Case THT - Sinus Preaurikular Sinistra Terinfeksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Case Report Session



SINUS PREAURIKULAR SINISTRA TERINFEKSI



Oleh: Milfa Sari Muzamil



0910314184



Rahmi Dina Indra



1110312004



Preseptor : dr. Al Hafiz, Sp. THT-KL



BAGIAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER RSUP DR. M. DJAMIL PADANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2015 BAB I TINJAUAN PUSTAKA



1.1 Definisi Sinus Preaurikular Sinus preaurikuler merupakan kelainan kongenital berupa adanya lubang kecil pada telinga luar yang biasanya terdapat di anterior dari heliks asendens.1 1.2 Anatomi Aurikular Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga (aurikula) berasal dari pinggir-pinggir celah brankial pertama dari arkus brankialis pertama dan kedua. Daun telinga disarafi oleh cabang aurikulotemporalis dari saraf mandibularis serta saraf aurikularis mayor dan oksipitalis minor yang merupakan cabang pleksus servikalis. Liang telinga berasal dari celah brankial pertama ektoderm. Membrana timpani mewakili membran penurup celah tersebut.2,3 Daun telinga merupakan gabungan dari tulang rawan yang di liputi kulit. Bentuk tulang rawan ini unik dan dalam merawat trauma telinga luar, harus di usahakan untuk mempertahankan bagunan ini. Kulit dapat terlepas dari rawan di bawahnya oleh hematom atau pus, dan rawan yang nekrosis dapat menimbulkan deformitas kosmetik pada pinna (telinga kembang kol).3



Gambar 1: Anatomi daun telinga4 1.3 Embriologi Aurikular



1



Aurikula berkembang saat kehamilan berumur enam bulan. Aurikula terbentuk dari enam proliferasi mesenkim di ujung dorsal arkus faring pertama dan kedua, yang mengelilingi celah faring pertama. Penebalan ini (auricular hillocks), tiga di masing-masing sisi meatus akustikus eksternus, kemudian menyatu dan membentuk aurikula defenitif. Karena penyatuan tonjolan aurikula adalah suatu proses yang rumit, sering terjadi kelainan perkembangan aurikula.5 Adanya lubang preaurikula menunjukkan kelainan perkembangan tonjolan aurikula.5 Teori yang paling sering dikutip dan diterima mengenai terbentuknya sinus preaurikula yaitu teori yang mengungkapkan bahwa sinus preaurikula terbentuk akibat defek dan tidak lengkapnya penyatuan dari enam auditory hillocks pada saat pembentukan aurikula.6



Gambar 2 : Embriologi aurikula5 Hillock 1 dan 6 adalah yang paling pertama dapat diidentifikasikan secara terpisah, namun pada minggu ke enam semua hillock ini sudah terpisah. Pada saat minggu ke delapan aurikula telah mempunyai struktur yang jelas, dan bagian-bagian dari hillock tersebut yaitu: hillock 1, tragus; hillock 2, crus helix; hillock 3, ascending helix; hillock 4, horizontal helix, bagian atas scapha, dan antihelix; hillock 5, descending helix, bagian tengah scapha dan antihelix; dan hillock 6, anti tragus dan bagian dalam dari helix. Saat mendekati usia kehamilan 18 minggu, aurikula



2



mencapai bentuk dewasa aslinya, meskipun ia tetap tumbuh pada masa kanak-kanak dengan perubahan yang tetap berlanjut hingga usia dewasa.5,7



Gambar 3 : Sinus preaurikula8



1.4 Epidemiologi Sinus Preaurikular Prevalensi sinus preaurikula bervasiasi di berbagai belahan dunia. Prevalensi sinus preaurikula di Amerika Serikat adalah 0,1-0,9%, Inggris 0,9%, Taiwan 1,62,5%, negara-negara di Asia adalah 4-6% dari populasi dan beberapa negara bagian Afrika adalah 4-10%.9 Sinus preaurikula lebih sering unilateral, terkadang bisa bilateral. Sinus yang terdapat disebelah kanan biasanya sering pada perempuan daripada laki-laki.10 Dari sudut pandang klinis, sinus preaurikula paling sering muncul seperti sebuah lubang kecil dekat margin anterior bagian pertama heliks. Topografi sinus terletak lebih dangkal dari fasia temporalis, lateral dan superior dari kelenjar parotis, saraf wajah dan kulit terminal. Bagian ini sangat dekat, dan sering mengikuti tulang rawan dari bagian pertama dari helix.7



1.5 Patofisiologi Sinus Preaurikular Terinfeksi



3



Kebanyakan sinus preaurikula secara klinis tidak mempunyai gejala, namun tidak jarang muncul gejala-gejala terkait dengan proses infeksi seperti eritema, pembengkakan,



nyeri



dan



keluarnya



cairan



dari



lubang



sinus



tersebut.



Mikroorganisme patogen yang paling sering menyebabkan infeksi tersebut adalah Staphylococcus Epidermidis dan Staphylococcus Aureus. Selain itu, bisa juga bakteri Proteus, Streptococcus dan Spesies Peptococcus.10 1.6 Manifestasi Klinis Sinus preaurikular biasanya asimptomatik sehingga terjadinya proses inflamasi akibat infeksi seperti;  



Eritem atau kemerahan, bengkak dan nyeri di daerah sinus preaurikular Adanya sekret purulen dan berbau keluar dari lobang sinus. Jika terjadi obstruksi kronis, sekret dapat keluar melalui jaringan yang terbuka di daerah







sinus. Sekret dapat hilang timbul atau intermitten. Gejala lain; demam, rasa gatal



Gambar 4 : Sinus Preaurikular yang terinfeksi.11



4



Lubang yang terlihat dapat mewakili derajat deformitas atau menandai adanya saluran sinus yang bervariasi panjangnya serta bercabang dan untuk mengikuti sinus yang berliku-liku. Sinus preauricular dapat menyebabkan pembentukan kista subkutan yang dekat dengan tulang rawan tragus dan anterior crus helix. Pada kondisi lanjut dapat terjadi komplikasi seperti pioderma, selulitis fasial atau ulserasi di daerah depan telinga. 10,12



1.7 Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Anamnesis akan ditemukan riwayat keluarya cairan dari sinus preaurikular yang hilang timbul, bengkak yang semakin membesar dan keluhan nyeri di daerah depan telinga. Pemeriksaan fisik didapatkan eritem di daerah depan telinga, keluar secret dari lubang sinus preaurikular yang terinfeksi, gejala sisa dari infeksi sebelumnya yang berupa scarring dan juga kemungkinan adanya anomali telinga luar lainnya.10 Pemeriksaan penunjang untuk sinus preaurikular antara lain; pemeriksaan laboratorium seperti kultur sekret untuk mengetahui kuman penyebab dan pemilihan antibiotik sesuai. Bakteri yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus Epidermidis dan Staphylococcus Aureus. 10 Pemeriksaan radiologi seperti fistulografi dengan kontras untuk melihat sinus preaurikular dan muaranya. Ultrasonografi juga dapat melihat hubungannya dengan jaringan sekitar seperti kartilago, arteri temporal superficial dan membedakan massa padat atau kista.13



1.8 Diagnosis Banding 1. Karsinoma sel basal 2. Kista epidermal inklusi



5



1.9 Penatalaksanaan Penatalaksanaan sinus preaurikular ini tidak di perlukan kecuali pencegahan terjadinya infeksi yaitu dengan menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan dengan alkohol atau cairan antiseptik lainnya secara rutin.10 Apabila fistula preaurikular ini terinfeksi maka pemberian antibiotik yang sesuai diperlukan untuk melawan kuman patogen, dan apabila terdapat manifestasi abses biasanya akan diperlukan tindakan insisi abses dan drainase.7 i.



Medikamentosa Antibiotik dapat diberikan per oral atau intravena jika ditemukan infeksi.



Kuman penyebab infeksi yang paling sering adalah Staphylococcus Aureus. Jika terdapat abses, abses tersebut harus diinsisi dan didrainase dan eksudat harus dikirim untuk dilakukan pemeriksaan gram dan kultur untuk memilih antibiotik yang lebih sensitif. Antibiotik golongan penicilin seperti amoxicillin, erithromycin dapat diberikan pada pasien dengan komplikasi selulitis. ii.



Drainase Tindakan insisi abses dan drainase dilakukan untuk mengeluarkan abses. Ada



beberapa teknik drainase yaitu aspirasi lansung dengan menggunakan spuit dan kedua, menggunakan lacrimal probe. Drainase dengan teknik lacrimal probe ini memerlukan anestetik topikal di kulit dan prosedur ini dapat diulang jika perlu.



Gambar 4: Lacrimal probe



6



iii.



Operasi Jika terjadi infeksi berulang, dapat dianjurkan untuk tindakan operasi diseksi



dan insisi komplit dari sinus dan salurannya. Operasi ini dilakukan apabila inflamasi sudah sembuh dan berada dalam masa tenang. Diseksi dilakukan sampai ke periosteum dari tulang temporal, dan semua cabang-cabang dari salurannya harus di angkat untuk mencegah infeksi berulang. Pengangkatan yang tidak lengkap menimbulkan sinus yang mengeluarkan cairan sehingga membutuhkan pengangkatan yang lebih sulit dan lebih radikal kedepannya.15 Sebelum operasi dilakukan, saluran fistula preaurikular diisi dengan menggunakan methylen blue. Penyuntikan harus di lakukan dengan menggunakan tekanan yang lembut untuk memperlihatkan garis bentuk seluruh sistem saluran. Prosedur ini untuk memudahkan diseksi selanjutnya. Cara lain adalah dengan fistulografi, yaitu dengan cara memasukkan zat kontras ke dalam muara fistel, lalu dilakukan pemeriksaan radiologik. Pada pemeriksaan fistulografi tidak dapat menggambarkan jalur traktus yang sebenarnya karena infeksi yang berulang menimbulkan tersumbatnya traktus oleh jaringan fibrosis.15



Gambar 5: Pewarnaan dengan methylen blue.



7



Gambar 6. Dibuat insisi berbentuk oval.



Gambar 7. Bebaskan jaringan yang tidak terlihat. Insisi dibuat berbentuk oval mengelilingi muara fistula. Selanjutnya diseksi diteruskan sampai ke saluran dan kantong fistula. Diseksi ini menggunakan gunting lengkung. Setelah itu bagian yang bergerak dari sistem saluran dipegang secara hatihati dengan forsep dan dengan sedikit penarikan dapat membebaskan jaringan yang tidak terlihat.15



8



1.10 Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi antara lain seperti; perdarahan, infeksi yang berulang dengan pembentukan abses, parase fasialis, pembentukan jaringan fibrotik disekitar depan telinga dan kekambuhan dapat terjadi pada operasi eksisi saluran sinus atau sinectomy yang tidak sempurna.16



1.11 Prognosis Sinus preaurikular yang terinfeksi umumnya memiliki prognosis yang baik jika belum terjadi komplikasi dan ditangani dengan cepat dan benar.16



BAB II LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama



: Nn. D



Umur



: 14 tahun



Tanggal pemeriksaan : 11 April 2015



Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan



: Pelajar



Alamat



: Jalan Ganting II, no 13, RT 5, RW 10, Padang 9



Suku bangsa : Minangkabau ANAMNESIS Seorang pasien perempuan berumur 14 tahun ke poli THT RS Dr M Djamil Padang pada tanggal 10 April 2015 dengan Keluhan Utama : Bengkak di depan telinga kiri sejak + sebulan yang lalu. Riwayat penyakit sekarang : -



Bengkak di depan telinga kiri sejak + sebulan yang lalu.



-



Bengkak awalnya kecil, tidak nyeri, kemudian semakin membesar dan nyeri saat disentuh.



-



Keluar cairan warna bening di lubang depan telinga yang hilang timbul



-



Pasien berobat di Puskesmas dan kemudian dirujuk ke RS Tentara. Pasien kontrol rutin dan diberi obat. Bengkak tidak berkurang dan akhirnya pasien dirujuk ke RSUP Dr. M Djamil Padang.



-



Riwayat demam, batuk, pilek disangkal.



-



Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal.



-



Riwayat penurunan pendengaran tidak ada.



Riwayat penyakit dahulu : Riwayat infeksi sebelumnya tidak ada. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita seperti ini. Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan kebiasaan : -



Pasien merupakan pelajar kelas II SMP



-



Kebiasaan merokok tidak ada



-



Kebiasaan menyentuh daerah depan telinga ada



10



PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Keadaan Umum



: Tampak sakit ringan



Kesadaran



: Composmentis cooperative



Tekanan darah



: 120/70 mmHg



Frekuensi nadi



: 80 x/menit



Frekuensi nafas



: 20 x/menit



Suhu



: 36.8 0C



Pemeriksaan Sistemik Kepala



: tidak ada kelainan



Mata



: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik



Leher



: tidak ditemukan pembesaran KGB



Thorak



: Kor dan Pulmo dalam batas normal



Abdomen



: Distensi tidak ada, BU (+) normal



Ekstremitas



: Akral hangat, perfusi baik



Status Lokalis THT TELINGA Pemeriksaan



Daun telinga



Liang & Dinding telinga



Kelainan Kel kongenital Trauma Radang Kel. Metabolik Nyeri tarik Nyeri tekan tragus Cukup lapang (N) Sempit Hiperemis Edema Massa Bau



Dekstra Sinus preaurikula Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Cukup lapang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



11



Sinistra Sinus preaurikula Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Cukup lapang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak bisa dinilai



Sekret/serumen



Warna



Coklat



Tidak bisa dinilai



Jumlah Jenis



kekuningan Minimal Mukus



Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai



Warna Reflek cahaya Bulging Retraksi Atrofi Jumlah perforasi Jenis Kwadran Pinggir



Putih mengkilat (+) arah jam 5 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai Tidak bisa dinilai



Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada (+) Sama dengan



Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada (+) Sama dengan



Membran timpani



Utuh



Perforasi



Gambar Membran Timpani



Mastoid



Tes Garpu Tala



Tanda radang Fistel Sikatrik Nyeri tekan Nyeri ketok Rinne Schwabach Weber Kesimpulan



Audiometri Timpanometri



pemeriksa pemeriksa Tidak ada lateralisasi Normal Normal Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan



HIDUNG Pemeriksaan



Hidung luar



Kelainan Deformitas Kelainan kongenital Trauma Radang Massa



Dektra Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



Sinus paranasal



12



Sinistra Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



Pemeriksaan Nyeri tekan Nyeri ketok



Dekstra Tidak ada Tidak ada



Sinistra Tidak ada Tidak ada



Rinoskopi Anterior Pemeriksaan Vestibulum



Cavum Nasi Sekret Konka inferior



Konka media



Septum



Massa



Kelainan Vibrise Radang Cukup lapang (N) Sempit Lapang Lokasi Jenis Jumlah Bau Ukuran Warna Permukaan Edema Ukuran Warna Permukaan Edema Cukup



Dekstra Ada Tidak ada Lapang Ada Lapang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Eutrofi Merah Muda Licin Tidak ada Sukar dinilai Sukar dinilai Sukar dinilai Sukar dinilai Cukup lurus



Sinistra Ada Tidak ada Sempit Ada Tidak Tidak Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Hipertrofi Merah Muda Licin Tidak ada Sukar Dinilai Sukar Dinilai Sukar Dinilai Sukar Dinilai Cukup lurus



lurus/deviasi Permukaan Warna Spina Krista Abses Perforasi Lokasi Bentuk Ukuran Permukaan Warna Konsistensi Mudah digoyang Pengaruh



Licin Merah Muda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



Licin Merah Muda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



vasokonstriktor



13



Gambar Rinoskopi Anterior



Rinoskopi Posterior Pemeriksaan



Kelainan Cukup lapang (N)



Dekstra



Sinistra



Koana



Sempit



Sempit



Sempit



Merah muda Tidak ada Tidak ada Eutrofi Merah muda Licin Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



Merah muda Tidak ada Tidak ada Hipertrofi Merah muda Licin Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



Mukosa Konka inferior Adenoid Muara tuba eustachius Massa Post Nasal Drip



Lapang Warna Edem Jaringan granulasi Ukuran Warna Permukaan Edem Ada/tidak Tertutup sekret Edem mukosa Lokasi Ukuran Bentuk Permukaan Ada/tidak Jenis



Gambar Rinoskopi Posterior



Orofaring dan mulut 14



Pemeriksaan Trismus Uvula



Palatum mole + Arkus Faring Dinding faring



Tonsil



Peritonsil



Tumor Gigi



Lidah



Kelainan Edema Bifida Simetris/tidak Warna Edem Bercak/eksudat Warna Permukaan Ukuran Warna Permukaan Muara kripti Detritus Eksudat Warna Edema Abses Lokasi Bentuk Ukuran Permukaan Konsistensi Karies/Radiks Kesan Warna Bentuk Deviasi Massa



Dekstra Tidak ada Tidak ada Tidak ada Simetris Merah muda Tidak ada Tidak ada Merah muda Licin T1 Merah muda Rata Tidak Melebar Tidak ada Tidak ada Merah muda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Baik Merah muda Normal Tidak ada Tidak ada



Sinistra Tidak ada Tidak ada Tidak ada Simetris Merah muda Tidak ada Tidak ada Merah muda T1 Merah muda Rata Tidak Melebar Tidak ada Tidak ada Merah muda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Merah muda



Gambar Orofaring (Mulut)



Laringoskopi Indirek Pemeriksaan



Kelainan Bentuk Warna



Dekstra Normal Merah muda 15



Sinistra Normal Merah muda



Epiglotis Ariteniod



Ventrikular band Plica vokalis Sinus piriformis Valekulae



Edema Pinggir rata/tidak Massa Warna Edema Massa Gerakan Warna Edema Massa Warna Gerakan Pingir medial Massa Massa Sekret Massa Sekret (jenisnya)



Tidak ada Rata Tidak ada Merah muda Tidak ada Tidak ada Simetris Merah muda Tidak ada Tidak ada Putih Simetris Rata Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



Tidak ada Rata Tidak ada Merah muda Tidak ada Tidak ada Simetris Merah muda Tidak ada Tidak ada Putih Simetris Rata Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada



Gambar



Pemeriksaan Kelenjar getah bening leher : tidak ada pembesaran KGB Inspeksi



: tidak terlihat pembesaran kelenjar getah bening di leher



Palpasi



: tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di leher



16



Telinga kanan



Telinga kiri RESUME



1. Anamnesis -



Bengkak di depan telinga sejak 1 bulan yang lalu disertai nyeri bila dipegang. Bengkak semakin lama semakin membesar.



-



pasien mengatakan bahwa terkadang keluar cairan bening dari lubang yang ada di depan telinga.



-



Pasien berobat ke dokter puskesmas sebelumnya, dari puskesmas dirujuk ke rumah sakit tentara, diberikan obat dan kontrol rutin dan kemudian dirujuk ke RSUP DR. M Djamil Padang.



2. Pemeriksaan fisik Inspeksi telinga luar; -



Auris dextra: Terdapat sinus preaurikular.



17



-



Auris sinistra: Terdapat sinus preaurikular. Terdapat luka di bagian depan telinga yang hiperemis.



Palpasi Telinga luar; -



Terdapat nyeri tekan pada tragus.



3. Diagnosis Utama : Sinus preaurikula yang terinfeksi 4. Diagnosis Tambahan : 5. Diagnosis Banding : kista preaurikular sinistra 6. Pemeriksaan anjuran : kultur sekret 7. Terapi : antibiotik, drainase, redressing 8. Terapi Anjuran : sinectomy 9. Prognosis : Quo ad vitam : bonam Quo ad sanam : bonam 10. Nasehat : -



Jaga higinitas pada telinga dan sekitarnya. DAFTAR PUSTAKA



1. Jacky M, Effy H, Rusli P. Penatalaksanaan Sinus Preaurikuler Tipe Varian Dengan Pit pada Heliks Desenden Postero-Inferior. 2012, Jurnal Kesehatan Andalas; 1(1): 42-6. 2. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. 2010, Penerbit Buku Kedokteran EGC;189. 3. Adam, George L. BOIES Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan THT Edisi 6. 1997;57-9. 4. Simbar S, Lita F. Embriologi dan Anatomi Telinga. Diunduh dari http://ocw.usu.ac.id/slide_embryologi_dan_anatomi_telinga.pdf. Diakses pada tanggal 12 April 2015. 5. Bailey BJ. Head & Neck Surgery Otolaryngology. 2006, Penssylvania;129131



18



6. Currie AR, King WWK, Vlantis AC, Li AKC. Pitfalls in the management of preauricular sinuses. 1996, Br J Surg.;1722–4. 7. Tan. T, Constantinides. H, Mitchell T.E. The preauricular sinus: A review of its aetiology, clinical presentation and management. Journal of Pediatric Otorhinolaryngology. 2005; 69:1469-74. 8. Hari J. Kelainan itu Bernama Fistula Preaurikula Kongenital. Diunduh dari : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/06/26/kelainan-itu-bernamafistula-preaurikular-kongenital-472566.html. Diakses pada tanggal 12 April 2015. 9. Jimoh OR, Alabi BS, Adebayo SS. Prevalence of preauricular sinus among Nigerians. 2008, Surgery Journal.; 3: 61-3. 10. Scheinfeld NS, Silverberg NB, Weinberg JM, Nozad V. The preauricular sinus: a review of its clinical presentation, treatment, and associations. 2004,Pediatr Dermatol; 21:191-6. 11. Tony R. Bull, Color Atlas of ENT Diagnosis,2003, Thieme 12. Kavuturu VS, Nelakurthi SC, Ratnavelu KM, 2012. Preauricular Sinus: A Novel Approach, Indian J Otolaryngol Head Neck Surgery. (July–Sept 2013) 65(3):234–236; DOI 10.1007/s12070-012-0520-y 13. McArdle AJ, Shroff R. Is ultrasonography required to rule out congenital anomalies of the kidneys and urinary tract in babies with isolated preauricular tags or sinuses?. Arch Dis Child. 2013;98:84-7. 14. Ballenger JJ. Tumor Telinga Luar dan Telinga Tengah. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. 1997,Edisi 13. Jilid 2. Jakarta: BinaRupaAksara. 15. Nauman HW. Operation on the Meatus and on the Tympanic Membrane. In: Nauman HH, Ed. Head and Neck Surgery. Volume 3. New York: George ThiemeVerlag. 1982,pp: 107-10. 16. Austin M. Preauricular Cysts,



Pits



and



Fissures.



Dari



http://www.emedicine.com/ent/topic200.htm diakses pada tanggal 12 April 2015



19