) dan biotik (semua makhluk hidup di bumi, baik manusia, tumbuhan maupun hewan). Faktor lingkungan abiotik adalah faktor yang paling berperan sebagai menyebabkan stress fisiologis. Adanya stress pada ternak bisa dikarenakan adanya gangguan yang berada di sekitar ternak tersebut. Gangguan yang berasal dari luar mengganggu hormon, bisa disebabkan oleh adanya beberapa gangguan terhadap kenyamanan ternak yaitu; seperti gangguan dari hewan lain, pemerahan terlalu awal, rasa sakit sewaktu akan diperah, iritasi pada puting susu sapi, kepadatan kandang, cuaca panas dan dingin, kelembaban tinggi, suara bising, dan pengunjung yang datang ke kandang ternak. Hal tersebut akan dapat mengurangi jumlah produksi susu sapi, penurunan bobot badan ternak, gangguan hormonal, rentan terserang penyakit, dan meningkatnya tingkat stress pada ternak. Menurut Leanne (2001), menganalisa bahwa musik dapat mengurangi rasa stress pada ternak, sehingga musik yang menenangkan dapat meningkatkan produksi susu. Selain manusia, hewan pun dapat merasakan dampak dari diperdengarkan musik, karena dengan diperdengarkan musik pada ternak maka ternak akan merasa tenang dan nyaman. Kenyamanan yang diterima oleh sapi akan berdampak pada hormon yang akan mengeluarkan air susu yang lebih banyak. Hormon Oxyitocin yang lebih banyak keluar pada saat sapi merasa nyaman pada saat pemerahan berlangsung dan sapi akan mengeluarkan air susunya. Penelitian yang dilakukan di University of Leicester bahwa dengan memberikan atau mendengarkan musik pada sapi perah akan meningkatkan produksi susu sapi sebanyak 3% bila dibandingkan dengan sapi yang tidak diperdengarkan musik.



2.2 Dampak atau Efek Stress terhadap Ternak Stress pada ternak ruminansia dan unggas disebabkan karena adanya gangguan yang datang dari luar maupun dalam kandang yang disebabkan oleh manusia, hewan lain, dan lingkungan alamiah. Kondisi stress menyebab penurunan produksi, reproduksi dan kesehatan ternak. Penurunan kinerja hormon akibat stress adalah penyebab utama sehingga terjadi pula penurunan bobot badan dan jumlah susu yang dihasilkan oleh ternak sapi dan unggas. Sehingga perlu diketahui oleh peternak menengah ke atas terkait pentingnya memperhatikan kesejahteraan ternak sapi dan unggas dalam meminimalisir stress dilingkungan kandang dan ketika proses pengangkutan sapi menuju tempat transaksi dagang sapi dan ayam. Stress pada ternak akan menyebabkan penurunan konsumsi pakan, terganggunya kinerja dari mikroba rumen dalam proses fisiologis pada ternak ruminansia, terganggunya proses metabolisme pada ternak unggas, sehingga sistem kekebalan tubuh menurun, dan resiko terkena penyakit akan semakin tinggi, sehingga produksi susu pada ternak sapi perah juga akan menurun dan produksi telur pada ternak ayam juga menurun, diikuti dengan penurunan bobot badan ternak sapi dan unggas. Kepadatan kandang merupakan faktor besar dalam pemicu stress pada ternak sapi dan ayam. Ketika kepadatan kandang dan truk tidak diperhatikan akan menyebabkan stress tinggi pada ternak sehingga drastis terjadi penurunan bobot badan. Rendahnya pengetahuan serta kepedulian peternak terhadap kesejahteraan ternak menjadi penyebab utama dalam kegagalan mempertahankan produksi dan bobot badan ternak dilapangan. Perlunya peran penyuluh dan dinas peternakan setempat dalam memberikan arahan dan edukasi terkait pentingnya mengetahui semua hal yang berkaitan terkait proses pertumbuhan, produksi, dan reproduksi pada ternak ruminansia maupun unggas. Sehingga dapat mencapai peningkatan bobot badan ternak yang diinginkan dan mengurangi tingkat stress pada ternak yang dapat menurunkan pertambahan bobot badan. 2.3 Pengaruh Mendengarkan Slow atau Fast Musik Musik merupakan seni menyusun suara atau bunyi, dalam musik terdapat dua unsur penting yaitu nada dan irama. Nada merupakan suara dengan frekuensi getaran yang teratur. Unsur musik dari segala kebudayaan adalah irama.



Sedangkan irama (ritme) adalah bunyi yang konstan antara ketukan pertama dan seterusnya. Musik diartikan sebagai seni suara, berupa suara yang membentuk harmoni nada-nada sehingga terdengar indah. Musik dapat tercipta dari beberapa instrument atau alat sebagai pendukungnya (Becker, J. 2001). Selain itu musik juga dapat dihasilkan oleh suara manusia murni (Syukur, 2005). Salah satunya adalah murottal. Suara Murottal dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, dan tegang. Memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa murottal yang didengarkan terukur secara kualitatif dan kuantitatif dapat mendatangkan ketenangan dan menurunkan ketegangan urat sebesar 97% (Remolda, 2009). Musik klasik merupakan sitilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat atau berakar dari tradisi keseniaan Barat, musik kristiani, dan musik orkestra. Musik klasik yaitu musik yang memiliki irama yang teratur dan nadanada teratur. Musik klasik yang paling sering didengarkan adalah mozart, bach, bethoven, dan handel. Mozart memiliki keunggulan dalam kesederhanan dan kemurnian bunyi. Bach mampu membuat jalinan musik yang serba rumit, sedangkan bethoven menciptakan musik yang dapat membangkitkan gelombang emosi yang naik turun (Campbell, 2002).



Sapi mampu mendengarkan spektrum frekuensi dari 23 kHz sampai 35 kHz. Manusia hanya bisa merasakan hingga 20 kHz. Beberapa Penelitian telah membuktikan bahwa efek musik berpengaruh memberikan peningkatan terhadap jumlah produksi susu dan telur serta pertambahan bobot badan pada ternak hingga



3% pada jenis slow music (Kenison, L., 2016). Musik slow dapat menurunkan tingkat stress ternak (Ade, 2012). 2.4 Peningkatan Konsumsi Pakan Ternak Konsusi ransum (kg/ekor) dihitung dengan cara menimbang ransum yang diberikan setiap hari dikurangi ransum yang tersisa, pada hari berikutnya dijumlahkan selama percobaan kemudian dirata-ratakan. Hal ini sesuai bahwa karakter dari musik jazz cenderung berontak sekalipun dibawakan dengan lembut, sehingga kurang nyaman untuk didengar dan membuat sapi stress. Sejalan dengan pendapat Amalia (2015), bahwa ternak yang mengalami ketidaknyaman di lingkungannya berdampak pada penurunan konsumsi ransum yang disebabkan oleh tingginya hormon kortisolkreatinin. Sientje (2003) bahwa stress yang dipengaruhi oleh lingkungan akan berdapak pada penurunan nafsu makan sapi.



Konsumsi ransum M1 dan M3 nyata lebih besar jumlahnya dari M0. Hal ini diduga kedua jenis musik ini merupakan jenis musik yang lembut sehingga sapi merasa nyaman dan terjadi peningkatan konsumsi ransum karena rasio kortisolkreatinin lebih rendah. Sejalan dengan bahwa musik tradisional dan musik klasik merupakan musik yang memiliki harmon yang sederhana dan cenderung lembut sekalipun dibawakan dengan keras sehingga sapi merasa nyaman dan berdampak pada peningkatan nafsu makan sapi. Konsumsi ransum M1 dan M3 berbeda tidak nyata, menunjukkan bahwa memperdengarkan musik tradisional dan klasik pada sapi tidak begitu berpengaruh terhadap jumlah konsumsi ransum walaupun ada perbedaan namun perbedaannya hanya sedikit. Hal ini diduga kedua jenis musik ini sama-sama mempunyai irama yang lembut dan dapat membuat sapi menjadi tenang. Sesuai pendapat Sugeng (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum adalah genetik dan lingkungan.



Peningkatan konsumsi pakan pada ternak unggas ketika diberikan music klasik (Leeds, 2010). Konsumsi pakan yang meningkat disebabkan kondisi ternak yang merasa nyaman dan relax ketika didengarkan music slow seperti Mozart, Murottal Al-Qur’an, Tradisional dan music Klasik yang memiliki harmoni sederhana, lembut dan tenang. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan (Sugeng, 2001) Kondisi stress yang dipengaruhi lingkungan akan berdampak penurunan nafsu makan ternak (Sientje, 2003) 2.5 Peningkatan Produksi Susu Ternak Ruminansia Sapi adalah salah satu ternak ruminansia yang populasinya tersebar luas di seluruh dunia, terutama pada daerah yang produksi pertaniannya memungkinkan. Penyebaran ternak ini lebih merata dibandingkan domba dan kambing namun demikian ternak sapi jarang ditemukan pada lingkungan yang ekstrim tidak bersahabat. Sapi perah merupakan salah satu komoditi peternakan yang dapat mendukung pemenuhan



kebutuhan



akan



bahan



pangan



bergizi



tinggi.



Pemeliharaan sapi perah beberapa tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang pesat. Perkembangan ini senantiasa didorong oleh pemerintah agar swasembada susu tercapai secepatnya. Di antara sekian banyak komponen, faktor lingkungan adalah yang paling nyata pengaruhnya terhadap sapi perah, terutama pada masa laktasi (Sudono dan Sutardi, 1969). Menurut Leanne (2001), menganalisa bahwa musik dapat mengurangi rasa stress pada sapi perah, sehingga musik yang menenangkan dapat meningkatkan produksi susu. Selain manusia, hewan pun dapat merasakan dampak dari diperdengarkan musik, karena dengan diperdengarkan musik pada sapi maka sapi akan merasa tenang dan nyaman. Kenyamanan yang diterima oleh sapi ini akan berdampak pada hormon yang akan mengeluarkan air susu yang lebih banyak. Hormon Oxyitocin yang lebih banyak keluar pada saat sapi merasa nyaman pada saat pemerahan berlangsung dan sapi akan mengeluarkan air susunya. Penelitian yang dilakukan di University of Leicester bahwa dengan memberikan atau mendengarkan musik pada sapi perah akan meningkatkan produksi susu sapi sebanyak 3% bila dibandingkan dengan sapi yang tidak diperdengarkan musik.



Produksi susu (kg/ekor) produksi susu dihitung dengan cara menimbang susu menggunakan timbangan digital. Dari Tabel 3 dapat dilihat rataan produksi susu secara berurutan dari yang tertinggi sampai terendah dari perlakuan. M3 (7,66 kg/ekor/hari), M1 (7,18 kg/ekor/hari), M0 (6,41 liter/ekor/hari), dan M2 (4,97 kg/ekor/hari). Rata-rata produksi susu pada penelitian ini berkisar antara 4,97 kg-7,66 kg, produksi susu yang dihasilkan masih jauh dari standar produksi. Menurut Siregar (1995), menyatakan bahwa produksi susu yag ideal antara 15-30 liter/ekor/hari. Kondisi ini mungkin dipengarui oleh lingkungan kurang nyaman yang membuat sapi merasa stress. Hal ini diduga musik jazz memiliki harmoni yang rumit, memiliki tonalitas yang luas dan sering terjadi modulasi sehingga sapi yang diperdengarkan jenis musik ini akan merasa tidak nyaman, dan mempengaruhi pelepasan hormon yang berakibat pada produksi susu sedikit. Sesuai pendapat Blakely and Blade (2008), bahwa kondisi lingkungan yang tidak nyaman akan mempengaruhi pelepasan hormon adrenalin dan kelenjar pituitary melalui stimulasi terhadap hypothalamus. Hormon adrenalin menyebar kedalam aliran darah terutama ke ambing, otot ambing tegang sehingga produksi susu sedikit. Produksi susu M1 dan M3 nyata lebih besar jumlahnya dari M0, hal ini diduga musik yang diperdengarkan pada sapi M1 dan M3 memberikan rasa nyaman pada sapi sehingga mempengaruhi pelepasan hormon oxytocin yang lebih banyak dibandingkan dengan sapi yang tidak diperdengarkan musik (M0). Sejalan dengan pendapat Blakely and Blade (2008), bahwa kondisi lingkungan yang nyaman akan mempengaruhi pelepasan hormon oxytocin dari kelenjar pituitary melalui stimulasi terhadap hypotalamus. Hormon oxytocin akan menyebar ke



dalam aliran darah terutama ke ambing, sehingga otot ambing tegang dan produksi susu lebih banyak. M1 berbeda tidak nyata dengan M3, menunjukkan bahwa mendengarkan musik tradisional dan klasik pada sapi tidak begitu berpengaruh teradap jumlah produksi susu walaupun ada perbedaan namun perbedaannya hanya sedikit. Hal ini diduga kedua jenis musik ini sama-sama mempunyai irama yang lembut dan dapat membuat sapi menjadi tenang. 2.6 Peningkatan Produksi Telur Ternak Unggas Ayam broiler merupakan ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al, 2005). Ayam ras penghasil daging merupakan ayam yang memiliki kecepatan tumbuh pesat dalam kurun waktu yang singkat (Yuwanta, 2004). Menurut Rasyaf (1999), broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan sangat pesat pada umur 1-5 minggu.



Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa suara murottal yang didengarkan kepada ayam broiler di kandang pada saat pemeliharaan memberikan pengaruh sangat baik terhadap pertambahan bobot badan dibandingkan pemberian musik klasik dan dangdut. Hal ini disebabkan suara murottal terdengar indah sehingga secara alami menghasilkan nada-nada yang serasi dan teratur (Susi, 2016). Pemberian musik klasik juga memberikan pengaruh yang baik terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler dikarenakan musik klasik memiliki irama melow dan melankolis, sehingga musik klasik seperti mozart memberikan nuansa lembut dan datar sehingga menimbulkan ketenangan dan menyebabkan ayam aktif bergerak sehingga nafsu makan meningkat diikuti dengan pertambahan bobot badan pada ayam broiler.



Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa berbagai jenis musik dapat mempengaruhi produksi telur baik dari segi kualitas dan kuantitas (jumlah telur dan kualitas telur) (Morell, 2013). Pemberian music klasik dapat membuat ternak unggas nyaman dan tingkat stress menurun (Davilla et all., 2011). Hasil Penelitian menyatakan pemberian music klasik dapat meningkatkan bobot badan ternak unggas, meingkatkan produksi telur (fertilitas dan heatchablity), bahkan pengaruh hingga warna dan ukuran telur.



III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian musik di kandang ternak ruminansia dan unggas ketika masa pemeliharaan memberikan pengaruh sangat baik dalam peningkatan bobot badan ternak, peningkatan produksi susu pada sapi perah, peningkatan produksi telur pada ayam petelur, dan menurunkan tingkat stress pada ternak ruminansia dan unggas ketika diberikan musik jenis klasik seperti mozart dan murottal.



DAFTAR PUSTAKA



Becker, J. 2001. Antropological Perspectives on Music and Emotion. In. P. N. Juslin & J.A. Sloboda (Eds). Music and Emotion: Theory and Research. NY: Oxford University Press. Champbell, Don. 2002. Efek Mozart. Jakarta: PT Gramedia. (hal. 30). Dávila SG, Campo JL, Gil MG, et al. Effects of auditory and physical enrichment on 3 measurements of fear and stress (tonic immobility duration, heterophil to lymphocyte ratio, and fluctuating asymmetry) in several breeds of layer chicks. Poult Sci. 2011; 9 0(11) : 2459-2466. Rasyaf, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan Keempat Belas. Penebar Swadaya. Jakarta. Remolda, P. 2009. Pengaruh Al-Qur’an pada Manusia dalam Perspektif Fisiologi dan Psikologi. Siregar, A. P. dan M. Sabrani. 1995. Teknik Modern Beternak Ayam. Jakarta: PT. Yasaguna. Suprijatna, E., Umiyati A. Dan Ruhyat K. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya. Syukur, Abdul. 2005. Ensiklopedi Umum untuk Pelajar. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.