BJU - Jawaban Ujian Masa 2022.1 Pengemb. Kur. & Pembel. Di SD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE) SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)



Nama Mahasiswa



: NUR RAHMA JULIANTI



Nomor Induk Mahasiswa/NIM



: 837255255



Tanggal Lahir



: 15-03-1993



Kode/Nama Mata Kuliah



: Pengemb. Kur. & Pembel. di SD/PDGK4502



Kode/Nama Program Studi



: 118/PGSD-S1



Kode/Nama UPBJJ



: 50/Samarinda



Hari/Tanggal UAS THE



: Rabu/22-06-2022



( NUR RAHMA JULIANTI ) Petunjuk 1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini. 2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik. 3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan. 4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA



Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Mahasiswa



:



NIM



:



Kode/Nama Mata Kuliah



:



Fakultas



: FKIP



Program Studi



:



UPBJJ-UT



:



NUR RAHMA JULIANTI 837255255 Pengemb. Kur. & Pembel. di SD/PDGK4502



118/PGSD-S1 50/Samarinda



1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id. 2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun. 3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian UAS THE. 4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan saya). 5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka. 6. Saya bersedia menjungjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terdapat pelanggaran atas pernyataan diatas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka. Berau, 22 JUNI 2022 Yang Membuat Pernyataan



( NUR RAHMA JULIANTI )



NASKAH UAS-THE UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE) UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1) Pengemb. Kur. & Pembel. di SD PDGK4502



1. Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial. Seorang pendidik sebagai pelaksana kurikulum berkewajiban untuk senantiasa berinovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun, guru sebagai pendidik juga diberi kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan sendiri secara utuh dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.



Gambar. Komponen-komponen Kurikulum Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Berdasarkan pada bagan komponen-komponen yang terdapat pada siklus pengembangan kurikulum. Tentukanlah dan jelaskan komponen yang merupakan bagian tak terpisahkan dan memiliki peran penting mengacu pada pencapaian tujuan pendek dan tujuan jangka panjang kurikulum! Jawab : Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu (a) tujuan; (b) materi; (c) strategi pembelajaran; (d) organisasi kurikulum, dan (e) evaluasi. Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan. a) Komponen tujuan Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan seberapa banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam



setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut. 1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tujuan kurikulum biasanya terbagi atas tiga level atau tingkatan, yaitu sebagai berikut. 1) Tujuan Jangka Panjang (aims) Tujuan ini, menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta didasarkan pada nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak berhubungan langsung dengan tujuan sekolah, melainkan sebagai target setelah anak didik menyelesaikan sekolah, seperti; “bertanggung jawab sebagai warga negara”, “bangsa berbangsa Indonesia” dan sebagainya.



2) Tujuan Jangka Menengah (goals) Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya, terdapat tujuan sekolah SD, SMP, SMA dan lain-lainnya. 3) Tujuan Jangka Pendek (objective) Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas, misalnya; siswa dapat mengerjakan perkalian dengan betul, siswa dapat mempraktekkan sholat, dan sebagainya. Dalam sebuah kurikulum lembaga pendidikan terdapat dua (2) tujuan, yaitu sebagai berikut. 1) Tujuan yang dicapai secara keseluruhan Mata Pelajaran/Bidang Studi Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek pengetahuan (pengetahuan), keterampilan (psikomotor), sikap (afektif), dan nilai-nilai yang diharapkan dapat dimiliki oleh para lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Hal tersebut juga disebut tujuan lembaga (institusional). 2) Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi Tujuan ini biasanya disebut dengan tujuan kurikuler. Pada kurikulum yang sekarang berlaku, tujuan ini tertulis dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi Mata Pelajaran, Kompetensi Dasar. Setelah dijabarkan oleh guru diperoleh Indikator dan Tujuan Pembelajaran. b) Komponen isi/materi Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenisjenis bidang studi yang diajarkan dan isi program tiap-tiap bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum menentukan isi atau content yang dibakukan sebagai kurikulum, terlebih dahulu perencana kurikulum harus menyeleksi isi agar menjadi lebih efektif dan efisien. c) Komponen media (sarana dan prasarana) Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalam pengajaran secara tepat terhadap



pokok bahasan yang disajikan pada peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru dalam pengajaran. d) Komponen strategi pembelajaran Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran, tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran. Strategi/metode/model pembelajaran sangat ditentukan oleh karakteristik substansi yang akan diajarkan dan karakteristik siswanya. Tidak ada satu pun strategi/metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan semua substansi pelajaran secara sama baiknya. Substansi (isi) pelajaran tertentu memiliki karakteristik tertentu, sehingga hanya cocok untuk diajarkan dengan cara tertentu pula.



b. Sebutkan dan jelaskan prinsip dalam pengembangan kurikulum yang diharapkan dapat memberi bekal kecakapan hidup (life skills) yang diperlukan peserta didik sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat! Jawab : Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok: (1) prinsip-prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus: prinsip berkenaan dengan



tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sementara itu, Asep Herry Hernawan, dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu sebagai berikut. a. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki keterkaitan di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sementara itu, secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosiologis). b. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur, dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik. c. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. d. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai. e. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu (BSNP, 2006) sebagai berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,



berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. b. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan, dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, onformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah



untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan moto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah, yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum.



2. Pak Elyas merupakan kepala sekolah yang berinisiatif untuk melaksanakan pengembangan kurikulum di sekolahnya. Hal tersebut diperlukan karena kurikulum perlu adanya inovasi yang perlu senantiasa diperbaharui seiring dengan perkembangan zaman, serta kebutuhan peserta didik. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Berdasarkan ilustrasi tersebut, uraikan pendekatan yang dapat dipilih dan diterapkan dalam pengembangan kurikulum sekolah dasar! Jawab : Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik. Setidak-tidaknya ada 4 pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya, yaitu: pendekatan subjek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologi, dan pendekatan rekonstruksi social, Namun disini kami akan menguraikan tiga pendekatan yakni pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistic, dan pendekatan teknologi. 1. Pendekatan Subjek Akademis Pendekatan subyek akademis adalah bentuk atau model tertua diantara model lainnya, dan biasanya suatu lembaga pendidikan atau sekolah sampai sekarang tidak bisa lepas dari pendekatan ini. Pendekatan subyek akademis adalah pendekatan yang sangat praktis, mudah digabungkan dengan pendekatan lain bila diperlukan. Pendekatan subyek akademis bersumber pada aliran pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu. Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara



menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu. Fungsi pendidikan adalah mempelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya dan ilmu pengetahuan masa lalu itu (transfer of knowledge). Belajar adalah menguasai ilmu pengetahuan dan produk budaya sebanyak-banyaknya. Orang-orang yang dipandang berhasil adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang telah disiapkan dan disusun oleh para guru. Materi pembelajaran diambil dari semua jenis disiplin ilmu pengetahuan. Para ahli bidangnya masingmasing telah mengembangkan ilmu pengetahuan yang sistematis, logis, dan terpercaya. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun mengembangkan bahan ajaran sendiri, tetapi hanya tinggal memilih bahan suatu displin ilmu yang telah dikembangkan oleh para ahlinya masing-masing. Kemudian mengorganisasikan bahan tersebut secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dalam pendekatan subyek akademis guru sebagai penyampai bahan pelajaran memegang peranan yang sangat penting. Guru harus menguasai seluruh bahan atau materi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Mereka harus menjadi ahli dalam bidang-bidang studi tertentu yang diajarkan dan diampunya. Lebih dari itu, guru adalah model dari para siswanya, segala yang disampaikan dan segala tindakan harus menjadi bagian dari kepribadian guru yang akan diikuti dan menjadi panutan bagi siswanya. Guru adalah orang yang harus bisa dipercaya apa yang dikatakannya, tindakannya harus dapat ditiru dan dicontoh oleh siswanya. Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. 1. Tujuan Tujuan kurikulum subyek akademis adalah pemberian pegetahuan yang solid serta melatih para peserta didik menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Peserta didik harus belajar menggunakan pemikiran dan dapat mengontrol dorongandorongannya. Lembaga pendidikan harus memberikan kesempatan kepada para



peserta didik untuk merealisasikan kemampuan mereka menguasai warisan budaya dan jika mungkin memperkayanya. 2. Metode Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulu sunjek akademis adalah metode ekspositori dan penyelidikan (inkuiri). Ide-ide diberikan kepada guru lalu dielaborasi (dilaksanakan) peserta didik sampai mereka kuasai. Konsep utama disusun secara sisematis, dengan ilustrasi yang jelas untuk selanjutnya dikaji. Dalam materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara penyelesaiannya. 3. Organisasi isi 1. Correlated Curriculum: Pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikolerasikan dengan pelajaran lainnya. 2. Unified atau Concentrated Curriculum: ola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi berbagai pelajaran disiplin ilmu. 3. Integrated Curriculum: Kalau di Unified masih tampak disiplin ilmunya tetapi di Integrated tidak kelihatan lagi disiplin ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dengan persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu. 4. Problem Solving Curriculum: Pola yang berisi topic pemecahan masalah social yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari berbagai ata pelajaran atau disiplin ilmu. 4. Evaluasi Tentang kegiatan evaluasi, kurikulum subyekakademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi desesuaikan dengan tujuan dan sifat bahan pelajaran. 2. Pendekatan Humanistis Kurikulum ini berdasarkan aliran pendidikan kepribadian (personalized education), yang dikembangkan oleh John Dewey(progressive education) dan J.J Rousseoun (Romantic Education). Pendekatan humanistis lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Hal ini bertolah pada asumsi bahwa anak didik adalah individu yang pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka adalah subyek dan pusat kegiatan



pendidikan. Anak didik itu memiliki potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Pendidikan Humanis juga berpegang pada teori Gestalt yang memandang bahwa anak adalah merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan untuk membentuk manusia yang utuh bukan saja segi fisik, intelektual tetapi juga segi social dan afektif(sikap,emosi, perasaan, dan nilai). Aliran ini berkembang atas reaksi atas praktek pendidikan yang lebih menekankan segi intelektual saja, dengan peran utama dipegang oleh guru. Menurut pandangan humanistis pendidikan adalah upaya yang berusaha untuk menciptakan situasi yang baik, rilex, dan akrab. Dengan situasi yang kondusif, siswa dapat mengembangkan segala potendi dirinya. Tugas pendidikan adalah memperluas kesadaran diri, mengurangi kesenjangan dan keterasingan dari lingkungan. Ada tiga aliran yang termasuk humanistis yaitu pendidikan konfluen, kritikisme radikal, dan mistikisme modern. Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi dan individu yang harus merespon secara utuh baik pikiran maupun perasaan terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan. Kritikisme radikal bersumber dari aliran romantisme Rousseou yang melihat bahwa pendidikan adalah upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang ada pada dirinya. Dalam pendidikan tidak ada pemaksaan yang ada adalah dorongan dan rangsangan untuk berkembang. Mistikisme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity training,yoga, meditasi, kontempelasi, dan lain-lain. Kurikulum himanistis mempunyai beberapa kharakteristik 1. Tujuan dan fungsi Kurikulum



berfungsi



menyediakan



pengalaman(pengetahuan)



berharga



membantu memperlancar perkembangan pribadi peserta didik. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri,orang lain, dan belajar. Semua itu merupakan bagian dari cita-cita perkembangan manusia yang teraktualisasikan diri adalah orang yang telah mencapai keseimbangan(harmoni) perkembangan seluruh aspek



pribadinya baik aspek kognitif, estetik, maupun moral. Seseorang dapat bekerja dengan baik bila memiliki karakter yang baik pula. 2. Metode Kurikulum humanistis menuntut konteks hubungan emosional yang baik antara pendidik dan peserta didik. Pendidik/ guru selain harus mampu menciptakan hubungan yang hangat dengan peserta didik, juga mampu menjadi sumber. Ia harus mampu memberi materi yang menarik dan mampu menciptakan situasi yang memperlancar proses belajar. Pendidik harus emberikan dorongan kepada peserta didik atas dasar saling percaya. Peran mengajar bukan saja dilakukan oleh pendidik tetapi juga oleh peserta didik. Pendidik tidak memaksakan sesuatu yang tidak disegaja peserta didik. 3. Organisasi isi Salah satu kekuatan besar kurikulum humanistis terletak di dalam tekanannya pada integritas, yaitu kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga emosional dan tindakan. Kurikulum humanistis juga menekankan keseluruhan.



Kurikulum



harus



mampu



memberikan



pengalaman yang



menyeluruh, bukan pengalaman yang terpenggal-penggal. Kurikulum ini kurang menekankan sekuens, karena dengan sekuens para peserta didik kurang memunyai kesempatan



untuk



memperluas



dan



memperdalam



aspek-aspek



perkembangannya. 4. Evaluasi Kurikulum humanistis berbeda dengan kurikulum konvensional (subyek akademis). Model ini lebih mengutamakan proses daripada hasil. Kalau kurikulum konvensional terutama subyek akademis penilaian ditentukan secara obyektif dan mempunyai kriteria pencapaian, maka dalam kurikulum humanistis tidak ada kriteria. Ahli humanis lebih tertarik dalam pertumbuhan tanpa memperlihatkan tentang bagaimana pertumbuhan itu diukur atau ditemukan. Sasaran mereka adalah perkembangan anak supaya menjadi manusia yang lebih terbuka, lebih berdiri sendiri. Kegiatan yang mereka lakukan hendaknya bermanfaat bagi peserta didik. Kegiatan belajat yang baik adalah yang memberikan pengalaman yang akan membantu para peserta didik memperluas



kesadaran akan dirinya dan orang lain dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Ketika diminta untuk mempertimbangkan efektivitas kurikulum mereka, ahli humanis biasanya percaya kepada penilaian subyektif oleh guru dan peserta didik. 3. Pendekatan Teknologis Pendekatan ini memiliki kesamaan dengan pendekatan subyek akademis yang menekankan pada isi dan materi kurikulum. Tetapi mempunyai perbedaan, yaitu diarahkan pada penguasaan kompetensi bukan diarahkan pada pengawetan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan. Suatu kompetensi yang besar atau standar diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi yang lebih sempit atau kompetensi dasar, yang ada pada akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang bisa diamati dan diukur. Penerapan teknologi dalam bidang kurikulum terwujud dalam dua bentuk yaitu bentuk perangkat lunak(software) dan perangkat keras(hardware). Aplikasi teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi system, sedangkan aplikasi perangkat keras disebut teknologi alat. Teknologi alat lebih menekankan pada pengunaan alat-alat teknologis yang menunjang efisiensi dan efektivitas program pendidikan. Kurikulumya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media serta model-model pembelajaran yang banyaj melihat alat. Tanpa bantuan media maka proses pembelajaran tidak dapat berlangsung, karena perencanaan pembelajaran telah tersusun terpadu antara kegiatan-kegiatan pendidikan dengan media tersebut. Misalnya pembelajaran dengan media video, VCD, modul, computer, internet,dan lain-lain. Adapun teknologi sistem menekankan pada penyusunan program pembelajaran atau perencanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistem, baik dibantu oleh alat dan media maupun tidak. Dalam teknologi sistem ini pembelajaran tetap dapat berlangsug tanpabentuan media, karena media itu digunakan jika diperlukan. Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu. Materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis tugas (job description) tersebut. Rencana dan proses pembelajaran dirancang sedemikian rupa, sehingga hasilnya dapat dievaluasi dan



diukur dengan jelas dan terkontrol. Dalam menyusun kurikulum, sesungguhnya tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan pendekatan teknologis, karena sifat-sifat atau karakter materi pelajaran itu berbeda. Termasuk dalam pendekatan ini adalah kurikulum berbasis computer yang kini sedang diterapkan oleh pemerintah. Ciri-ciri kurikulum teknologi 1. Tujuan Tujuan pada kurikulum ini diarahkan pada pengarahan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan yang ersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut obyektif atau tujuan instruksional atau indicator. Obyektif atau indicator ini menggambarkan perilaku, perbuatan, atau kecakapan keterampilan yang dapat diamati atau diukur. Oleh karena itu tujuan pembelajaran sistem teknologi cenderung memperkuat pentingnya gagasan konvensional dan bagian tradisional dan bagian tradisional dari subyek akademik. 2. Metode Pengajaran bersifat individual, tapi peserta didik menghadapi serentetan tugas yang harus dikerjakannya, dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Setiap peserta didik harus menguasai secara tuntas tujuan-tujuan program pengajaran. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah : 1) Penegasan tujuan Para peserta didik diberi ejelasan tentang pentingnya mempelajari tujuan dan bahan tertentu. Atau, paling tidak mereka diberi uraian secara jelas tentang hal yang harus mereka pelajari. 2) Pelaksanaan pengajaran Para peserta didik belajar secara individual malalui media buku ataupun media elektronik. Dalam kegiatan belajarnya mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-perilaku yang dinyatakan dalam tujuan program. Mereka belajar dengan cara memberikan respon secara cepat terhadap persoalan-persoalan yang diberikan. 3) Pengetahuan tentang hasil Kemajuan peserta didik dapat segera diketahui oleh peserta didik sendiri, sebab dalam model kurikulum ini umpan balik selalu diberikan. Para peserta didik dapat segera mengetahui apa yang telah mereka kuasai dan apa yang masih harus dipelajari lebih serius.



3. Organisasi bahan ajar Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu,tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi. Tujuan akhir program dinyatakan secara tepat dan operasional dan tujuan ini merupakan dasar untuk mengorganisasikan bahan pembelajaran. Bahan ajar atau kompetensi yang luas/besar dirinci menjadi bagian-bagian atau subkompetensi yang lebih kecil, yang menggambarkan objektif/indicator. Urutan dari obyektif-obyektif atau indikator-indikator ini pada dasarnya menjadi inti organisasi bahan. 4. Evaluasi Fungsi evaluasi bermacam-macam, sebagai umpan balik bagi peserta didik dalam penyempurnaan penguasaan suatu susunan pelajaran (evaluasi formatif),umpan balik bagi peserta didik pada akhir suatu program atau semester (evaluasi sumatif). Evaluasi juga bisa menjadi umpan balik bagi pendidik dan pengembangan kurikulum untuk penyempurnaan kurikulum. Evaluasi yang mereka gunakan umumnya berbentuk tes obyektif. Sesuai dengan landasan pemikiran mereka, bahwa model pengajarannya menekankan sifat ilmiah, bentuk ini tes dipandang yang paling cocok. 4. Pendekatan Rekonstruksi Sosial Pendekatan rekonstruksi social bersumber pada aliran interaksional. Pandangannya adalah bahwa pendidikan bukanlah upaya sendirianm tetapi adalah usaha bersama, kerja sama dan interaksi. Interaksi ini bukan hanya antara guru dengan murid tetapi juga antara murid dengan murid, antara murid dengan orang-orang disekitarnya dan dengan berbagai sumber belajar. Melalui interaki dan kerjasama ini para murid berusaha memecahkan masalah-masalah dalam masyarakar, menuju tatanan masyarakat yang lebih baik. Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari problem yang dihadapi daam masyarakat, untuk selanjutnya untuk memerankan ilmu-ilmu dan teknologi serta bekerja secara kooperatif dan kolaboratif akan dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum tersebut disamping menekankan isi pembelajaran atau pendidikan juga sekaligus menekankan proses pendidikan dan pengalaman belajar. Pendekatan tersebut berasumsi bahwa manusia adalah makhluk social yang dalam



kehidupannya selalu membutuhkan manusia yang lain, selalu hidup bersama, berinteraksi dan bekerjasama Ciri dari disain Rekonstruksi Sosial yaitu: 1. Tujuan Tujuannya adalah menghadapkan peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia. 2. Metode Para pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan peserta didik. Para pendidik berusaha membantu peserta didik menemukan minat dan kebutuhannya. Sesuai dengan minat masing-masing peserta didik, baik dalam kegiatan pleno maupun kelompok- kelompok berusaha memcahkan masalah social yang dihadapinya. 3. Pola organisasi Pola organisasi kurikulum disusun seperti sebuah roda. Ditengah-tengahnya sebagai poros dipilih sesuatu masalah yang menjadi temautama dan dibahas sevara pleno. Dari tema utama dijabarkan sejumlah topic yang dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan-latihan, kunjungan dan lainnya. Topic-topik dengan berbagai kegiatan ini merupakan jari-jari. Suatu kegiatan jari-jari dirangkum menjadi satu kesatuan sebagai bingkai. 4. Evaluasi Para peserta didik juga dilibatkan. Keterlibatan mereka terutama dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan. Soal-soal yang akan diujikan dinilai lebih dulu baik ketepatan atau keluasan isinya, juga keampuhan menilai pencapaian tujuan-tujuan pembangunan masyarakat yang sifatnya kualitatif. Evaluasi tidak hanya menilai pengaruh kegiatan yang telah dikuasai peserta didik, tetapi juga menilai pengaruh kegiatan sekolah terhadap masyarakat. Pengaruh tersebut terutama menyangkut perkembnagna masyarakat dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat. Pendekatan



digunakan



sebagai



pandangan



dalam



proses



melakukan



pengembangan kurikulum. Setiap lembaga pendidikan mempunyai pendekatan yang berbeda sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkannya. Walaupun



pendekatan yang dilakukan dari pemerintah satu dengan pemerintah lainnya berbeda artinya tiap berganti jabatan berganti pula pendekatan yang diterapkan tetapi pada dasarnya tujuan pendidikan Indonesia tetaplah sama yaitu mencerdaskan anak-anak bangsa.



b. Buatlah uraian konsep pendekatan pengembangan kurikulum masa depan yang dapat dilakukan dalam pengembangan kurikulum ditinjau dari sudut pandang pengorganisasian kurikulum! Jawab : Pengembangan Kurikulum Dari Sudut Pandang Pengorganisasian Terdapat tiga pendekatan dari sudut pandang pengorganisasian kurikulum, yakni : 1. Pendekatan yang berpusat pada subjek mata pelajaran Pendekatan ini memandang setiap mata pelajaran sebagai disiplin ilmu yang bediri sendiri dan terpisah antar satu dengan yang lainnya. 2. Pendekatan interdisipliner Pendekatan ini mengangkat persoalan-persoalan sosial yang terjadi di masyarakat kemudian meninjaunya tidak hanya dari satu aspek saja. 3. Pendekatan terpadu (integrated) Pendekatan ini memiliki titik tolak dari sebuah kesatuan atau keseluruhan yang terstruktur dan memiliki makna. Kurikulum disusun sedemikian rupa agar mampu membuat perkembangan pribadi yang utuh. Pembelajaran tematik merupakan contoh penerapan pendekatan ini.



3. Pada masa pandemi (wabah) Covid-19, Kemendikbud telah mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kemendikbud tidak menganjurkan adanya pembelajaran tatap muka dengan tujuan untuk mencegah penularan virus Covid-19. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka pembelajaran disarankan untuk dilaksanakan secara daring maupun luring. Pak Agung merupakan seorang guru kelas IV yang hendak mempersiapkan pembelajaran topik materi pada Tema 1 “Indahnya Kebersamaan”. Beliau kesulitan dalam memilih materi pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat untuk digunakan pada pembelajaran jarak jauh.



Sumber: Google Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Ketersediaan materi dan media pembelajaran idealnya dirancang sesuai dengan kompetensi, sehingga diharapkan dapat menunjang pengalaman belajar peserta didik. Diketahui bahwa banyak jenis media yang dapat dipilih guru untuk digunakan dalam pembelajaran. Sebutkan 3 jenis media pembelajaran apa yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran jarak jauh di SD dan jelaskan setiap media yang disebutkan? Jawab : 1) Google Classroom Google Classroom adalah aplikasi pembelajaran daring berbasis web yang dibuat untuk memudahkan kegiatan pembelajaran antara pengajar dengan peserta didik tanpa harus bertatap muka secara langsung. Google Classroom merupakan layanan dari Google for Education untuk membantu aktivitas komunikasi antara pengajar dengan peserta didik dalam pembelajaran. Google classroom memungkinkan Bapak/Ibu Guru melihat perkembangan peserta didik siapa saja yang sudah dan belum menyelesaikan tugas serta dapat langsung memberikan nilai dan masukan secara real-time. Peserta didik juga dapat dengan mudah mengakses dan menerima materi serta mengumpulkan tugas langsung melalui Google Classroom. 2) Edmodo Layanan berbasis pendidikan yang diluncurkan oleh perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini dapat digunakan oleh Bapak/Ibu Guru untuk berbagi konten materi, mendistribusikan kuis, membagikan tugas, serta mengelola komunikasi antara pengajar, siswa hingga menyampaikan laporan langsung kepada orangtua siswa. Edmodo menjadi salah satu aplikasi pembelajaran yang cukup diminati di dunia karena penggunaannya yang mudah dan didukung oleh fitur solutif yang ditawarkan terhadap perkembangan teknologi khususnya di dunia pendidikan.



3) Zoom Salah satu aplikasi yang populer belakangan ini adalah Zoom. Zoom memungkinkan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh secara daring dengan penyampaian materi pelajaran oleh pengajar yang dapat tersampaikan kepada siswa, sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara dua arah dan siswa bisa langsung memberikan umpan balik terhadap materi yang disampaikan. Salah satu fitur pada Zoom yang sangat berguna adalah fitur screen record yang dapat digunakan untuk merekam materi yang disampaikan pada layar. Dengan fitur ini, kita tidak perlu khawatir untuk ketinggalan materi yang bisa diakses melalui video rekaman yang tersimpan.



b. Berikan alasan Anda kriteria yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan dan penetapan materi pelajaran berdasarkan prinsip: 1) Relevansi. 2) Konsistensi. 3) Kecakupan. Jawab : Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy). 1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. 2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. 3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan



tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).



4. Ketika hendak menyusun perencanaan pembelajaran inovatif berbasis "blended learning" perlu memperhatikan beberapa langkah prosedur pembelajaran, diantaranya yaitu: 1) menentukan model “blended learning" yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, fasilitas belajar, ketersediaan akses terhadap teknologi, durasi jam pelajaran, dan penguasaan aplikasi teknologi e-learning oleh guru, 2) menyusun rencana pembelajaran inovatif “blended learning" yang mencakup kegiatan: (a) menentukan tema pembelajaran, menuliskan kembali: identitas RPP, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dari RPP konvensional dalam RPP "blended learning"; (b) menganalisis rumusan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP konyensional sebelum dituangkan dalam RPP “blended learning"; (c) menentukan metode penilaian dan kegiatan pembelajaran "blended learning" untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan; (d) menganalisis kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada RPP (konyensional) yang telah kamu buat sebelumnya dan menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran "Blended Learning", serta 3) menyiapkan baban, alat media, dan sumber belajar tatap muka dan daring. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Lakukanlah analisa terhadap rancangan kegiatan pembelajaran "blended learning" di atas, berdasarkan kriteria pemilihan metode mengajar. Kemukakan 5 (lima) alasan Anda, apakah kegiatan blended-learning tersebut sudah tepat? Jawab :



1. Pembelajaran menjadi lebih fleksibel Manfaat yang pertama dari menggunakan metode ini adalah fleksibilitas. Untuk belajar, murid gak harus selalu datang ke kelas. Pembelajaran bisa diakses melalui internet. Dengan begitu murid akan lebih mudah dalam memilih waktu dan tempat belajar. Hal ini akan membuat murid merasa lebih nyaman ketika bisa belajar di waktu dan tempat yang menurutnya efektif. 2. Menciptakan pengalaman belajar yang interaktif Internet membuat segalanya menjadi lebih menarik. Media pembelajaran bisa disesuaikan dengan cara belajar masing-masing murid, ada yang lebih menyukai bentuk materi berupa video interaktif/ilustrasi/penjelasan dari guru, baca buku/ebook, atau mendengarkan podcast. Terlebih saat ini e-learning udah banyak memberikan fasilitas live class atau live session dan online chat dengan guru, sehingga murid bisa mendapatkan feedback langsung jika mengalami kesulitan belajar tanpa harus bertemu di ruang kelas. 3. Efektif Kita semua tahu kalau cara belajar masing-masing orang berbeda. Ada yang lebih nyaman belajar di tempat yang tenang, ada yang harus menggunakan musik, belajar malam atau pagi. Nah, dengan metode ini, murid bisa mengatur sendiri waktunya untuk belajar. Selain itu, murid juga bisa mengontrol kecepatan belajar mereka sendiri, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih efektif. 4. Efisien dan hemat Selain efektivitas, belajar dengan metode ini juga akan lebih efisien. Selain bisa menghemat waktu karena murid tidak perlu pergi ke mana-mana untuk belajar, murid juga tidak mengeluarkan biaya transportasi untuk pergi ke sekolah. 5. Meningkatkan kolaborasi Kolaborasi adalah salah satu faktor kunci yang diperlukan untuk pembelajaran yang efektif. Blended Learning memungkinkan murid untuk bekerja sama, terlibat dalam diskusi, dan memberikan umpan yang bermanfaar satu sama lain, yang tidak diragukan lai pengarah pada peningkatan dan keterlibatan yang lebih tinggi.



b. Kemukakan indikator kegiatan pembelajaran berbasis "blended learning" tersebut, menurut Tujuan, Materi, Siswa, Alokasi Waktu, dan Kemampuan Guru! Jawab : Pembelajaran Blended Learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi pembelajar aktif yang memahami kebutuhan dirinya dan mengupayakan pencapaian pemahaman akan pengetahuan secara mandiri. Menurut Suprijono (2012:54) guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Model pembelajaran Blended Learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan individu tanpa meninggalkan interaksi sosial di dalam kelas, sehingga dengan sistem ini siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran Blended Learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan individu tanpa meninggalkan interaksi sosial di dalam kelas, sehingga dengan sistem ini siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator. Terdapat enam indikator utama dalam penilaian pelaksanaan blended learning yaitu penilaian dalam pelaksanaan Live Event (pembelajaran tatap muka), Self Paced Learning (pembelajaran mandiri dengan media online dan offline), Performance Support Materials, Collaboration, Assesment dan penilaian umum. Dengan menerapkan model Blended Learning terjadi perubahan proses pembelajaran, dimana proses belajar tidak hanya mendengarkan uraian materi dari guru di kelas saja tetapi juga siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan fasilitas e-learning yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Blended Learning ini tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengembangan teknologi pendidikan.indikator yang diamati yaitu mengamati demontrasi guru, mengerjakan quiz secara online, mengajukan pertanyaan di kelas, mengajukan pertanyaan secara online, mendengarkan penjelasan guru dengan seksama, mengerjakan tugas secara online, mengemukakan pendapat dalam forum diskusi melalui e-learning, melakukan percobaan dengan benar, mempresentasikan hasil percobaan kepada guru. Adapun karakteristik blended learning menurut Jhon Watson yaitu :



1. Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam. 2. Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face), belajar mandiri, dan belajar mandiri via online. 3. Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran. 4. Guru dan orangtua pembelajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung. Tujuan Blended Learning 1. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar. 2. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang. 3. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online memberikan peserta didik dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama peserta didik memiliki akses Internet. 4. Mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.