CBR BKP Mella Maharani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“CRITICAL BOOKS REPORT”



Bimbingan Kelompok Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Bimbingan Kelompok, Semester II di Universitas Negeri Medan



Disusun oleh: Nama Nim Kelas



: Mella Maharani : 1183351035 :BK Reguler B 2018



PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019



2



KATA PENGANTAR Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala tumpahan Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book Report untuk memenuhi salah satu tugas dari program 6 tugas dalam KKNI mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Dalam mengkritisi buku ini, saya juga menyadari banyak kekurangan dalam pengetikkan maupun pemilihan kata yang tepat. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar penulisan laporan saya dapat lebih baik lagi di lain kesempatan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam makalah ini..



Medan, April 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI



Kata pengantar....................................................................................................................i Daftar Isi..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 a. Latar belakang ........................................................................................................1 b. Tujuan .....................................................................................................................1 c. Manfaat....................................................................................................................1 BAB II ISI BUKU...............................................................................................................2 Identitas buku......................................................................................................................2 Ringkasan buku utama......................................................................................................... 3 BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................20 Kelebihan Dan Kelemahan Buku........................................................................................ 20 BAB III PENUTUP............................................................................................................. 22 a. Kesimpulan.............................................................................................................. 22 b. Saran........................................................................................................................22



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bimbingan dan konseling merupakan suatu bentuk layanan pemberian bantuan kepada individu yang mempunyai suatu masalah. Layanan bimbingan dan konseling ini dapat dibagi menjadi 2, yakni bimbingan konseling individu dan bimbingan konseling kelompok. Bimbingan konseling individu dilakukan secara sendiri atau individual saja, tidak ada orang lain yang ikut di dalamnya kecuali konselor dan individu itu sendiri. Sedangkan bimbingan dan konseling kelompok itu dilakukan secara bersama-sama dan berkelompok. Biasanya disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan apa yang sedang dihadapi atau berdasarkan masalah-masalah yang sama antara seseorang dengan orang lainnya. Dengan adanya pengelompokkan ini akan dapat lebih mudah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara berkelompok. Dalam layanan bimbingan konseling kelompok ini juga akan dibahas tentang bagaimana tahap-tahap perkembangan kelompok. Tahap-tahap perkembangan kelompok ini dapat dijadikan sebagai pedoman atau panduan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling kelompok, dan yang selanjutnya akan dijabarkan lebih lanjut dalam makalah ini.



B. Tujuan 1) Mengetahui pengertian bimbingan kelompok. 2) Mengetahui tujuan bimbingan kelompok 3) Mengetahui fungsi bimbingan kelompok 4) Mengetahui manfaat bimbingan kelompok C. Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah ini agar dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan mengenai Bimbingan Kelompok.



1



BAB II ISI BUKU IDENTITAS BUKU 1.



2.



Identitas Buku Utama Judul buku



: TEORI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK



Penulis



: Dra. Rahmulyani M.pd Kons



ISBN



:-



Penerbit



: UNIMED



Jumlah halaman



: 72 halaman



Jumlah bab



: 12 bab



Tahun terbit



:2015



Identitas Buku 2 (Pembanding) Judul                    



: BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK



Penulis                



: Dra. Rasimin M.pd dan Muhammad Hamdi M.pd



Penerbit             



: Bumi Aksara



Tahun terbit



: 2018



ISBN



: 978-602-444-2392



2



RINGKASAN BUKU Utama BAB 1 Pengertian Bimbingan A. Pengertian Bimbingan -Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, Pasal 25 ayat 1. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. -Menurut Frank Person, dalam Jones, 1951 Bimbingan adalah sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu. -Menurut Chiskolm dalam McDaniel 1959 Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinynya. -Menurut Lefever dalam McDaniel 1959 Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri yang pada akhirnya ia memperoleh pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat. -Menurut Crow dan Crow, 1960 Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. -Menurut Tiedeman, dalam Bernard dan Fullmer, 1969 Bimbingan membantu seseorang agar menjadi berguna, tidak sekedar mengikuti kegiatan yang berguna. -Menurut Bernard dan Fullmer, 1969 Bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. -Menurut Mathewson dalam Bernard dan Fullmer, 1969



3



Bimbingan sebagai pendidikan dan perkembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik. -Menurut Moh. Surya, 1988 Bimbingan adalah suatu pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. -Menurut Prayitno, 1983 dan 1987 Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. -Menurut Brewer Bimbingan dilukiskan sebagai bantuan yang diberikan kepada anak untuk mengerti, mengorganisasi, memperluas dan mengembangkan individualisme serta aktivitas kerjasama. -Menurut Athur Jones dan Meyers Bimbingan sebagai proses bantuan sebagai individu untuk mengambil keputusan, pilihan memecahkan masalah dan penyesuaian yang bijaksana dalam situasi yang kritis agar individu merasa pasti dan kontivitas perkembangannya dan kemampuan dirinya sendiri. -Menurut Marti Kartz Bimbingan adalah sebagai intervensi profesional terhadap pilihan yang dibuat individu diantara pilihan bidang pendidikan dan pekerjaan yang tersedia untuknya. Dari pengertian bimbingan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan Kelompok adalah merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru-guru pembimbing, agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.



BAB 2 Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok A. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus diberikan dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam susunan asuhan yang normatif agar tercapainya kemandirian sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya. Untuk hal tersebut, maka pemberian bimbingan harus dilakukan secara terus menerus, terencana dan terarah kepada tujuan yang akan dicapai. 4



Banyak jenis layanan bimbingan yang dilakukan, salah satunya bimbingan kelompok. Menurut Tirmizi (2011:140), layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan membahas secara bersama-sama, mengemukakan pendapat tentang sesuatu atau membicarakan topiktopik penting, mengembangkan nilai-nilai yang bersangkut paut dengan hal tersebut, dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menengahi permasalahan yang dibahas di dalam kelompok. BAB 3 Faktor Yang Mendasari, Tujuan, Jenis Dan Azas Layanan Bimbingan Kelompok A.Faktor yang Mendasar Penyelenggaraan Bimbingan Kelompok Dalam penyelenggaraan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, dimana faktor yang mendasari penyelenggaraan bimbingan kelompok adalah bahwa proses pembelajaran dalam bentuk perubahan sikap dan perilaku termasuk dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi melalui proses bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok merupakan kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secara sadar, perasaan-perasaan, dan perilaku-perilaku anggota untuk meningkatkan kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat. Melalui layanan bimbingan, individu menjadi sadar akan kelemahan dan kelebihannya, mengenali keterampilan, keahlian, dan pengetahuan serta menghargai nilai dan tindakannya sesuai dengan tugas-tugas perkembangan. Selain itu layanan bimbingan kelompok memberi kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. Suasana memberi dan menerima di dalam bimbingan kelompok dapat menumbuhkan harga diri dan keyakinan dari anggota. Pada layanan bimbingan kelompok anggota saling menolong, menerima dan berempati secara tulus. Hal ini dapat menumbuhkan suasana yang di antara anggota kelompok, sehingga mereka merasa dimengerti, diterima, dan menambah rasa positif dalam diri mereka. B. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok Tujuan bimbingan kelompok adalah mengembangkan kemampuan sosialisasi siswa khususnya kemampuan berkomunikasi. Sedangkan tujuan khusus bimbingan kelompok adalah membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif permasalahan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, wawasan dan sikap yang menunjang terwujudnya tingkah laku yang lebih efektif. Menurut Prayitno (1995) tujuan bimbingan kelompok secara khusus antara lain adalah melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temanya, yang selain itu tujuan bimbingan kelompok adalah: 



Melatih peserta didik dapat terbuka di dalam kelompok 5



   



Melatih peserta didik untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok Melatih peserta didik untuk mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok Melatih peserta didik untuk memperoleh keterampilan sosial Membantu peserta didik mengenali dan memahami dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.



Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan bimbingan kelompok sebenarnya bukan ditinjau dari perkembangan kelompok melainkan perkembangan optimal masing-masing pribadi, meskipun ia melayani melalui keterlibatan dalam kegiatan kelompok. Dengan demikian diharapkan individu yang dibimbing merasa terbantu untuk mengatur kehidupannya sendiri tanpa harus diatur atau dibantu orang lain. C. Jenis-jenis dan Azas Bimbingan Kelompok Menurut Siti Hartinah (2009:13) dalam rangka bimbingan kelompok, terdapat dua jenis kelompok yang dapat dikembangkan, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Kelompok bebas memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh anggota kelompok untuk menentukan arah dan isi kegiatan kelompok sudah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan namanya, kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, baik pekerjaan tersebut ditugaskan oleh pihak diluar kelompok tersebut sebelumnya. Dalam hal ini tampak kelompok tugas, yaitu jika kelompok tersebut mengikat diri untuk sesuatu tugas yang ingin diselesaikan. Menurut Prayitno azas-azas yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Azas Kerahasiaan Para anggota harus menyiapkan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain. 2) Azas Keterbukaan Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang apa saja yang disarankan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu. 3) Azas kesukarelaan Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa rasa malu dan dipaksa oleh teman lain untuk pemimpin kelompok. 4) Azas kenormatifan Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan normanorma dan kebiasaan yang berlaku.



BAB 4 Kelompok Dan Komponen Kelompok Dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok A. Kelompok Dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok Menurut Prayitno (1995:24) dalam pelaksanaan bimbingan melalui pendekatan kelompok dapat dikembangkan yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Kelompok bebas 6



memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk menentukan arah dan isi kegiatan tersebut, sedangkan kelompok tugas, arah dan isi kegiatan kelompok ditetapkan terlebih dahulu. Berdasarkan pendapat diatas, bimbingan kelompok bebas adalah salah satu bentuk penyelenggaraan bimbingan kelompok. Dalam kelompok bebas para anggota kelompok bebas mengemukakan segala pikiran dan perasaannya dalam kelompok. Sedangkan kelompok tugas adalah salah satu bentuk penyelenggaraan yang arah dan isi kegiatan kelompok iti tidak ditentukan oleh anggotanya melainkan diarahkan kepada penyelesaian suatu tugas. Selanjutnya menurut Winkel (2006:568) bahwa dalam merencanakan dan mengolah program kegiatan bimbingan secara kelompok, tenaga bimbingan dapat berpegang pada tiga model atau bentuk dasar, yaitu model A, B, dan C. B. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok 1.Pemimpin Kelompok Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih yang berwewenang menyelenggarakan praktik konseling profesional, yang memiliki keterampilan khusus melaksanakan layanan bimbingan kelompok dan bidang bimbingan lainnya, karakteristik pemimpin kelompok adalah:  Mampu membentuk kelompok dalam suasana interaksi anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratif saling mendukung, dan meringankan beban, memberikan rasa nyaman dan menggembirakan serta mencapai tujuan bersama kelompok.  Mampu mengisi, meningkatkan, memperluas, mengsinergikan, konten , bahasan yang tumbuh dalam aktivitas kelompok.  Mampu menjalani hubungan antar personal yang hangat, nyaman, sabar dan memberikan kesempatan yang demokratis dalam mengambil keputusan. 2.Anggota Kelompok Selanjutnya peranan anggota kelompok dalam kegiatan kelompok yaitu bimbingan kelompok (Prayitno, 1995:35) adalah :       



Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhi dengan baik. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok. Mampu berkomunikasi secara terbuka, berusaha membantu anggota lain. Memberikan kesempatan kepada anggota lain untyk juga menjalankan perannya. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.



BAB 5 Teknik-Teknik Dan Tahap-Tahap Layanan Bimbingan Kelompok 7



A. Teknik-Teknik Layanan Bimbingan Kelompok Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok, seperti yang disebutkan oleh Tohirin (2007:290), beberapa teknik yang digunakan dalam bimbingan kelompok antara lain:  Home Room Program ini dilakukan di sekolah dan madrasah (di dalam kelas) diluar jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu.  Fiel Trip (karya wisata) Cara ini bisa dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat atau objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu, misal pabrik kota belawan dan sebagainya.  Diskusi Kelompok Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.  Kegiatan Kelompok Kegiatan kelompok adalah kegiatan bersama merupakan teknik bimbingan yang baik, karena dengan melakukan kegiatan bersama mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif yang dapat dikembangkan dengan baik.  Organisasi Murid Organisasi murid adalah kegiatan orientasi siswa OSIS yang membantu proses pembentukan anak, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.  Sosiodrama Sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk mendramatiskan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang.  Psikodrama Psikodrama adalah upaya untuk memecahkan mmasalah melalui drama.  Pengajaran Remedial Pengajaran remedial adalah suatu bentuk pelajaran yang diberikan kepada seorang atau beberapa siswa untuk membantu kesulitan belajar yang dihadapinya. B. Tahap-tahap layanan Bimbingan Kelompok Menurut Achmad (Winkel 2006 :17) penyelenggaraan bimbingan kelompok memerlukan persiapan dan praktik pelaksanaan kegiatan yang memadai, dengan urutan kegiatan: 



  



Langkah awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap melakukan kegiatan kelompok. Perencanaan kegiatan kelompok meliputi : materi layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, bahan atau sumber untuk bimbingan kelompok. Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan persiapan dan pelaksanaan tahap-tahap. Evaluasi kegiatan bimbingan kelompok difokuskan pada perkembangan pribadi peserta didik dan hal-hal yang disarankan mereka berguna dengan kata lain isi kesankesan yang diungkapkan oleh peserta didik merupakan isi penilaian yang sebenarnya. 8







Analisis dan tindak lanjut yaitu hasil penilaian kegiatan kelompok perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut .



Sedangkan menurut Prayitno (2004:18-19) ada empat tahap penyelenggaraan dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yaitu:    



Tahap Pembentukan Tahan ini merupakan tahap pengenalan. Tahap Peralihan Tahap ini merupakan jembatan menuju tahap ketiga. Tahap Kegiatan Tahap kegiatan merupakan inti dari kegiatan kelompok. Tahap Pengakhiran Tahap ini merupakan tahap penutup dalam kegiatan bimbingan kelompok.



BAB 6 BKP Teknik Simulasi A.



Pengertian Simulasi



Para ahli menjelaskan bahwa ada beberapa jenis pelaksanaan bimbingan kelompok, antara lain: program informasi, program orientasi, diskusi, pembelajaran, remedial, belajar dan bekerja kelompok, sosiodrama, psikodrama, home room, karya wisata, simulasi, bermain peran, kepramukaan, organisasi siswa, pertemuan kelas. Berbagai tinjauan tentang jenis-jenis pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sehingga teknik simulasi masuk ke dalam jenis pelaksanaan bimbingan kelompok. Menurut Adams (dalam Romlah 2001:109) menyatakan bahwa teknik simulasi adalah teknik yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Berdasarkan pemahaman dari ahli di atas bahwa pemahaman teknik simulasi, dapat disimpulkan bahwa teknik simulasi merupakan salah satu jenis pelaksanaan bimbingan kelompok yang bertujuan agar individu dapat mengarahkan tindakannya sebagai manusia yang menginterpretasikan perilakunya ke dalam suatu sistem kontrol yang dapat memperbaiki tindakannya dengan adanya penerimaan umpan balik. B.



Tujuan Teknik Simulasi



Menurut Hasubuan dan Moejiono tujuan teknik simulasi adalah: -Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari. -Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip. -Melatih memecahkan masalah. C. Tahap Pelaksanaan Simulasi



9



Richard Kindsvatter (dalam Baruadi, 2013:27) menyatakan bahwa tahap-tahap dalam teknik simulasi yang telah dikembangkan oleh Bruce Joyce dibagi atas empat bagian, yakni sebagai berikut: •



Orientasi.







Penyiapan peserta.







Pelaksanaan simulasi.







Diskusi hasil-hasil simulasi.



BAB 7 Bkp Teknik Role Playing A. PENGERTIAN ROLE PLAYING Role playing meupakan sebuah permainan yang memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. Para pemain memilih aksi tokoh-tokoh mereka berdasarkan karakteristik tersebut dan keberhasilan aksi mereka tergantung dari sistem peraturan pemain yang telah di tetapkan dan di tentukan. B. Teknik role playing Moreno (dalam Rafael 2012:39) berpendapat bahwa salah satu faktor yang penting yang menentukan dalam role playing yang akan menghasilkan perubahan prilaku adalah mengurangi hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan yang bisa muncul adalah prasaan yang takut dikritik, takut dihukum, atau di tertawakan. Hambatanhambatan ini harus dihilangkan agar perubahan dapat terjadi. Di dalam role playing, hambatan-hambatan tersebut dihilangkan sehingga individu dapat mengadakan eksplorasi prilaku. Sebagai hasilnya, maka akan timbul perasaan-perasaan baru dan perasaan-perasaan lama yang di hayati dalam konteks yang baru. C. Tujuan dan manfaat penggunaan Role Playing a. Tujuan Tujuan dari penggunaan metode role playing bagi siswa adalah untuk memotivasi siswa, untuk menarik minat dan perhatian siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk mengekploitasi situasi dimana mereka mengalami emosi, prbedaan pendapat dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial siswa/anak, menarik siswa untuk bertanya, mengembangkan kemampuan komunikasi siswa dan melatih siswa untuk aktif di kehidupan nyata. 10



b. Manfaat Role playing dapat membantu kelompok kelas untuk mendapatkan Konsep Hamzah (dalam istarani 2011:71) mengungkapkan bahwa proses bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan prilaku manusia yang berguna sebagai sarana bagi siswa untuk : 1) Menggali perasaannya 2) Memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepdsinya. 3) Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah. 4) Mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara. D. Langkah-langkah penggunaan role playing. Hamzah B. Uno (dalam istarani 2011:71) menyatakan bahwa prosedur role playing terdiri atas sembilan langkah yaitu: 1. Langkah pertama pemanasan 2. Langkah kedua memilih pemain 3. Langkah ketiga menata panggung 4. Langkah keempat guru menunjukan beberapa siswa sebagai pengamat 5. Langkah kelima permainan peran dimulai 6. Langkah keenam guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. 7. Langkah ketujuh permainan peran ulang 8. Langkah kedelapan pembahasan diskusi dan evaluasi lebih di arahkan pad realitas 9. Langkah kesembilan siswa di ajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. E. Keunggulan dan kelemahan Role playing a. Keunggulan 1) Untuk mengajar peserta didik supaya iya bisa menempatkan dirinya dengan orang lain 2) Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan peserta didik 3) Role playing dan permainan peranan menimbulkan diskusi yang hidup 4) Peserta didik akan mengerti sosial psikologis 5) Model role playing dapat menarik minat peserta didik 6) Melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berkreasi 11



b. Kelemahan 1) Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk memecahkan masalah tersebut 2) Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan kehidupan-kehidupan dalam suatu masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya 3) Anak-anak yang tidak yang mendapat giliran akan menjadi pasif 4) Kalau model ini dipakainya untuk tujuan yang tidak layak 5) Kalau guru kurang bijaksana tujuan yang dicapai tidak memuaskan. F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Role playing Menurut ramayunis (dalam istarani 2011:80) menyatakan ada 6 hal yang perlu di perhatikan dalam menerapkan teknik role playing dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut. 1) Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian siswa 2) Menentukan peran hendaknya cara suka rela dan motivasi dari guru. 3) Jangan terlalu banyak “disutradarai” biarkan peserta didik mengembangkan kreatifitas dan spontanitas 4) Diskusi di arahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan) bukan kepada baik atau tidaknya seseorang peseeta didik berperan. 5) Kesimpulan diskusi dapat diresumekan oleh guru 6) Role playing bukanlah sandiwara atau drama biasa melainkan merupakan peranan. Situasi sosial yang ekspresif dan hanya dimainkan satu babak saja.



BAB 8 Belajar BKP teknik diskusi kelompok A. Pengertian diskusi kelompok Menurut sadjana (2001:99) diskusi kelompok adalah pembicaraan melalui tatap muka yang direncanakan dua orang peserta didik atau lebih tentang pokok atau topik bahasan tertentu, dan dipimpin oleh seseorang pemimpin diskusi. Tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi kelompok menurut sukardi (2008:221) adalah : 



Dapat memperoleh informasi yang berharga dari teman diskusi dan bimbingan diskusi 12







Dapat membangjitkan motivasi dan semangat peserta diskusi atau siswa untuk melakukan sesuatu tugas.







Mengembangkan kemampuan siswa berfikir kritis, maupun melakukan analisis dan sintesis atas data atau informasi yang diterimanya.







Mengembangkan keterampilan dan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat secara jelas dan terarah







Membiasakan bekerjasama diantara siswa.



B. Bentuk-bentuk diskusi kelompok Menurut prayitno (1995:24) ada dua bentuk kelompok yang dapat dikembangkan dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi, yaitu: 



Kelompok bebas Dalam kegiatan topik ini tergantung pada keputusan di dalam kelompok, jadi tidak ada sama sekali yang menguasai bahan sama sekali. Kegiatan yang akan tercapai tergantung dalam kelompok itu sendiri bagaimana mereka mengembangkannya. Hal inilah yang akan membuat suasana kelompok itu hidup.







Kelompok tugas Topik yang akan dibahas telah ditentukan dan peserta diharapkan berpartisivasi sepenuhnya dalam pembahasan yang akan dibicarakan. Topik ini harus dibahas tuntas karena ini adalah tugas, jadi harus diselesaikan sebagai hasil dari kegiatan yang telah dilakukan.



C. Komponen-komponen diskusi kelompok 



Peran pemimpin kelompok 1) Menyusun rencana diskusi baik fisik maupun nonfisik, seperti waktu, tempat, biaya, acara, jumlah anggota, penetapan tujuan, dan alat-alat bantu yang dipergunakan 2) Mengemukakan tujuan diskusi termasuk penyampaian topik, tata tertip, dan proses yang harus diikuti. 3) Memilih, mengontrol, menilai diskusi, sehingga tepat menurut acara ditentukan dan tidak menyimpan dari tujuan 4) Mengatasi situasi-situasi sulit/krisis minsalnya pertentangan pendapat atau pembicaraan yang dikuasai oleh seseorang



13



5) Membuat rangkuman-rangkuman hasil diskusi, didalamnya mencakup semua pendapat dan keputusan yang telah disetujui bersama, termasuk rencana diskusi berikutnya. 



Peran anggota kelompok 1) Membantu terbinanya suasana dalam hubungan antar anggota kelompok 2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok 3) Berusaha agar apa yang dilakukannya itu terbantu tercapainya tujuan bersama 4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik 5) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok 6) Mampu berkomunikasi secara terbuka 7) Berusaha membantu orang lain 8) Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan perannya 9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu



D. Pengelolaan diskusi kelompok 



Persiapan Selain mempersiapkan topik, waktu, dan tempat diskusi, ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu besar kelompok (jumlah anggota) dan pengaturan tempat duduk







Pelaksanaan Dalam pelaksanaan diskusi kelompok sering terjadi situasi kritis yang memerlukan bantuan pembimbing.







Tindak lanjut Banyak sekali keputusan atau hasil diskusi yang berakhir dilaci meja atau map, tanpa ada tindak lanjut, tanpa realisasi, kebiasaan ini tanpa dihindari. Pembimbing perlu melatih dan membiasakan siswa untuk mengambil keputusan yang sederhana tetapi dapat direalisasikan, dari pada membuat yang hebat tetapi kosong dan tidak terealisasikan.



E. Ciri-ciri kelompok yang efektif



14



Efektif (keberhasilan) diskusi kelompok dapat dilihat dari segi hasil dan proses diskusi: 



Dari segi hasilnya, diskusi yang efektif adalah: 1) Masalah yang didiskusikan dapat terpecahkan 2) Ada keputusan yang dapat direalisasikan, semakin banyak keputusan yang direalisasikan makin efektiflah diskusi itu 3) Waktu diskusi tidak diperpanjang 4) Semua peserta diskusi menerima dan menghormati keputusan 5) Semua peserta diskusi meneriam dan menghormati keputusan diskusi, meskipun diluar tempat dan waktu diskusi.







Dari segi prosesnya, diskusi yang efektif adalah: 1) Semua peserta mengambil bagian secara aktif baik memimpin maupun anggota diskusi 2) Semua peserta berusaha ikut menyumbangkan pikirannya dan pengalamannya.



BAB 9 BKP Teknik PKC-KO A. BKP Teknik PKC-KO Menurut prayitno (2012:4) pembelajaran karakter cerdas format kelompok (PKC-KO) merupakan metode non-klasikal yang dapat dilaksanakan di dalam maupun diluar satuan pendidikan. Format PKC-KO dikembangkan dan diselenggarakan atas pertimbangan sebagai berikut:  Penanaman nilai dan moral berkehidupan dan berbangsa  Metode pembudayaan  Aspek teknik oprasional B. Ciri-Ciri dan tujuan PKC-KO 



Ciri-ciri PKC-KO Menurut prayitno (2011:93)



 Aktif, dinamis, bebas, terbuka, meluas, dan mendalam serta suka rela  Spontanitas, perasaan positif, katarsis dan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sosial 



Tujuan PKC-KO



15



Proses kegiatan merupakan dinamika pengembangan diri bagi para pesertanya menuju keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara diri pribadi dan kebersamaan. Isi kegiatan PKC-KO secara langsung dan dinamis mengarah pada di hayati dan diamalkannya nilai-nilai karakter cerdas. Maka tujuan PKC-KO Di pusatkan pada pengembangan diri para pesertanya dalam kaitan dengan penghayatan dan pengamatan nilai-nilai karakter cerdas C. Sasaran PKC-KO Untuk dapat berlangsungnya kegiatan PKC-KO diperlukan 5 sarana pokok yaitu: 



Peserta







Fasilitator







Butir-butir nilai karakter cerdas







Topik bahasan







Kegiatan bahasan topik



D. Kelengkapan PKC-KO Prayitno (2012:15) mengatakan bahwa adanya suatu pelengkap dalam kegiatan PKC-KO, namun ini tidak bersikap wajib. Kelengkapan tersebut adalah: 



Sumber bahasan







Kartu kegiatan







Permainan kelompok



E. Tahapan Kegiatan PKC-KO 



Tahap I



= Pengawalan







Tahap II



= Peralihan







Tahap III



= Pembahasan Topik







Tahap IV



= Penyimpulan



BAB 10 BKP Teknik Problem Solving A. Pelaksanaan BKP Teknik Problem Solving Menurut Sitti Hartinah (2009:132) tahapan dalam bimbingan kelompok yaitu:  Tahap pembentukan  Tahap peralihan  Tahap kegiatan  Tahap pengakhiran



16



Teknik Problem solving (pemecahan masalah) dimana teknik pemecahan masalah (problem-solvin tecniques) digunakan untuk menyebut “suatu proses yang kreatif dimana individu-individu menilai perubahan-perubahan yang ada pada dirinya dan lingkungannya dan membuat pilihan baru, keputusan-keputusan yang sesuai dan selaras dengan tujuantujuan dan nilai-nilai hidupnya”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan teknik yang pokok untuk hidup dalam masyarakat yang banyak perubahan-perubahan. 5 langkah-langkah SPBM (Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah) Menurut David Jhonson dan Jhonson langkah SPBM melalui kegiatan kelompok diantaranya:  Mendefenisikan masalah  Mendiagnosa masalah dengan menentukan sebab-akibat  Merumuskan alternatif strategi pemecahan masalah  Menentukan dan menetapkan strategi pilihan  Melakukan evaluasi Hambatan-hambatan dalam metode pemecahan masalah  Masalahnya belum dipahami dengan benar  Individu yang bersangkutan tidak dapat menghubungkan antara pengalaman dan apa yang sudah dipelajari dengan masalah yang dihadapinya  Tidak mengikuti langkah pemecahan masalah tahap demi tahap  Kurang percaya diri,tidak mempertimbangkan keputusan secara mendalam dan negatif thinking BAB 11 BKP Teknik Modelling A. Pengertian Teknik Modelling Menurut Perry dan Furukawa (Abimanyu, 1996: 256) mendefinisikan modelling sebagai “Proses belajar melalui observasi dimana tingkah laku dari seorang individu atau kelompok, sebagi model, berperan sebagai rangsangan bagi pikiranpikiran, sikap-sikap atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang mengobservasi model yang disampaikan.” 1. Tujuan Teknik Modelling Menurut Fauzan (2009) teknik modelling yang digunakan konselor memiliki tujuan sebagai berikut: 1) Untuk perolehan tingkah laku sosial yang lebih adaptif. 2) Agar klien bisa belajar sendiri menunjukkan perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar lewat trial and error. 17



3) Membantu klien untuk merespon hal-hal yang baru. 4) Melaksanakan tekun respon-respon yang semula terhambat/terhalang. 5) Mengurangi respon-respon yang tidak layak. 2. Manfaat Teknik Modelling Manfaat dari teknik modelling, yaitu: 1. Agar memperoleh keterampilan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2. Memberikan pengalaman belajar yang bisa dicontoh oleh konseli. 3. Menghapus hasil belajar yang tidak adaptif. 4. Memperoleh tingkah laku yang lebih efektif. 5. Mengatasi gangguan-gangguan keterampilan sosial, gangguan reaksi emosional dan pengendalian diri. 3. Prosedur Teknik Modelling 1. Meminta konseli untuk memperhatikan apa yang harus ia pelajari sebelum model didemontrasikan. 2. Memilih model yang serupa dengan konseli dan memilih siapa yang bisa mendemonstrasikan tingkah laku yang menjadi tujuan dalam bentuk tiruan. 3. Menyajikan demontrsi model tersebut dalam urutan skenario yang memperkecil stress bagi konseli. Konseli bisa terlibat dalam demontrasi pelaku ini. 4. Meminta konseli meyimpulkan apa yang ia lihat setelah demontrasi tersebut. 5. Adengan yang dilakukan bisa jadi lebih dari satu. B. Jenis-Jenis Modelling Cormier dan Cormier (Abimanyu, 1996 : 256) mengemukakan “Ada enam macam jenis modelling diantarannya adalah sebagai berikut: a. Modelling Langsung Modelling langsung adalah prosedur yang digunakan untuk mengajarkan tingkah laku yang dikehendaki atau yang hendaknya dimiliki oleh klien melalui contoh atau pola tingkah laku yang baik untuk klien yang tidak mengetahui bagaimana bertindak dalam suasana tertentu. b. Modelling Simbolis Dalam modelling simbolis, modelnya disajikan melalui material tertulis rekaman audia atau video, film atau slide. Model-model simbolis dapat dikembangkan untuk klien perorangan atau untuk kelompok. c. Modelling Diri Sendiri 18



Dalam prosedur diri sendiri sebagai model berarti menggunakan klien sebagai model. Modelling diri sendiri sebagai prosedur dimana klien melihat dirinya sendiri sebagai model yaitu melakukan tingkah laku yang menjadi tujuan yang diinginkan. d. Modelling Partisipan Modelling partisipan terdiri dari demontrasi model, latihan terpimpin, dan pengalaman-pengalaman yang sukses. Modelling partisipan berasumsi bahwa unjuk kerja yang sukses dari seseorang adalah alat yang efektif untuk menghasilkan perubahan. e. Modelling Tersembunyi Modelling tersembunyi adalah suatu prosedur yang dikembangkan oleh Cautela 1971 (Soli Abimanyu, 1996: 258) dimana “ Klien membayangkan suatu model melakukan tingkah laku melalui instruksi-instruksi”. f. Modelling Kognitif Modelling kognitif bertujuan memodifikasi pikiran, sikap dan kenyakinan. Prosedur-prosedur ini dibawah payung terapi kognitif. Prosedur perubahan kognitif itu didasarkan atas asumsi bahwa pikiran dan keyakinan seseorang dapat memberi sumbangan pada tingkah laku salah-suai. BAB 12 Evaluasi Dalam BKP A. Pengertian Evaluasi dalam bkp Evaluasi program layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah perlu dipersiapkan dengan baik, persiapan penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk survei, untuk menginventarisasi tujuan, kebutuhan, kemampuan sekolah serta persiapan sekolah untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling. B. Penilaian Evaluasi dalam BKP Menurut Luddin (2012:78) untuk mengetahui keberhasilan kegiatan bimbingan kelompok, pemimpin kelompok (guru pembimbing) dapat melakukan tiga tahapan penilaian, yaitu : 1. Penilaian Segera (Laiseg), dengan memperhatikan bagaimana partisipasi dan komitmen masing-masing anggota kelompok dalam proses menjalani kegiatannya. 2. Penilaian Jangka Pendek (Laijapen), dengan Memperhatikan adanya berbagai perubahan tingkah laku dari masing-masing anggota kelompok setelah satu atau dua minggu mendatang. 3. Penilaian Jangka Panjang (Laijapang), dengan memperhatikan adanya perubahan sikap dan tingkah laku atau kemampuan lainnya pada akhir semester. 19



BAB III PEMBAHASAN KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BUKU A. Keunggulan Buku  Utama 1. Point pada setiap judul sub bab tergambar dengan jelas pada isi sub bab tersebut. 2. Pada setiap materi yang dipaparkan terdapat dukungan lampiran berita/dukungan materi untuk lebih menunjang pemahaman pembaca mengenati materi yang disampaikan di dalam buku. 3. Penulisan buku sudah tersusun sistematis, penggunaan tanda baca dan tata bahasa sudah sesuai dengan Ejaan Yang Disemprnakan sehingga pembaca tidak sulit untuk memahami isi bacaan. 4. Keterkaitan antara judul bab dengan isi materi sudah sejalan dengan tujuan penulisan buku. 5. Pada buku utama terdapat daftar referensi beserta lampiran bacaan serta Indeks buku.



 Pembanding cover buku menarik perhatian pembaca, gambar covernya mempunyai makna yang tersendiri, materi yang dibahas cukup lengkap, dari penggunaan bahasa, bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang baik dan mudah di mengerti. Setiap bahasan materi dikemukakan pula pendapat para ahli, sehingga membuat pembahasannya menjadi lebih berwawasan dan mudah untuk di mengerti. Buku ini sangat bagus untuk di pelajari oleh setiap pembacanya khususnya para mahasiswa yang akan terjun ke dunia pendidikan. Buku ini dalam pembahasannya memaparkan tentang bimbingan kelompok dengan sangat jelas. Dengan pengetahuan BKP tersebut seorang guru BK mampu untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pembimbing dan tentunya sebagai pendidik atau calon pendidik akan meningkatkan kualifikasi dirinya, baik itu pengetahuan, keterampilan, dan sebaginya yang akan



20



menunjang kompetensinya atau kinerjanya sebagai seorang penddik dan profesi-profesi yang lain. B. Kelemahan Buku  Utama Pada buku utama tidak ada tahapan pemandu penulisan karya ilmiah. dari penggunaan bahasa, masih ada beberapa kalimat yang sulit untuk di mengerti, sehingga pembaca merasa kesulitan dalam memahami materi atau kalimat tersebut. Di dalam tulisan buku ini, ada beberapa penulisan hurufnya yang tidak sesuai dengan ejaan.  Pembanding tidak memiliki rangkuman pada akhir bab sehingga pembaca tidak dapat membaca buku secara rinci. Ada beberapa kalimat yang tidak dapat mengerti karena tulisan tidak jelas/samar-samar. Ilustrasi pada buku tidak dapat mengambarkan makna arti buku tersebut.



21



BAB IV PENUTUP 1.KESIMPULAN Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individuindividu dalam kelompok agar individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal. Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal dengan kata lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Adapun tahapan dalam layanan bimbingan kelompok terdiri dari tahap pembentukan, tahap peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran. Kemudian, dalam layanan konseling kelompok terdiri dari enam tahapan yakni, tahap prakonseling, tahap permulaan, tahap transisi, tahap kerja, tahap akhir dan pascakonseling. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor), dan pada konseling kelompok membahas masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan masalah pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan terlebih dahulu dan seterusnya. 2.SARAN Banyak kekurangan yang ada didalam makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan sarannya untuk menyempurnakan makalah ini.



22



23