Bismillah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan praktikum dan penulisan laporan praktikum ini bisa lancar dan selesai tepat waktu.Dengan tujuan untuk memenuhi syarat praktikum Pemetaan dan Uitset Konstruksi Bangunan Sipil di Teknik Sipil Universitas Jember. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini, tidak akan sempurna tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua yang selalu mendukung kami dalam penyusunan laporan ini. 2. Sri Sukmawati,.ST.,MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Pemetaan dan Uitset Konstruksi Bangunan Sipil. 3. Gillang Krisna Wijaya selaku asisten laboratorium kelompok 1 praktikum Pemetaan dan Uitset Konstruksi Bangunan Sipil. 4. Teman-teman kelompok 1 atas kerjasamanya dalam melaksanakan praktikum dan menyusun laporan ini. 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telahmemberikan bantuan dalam melaksanakan praktikum dan menyusun laporan praktikum Pemetaan dan Uitset Konstruksi Bangunan Sipil ini. Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan inimasih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, semua saran dan kritik sangat kami harapkan, demi penyempurnaan dalam membuat laporan-laporan lain. Kami berharap ilmu yang kami dapatkan dalam praktikum ini dapat bermanfaat bagi diri kami sendiri dan juga untukorang lain. Jember, 25 Juni 2018 Penulis



KELOMPOK 6



1



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................1 DAFTAR ISI..............................................................................................................2 BAB 1........................................................................................................................4 PENDAHULUAN......................................................................................................4 1.1 Latar Belakang..................................................................................................4 1.2 Tujuan dan Manfaat..........................................................................................5 1.3 Batasan Kegiatan..............................................................................................5 BAB II........................................................................................................................6 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................6 2.1 Pengukuran Jarak Horizontal............................................................................6 2.1.1Pengenalan Alat..........................................................................................6 2.1.2 Cara Pengukuran......................................................................................11 2.1.3 Cara Perhitungan.....................................................................................13 2.2 Pengukuran Jarak Vertikal..............................................................................13 2.2.1 Pengenalan Alat.......................................................................................13 2.2.2 Cara Pengukuran......................................................................................18 2.2.3 Cara Perhitungan.....................................................................................21 2.2.4 Cara Penggambaran.................................................................................21 BAB III.....................................................................................................................22 PELAKSANAAN PRAKTIKUM............................................................................22 3.1 Pengukuran Jarak Horizontal..........................................................................22 3.1.1 Alat Yang Digunakan...............................................................................22 3.1.2 Cara Pengukuran......................................................................................22 3.1.3 Cara Perhitungan.....................................................................................23 KELOMPOK 6



2



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 3.1.4 Cara Penggambaran.................................................................................26 3.2 Pengukuran Jarak Vertikal..............................................................................26 3.2.1Alat Yang Digunakan................................................................................26 3.2.2 Cara Pengukuran......................................................................................27 3.2.4 Cara Penggambaran.................................................................................30 BAB IV....................................................................................................................33 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................33 4.1 Kesimpulan.....................................................................................................33



KELOMPOK 6



3



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemetaan merupakan suatu proses untuk menghasilkan peta, melalui



beberapa



tahapan



kerja.



Tahapan



pemetaan



yaitu



pengumpulan data, pengolahan data, dan presentasi.Pemetaan dan ilmu ukur tanah saling berkaitan. Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajaricara-cara melakukan pengukuran, baik dalam arah horizontal maupun arah vertikal untuk menentukan posisi relatif titiktitik atau objek pada permukaan bumi dan memindahkannya ke bidang datar (Bidang Proyeksi) dengan aturan dan skala tertentu. Survei dan pemetaan mempunyai peranan yang penting di dalam pekerjaan ketekniksipilan seperti pada pekerjaan proyek irigasi dan bangunan air, konstruksi jalan dan jembatan, terowongan, saluran drainase



perkotaan,



pengembangan



wilayah



kota,



konstruksi



pelabuhan kapal laut dan udara, dll. Pekerjaan survei dan pemetaan mendahului



dan



mendampingi



perencanaan



dan



pelaksanaan



konstruksi bangunan teknik sipil untuk menghasilkan data hasil pengukuran



agar



konstruksi



yang



dibangun



dapat



dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.



1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat dari praktikum Pemetaan dan Uitset Konstruksi Bangunan Sipil ini adalah :



KELOMPOK 6



4



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



1. Mahasiswa mengerti cara mengukur beda tinggi, jarak, dan pola drainase suatu kawasan. 2. Mahasiswa dapat menguasai dan memahami koordinat suatu bangunan. 3. Mahasiswa dapat memahami cara memetakan suatu daerah atau bangunan. 4. Mahasiswa dapat mengetahui dan menguasai cara penggunaan alat Total Station Nikon DTM 322 dan Waterpass.



1.3 Batasan Kegiatan Penulisan laporan praktikum ini kami membatasi kegiatan yaitu : 1. Pengenalan Alat Total Station (TS) 2. Pengukuran Topografi 3. Pengenalan Alat Waterpass (WP) 4. Pengukuran Jarak Dan Cross Section



KELOMPOK 6



5



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Jarak Horizontal Pengukuran jarak horizontal adalah pengukuran untuk mendapatkan hubungan antara titik-titik di atas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya untuk mendapatkan hubungan baik yang mendatar maupun hubungan-hubungan tegak, diperlukan sudut yang mendatar dan untuk hubungan diperlukan sudut yang tegak (Wongsotjtro,1985). Untuk pengukuran jarak horizontal digunakan profil memanjang.



2.1.1Pengenalan Alat 1. Total Station Nikon DTM 322 Total Station (TS) adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan. Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah secara computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.



KELOMPOK 6



6



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Gambar 2.1 Total Station Kelengkapan unit :       



Nikon DTM 322 series Tutup lensa Toolkit Kotak plastik tempat alat Plastik hujan untuk alat USB Cable Data Transfer Battery AAx4 + Charger



1 buah 1 buah 1 set 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah



Nikon DTM 322 series memiliki bobot berat 5 Kg termasuk baterai.Type inihanya menggunakan baterai tipe AA sebanyak 4 buah.Adapun lama pemakaian baterai tergantung dari kapasitas ampere baterai yang dipakai, serta ada yang rechargeable atau tidak. Walaupun berbeda tipenya dengan yang lain, tetapi Nikon Total Station mempunyai kesamaan fungsi dan perintah, dan penggunaannya sangat mudah serta user friendly.



Gambar 2.2 Bagian-bagian Alat Total Station



KELOMPOK 6



7



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Tombol Navigasi Total Station



1. Prism Pole (Prisma Target) KELOMPOK 6



8



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Prism Pole (Prisma Terget) adalah alat yang menjadi taget bidikan oleh total station untuk memastikan keberadaan dan kebenaran posisi titik target yang dimaskud.



Gambar 2.3 Prism Pole 2. Tripot Tripot merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti Sipat datar. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Tripot saat didirikan harus rata karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran.



Gambar 2.4 Tripot



a. Bagian-bagianTripod dan Fungsinya - Bidang Level :Tempat untuk menyimpan alat ukur - SekrupPengunci : Sekrup untuk mengunci alatagar alat tidak jatuh KELOMPOK 6



9



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



-



Tali pembawa :Untuk membawa alat kemana saja Sekrup Penyetel :Untuk mengatur ketinggian alat Kaki Statif : Untuk menancapkan alat pada Tanah 3. Jaloon Jaloon adalah salah satu alat penyangga selain statif, yakni alat berdiri untuk prisma agar sasaran ke prisma oleh total station tepat.



Gambar 2.5 Tripot 4. Meteran Meteran digunakan sebagai alat untuk pengukur tinggi dari alat.



Gambar 2.6 Meteran



5. Paku Paku digunakan sebagai patok penanda tempat berdirinya alat.



Gambar 2.7 Paku



6. Payung Payung digunakan untuk melindungi waterpas dari sinar matahari langsung maupun hujan karena lensa teropong pada waterpas sangat peka terhadap sinar matahari. KELOMPOK 6



10



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Gambar 2.8 Payung 2.1.2 Cara Pengukuran 1. Fungsi Tombol a. Bidik target pertama (1st target) b. Di halaman pertama dari layar moder MEAS, tekan [OSET]. [OSET] akan menyala, sehingga tekan [OSET] sekali lagi. Sudut horizontal di target pertama akan menjadi 0° c. Bidik terget kedua (2nd target) d. Tampil horizontal angle (HAR) antara kedua titik tersebut 2. Pengukuran jarak a. Sentering alat di titik PT1 dan target di titik P117 b. Hidupkan alat dengan menekan tombol power c. Bidik target d. Di halaman pertama mode [MEAS] tekan [DIST] untuk memulai pengukuran jarak. e. Ketika pengukuran mulai informasi EDM (mode jarak, posisi prisma) akan muncul dengan cahaya flash f. Ketika terdengar suara beep maka data pengukuran jarak (S), sudut vertikal (ZA), dan sudut horizontal (HAR) akan tampil g. Tekan [STOP] untuk menyelesaikan pengukuran jarak 3. Langkah Kerja a. Sentring, leveling, dan dirikan alat di titik STN1. Gunakan nivo bulat, nivo tabung, kemudian nivo digital. b. Membuat job baru  MENU – JOB – JOB SELECTION  Pilih MSR1 – Masukan nama JOB (Maksimal 8 karakter) c. Mencari AZIMUTH (arah utara) dengan menggunakan kompas  Pasang kompas di alat  Putar alat hingga ke arah utara KELOMPOK 6



11



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



 



Bacaan sudut atur hingga 0 (tekan ANG-set 0) Lalu putar kembali backsight, tembak titiknya, baca



dan catat d. Masukkan koordinat tempat berdiri alat  Tekan STN1 – KNOWN-masukkan no titik, tinggi alat, kode titik e. Masukkan backsight (BS)  Pilih backsight – pilih angle atau tekan no 2 – masukkan no BS, tinggi alat dan kode titik – masukkan nilai AZIMUTH yang telah di dapat pada pembidikan AZIMUTH – klik enter f. Membidik titik sebagai FORESIGHT (FS)  Setelah memasukan BS, langkah selanjutnya memulai melakukan pembidikan pada titik FS yang telah ditentukan.



2.1.3 Cara Perhitungan Proses perhitungan dilakukan dengan form excel yang diberikan. 2.2 Pengukuran Jarak Vertikal Pengukuran jarak vertical atau beda tinggi bertujuan untuk menetukan beda tinggi antara titik-titik dimuka bumi serta menentukan ketinggian terhadap suatu bidang referensi. Perdefinisi bidang referensi atau bidang datum adalah suatu bidang nivo tertentu dimana ketinggian titik-titik mulai dihitung.Sementara itu ketinggian didefinisikan sebagai jarak tegak dibawah atau diatas bidang referensi.Beda tinggi antar dua titik adalah jarak tegak antara dua bidang nivo yang melalui kedua titik tersebut. Maksud pengukuran tinggi adalah menentukan beda tinggi antara dua titik. Bila beda tinggi H diketahui antara dua titik A dan B sedangkan titik A = Ha dan titik B terletak lebih tinggi dari pada titik A, maka tinggi titik B, Hb= Ha+ h. Beda tinggi antara titik A dan B merupakan jarak dua bidang nivo yang melalui titikA dan B. Umumnya bidang nivo adalah bidang yang lengkung, tetapi bila jarak antara titik A dan B kecil, maka kedua bidang nivo yang mealui titik-titik A dan B dapat dianggap sebagai bidang yang mendatar. KELOMPOK 6



12



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Beda tinggi antara dua titik dapat ditentukan dengan tiga cara : a. Dengan cara barometris b. Dengan cara trigonometris c. Dengan cara pengukuran penyipat data. Ketiga cara ini disusun sedemikian hingga ketelitian dari atas ke bawah akan menjadi besar. 2.2.1 Pengenalan Alat 1.



Waterpass Waterpass, atau penyipat datar adalah alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke ramburambu ukur yang berdiri vertikal. Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut Waterpassing atau Levelling.



2.9 Waterpass Kelengkapan Unit : 1. Nikon Waterpass 1 buah 2. Tutup lensa 1 buah 3. Toolkit 1 set 4. Kotak plastik tempat alat 1 buah 5. Plastik hujan untuk alat 1 buah Secara luas pekerjaan-pekerjaan di bidang teknik sipil sangat memerlukan pekerjaan waterpassing ini, antara lain untuk menentukan profil memanjang (long section) dan profil melintang (cross section) suatu trace proyek, menentukan kontur dan volume galian dan timbunan (cut and fill) tanah, dan lain sebagainya.



KELOMPOK 6



13



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



2.10 Bagian Bagian Alat Waterpass Alat ukur waterpass secara umum memiliki bagianbagian sebagai berikut :



 Bagian Atas a. Lensa Obsyektif, untuk membidik dan memperjelas rambu ukur b. Tombol Fokus, untuk memfokuskan target c. Visir, untuk mencari dan membidik obyek secara pendekatan d. Lensa Okuler, untuk tempat mata membidik dan memperjelas benang silang e. Pengaturan benang silang,



untuk



mengatur



diagfragma benang silang  Bagian Tengah a. Nivo Kotak, sebagian indikator pendataran garis arah nivo b. Penggerakan Halus Horizontal, untuk mendapatkan benang silang terhadap bacaan rambu c. Lingkaran Horizontal, dapat difungsikan sebagai bacaan sudut horizontal  Bagian Bawah a. Sekrup Pendatar, untuk memasukan gelembung nivo kotak ke tengah lingkaran b. Pelat Dasar, untuk memasang waterpass di atas tripod. 2. Triport KELOMPOK 6



14



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Triport (kaki tiga) merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti Sipat datar. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Triport saat didirikan harus rata karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran.



Gambar 2.11 Tripot



3. Unting – Unting Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada seutas tali. Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan tanah atau sebaliknya.



Gambar 2.12 Unting Unting



4. RambuUkur



KELOMPOK 6



15



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang yang berukuran ± 3–4 cm, lebar ± 10 cm, panjang ± 300 cm, bahkan ada yang panjangnya mencapai 500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi sepatu besi. Bidang lebar dari bak ukur dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi tanda pada bagian-bagiannya dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah dengan dasar putih, maksudnya bila dilihat dari jauh tidak menjadi silau.Bak ukur ini berfungsi untuk pembacaan pengukuran tinggi tiap patok utama secara detail.



Gambar 2.13 Rambu Ukur



5. Payung Payung digunakan untuk melindungi waterpas dari sinar matahari langsung maupun hujan karena lensa teropong pada waterpas sangat peka terhadap sinar matahari.



Gambar2.14 Payung



6. Nivo Di dalam nivo terdapat sumbu tabung berupa garis khayal memanjang menyinggung permukaan atas tepat ditengah.Selain itu, dalam tabung nivo terdapat gelembung yang berfungsi sebagai medium penunjuk bila nivo sudah tepat berada ditengah.



KELOMPOK 6



16



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Gambar 2.15 Nivo



7. RolMeter Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-50 m dan dilengkapi tangkai untuk mengukur jarak antara patok yang satu dengan patok yang lain.



Gambar 2.16 Rol Meter 8. Meteran Meteran digunakan sebagai alat untuk pengukur tinggi dari alat.



Gambar 2.17 Meteran 2.2.2 Cara Pengukuran Tahapan untuk pengukuran menggunakan Waterpass dilakukan dengan dua metode, yakni : 1. Pengukuran Metode I Pada metode ini Waterpass ditempatkan di salah satu titik. Berikut merupakan tahapan-tahapannya: a. Meletakkan Waterpass diatas triport yang sudah diberdirikan. b. Memasang unting-unting di bagian bawah kepala tripot hingga tepat diatas paku yang telah ditancapkan.



KELOMPOK 6



17



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



c. Memastikan waterpass dalam keadaan datar. Jika masih belum datar bisa dilakukan pengaturan pada gelembung nivo (gelembung nivo berada ditengah mengartikan waterpass dalam keadaan datar) atau dengan cara mengatur sekrup pendatar. d. Mengukur tinggi alat waterpass menggunakan rollmeter, mulai dari permukaan tanh patok titik B hingga benang tengah teropong, dan mencatatnya e.



tinggi patok B (TPB) di selembaran. Mendirikan rambu ukur secara vertikal di atas titik B yang dipegang dengan tangan dan mengukur tinggi patok titik B menggunakan meteran kecil dan



mencatatnya dalam selembaran. f. Mengarahkan waterpass terhadap



rambu



ukur,



fokuskan bayangan pada benang silang pada diafragma teropong :  Perhatikan Benang Tengah (BT), Benang Atas (BA), Benang Bawah (BB) secara teliti dan benar kemudian mencatatnya dalam selembaran. Tidak lupa memastikan gelembung nivo agar tetap 



berada ditengah tengah. Mengontrol benar tidaknya hasil bacaan diatas dengan cara [(BA)+(BB)/2]. Dari sini, hasil yang







diperoleh harus sama dengan bacaan sebelumnya. Toleransi hasil hitungan kontrol adalah ±0,002



mm. g. Jika hasil bacaan melebihi dari toleransi diatas, maka pengukuran harus diulang sampai toleransi terpenuhi.



Gambar 2.18 Waterpass Metode I



KELOMPOK 6



18



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Beda tinggi dihitung dengan rumus :ΔH = Ta – Bt Ket : ΔH = beda tinggi Ta = tinggi alat Bt = benang tengah 2. Pengukuran Metode 2 (Waterpass ditempatkan di dua titik) Pada metode ini Waterpass ditempatkan di salah satu titik. Berikut merupakan tahapan-tahapannya: a. Meletakkan Waterpass diatas triport yang sudah diberdirikan. b. Memasang unting-unting di bagian bawah kepala tripot hingga tepat diatas paku yang telah ditancapkan. c. Memastikan waterpass dalam keadaan datar. Jika masih belum datar bisa dilakukan pengaturan pada gelembung nivo (gelembung nivo berada ditengah mengartikan waterpass dalam keadaan datar) atau dengan cara mengatur sekrup pendatar. d. Mengukur jarak dari alat ketitik A dan titik B menggunakan rollmeter. e. Mendirikan rambu diatas patok titik A secara tegang (dipagang dengan tangan). f. Mengarahkan waterpass terhadap rambu ukur A, fokuskan



bayangan



rambu



dan



benang



silang



diafragma :  Memperhatikan dengan teliti dan benar Benang Tengah (BTA), Benang Atas (BAA) dan Benang Bawah (BBA). Kemudian mencatata hasil bacaan di selembaran. Tidaklupa untuk selalu memastikan 



gelembung nivo berada ditengah-tengah. Melakukan pengecekan pembacaan dengan cara [(BAA)+(BBA)/2], hasilnya sama dengan BTA atau masuk toleransi ±0,002 mm, jika tidak terpenuhi maka pengukuran harus dilakukan ulang sampai



memenuhi toleransi. g. Memindahkan rambu ke titik B dan praktikan mengulangi tahapan F.



KELOMPOK 6



19



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



Gambar 2.19 Waterpass Metode II 2.2.3 Cara Perhitungan 1. Metode I 



Beda tinggi titik A dan B : ΔHAB = (TAA) – (btB +







Jarak titik A dan B



TPB) : dAB = (ba – bb) x 100



Beda tinggi dihitung dengan rumus :ΔH = Ta – Bt Keterangan : ΔH = Beda tinggi Ta = Tinggi alat Bt = Benang tengah 2. Metode II



 



Beda tinggi titik A dan B Jarak titik A dan B



: ΔHAB = (btA) – (btB) : dAB = [ (baA –



bbA)x100 + (baB – bbB)x100 Beda tinggi dihitung dengan rumus :ΔH = Bta – Btb Keterangan :ΔH = Beda tinggi BTA = Bacaan benang tengah rambu belakang BTB = Bacaan benang tengah rambu muka



2.2.4 Cara Penggambaran Proses penggambaran dilakukan dengan software auto cad yang datanya diambil dari pengukuran lapangan.



KELOMPOK 6



20



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1 Pengukuran Jarak Horizontal Pengukuran jarak horizontal adalah pengukuran untk mendapatkan suau garis hubung antara titik-titik diatas permukaan bumi terhadap satu sama lainnya untuk mendapatkan hubungan baik yang mendatar maupun hubungan-hubungan tegak, diperlukan sudut yang mendatar dan untuk hubungan diperlukan sudut yang tegak (Wongsotjtro, 1985). Untuk pengukuran jarak horizontal digunakan profil memanjang.Profil memanjang digunakan untuk melakukan pengukuran yang jaraknya jauh, sehingga dikerjakan secara bertahap beberapa kali.Karena panjangnya sangat besar, skala vertikal yang digunakan dibuat berbeda dengan skala horizontalnya. 3.1.1 Alat Yang Digunakan 1. Nikon DTM 322 series Kelengkapan alat : a. Tutup lensa b. Toolkit c. Kotak plastik tempat alat d. Plastik hujan untuk alat e. Usb cable data transfer f. Battery aax4 + charger 2. Triport 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Unting – Unting Payung Nivo RolMeter Meteran Prisma



3.1.2 Cara Pengukuran a. Sentring, leveling, dan dirikan alat di titik STN1. Gunakan b. c. d. e.



nivo bulat, nivo tabung, kemudian nivo digital. Membuat job baru MENU – JOB – JOB SELECTION Pilih MSR1 – Masukan nama JOB (Maksimal 8 karakter) Mencari AZIMUTH (arah utara) dengan menggunakan



kompas f. Pasang kompas di alat g. Putar alat hingga ke arah utara KELOMPOK 6



21



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



h. i. j. k.



Bacaan sudut atur hingga 0 (tekan ANG-set 0) Lalu putar kembali backsight, tembak titiknya, baca dan catat Masukkan koordinat tempat berdiri alat Tekan STN1 – KNOWN-masukkan no titik, tinggi alat, kode



titik l. Masukkan backsight (BS) Pilih backsight – pilih angle atau tekan no 2 – masukkan no BS, tinggi alat dan kode titik – masukkan nilai AZIMUTH yang telah di dapat pada pembidikan AZIMUTH – klik enter m. Membidik titik sebagai FORESIGHT (FS) n. Setelah memasukan BS, langkah selanjutnya memulai melakukan pembidikan pada titik FS yang telah ditentukan.



3.1.3 Cara Perhitungan TITIK



ST 1



ST 12



CD



PT



HA



VA



SDX



TINGGI



U1 B2 B3 B4 B5 B6 A7 A8 A9 A10 BM11



0° 0' 0" 28° 12' 39" 39° 19' 26" 53° 2' 41" 45° 27' 11" 61° 20' 36" 308° 23' 28" 290° 3' 38" 284° 7' 56" 282° 8' 44" 255° 14' 8"



90° 20' 7" 87° 28' 20" 89° 34' 50" 90° 1' 25" 89° 25' 19" 89° 30' 42" 88° 9' 55" 88° 34' 25" 89° 0' 55" 89° 6' 43" 89° 30' 44"



14° 27' 36" 25° 5' 28" 19° 0' 32" 23° 23' 60" 27° 43' 37" 41° 32' 24" 17° 51' 0" 35° 50' 28" 34° 28' 8" 42° 33' 18" 30° 49' 37"



1.3 1.9 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.51



BM1 A12 J13 J14 J15 J16 J17 JL17 JL18 J19 J20 J21



0° 0' 0" 256° 15' 2" 346° 30' 48" 358° 30' 19" 0° 5' 1" 8° 7' 54" 23° 8' 29" 43° 28' 25" 191° 25' 59" 199° 9' 20" 202° 25' 19" 203° 35' 39"



90° 4' 19" 88° 24' 11" 89° 35' 35" 90° 18' 16" 92° 1' 59" 91° 35' 44" 91° 5' 33" 91° 9' 10" 90° 4' 59" 90° 28' 12" 90° 23' 29" 89° 31' 15"



30° 50' 13" 23° 36' 32" 17° 17' 24" 14° 46' 59" 14° 32' 17" 13° 48' 14" 14° 16' 34" 15° 29' 20" 30° 12' 4" 30° 51' 50" 30° 55' 34" 30° 57' 14"



1.48 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3



KELOMPOK 6



22



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER J22 214° 15' 44" 89° 22' 23" 32° 7' 34" J23 202° 3' 12" 89° 27' 43" 38° 31' 16" J24 201° 6' 36" 90° 8' 26" 38° 21' 25" J25 196° 12' 41" 89° 30' 13" 38° 26' 42" JL26 192° 18' 3" 89° 33' 57" 38° 47' 38" JL27 185° 11' 38" 90° 4' 29" 39° 45' 47" JL28 234° 24' 17" 89° 7' 53" 37° 14' 2" BM29 224° 23' 0" 89° 9' 44" 68° 19' 19" ST 30



BM11 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 G39 G40 M41 M42 K43 K44 K45 K46 JL47 JL48 JL49 JL50 J51 J52 J53 J54 J55 J56 J57 J58 J59 A60 A61 POS62 POS63



0° 0' 0" 12° 15' 17" 290° 20' 7" 190° 32' 31" 138° 1' 53" 169° 0' 46" 168° 6' 0" 123° 19' 26" 121° 3' 40" 171° 12' 45" 192° 34' 53" 197° 12' 17" 210° 26' 32" 220° 6' 21" 246° 26' 9" 246° 33' 47" 278° 20' 7" 275° 17' 38" 27° 24' 3" 100° 18' 46" 97° 14' 24" 103° 3' 40" 106° 31' 25" 103° 34' 14" 105° 24' 40" 105° 29' 5" 112° 3' 6" 112° 24' 56" 110° 7' 24" 9° 6' 3" 19° 23' 44" 317° 18' 40" 308° 30' 12" 287° 33' 56" 282° 31' 15"



90° 21' 8" 91° 9' 10" 90° 10' 53" 90° 6' 55" 90° 21' 49" 90° 3' 41" 90° 0' 57" 89° 19' 26" 89° 15' 13" 90° 4' 27" 89° 34' 21" 89° 32' 43" 89° 24' 57" 89° 30' 43" 89° 30' 11" 89° 33' 1" 89° 35' 24" 89° 19' 32" 91° 2' 34" 89° 24' 40" 89° 24' 51" 89° 24' 51" 89° 23' 25" 89° 34' 27" 89° 27' 11" 89° 15' 53" 89° 30' 46" 89° 15' 39" 89° 34' 18" 90° 0' 12" 89° 22' 15" 90° 18' 13" 90° 12' 39" 89° 33' 18" 89° 34' 27"



68° 19' 55" 19° 40' 8" 25° 41' 56" 34° 41' 38" 31° 56' 13" 35° 32' 17" 38° 27' 36" 43° 18' 7" 40° 42' 25" 36° 0' 0" 44° 25' 23" 44° 55' 41" 36° 57' 50" 49° 45' 11" 44° 26' 53" 32° 20' 42" 38° 4' 37" 41° 14' 42" 50° 2' 31" 44° 15' 40" 49° 2' 46" 52° 34' 34" 48° 35' 35" 41° 17' 56" 39° 42' 36" 38° 53' 6" 44° 32' 24" 44° 0' 36" 45° 55' 55" 38° 49' 48" 32° 8' 24" 33° 18' 11" 48° 57' 54" 25° 39' 4" 24° 0' 4" KELOMPOK 6



1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.8 1.51 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.65 1.7 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 2.15 2.15 2.15 2.15 2.15 2.15 2.15 2.15 2.15 1.85 2.1 1.3 1.3 1.3 1.3 23



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER POS64 278° 23' 7" 90° 3' 2" 27° 3' 22" PD64 270° 33' 20" 90° 9' 48" 20° 33' 0" PD65 267° 2' 41" 90° 5' 5" 24° 49' 26" PD66 226° 31' 48" 89° 32' 27" 25° 36' 0" PD67 223° 4' 29" 89° 33' 5" 21° 57' 7" PD68 220° 35' 29" 89° 28' 27" 26° 32' 20" PD69 216° 28' 29" 89° 30' 10" 23° 19' 59" PD70 192° 26' 0" 89° 34' 20" 35° 42' 47" PD71 197° 19' 29" 89° 30' 41" 38° 2' 46" BM72 232° 17' 3" 89° 21' 38" 62° 41' 42"



1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.46



ST 73



BM29 M73 M74 L75 L76 L77 L78 K79 BM80



0° 0' 0" 37° 30' 14" 66° 3' 10" 185° 12' 52" 112° 11' 39" 167° 4' 20" 196° 27' 12" 309° 30' 38" 309° 14' 5"



90° 15' 46" 91° 2' 9" 90° 19' 50" 93° 22' 51" 90° 5' 39" 89° 21' 15" 89° 24' 45" 90° 11' 9" 90° 15' 42"



62° 41' 38" 17° 34' 26" 25° 51' 36" 3° 25' 52" 19° 51' 50" 39° 32' 31" 35° 13' 5" 38° 34' 1" 93° 24' 11"



1.46 1.46 1.46 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.47



ST 81



BM72 K81 K82 A83 A84 A85 B86 B87 B88 B89 B90 B91 B92 GD93 GD94 BM95



0° 0' 0" 358° 7' 28" 352° 24' 4" 349° 15' 57" 278° 23' 6" 218° 22' 52" 199° 31' 54" 157° 10' 53" 155° 32' 45" 149° 19' 33" 150° 9' 20" 155° 30' 13" 155° 26' 2" 93° 25' 53" 30° 21' 0" 217° 3' 12"



89° 19' 51" 89° 19' 13" 88° 35' 40" 89° 35' 35" 89° 33' 50" 89° 33' 48" 90° 21' 53" 90° 25' 54" 90° 19' 16" 90° 19' 16" 90° 18' 39" 90° 18' 39" 90° 15' 3" 90° 32' 45" 89° 8' 37" 90° 25' 29"



93° 24' 43" 49° 51' 32" 48° 12' 43" 7° 20' 20" 12° 35' 53" 11° 34' 26" 21° 28' 41" 15° 12' 43" 31° 36' 47" 31° 45' 32" 36° 37' 8" 36° 29' 2" 56° 2' 20" 11° 58' 8" 13° 4' 59" 46° 14' 53"



1.46 1.3 1.8 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.47



3.1.4 Cara Penggambaran Cara penggambaran dilakukan dengan langkah-langkah berikut : 1. Mengolah data raw pada form excel yang di berikana oleh teknisi laboratorium. KELOMPOK 6



24



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



2. Setelah mengolah, copy data point (kolom z) ke aplikasi AutoCAD. 3. Lakukan langkah yang sama (langkah 2) untuk data text (kolom Y) dan data line (kolom AA). 3.2 Pengukuran Jarak Vertikal 3.2.1Alat Yang Digunakan Peralatan yang digunakan pada saat praktikum dengan Waterpass adalah sebagai berikut : 1. Nikon Waterpass 2. Tutup lensa 3. Toolkit 4. Kotak plastik tempat alat 5. Payung 6. Triport 7. Rambu ukur 8. Triport 9. Unting – Unting 10. RambuUkur 11. Payung 12. Nivo 13. Rol Meter 14. Meteran 3.2.2 Cara Pengukuran Pelaksanaan praktikum ini menggunakan metode pengukuran pesawat di atas titik. Untuk mendapat beda tinggi dan jarak menggunakan rumus di bawah ini :  Beda tinggi titik A dan B : ΔHAB = (TAA) – (btB + TPB)  Jarak titik A dan B : dAB = (ba – bb) x 100 Beda tinggi dihitung dengan rumus :ΔH = Ta – Bt Keterangan :ΔH = Beda tinggi Ta = Tinggi alat Bt= Benang tengah BTA = Bacaan benang tengah rambu belakang BTB = Bacaan benang tengah rambu muka Langkah-langkah pengukuran :  



Menetukan titik A dan meletakan pesawat di titik tersebut Menentukan titik B dengan jarak 6m dari titik A KELOMPOK 6



25



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



 



Menyetel pesawat Meletakkan rambu ukur di titik B, lalu dibidik dan hasil bacaan dicatat dan dicek hasil (ba-bb)x100 sudah sesuai atau belum dengan jarak hasil pengukuran dengan pita ukur. Jika sesuai maka dilanjutkan. Langkah ini untuk pengukuran profil memanjang (depan) Meletakkan rambu di setiap titik yang akan dicari ketinggiannya, seperti tepi jalan dan saluran air. Lalu rambu dibidik, dicatat bacaanya, dan dicek jaraknya. Langkah ini untuk pengukuran profil melintang Memindahkan alat di atas titik B Meletakkan rambu ukur di atas titik A, lalu dibidik, dicatat, dan dicek jaraknya. Langkah ini untuk pegukuran profil memanjang (belakang) Langkah-langkah diatas diulangi sampai alat diatas titik D







 







3.2.1 Cara Perhitungan 1. Memanjang PEMBACAAN BENANG TITIK Sl ag A



B



C



D



N o P 0 P 1 P 1 P 2 P 2 P 3 P 3 P 4



Belakang (m) Ba



Bt



Bb



Muka (m) Ba



Bt



13 0,4 144 ,5



14 6,3



143



141, 75



144, 2



141, 1



Faktor Koreksi(m) Bb



Belak ang



125 ,4



139, 25 130 ,4



127 ,9



125 ,4



134 ,4



131 ,9



129 ,4



141, 7



138, 6



Tingg i Alat (m)



Mu ka



Beda Tinggi ΔH (m) Nega tif



Positi f



1,35 1,36 5 1,36 5 1,37 5 1,37 5 1,35 1,35



2. Melintang TITIK



PEMBACAAN BENANG



Faktor Koreksi



JARAK



Beda Tinggi ΔH



KELOMPOK 6



26



Tinggi



A



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER ±0,002 Ba Bt Bb Hasil = Bt Selisih Positif 1 144,9 142,7 140,5 142,7 0 4,4 2 0 0 0 0 0 0 0 3 121,5 120,05 118,6 120,05 0 3,1 14,95 4 131,16 128,28 125,4 128,28 0 5,76 6,72 5 140,38 135,23 130,08 135,23 0 9,58 6 141,9 137 132,1 137 0 9,8 7 223,35 218,3 213,25 218,3 0 10,1 8 224,3 218,7 213,1 218,7 0 11,1 9 143,48 137,79 132,1 137,79 0 11,38 10 140,65 134,825 129 134,825 0 11,65 0,175 11 109,75 103,575 97,4 103,575 0 12,35 31,425 12 111,6 104,1 96,6 104,1 0 15 30,9



TITIK



B



Faktor Koreksi ±0,002 JARAK Bt Bb Hasil = Bt Selisih 157,325 155,3 157,325 0 4,05 0 0 0 0 0 126,14 124,9 126,14 0 2,48 133,225 130,5 133,225 0 5,45 138,15 133,5 138,15 0 9,3 140,85 136,05 140,85 0 9,6 217,8 212,9 217,8 0 9,8 219,22 213,8 219,22 0 10,84 138,65 133,1 138,65 0 11,1 136,3 130,6 136,3 0 11,4 108,85 102,7 108,85 0 12,3 107,775 100,4 107,775 0 14,75



PEMBACAAN BENANG



Ba 1 159,35 2 0 3 127,38 4 135,95 5 142,8 6 145,65 7 222,7 8 224,64 9 144,2 10 142 11 115 12 115,15



PEMBACAAN BENANG TITIK 1 2



Ba



Bt



Bb



168,1 0



165,75 0



163,4 0



Faktor Koreksi ±0,002 Hasil = Selisi Bt h 165,75 0 0 0



JARA K



-0,23 -2 -83,3 -83,7 -2,79



Beda Tinggi ΔH Positif



Alat (m)



Negatif -7,7



Negatif -20,825



1,35



Tinggi Alat (m)



10,36 3,275 -1,65 -4,35 -81,3 -82,72 -2,15



1,365



0,2 27,65 28,55



Beda Tinggi ΔH Positif



4,7 0 KELOMPOK 6



Tinggi Alat (m)



Negatif -28,25



27



1,375



C



3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



TITIK



D



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 133,2 131,75 130,3 131,75 0 2,9 142,8 139,95 137,1 139,95 0 5,7 150,5 145,75 141 145,75 0 9,5 153,1 148,2 143,3 148,2 0 9,8 235,73 225,715 215,7 225,715 0 10,03 213,85 217,275 220,7 217,275 0 11,2 151,2 145,55 139,9 145,55 0 11,3 149,35 143,575 137,8 143,575 0 11,6 124,5 118,25 112 118,25 0 12,5 124,2 116,75 109,3 116,75 0 14,95



PEMBACAAN BENANG



Ba 1 156,6 2 0 3 132,5 4 144,9 5 151,5 6 155,7 7 231,3 8 238,9 9 154,5 10 152,6 11 127,8 12 126,9



Bt 154,25 0 131,2 142,25 146,9 150,95 226,5 233,5 149 146,95 121,75 119,6



Bb 151,9 0 129,9 139,6 142,3 146,2 221,7 228,1 143,5 141,3 115,7 112,3



Faktor Koreksi ±0,002 JARAK Hasil = Bt Selisih 154,25 0 4,7 0 0 0 131,2 0 2,6 142,25 0 5,3 146,9 0 9,15 150,95 0 9,4 226,5 0 9,65 233,5 0 10,77 149 0 11 146,95 0 11,3 121,75 0 12,1 119,6 0 14,6



5,75 -2,45 -8,25 -10,7 -88,215 -79,75 -8,05 -6,05 19,25 20,775



Beda Tinggi ΔH Positif



Tinggi Alat (m)



Negatif -19,25



3,8 -7,25 -11,85 -15,9 -91,4 -98,6 -14 -11,9



1,35



13,3 15,4



3.2.4 Cara Penggambaran Setelah melalui tahap perhitungan seperti yang telah dijelaskan dalam subbab Cara Perhitungan, langkah selanjutnya memasukkan data (entry data) ke file excel. Sebelumnya kelompok kami memperoleh file file dari teknisi laboratorium untuk membantu proses penggambaran. File-file yang diperoleh seperti file-file excel dan aplikasi PCLP. Kami melakukan pengulangan memasukkan data untuk setiap gambar profil memanjang (depan), profil memanjang (belakang), dan profil melintang. Untuk menggambar profil memanjang (depan), memanjang (belakang), dan melintang, langkah-langkahnya sebagai berikut :



KELOMPOK 6



28



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER







Entry data ke file excel bernama cross di sheet DataOGL. Data yang dimasukkan seperti jarak dan beda tinggi. X adalah jarak dan Y adalah beda tinggi



gambar : pengisian data profil memanjang



gambar : pengisian data profil melintang 



pada file yang sama, klik sheet setting, lalu isikan seperti gambar di bawah (profil memanjang)



KELOMPOK 6



29



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



gambar : setting untuk profil memanjang 



Buka aplikasi PCLP, klik crocc section pada toolbar, pilih eksisting, klik ok, klik inset drawing, lalu save data file tersebut  Buka aplikasi Autocad, drag file tersebut ke Autocad.  Merapikan hasil gambar tersebut dan memasukkannya ke dalam kop gambar. Langkah-langkah tersebut diulangi untuk menggambar profil memanjang (belakang).Hasil gambar terlampir



KELOMPOK 6



30



LAPORAN PRAKTIKUM GIS DAN PEMETAAN S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Setiap proses perhitungan waterpass dari satu titik ke titik lain ataupun dari perhitungan satu ke perhitungan lainnya mempunyai suatu keterkaitan yang erat, jika salah dalam proses perhitungan pertama maka akan berakibatsalah pula pada perhitungan selanjutnya, bahkan semua perhitungan yang dilakukan bisa mengalami kesalahan hanya karena sedikit ketidaktelitian pada langkah pertama Dari Praktikum Total Station dapat disimpulkan, 1. Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah ETS (Electronic Total Station), prisma, statif, yalon, dan pita ukur 2. Cara kerja dari ETS yang dilakukan pada praktikum ini adalah dengan menggunakan bagian – bagian dari ETS yaitu piringan horizontal, piringan vertikal, dan komponen pengukur jarak. Dari ketiga data primer ini (sudut horizontal, sudut vertikal, dan jarak) bisa didapatkan nilai koordinat X, Y, Z serta beda tinggi. Data direkam dalam memori dan selanjutnya bisa ditransfer ke komputer untuk di olah menjadi data spasial. 3. Cara mengukur poligon dan detail situasi menggunakan alat Total Station adalah dengan membidik prisma yang diletakkan di atas titik detail atau titik poligon yang diinginkan, serta setiap perpindahan titik poligon harus menentukan stasiun foresight dan backsight. 4. Titik – titik yang harus dibidik adalah mengelilingi gedung Dekanat, Gedung B, Kantin, Parkiran, Drainase dan Jalan depan Fakultas Teknik Universitas Jember. 5. Cara mengolah data adalah dengan mencatat dan mengumpulkan hasil bidikan pada alat total station. 6. Koordinat yang telah didapat bisa digambar pada aplikasi AutoCAD sesuai dengan sudut, koordinat, dan jarak yang telah ada.



KELOMPOK 6



31