CAPSTONE MEJA MULTIFUNGSi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN CAPSTONE PROJECT



"Perencanaan dan Perancangan Produk Meja Multifungsi" Disusun Oleh : Nama Anggota



: Anton Wijanarko



Dosen Pembimbing



(30416969)



Rangga Dewa Sebayu



(36416067)



Yusuf Ardiansyah



(37416885)



: Dr. Syarifuddin Nasution, S.Pi., MT.



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK



III-1



III-2



2020 LEMBAR PENGESAHAN



Judul Penulisan



: Perencanaan dan Perancangan Produk Meja Multifungsi



Nama / NPM



: 1. Anton Wijanarko



Tanggal Sidang



:



Tanggal Lulus



:



/ 30416969



2. Rangga Dewa Sebayu



/ 36416067



3. Yusuf Ardiansyah



/ 37416885



Menyetujui, Pembimbing Capstone Design Project



(Dr. Syarifuddin Nasution, S.Pi., MT.)



III-3



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Penulisan Capstone Design Project dengan judul “Simulasi Meja Pengelasan pada CV Cipta Karya Gunung Putri Bogor Menggunakan Catia V5R21”. Penulisan Capstone Design Project ini disusun sebagai persyaratan untuk mencapai jenjang strata satu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Penulisan Ilmiah ini, baik dalam bentuk dukungan moril maupun materil. Penulis banyak mendapat bantuan dalam Penulisan Capstone Design Project ini, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma. 2. Prof. Dr. -Ing. Adang Suhendra, SSi., SKom., MSc., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma. 3. Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma. 4. Ratih Wulandari, ST., MT,, selaku Koordinator Capstone Design Project Teknik Industri Universitas Gunadarma. 5. Dr. Syarifuddin Nasution, S.Pi., MT. selaku Dosen Pembimbing yang selalu membimbing dan memberi masukan yang sangat bermanfaat. 6. Kedua orang tua dan adik yang selalu mendoakan untuk keberhasilan, dorongan baik materil maupun moril, semangat serta kasih sayang sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan ini. 7. Teman-teman jurusan teknik industri Universitas Gunadarma angkatan 2016 yang selalu memberikan saran, masukan, serta semangat kepada penulis. 8. Kepada semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis, penulis ucapkan terimakasih.



III-4



Penulis sadar bahwa dalam melakukan Penulisan Capstone Design Project ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki atau menyempurnakan penulisan berikutnya agar lebih baik. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan dukungannya, semoga Penulisan Capstone Design Project ini dapat bermanfaat.



Depok, Mei 2020



Tim Capstone Design Project



III-5



DAFTAR ISI Hala man HALAMAN JUDUL ......................................................................................



i



LEMBAR PENGESAHAN............................................................................



ii



KATA PENGANTAR.........………………………………………………...



iii



DAFTAR ISI........................…………………………………………………



iv



BAB I



BAB II



BAB III



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................



I-1



1.2 Pembatasan Masalah............................................................



I-2



1.3 Tujuan Penelitian .................................................................



I-2



TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Kualitas..........................................................



II-1



2.2 Tujuan Pengendalian Kualitas..............................................



II-1



2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Kualitas............



II-2



2.4 Ergonomi .............................................................................



II-3



2.5 REBA (Rapid Entire Body Assessment)...............................



II-4



2.6 Nordic Body Map.................................................................



II-5



2.7 CATIA..................................................................................



II-5



2.8 Analisis Kelayakan Bisnis....................................................



II-6



2.9 Analisis SWOT ....................................................................



II-7



PERENCANAAN CAPSTONE DESIGN PROJECT 3.1 Tahapan Perencanaan .......................................................... III-1 3.2 Perencanaan Solusi .............................................................. III-2 3.3 Capaian Keluaran................................................................. III-3 3.4 Jadwal Pelaksanaan.............................................................. III-3



BAB IV



KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAKA



III-6



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman ditandai dengan kemunculan produk-produk



yang semakin variatif, produk-produk tersebut dibuat sebagai alat pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen yang semakin bervariatif pula. Memahami konsumen adalah suatu keharusan yang sangat mutlak karena setiap orang memiliki kebutuhan, keinginan, kemampuan dan selera yang berbeda, maka produk yang ditawarkan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang bergeser dan mengalami perubahan zaman dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi dapat menghasilkan produk yang berinovasi. Produk yang berinovasi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam melakukan aktifitas. Banyaknya produk meja yang beredar di pasaran belum sesuai dengan standar yang seharusnya, karena belum memenuhi kriteria yang didapatkkan atau diinginkan oleh pengguna. Masalah tersebut terjadi, pada bahan meja yang belum tepat, serta meja yang banyak beredar belum dapat memenuhi segi ergonomi sehingga dapat menimbulkan resiko cedera maupun ketidak sesuaian yang selama ini di inginkan oleh pengguna, oleh karena itu penulis memikirkan masalah tersebut untuk bisa dihindari dan diperbaiki seiring dengan kebutuhan pelanggan. Penulis melakukan perencanaan dan pengembangan produk dimulai dengan memaksimalkan efisiensi produk yang akan dikembangkan dengan menggunakan perancangan sistem kerja dan ergonomi dengan menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah suatu metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat menganalisa postur tubuh yang bisa memeriksa aktivitas kerja sehingga dapat diketahui apakah ukuran meja multifungsi sesuai dengan standar postur tubuh pengguna atau tidak, sedangkan metode SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Thread) merupakan perencanaan yang digunakan untuk



III-7



mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mungkin terjadi pada inovasi meja multifungsi. Serangkaian proses perencanaan dan pengembangan produk tersebut akan diaplikasikan ke produk meja multifungsi. Menjalani proses-proses perencanaan dan pengembangan produk tersebut diharapkan dapat membuat produk meja multifungsi yang dihasilkan bagus, nyaman dan berkualitas sehingga memiliki daya saing dan menarik minat banyak konsumen. 1.2



Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan capstone design project ini ditulis agar



membatasi pembahasan masalah yang akan dibahas, sehingga pembahasan menjadi lebih terarah. Berikut merupakan pembatasan masalah pada penelitian capstone design project ini. 1.



Produk yang dibahas yaitu produk meja multifungsi..



2.



Desain produk meja multifungsi menggunakan CATIA V5R19.



3.



Output dari penelitian ini yaitu prototype meja multifungsi.



4.



Kegiatan perencanaan dan pengembangan produk meja multifungsi hanya dilakukan selama pelaksanaan capstone design project berlangsung.



1.3



Tujuan Penelitian Tujuan penulisan dalam penulisan capstone design project ini ditulis agar



untuk mengetahui hasil yang diperoleh. Berikut adalah tujuan penelitian pada penelitian capstone design project. 1.



Mengetahui hasil ergonomi pada produk meja multifungsi.



2.



Mengetahui prototype produk meja multifungsi yang bagus, nyaman dan berkualitas.



III-8



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas adalah proses yang digunakan untuk menjamin



tingkat kualitas dalam produk atau jasa. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesisifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar. Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai



dengan



standar



yang



telah



ditetapkan



dan



sedapat



mungkin



mempertahankan kualitas yang telah sesuai. Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat mewujudkan terciptanya kualitas yang baik pada produk yang dihasilkannya serta menjaga konsistensinya agar tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Perhatian yang diberikan pada kualitas akan berdampak positif dengan pendapat Gasperz (2002) yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan. Dampak terhadap biaya dimaksudkan terjadi pada proses pembuatan produk yang sesuai dengan standar-standar yang ditelah ditetapkan sehingga bebas dari terjadinya kerusakan atau kecacatan. Dampak terhadap peningkatan penjualan atas produk terjadi dengan melalui peningkatan atas produk yang berkualitas dan berharga kompetitif, dengan memperhatikan aspek kualitas produk (Suprianto dan Ratnadi,2016). 2.2



Tujuan pengendalian Kualitas Tujuan dari pengendalian kualitas adalah menyidik dengan cepat sebab-



sebab terduga atau pergeseran proses sedemikan hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakkukan sebelum terlalu banyak unit



III-9



yang tidak sesuai diproduksi (Montgomery D.C. 1990).Tujuan dari pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri adalah: 1.



Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.



2.



Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.



3.



Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.



4.



Mengusahakan



agar



biaya



produksi



dapat



menjadi



serendah



mungkin.Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitasyang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin (Suprianto dan Ratnadi,2016). 2.3



Faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Kualitas Kualitas Sebuah produk dalam pengendalian memiliki sejuamlah faktor



yang dapat mempengaruhi pengendalian kualitas tersebut dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dapat dilakukan oleh perusahaan menurut Douglas C. Montgomery (2001) yaitu, 1.



Kemampuan proses. Batas-batas yang ingin dicapai harus sesuai dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada kegunaanya jika mengedalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan proses yang ada.



2.



Spesifikasi yang berlaku. Hasil produksi yang dicapai harus dapat berlaku bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi.



3.



Tingkat ketidaksesuain yang dapat diterima. Tujuan dilaksanaknnya pengendalian suatu proses adalah untuk mengurangi produk yang berada dalam dibawah standar seminimal mungkin.



4.



Biaya kualitas, mempengaruhi tingakt pengendalian dalam menghasilkan suatu produk, yang dimana biaya mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas (Suprianto dan Ratnadi,2016).



III-10



2.4



Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani ergon yang berarti ‘kerja atau



usaha’ dan nomos yang berarti ‘aturan’. Dengan demikian, secara sederhana ergonomi dapat diartikan sebagai pengaturan kerja. Istilah ergonomi diusulkan oleh K.F.H Murrel pada akhir tahun 1949 dan diterima secara resmi pada tahun 1950. Murrel memberikan pengertian secara sederhana mengenai ergonomi sebagai “studi ilmiah tentang hubungan antara orang dengan lingkungan kerjanya (the scientific study of the relationship between man and his working environment)” (Yanto, 2017). Menurut Sutalaksan (1979), ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis yang memanfaatkan informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, nyaman, aman dan efisien (Yanto, 2017). Menurut Eko Nurmianto definisi ergonomi adalah studi tentang aspek – aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau dari anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan juga desain perancangan (Yanto, 2017). Menurut Sritomo dalam bukunya yang berjudul Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja bahwa pengertian ergonomi adalah disiplin keilmuan yang mempelajari manusia yang berkaitan dengan pekerjaannya (Yanto, 2017). Sesuai pengertian di atas, ergonomi adalah pengaturan kerja, (ergon-kerja dan nomos-aturan), maka tentunya tujuan dari ergonomi adalah mengatur pekerjaan sehingga hasil yang ingin dicapai dapat tercapai. Dalam pengaturan pekerjaan,



manusia



sebagai



pelaksana



dari



pekerjaan



tersebut



dipertimbangkan , baik kemampuan maupun keterbatasan (Yanto, 2017).



harus



III-11



2.5



REBA (Rapid Entire Body Assessment) REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah metode yang



dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara tepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggu, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator. Metode ini juga dipengaruhi faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas pekerja. Penilaian dengan menggunakan REBA tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktifitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan postur kerja operator. Metode ergonomi tersebut mengevaluasi postur, kekuatan, aktivitas, dan faktor copuling yang menimbulkan cidera akibat aktivitas yang berulang-ulang. Penilaian postur kerja dengan metode ini dengan cara pemberian skor resiko antara satu sampai lima belas, yang mana skor tertinggi menandakan level yang mengakibatkan resiko yang besar/ bahaya untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari ergonomic hazard. REBA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang beresiko dan melakukan perbaikan dan melakukan perbaikan sebaik mungkin. REBA dikembangkan tanpa membutuhkan piranti khusus (Hignett dan Mc Atamney, 2000). Metode REBA merupakan suatu alat analisis postural yang sangat sensitif terhadap pekerjaan yang melibatkan perubahan mendadak dalam posisi, biasanya sebagai akibat dari penanganan yang tidak stabil dan tidak terduga.Penerapan metode ini ditujukan untuk mencegah terjadinya resiko cedera yang berkaitan dengan posisi, terutama pada otot-otot skeletal. Metode ini dapat berguna untuk melakukan pencegahan resiko dan dapat digunakan sebagai peringatan bahwa terjadi kondisi kerja yang tidak dapat ditempat kerja (Tarwaka, 2004).



III-12



2.6



Nordic Body Map Nordic body map digunakan untuk mengetahui keluhan musculosceletal



disorder (MSDs) yang dirasakan pekerja. Keluhan MSDs tersebut akan diketahui dengan menggunakan kuesioner yang berupa beberapa jenis keluhan MSDs pada peta tubuh manusia. Melalui kuesioner ini dapat diketahui bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari tidak sakit (A), agak sakit (B), sakit (C) dan sangat sakit (D) (Anggraini dan Bati Nico, 2016). Definisi MSDs adalah sekelompok kondisi patologis yang mempengaruhi fungsi normal jaringan halus dari sistem musculoskeletal yang mencakup sistem syaraf, tendon, otot dan jaringan penunjang seperti discus invertebral (tulang belakang). MSDs ini ini secara umum disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan secara berulang dan terus menerus, dalam waktu yang lama, pekerjaan dengan postur tubuh yang tidak normal atau janggal yang sakit dengan gejalanya dapat dirasakan pada saat bekerja atau saat tidak melakukan aktifitas pekerjaan tersebut. Gangguan pada sistem musculoskeletal tidak pernah terjadi secara langsung, tetapi merupakan kumpulan-kumpulan benturan kecil dan besar yang terakumulasi secara terus menerus dalam waktu relatif lama, dapat dalam hitungan beberapa hari, bulan dan tahun, tergantung pada berat ringannya trauma setiap kali dan setiap saat, sehingga dapat menimbulkan cidera yang diekspresikan dengan rasa sakit, kesemutan, pegal-pegal, nyeri tekan, pembengkakan dan gerakan yang terhambat atau gerakan minim atau kelemahan pada anggota tubuh yang terus trauma. Musculoskeletal disorders merupakan istilah yang memperlihatkan adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal dan bukan merupakan suatu diagnosis (Humantecg, 1995). 2.7



CATIA CATIA merupakan singkatan dari Computer Aided Three dimensional



Interactive Application dan salah satu program yang diperuntukan untuk kalangan engineer yang banyak dipakai dalam indutri pesawat terbang, otomotif, dan industri indutri lainnya. CATIA adalah perangkat lunak yang membantu proses desain, rekayasa, dan manufaktur. Proses pemodelan tidak memerlukan gambar



III-13



manual ataupun model fisik dikarenakan dapat dibuat secara digital menggunakan CATIA, dan Penggunaan software CATIA V5 ini tergolong mudah, mulai dari pemodelan hingga analisis komponen atau kontruksi dapat dilakukan (Pinem, 2009). Ditinjau dari teknis software CATIA mudah digunakan dan terdapat 140 modul yang tersedia didalam software tersebut untuk kebutuhan didunia industri. Pengoperasian CATIA tidak membutuhkan ahli khusus, hanya dibutuhkannya para ahli industri masing-masing dalam merancang produk (Pinem, 2009). 2.8



Analisis Kelayakan Bisnis Menurut Ibrahim dalam Gumelar (2011), studi keayakan bisnis adalah



kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek. Menurut Kadariah, Kahlien dan Clive (1999), proyek sebagai suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit), atau suatu aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil returndiwaktu yang akan datang dan dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit. Rangkuti menjelaskan kemampuan analisis sangat penting untuk keberhasilan, jika suatu perusahaan dapat menjual lebih banyak produk yang sama dengan kualitas yang sama dan harga yang lebih mahal atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih berhasil, perusahaan tersebut relatif telah berhasil menggunakan kemampuan analisis pemasarannya. Kotler dalam Syarif (2011) potensi pasar dapat ianalisis melalui pendekatan permintaan menekankan tentang kebutuhan manusia yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi namun kurang memuaskan, dalam membuat suatu produk/ barang memberikan pelayanan jasa atau gabungan dari keduanya dan membatasi jangkauan pasar, mengukur secara rasional seberapa luas jangkauan usaha dan menemukan taget pasar (Purnamasari, Hendrawan, 2013).



III-14



2.9



Analisis SWOT Menurut Freddy Rangkuti Analisis SWOT adalah indifikasi berbagai



faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang



(opportunities), namun



secara



bersamaan



dapat meminimalkan



kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan



keputusan strategis



selalu berkaitan



dengan



pengembangan misi, tujuan dan strategi. Berikut adalah pembagian faktor-faktor strategis dalam analisis SWOT yaitu (P. Sondang, 2000): 1.



Faktor berupa kekuatan, yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetisi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemikiran keunggulan komparatif oleh usaha dipasaran.



2.



Faktor kelemahan, yaitu dengan kelemahan ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.



3.



Faktor peluang, definisi peluang secara sederhana ialah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.



4.



Faktor ancaman, merupakan kebalikan dari pengertian peluang yaitu faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi ancaman akan menjadi bahaya bagian satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun masa depan.



III-15



BAB III PERENCANAAN CAPSTONE DESIGN PROJECT 3.1



Tahapan Perencanaan Tahapan perencanaan bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah yang



ada pada perencanaan untuk menghasilkan produk meja multifungsi. Berikut adalah diagram alir perencanaan dan pengembangan produk meja multifungsi dalam penelitian capstone design project untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan. Gambar flowchart capstone design project dapat dilihat pada gambar 3.1.



Mulai



Pengumpulan Data



Pengolahan Data



Tidak Data Sesuai Ya Analisis Data



Prototype



Selesai



Gambar 3.1 Flowchart Capstone Design Project



III-16



Flowchart capstone design project pada gambar 3.1 dimulai dengan pengumpulan data, data yang harus dikumpulkan yaitu dengan kuesioner Nordic body map untuk mengetahui keluhan dan bagian-bagian yang sering terjadi cidera pada beberapa responden. Langkah pada pengumpulan data juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat diperoleh untuk melakukan pengembangan produk meja multifungsi. Mengetahui postur tubuh dalam melakukan sebuah aktivitas dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Langkah kedua yaitu dengan melakukan pengolahan data dari kuesioner Nordic body map, menentukan keluhan yang terjadi pada bagian tubuh dengan skor. Hasil dari skor akan menunjukkan bagian otot yang sering terjadi cidera, setelah itu akan menentukan postur tubuh yang tepat dalam melakukan aktifitas melalui metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dengan scoring. Langkah ketiga yaitu menyesuaikan data dari hasil pengolahan data. Data yang tidak sesuai akan dilakukan pengolahan data ulang untuk memastikan data sudah diolah secara teratur tanpa ada tahap yang tertinggal tetapi jika data sudah sesuai dengan yang diharapkan maka akan dilanjutkan dengan langkah selanjutnya yaitu analisis data dari hasil pengolahan data tersebut. Langkah keempat yaitu menganalisis hasil dari pengolahan data, pertama menganalisis hasil dari scoring ergonomi menggunakan metode Nordic body map. Memberikan alansa-alasan dari hasil yang telah ditetapkan. Selanjutnya menganalisis kelayakan bisnis produk menja multifungsi menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threats). Langkah terakhir yaitu prototype, yang dimana prototype ini adalah sebuah gambaran yang nantinya akan dilanjutkan untuk tahap pengembangan dan perencanaan produk lanjutan. Prototype ini divisualisasikan pada aplikasi CATIA V5R21. 3.2



Perencanan Solusi Perencanaan solusi merupakan suatu proses dimana suatu tim berusaha



untuk memenuhi tujuan-tujuan dari suatu penelitian melalui pengembangan dan



III-17



implementasi dari sebuah rencana yang komprehensif. Perencanaan solusi untuk mendefinisikan bagaimana cara pemecahan dari masalah yang ada di capstone design project. Berikut merupakan perencanaan solusi dalam capstone design project. 1.



Melakukan penyebaran kuesioner ergonomi Nordic Body Map untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.



2.



Menentukan postur tubuh dalam melakukan aktifitas menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment).



3.



Mengidentifikasi meja multifungsi dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan metode SWOT.



4.



Menganalisis kelayakan bisnis produk meja multifungsi dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threats).



3.3



Capaian Keluaran Output pada capstone project design ini adalah prototype dari meja



multifungsi yang dimana produk ini adalah sebuah meja yang memiliki banyak fungsi seperti untuk belajar, menaruh laptop serta dapat digunakan untuk meja makan sendiri. Meja multifungsi ini akan diadakan tambahan fitur berupa kaki meja dapat diatur tingkat ketinggiannya agar dapat digunakan dimanapun para pengguna saat melakukan aktifitas menggunakan meja. Produk ini dituju dan dipasrkan kepada para remaja hingga orang dewasa dengan rentang usia 18-50 tahun. Produk meja multifungsi ini memprioritaskan untuk para remaja dikarenakan banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh remaja seperti belajar, menggunakan laptop dan aktifitas lainnya yang butuh benda pendukung untuk wadah sebagai penahan. 3.4



Jadwal Pelaksanaan Gantt Chart adalah sejenis diagram batang yang menunjukkan aktifitas



untuk suatu proyek dan waktu perencanaan dan implementasi, seperti waktu ketika aktifitas akan dimulai dan juga batas waktu dimana aktifitas tersebut sudah selesai. Berikut adalah Gantt Chart yang dapat dilihat pada gambar 3.2.



III-18



NO



Kegiatan



1 2 3 4 5



Mencari Refrensi Tema Menyebarkan Kuesioner Mengidentifikasi Kebutuhan Pelanggan Mengolah data Desain Produk & Prototype



Jadwal Pelaksaan Capstone Design Project Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4



Gambar 3.2 Gantt Chart



Gambar diatas menunjukkan Gant Chartt dimana dapat dilihat aktifitasaktifitas yang dilakukan dimulai dari mencari refrensi tema hingga aktifitas akhir yang disertai dengan waktu pelaksaan yang sudah dibataskan. Waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan dalam pembuatan proposal capstone design project yaitu sekitar 8 minggu yang dimana tiap minggunya terdapat beda-beda aktifitasnya. Jenis kegiatan pertama yang dituliskan pada tabel gantt chart adalah bimbingan tema. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari referensi dari beberapa jurnal, skripsi ataupun penelitian lainnya yang sekiranya cocok untuk menjadi opsi dalam tema sementara. Kegiatan ini akan dilakukan bulan maret minggu ketiga. Jenis kegiatan kedua yang dituliskan pada tabel gantt chart adalah bimbingan judul. Kegiatan ini dilakukan untuk berdiskusi dengan dosen pembimbing terkait dengan opsi tema sementara yang sudah dipilih sehingga kami sebagai tim capstone mendapat saran yang lebih baik dan pemilihan tema yang tepat dari dosen pembimbing. Kegiatan ini dilakukan bulan maret minggu ke empat. Jenis kegiatan ketiga yang dituliskan pada tabel gantt chart adalah bimbingan proposal online bab 1. Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun sebuah rangkaian proposal terkait tema yang akan dilanjutkan ke penelitian capstone design project. Kegiatan ini dilakukan bulan april minggu ke tiga. Jenis kegiatan keempat yang dituliskan pada tabel gantt chart adalah bimbingan proposal online bab 2 dan revisi proposal. Kegiatan ini dilakukan



III-19



untuk melakukan bimbingan terkait proposal yang sudah disusun oleh tim capstone dan dosen pembimbing melakukan pengecekan terhadap proposal tersebut, apabila terdapat saran perbaikan atau revisi pada proposal maka di minggu tersebut tim akan melakukan revisi proposal sampai proposal tersebut diterima oleh dosen pembimbing. Kegiatan ini dilakukan bulan maret minggu keempat sampai bulan april minggu ke empat. Jenis kegiatan kelima yang dituliskan pada tabel gantt chart adalah bimbingan online bab 2. Kegiatan ini dilakukan untuk penyerahan batas akhir proposal ke pihak jurusan teknik industri universitas gunadarma. Kegiatan ini akan dilakukan bulan mei minggu pertama . Jenis kegiatan keenam yang dituliskan pada tabel gantt chart adalah bimbingan online bab 3. Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan pelaksanaan project meja multifungsi yang diuraikan menjadi beberapa bagian bab yang memiliki pembahasan yang berbeda. Kegiatan ini akan dilakukan bulan mei minggu ke dua . Jenis kegiatan ketujuh yang dituliskan pada tabel gantt chart adalah bimbingan online bab 4. Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan serangkaian bimbingan terhadap hasil sementara project yang telah dilakukan sehingga dosen pembimbing dapat mengetahui perkembangan dari penelitian ini dan dapat memberikan masukan terhadap penelitian ini. Kegiatan ini akan dilakukan bulan mei minggu ke tiga . Jenis kegiatan kedelapan yang dituliskan pada tabel gantt chart adalah kegiatan akhir yaitu penyusunan laporan. Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan penyusunan



laporan



selama



tim



kami



melakukan



penelitian



terhadap



pengembangan produk meja multifungsi yang diuraikan menjadi beberapa bagian bab yang memiliki pembahasan yang berbeda. Kegiatan ini akan dilakukan bulan mei minggu ke empat .



III-20



III-21



BAB IV KESIMPULAN



Kesimpulan merupakan hasil akhir dari pembahasan yang menjawab tujuan penelitian yang nantinya akan memberikan solusi. Berikut adalah kesimpulan yang terdapat pada capstone design project. 1. Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, 2. Mengetahui hasil ergonomi pada produk meja multifungsi menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). 3. Mengetahui prototype produk meja multifungsi yang bagus, nyaman dan berkualitas dengan memvisualisasikannya pada aplikasi CATIA V5R21.



III-22



DAFTAR PUSTAKA



Anggraini, Denny Astrie dan Bati, Nico Ciri. 2016. Analisa Postur Kerja Dengan Nordic Body Map & REBA Pada Teknisi Painting Di PT. JAKARTA TEKNOLOGI UTAMA MOTOR PEKANBARU. Riau : Universitas Muhammadiyah Riau. Higgnet, S dan Mcatamney, L. 2000. “Techinal Note, Rapid Entire Body Assesment”. Applied Ergonomics, vol 31, pp 2010205. Humantech Inc. 1995. Humantech Applied Ergonomics Training Manual. Berkeley Vale Australia : Protector and Gamble Inc. Pinem, M.D. 2009. CATIA Si Jago Desain Tiga Dimensi. Jakarta : Kawah Media. Purnamasari, Dewi dan Hendrawan Bambang. 2013. Analisis Kelayakan Bisnis Usaha Roti Ceriwis Sebagai Oleh-Oleh Khas Kota Batam. BATAM : Politeknik Negeri Batam. Sondang, P. Siagian. 2000. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara. Cetakan Ketujuh. Jakarta. Tarwaka, S.H, dan Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivtias. Surakarta : UNIBA. Yanto, dan Billy Ngaliman. 2017. Ergonomi Dasar – Dasar Studi Waktu dan Gerakan Untuk Analisis dan Perbaikan Sistem Kerja. Yogyakarta: ANDI.