Budaya Jepang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Budaya Jepang Bumi



ini



terdiri



dari



berbagai



macam



pulau-pulau



yang



terpisah



berdasarkan Benua, bahkan Negara. Dan di tiap-tiap Negara itu sendiri memiliki banyak perbedaan, baik dari strukut Negara, pemerintahan, bahkan kesenian dan kebudayaan tiap Negara pasti berbeda-beda. Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai kesenian dan kebudayaan yang ada di Negara Jepang. Sama seperti halnya Indonesia, Jepang pun memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang berasal dari Negara ini, walaupun Negara ini tidak tidak terlalu luas seperti Indonesia namun Negara ini memiliki kesenian dan kebudayaan yang menarik. Meskipun Jepang tergolong Negara Maju, tetapi Jepang tidak pernah melupakan kesenian dan kebudayaan yang berasal dari nenek moyang mereka.



Kesenian dan Kebudayaan Jepang Kali ini saya akan mencoba untuk mejelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jepang yaitu : Pakaian Tradisional Jepang Jepang memiliki pakaian Tradisional yang disebut Kimono, sudah banyak orang tau bahwa kimono adalah pakaian Tradisional Jepang. Dahulu kimono digunakan untuk kegiatan sehari-hari, namun pada saat ini, komono hanya digunakan di acara-acara khusu. Kimono bisa di pakai oleh pria atau wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana baik dalam design, motif dan juga warnanya yang biasanya didominasi oleh berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam, sedangkan Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Disamping itu kimono wanita juga memiliki berbagai aksesoris tambahan yang cukup banyak



Upacara Meminum Teh Upacara minum teh atau yang dikenla dengan Chadō atau Sadō. Adalah upacara yang mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.



Ikebana Ikebana adalan kesenian merangkai bunga yang berasal dari Negara Jepang. Bunga memiliki kehormatan dalam kebudayaan Jepang, karena Bungan dianggap sebagai tempat bersemayamnya Tuhan, sang pencipta. Bunga dirangkai dalam bentuk tertentu dan diletakkan di altar utama. Awalnya dalam pembuatan bunga sangatlah sederhana, namun saat ini pembuatan bunga semakin sulit dan kompleks dan di butuh pembelajaran keahlian dalam pembuatannya.



Tako atau Seni Layang-Layang Kesenian Layang-layang ini sudah ada sejak jaman periode Nara (649-793 AD). Design layang layang dari negeri ini cukup unik dan sangat mudah dibedakan dengan design layang layang dari negara atau wilayah lain. Mainan ini dianggap berbahaya karena talinya bisa bersentuhan dan mengganggu aliran kabel listrik yang bisa berakibat fatal bagi pelaku dan orang lain. Layang layang hanya bisa dijumpai di event khusus atau dalam festival budaya saja yang mau tidak mau harus mereka hadirkan.



Kendo dan Judo Kendo adalah olah raga bermain pedang bambu sedangkan Jud0 adalah nama dari olahraga bela diri dari Jepang. Kata Do yang terdapat pada akhiran kedua kata diatas mempunyai arti yang sama yaitu jalan dan kalau ditulis dengan huruf kanji mempunyai lambang jalan. Peralatan yang digunakan pada Kendo yaitu Seragam yang dikenal dengan nama Kendo gi dan hakama, pedang dari bamboo yang bernama shinai, pelindung kepala atau men, pelindung badan atau do, pelindung tangan atau kote, pelindung paha atau tare.



Matsuri Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran pada musim panas, pada saat ini matsuri tidak selalu berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena kebanyakan orang datang hanya untuk melihat saja.



Shogi Shogi atau catur Jepang adalah permainan papan dari Jepang yang dimainkan oleh dua orang di atas papan 9 lajur dan 9 baris yang berwarna sama. Ciri khas shogi yang sangat membedakannya dari catur adalah sistem memainkan kembali buah lawan yang sudah ditangkap. Walaupun sudah naik pangkat, buah yang tertangkap akan kembali ke pangkat semula. Kedua belah sisi yang bermain dibedakan menjadi sente dan gote. Pemain sente memainkan langkah pertama, diikuti pemain gote, begitu seterusnya secara bergantian hingga selesai. satu set buah shogi yang berjumlah 20 buah.



Kabuki Kabuki merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang termasuk jenis seni teater karena memiliki unsur cerita yang dipadukan dengan seni tari dan musik. Para pemain mengenakan kostum mencolok dan sangat mewah. Make-up-nya terbilang dramatis untuk menonjolkan sifat dan karakter tokoh.



Origami Origami berasal dari kata ori yang berarti lipat, dan kami yang berarti kertas merupakan seni tradisional melipat kertas yang berkembang menjadi suatu bentuk kesenian yang modern. Origami sudah dikenal dibanyak Negara, secara umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah.



Sudah dijelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Negara Jepang. Jepang memiliki berbagai kebudayaan dan kesenian yang dikenal banyak orang yang berada diluar Negara tersebut, karena kebudayaan yang khas maka banyak orang luar yang tertarik dengan kebudayaan yang dimiliki Negri tersebut. Sebagai Negara berkembang Indonesia pun tidak kalah dengan Negara Jepang sebagai Negara maju, Indonesia pun memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Walaupun berbeda dari segi kesenian dan kebudayaan, kita sebagai warna Negara Indonesia yang baik harus berprilaku yang baik terhadap perbedaan yang ada antara Jepang dan Indonesia, dan harus menjaga dan mendirikan tali persaudaraan antar Warga Negara. Dengan pembuatan artikel ini saya berharap dapat mengetahui berbagai kesenian dan kebudayaan yang ada di luar seperti Jepang, namun tidak melupakan kebudayaan yang ada di Negara sendiri yaitu Indonesia.



Musik Tradisional Jepang 1. ORKES GAGAKU MUSIK TRADISIONAL MUSIK INSTRUMEN TUNGGALJENIS – JENIS MUSIK JEPANG J - POP MUSIK MODERN J - ROCK 2. ORKES GAGAKU Orkes gagaku (musik Jepang masalampau) telah ada sejak abad ke-8. Orkesgagaku terdiri dari 17 musisi yang bermaininstrument tiup kayu, petik, dan perkusi. 3. Instrumen Tiup a. Ryuteki b. Hichiriki



c. Sho ; Instrumen Petik a. Kecapi



Bengok (shoko) ; Instrumen Perkusi a. Drum Besar (Taiko) 5.



MUSIK



INSTRUMEN



TUNGGAL



Sekitar



abad



ke-15



musik



instrument



tunggal,shamisen dan koto menjadi popular khususnyauntuk memberikan iringan



lagu



dan



drama



musik.Perkembangan



musik



drama



mencapaikeemasannya pada abad ke-17, dengan formatkabuki dari musik teater tradisional jepang. Adantarestorasi Meiji pada pertengahan abad ke18membuat pengaruh Barat mulai masuk dalamperkembangan musik Jepang. Banyak format musiktradisonal Jepang dikembangkan berdasarkanformat musik barat, sehingga Jepang telahmemasuki perkembangan musik modern. 6. SHAMISEN merupakan kecapi berleher panjang yang sering dimainkan di Jepang. Shamishen memiliki 3 senar yang dipetik menggunakan sejenis pick yang disebut bachi.Bachi 7. KOTO adalah alat musik petik tradisional jepang yang mirip dengan Guzheng Cina. Koto merupakan gitar klasik Jepang yang ke 13 senarnya dimainkan dengan dua tangan dan dapat menghasilkan musik yang sangan ekxpresif.



8. SHAKUHACI (seruling Jepang) berasal dari zaman pertengahan eraKamakura. SHAKUHACHI digunakan sebagai alat penyebaran agama olehbiksu-biksu aliran HOTTOHA RINZAISHU, salah satu bagian dari aliran ZEN.Panjang Shakuhachi kurang lebih 54 cm. Namun akhir-akhir ini ukuranpanjang SHAKUHACHI bervariasi dan nada dasar ditentukan



berdasarkanukuran



panjang tersebut. SHAKUHACHI dibuat dari bambu, di bagian dekat akar, dengandiameter 3.5cm-4,0cm. Ada 5 lubang, 4 di bagian depan dan 1 di bagianbelakang. Sisi dalam SHAKUHACHI digosok sampai halus, bahkan belakanganini bagian dalamnya diolesi SHU-URUSHI (bahan pewarna alam berwarnamerah) atau KURO-URUSHI (bahan pewarna alam yang berwarna hitam),agar menghasilkan suara yang halus dan indah.



Dulu, bagian



mulutSHAKUHACHI



pada



dipotong



menyerong,



tetapi



sekarang



bagian



mulutdipasangi tanduk rusa atau kerbau supaya lebih kokoh. 9. J - POP J-Pop atau Japanese pop adalah istilah yangdigunakan untuk musik populer Jepang yang memasukiarus utama musik Jepang pada tahun 1990-an. Istilah J-Pop pertama kali dipakai oleh J-Wave, sebuah radio FM diTokyo. J-pop berakar dari musik tahun 1960-an sepertiyang dimainkan The Beatles, danmenggantikan kayōkyoku (musik pop Jepang hingga 1980-an) dalam dunia musik



Jepang.



Istilah



J-pop



diciptakanmedia



massa



Jepang



untuk



membedakannya dari musikasing, dan sekarang merujuk kepada hampir semua musikpopuler di Jepang. Menurut data tahun 2006dari International Federation of the PhonographicIndustry, industri musik Jepang memiliki industri musikterbesar nomor dua di dunia, dan hanya berada dibawah Amerika Serikat. 10. J - ROCK Sejarah J-Rock dimulai tahun 1957 dengan dikenalnyamusik rock di Jepang bersamaan dengan puncak kepopuleranrockabilly yang merupakan salah satu gaya rock n roll. Di akhirdekade 1950-an, kepopuleran rockabilly yang mulai surut digantikanera Kabā Popsu (cover pops) yang terdiri dari berbagai jenis musik.Musik rock di Jepang makin menggila ketika band rock n’ roll



asalInggris,



The



Beatles.



Tahun



1965,



ada



band



lokal



bernama



TokyoBeatles merilis piringan hitam berisi lagu-lagu The Beatles denganlirik bahasa Jepang. Selain itu, Tokyo Beatles juga mengeluarkan PHberisi lagu-lagu yang pernah dibawakan grup musik Inggris yangmemainkan Liverpool Sound. Sejak akhir dekade 1970-an, grupmusik dari label rekaman Indies terus populer, sehingga terjadi"Band Boom" di Jepang pada paruh kedua dekade



1980-an. Padamasa itu terdapat banyak sekali grup-grup musik yang populer. Diawal tahun 2000-an mulai terdapat gaya Seishun Punk yang dimulaioleh Stance punks, Gagaga SP, dan Going Steady. Sejak pertengahantahun 2000-an terdapat banyak sekali grup bergenre MelodicHardcore dan Emocore seperti Ellegarden dan Asian Kung-FuGeneration. 11. KEUNIKAN MUSIK TRADISIONAL JEPANG Pada dasarnya musiktradisional jepang memiliki tangganada ynag sama seperti Cina. Yaitumemiliki 2 macam tangga nadapentatonik, diantaranya :• c - d - e - g - a - c (tanpa f dan b) => dibaca : do - re - mi - so - la - do• c - e - f - g - b - c (tanpa d dan a) => dibaca : do - mi - fa - so - si - do



Musik daerah / Folk music Biwa Heike The Biwa ( 琵 琶 ), suatu bentuk kecapi berleher pendek, dimainkan oleh sekelompok penyanyi keliling (Hoshi Biwa) (琵琶 法师) yang digunakan untuk mengiringi cerita. Yang paling terkenal dari cerita ini adalah The Tale dari Heike, sejarah abad ke-12 kemenangan klan Minamoto atas Taira. Biwa Hoshi mulai mengorganisir diri mereka ke dalam sebuah asosiasi serikat-seperti (TODO), bagi laki-laki tunanetra pada awal abad ketiga belas. Asosiasi ini ahirnya dikendalikan oleh sebagian besar dari budaya musik Jepang. Selain itu, pada kelompok-kelompok kecil banyak musisi buta keliling yang dibentuk khususnya di daerah Kyushu. Musisi ini dikenal sebagai (biksu 僧 盲 buta) Moso, mereka berkeliling dan melakukan berbagai ceramah agama dan hal-hal berbau agama untuk memurnikan rumah tangga dan membawa kesehatan untuk kebaikan dan keberuntungan. Mereka juga mempertahankan perbendaharaan genre sekuler. Para Biwa yang mereka mainkan lebih kecil daripada Biwa Heike (平 家 琵琶) yang dimainkan oleh Hoshi Biwa.



Lafcadio Hearn terkait dalam bukunya Kwaidan: sejarah dan pembelajaran pemikiran asing" Mimi-nashi Hoichi" (Hoichi yang tanpa telinga), cerita hantu Jepang tentang Hoshi Biwa buta yang menceritakan "Kisah tentang Heike" wanita Buta, yang dikenal sebagai Goze ( 瞽 女 ), juga tur didaerah itu sejak zaman abad pertengahan, menyanyikan lagu dan bermain musik yang mengikuti ketukan drum. Dari abad ketujuh belas mereka sering memainkan koto atau shamisen. organisasi Goze bermunculan di seluruh negeri, dan ada hingga saat ini dalam bentuk polisi Niigata.



Taiko



Taiko Taiko adalah Drumnya orang Jepang yang datang dalam berbagai ukuran dan digunakan untuk memainkan berbagai genre musik. Hal ini telah populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai sentral instrumen dari ansambel perkusi yang didasarkan pada berbagai rakyat dan festival musik di masa lalu. taiko musik tersebut dimainkan dengan oleh drum besar ansambel disebut kumi-daiko. Asalnya tidak diketahui pasti, namun dapat terbentang jauh kembali saat abad 7, ketika seorang tokoh drummer tanah liat menunjukkan keberadaannya. Pengaruh cina mengikuti, namun instrumen dan musik tetap dalam keunikan jepang. Drum Taiko selama periode ini digunakan selama pertempuran untuk mengintimidasi musuh dan perintah untuk berkomunikasi. Taiko terus digunakan dalam musik religius Buddhisme dan



Shinto. Pemain terakhir adalah orang-orang kudus, yang bermain hanya pada acara-acara khusus dan dalam kelompok kecil, namun pada warga laki-laki (jarang perempuan), beberapa waktu juga memainkan taiko dalam festival semi-keagamaan seperti tarian bon. Modern ansambel taiko dikatakan telah diciptakan oleh Daihachi Oguchi pada tahun 1951. Seorang drummer jazz, musik latar belakang Oguchi dimasukkan ke dalam ansambel yang besar, Dimana dia juag yang mendesain. Gaya energiknya membuahkan kelompok populer di seluruh Jepang, dan membentuk wilayah Hokuriku pusat untuk musik taiko. Musisi timbul dari gelombang popularitas termasuk Sukeroku daiko dan bagian band-nya, seido Kobayashi. Pada 1969 ada sebuah kelompok yang disebut Za Ondekoza didirikan oleh Tagayasu Den; Za Ondekoza berkumpul bersama artis muda yang menginovasi versi akar kebangkitan baru dari taiko, yang digunakan sebagai cara hidup dalam gaya hidup komunal. Selama tahun 1970-an, pemerintah Jepang mengalokasikan dana untuk melestarikan budaya Jepang, dan banyak kelompok masyarakat taiko terbentuk. Kemudian pada abad ini, kelompok taiko tersebar di seluruh dunia, terutama ke Amerika Serikat. Video game Taiko Drum Master juga karena kebudayaan taiko. Salah satu contoh dari sebuah band Taiko modern Gocoo. Min'yo music rakyat



Geisha membawakan Min'yo Lagu-lagu rakyat Jepang (min'yo) dapat dikelompokkan dan diklasifikasikan dalam banyak cara namun sering sangat dekat dengan empat kategori pemikiran utama yaitu : lagu pekerjaan, lagu-lagu keagamaan (seperti sato Kagura, sebuah bentuk musik Shintoist), lagu



yang digunakan untuk pertemuan seperti pernikahan, pemakaman, dan festival (Matsuri, terutama Obon), dan lagu anak-anak (warabe Uta). Dalam min'yo, penyanyi biasanya disertai dengan kecapi tiga senar (dikenal dengan shamisen), taiko drum, dan seruling bambu yang disebut shakuhachi. Instrumen lainnya yang dapat menyertai adalah seruling melintang dikenal sebagai shinobue, sebuah lonceng yang dikenal sebagai kane, tangan drum yang disebut tsuzumi, serta 13-senar sitar yang dikenal sebagai koto. Di Okinawa, instrumen utama adalah sanshin. Ini adalah instrumen tradisional Jepang, tapi instrumentasi modern seperti gitar listrik dan synthesizer juga digunakan dalam zaman ini, ketika penyanyi enka membawakan lagu-lagu tradisional min'yo (Enka menjadi semua genre musik Jepang).



Kata yang sering terdengar ketika berbicara tentang min'yo adalah ondo, Bushi, bon uta, dan Komori uta. ondo Sebuah gambaran umum setiap lagu rakyat dengan ayunan khas yang dapat didengar sebagai 2 / 4 irama (meskipun biasanya tidak mengelompokkan ketukan). Lagu rakyat khas terdengar pada tarian festival Obon kemungkinan besar akan seperti sebuah ondo. Fushi adalah lagu dengan melodi khas. Sangat terkenal, sebutannya "Bushi" , yang berarti "ritme" atau "melodi". Kata ini jarang dipakai, tetapi biasanya diawali oleh sebuah istilah yang mengacu pada pekerjaan, lokasi, nama pribadi atau sejenisnya. Bon uta, sesuai deskripsi namanya, adalah lagu untuk Obon, festival lentera orang mati. Komori Uta adalah lagu pengantar tidur anak-anak. Nama-nama lagu min'yo sering memiliki istilah deskriptif, biasanya di akhir. Sebagai contoh: Tokyo Ondo, Kushimoto Bushi, Hokkai Bon Uta, dan Itsuki no Komoriuta. Banyak dari lagu-lagu termasuk penekanan tambahan pada suku kata tertentu serta teriakan bernada (kakegoe). Kakegoe umumnya teriakan menghibur tetapi dalam min'yo, mereka sering dimasukkan sebagai bagian dari chorus. Ada banyak kakegoe, meskipun mereka bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Di Okinawa min'yo, misalnya, seseorang akan akrab mendengar "ha sasa iya!" Di Jepang darata berbeda, orang akan lebih sering mendengar "a yoisho!," "sate!," atau "a sore!", yang lainnya lagi "a donto koi!," dan "dokoisho



Baru-baru ini sebuah sistem berbasis serikat yang dikenal sebagai sistem iemoto telah diterapkan pada beberapa bentuk min'yo. Sistem ini awalnya dikembangkan untuk transmisi genre klasik seperti nagauta, shakuhachi, atau musik Koto, tetapi karena terbukti menguntungkan guru dan didukung oleh mahasiswa yang ingin mendapatkan sertifikat kemahiran serta nama artis terus yang menyebar ke genre seperti min ' Yo, ahirnya Tsugarujamisen dan bentuk-bentuk musik yang tradisional ditransmisikan menjadi lebih informal. Hari ini beberapa min'yo disampaikan dalam organisasi keluarga-pseudo dan magang dalam waktu lama pada umumnya.



Musik Ryukyuan adalah Musik rakyat Okinawan



Tari Ryukyuan



Umui, lagu-lagu religius, Shima Uta, lagu tari, dan, terutama kachāshī, musik perayaan hidup, semua populer dalam Sejarah Musik Tradisional Jepang . Musik rakyat Okinawan bervariasi dari musik rakyat daratan Jepang dalam beberapa cara. Awalnya, musik rakyat Okinawan sering disertai oleh sanshin sedangkan di daratan Jepang, shamisen menyertai sebagai gantinya. Instrumen lainnya termasuk Okinawa sanba (yang menghasilkan suara klik yang mirip dengan alat musik), taiko dan Yubi-bue (指 笛?). Kedua, nada suara. Skala pentatonik, yang bertepatan dengan skala pentatonik utama disiplin ilmu musik Barat, sering terdengar di min'yo dari pulau-pulau utama Jepang, lihat skala minyō. Dalam skala nada pentatonis subdominant dan nada penting (derajat skala 4 dan 7 dari skala besar Barat) dihilangkan, sehingga skala musik dengan tidak ada langkah ½ antar



nada masing-masing. (Do, Re, Mi, Jadi, La di solfeggio, atau derajat skala 1, 2, 3, 5, dan 6) Okinawan min'yo, ternyata ditandai dengan skala yang mencakup setengah-langkah dihilangkan dalam skala pentatonik tersebut , jika dianalisis dalam disiplin music barat. Bahkan, skala yang paling umum digunakan di Okinawa min'yo termasuk derajat skala 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.



ALAT MUSIK TRADISIONAL JEPANG



Untuk mengenal lebih dekat tentang alat musik tradisional Jepang, berikut ini nama-nama alat musik dan juga sedikit penjelasannya : SHAMISEN



bentuknya sangat indah, bahkan tidak sedikit orang yang bilang kalau bentuk dari alat musik ini terinspirasi dari indahnya lekukan tubuh wanita. Bahkan masyarakat jepang sendiri banyak yang terkagum-kagum ketika pertama kali melihat keindahan bentuk shamisen ini.



SHAMISEN terdiri dari 3 dawai yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Yang menghasilkan suara tertinggi adalah dawai yang tipis begitu pula sebaliknya dawai yang lebih tebal akan menghasilkan suara yang lebih tinggi. TAIKO



Taiko yang memiliki arti berarti “drum yang besar”. Pada zaman/masa feodal di Jepang, taiko biasanya dipergunakan sebagai motivator kepada seluruh pasukan dan bisa juga digunakan untuk memberikan perintah dan juga mengumukan hal-hal penting. Dikala telah memasuki medan perang taiko yaku yang artinya penabuh drum adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk mengatur langkah barisan. KOTO



KOTO merupakan instrumen musik tradisional jepang yang sangat mirip dengan alat musik kecapi dari Indonesia. Menurut sejarah alat musik ini masuk ke negara matahari terbit ini sejak abad ketujuh. Pada zaman dulu Koto merupakan salah satu musik istana. Alat musik dimainkan secara mandiri yang artinya tidak memerlukan alat musik pengiring untuk memainkannya.



Nah selain Koto ternyata ada lagi alat musik yang mirip dengan kecapi, namun agak sedikit berbeda karena kecapi ini mempunyai leher yang pendek. Alat Musik ini diberi nama Biwa, biasanya digunakan pada saat mengiringi cerita-cerita narasi.



SHAKUHACHI



Kalau di Indonesia mengenal suling, di negara jepang juga ada tuh alat musik yang seperti seruling namanya adalah SHAKUHACHI. Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu (bagian dekat akar), mempunyai diameter 3,5 – 4,0 cm. Shakuhachi ini memppunyai 5 lubang, untuk bagian depan terdapat 4 lubang dan bagian belakang terdapat 1 lubang.



Alat Musik Tiup lain yang juga berasal dari jepang adalah Shinobue. instrumen ini biasanya digunakan dalam pertunjukan teater Kabuki, Noh serta untuk mengiringi lagu-lagu daerah Jepang. Sebenarnya masih banyak sekali alat musik daerah jepang, mungkin lain kali kali kita bahasa lagi. Akhir kata semoga tulisan kali ini dapat bermanfaat untuk mengenal lebih dekat tentang budaya dari jepang.



Sumber : http://www.slideshare.net/AngginNU/musik-tradisional-jepang http://www.jpf.or.id/id/alat-musik-tradisional-jepang-shamisenkoto-shakuhachi http://sejarahmusisi.blogspot.com/2011/03/sejarah-musik-tradisional-jepang.html



TUGAS SENI BUDAYA



ANISTASIA WULANDARI XII-IS3