Buku Saku AjarMat Seri 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN



PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MATEMATIKA



AYO BELAJAR MATEMATIKA (AJarMat) Seri 2: "Yuk ... mendampingi anak SD kelas awal belajar matematika!"



Sumber: https://newvitruvian.com



BUKU SAKU GERAKAN



BUKU SAKU AJARMAT Seri 2 "Yuk ... mendampingi anak SD kelas awal belajar matematika!" DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2019



Penyusun PPPPTK Matematika: 1. 2. 3. 4. 5.



Drs. Agus Suharjana, M.Pd. Dr Sri Wulandari Danoebroto, S.Si., M.Pd. Rumiati, Ph.D Estina Ekawati, S.Si., M.Pd. Si. Choirul Listiani, M.Si.



Penyusun Guru/Alumni P4TK Matematika: 1. Akhmad Ritaudin, S.Pd., M.Pd. (SDN Percobaan 3 Pakem Kab. Sleman, DIY) 2. Praja Mulyantoro, S.Pd. (SDN Kaliajir, Berbah, Kb. Sleman, DIY) 3. Anang Susanto, S.Pd.SD., M.Pd. (SDN Jaten, Ngemplak, Kab. Sleman, DIY) 4. Retno Dwi Wiranti, S.Pd.(SDN Kaliduren, Gamping, Kab. Sleman, DIY) 5. Marjimun, S.Pd. (SD Muh. Prambanan, Kab. Sleman, DIY) 6. Hadi Munawar, S.Ag. (SDN Wonosari Baru, Kb. Gunungkidul, DIY)



iii



Pengkaji: 1. 2. 3. 4. 5.



Dr Ariyadi Wijaya, M.Sc. Theresia Widyantini, M.Si. Ratna Herawati, M.Si. Siti Samsiyah (Walimurid SD Muhammadiyah Prambanan) Erri Kurnia Kusumaningtyas (wakil masyarakat Berbah/TK Panti Dewi)



Ilustrator: 1. Cahyo Sasongko 2. Rina Kusumayanti



Copyright © 2019 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika



iv



DAFTAR ISI Dafta Isi .............................................................................. i Gerakan Ayo Belajar Matematika ........................ 1 A. Bagaimana agar anak percaya dan mau didampingi orang tua dalam belajar .............. 3 B. Contoh aktivitas orang tua mendampingi anak belajar bilangan? ......................................... 11 C. Contoh aktivitas orang tua mendampingi anak belajar geometri dan pengukuran? ..... 26 D. Pembelajaran matematika di sekolah dasar? ............................................................................ 51



v



vi



Gerakan Ayo Belajar Matematika (AjarMat) Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika) merupakan unit pelaksana teknis pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PPPPTK Matematika yang dikenal juga dengan P4TK Matematika memiliki visi “ Terbentuknya Insan serta ekosistem pendidikan matematika yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong”.



1



Gerakan AJarMat merupakan salah satu terobosan yang dipelopori P4TK Matematika dalam membangun ekosistem pendidikan guna mengatasi stagnasi, dan keterlambatan peningkatan prestasi belajar matematika siswa saat ini. Upaya tersebut dilakukan melalui kerjasama dan kolaborasi yang mendorong dan mengajak orang tua atau anggota masyarakat agar ikut serta membangun iklim pendampingan yang asih, asah , dan asuh dalam pembelajaran matematika dengan suasana yang kreatif, inovatif, inspiratif, dan menyenangkan.



b



2



A. BAGAIMANA AGAR ANAK PERCAYA DAN MAU DIDAMPINGI ORANG TUA DALAM BELAJAR MATEMATIKA?



https://www.sahabatnestle.co.id/content/gayahidup-sehat/tips-parenting/peran-orang-tua-dalammemberikan-motivasi-belajar-anak.html



Kebersamaan orangtua dengan anak merupakan peristiwa yang sangat berharga. 3



Pada saat itu, orangtua dapat mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anak. Namun, ada kalanya peristiwa ini jarang terjadi karena kesibukan orangtua bekerja. Bahkan, ibu rumahtanggga pun sangat sibuk dengan rutinitasnya di dalam rumah. Jangankan untuk menemani atau mengajari anak matematika, bahkan membersamai anak bermain atau beraktivitas pun sangat terbatas. Sebetulnya saat beraktivitas sehari-hari pun, ibu atau ayah dapat belajar matematika bersama anak. Pada buku saku AjarMat seri 1 telah dijelaskan bahwa matematika merupakan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, saat ibu membuat kue, ibu dapat mengajak anak melakukan aktivitas pengukuran menggunakan timbangan untuk menimbang berat tepung yang diperlukan membuat kue.



4



Saat naik atau turun tangga, ayah atau ibu dapat mengajari anak urutan bilangan dan nama bilangan. Bahkan saat mencuci baju, berdasarkan pengalaman salah satu ibu, beliau dapat mengajak anak menghitung banyaknya baju yang dicuci dengan cara memindahkan baju dari satu ember ke ember lainnya seraya menyebutkan nama bilangan dengan urut. Beberapa contoh aktivitas di atas merupakan situasi dimana anak secara tidak langsung belajar matematika bersama orangtuanya. Namun, adakalanya anak kurang percaya bahwa orangtua bisa membimbing mereka belajar matematika. Berikut adalah kiat dan tips agar anak percaya pada orangtua sehingga mereka mau dibimbing



5



1. Orang tua memahami karakter anak Karakter adalah sifat, watak, akhlak dan kepribadian yang membedakan satu individu dengan yang lain. Karakter setiap anak bisa jadi berbeda-beda. Orang tua perlu memahami karakter anaknya. Hal-hal yang disukai dan tidak disukai anak perlu diketahui oleh orang tua, sehingga terjadi interaksi yang harmonis antara orang tua dengan anak. Orang tua berusaha bisa menjadi sahabat anak serta membuat anak merasa nyaman bersamanya. Dengan demikikan, maka tumbuhlah rasa percaya anak kepada orang tuanya. Orang tua bisa menjadi partner diskusi anak dalam segala hal termasuk dalam belajar matematika.



https://www.suara.com/health/2018/05/12/080000/initantangan-pola-asuh-yang-dihadapi-orangtua-zaman-now



6



2. Orang tua berpikir positif Berpikir positif adalah berharap bahwa apa yang dilakukan akan membuahkan hasil yang baik. Ketika mendampingi anak dalam belajar matematika orang tua harus percaya bahwa anak yang didampinginya juga mampu untuk belajar matematika. Orang tua yang berpikir positif menggunakan kalimat-kalimat yang tepat untuk membuat anak bersemangat belajar. Jika orang tua berpikir negatif, semangat anak akan patah dan akhirnya tidak mau belajar bersama orang tuanya. Orang tua tidak tidak boleh apriori mengatakan bahwa matematika itu mata pelajaran yang sulit.



http://solusisupersukses.com/kekuatan-berpikir-positif/



7



3. Orang tua mau terus belajar Orang tua mengalami jaman yang berbeda dengan anak. Setiap jaman memiliki ciri-ciri dan tantangan yang berbeda. Orang tua perlu untuk terus belajar agar dapat beradaptasi dengan perubahan zaman. Orang tua sebaiknya tidak ketinggalan jaman di banding sang anak. Contohnya, anak sudah lihai bermain dengan komputer dan internet, ternyata orangtuanya belum pernah mendengar hal tersebut samasekali. Orang tua sebaiknya mempelajari dunia anaknya agar menjadi dekat dengannya. Kemudian orang tua berusaha mencari cara mendampingi anak dalam belajar matematika yang sesuai dengan cara-cara yang digunakan di jaman terkini.



8



https://olgaceriasari.com/2014/05/13/seminarparenting-orang-tua-hebat-anak-hebat/



4. Orang tua menceritakan pengalamannya ketika belajar matematika Orang tua dapat menceritakan pengalaman ketika belajar, kesulitan dan usaha, atau bahkan prestasi (jika ada) yang dicapai oleh orang tua saat masih sekolah. Waktu untuk bercerita ini bisa disampaikan saat mendampingi anak menjelang tidur. Waktu ini menurut Dr Dewi Yogo Pratomo, dalam materi hypnoparenting termasuk salah satu waktu yang paling efektif untuk mensugesti anak. Dengan mendengar cerita dari orang tua terkait pengalamannya terkait matematika, harapannya anak dapat termotivasi untuk belajar matematika dengan lebih baik dan lebih giat lagi. 9



http://home.bt.com/lifestyle/family/are-we-sittinguncomfortably-four-in-five-parents-skip-the-bedtimestory-11363961667124



5. Orang tua konsisten Hal lain yang tak kalah penting agar anak percaya dan mau didampingi orang tua dalam belajar adalah kekonsistenan orang tua. Tidak hanya konsisten dalam mendampingi belajar, tetapi juga konsisten hal lainnya, bahkan untuk hal-hal kecil. Misal, orangtua berjanji akan menjemput anak ke sekolah. Karena ada suatu hal, orang tua tidak bisa menjemput di waktu yang dijanjikan. Sebagai gantinya, agar tetap anak percaya, dan tidak terkesan bohong ke anak, orang tua bisa menyampaikan kabar melalui guru bahwa yang menjemput orang lain, karena orang tua ada kegiatan yang tidak bisa 10



ditinggalkan. Dengan hal sederhana ini, anak akan tetap terkesan baik ke sikap orang tua, dan akan percaya ke orang tua. Tidak ada kaitannya langsung dengan matematika, akan tetapi akan berimbas saat orang tua mendampingi anak belajar.



B. CONTOH AKTIVITAS ORANG TUA MENDAMPINGI ANAK BELAJAR BILANGAN MATERI BILANGAN 1. Penjumlahan



https://id.wikihow.com



11



Ajak anak belajar penjumlahan dengan menggunakan objek di sekitar lingkungan. Bisa menggunakan lidi, batu, permen, daun, dan kelereng. Melalui kegiatan yang menyenangkan anak akan menjadi tertarik. Hal ini menjadi modal bagi orang tua untuk meyakinkan anak mau belajar matematika bersama orang tua. Gunakan berbagai trik sederhana untuk menjelaskan hubungan antar angka: •







Berikan lima buah kelereng lalu berikan lagi dua buah kelereng. Setelah itu, mintalah anak untuk menghitung total banyak kelereng! Sediakan sepuluh koin. mintalah anak memikirkan berapa variasi bentuk penjumlahan yang hasilnya sepuluh. …. + …. = 10



12







Untuk mengenalkan variasi bentuk penjumlahan yang hasilnya sepuluh dapat juga dilakukan dengan metode bernyanyi. Misalnya lagu berikut ini, yang dinyanyikan dengan dengan nada lagu “Becak” SS satu sembilan DD dua delapan TT tiga dan tujuh EE empat dan enam LL lima dan lima Semua jumlah sepuluh SS DD TT EE LL











Perkenalkan simbol-simbol penjumlahan kepada anak. Jelaskan makna simbol + dan =, lalu buat kalimat matematika sederhana misal, 6 + 4 = 10. Perkenalkan juga kepada anak kata-kata yang berarti penjumlahan. Misalnya diberi lagi, ditambah, digabung!



13







Mengajarkan konsep dan fakta matematika dasar. Misalnya, Andi memiliki empat permen. setelah itu diberi lagi oleh ayahnya. Permen Andi sekarang ada sembilan. Berapa jumlah permen yang diberikan oleh Ayah Andi? Contoh lain, Ratna memiliki tujuh buah kue. Kue yang dimiliki Ratna tiga lebih banyak daripada kue Indah. Berapa banyak kue yang dimiliki Indah? Untuk melakukan penjumlahan dapat dilakukan dengan beberapa variasi. Diantaranya adalah 1. Dengan lompat sepuluhan Contoh: untuk menjumlahkan 48 + 27 dapat kita lakukan dengan (48+10+10)+7 2. Melengkapkan menjadi puluhan terdekat . Pada penjumlahan 48 + 7



14



diselesaikan dengan (48+2) + 10 +10 + 5 Kedua cara tersebut dapat menggunakan garis bilangan maupun benda nyata seperti lidi yang diikat per sepuluhan. 2. Pengurangan



https://www.brilio.net/foto/view/news/2016/08/23/92 081/431980- hitung-dulu.jpg



15



Ajak anak belajar pengurangan dengan menggunakan objek di sekitar lingkungan seperti halnya penjumlahan. Bisa menggunakan batu, permen , daun, kelereng dan lain-lain. Gunakan berbagai cara sederhana: • Mengajarkan Pengurangan lewat objek atau Gambar. Ada 8 buah jeruk di piring, 3 buah jeruk diambil oleh Aji. Berapa buah jeruk yang masih ada di piring?



https://id.wikihow.com



16



• Tuliskan persamaannya. Soal cerita pun dapat direpresentasikan melalui persamaan. ✓ Tanyakan kepada anak berapa buah jeruk yang ada di piring. Tuliskan angka 8 di papan tulis. ✓ Tanyakan berapa buah jeruk yang diambil Aji. Tuliskan angka 3 di papan tulis. ✓ Tanyakan kepada anak, peristiwa tersebut proses penambahan atau pengurangan. Tuliskan tanda – di antara angka 8 dan 3. ✓ Mintalah anak mencari jawaban untuk proses pengurangan 8 – 3. Tuliskan tanda yang diikuti dengan angka 5. Selain itu, dapat juga mengajarkan pengurangan dengan metode berhitung mundur melalui garis bilangan.



17



Misalnya, Arin memiliki 10 salak. Salak tersebut diberikan kepada Rika sebanyak enam buah. Berapa salak yang masih dimiliki Arin?



https://id.wikihow.com Ajak mereka berhitung mundur menggunakan garis bilangan. mundur sebanyak 6 angka dari angka 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4 hingga mencapai angka 4. Setelah itu tanyakan kembali kepada anak tentang salak yang masih dimiliki Arin. Selain dengan berhitung mundur menggunakan garis bilangan, untuk menyelesaikan pengurangan dapat dapat juga dengan cara ‘kompensasi bilangan’. Misalnya pada 18



pengurangan 73 – 26. Strategi penyelesain pengurangannya adalah bilangan pengurang dibulatkan ke atas ke puluhan terdekat, yaitu ‘30’ dengan menambahkan 4. Karena bilangan pengurang ditambah 4 maka bilangan yang dikurang ditambah 4 sehingga 73 – 26 = 77 – 30 = 47 Untuk menyelesaikan pengurangan bisa juga dengan cara mengurangi langsung angka puluhannya. Misal: 15 – 8 = 7 Ajarkan pada anak untuk memisahkan angka 10 dan 5, maka 10 – 8 = 2, lalu 2 tambahkan dengan 5 = 7. Belajar penjumlahan dan pengurangan dapat dilakukan dengan sambil bermain. Sebagai contoh adalah ULAR TANGGA. Berikut beberapa aturan atau kesepakatan yang dibuat untuk lebih memotivasi anak belajar matematika secara tidak langsung. 19



Misal: Anak tidak boleh melangkahkan bidak kotakdemi-kotak, melainkan dengan satu kali lompatan sesuai bilangan dadu. Contoh posisi awal bidak di 20 dan anak mendapatkan mata dadu 4, maka anak tidak boleh memindahkan bidak dengan melompat satu per satu (21, 22, 23, 24) melainkan satu lompatan sekaligus, yaitu langsung menempatkan pada kotak 24 (yaitu 20 + 4) Ketika anak mendapatkan ‘tangga’, anak ditanya berapa keuntungan langkah yang dia peroleh. Hal ini bisa untuk mengajak belajar operasi pengurangan. Misal: ujung tangga bawah di 20 lalu ujung tangga atas di 27, maka keuntungannya adalah 7 kotak (yaitu 27 – 20) Ketika anak mendapatkan ‘ular’, anak ditanya berapa kerugian yang dia alami. Hal ini bisa untuk mengajak belajar operasi pengurangan.



20



Misal: ekor ular di 25 lalu kepala ular di 17, maka kerugiannya adalah 8 kotak (yaitu 25 – 17) 3. Perkalian Sebelum orang tua membimbing anak dalam belajar perkalian, orang tua juga perlu mengetahui bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang.



https://id.wikihow.com Siapkan 3 cangkir dan pensil sebanyak 12 buah. Masukkan pensil kedalam setiap cangkir dengan jumlah yang sama. Amatilah bersama anak 21



bahwa di setiap cangkir tersebut terdapat 4 pensil, sehingga total terdapat 12 pensil. Tunjukkan kepada anak bahwa, jumlah total pensil seluruhnya dengan cara menghitung total banyak cangkir dikalikan dengan banyak pensil yang ada dalam setiap cangkir. Lakukan kegiatan tersebut dengan benda-benda yang lain yang ada dirumah misalnya toples dengan biskuit atau permen. Bisa juga dengan kegiatan lain misalnya aturan dalam minum obat.



https://dhave.net-wordpress.com 22



Ambil sampul obat yang sudah tidak terpakai, perlihatkan tulisan aturan minum obat, misalnya 3 × 1, yang artinya minum obat tersebut 1 buah obat sekali minum sebanyak 3 kali dalam sehari: pagi, siang dan malam. Sehingga jumlah obat yang diminum dalam sehari adalah 3 buah. Apabila ditulis dengan lambang bilangan yaitu 3×1=1+1+1=3 Belajar perkalian dapat juga dilakukan dengan memperhatikan ubin di rumah. Dengan menggunakan ubin dirumah kita bisa sekaligus memperkenalkan sifat komutatif perkalian. Misal: 15 kotak yang disusun dalam 3 baris dengan setiap baris berisi 5 kotak. Jika melihat baris × kolom kita bisa menyatakan dengan 3 × 5 Jika melihatnya kolom x baris maka 5 × 3 Ternyata 5 × 3 = 3 × 5 23



4. Pembagian Sama halnya dengan mengajarkan perkalian, perlu diketahui oleh orang tua bahwa pembagian adalah pengurangan yang berulang sampai habis.



https://brightglassware.com https://www.dokter-chef.blogspot.com



Siapkan makanan ringan atau kue kering kesukaan anak, misalnya biskuit sejumlah 6 biji. Kemudian, ambil 2 toples dan berikan pertanyaan kepada anak. Mama punya 6 biskuit, kalau dimasukkan kedalam 2 toples, masing – masing toples dapat terisi berapa? 24



Biarkan anak membagikan satu per satu biskuit kedalam masing – masing toples dengan jumlah yang sama. Sehingga diperoleh fakta bahwa di setiap toples terdapat 3 buah biskuit. Setelah anak mengerti pembagian dari kegiatan tersebut, lanjutkan dengan menggunakan lambang bilangan. 6:2= 6–2=4 4–2=2 2–2 =0 Angka 2 yang menjadi pengurang dalam pengurangan berulang tersebut ada 3. Maka 6:2=3. Coba ulangi lagi kegiatan tersebut dengan lambang bilangan yang lebih besar misalnya 12:4!



25



C. CONTOH AKTIVITAS ORANG TUA MENDAMPINGI ANAK BELAJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN 1. Glosarium Unsur-unsur Bangun Datar Sisi



26



Contoh bangun datar dalam kehidupan sehari misalnya sapu tangan



sudut



diago nal



27



Bagian atau unsur bangun ruang Sisi



contoh bangun ruang : mainan rubik



bagian yang berwarna hijau, kuning dan orange merupakan sisi. Rusuk



28



Titik sudut



Diagonal sisi



Diagonal ruang



2. Bangun Datar a. Menemukan bangun datar dari bendabenda disekitar kita 29



Sumber : https://www.rumah.com/ Dari gambar tersebut kita dapat menemukan beberapa bentuk bangun datar yaitu : segitiga persegi



trapesium persegi panjang



30



Benda-benda disekitar yang bisa digunakan untuk mengenalkan bangun datar di SD kelas bawah : jajargenjang



pola pada kain berbentuk belah ketupat



layang-layang



lingkaran



31



Coba lakukan anak dan orang tua untuk merangkai berbagai bentuk bangun datar membentuk tangram. Sebagai contoh sebagai berikut:



Gb. tangram variasi kapal Pada tangram tersebut terdapat berbagai bangun datar seperti segitiga, jajargenjang, dan persegi. Coba buatlah tangram dengan variasi yang lain! 32



b. Unsur Bangun Datar Di SD kelas bawah anak diajak mengidentifikasi unsur bangun datar meliputi sisi dan sudut. Berikut contoh mengidentifikasi unsur bangun datar pada persegi.



33



c. Mengenal konsep keliling



Sumber : https://www.liputan6.com/ Tiap pagi Rita seorang calon paskibraka berlari mengelilingi lapangan bola yang berukuran (100×50)m. Berapa meter panjang lintasan yang di tempuh rita sekali berkeliling? Untuk mencari panjang lintasan Rita berlari dapat digunakan skema berikut:



34



D C A Anggaplah titik awal Rita berlari adalah titik A, B maka jika dia berkeliling, titik-titik yang dia lalui adalah B, C, D dan kembali ke A. Panjang lintasan Rita = AB + BC + CD + DA = (100 + 50 + 100 + 50)m = 300 m Jadi panjang lintasan yang ditempuh Rita sekali berkeliling adalah 300m.



35



Kesimpulan : Konsep keliling dapat dimulai dengan kegiatan mengelilingi objek. d. Mengenal konsep luas



Sumber gambar : https://pixabay.com



Pernahkah kalian bermain catur? Coba amati papan catur dan dapatkah kalian menghitung 36



jumlah kotak hitam dan putih yang ada di dalamnya! Dari kegiatan tersebut anak akan menghitung jumlah kotak dengan berbagai cara, misalnya Anak menghitung jumlah kotak hitam dan putih satu per satu. Dalam papan catur terdapat 8 kolom, setiap kolom ada 8 kotak sehingga anak dapat menghitung 8+8+8+8+8+8+8+8= 64 atau 8 × 8 = 64. Mengalikan banyak kotak pada setiap koom dan baris. Setiap kolom ada 8 kotak dan setiap baris ada 8 kotak, sehingga banyak kotak seluruhnya 8 × 8 = 64. Dengan kegiatan tersebut anak dapat memahami konsep luas dengan menghitung yang bervariasi. Luas ditemukan dengan mengalikan jumlah kotak pada setiap kolom dan baris atau mengalikan sisi dengan sisi 37



untuk bangun persegi. Sedangkan untuk bangun persegi panjang mencari luas dengan mengalikan panjang dengan lebar.



2. 3. Bangun ruang



Bangun-bangun tersebut banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bangun tersebut dikatakan bangun ruang. Bangun 38



ruang adalah sebuah bangun tiga dimensi yang mempunyai volume atau isi serta dibatasi oleh sisi-sisi. Untuk mengenalkan apa itu bangun ruang, lakukan hal berikut kepada anak: Anak diminta menemukan benda-benda di sekitar anak yang berbentuk bangun ruang dan mempunyai isi. Misalnya kotak pensil, gelas, dadu, dus-dus bekas, botol minum, dsb. Dengan bimbingan orang tua anak mengenal nama-nama bangun dari benda-benda yang telah mereka kumpulkan tersebut. Mana yang berbentuk bangun kubus, balok, tabung, kerucut, prisma, maupun limas. Setelah anak mengenal nama bangun, anak dikenalkan juga dengan unsurunsur yang menyusun bangun ruang seperti sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal.



39



https://www.bosfatian.com Kubus



Kubus mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.



Balok Balok mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.



40



Kerucut Kerucut hanya mempunyai 2 sisi, tidak mempunyai rusuk maupun titik sudut. Tetapi kerucut mempunyai 1 titik puncak. Tabung Tabung mempunyai 3 sisi, 2 rusuk, dan tidak mempunyai titik sudut.



Limas Limas tersebut dinamai limas segi empat, karena alasnya berbentuk segiempat. Bila alasnya berbentuk segitiga, maka disebut limas segitiga. Limas 41



segiempat tersebut mempunyai 5 sisi, 8 rusuk, dan 5 titik sudut. Prisma



Penamaan bangun prisma didasarkan pada bentuk alas prisma, jika alasnya berbentuk segitiga maka disebut prisma segitiga, jika alasnya berbentuk segilima maka disebut prisma segilima, dan jika alasnya berbentuk segiempat maka disebut prisma segiempat atau dapat juga disebut balok. Banyak sisi, rusuk, dan titik sudut tergantung pada bentuk bangun prismanya, misalnya pada prisma segitiga maka terdapat 5 sisi, 9 rusuk, dan 6 titik sudut. 42



Mengapa sisi pada bangun datar dan bangun ruang itu berbeda?



Sisi adalah batas yang membedakan bagian dalam dengan bagian luar. Pada bangun datar, batas yang membedakan bagian dalam dengan bagian luar berupa garis lurus atau garis lengkung. Sedangkan pada bangun ruang batas yang membedakan bagian dalam dengan bagian luar berupa bidang datar atau bidang lengkung.



43



Apa itu volume? Misal sebuah botol berisi air, banyaknya air yang bisa ditampung di dalam botol tersebut itulah yang dinamakan dengan volume. https://ud-adhika.com Coba perhatikan denah rumah berikut!



https://www.showgopher.com



44



Apakah ruang-ruang dalam denah tersebut menggunakan bangun ruang? Coba temukan nama ruang dan bentuk bangun yang digunakan! Coba lakukan hal permainan berikut! Disediakan beberapa bangun ruang, misalnya beberapa bangun kubus, balok, tabung, kerucut, prisma maupun limas. Kemudian anak diminta untuk mendesain sebuah bangunan dengan menggabungkan bangun-bangun yang telah disediakan!



45



4. Pengukuran a. Aktivitas : Yuk Mengukur Tinggi Badan



https://mommyasia.id Pertama perkenalkan alat pengukur tinggi badan, misalnya dengan menggunakan meteran, tali rafia, maupun stiker tinggi badan. Anak diminta mengukur tinggi badan temannya dengan menggunakan alat yang ada. Berikan pertanyaan kepada anak berapa tinggi badan mereka?



46



Jawaban yang diharapkan orang tua dapat mengenalkan alat ukur non standar (jengkal, depa, kaki) dan alat ukur standar (cm, meter). Ajak anak untuk mengamati penggaris panjang 1 meteran yang memuat 2 ukuran (m dan cm). Apa yang bisa diamati oleh anak? Arahkan jawaban anak agar menemukan bahwa panjang penggaris 100 cm itu sama dengan 1 meter. Aktivitas lain yang bisa dilakukan orangtua dan anak di rumah misalnya permainan tradisional “Benthik”. Dalam permainan ini anak akan belajar mengukur berapa jarak lemparan tongkat dari titik pukulan menggunakan jengkal.



47



b. Aktivitas : Yuk Menimbang Buah



Alat dan bahan : timbangan, berbagai macam buah Anak diminta menimbang buah yang ada. Anak diperkenalkan dengan anak timbangan beserta ukurannya. Berikut gambar anak timbangan dan ukurannya:



www.bukalapak.com



48



Berikan pertanyaan kepada anak berapa banyak buah yang beratnya sama dengan anak timbangan 1 kg. Selain itu juga berikan pertanyaan berapa banyak buah yang beratnya sama dengan buah yang berbeda. c. Aktivitas : Yuk mengukur volume air di dalam teko



https://images.app.goo.gl/uLxhKkafgobZeFr9



Alat dan bahan : beberapa gelas kosong air mineral 300 ml, teko yang berisi air. Anak diminta untuk menghitung volume air di dalam teko. Caranya dengan menuangkan air yang ada di teko ke beberapa gelas air mineral 300 ml sampai penuh. Berapa gelas 49



air mineral yang terisi penuh oleh air? Adakah gelas yang tidak penuh? Jadi berapa volume air di dalam teko? Mengenalkan ke anak tentang konversi satuan volume bahwa 1 liter = 1000 ml.



50



D. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR



Kami berangkat sekolah, pak



Belajar yang yang rajin, rajin ya,nak nak



“Pendidikan



adalah daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya” (Ki Hajar Dewantara) 51



1.



Sekilas tentang Kurikulum 2013



Kurikulum 2013 dirancang untuk menghadapi tantangan masa depan, yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Dengan Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik dapat menguasai kompetensi masa depan seperti: berpikir kritis, kreatif, mampu berkolaborasi, mampu berkomunikasi, bertanggungjawab, dan toleran. Hal penting lain dari Kurikulum 2013 adalah bahwa Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan aspek pengetahuan saja, tetapi juga sikap spiritual dan sikap sosial. Hal ini ditujukan untuk memperkuat pendidikan karakter.



52



53



2. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Melalui pembelajaran di kelas, kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan atau teladan dari guru dan seluruh warga sekolah, diharapkan dapat membekali anak kita menjadi generasi yang berkarakter, berkompeten dan menguasai literasi sehingga mampu menghadapi tantangan masa depan.



https://www.winjigo.com/how-do-21st-century-skillsimpact-your-instructional-design/



54



Perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di Kurikulum 2013 adalah sebagi berikut.



55



56



Hal ini bertujuan agar anak berkembang optimal seluruh potensinya. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga spiritual dan sikap sosial.



http://tampilanini.blogspot.com/2016/02/bangga-menjadi-anakindonesia.html



Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dilaksanakan melalui pendekatan saintifik. 57



Khusus untuk jenjang Sekolah Dasar, pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan tematik.



2. Mengapa pendekatan Saintifik? Pendekatan saintifik melatih anak kita untuk berpikir kritis, kreatif, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dalam rangka memecahkan masalah, mengambil keputusan dan memenuhi rasa ingin tahunya. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dilaksanakan melalui proses 5M, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.



58



http://kail-bandung.blogspot.com/2017/10/liputan-hari-belajaranak-mengamati.html



Pada kegiatan mengamati, anak dibimbing untuk mengamati situasi atau objek yang ada di lingkungan sekitar. Pengamatan tidak hanya menggunakan indera penglihatan tetapi juga melibatkan daya nalar, intuisi dan psikomotorik anak. Secara alamiah, anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Setelah mengamati, diharapkan anak muncul



59



pertanyaan tentang hal yang ingin diketahuinya. Inilah yang dimaksud dengan aktivitas menanya. Jika anak belum menunjukkan keingintahuannya, ayah dan ibu dapat memancingnya dengan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu. Misalnya, saat berkendara dengan dokar, tanyakan pada anak....”kenapa ya dik, roda dokar bentuknya lingkaran? Kira-kira kalau bentuknya persegi bagaimana ya?”



https://www.tribunnews.com/travel/2015/06/24/mau-kelilingdenpasar-naik-dokar-ini-tarif-dan-rutenya



60



Ayah dan Ibu diharapkan membimbing anak untuk mencari tahu jawaban atas pertanyaannya. Caranya, ajak anak untuk berpikir dengan menghubungkan antara pengalamannya naik dokar dengan roda berbentuk lingkatan sehingga perjalanan terasa nyaman. Bandingkan bila rodanya berbentuk persegi, perjalanan naik dokar akan terasa tidak nyaman karena persegi memiliki empat sudut, berbeda dengan lingkaran yang tidak memiliki sudut. Atau, ajak anak melakukan percobaan sederhana untuk memperoleh jawaban atau membuktikan dugaannya. Proses terakhir dari metode saintifik adalah mengomunikasikan. Jika di kelas, kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk presentasi hasil diskusi atau hasil percobaan anak-anak. Untuk aktivitas mengomunikasikan, orangtua bisa meminta anak untuk menjelaskan jawaban atas pertanyaannya tadi beserta alasan jawabannya. Penting bagi ayah dan ibu untuk memperhatikan kelogisan alasan anak dan menghargai jawabannya. Orangtua 61



sebaiknya tidak terburu-buru menilai benar atau salah jawaban anak. Jika jawaban anak salah, ajak ia untuk mencoba lagi dengan cara lain sehingga ia mengetahui dimana letak kesalahan jawabannya. Proses 5M ini melatih anak untuk berpikir dan bersikap secara ilmiah. 3. Mengapa pembelajaran Tematik? Tematik adalah pendekatan pembelajaran, bukan nama mata pelajaran. Pembelajaran tematik sangat penting untuk mengaitkan situasi kehidupan nyata dengan pembelajaran di sekolah. Hal ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dekat dengan anak. Selain itu, pembelajaran tematik sesuai dengan kemampuan berpikir siswa usia SD yang masih berpikir holistik yaitu dengan menggunakan satu tema, anak bisa mempelajari beberapa topik mata pelajaran.



62



Tema membantu anak memahami materi pelajaran melalui situasi kehidupan nyata yang bisa dilihat bahkan pernah dialaminya. Contohnya, melalui tema lingkungan yang bersih dan sehat, anak belajar tolong menolong (PKn) melalui praktik bekerjasama dan bergotongroyong membersihkan kebun sekolah. Anak juga belajar mengenal berbagai macam tumbuhan melalui pengamatan aneka tanaman yang ada di kebun sekolah (IPA). Selain itu, anak belajar menghitung luas dan keliling kebun melalui kegiatan praktik mengukur panjang dan lebar kebun serta memperhatikan bentuk kebun (matematika).



http://andri.id/cara-menciptakan-lingkungan-yangsehat-dan-bersih/



63



Di kelas awal yaitu kelas 1, 2, dan 3 matematika dipelajari melalui pendekatan tematik. Contohnya lainnya, siswa mengenal konsep bilangan melalui banyaknya teman sekelas yang dipelajari dalam tema “Aku dan Teman Baruku”.



https://bobo.grid.id/read/081628809/dari-sdsampai-sekolah-tinggi-ini-sekolah-masa-kolonialbelanda?page=all



64



4. Bagaimana penilaian pembelajaran di SD? Meskipun pembelajaran dilakukan dengan tematik, penilaian pembelajaran tetap diberikan sesuai mata pelajaran masing-masing.



http://www.mardiyas.com/2018/12/5-tipsmembaca-rapor-sekolah-untuk-menggalipotensi-anak.html



Nilai tidak lagi berupa angka tetapi menggunakan huruf dan dideskripsikan dengan kata-kata sehingga dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang perkembangan anak dalam belajar. 65



5. Mengapa sekarang tidak ada ranking? Anak kita merupakan pribadi yang unik karena masing-masing memiliki potensi tersendiri. Anak mungkin tidak menonjol pada bidang matematika, tetapi ia punya bakat di bidang seni atau olahraga.



https://scholae.co/web/read/949/sangat.baik.biasakan.an ak.bermain.sepakbola



Ranking dihapuskan potensi individu anak.



66



untuk



mengapresiasi



Guru adalah partner bagi orangtua dalam mengenali bakat atau potensi anak. Saat membaca rapor anak, fokuslah pada nilainya yang paling tinggi dan stabil. Cara ini dapat membantu Anda dalam mengenali potensi anak. Selanjutnya, diskusikan dengan guru tentang kelebihan atau kesulitan anak dalam belajar matematika di kelas.



https://www.sekolahdasar.net/2019/03/caraorangtua-menunjukkan-rasa-bangga.html



67



Referensi Modul Pelatihan Kurikulum 2013 ---, 2012, “Berikan Sugesti Positif pada Anak Jelang Tidur", https://lifestyle.kompas.com/read/2012/0 1/12/18581437/berikan.sugesti.positif.pa da.anak.jelang.tidur?page=all



68



Tim Penyusun PPPPTK Matematika: 1. 2. 3. 4. 5.



Drs. Agus Suharjana, M.Pd. Dr Sri Wulandari Danoebroto, S.Si., M.Pd. Rumiati, Ph.D Estina Ekawati, S.Si., M.Pd. Si. Choirul Listiani, M.Si.



Ucapan terima kasih kepada tim penyusun Guru/Alumni P4TK Matematika: 1. Akhmad Ritaudin, S.Pd., M.Pd. (SDN Percobaan 3 Pakem Kab. Sleman, DIY) 2. Praja Mulyantoro, S.Pd. (SDN Kaliajir, Berbah, Kb. Sleman, DIY) 3. Anang Susanto, S.Pd.SD., M.Pd. (SDN Jaten, Ngemplak, Kab. Sleman, DIY) 4. Retno Dwi Wiranti, S.Pd.(SDN Kaliduren, Gamping, Kab. Sleman, DIY) 5. Marjimun, S.Pd. (SD Muh. Prambanan, Kab. Sleman, DIY) 6. Hadi Munawar, S.Ag. (SDN Wonosari Baru, Kb. Gunungkidul, DIY) 69



Ucapan terimakasih kepada tim pengkaji: 1. 2. 3. 4.



Dr Ariyadi Wijaya, M.Sc. Theresia Widyantini, M.Si. Ratna Herawati, M.Si. Siti Samsiyah (Walimurid SD Muhammadiyah Prambanan) 5. Erri Kurnia Kusumaningtyas (wakil masyarakat Berbah/TK Panti Dewi)



70



PPPPTK Matematika Visi: Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan Matematika yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong Misi: 1) Mewujudkan Guru dan Tenaga Kependidikan Matematika yang Profesional, Berkinerja Baik, dan Memiliki Daya Saing Regional 2) Mengembangkan Produk Inovasi Pendidikan Matematika untuk Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan Matematika. 3) Memperluas Jangkauan Layanan Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan Matematika 4) Meningkatkan Tata Kelola, Sinergitas dengan Stakeholder, dan Pelibatan Publik dalam Pemberdayaan Guru dan Tenaga Kependidikan Matematika 71



Tata Nilai: 1. Tanpa Pamrih 2. Terlibat Aktif 3. Menjunjung Meritrokrasi 4. Pembelajar 5. Inisiatif 6. Kreatif dan inovatif 7. Memiliki integritas Motto: “Raih sukses bersama dengan kerja semangat, cerdas, dan ikhlas” Janji layanan: “Cepat, Tepat, Ramah, dan Konsisten



72