Coc Finish [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

0



ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D.A USIA 27 TAHUN DI PMB RACMATIAH, SST KOTA BEKASI JAWA BARAT PERIODE AGUSTUS-OKTOBER 2022



LAPORAN CONTINUITY OF CARE



Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Bidan



Oleh : Rachmatiah NIM: 52122076



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN POLITEKNIK TIARA BUNDA DEPOK 2022



0



0



ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D.A USIA 27 TAHUN DI PMB RACMATIAH, SST KOTA BEKASI JAWA BARAT PERIODE AGUSTUS-OKTOBER 2022



LAPORAN CONTINUITY OF CARE



Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Bidan



Oleh : Rachmatiah NIM: 52122076



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN POLITEKNIK TIARA BUNDA DEPOK 2022



0



Halaman Persetujuan ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D.A USIA 27 TAHUN DI PMB RACHMATIAH, SST KOTA BEKASI JAWA BARAT PERIODE AGUSTUS-OKTOBER 2022 Laporan Continuity Of Care Oleh: Rachmatiah NIM: 52122076 Disetujui untuk diseminarkan Pembimbing Merry Januarti Panjaitan, S,ST.,M.Kes



Tanda Tangan



Tanggal 20 Okt 2022



Halaman Pengesahan ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D.A USIA 27 TAHUN DI PMB RACHMATIAH, SST KOTA BEKASI JAWA BARAT PERIODE AGUSTUS-OKTOBER 2022 Laporan Continuity Of Care Oleh: Rachmatiah NIM: 52122076



Telah dipertahankan dalam seminar di depan Dewan Penguji Pada tanggal ............................... Tanggal 27 Oktober 2022 Dewan Penguji



Tanggal 27 Oktober 2022 Dewan Pembimbing



Kiki Yusika, M.Tr.Keb



Merry Januarti Panjaitan, S,ST.,M.Kes



Laporan Coc ini telah diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar profesi bidan Tanggal, .................................. Direktur Lusy Pratiwi, S.Tr.Keb., M.K.M NIDN. 042210940



HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS



Saya bertanda tangan dibawah ini: Nama



: Rachmatiah, SST



NIM



: 52122076



Judul KTI



: Asuhan Kebidanan Pada Ny. D.A Usia 27 Tahun Di Pmb Rachmatiah,



SST



Kota



Bekasi



Jawa



Barat



Periode Agustus-Oktober 2022 Bahwa Laporan Continuity Of Care ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka jika ternyata plagiat saya mempersilahkan Politeknik Tiara Bunda mencabut ijazah dan gelar saya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Bekasi, ..................................... Penulis Materai 10000



Rachmatiah, SST



HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI



LAPORAN



CONTINUITY OF CARE UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik Politeknik Tiara Bunda, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Rachmatah, SST NIM : 52122076 Program Studi : Kebidanan Jurusan : Profesi Kebidanan Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Tiara Bunda Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive Royalty- Free Right) atas Laporan Continuity Of Care saya yang berjudul : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D.A USIA 27 TAHUN DI PMB RACHMATIAH, SST KOTA BEKASI JAWA BARAT PERIODE AGUSTUS OKTOBER 2022 Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif ini Politeknik Tiara Bunda berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : PMB RACHMATIAH, SST Pada tanggal: ……………………. Yang menyatakan Materai 10000 ( Rachmatiah, SST )



KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Continuity Of Care yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D.A DI TPMB. RACHMATIAH TAHUN 2022” yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas pada Program Studi Profesi Kebidanan. Dalam penyusunan Laporan Continuity Of Care ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. E.K Budi Santoso, S.E., MM selaku Ketua Yayasan Cerdas Mutiara Bangsa. 2. Lusy Pratiwi, S.Tr.Keb., M.K.M selaku Direktur Politeknik Tiara Bunda. 3. Rut Yohana Girsang, S.SiT., M.Tr.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan. 4. Merry Januarti Panjaitan, S,SiT.,M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Akademi 5. Kiki Yusika, M.Tr.Keb selaku dosen penguji. 6. Ny.D.A dan keluarga yang eelah bersedia bekerja sama dengan penulis dalam penulisan laporan ini 7. Suami dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral. 8. Teman – teman seperjuangan dan sepenanggungan yang selalu memberikan semangat



vi



Penulis menyadari studi kasus ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penulisan studi kasus selanjutnya. Semoga Laporan Continuity Of Care ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.



Bekasi, Oktober 2022



Penulis



vi



DAFTAR ISI



LAPORAN CONTINUITY OF CARE................................................................. LAPORAN CONTINUITY OF CARE................................................................. HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................iii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LAPORAN ..............................................................................................................................iv CONTINUITY OF CARE UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..............iv KATA PENGANTAR............................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... A. Latar Belakang.............................................................................................1 B. Perumusan Masalah....................................................................................4 C. Tujuan Penulis.............................................................................................5 D. Manfaat.........................................................................................................5 E. Sasaran, Tempat Dan Waktu Pengambilan Kasus...................................6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... A. Kehamilan.....................................................................................................7 B. Persalinan...................................................................................................25 C. Nifas.............................................................................................................62 D. Bayi Baru Lahir.........................................................................................79 BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................ BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................. A. Kehamilan.................................................................................................167 B. Persalinan.................................................................................................169 C. Nifas...........................................................................................................171 D. Bayi Baru Lahir.......................................................................................172 BAB V PENUTUP............................................................................................................. A. Kesimpulan...............................................................................................174 B. Saran.........................................................................................................174 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... LAMPIRAN.......................................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan, meskipun alamiah, kehamilan, persalinan, dan nifas dapat terjadi adanya suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut. Agar proses-proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar dan tidak berkembang menjadi patologis diperlukan upaya sejak dini dengan memantau kesehatan ibu yang berkesinambungan



dan



berkualitas



serta



melakukan



pemeriksaan



kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan. (Kemenkes RI, 2015). Pemeriksaan kehamilan yang berkualitas yaitu melakukan pemeriksaan secara teratur ke petugas kesehatan, melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3 (Kemenkes RI, 2020). Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang, 81% angka kematian ibu (AKI) akibat komplikasi selama hamil dan bersalin. Faktor yang menyebabkan kematian ibu secara garis besar dapat dikelompokan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu yaitu faktor 1



2



yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, misalnya perdarahan, pre-eklampsi atau eklampsi, infeksi, persalinan macet, dan abortus. Faktor langsung penyebab tingginya AKI adalah perdarahan 45%, terutama perdarahan post-partum. Selain itu ada keracunan kehamilan 24%, infeksi 11%, dan partus lama atau macet 7%. (WHO, 2015) Menurut (WHO) World Health Organization Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi (AKB) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu Negara dan status kesehatan masyarakat. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil. bersalin, dan masa nifas (dalam 42 hari) setelah persalinan. Kematian yang berkaitan dengan kehamilan merupakan masalah yang sampai saat ini belum dapat diatasi. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian yang berkaitan dengan masalah kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target global Sustainable Development Goals (SDGs) dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa. (world health organization, 2019). Pada tahun 2018 angka kematian bayi baru lahir sekitar 18 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan (WHO, 2019)



3



Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. AKI merupakan



salah



satu



indikator



kesehatan



masyarakat.



AKI



menggambarkan jumlah wanita yang meninggal oleh suatu penyebab kematian terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidental) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa 42 hari setelah melahirkan tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI dan Measure DHS ICF International, 2017). AKI di Jawa Barat pada tahun 2017 sebesar 76,03 per 100.000 KH, jika dibandingkan dengan proposi AKI tahun 2017 yang ditargetkan maka AKI di Provinsi Jawa Barat sudah berada di bawah target SDGS angka ini masih jauh dari target pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Sustainable Development Goals yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara AKB di Jawa Barat tahun 2017 sebesar 3,4/1000 kelahiran hidup. (Dinkes, Jawa Barat, 2017) Menurut Kemenkes RI (2018), Angka Kematian Ibu di Indonesia secara umum terjadi penurunan dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup, walau sudah cenderung menurun namun belum berhasil mencapai target MDGs. Pada tahun 2015, MDGs menargetkan angka kematian ibu 110 kematian per 100.000 kelahiran. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang terbaik untuk menilai



4



status kesehatan di suatu wilayah. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. Berdasarkan pencatatan dan pelaporan Puskesmas se-Kota Bekasi, jumlah kematian bayi (dilaporkan) di Kota Bekasi mengalami sedikit penurunan yaitu terdapat 47 kasus kematian bayi pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 48 kasus kematian bayi. Berdasarkan pencatatan dan pelaporan Puskesmas dan rumah sakit di Kota Bekasi tahun 2014, jumlah kematian ibu dilaporkan menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 22 orang. Berdasarkan pencatatan setiap pemeriksaan pasien pada tahun 2018 sampai 2022 PMB rachmatiah, SST mengalami peningkatan jumlah pasien yang akan memeriksa kandungan maupun hanya sekerdar pemeriksaan biasa Berdasarkan uraian diatas penulis akan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hami, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Pemberian asuhan kebidanan tersebut diharapkan dapat memberikan kepastian bahwa seluruh proses yang dilalui Ny.D.A Di BPM RACHMATIAH, SST dapat berlangsung secara fisiologis.



B. PERUMUSAN MASALAH Bagaimanakah asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. D.A di Praktik Mandiri Bidan Rachmatiah, SST Jatibening Bekasi



5



C. TUJUAN PENULIS 1. TUJUAN UMUM Secara umum tujuan dari penulis laporan studi kasus ini adalah agar mahasiswa/i dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif kepada ibu sejak masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir dengan manajemen asuhan kebidanan varney dan dokumentasi dalam bentuk SOAP. 2. TUJUAN KHUSUS a. Dapat melakukan pengkajian data subjektif dan objektif terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. D.A b. Dapat menegakkan diagnose terhadap ibu hamil, Bersalin, nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. D.A c. Dapat



melakukan



penatalaksanaan



pada



masa



kehamilan,



persalinan, nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. D.A d. Dapat melakukan evaluasi asuhan selama masa kehamilan, pesalinan, nifas, bayi baru lahir pada Ny. D.A



D. MANFAAT 1. Bagi institusi



6



Dengan studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan, contoh, dan bahan perbandingan pada pembuatan studi kasus bagi mahasiswa angkatan selanjutnya. 2. Bagi Lahan Praktik Dengan studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya pengembangan meningkatkan mutu asuhan kebidanan dari teori-teori baru dalam rangka meningkatkan pelayanan berkualitas khususnya bagi klien. 3. Bagi Mahasiswa/i Dengan studi kasus ini diharapkan mahasiswa/i dapat menambah referensi dalam memberikan asuhan secara komprehensif mulai darimasa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. 4. Bagi Penulis Dengan studi kasus ini mahasiswa dapat menerapkan keilmuan yang di dapat selama pembelajaran di institusi pendidikan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir sehingga dapat diterapkan dalam praktik.



E. SASARAN, TEMPAT DAN WAKTU PENGAMBILAN KASUS 1. Sasaran Sasaran subjek asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB. 2. Tempat



7



Pengambilan kasus dilakukan di BPM RACHMATIAH, SST 3. Waktu Waktu dimulai dari pemantauan kehamilan pada bulan Agustus 2022 sampai masa nifas pada oktober 2022



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN 1. Definisi Kehamilan Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinannya terjadi kehamilan. (Nuryaningsih, 2017) Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar



8



Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Nuryaningsih, 2017) Kehamilan terbagi menjadi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 – ke 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 – minggu ke 40). (Syaiful Y. F., 2019) 2. Perubahan Fisiologis dalam Masa Kehamilan Perubahan fisiologis pada kehamilan Trimester I, II, III a. Vagina – Vula Vagina dan serviks akibat hormone esterogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, sedikit kebiruan (livide) disebut tanda chandwick. Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah, PH 3.5 – 6 merupakan akibat meningkatnya produksi asam laktat karena kerja laktobaci Acidophilus, keputihan, selaput lender vagina mengalami edematous, hypertrophy, lebuh sensitive meningkap pada seksual terutama trimester III Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna merah yang hampir biru (normalnya warna bagian ini pada wanita yang tidak hamil adalah merah muda). Warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormone progesterone (Rukiyah d. , 2012). b. Serviks Uteri



9



Serviks yang terdiri terutama jaringan ikat hanya sedikit mengandung jaringan otot tidak mempunyai fungsi sebagai sfingter pada multipara dengan porsio yang bundar porsio yang terbelah – belah dan menganga. Vaskularasi ke serviks meningkat selama kehamilam, sehingga serviks menjadi lebih lunak dan warnanya lebih biru. Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secara bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester ke-3. c. Uterus Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama dibawah pengaruh esterogen dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar kepala bayi dan semakin membesar sesuai dengan usia kehamilan dan ketika usia kehamilan sudah aterm dan pertumbuhan janin normal, pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri 25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu TFU (Tinggi Fundus Uteri) turun kembali dan terletak 3 jari dibawah prosessus xifoideus d.



Mammae Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammotropin, esterogen dan progesterone akan tetapi belum mengeluarkan air susu pada kehamilan trimester I,



10



perubahan pada payudara yang membawa kepada fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan kadar esterogen, progesterone, laktogen plasental dan prolactin. Beberapa wanita dalam kehamilan trimester II akan mengeluarkan kolostrum secara periodic hingga trimester III yang menuju kepada persiapan untuk laktasi. e. System Kardiovaskular Posisi terlentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%. Peningkatan volume darah dan aliran darah selama kehamilan akan menekan darah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol yang disebut varises. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Munculnya varises pada saat hamil dipengaruhi adanya faktor keturunan. f. System Respirasi Perubahan hormonal pada trimester III yang mempengaruhi aliran darah ke paru – paru mengkibatkan banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga di dukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan diafragma. Akibat pembesaran uterus, diafragma terdorong ke atas sebanyak 4 cm, dan tulang iga juga bergeser ke atas (Hutahaean, 2013). g. Pencernaan Pada kehamilan trimester III, lambung berada pada posisi vertical dan buka n pada posisi normalnya, yaitu horizontal.



11



Kekuatan



mekanis



ini



menyebabkan



peningkatan



tekanan



intragastrik dan perubahan sudut persambungan gasrro-esofageal yang mengakibatkan terjadinya refluks esophageal yang lebih besar (Hutahaean, 2013). h.



System Perkemihan Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan sehingga sering timbul kencing. Selanjutnya dikehamilan trimester ke II, kandung kemih tertarik ke atas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Pada akhir kehamilan, terjadi peningkatan frekuensi BAK karena kepala janin mulai turun sehingga kandung kemih tertekan kembali. Perubahan struktur ginjal ini juga merupakan aktivitas hormonal (esterogen dan progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah (Banjarnahor, 2018).



3. Perubahan Psikologi dalam Masa Kehamilan Trimester III Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidak nyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual, muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologis seperti berikut : Trimester Ketiga 1) Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. 2) Ibu khawatir bayinya yang akan segera lahir sewaktu – waktu.



12



3) Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal. 4) Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda yang dianggap membahayakan bayinya. 5) Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat melahirkan. 6) Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu merasa dirinya jelek dan aneh. (Syaiful & Fatmawati, 2019)



4. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil Agar janin dapat berkembang secara optimal, maka dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya perlu dipenuhi oleh zat gizi yang lengkap, baik berupa vitamin, mineral, kalsium, karbohidrat, lemak, dan protein. Oleh karena itu selama proses kehamilan seorang ibu hamil perlu mengkonsumsi makanan dengan kualitas gizi yang sehat dan seimbang, karena pada dasarnya selama kehamilan berbagai zat gizi yang kita konsumsi akan berdampak langsung pada kesehatan dan perkembangan janin ibu sendiri. Selain gizi yang cukup, kebutuhan dasar selama ibu hamil juga harus diperhatikan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu baik fisik maupun psikologisnya mengingat reaksi terhadap perubahan selama masa kehamilan antara satu dengan ibu hamil lainnya dalam penerimaannya tidaklah sama. Menurut Romauli (2011) kebutuhan dasar ibu hamil diantaranya : Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III



13



1) Nutrisi Kecukupan gizi ibu hamil diukur berdasarkan kenaikan berat badan. Kalori ibu hamil 300 – 500 kalori lebih banyak dari sebelumnya. Kenaikan berat badan juga bertambah pada trimester ini antara 0,3 – 0,5 kg/minggu. Kebutuhan protein juga 30 gram lebih banyak dari biasanya. 2) Seksual Hubungan seksual pada trimester 3 tidak berbahaya kecuali ada beberapa riwayat berikut, yaitu : a) Pernah mengalami abortus sebelumnya, b) Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya, c) Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan disertai rasa nyeri dan panas pada jalan lahir. Walaupun ada beerapa indikasi tentang bahaya jika melakukan hubungan seksual pada trimester III bagi ibu hamil, namun faktor lain yang lebih dominan yaitu turunnya rangsangan libido pada trimester ini, yang membuat kebanyakan ibu hamil tidak tertarik untuk berhubungan intim dengan pasangannya, rasa nyaman yang sudah jauh berkurang disertai ketidaknyamanan seperti pegal / nyeri di daerah punggung bahkan terkadang ada yang merasakan adanya kembali rasa mual seperti sebelumnya, hal inilah yang mempengaruhi psikologis ibu di trimester III. 3) Istirahat Cukup



14



Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu sendiri dan tumbuh kembang janinnya di dalam kandungan. Kebutuhan tidur yang efektif yaitu 8 jam / hari. 4) Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Penting bagi ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil, hal ini dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. Kebersihan lain yang juga penting di jaga yaitu persiapan laktasi, serta penggunaaan bra yang longgar dan menyangga membantu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi ibu. 5) Mempersiapkan Kelahiran dan Kemungkinan Darurat Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk



mempersiapkan



mengidentifikasi



rencana



penolong



dan



kelahiran, tempat



termasuk



persalinan,



serta



perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk : mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai



tempat



mengadakan



tersebut,



persiapan



mempersiapkan



financial,



donor



mengidentifikasi



darah, pembuat



keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada ditempat. 6) Memberikan konsling tentang tanda – tanda persalinan



15



Beberapa tanda – tanda persalinan yang harus : a) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. b) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil pada serviks. c) Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada. (Sandra, 2018) 5. Tanda – Tanda Bahaya Kehamilan Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengidikasikan adanya bahaya yang terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Dengan dilakukannya pemeriksaan kehamilan, diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan kewaspadaan serta memiliki kesiapan baik fisik, ment al, maupun finansial untuk menghadapi kegawatdaruratan yang dapat timbul kapan saja (Jannah & Widajaka, 2012). a.



Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit / komplikasi



kehamilan Menanyakan tanda – tanda penting yang terait dengan masalah kehamilan dan penykit yang kemungkinan diderita ibu hamil : Berikut merupakan tanda – tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal yang perlu ibu hamil ketahui, yaitu : 1) Perdarahan Pervaginam



16



Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang berwarna merah, pendarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri (Lalage, 2013). Bila menemukan adanya pengeluaran darah pada trimester awal kehamilan, dapat dicurigai bahwa ibu mengalami keguguran atau abortus. a) Keguguran (Abortus) Berikut merupakan jenis – jenis abortus menurut Nita & Dwi, (2013): (1) Abortus imminens (Threatened) Pada abortus imminens dapat atau tanpa disertai dengan rasa mulas ringan seperti pada waktu menstruasi dan rasa nyeri pada pinggang. Perdarahan pada abortusimminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut bisa berlangsung beberapa hari atau minggu (2) Abortus Insipiens (Inevitable) Merupakan



suatu



abortus



yang



tidak



dapat



dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Keadaan ini disertai rasa nyeri perut bagian bawah atau nyerik kolik uterus yang hebat. (3) Abortus inkompletus (Incomplete) Abortus



inkompletus



merupakan



pengeluaran



sebagai hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20



17



minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. (4) Missed Abortion Missed abortion adalah suatu kematian janin yang berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin tersebut tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. (5) Abortus Habitualis (Habitual Abortion) Abortus habitualis yaitu abortus spontan yang terjadi berturut – turut 3 kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sulit untuk menjadi hamil namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu. b.



Muntah berlebihan Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda



terutama pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan menurun terus. c.



Pusing Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing



sampai mengganggu aktivitas sehari – hari maka perlu diwaspadai. d.



Sakit kepala Sakit kepala hebat atau yang menetap timbul pada ibu



hamil mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.



18



e.



Perdarahan Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah



merupakan tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada. f.



Sakit perut hebat Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu



dan janinnya.



g.



Demam Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan



berlebihan dari bagian rahim dan kadang – kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada kehamilan. h.



Batuk lama Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan



lanjut dan dapat dicurigai ibu hamil menderita TB. i.



Berdebar – debar Jantung berdebar – debar pada ibu hamil merupakan salah



satu masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai. j.



Cepat lelah Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya



timbul rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang



19



biasanya terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah. k.



Sesak nafas atau sukar bernafas Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit



sesak bila bernafas karena bayi menekan paru – paru ibu. Namun jika hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai. l.



Keputihan yang berbau Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya



pada ibu hamil. m. Gerakan janin Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan keempat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus waspada. n.



Perilaku berubah selama hamil Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah,



menarik diri, bicara sendiri, tidak mandi, dsb. Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu



kesehatan



ibu



dan



janinnya



maka



akan



dikonsulkan ke psikiater. o.



Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk :



20



1) Pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya. 2) Inisiasi menuyusu dini dan ASI Eksklusif selama 6 bulan 3) Perawatan tali pusat 4) Penggunaan alat kontrasepsi 5) Status imunisasi tetanus ibu hamil 6) Jumlah tablet tambah darah (tablet Fe) yang dikonsumsi ibu hamil 7) Obat – obat yang dikonsumsi seperti : antihipertensi, diuretika, antivomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB dan sebagainya. 8) Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat pemakaian obat malaria. 9) Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah – langkah penanggulangan penyakit menular seksual (Fatimah & Nuryaningsih, 2017). 6. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan secara berkala selama masa kehamilan ibu yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis, kebidanan, dokter umum,



21



bidan dan perawat) kepada ibu hamil dan janin yang dikandungnya untuk menjamin agar ibu hamil dapat melalui madsa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat (Depkes RI, 2012)). Kemenkes RI (2013) menjelaskan bahwa pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. (Ernawaty, 2016) Pemantau kesehatan ibu yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan, dengan cara melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3. (Kemenkes RI, 2020) Menurut (Permenkes, 2019) pelayanan antenatal sesuai standar meliputi: Standar kualitas, yaitu Pelayanan antenatal yang memenuhi 10T meliputi: 1. Pengukuran berat badan dan pengukur tinggi badan (T1)



22



Penimbangan berat badan setiap kunjungan antenatal dilakukan untuk



mendeteksi



adanya



gangguan



pertumbuhan



janin.



Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulanya menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko panggul sempit pada ibu hamil. 2. Pengukura tekanan darah (T2) Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besaratau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor risiko hipertensi dalam kehamilan. 3. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) (T3) Ibu hamil yang mengalami KEK di mana ukuran LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). 4. Pengukuran Tinggi fundus uteri (T4) Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan



umur



kehamilan,



kemungkinan



ada



gangguan



pertumbuhan janin. 5. Penentuan letak janin dan denyut jantung janin (DJJ) (T5)



23



Menentukan presentase janin dilakukan pada trimester III dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 x/menit atau cepat > 160 x/menit menunjukan adanya gawat janin 6. Tetanus toxoid (T6) Untuk mencegah tetanus pada ibu dab janin. 7. Tablet Fe (minimal 90 tablet selama kehamilan) (T7) Tablet tambah darah dapat mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus medapat tablet tambah darah dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. Tiap tablet mengandung 60 mg zat besi dan 0,25 mg asam folat 8. Tes laboratorium (T8) 1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan 2) Tes haemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah, dilakukan minimal 2 kali pada saat kunjungan awal dan trimester III 3) Tes pemeriksaan urin (air kencing)



24



4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria, HIV, sifilis, dan lain 9. Tatalaksana khusus sesuai indikasi (T9) Jika ibu mempunyai masalah Kesehatan pada saat hamil. 10. Temu wicara (T10) Temu wicara atau konseling dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi : kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dan keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular, inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif, KB pasca persalinan, dan imunisasi, penjelasan diberikan secara bertahap saat kunjungan kehamilan. Pelayanan antenatal care terpadu dan berkualitas menurut (Depkes, 2013) secara keseluruhan meliputi hal-hal sebagai berikut, memberikan pelayanan konseling Kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung dengan sehat, melakukan deteksi dini masalah penyakit dan komplikasi kehamilan, menyiapkan persalinan yang bersih dan aman, merencanakan antisipasi dan persiapan



diri



untuk



melakukan



rujukan



penyuit/komplikasi, melakukna penatalaksanaa



jika



terjadi



kasus serta



25



rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan, melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Antenatal Care (ANC) menurut (Kemenkes RI, 2018) adalah sebagai berikut: 1.



Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.



2.



Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakit dan tindak pembedahan. 



3.



Meningkatkan



serta mempertahankan



kesehatan



ibu dan bayi. 4.



Mempersiapkan



proses



persalinan sehingga dapat



melahirkan bayi dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa persalinan. 5.



Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.



6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal. 7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya.



26



B. PERSALINAN 1. Pengertian Persalinan Sulistiyawati dalam Asgori (2013) mengemukakan persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kekuatan plasenta. Fritasari, dkk dalam Damayanti (2014) mengemukakan persalinan adalah rangkain proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu, dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan proresif pada serviks, dan di akhiri dengan pelepasan plasenta. Persalinan adalah peristriwa fisiologis yang melibatkan rangkaian perubahan serkuensial dan terpadu di dalam miometrium, desidua, dan serviks uterus yang terjadi secara bertahap selama beberapa hari sampai minggu. Perubahan jaringan ikut biokimia di serviks uterus muncul untuk mendahului kontraksi rahim dan pelebaran serviks, dan semua kejadian ini biasanya terjadi sebelum pecahnya membran janin. Dengan kata lain proses persalinan proses pengeluaran janin yang matang dan telah melewati masa kehamilan normal. (Asgari, 2013). Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun bila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi



27



abnormal. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, oleh karena itu, setiap wanita usia subur (WUS), ibu hamil (bumil), ibu bersalin (bulin), dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas. Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dimana angka kematian ibu bersalin yang masih cukup tinggi. Keadaan ini disertai dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama persalinan, sehingga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bidang kesehatan, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menurunkan angka kematian, kesakitan ibu dan perinatal. (Purwandari, dkk dalam Damayanti, 2014) Persalinan normal yaitu persalinan yang di mulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupu bayi berada dalam kondisi baik. Definisi lain mengenai persalinan dan kelahiran normal menurut Damayanti, dkk (2014) yaitu proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam. Tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Persalinan berdasarkan umur kehamilan : a. Partus Imamaturus



28



Pengeluaran janin antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 sampai 999 gram. b. Partus Prematurus Pengeluaran janin antara 28 mingu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1.000 sampai 2.499 gram. c. Partus Matures atau Partus Aterm Pengeluaran janin antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan 2.500 gram atau lebih. d. Partus Postmaturus atau Partus Serotinus Pengeluaran janin setelah 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang di taksir (Sukarta, 2019) 2. Jenis – Jenis Persalinan Jenis-jenis persalinan menurut Damayanti, dkk (2014), diantara lain : a. Persalinan Spontan Yaitu persalinan yang prosesnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. b. Persalinan Buatan Yaitu persalinan yang prosesnya berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya dengan forceps/vakumatau dilakukan operasi sectio caesarea. c. Persalinan Anjuran Yaitu persalinan yang di bantu dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin atau prostaglandin.



29



3. Sebab – Sebab Terjadinya Persalinan Sebab-sebab terjadinya persalinan menurut Damayanti, dkk (2014), antara lain : a. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Persalinan 1) Rasio Estrogen Terhadap Progesteron Progesteron



menghambat



kontraksi



uterus



selama



kehamilan, sehingga ekspulsi fetus tidak terjadi. Sedangkan estrogen dapat meningkatkan kontraksi uterus karena estrogen meningkatkan jumlah otot-otot saling berhubungan satu sama lain antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan saat permulaan inpartu. 2) Pengaruh Oksitosin Pada Uterus Oksitosin



adalah



hormon



yang



di



hasilkan



oleh



Neurohipofisis Posterioryang dapat menyebabkan kontraksi uterus. 3) Pengaruh Hormon Fetus pada Uterus Kelenjar hipofisis pada fetus juga mensekresikan oksitosin yang



jumlahnya



semakin



meningkat



seiring



dengan



bertambahnya usia kehamilan. Membran fetus menghasilkan prostaglandin yang tinggi pada waktu persalinan, prostaglandin dapat meningkatkan intensitas kontraksi uterus. b. Teori Yang Berkaitan DEngan Mulai Terjadinya Kekuatan His



30



Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan Damayanti, dkk(2014) yaitu : 1) Teori Kerenggangan a)



Otot rahim mempunyai kemampuan merengangkan dalam



batas tertentu. b) Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. c) Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setalah kerenggangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan. 2) Teori Penurunan Progesteron a) Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. b) Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. c) Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu. 3) Teori Oksitosin Internal a) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis past posterior.



31



b) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. c) Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya aktivitas, sehingga persalinan dapat dimuali. 4) Teori Prostaglandin a) Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. b) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga konsepsi dikeluarkan. c) Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. 5) Teori Hipotalumus Pituitari a) Teori



ini



menunjukan



pada



kehamilan



dengan



anensefalus sering terjadi keterelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. b) Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi/lulanya persalinan. c) Dari hal di atas menunjukan hubungan antara pituitari dengan persalinan. 4. Tanda – Tanda Persalinan Menurut Manuaba dalam Rukiyah, dkk (2012), tanda-tanda persalinan diantaranya :



32



a. Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks : pelunakannya, pendataran, dan terjadinya pembukaan serviks. e. Melihat tanda dan gejala kala II diantaranya dorongan kuat dan rasa ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva terlihat membuka 5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi persalinan Menurut ) (Vita, 2014) faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu : a. Tenaga ( Power ) b. Janin ( Paseenger ) c. Jalan Lahir ( Passage ) d. Psikis ibu bersalin e. Penolong 6.



Mekanisme Persalinan Mekanisme



persalinan



mengacu



pada



serangkaian



perubahan posisi dan sikap yang di ambil janin selama



33



perjalanannya melalui jalan lahir. Tahapan mekanisme persalinan menurut (Holmes, Buku Ajar Ilmu Kebidanan, 2012) diantaranya : a. Engagement Kepala



biasanya



masuk



ke



panggul



pada



posisi



transversal/pada posisi yang sedikit berbeda dari posisi ini sehingga memanfaatkan diameter terluas panggul. Engagement dikatakan terjadi ketika bagian terluas dari bagian presentasi janin berhasil masuk ke pintu atas panggul. Engagement terjadi pada sebagian besar wanita nulipara sebelum persalinan, namun tidak terjadi pada sebagian besar wanita multipara. Bilangan perlimaan kepala janin yang dapat di palpasi melalui abdomen sering digunakan untuk menggambarkan apakah engagement telah terjadi. Jika lebih dari 2/5 kepala janin dapat dipalpasi melalui abdomen, kepala belum engaged. c.



Penurunan ( Descent ) Selama kala I persalinan, kontraksi dan retraksi otot uterus memberikan tekanan pada janin untuk turun. Proses ini dipercepat dengan pecah ketuban dan upaya ibu untuk mengejan. 1) Fleksi Ketika kepala janin turun menuju rongga tengah panggul yang lebih sempit, fleksi meningkat. Fleksi ini mungkin merupakan



gerakan



pasif,



sebagian



karena



struktur



34



disekitarnya, dan penting dalam meminimalkan diameter presentasi kepala janin untuk memfasilitasi perjalanannya melalui jalan lahir. Tekanan pada akses janin akan lebih cepat disalurkan ke oskiput sehingga meningkatkan fleksi. 2) Rotasi Internal Jika kepala fleksi dengan baik, oksiput akan menjadi titik utama dan saat mencapai alur yang miring pada otor levator ani, kepala akan didorong untuk berotasi secara anterior sehingga sutura sagital kita terletak di diameter anterior posterior pintu bawah panggul (diameter terluas panggul). 3) Ekstensi Setelah rotasi internal selesai, oksiput berada di bawah simfisis pubis dan bregma berada dekat batas bawah sakrum. Jaringan lunak perineum masih memberikan resistensi, dan dapet mengalami trauma dalam proses ini. Kepala yang fleksi sempurna kini mengalami ekstensi, dengan oksiput keluar dari bawah simfisis pubis dan mulai mendistensi vulva. Hal ini dikenal sebagai crowning kepala. Kepala mengalami ekstensi lebih lanjutdan oksiput yang berada di bawah simfisis pubis hampir bertindak sebagai titik tumbuh wajah, dan dagu tampat secara berturut-turut pada lubang vagina posterior dan badan perineum. Esktensi dan gerakan ini meminimalkan trauma



35



jaringan lunak dengan menggunakan diamter terkecil kepala janin untuk kelahiran. 4) Restitusi Adalah lepasnya putaran kepala janin, yang terjadi akibat rotasi internal. Restitusi adalah sedikit rotasi oksiput melalui seperdelapan lingkaran. Saat kepala dilahirkan, oksiput secara langsung berada di bagian depan. Segera setelah kepala keluar dari vulva, kepala mensejajarkan dirinya sendiri dengan bahu, yang memasuki panggul dalam posisi oblik (miring). 5) Rotasi Eksternal Agar dapat dilahirkan, bahu harus berotasi ke bidang anterior-posterior, diameter terluas pada pintu bawah panggul. Saat ini terjadi, oksiput berotasi melalui seperdelapan lingkaran lebih lanjut ke posisi transversal. Ini disebut rotasi eksternal. 6) Melahirkan Bahu dan Tubuh Janin Ketika restutusi dan rotasi eksternal terjadi, bahu akan berada dalam bidang anterior-posterior. Bahu anterior berada di bawag simfisis pubis dan lahir pertama kali, dan bahu posterior lahir berikutnya. Meskipun proses ini dapat terjadi tanpa bantuan, seringkali ‘traksi lateral’ ini dilakukan dengan menarik kepala janin secara perlahan ke arah bawah untuk membantu melepaskan bahu anterior dan bawah simfisis pubis.



36



Normalnya, sisa tubuh janin lahir dengan mudah dengan bahu posterior dipandu ke atas, pada perineum dengan melakukan traksi ke arah yang berlawanan sehingga mengayun bayi ke arah abdomen ibu. 7.



Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Persalinan Beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama proses persalinan menurut (Supritiningsih, 2015), yaitu : a. Tekanan Darah Meningkatnya tekanan darah selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15 (10-20) mmHg dan diastolik rata-rata (5-10) mmHg pada waktu-waktu kontraksi tekanan darah kembali ketingkat sebelum persalinan. Dengan adanya peningkatan tekanan darah tersebut dipastikan wanita yang memang memiliki resiko hipertensi kini resikonya meningkat untuk mengalami komplikasi, seperti perdarahan otak. Terdapat beberapa faktor yang dapat merubah tekanan darah ibu diantaranya : 1) Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksi, kemudian diarahkan kembali ke pembuluh darah perifer. 2) Timbul tahanan perifer, tekanan darah meningkat dan frekuensi denyut nadi melambat.



37



3) Rasa akit, takut, dan cemas dapat meningkatkan tekanan darah ibu. b.



Metabolism Jantung Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun



anaerob



meningkat



dengan



kecepatan



tetap.



Peningkatan ini disebabkan oleh ansietas (kondisi emosional seperti cemas, takut/khawatir) dan aktifiktas otot rangka. Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, curah jantung dan cairan yang hilang. c.



Suhu Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh agak sedikit meningkat selama persalinan terutama selama dan segera setelah persalinan. Peningkatan suhu yang terjadi tidak boleh melebihi 0,5-10C.



d. Denyut Nadi dan Detak Jantung Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi lebih tinggi dibanding selama periode persalinan. Pada setiap kontaksi 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk kedalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10% hingga 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% hingga 50% pada tahap kedua persalinan. e. Perubahan Pada Ginjal



38



Poliuria atau gangguan berkemih berlebihan selama persalinan dapat terjadi akibat adanya peningkatan kardiak output, fitrasi dalam glomerulus, dan peningkatan aliran plasma ginjal. Hal lain yang menyebabkan sulit berkemihnya wanita yaitu : edema pada jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, rasa malu, serta posisi ibu saat bersalin terlentang. f. Perubahan Pada Saluran Cerna Saat persalinan, mobilitas dan absorbsi lambang terhadap makanan padat jauh berkurang, hal ini juga diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, sehingga saluran cerna berkeja dengan lambat menjadi lebih lama. g. Perubahan Hematologi Perubahan hematologi meningkat sampai 1,2% gr/1-00, selama persalinan dan akan kembali pada tingkat sebelum persalinan sehari setelah pasca salin kecuali perdarahan post partum. (Holmes, Buku Ajar Ilmu Kebidanan, 2012) 8.



Tahapan Persalinan Tahapan persalinan menurut (Damayanti, Buku Ajar Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Edisi 1, 2014), diantara lain :



39



a. Kala I (Pembukaan) Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu : 1) Fase Laten Fase



laten



dimulai



sejak



awal



berkontraksi



yang



menimbulkan penipisan dan pembukaan serviks bertahap, berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm pada umumnya fase laten berlangsung hingga 8 jam. 2) Fase Aktif Fase aktif adalah frekuensi dan lama kontraksi akan meningkat



secara



bertahap



(kontraksi



dianggap



adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, uterus menegras waktu kontraksi, serviks membuka. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara. Pada fase aktif kala II terjadi penurunan bagian terendah janin tidak boleh berlangsung lebih dari 6 jam.



40



Fase aktif dibagi menjadi 3, yaitu : a) Fase Akselerasi Pada primigravida pembukaan serviks bertambah dari 3 cm menjadi 4 cm dalam waktu sekitar 2 jam. b) Fase Dilatasi Maksimal Pembukaan serviks berlangsung lebih cepat, yaitu 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam. c) Fase Deselerasi Pembukaan serviks melambat dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm) dalam waktu 2 jam. Lamanya untuk primigravida berlangsung 12-14 jam sedangkan pada multigravida sekitar 6-8 jam. b. Kala II (Pengeluaran Janin) Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Pada kala pengeluaran janin his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk keruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar



panggul



yang



secara



reflektoris



atau



otomatis



menimbulkan rasa mengejan. Ibu merasa seperti ingin buang air besar karena tekanan pada rektum dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum merenggang. Dengan his mengejan



41



yang terpimpin maka akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primigravida berlangsung 1 ½ - 2 jam, pada multigravida ½ - 1 jam. c. Kala III (Pengeluaran Uri) Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Proses ini berlangsung setelah kala II yang tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan Nitabusch atau jaringan ikat longgar yang melapisinya. Berikut beberapa tanda terlepasnya plasenta, diantaranya : 1) Uterus menjadi berbentuk longgar 2) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta terlepas ke segmen bawah rahim. 3) Tali pusat semakin memanjang. 4) Terjadinya perdarahan. 5) Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede (pelepasan plasenta seperti memeras jeruk dan dilakukan untuk melahirkan plasenta yang belum lepas) pada fundus uterus. d. Kala IV (Observasi)



42



Kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam post partum. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada kala IV persalinan adalah 1) Kontraksi uterus harus baik 2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genetalia lain 3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap 4) Kandung kemih harus kosong 5)



Luka



perineum



harus



di



rawat



dan



tidak



keadaan



umum



ibu



dan



ada



hematoma/pembekuan darah 6)



Resume/observasi



bayi.



(Damayanti, Buku Ajar Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir Edisi 1, 2014) e. Lamanya Persalinan Menurut (Rukiyah d. , 2012), lamanya persalinan tentu berlainan bagi primigravida dan multigravida Tabel 2.1 Kala 1 Kala II Kala III Lamanya Persalinan Sumber 9.



Primigravida 12 jam 30 menit 80 menit 10 menit 14 jam : (Rukiyah A. , 2012)



Asuhan Kebidanan Pada Pesalinan



Multigravida 7 jam 20 menit 30 menit 10 menit 8 jam



43



Menurut (Rukiyah d. , 2012) asuhan kebidanan pada persalinan diantaranya : a. Kala I Manajemen dalam asuhan kebidanan kala I antara lain : 1) Anamnesis Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan, dan persalinan. 2) Pemeriksaan Fisik Fisik ibu meliputi, keadaan umum, pemeriksaan head to toe, vaginal toucher. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan abdoment yang dilakukan untuk : a) Menentukan tinggi fundus Pengukuran dilakukan pada saat uterus sedang berkontraksi menggunakan pita ukur. Rentangkan pita mengikuti aksis atau linea mediana dinding depan abdoment hingga ke puncak fundus. Jarak antara tepi atas simfisis pubis dan puncak fundus uteri adalah tinggi fundus. b) Memantau kontraksi uterus Secara hati-hati, letakan tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan durasi atau lama setiap kontraksi yang terjadi. c)



Memantau denyut jantung janin



44



Gunakan laenec atau doppler untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) dalam rahim ibu dan untuk menghitung jumlah denyut jantung janin permenit. Nilai DJJ selama dan segera setelah kontraksi uterus. Dengarkan DJJ selama minimal 60 detik. Gangguan kondisi kesehatan janin dicerminkan dari DJJ yang kurang dari 120 atau lebih dari 160 kali per menit. d)



Memantau Presentasi Untuk menentukan apakah presentasinya adalah kepala atau bokong maka perhatikan dan pertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian tersebut. Bagian terbentuk bulat, teraba keras, berbatas tegas dan mudah di gerakkan (bila belum masuk rongga panggul) biasanya adalah kepala. Jika berbentuk kurang tegas, teraba kenyal, relatif lebih besar, dan sulit terpegang secara mantap maka bagian tersebut biasanya adalah bokong.



e) Menentukan Penurunan Bagian Terbawah Janin Penilaian penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung proporsi bagian terbawah janin dengan yang masih diatas simfisis dan dapat terukur dengan lima jari tangan pemeriksa (perlimaan). Bagian diatas simfisis adalah proporsi yang belum masuk janin telah masuk ke dalam rongga pinggul.



45



(1) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas simfisis pubis. (2) 4/5 jika sebagaian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul. (3) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. (4) 2/5 jika hanya sebagian daro bagian terbawah janin masih berada diatas simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul (tidak dapat digerakkan). (5) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar an seluruh bagian terbawah janin sudah masuk kedalam rongga panggul. b. Kala II Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan terakhir dan lahirnya bayi. Kala II juag disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan adalah : 1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi 2) Ibu merasakan adanya peningkatan pada rectum 3) Perineum menonjol 4) Vulva vagina dan sfingter ani terbuka



46



5) Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah 6) Tanda pasti gejala kala II ditemukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yang hasilnya adalah : 7) Pembukaan servik telah lengkap, atau 8) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina c. Kala III Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir



dengan



lahirnya



plasenta



dan



selaput



ketuban.Fisiologis persalinan kala III menurut teori Asuhan Kebidanan dalam Persalinan Normal (2010) yaitu pada kala III persalinan, otot uterus (myometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam vagina. Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal di bawah ini : 1) Perubahan bentuk menjadi globuler 2) Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahdeld)



47



3)Samburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi.



48



d. Manajemen Aktif Kala III Tujuan manajemenaktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi



uterus



yang



telah



efektif



sehingga



dapat



mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan. Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala III : 1) Persalinan kala III yang lebih singkat 2) Mengurangi jumlah kehilangan darah 3) Mengurangi kejadian retensio plasenta Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama : 1) Memberikan suntikan oksitosin dalam satu menit pertama setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 unit IM 1/3 bagian atas paha. 2) Melakukan peregangan tali pusat terkendali 3) Masase fundus uteri selama 15 detik e. Kala IV Persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan 2 jam sesudahnya, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk normal. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan masase untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.



49



1) Pemantauan dan evaluasi lanjut dalam kala IV, yaitu : Jika tanda-tanda vital dan kontraksi uterus masih dalam batas normal selama dua jam pascasalin, mungkin ibu tidak



akan



mengalami



perdarahan



pascasalin.



Pemantauan selama dua jam pertama pasca salin. 2) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi ibu. 3) Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pascasalin. Jika meningkat, pantau dan tatalaksana sesuai dengan apa yang diperlukan. 4) Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina dan vagina setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama dua jam kedua pada kala IV. 5) Ajakarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana melakukan masase jika uterus menjadi lembek. 6) Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang bersih



50



dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik, bagian kepala tertutup baik, kemudian berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberikan ASI. 7) Tanda bahaya kala IV, diantaranya : a) Demam b) Perdarahan pasif c) Keluar banayak bekuan darah d) Bau busuk dari vagina e) Pusing f) Lemas luar biasa g) Penyulit dalam menyusukan bayi h) Nyeri panggul atau abdoment yang lebih hebat dan nyeri kontraksi biasa. (Rukiyah d. , 2012) 10. Asuhan Persalinan Normal Menurut (JNPK-KN, 2013) untuk melakukan asuhan persalinan normal (APN) dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut : 1)



Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II 2) Memastikan kelengkapan alat penolong persalinan termasuk



mematahkan ampul oksitosin dan memasukan alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dalam wadah partus set.



51



3)



Memakai celemek plastik 4) Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci



tangan dengan sabun dan air mengalir. 5) Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang



akan digunakan untuk pemeriksaan dalam. 6) Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung



tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set. 7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah



yang telah dibasahi oleh air matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum. 8) Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah



lengkap dan selalaput ketuban sudah pecah. 9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam



larutan klorin 0,5% membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%. 10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus



selesai, pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit). 11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan



janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.



52



12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu



untuk meneran (pada saat his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman). 13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai



dorongan yang kuat untuk meneran. 14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau



mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. 15) Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di



perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 16) Meletakan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian bawah



bokong ibu. 17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali



kelengkapan alat dan bahan. 18)



Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. 19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6



cm, memasang handuk bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipast 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan (perasat untuk melindungi perineum dengan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan



53



4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum). 20) Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi



dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin. 21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran



paksi luar secara spontan. 22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang



secara biparietal. 23) Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.



Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah ke atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. 24) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum



ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunaka tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas. 25) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri



punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk



54



memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)



55



Melakukan penilaian sepintas : a)



Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan ?



b)



Apakah bayi bergerak aktif ? 26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan



bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi diatas perut ibu. 27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada



lagi bayi dalam uterus. 28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar



uterus berkontraksi. 29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan



osksitosin 10 unit IM (intramuskular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin). 30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan



klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama. 31) Dengan satu lengan, pegang tali pusat yang telah dijepit



(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.



56



32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada



satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. 33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan



memasang topi dikepala bayi. 34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10



cm dari vulva. 35) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi



atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. 36) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat



dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan menunggu



hingga



timbul



kontraksi



berikutnya



dan



mengulangi prosedur. 37) Melakukan penegangan dan dorongan dorsoktranial hingga



plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso kranial). 38) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan



plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan),



57



pegang plasenta engan kedua tangan dan lakukan putaran searah



untuk



membantu



pengeluaran



plasenta



dan



mencegah robeknya selaput ketuban. 39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada



fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hinga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras). 40) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan



tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia. 41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.



Melakukan



penjahitan



bila



laserasi



menyebabkan



perdarahan. 42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak



terjadi perdarahan pervaginam. 43) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan



kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering. Kemudian



pakai



sarung



pemeriksaan fisik bayi.



tangan



untuk



melakukan



58



44) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di



dada ibu paling sedikit 1 jam. 45) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi,



beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramuskular dipaha kiri anterolateral. 46) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan



imunisasi Hepatitis B dipaha kanan anterolateral. 47) Celupkan tangan dilarutan klorin 0,5% dan lepaskan secara



terbalik dan rendam, kemudian cuci tangan dengan sabun danair bersih yang mengalir, keringkan dengan handuk bersih dan pakai sarung tangan. 48)



Melanjutkan



pemantauan kontraksi dan mencegah



perdarahan pervaginam. 49) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus



dan menilai kontraksi. 50)



Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. 51) Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap



15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan. 52) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi



bernafas dengan baik.



59



53) Menempatkan samua peralatan bekas pakai dalam larutan



klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi. 54) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat



sampah yang sesuai. 55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.



Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering. 56) Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga



untuk membantu apabila ibu ingin minum. 57) Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin



0,5%. 58)



Merendam handscoon dalam larutan klorin 0,5%.



59)



Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.



60)



Melengkapi partograf. (JNPK-KN, 2013)



11.



Partograf Menurut teori (Depkes RI, 2012), partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam pelaksanaan. Partograf memberikan peringatan kepada petugas kesehatan bahw suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin, bahwa ibu mungkin perlu dirujuk. Untuk menggunakan partograf dengan



60



benar, petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut : denyut jantung janin, dicatat setiap 30 menit. Pendokumentasian dalam partograf, diantara lain : Air ketuban catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina. Dengan menggunakan lambang-lambang berikut ini : U



: Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)



J



: Selaput ketuban pecah dan air ketuban jernih



M



: Selaput ketuban pecah, air ketuban bercampur mekonium



D



: Selaput ketuban sudah pecah, tapi air ketuban bercampur darah



K



: Selaput ketuban sudah pecah, tapi air ketuban kering. Penyusupan (molase) tulang kepala janin, catat temuan



yang ada dikotak yang sesuai dibawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini : 0



: Tulan kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.



1



: Tulang kepala janin saling tumpah tindih tetapi masih dapat dipisahkan.



2



: Tulang kepala janin saling tumpah tindih dan tidak dapat dipisahkan. Pembukaan mulut rahim (serviks) : dinilai pada saat pembukaan pervaginam 4 jam dan diberi tanda silang (X).



61



Penurunan bagian terendah janin : mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdoment/luar) diatas simfisisn pubis catat dengan tanda lingkaran (O) pada setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam). Tulisannya turunnya kepala dan garis tidak terputus dari 0-5, sinsiput (S) atau paruh atas kepala berada disimfisis pubis. Waktu : Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima Jam



: Catat jam sesungguhnya



Kontraksi uterus : catat setiap setengah jam, lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lainnya tiap kontraksi dalam hitungan detik : Kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik Kontraksi yang lamanya 20-40 detik.



Kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik



Oksitosin Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasi setiap 30 menit, jumlah unit oksitosin yang diberikan ke volume cairan IV dan dalam satuan tetesan permenit. Obat- obatan lain dan cairan IV



62



Catat semua pemberian dan obat-obatan tambahan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya. Garis Waspada dan garis bertindak Garis waspada dimulai pada pembukaan servik 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan menjadi lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Jika pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dll). Pertimbangkan perlunya intervensi yang bermanfaat serta diperlukan, misalnya : persiapan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang mempunyai kemampuan untuk menatalaksanakan penyulit atau kegawatdaruratan obstetric. Garis bertindak tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 cm) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini dapat menunjukan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Untuk lebih baiknya ibu sudah harus berada ditempat rujukan sebelum melewati garis bertindak. (Depkes RI, 2012) 12.



Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan Normal Menurut (JNPK-KN, 2013) ada lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. 1. Membuat keputusan klinik



63



2. Asuhan sayang ibu 3. Pencegahan infeksi 4. Pencatatan (Dokumentasi) 5. Rujukan Amniotomi Cairan amnion (air ketuban) berfungsi sebagai perisai untuk melindungi bayi dari tekanan kontraksi uterus. Selama selaput ketuban masih utuh, bayi akan terlindungi dari infeksi dan sebagian anoksia dan fetal distres yang bisa terjadi selama kontraksi hipertonik. Amniotomi adalah tindakan membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di dalam rongga amnion. Indikasi amniotomi jika ketuban belum pecah dan pembukaan lengkap, akselerasi persalinan, persalinan pervaginam menggunakan instrumen, solusio plasenta. Keuntungan Amniotomi : a) Melakukan pengamatan ada tidaknya meconium b) Menentukan punctum maksimum denyut jantung janin (DJJ) akan lebih jelas c) Mempercepat proses persalinan Kerugian Amniotomi : a) Timbul trauma pada kepala janin yang mengakibatkan kecacatan pada tulang kepala



64



b) Menambah kompresi tali pusat akibat jumlah cairan amniotik berkurang (JNPK-KN, 2013) C. NIFAS 1. Pengertian Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. puerperium yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous melahirkan. Jadi puerpurium berarti masa setelah melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama post partum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Rini & D, 2017) 2. Tahapan Masa nifas



Tahapan masa nifas menurut (Sukma, Hidayati, & Jamil, 2017) yaitu : a. Puerperium Dini



Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. b.



Puerperium intermedial Kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.



c.



Remote puerperium



65



Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna.



66



3. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Masa Nifas



Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas menurut (Haerati, 2018) dan (Huda, 2017) yaitu : a. Perubahan Fisiologis 1) Perubahan uterus Involusi uteri adalah proses uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Uterus biasanya berada di organ pelvik pada hari ke 10 setelah persalinan. Involusi uteri lebih lambat pada multipara. Penurunan ukuran uterus dipengaruhi oleh proses autolis protein dan sitoplasma miomatreium. Hasil dari menurunkan ukuran uterus harus kehilangan sel – sel dalam jumlah besar. Selama beberapa hari pertama setelah melahirkan endometrium akan myometrium pada tempat plasenta diserap oleh sel – sel granulosa sehingga selaput basal endometrium kembali dibentuk (Heryani, 2012 ) Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusio Involusi Bayi lahir Plasenta lahir 1 minggu



TFU Setinggi pusat 2 jari dibawah pusat Pertengahan pusat simpisis 2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 6 minggu Normal 8 minggu Normal seperti sebelum hamil Sumber : Astutik, 2015 : 5



Berat Uterus 1000 gr 750 gr 500 gr 350 gr 50 gr 30 gr



67



2) Pengeluaran Lokia Lokia adalah cairan atau secret yang berasal dari cavum ureri dan vagina selama masa nifas. Macam – macam lokia : a) Lokia rubra (crueanta) : berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, set – set desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekoneum selama 2 hari pasca persalinan. b) Lokia sanguilenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang keluar pada hari ke 3 sampai ke 7 masa persalinan. c) Lokia serosa : lokia ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca persalinan. d) Lokia alba : dimulai dari hari ke-14, berbentuk seperti cairan putih serta terdiri atas leukosit dan sel – sel desidua. Selain lokia diatas, ada jenis lokia yang tidak normal, yaitu : a) Lokia purulenta : ini terjadi karena infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. b) Lochiastatis : lokia tidak lancar keluarnya (Astutik, 2015 : 59) 3) Serviks Serviks mengalami involusi bersama – sama uterus. Setelah persalinan, ostium uteri eksterna dapat dimasuki oleh hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks akan menutup (Astutik, 2015 : 59)



68



69



4) Vulva dan Vagina a) Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. b) Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidk hamil. c) Setelah 3 minggu vulva dan vagina secara berangsur – angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol (Astutik, 2015 : 60). 5) Perineum a) Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. b) Pada masa nifas hari ke 5, tonus otot perineum sudah kembali seperti keadaan sebelum hamil walaupun tetap lebih kendur daripada



keadaan



sebelum



melahirkan.



Untuk



mengembalikan tonus otot perineum, maka pada masa nifas perlu dilakukan senam kegel (Astutik, 2015 : 60). 6)



Payudara / Laktasi ASI dihasilkan oleh kerja gabungan antara hormone dan refleks. Kelenjar hipofise didasar otak menghasilkan hormone prolactin akan membuat sel kelenjar payudara menghasilkan ASI.



70



Prolactin adalah hormone pertama yang bertanggung jawab dalam proses laktasi. Dengan rangsangan hisapan bayi mengeluarkan prolactin dari adeno hipofise dan oksitosin dari neurohipofise. Pada saat yang sama akan menstimulasi saraf melalui tulang belakang ke hipotalamus untuk menekan pengeluaran faktor penghambat terhadap laktasi. 7)



Perubahan Lain Perubahan lain Suhu badan wanita inpartu tidak lebih 37,5 ºC sesudah partus dapat naik 0,5 ºC dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 38 ºC, sesudah 12 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan >38 ºC mungkin ada infeksi. Mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus kadangkadang sangat menggangu selama 2-3 hari postpartum, perasaan ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang menyusui, perasaan sakit pun timbul masih terdapat sisa-sisa plasenta atau gumpalan darah dalam kavum uteri. Nadi berkisar umumnya 60-80 kali/menit, setelah melahirkan akan terjadi bradikardi. Bila terdapat takikardi sedangkan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibanding suhu badan (Heryani, 2012: 7).



71



4.



Perubahan Psikologis Proses adaptasi psikologis pada seorang ibu sudah dimulai sejak masa kehamilan. Seorang wanita setelah sebelumnya menjalani fase sebagai anak kemudian berubah menjadi istri, dan sebentar lagi dia siap menjadi seorang ibu. Proses adaptasi ini memerlukan waktu untuk bisa menguasai perasaan dan pikirannya. Hesty (2012) menyatakan Reva Rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain : a. Periode taking in Periode taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini terjadi 1 – 2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan terganggu, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya. Ketidaknyamanan fisik yang sering muncul dirasakan oleh ibu pada periode ini adalah rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur dan kelelahan. Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu : 1) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, ataupun jenis rambut. 2) Ketidaknyamanan sehingga akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu seperti rasa mules karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri luka jahitan.



72



3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya. 4) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan merasa tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan hanya tanggung jawab ibu semata. b. Fase taking hold Fase taking hold berlangsung mulai hari ke-3 smapai hari ke-10 pasca



melahirkan.



Pada



fase



ini



ibu



akan



merasa



ketidakmampuannya dan tanggung jawabnya dalam merawat bayinya dan perasaan ibu sangat sensitive. Kita harus berhati – hati dalam menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan ibu untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam tugas barunya sebagai orangtua. Tugas kita sebagai tenaga kesehatan adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan seperti gizi, istirahat, dan kebersihan diri. c. Fase letting go Fase ini adalah fase dimana seorang wanita sudah mau dan mampu menerima tanggung jawab dan peran barunya sebagai seorang ibu. Ibu menyadari tugasnya dalam merawat bayi dan ia harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung kepadanya, seperti kebutuhan bayi untuk disusui



73



sekalipun di malam hari. Sehingga ibu sudah siap terjaga dimalam hari untuk menyusui bayinya. Dukungan suami dan keluarga masih sangat diperlukan. Ibu harus mendapatkan istirahat yang cukup untuk dapat merawat bayinya dengan baik. Pada sebagian ibu nifas, depresi post partum biasanya terjadi pada fase ini. 5. Kebutuhan Ibu Masa Nifas a. Kebutuhan gizi ibu menyusui Setelah melahirkan, kebutuhan nutrisi ibu akan meningkat karena ibu harus menyediakan makanan bagi bayinya melalui produksi ASI. Kualitas dan jumlah makanan akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Bagi ibu masa nifas yang menyusui dalam hal nutrisi harus : 1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. 2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. 3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). 4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin. 5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI (Ai Yeyeh dkk, 2011) b. Ambulasi dini (early ambulation) Ambulasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing



pasien



keluar



dari



tempat



tidurnya



dan



74



membimbingnya untuk berjalan (Sulistyowati, 2009). Tujuan dilakukannya ambulasi dini pada ibu pasca bersalin adalah untuk membantu menguatkan otot – otot perut dan dengan demikian



menghasilkan



bentuk



tubuh



yang



baik,



mengencangkan otot dasar panggul sehingga mencegah atau memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Keuntungan early ambulation adalah, sebagai berikut : 1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. 2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik. 3) Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih berada di rumah sakit, misalnya memandikan, mengganti pakaian dan memberi makan. c. Kebersihan diri Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali dalam sehari. Kain dapat digunaan uang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah sinar matahari atau disetrika.



75



d. Eliminasi 1) Buang air kecil (BAK) a) Dalam 6 jam ibu nifas harus sudah bisa BAK spontan, kebanyakan ibu bisa berkemih spontan dalam waktu 8 jam. b) Urin dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam waktu 12 – 36 jam setelah melahirkan. c) Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu (Hesty dkk, 2012). 2) Buang air besar (BAB) a) BAB biasanya tertunda selama 2 – 3 hari, karena edema persalinan, diit cairan, obat – obatan analgetik, dan perineum yang sangat sakit. b) Bila lebih dari 3 hari belum BAB bisa diberikan obat laksantia. c) Ambulasi secara dini dan teratur akan membantu dalam regulasi BAB. d) Asupan cairan yang adekuat dan diit tinggi serat sangat dianjurkan (Hesty dkk, 2012). e. Seksual Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu



76



atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri (Ai Yeyeh dkk, 2012). f. Keluarga Berencana Idealnya pasangan suami istri harus menunggu sekurang – kurangnya dua tahun sebelum ibu hamil kembali. Sebelum menggunakan KB, tenaga kesehatan harus menjelaskan kepada ibu beberapa hal, seperti bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya, kekurangannya, efek samping, bagaimana menggunakan metode itu, kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui. g. Latihan / senam nifas Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar panggul. Oleh karena itu, latihan fisik tertentu diperlukan ibu untuk mengembalikan kondisi ibu seperti sebelum hamil. Latihan fisik yang bisa ibu lakukan adalah senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya senam nifas dilakukan seawal mungkin



77



dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit post partum. 6.



Tanda Bahaya Ibu Nifas Tanda bahaya ibu nifas menurut (Bahiyatun, 2013) yaitu : a. Perdarahan per vagina Perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan



sebagai



perdarahan



pascapersalinan.



Terdapat



beberapa masalah mengenai definisi ini, yaitu : 1) Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang – kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur cairan amnion atau urine. Darah tersebar pada spon, handuk, dan kain di dalam ember dan lantai. 2) Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekurangan darah dapat diketahui dari kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal dapat menyesuaikan diri terhadap



kehilangan



darah



yang



mungkin



dapat



menyebabkan anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah. 3) Perdarahan dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali sampai terjadi syok.



78



Penilaian risiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Penanganan aktif kala III, sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin. Hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pascapersalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pascapersalinan harus dipantau dengan ketat untuk kemungkinan perdarahan fase persalinan. b. Infeksi Masa Nifas Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pascapersalinan. Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu (AKI). Infeksi alat genital merupaan komplikais masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinary payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu pembegkakan takikardia dan malaise. Gejala lokalnya berupa uterus lembek, kemerahan, rasa nyeri pada payudara, atau adanya dysuria. Ibu berisiko infeksi postpartum karena adanya luka pada bekas pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital, termasuk episiotomy pada perineum, dinding vagina, dan serviks. Infeksi pascaseksio sesaria mungkin terjadi. Penyebab infeksi adalah bakteri endogen dan eksogen. Faktor predisposisi meliputi nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, rupture membrane, episiotomy, dan seksio sesaria. Gejala klinis endometritis tampak pada hari ke – 3 postpartum disertai suhu yang mencapai 39ºC dan



79



takikardia, sakit kepala, kadang terdapat uterus yang lembek. Ibu yang mengalami kondisi ini harus diisolasi.



80



Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dan Penglihatan Kabur Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur. Penanganna terhadap gangguan ini meliputi: 1) Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan. 2) Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakuukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu. Dan jika pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan jalan napas serta diberi oksigen 4 – 6 liter per menit. 3) Jika pasien tidak sadar / koma, bebaskan jalan napas, baringkan miring, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk. c. Pembengkakan Wajah aatau Ekstremitas Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami edema (perhatikan adanya edema putting, jika ada). d. Demam, Muntah, dan Nyeri Berkemih Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Telah terdapat bukti bahwa beberapa galur



Escherichia



coli



memiliki



pili



yang



meningkatkan



virulensinya. Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma



81



persalinan atau analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tida nyaman yang menimbulkan oleh episiotomy yang lebar, laserasi periutertra, atau hematoma dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infus oksitosin dihentikan, terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih. e. Payudara Bengkak Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, dan akhirnya terjadi mastitis. Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak. f. Kehilangan Nafsu Makan Yang Lama 7. Kunjungan Nifas Kunjungan nifas menurut (Islami & Aisyaroh, 2012), yaitu : a. Kunjungan pertama, 6 – 8 jam pascapartum Tujuan kunjungan : 1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut.



82



3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 4) Pemberian ASI awal. 5) Memberi supervise kepada ibu bagaimana teknik melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. 6) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. b. Kunjungan kedua, 6 hari pascapartum Tujuan kunjungan : 1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal. 2) Evaluasi adanya tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. 3) Memastikan ibu cukup makan, minum, dan istirahat. 4) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda – tanda adanya penyulit. 5) Memberikan konseling pada ibu mengenai hal – hal berkaitan dengan asuhan pada bayi. c. Kunjungan ketiga, 2 minggu pascapartum Tujuan kunjungan : 1) Sama seperti kunjungan kedua. d. Kunjungan keempat, 6 minggu pascapartum Tujuan kunjungan :



83



1)



Menanyakan kepada ibu tentang penyulit – penyulit yang



ia alami. 2)



Memberikan konseling untuk KB secara dini. 3) Menganjurkan ibu membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi.



D. BAYI BARU LAHIR 1. Pengertian Sholichah, dkk(2017) mendefinisikan bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu denag berat badan 2.500 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan. Bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan berusia 0-28 hari. Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari), sesudah kelahiran dimana ada 3 masa yaitu neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah usia kurang dari 7 hari dan neonatus lanjut adalah usia 7-28 hari. (Sholichah, 2017) 2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Menurut Kumalasari, dkk (2015), ciri-ciri bayi baru lahir antara lain : a.



Berat badan 2.500-4.000 gram b.



Panjang badan lahir 48-52 cm



c.



Lingkar dada 30-38 cm



84



d.



Lingkar kepala 33-35 cm



e.



Frekuensi jantung 120-160 kali/menit



f.



Pernapasan +/- 40-60 kali/menit



g.



Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup



h.



Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna



i.



Kuku agak panjang dan lemas



j.



Genetalia : Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.



k.



Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik



l.



Reflek moro/gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik



m. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama. Mekonium berwarna hitam kecoklatan. (Kumalasari, Panduan Praktik Klinik, Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir, dan Kontrasepsi, 2015) 3. Klasifikasi Bayi Baru Lahir Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan usia gestasi menurut Proverawati, dkk dalam Buda (2012), yaitu : a.



Bayi Premature Yaitu bayi yang lahir kurang 37 minggu lengkap (60x /menit b. Kehangatan (suhu) >37,5oC c. Warna kuning (24 jam pertama), biru/pucat, atau memar d. Adanya tanda-tanda infeksi, ditandai dengan :



1) Suhu tinggi, merah, bengkak (nanah, bau busuk), pernapasan sulit 2) Tali pusat memerah, bengkak, keluar cairan/nanah, bau busuk, dan berdarah 3) Tinja/kemih dalam waktu 24 jam, lembek dan sering, warna hijau tua, ada lendir dan darah pada tinja 4) Aktifkitas terlihat menggigil, tangis lemah, kejang dan lemas (Karwati dalam buda, 2011) 9. Kunjungan Neonatus Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan yang sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0-28 hari, baik difasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Pelaksnaan kunjungan neonatus menurut (Karwati dalam buda, 2011) diantaranya : a. Kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48



jam setelah lahir b. Kunjungan neonatal ke 2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari



ke-3 sampai dengan hari ke-7 setelah lahir



105



c. Kunjungan neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari



ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir. 10. Inisiasi Menyusui Dini Menurut Prawirohadjo(2014) segera setelah dilahirkan bayi diletakkan didada atau perut atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan puting ibu. Manfaat IMD bagi bagi adalah membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebi baik dari inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial. Kadar bilirubin bayi akan lebih cepat normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga data menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit dan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang lebih baik dengan demikian berat bayi cepat meningkat. Bagi ibu IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin, prolaktin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2014) 11. Imunisasi Menurut Wahyuni dalam Aprilianti (2016), imunisasi merupakan cara atau transfer antibodi secara pasif. Imunisasi berfungsi untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga kelak ia terpajan antigen yang serupa tidak terjadi sakit. Beberapa jenis imunisasi dasar : (Aprilianti, 2016)



106



a. BCG ( Bacille Calmatte Guerin ) Vaksin BCG adalah vaksin untuk mecegah penyakit tuberkolosis atau TBC dari bakteri Mycobacterium tuberculosis yang disebut juga bakteri tahan asam (BTA). Bakteri ini dapat menyerang berbagai alat atau organ tubuh penting seperti paru, tulang, selaput otak, usus, kelenjar getah bening dan lain sebagainya. b.



Hepatitis Hepatitis merupakan penyakit peradangan atau infeksi hari pada manusia yang disebabkan oleh virus hepatitis B.



c.



DPT Difteri adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxinmediated disease dan disebabkan oleh kuman corynebacterium diptheriae. Bila terinfeksi basil diphtheriae dinasofaring kuman akan memproduksi toksin yang akan menghambat sintesis protein seluler yang dapat menyumbat jalan nafas. Pertusis atau batuk rejan/batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetela pertuis. Tetanus adalah suatu penyakit akut, bersifat fatal disebabkan oleh eksotoksin produksi clostrodium tetani. Kuman ini banyak tersebar didalam kotoran dan debu jalanan, usus, tinja kuda, domba, anjing, kucing, dan tikus.



d.



Polio



107



Vaksin virus polio berisi suku sabin yang dilemahkan. Penyakit yang akan ditimbulkan adalah meningitis aseptis non paralatik dan paralisis flaksid atau lumpuh layu. e. Campak



Penyebab penyakit campak adalah virus yang masuk dalam genus virus morbili. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang bersifat akut dan menular lewat udara melalui sistem pernapasan, terutama percikan ludah seorang penderita. Tabel 2.6 Jadwal Imunisasi Usia Saat Lahir 1 bulan 0-2 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan 9 bulan Sumber



Vaksin Hepatitis B-1 Polio 0 Hepatitis B-2 BCG DPT-1 Polio-1 DPT-2 Polio-2 DPT-3 Polio Hepatitis B-3 Campak : Wahyuni dalam Aprilianti ( 2016 )



12. Profilaksi Mata Menurut Prawirohardjo (2014), pemberian antibiotik profilaksis terbukti dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Provilaksis mata yang sering digunakan yaitu salep mata eritrosimin, chlorampenicol dan tetrasiklin. Salep mata ini efektif untuk mencegah konjungtivitis berupa iritasi dan kerusakan mata. (Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2014) 13. Pemberian HbO



108



Menurut JNPK-KR (2013), imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibubayi. Imunisasi hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam. (JNPK-KN, 2013).



E. KELUARGA BERENCANA ( KB) 1. Pengertian KB pasca persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42 hari/ 6 minggu setelah melahirkan (BKKBN, 2017). 2. Pentingnya KB pasca persalinan Pelayanan KB selama tahun pertama pasca persalinan berdampak pada komponen pelayanan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi. Alasan pentingnya pengguanaan KB pasca persalinan, yaitu: a. Periode paling reseptif dalam menerima kontrasepsi perempuan lebih reseptif menerima metode kontrasepsi hanya setelah melahirkan terutama pada 48 jam pertama dengan penyedia layanan kesehatan yang ada memberikan kesempatan untuk



109



konseling dan menyediakan metode kontrasepsi yang aman dan sesuai pilihan mereka sebelum meninggalkan rumah. b. Resiko kehamilan setelah melahirkan untuk perempuan yang tidak menyusui, kehamilan dapat segera terjadi setelah 4 minggu kelahiran. Tetapi untuk perempuan yang tidak menggunakan metode 10 LAM, kemungkinan akan menjadi subur sebelum menstruasi. Untuk perempuan yang menggunakan metode LAM kemungkinan bisa hamil setelah 6 bulan melahirkan. c. Unmet need pada sebuah penelitian oleh Ross dan Frankenberg (1993) mengungkapkan bahwa perempuan dalam periode postpartum memiliki resiko unmet need untuk kontrasepsi, dan banyak dari unmet need dari semua wanita selama usia reproduksi pada umumnya selama periode postpartum. d.



Memastikan waktu yang sehat dan jarak kehamilan interval kehamilan kurang dari 24 bulan berhubungan dengan resiko tinggi berdampak buruk pada ibu, janin, dan bayinya. Penyediaan konseling



KB



dan



pelayanan



setelah



melahirkan



dapat



memastikan waktu yang sehat dan jarak kehamilan. e.



Memastikan waktu kehamilan yang aman setelah aborsi jarak kurang dari 6 bulan antara aborsi dan kehamilan berikutnya berhubungan dengan tingginya resiko dampak buruk pada kesehatan ibu, janin, dan bayi. Penyediaan konseling KB dan



110



pelayanan setelah aborsi dapat memastikan jarak kurang dari 6 bulan untuk kehamilan berikutnya. 3. Metode Kontrasepsi Pasca Persalinan Metode kontrasepsi postpartum yang efektif digunakan oleh perempuan postpartum sesuai waktu yang tepat dapat dilihat pada tabel berikut: Metode Waktu Ciri khusus kontrasep persalinan si MAL  Mulai segera  Manfaat pasca kesehatan persalinan bagi ibu dan  Efektifitas bayi tinggi sampai  Memberikan 6 bulan waktu untuk pascapersalin memilih an dan belum metode haid kontrasepsi lain Kontasep  Jika  Selama 6-8 si menyusui: minggu kombinas  Jangan Pasca i persalinan, dipakai kontrasepsi sebelum 6-8 kombinasi minggu akan pasca mengurangi persalinan ASI dan  Sebaiknya mempengar tidak uhi tumbuh dipakai kembang dalam bayi. waktu 6  Selama 3 minggu6 minggu bulan pascaperslin pascapersali an nan  Meningkatk  Jika an resiko memakai masalah MAL tunda pembekuan sampai 6



Manfaat  Harus benarbenar ASI ekslusif  Efektifitas berkurang jika mulai suplementa si  Kontrasepsi Kombinasi merupakan pilihan terakhir pada klien menyusu  Dapat diberikan pada klien dengan riwayat preeklampsi a atau hipertensi dalam kehamilan  Sesudah 3minggu pascapersali nan tidak



111



bulan



AKDR



darah meningkatk  Jika klien an risiko tidak pembekuan mendapat darah haid dan sudah berhubunga n seksual, mulailah kontrasepsi kombinasi setelah yakin tidak ada kehamilan  Dapat  Tidak ada  Konseling dipasang pengaruh perlu langsung terhadap dilakukan pasca ASI sewaktu persalinan,  Efek asuhan sewaktu samping antenatal seksio lebih sedikit  Angka sesarea, atau pada klien pencabutan 48 jam menyusui AKDR pasca tahun persalinan pertama  Jika tidak, lebih tinggi insersiditun pada klien da sampai menyusui 4-6 minggu  Ekspulsi pascapersali spontan nan lebih tinggi  Jika laktasi (6-10%) atau haid pada sudah dapat, pemasangan insersi pasca dilakukan plasenta sesudah lahir yakin tidak  Sesudah 4-6 ada minggu kehamilan pasca persalinan teknik sama dengan pemasangan waktu



112



Kondom/ Spermici dal



 Dapat  Tidak ada digunakan pengaruh setiap saat terhadap pasca laktasi persalinan  Sebagai cara sementara sambil memilih metode lain Koitus  Dapat  Tidak ada Interuptus digunakan pengaruh / setiap waktu terhadap Abstinens laktasi atau ia tumbuh kembang bayi  Abstinensia  100% efektif Kontrase  Dapat  Tidak ada psi dilakukan pengaruh mantap: dalam 48 terhadap Tubekto jam laktasi atau mi pascapersali tumbuh nan kembang  Jika tidak, bayi tunggu  Minilaparat sampai 6 omi pasca minggu persalinan pasca paling persalinan mudah dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan Vasektom  Dapat  Tidak i dilakukan segera setiap waktu efektif karena perlu paling sedikit 20 ejakulasi (±3 bulan) sampai



interval.  Sebaiknya pakai kondom yang diberi pelican



 Beberapa pasangan tidak sanggup untuk abstinensi  Perlu konseling  Perlu anestesi local  Konseling harus sudah dilakukan sewaktu asuhan antenatal



 Merupakan salah satu cara KB untuk pria



113



benar-benar steril 4.



Manfaat KB Manfaat KB Pasca Persalinan Menurut USAID (2011:4), penggunaan KB pada perempuan postpartum dapat berdampak signifikan pada: a. Mengurangi angka kematian dan kesakitan pada ibu. b. Mengurangi angka kematian dan kesakitan pada bayi. c. Mencegah resiko atau kehamilan yang tidak diinginkan. d. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan pada perempuan mudan dan tua, ketika besarnya resiko kematian ibu dan bayi e.



Mengurangi kejadian aborsi, khususnya aborsi tidak aman.



f. Memungkinkan perempuan ntuk mengatur jarak kehamilan. g. Mengurangi kasus penularan HIV/AIDS dari ibu ke janin.



114



BAB III TINJAUAN KASUS A. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Antenatal Care No reg



: 16/22



Nama pengkaji



: Rachmatiah, SST



Hari/Tanggal



: 07 Agustus 2022



Waktu Pengkajian



: 16.41 WIB



I. PENGKAJIAN 1. DATA SUBJEKTIF a. Identitas Nama ibu



: Ny.D.A



Nama Suami : Tn.I.V



Umur



: 27 th



Umur



: 29 th



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Karyawan Swasta



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMK



Pendidikan



: D3



Suku/Bangsa : Sunda



Suku/Bangsa : Sunda



Alamat



Alamat



: Jl.Depkes II 02/07



: Jl.Depkes II 02/07



Alamat Kantor: b. Keluhan Utama



No Hp



: 0857 1970 3849



Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu hanya akan memeriksakan kehamilannya



c. Riwayat Kehamilan Sekarang Kehamilan



: Ibu mengatakan kehamilan kedua



115



HPHT



: 20 – 12 - 2021



Siklus Haid



: 28 hari



TP : 27 - 09 - 2021



Pergerakan Janin yang pertama kali : +/- Usia 16 minggu Pergerakan Janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhir : >10 kali Tanda-tanda bahaya/penyulit



: Tidak ada



Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu)



: Tidak



mengkonsumsi Kekhawatiran-kekhawatiran khusus



: Tidak ada



d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu :



No Tgl/ Usia Jenis Th Kehamilan Persali Lahir n an Anak



Tempat Penyulit Jenis BB Persalina Kelamin /PB n /Penolon g



1. 2.



BPM/Bd -



2018 2021



Aterm Hamil ini



N -



-



P -



Keadaan Nifas Anak



3.300gr/48cm Sehat -



e. Riwayat Kesehatan / Penyakit Riwayat Kesehatan yang diderita sekarang /dulu : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun.



Baik -



116



Riwayat Kesehatan keluarga : Kedua orangtua tidak memiliki Riwayat penyakit f. Riwayat Pernikahan Status Pernikahan:



Suami yang ke



: 1 (satu)



Istri yang ke



: 1 (satu)



Lamanya Pernikahan



: 5 tahun



g. Riwayat Psikososial Respon ibu / keluarga terhadap kehamilan



: Senang



Jenis kelamin yang diharapkan



: Laki-laki



Bentuk dukungan keluarga



: Menemani periksa



Adat istiadat yang berhubungan dengan kehamilan



: Tidak ada



Keputusan dalam keluarga



: Suami dan istri



Rencana persalinan -



Tempat



`



: TPMB



-



Penolong persalinan



: Bidan



-



Pendampingan persalinan



: Suami



-



Persiapan persalinan



:Sudah



Dipersiapkan seperti pakaian, Dana, kendaraan, dll h. Riwayat KB Terakhir Jenis kontrasepsi bulan



: suntik 3



117



Lama Penggunaan



: 1 tahun



i. Aktivitas sehari-hari a. Nutrisi Pola makan (frekuensi)



: 3 x sehari



Jenis makanan yang dikonsumsi



: Nasi, lauk, sayur,



buah, susu Jenis Makanan yang tidak disukai



: Tidak ada



Perubahan porsi makan



: Meningkat



Alergi terhadap makanan (Jenis)



: Tidak ada



b. Eliminasi BAB Frekuensi



: 1x sehari



Konsistensi



: Lunak



BAK Frekuensi



: 6 x sehari



Warna



: Kuning jernih



c. Pola Kebiasaan Sehari-hari Tidur malam



: Cukup



Tidur siang



: Cukup



Masalah



: Tidak ada



Aktivitas



: Melakukan



pekerjaan Rumah tangga d. Kebiasaan Hidup Sehari-hari



118



Obat-obatan/Jamu



: Tidak



mengkonsumsi Alergi terhadap obat



: Tidak ada



Merokok



: Tidak sebagai



perokok Aktif dan pasif Minuman beralkohol



: Tidak



mengkonsumsi NAPZA



: Tidak



mengkonsumsi e. Hubungan Seksual Hubungan seks dalam kehamilan



: 1 x dalam seminggu



Keluhan



: Tidak ada



f. Personal Hygiene Mandi



: 2 x sehari



Ganti pakaian dalam dan luar



: 3 x sehari



Irigasi Vagina



: Tidak dilakukan



2. DATA OBJEKTIF a. Keadaan Umum 1) Kesadaraan



: Composmentis



2) Ekspresi Wajah



: Senang



3) Keadaan Emosional



: Stabil



119



4) Lila



: 26 cm



5) Berat Badan BB Sebelum hamil



: 53kg



BB Sekarang



: 80kg



6) Tinggi Badan



: 157 cm



7) IMT



:



53 kg = 21,5/ideal 157 M ²



b. Tanda vital 1) Tekanan darah



: 110/70 mmhg



2) Nadi



: 81x/m



3) Suhu



: 36,50C



4) Pernafasan



: 22x/m



c. Pemeriksaan Fisik 1) Inspeksi (a) Kepala Rambut



: Bersih



Kontriksi rambut



: Kuat



Distribusi Rambut



: Merata, Tebal



(b) Muka Kloasma gravidarum



: Tidak ada



Oedema



: Tidak



Pucat/Tidak



: Tidak



(c) Mata



120



Kelopak mata



: tidak ada oedema Palpebral, tidak lesi, Tidak ada kelainan



Konjungtiva



: merah muda



Screla



: putih



(d) Hidung Pengeluaran



: Tidak ada



Polip



: Tidak ada



(e) Telingga Pengeluaran



: Tidak ada



Kondisi



: Bersih,Tidak ada



serumen (f) Mulu/Gigi Gusi



: Tidak berdarah



Stomatitis



: Tidak ada



Caries



: Tidak ada



(g) Dada Payudara



: Bentuk simetris



Puting Susu



: Bersih, menonjol



Areola



: Hiperpigmentasi



(h) Ekstremitas Ektremitas Atas Telapak tangan ka/ki



: Tidak pucat



121



Kuku



: Tidak



kuning,kebiruan, Ektremitas Bawah Kuku



: Tidak



kuning,kebiruan (i) Perut Bekas luka oprasi



: Tidak ada



Bentuk Perut



: Memanjang



Strie



: Tidak ada



(j) Genitalia



: tidak dilakukan pemeriksaan



2) Palpasi (a) Kepala



: tidak ada benjolan



(b) Leher Vena jugularis



: tidak ada



pembesaran Kelenjar getah bening



: tidak ada



pembesaran Kelenjar tiroid



: tidak ada



pembesaran



(c) Dada Mammae



: simetris



122



Massa



: tidak ada



Konsistensi



: lunak



Pengeluaran Colostrum



: Tidak ada



(d) Perut Bekas luka operasi



: Tidak ada



Kontraksi



: Tidak ada



TFU (Mc Donald)



: 28 cm



PALPASI SECARA LEOPOLD Leopold I



: TFU : 3 jari dibawah Procxypoideus teraba bagian besar janin, agak bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong)



Leopold II Puka



: teraba bagian memanjang, keras seperti papan (punggung).



Puki



: Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas janin)



123



Leopold III



: teraba bagian besar janin, bulat, keras, dan tidak melenting (kepala) kepala sudah masuk PAP



Leopold IV



: Tangan Divergen (teraba 4/5 bagian).



Perhitungan taksiran berat janin TBJ



: (TFU-12)x155 = (28–12) x 155 = 20 x 155



TBJ



: 2480gram



Auskultasi : DJJ Puntum maksimum



: terdengar jelas disatu titik,



Tempat



: Kuadrat kiri bawah



Frekuensi



: 145 x/menit/Teratur



Dada Paru – paru Wheezing



: tidak ada



Ronchi



: tidak ada



Jantung Irama



: teratur



124



Frekuensi



: 84 x/m



Intensitas



: kuat



(e) Ekstremitas Oedema - Tangan kanan/kiri



: tidak ada



- Kaki kanan/kiri



: tidak ada



Varices kanan/kiri



: tidak ada



Turgor Kulit baik, kembali dalam waktu 1-2 detik setelah ditekan (f) Punggung Bentuk



: Normal



3) Perkusi (a) Pinggang



: CVAT negatif



(b) Kaki ka/ki



: reflek patela positif



d. Pemeriksaan Penunjang tanggal



: 1 Januari 2021



a) Darah Hb



: 11,8gram



GDS



: 110 gr/dl



HIV



: Non Reaktif



HbsAg



: Non Reaktif



Golongan darah



: B Rh (+)



SIFILIS



: Non Reaktif



125



b) Urine protein urine : Non Reaktif c) Pemeriksaan USG Dilakukan Tanggal 5 juli 2022 dengan hasil jenis kelamin lakilaki, posisi janin normal, tidak terlilit tali pusat, air ketuban banyak. II.



ANALISA G2P1A0 hamil 35 minggu Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala.



III.



PENATALAKSANAAN Tanggal : 07 Agustus 2022



jam : 16.41



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan kondisi ibu saat ini dalam batas normal, hasil pemeriksaan usia kehamilan ibu saat ini 35 minggu, dan tapsiran persalinan ibu tanggal 27 Agustus 2022. Ibu mengerti. 2. Memberitahu ibu agar tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang seperti sayur, lauk pauk, Susu dan buah. Ibu bersedia mengkonsumsi. 3. Memberitahu ibu agar istirahat yang cukup, Minimal 7 jam dimalan hari dan 2 jam di siang hari. Ibu mengerti. 4. Memberitahu ibu agar selalu menjaga personal hygiene nya. Ibu mengerti.



126



5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III seperti sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, edema wajah, dan ektremitas, nyeri ulu hati yang hebat, kurangnya pergerakan janin, dan keluar darah banyak dari kemaluan. Ibu mengerti. 6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, seperti mulas yang sudah sering dan teratur, keluar lendir darah dan keluar air-air. (Ibu mengerti). 7. Memberikan terapi obat Vit Fe 1x1,Vit kalsium1x1,vit B1 2x1 dan menganjurkan ibu untuk konsumsi redokson.Ibu bersedia 8. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 23 Agustus 2022. Ibu bersedia kunjungan ulang.



KUNJUNGAN KE II ANC Tanggal



: 23 Agustus 2022



Jam



: 16.41 WIB



S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu hanya akan memeriksakan kehamilannya O : keadaan umum : Kesadaraan



: Composmentis



Ekspresi Wajah



: Senang



Keadaan Emosional



: Stabil



127



Berat Badan



: 80kg



Tekanan darah



: 110/80 mmhg



Nadi



: 82x/m



Suhu



: 36,70C



Pernafasan



: 21x/m



Palpasi : Bekas luka operasi



: Tidak ada



Kontraksi



: Tidak ada



TFU (Mc Donald)



: 32 cm



PALPASI SECARA LEOPOLD Leopold I



: TFU : 3 jari dibawah Procxypoideus teraba bagian besar janin, agak bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong)



Leopold II Puka



: teraba bagian memanjang, keras seperti papan (punggung).



Puki



: Teraba bagian- bagian kecil janin (Ekstremitas janin )



Leopold III



: teraba bagian besar janin, bulat, keras, dan tidak



128



melenting (kepala)kepala sudah masuk PAP Leopold IV



: Tangan Divergen (teraba 4/5



bagian). Perhitungan taksiran berat janin TBJ



: (TFU-12)x155 = (32–12) x 155 = 20 x 155



TBJ



: 3100gram



Auskultasi : DJJ Puntum maksimum



: terdengar jelas disatu titik,



Tempat



: Kuadrat kiri bawah



Frekuensi



: 145 x/menit/Teratur



Dada Paru – paru Wheezing



: tidak ada



Ronchi



: tidak ada



Jantung



IV.



Irama



: teratur



Frekuensi



: 84 x/m



Intensitas



: kuat



ANALISA G2P1A0 hamil 37 minggu



129



Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala. V.



PENATALAKSANAAN Tanggal : 23 Agustus 2022



jam : 16.41



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan kondisi ibu saat ini dalam batas normal, hasil pemeriksaan usia kehamilan ibu saat ini 37 minggu, dan tapsiran persalinan ibu tanggal 27 Agustus 2022. Ibu mengerti. 2. Memberitahu ibu agar tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang seperti sayur, lauk pauk, Susu dan buah. Ibu bersedia mengkonsumsi. 3. Memberitahu ibu agar istirahat yang cukup, Minimal 7 jam dimalan hari dan 2 jam di siang hari. Ibu mengerti. 4. Memberitahu ibu agar selalu menjaga personal hygiene nya. Ibu mengerti. 5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III seperti sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, edema wajah, dan ektremitas, nyeri ulu hati yang hebat, kurangnya pergerakan janin, dan keluar darah banyak dari kemaluan. Ibu mengerti. 6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan, seperti mulas yang sudah sering dan teratur, keluar lendir darah dan keluar air-air. (Ibu mengerti).



130



7. Memberikan terapi obat Vit Fe 1x1,Vit kalsium1x1,vit B1 2x1 dan menganjurkan ibu untuk konsumsi redokson.Ibu bersedia 8. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 30 Agustus 2022. Ibu bersedia kunjungan ulang.



B. DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE



I.



Nama Pengkaji



: Rachmatiah, SST



Tanggal/Waktu



: 05 – 09 - 2022 /21.00 WIB



Tepat pengkajian



: BPM Rachmatiah, SST



PENGKAJIAN



1. DATA SUBJEKTIF Anamnesa pada tanggal : 05 – 09 - 2022 Pukul : 21.00 WIB Oleh



: Rachmatiah, SST



a. Keluhan utama saat masuk : Ibu mengeluh sudah keluar lendir darah dan mules sejak pukul 16.00, belum keluar air-air. b. Tanda-tanda persalinan Mules: Iya, sejak tanggal: 05 – 09 - 2022,Pukul : 16.00 WIB Frekuensi



: 2x / 10 menit / Sering



Lokasi ketidak nyamanan



: Nyeri di pinggang Pengeluaran pervaginam



Darah lendir



: Sudah ada



131



Air ketuban



: jumlah: - warna : - bau : -



Darah



: Tidak ada



c. Riwayat kehamilan sekarang HPHT : 20 – 11- 2021 HPL



: 27 – 08 - 2022



d. ANC



: >4 kali



Tempat : BPM, oleh



: Bidan



Kelainan/gangguan



: Tidak ada



e. Riwayat imunisasi TT



: Lengkap



f. Pergerakan janin dalam 24 jam



: Aktif, >10 kali



g. Makan dan minum terakhir



: Pukul 17.00 WIB



h. BAB/BAK terakhir



: BAB : 08.00 WIB, BAK :



20.45 WIB i. Istirahat/tidur



: Cukup ( 6 jam malam hari, 1 jam siang hari )



2. DATA OBJEKTIF 1. Keadaan Umum Kesadaraan



: Composmentis



Keadaan



: Baik



Keadaan Emosional



: Stabil



Tanda vital Tekanan darah



: 110/80 mmhg



Nadi



: 80x/m



132



Suhu



: 36,70C



Pernafasan



: 22x/m



2. Pemeriksaan Fisik 1) Inspeksi (a) Kepala Rambut



: Bersih



(b) Muka Kloasma gravidarum



: Tidak ada



Oedema



: Tidak



Pucat/Tidak



: Tidak



(c) Mata Kelopak mata



: tidak ada oedema palpebra, tidak



lesi, tidak ada kelainan Konjungtiva



: merah muda



Screla



: putih



(d) Hidung Pengeluaran



: Tidak ada



Polip



: Tidak ada



(e) Dada Payudara



: Bentuk simetris



Puting susu



: Bersih,menonjol



Areola



: Hiperpigmentasi



133



(f) Ekstremitas Ektremitas Atas Telapak tangan ka/ki



: Tidak pucat



Kuku



: Tidak kuning,kebiruan,



Ektremitas Bawah Kuku



: Tidak kuning,kebiruan



(g) Perut Bekas luka oprasi



: Tidak ada



Kontraksi



: ada



(h) Genitalia Vagina



: pengeluaran lendir bercampur darah



Anus



: Tidak ada haemoroid



2) Palpasi (a) Perut Leopold I



: teraba bagian bsar janin, agak bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong) TFU 34 cm.



TFU



: Setinggi procxypoideus



Leopold II Puka



: teraba bagian memanjang, keras seperti papan (punggung).



Puki



: Teraba bagian- bagian kecil janin



134



(Ekstremitas janin ) Leopold III



: teraba bagian bulat, keras, dan tidak melenting di bagian (kepala) Teraba 4/5 bagian



Leopold IV



: bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul dan tidak dapat digerakkan (Divergen).



Perhitungan taksiran berat janin TBJ



: (TFU-12)x155 = (34–12)x 155 = 20 x 155



TBJ



: 3410 gram



Auskultasi : DJJ Puntum maksimum: Terdengar jelas di satu titk, 3 jari dibawah pusat sebelah sebelah kiri. Frekuensi



: 140 x/menit / Teratur



Irama



: Teratur



(b) Ekstremitas Oedema - Tangan kanan/kiri



: tidak ada



- Kaki kanan/kiri



: tidak ada



Varices kanan/kiri



: tidak ada



Turgor Kulit baik, kembali dalam waktu 1-2 detik setelah ditekan



135



(c) Genitalia Vagina



: Normal



Portio



: Tebal Lunak



Pembukaan



: 4cm



Ketuban



: Utuh



Persentasi



: Kepala



Penurunan



: Hodge II



Molase



: Tidak ada



Posisi



: UUK Depan



Kesan panggul



: Normal



Pelepasan



: Lendir darah



3) Perkusi (a) Kaki ka/ki



: reflek positif



3. Pemeriksaan Penunjang (a) Labotorium



: Tidak dilakukan



(b) USG



: Tidak dilakukan



II. ANALISA G2P1A0 Hamil 40 minggu inpartu kala I fase aktif Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala



III.



PENATALAKSANAAN Tanggal :05 – 09 - 2022



Jam : 21.00 WIB



136



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan ibu dan bayi dalam keadaan baik dengan usia kehamilan 38 minggu, pembukaan 4 cm, ketuban masih utuh, djj bayi normal, TD: 110/80 MmHg. Ibu mengerti. 2. Menganjurkan ibu untuk relaksasi, tidur dengan posisi miring ke kiri, dan memberitahu ibu untuk tidak mengejan dahulu sebelum pembukaan lengkap. Ibu mengerti. 3. Memberitahu ibu agar tetap memenuhi nutrisinya untuk sumber tenaga saat meneran. Ibu mengerti. 4. Menghadirkan



pendamping



untuk



ibu.



Suami



sudah



mendampingi. 5. Memberikan support dan motivasi kepada ibu, sehingga ibu merasa diperhatikan dan lebih bersemangat dalam menjalani proses persalinan. 6. Melakukan observasi TTV, HIS, DJJ, dan kemajuan persalinan. 7. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan.



LEMBAR OBSERVASI Jam



TD



N



Rr



S



DJJ



21.00



110/80



80



22



36,7



140



 



136



21.30



HIS 2x10'35 " 3x10'35 "



VT Ulang port tebal lembut, f 4cm, ket. + prekep,H-II,3/5 Bagian  



137



22.00



 



142



22.30



 



134



23.00



 



145 136



23.30 24.00 00.30 01.00



100/70



82



18



 



148



 



145



36,5 



145



01.30



147



02.00



 



149



3x10'35 " 3x10'35 " 3x10'40 " 4x10'40 " 4x10'40 " 4x10'40 " 4x10'45 " 4x10'45 " 5x10'50 "



            portio Tipis lunak f 8cm, Ket +H-II-III,   portio tdk teraba ,f10cm Ketprekep,HIII+,0/5 bagian



SOAP KALA I Tanggal



: 05 – 09 - 2022



Jam



: 21.00 WIB



S



: Ibu mengatakan sudah keluar lendir darah dan mules mules sejak jam 16.00 WIB



O



: Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Keadaan Emosional



: Stabil



TTV TD



: 110/80 mmHg



N



: 86 x/menit



Rr



: 24 x/menit



S



: 36,7oC



138



DJJ



: 148 x/menit / Teratur



His



: 2x10’35” / Sedang



VT : Vagina



: Normal



Portio



: Tebal Lunak



Pembukaan



: 4cm



Ketuban



: Utuh



Persentasi



: Kepala



Penurunan



: Hodge II



Molase



: Tidak ada



Posisi



: UUK Depan Denominator



Kesan panggul



: Normal



Pelepasan



: Lendir darah



A



: G2P1A0 hamil 38 minggu inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala



P



: Tanggal: 05 – 09 - 2021 1.



Jam : 21.00 WIB



Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan baik dengan DJJ : 132 x/menit, pembukaan 4 cm, dan ketuban negative, kecuali TD : 110/80 mmHg. Ibu mengerti



2.



Mengajarkan ibu teknik relaksasi yang baik dan benar. Ibu mengerti.



139



3.



Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri agar kepala bayi semakin turun.Ibu mengerti.



4.



Mengingatkan



ibu



kembali



untuk



tetap



memenuhi



nutrisinya disela-sela his sebagai sumber tenaga ketika meneran. Ibu mengerti. 5.



Memberitahu ibu agar tidak menahan BAK karena akan memperlambat proses turunnya kepala.Ibu mengerti.



6.



Melakukan observasi TTV, His, DJJ, dan kemajuan persalian. Sudah dilakukan



7.



Memberitahu ibu dan keluarga hasil observasi semuanya baik



8.



Mengajarkan ibu tehnik meneran yang baik dan benar.Ibu mengerti.



9.



Memberikan



dukungan



motivasi



kepada



ibu



untuk



menghadapi proses persalinannya. 10. Melakukan observasi TTV, His, DJJ, dan kemajuan persalinan. 11. Menyiapkan partus set dan hecting set. Alat sudah siap. 12. Melakukan



pendokumentasian



Pendokumentasian sudah dilakukan



SOAP KALA II Tanggal



: 06 September 2022



hasil



pemeriksaan.



140



Jam



: 02.00 WIB



S



: Ibu mengatakan sudah ada rasa ingin meneran



O



: Keadaan Umum : Baik TTV



: TD: 110/70mmHg, N: 76x/menit, R: 22x/menit, S : 36,8oC



HIS



: 4x10’45” / kuat



DJJ



: 148x/menit / Teratur



Inspeksi



: Adanya tekanan pada anus, vulva membuka, dan perineum menonjol



Periksa Dalam Vagina



: Normal



Portio



: Tidak teraba



Pembukaan



: 10 cm



Ketuban



: Negatif



Presentasi



: Kepala



Penurunan



: H III+



Posisi



: UUK depan



Moulage



: Tidak ada



Kesan Panggul



: Normal



Pelepasan



: Lendir Darah



A



: G2P0A0 hamil 38 minggu partus kala II Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala



141



P



: Tanggal : 06 September 2022 1.



Jam



: 02.00 WIB



Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan baik dengan DJJ : 132 x/menit, his 4x10’45”, pembukaan 10 cm, ketuban negative, kecuali TD ibu masih tinggi 110/70 mmHg. Ibu mengerti.



2.



Melakukan TTV, His, DJJ. Sudah dilakukan



3.



Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk oksitosin; Alat pertolongan telah lengkap, ampul oksitosin telah dipatahkan dan spuit berisi oksitosin telah dimasukkan ke dalam partus set.



4.



Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap dan mempersilakan ibu untuk mengejan diwaktu his kuat. Ibu mengerti.



5.



Membantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk melahirkan; Ibu memilih posisi ibu setengah duduk (semi fowler).



6.



Mengingatkan ibu kembali teknik meneran yang baik dan benar.ibu mengerti.



7.



Memberitahu suami agar tetap memenuhi nutrisi ibu disela-sela his.Suami mengerti.



8.



Meletakkan kain diatas perut ibu, menggunakan celemek, mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril pada kedua tangan, mengisi spuit dengan oksitosin dan memasukannya kembali dalam



142



partus set kemudian memakai sarung tangan steril pada tangan satunya. 9.



Membimbing ibu untuk meneran ketika ada dorongan yang kuat untuk meneran; Ibu meneran ketika ada kontraksi yang kuat.



10. Memberikan pujian kepada ibu karena sudah meneran dengan baik dan benar. 11. Meletakkan duk steril yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. 12. Melindungi perineum ibu ketika kepala bayi tampak dengan diameter 5-6 cm membuka vulva dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan defleksi dan membantu lahirnya kepala sambil menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dangkal. 13. Mengecek ada lilitan tali pusat,menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan, tidak ada lilitan tali pusat 14. Memegang secara bipariental. Dengan lembut menggerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian sanggah susur.Bayi lahir spontan pervaginam pukul 2.30 WIB bayi segera menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin laki-laki, A/S : 8/10 15. Lap muka bayi dengan kasa, meletakkan bayi diatas perut ibu, melakukan penilaian selintas bayi baru lahir, sambil Mengeringkan



143



tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Kala III Tanggal



: 06 september 2022



Jam



: 02.30 WIB



S : Ibu merasakan mulas pada perutnya O :Pemeriksaan Umum Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, TD : 100/70 MmHg Pemeriksaan fisik Abdomen : TFU : sepusat, kontraksi baik. Kandung Kemih : Kosong Genitalia : sudah terlihat tanda – tanda pelepasan plasenta. Bayi lahir spontan segera menangis 02.30 WIB JK : Lk , A/S 8 / A : Diagnosis : P2A0 inpartu kala III P : Tanggal : 06 September 2022



Jam : 02.30 WIB



1. Memeriksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi lagi dalam uterus; Tidak ada bayi kedua dalam uterus 2. Melakukan manajemen aktif kala III, memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntikkan oksitosin agar rahim berkontraksi dengan baik. Ibu bersedia untuk disuntik oksitosin. 3. Menyuntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir 10 intra unit IM di 1/3 paha kanan atas bagian distal lateral 4. Menjepit tali pusat dengan jepitan umbilical set lalu klem dan potong.



144



5. Meletakan bayi pada dada ibu IMD (selama 1 jam) dan menganjurkan ibu untuk memperhatikan jalan nafasnya Ibu mengerti 6. Memindahkan Klem tali pusat 5-10cm didepan vulva vagina. 7. Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT). Tali pusat bertambah panjang. 8. Melahirkan plasenta, plasenta lahir spontan pukul 02.40 Wib 9. Melakukan masese Fundus/uterus. 10. Memeriksa kelengkapan plasenta untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan memasukan plasenta kedalam tempat yang tersedia. 11. Evaluasi adanya robekan vagina sampai perineum,jika ditemukan hekting 12. Melanjutkan kala IV untuk observasi tanda-tanda vital pasien. SOAP KALA IV Tanggal



: 06 September 2022



Jam



: 02.40 WIB



S : Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan ibu masih merasakan mules pada perutnya. O: 1. Pemeriksaan Umum: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Tanda-tanda Vital tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 23 x/menit, suhu 36,7°C. 2. Pemeriksaan fisik:



145



Payudara : Puting susu ibu menonjol, tampak pengeluaran ASI, dan konsistensi payudara tegang berisi. Abdomen : Tinggi fundus uteri ibu setinggi 1 jari bawah pusat, kontraksi rahim baik dengan konsistensi yang keras serta kandung kemih teraba kosong. Genitalia A:



Diagnosis



: pengeluaran darah 80cc. : P2A0 inpartu kala IV



P: Tanggal 06 September 2022 1. Melakukan pemeriksaan pada jalan lahir untuk melihat ada laserasi atau tidak. 2. Melakukan evaluasi perdarahan kala III perdarahan ± 80cc 3. Merapihkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk didekontaminasi 10 menit. 4. Mengobservasi TTV, KU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan, Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,7℃, TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik. 5. Memeriksa TFU ibu, yaitu TFU ibu 2 jari di bawah pusat. KU baik, Kesadaran Komposmentis, TD 110/70 mmHg, Suhu 36,7C, Nadi 82x/menit, respirasi 23x/menit, perdarahan 30cc. 6. Membersihkan ibu dan bantu ibu merapihkan pakaian. 7. Melakukan



pemanatauan



TTV,



Perdarahan,



kandung



kemih,



Kontraksi uterus, TFU, 4x setiap 15 menit pada jam pertama, dan



146



setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan, dan hasilnya kontraksi uterus ibu baik, TFU dlm batas normal, kontraksi baik, kandung kemih kosong. 8. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan jangan banyak pikiran. 9.



Memberikan makanan dan minuman kepada ibu untuk menggantikan cairan yang hilang selama persalinan,dan ibu sudah mau minum serta makan.



10. Melengkapi partograf. Tabel Pemantauan Kala IV Wakt u 02.40 02.55 03.10 03.25 03.55 04.25



TD



Nadi



T



TFU



110/70 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg 110/80 mmHg 120/70 mmHg 120/80 mmHg



80 x/menit 82 x/menit 82 x/menit 80 x/menit 80 x/menit 80 x/menit



36,7 0C



1 jari bwh pst 1 jari bwh pst 1 jari bwh pst 2 jari bwh pst 2 jari bwh pst 2 jari bwh pst



36,6 0C -



UC



Kandung Kemih



baik



Kosong



baik



Kosong



baik



Kosong



baik



Kosong



baik



Kosong



baik



Kosong



Perd ± 25 cc ± 25 cc ± 20 cc ± 20 cc ± 15 cc ± 10 cc



147



C. DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE Nama Pengkaji



: Rachmatiah, SST



Tanggal/Waktu



: 06 September 2022/10.40 WIB



Tepat pengkajian



: BPM Rachmatiah, SST



I.



PENGKAJIAN



1. DATA SUBJEKTIF a. Identitas Anamnesa pada tanggal : 06 September 2022 Pukul : 10.40 WIB b. Keluhan utama pada saat masuk Ibu merasakan masih mulas dan nyeri pada luka jahitannya c. Antenatal Pemeriksaan di



: BPM



Kelainan/komplikasi



: tidak ada



Usia kehamilan



: 38 minggu



Para



:2



d. Persalinan Persalinan lahir tanggal Jenis kelamin



: 06 September, Jam: 02.30 WIB : Laki-laki, BB 3.150 gram, TB: 48 cm



Perdarahan kala III



: 200 ml



Perdarahan kala IV



: 150 ml



Perdarahan Total



: 350 ml



148



Perdarahan selama operasi



: - ml



Jenis persalinan



: Spontan



Placenta



: Spontan



Perineum



: Ruptur grade II



Anestesi



: Lydocain



Jahitan



: Delujur



Infus cairan



: - ml



Tranfusi darah



: - ml



e. Pola Eliminasi BAK



: 3x dalam 6 jam setelah persalinan



BAB



: Sudah BAB dalam 6 jam persalinan



2. DATA OBJEKTIF 1) Keadaan Umum Kesadaraan



: Composmentis



Keadaan



: Baik



Keadaan Emosional



: Stabil



Tanda vital Tekanan darah



: 120/80 mmhg



Nadi



: 84x/m



Suhu



: 36,70C



Pernafasan



: 24x/m



149



2) Pemeriksaan Fisik Inspeksi (a) Muka Pucat/Tidak



: Tidak



(b) Mata Konjungtiva



: merah muda



Screla



: putih



(c) Telinga Serumen



: tidak ada



Cairan



: tidak ada



(d) Hidung Pengeluaran



: Tidak ada



Polip



: Tidak ada



(e) Dada Payudara



: Bentuk simetris



Puting susu



: Bersih, menonjol



Areola



: Hiperpigmentasi



(f) Ekstremitas Telapak tangan ka/ki



: Tidak pucat



(g) Genitalia Lochea



: Perdarahan +/- 1 pembalut



Vulva



: Tidak ada kelainan



Perineum



: Ruptur grade II



150



Penyembuhan luka



: Baik, masih basah



Palpasi (a) Leher Pembesaran kelenjar tiroid



: Tidak ada



(b) Dada Pengeluaran



: colostrum ASI



Benjolan



: Tidak ada



(c) Perut TFU



: 2 jari dibawah pusat



Kontraksi



: Baik



Kandung kemih



: Kosong



(d) Ekstremitas Oedema Tangan kanan/kiri



: tidak ada



Kaki kanan/kiri



: tidak ada



Turgor Kulit baik, kembali dalam waktu 1-2 detik setelah ditekan 3) Pemeriksaan Penunjang Laboratorium II.



ANALISA P2A0 Postpartum 6 jam



: Tidak dilakukan



151



III. PLANNING 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik dengan TD: 120/80 mmHg, N: 84 x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,7oC, kontraksi baik, Ibu mengerti. 2. Memberitahu ibu bahwa mulesnya saat ini adalah hal yang wajar karena pemulihan rahim ke bentuk semula dan juga harus teraba bulat dan keras agar tidak terjadi perdarahan, nyeri pada luka jahitan ibu juga hal yang wajar karena luka jahitan ibu masih basah.Ibu mengerti. 3. Memberitahu ibu agar selalu menjaga personal hygiene nya yaitu mengganti pembalut setiap habis BAB/BAK atau jika sudah merasa tidak nyaman. Ibu mengerti. 4. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makan makanan bergizi dan cukup air putih.Ibu mengerti. 5. Memberitahu ibu untuk cukup istirahat. Ibu mengerti. 6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi. Ibu bersedia. 7. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI dini untuk bayinya. Ibu bersedia. 8. Menjelaskan manfaat ASI dini untuk bayinya.ibu mengerti.



152



NIFAS 6 HARI Tanggal : 13 – 09 - 2022 Jam



: 18.45 WIB



S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan O: Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Keadaan Emosional



: Stabil



Tanda Vital Tekanan darah



: 110/80 mmHg



Denyut nadi



: 78 x/menit



Pernapasan



: 20 x/menit



Suhu



: 36,8oC



pemeriksaan Fisik Inspeksi Muka



: Tidak oedem



Mata Konjungtiva



: merah muda



Sklera



: putih



Dada (Mamae) Putting Susu



: Menonjol



Simetris



: Iya



Ekstermitas Varices



: Tidak ada



153



Genetalia Lochea



: Sanguilenta



Palpasi Dada (Mamae) Pengeluaran



: ASI banyak



Pembengkakan



: Tidak ada



Perut TFU



: Pertengahan pusat simfisis



Kontraksi



: Baik



Kandung Kemih



: Tidak penuh



Ekstremitas Tangan Ka/ki Edema



: Tidak ada



Kaki ka/ki Edema



: Tidak ada



Genetalia Perineum



: basah



Anus



: Tidak haemoroid



Auskultasi



: Tidak dilakukan



Perkusi Refleks Patella



: Ka/ki positif



A: P2A0 Nifas 6 hari P: Tanggal: 13 – 09 - 2022



Jam: 18.45 WIB



154



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik dengan TD: 110/80 mmHg, N: 78 x/menit, Rr: 20 x/menit, S: 36,8oC, kontraksi baik, TFU pertengahan pusat simfisis. Ibu mengerti. 2. Memberitahu ibu agar tetap menjaga personal hygienenya yaitu dengan mengganti pembalut setelah BAB/BAK atau jika sudah merasa tidak nyaman. Ibu mengerti. 3. Memberitahu agar tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan cukup air putih. Ibu mengerti. 4. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya tanpa tambahan makanan apapun selama 6 bulan. Ibu mengerti. 5. Memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar. Ibu mengerti. 6. Memberitahu ibu cara perawatan payudara. Ibu mengerti. 7. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 20 – 09 - 2022 dan atau apabila ada keluhan. Ibu bersedia untuk datang kunjungan ulang. NIFAS 2 MINGGU Tanggal : 20 – 09 - 2022 Jam



: 16.10 WIB



S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan O: Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Keadaan Emosional



: Stabil



155



Tanda Vital Tekanan darah



: 120/80 mmHg



Denyut nadi



: 74 x/menit



Pernapasan



: 20 x/menit



Suhu



: 36,7oC



Pemeriksaan Fisik Inspeksi Muka



: Tidak oedem



Mata Konjungtiva



: merah muda



Sklera



: putih



Dada (Mamae) Puting Susu



: Menonjol, Tidak lecet



Simetris



: Iya



Ekstermitas Varices



: Tidak ada



Genetalia Lochea



: Serosa



Palpasi Dada (Mamae) Pengeluaran



: ASI banyak



Pembengkakan



: Tidak ada



Perut



156



TFU



: Tidak teraba



Kandung Kemih



: Tidak penuh



Ekstremitas Tangan Ka/ki Edema



: Tidak ada



Kaki kaki Edema



: Tidak ada



Genetalia Perineum



: kering



Anus



: Tidak haemoroid



Auskultasi



: Tidak dilakukan



Perkusi Refleks Patella



: Ka/ki positif



A: P2A0 Nifas 2 minggu P: Tanggal: 20- 09- 2022



Jam : 16.10 WIB



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik dengan TD: 120/80 mmHg, N: 74 x/menit, Rr: 20x/menit, S: 36,7oC, TFU tidak teraba.Ibu mengerti. 2. Memberitahu ibu agar tetap menjaga personal hygienenya yaitu denga mengganti pembalut setelah BAB/BAK atau jika sudah merasa tidak nyaman. Ibu mengerti. 3. Mengingatkan ibu kembali agar tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan tidak ada pantangan makanan.Ibu mengerti.



157



4. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya nifas. Ibu mengerti. 5. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya tanpa tambahan makanan apapun selama 6 bulan. Ibu mengerti. 6. Mengingatkan ibu untuk terus menjaga personal hyigenennya.Ibu mengerti 7. Memberikan konseling KB dan menjelaskan apa saja KB yang cocok untuk ibu selama menyusui. Ibu mengerti. 8. Memberitahu ibu, untuk melakukan pemeriksaab kembali pada tanggal 19 – 10- 2022. Ibu bersedia KUNJUNGAN RUMAH NIFAS 6 MINGGU Tanggal : 19 – 10 - 2022 Jam



: 10.30 WIB



S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan O: Keadaan Umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Keadaan Emosional



: Stabil



Tanda Vital Tekanan darah



: 110/70 mmHg



Denyut nadi



: 81 x/menit



Pernapasan



: 19 x/menit



Suhu



: 36,8oC



158



Pemeriksaan Fisik Inspeksi Muka



: Tidak oedem



Mata Konjungtiva



: merah muda



Sklera



: putih



Dada (Mamae) Putting susu



: Menonjol



Simetris



: Iya



Ekstermitas Varices



: Tidak ada



Genetalia Lochea



: Tidak ada



Palpasi Dada (Mamae) Pengeluaran



: ASI banyak



Pembengkakan



: Tidak ada



Perut TFU



: Tidak teraba



Ekstremitas Tangan Ka/ki Edema Kaki kaki



: Tidak ada



159



Edema



: Tidak ada



Genetalia Perineum



: kering



Anus



: Tidak haemoroid



Auskultasi



: Tidak dilakukan



Perkusi Refleks Patella



: Ka/ki positif



A: P2A0 Nifas 6 minggu P: Tanggal : 19 – 10 – 2022



Jam : 10.30 WIB



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik dengan TD: 110/80 mmHg, N: 81 x/menit, Rr: 19 x/menit, S: 36,8oC, TFU tidak teraba. Ibu mengerti. 2. Mengingatkan ibu agar tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan cukup air putih. Ibu mengerti 3. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya tanpa tambahan makanan apapun selama 6 bulan. Ibu mengerti. 4. Mengingatkan ibu cara menyusui yang baik dan benar dan menyusui bayinya sesering mungkin. Ibu mengerti. 5. Mengingatkan ibu kembali cara perawatan payudara. Ibu mengerti. 6. Mengingatkan ibu kembali untuk terus menjaga kebersihan 7. Mengingatkan ibu kembali untuk menggunakan KB. Ibu berpikir untuk menggunakan KB suntik 3 bulan



160



D. DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS Nama Pengkaji



: Septi Marantika



Tanggal/Waktu



: 06 – 09 - 2022 /02.30 WIB



Tepat pengkajian



: BPM Rachmatiah



I. PENGKAJIAN 1. DATA SUBJEKTIF a. Identitas Nama



: By.Ny.D.A



Tgl/Jam/ Lahir



: 06 – 09 - 2022 /02.30 WIB



Jenis Kelamin



: Laki-Laki



Anamnesa pada tanggal: 06 – 09 - 2022, Pukul: 02.30 WIB b. Pada Ibu 1) Riwayat Kehamilan Sekarang Keluhan Trimester I



: Tidak ada keluhan



Trimester II



: Tidak ada keluhan



Trimester III



: Ibu mengatakan nyeri pinggang, sakit kepala dan



sedikit sesak 2) Riwayat penyakit dalam kehamilan Kardiovaskuler



: Tidak ada



3) Riwayat komplikasi kehamilan Pendarahan



: Tidak ada



161



Preeklampsia



: Tidak ada



Eklampsia



: Tidak ada



Lain-lain



: Tidak ada



4) Riwayat Persalinan Sekarang Jenis Persalinan



: Normal



Ditolong Oleh



: Bidan



Lama Persalinan



: 11 jam, 40 menit



Kala I



: 11 Jam 00 menit



Kala II



: Jam, 30 Menit



Kala III



: - Jam, 10 Menit



Jumlah air ketuban : +/- 1.000 cc Komplikasi Persalinan : Tidak ada



2. DATA OBJEKTIF 1) Pemeriksaan Umum Suhu



: 36,60cc



Pernafasan



: 42x/menit



Nadi



: 140x/menit



Keaktifan



: Aktif



Tangisan



: Kuat



2) Antropometri Lingkar Kepala



: 32cm



Lingkar Dada



: 31cm



162



Lingkar perut



: 31



Lingkar Lila



: 11cm



Berat Badan



: 3150 gram



Panjang Badan



: 49 cm



3) Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis a) Kepala



: Tidak ada cepal hematoma, tidak ada caput



succedeneum b) Muka



: Simetris, tidak ada edema, tidak ada down sindrom



c) Mata



: Konjungtiva merah muda, sclera putih



d) Hidung



: Simetris, terdapat 2 lubang, tidak ada cuping



hidung e) Mulut



: Tidak ada labiopalatoskizis



f) Telinga



: Ada 2 daun telinga



g) Leher



: Tidak ada kaku kuduk



h) Dada



: Tidak ada rektraksi dinding dada



i) Perut



: Tidak ada omfalikel dan hisprung



j) Tali Pusat



: Tidak ada perdarahan atau tanda infeksi



k) Punggung



: Tidak ada spina bifida



l) Ekstermitas



: Simetris,lengkap, tidak ada polidaktili dan



sindaktili m)Genetalia



: Testis sudah turun dalam skrotum



n) Anus



: Positif



4) Reflek (cek reflek)



163



Reflek Morro



: Positif



Reflek Rooting



: Positif



Reflek Tonic Neck



: Positif



Reflek Grafs /Plantar : Positif Reflek Suching



: Positif



Reflek Babysky



: Positif



5) Eliminasi Miksi



: Positif



Mekonium



: Positif



II.



ANALISA Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Usia 1 jam



III. 1.



PENATALAKSANAAN Mengobservasi tanda-tanda vital dan tangisan bayi. Bayi menangis kuat.



2.



Mengidentifikasi bayi. Jenis kelamin laki-laki, BB 3.150 gram, PB 49 cm, anus +, cacat –



3.



Memberikan vitamin K 1 mg via IM. Vitamin K sudah diberian dipaha sebelah kiri bayi.



4.



Memberikan salep mata gentamycin 0,3 % pada masing-masing mata bayi.



164



5.



Memasangkan peneng pada lengan bayi berwarna biru sebagai identitas. Sudah diberikan.



6.



Melakukan bounding attacment, dan beritahu ibu agar memberian ASI kepada bayinya sesering mungkin.



7.



Memberikan hepatitis B1 via IM setelah 1 jam. sudah diberikan dipaha sebelah kanan bayi.



NEONATUS 2 JAM Tanggal



: 06 – 09 - 2022



Jam



: 04.30 WIB



S: Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan O: TTV Hr



: 138x/menit



Rr



: 52x.menit,



S



: 36,9occ



BB



: 3150 gram,



Mata



: Tidak kuning



Diare



: Tidak diare



Tali pusat



: baik tidak ada perdarahan atau infeksi



A: Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 jam P: Tanggal : 06 – 09 – 2022



Jam : 04.40 WIB



165



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik dengan BB 3.400 gram, PB 49 cm, S 36,9oC, mata tidak ikterik, tali pusat tidak ada perdarahan atau tanda-tanda infeksi. Ibu mengerti. 2. Memberikan imunisasi Hb-0 kepada bayi setelah 1 jam pemberian vitamin K. 3. Melakukan rooming-in antara ibu dan bayinya. 4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi seperti demam, tidak mau menyusu, diare, muntah, hipotermi, nafas cepat, selalu mengantuk, tali pusat berdarah dan berbau. Ibu mengerti. 5. Menjaga kebersihan (mengganti ppok)



NEONATUS 6 JAM Tanggal



: 06 – 09 - 2022



Jam



: 10.40 WIB



S: Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan O: TTV Hr



:140x/menit



Rr



: 56x.menit



S



: 36,7 cc,



BB



: 3400 gram



Mata



: Tidak kuning



Diare



: Tidak diare



166



Tali pusat



: baik tidak ada perdarahan atau infeksi



A: Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam P: Tanggal : 06 – 09 - 2022



Jam:10.40 WIB



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik dengan BB 3.400 gram, PB 49 cm, S 36,7oC, mata tidak ikterik, tali pusat tidak ada perdarahan atau tanda-tanda infeksi. Ibu mengerti. 2. Memandikan



bayi



dengan



air



hangat,



mengeringkan



serta



menghangatkan dengan pakaian bayi yang bersih. 3. Memberitahu ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin.Ibu mengerti. 4. Memberitahu ibu agar bayi hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan lainnya selama 6 bulan. Ibu mengerti. 5. Menjelaskan kepada ibu manfaat ASI untuk bayinya.Ibu mengerti. 6. Memberitahu ibu cara melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar. Ibu mengerti. 7. Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti demam, tidak mau menyusu, hipotermi, nafas cepat, selalu mengantuk, tali pusat berdarah dan berbau.Ibu mengerti. 8. Memberitahu ibu cara perawatan kebersihan bayi seperti mengganti popok atau saat mandi 9.



Memberitahu ibu untuk Menjaga kehangatan bayi yang baik dan benar.Ibu mengerti.



167



NEONATUS 6 HARI Tanggal



: 13 – 09 – 2022



Jam



: 18.45 WIB



S: Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan O: TTV HR



: 142 x/menit



Rr



: 49 x/menit



S



: 36,7oC



BB



: 3.550 gram,



Mata



: Tidak Kuning



Diare



: Tidak diare



Tali pusat



: Sudah puput



A: Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari P: 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik dengan BB 3.550 gram, PB 49 cm, S 36,7oC, mata tidak ikterik.Ibu mengerti. 2. Memberitahu ibu agar menjemur bayinya dipagi hari pada pukul 8-9 selama 15 menit.Ibu mengerti. 3. Mengingatkan ibu kembali untuk sering menyusui bayinya.ibu mengerti.



168



4. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap menerapkan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun untuk bayinya.ibu mengerti. 5. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti demam, tidak mau menyusu, hipotermi, nafas cepat, selalu mengantuk, tali pusat berdarah dan berbau. Ibu mengerti. 6. Menjadwalkan bayi ibu untuk kunjungan ulang pada tanngal 20 – 09 – 2022 dan atau apabila ada keluhan. Ibu bersedia kunjungan ulang.



NEONATUS 2 MINGGU Tanggal



: 06 – 09 - 2022



Jam



: 16.10 WIB



S: Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan O: TTV BB



: 3.750 gram



HR



: 146 x/menit



RR



: 46 x/menit



S



: 36,9oC



Mata



: Tidak kuning



Diare



: Tidak diare



Tali pusat : Baik, tidak ada perdarahan atau tanda infeksi A: Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 minggu P: Tanggal : 06 - 09 – 2022



Jam : 16.10 WIB



169



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik dengan BB 3.750 gram, PB 49 cm, S 36,9oC, mata tidak kuning. Ibu mengerti. 2. Mengingatkan ibu kembali tentang perawatan bayi. Ibu mengerti. 3. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda bahaya pada bayi seperti demam, tidak mau menyusu, hipotermi, nafas cepat, selalu mengantuk, tali pusat berdarah dan berbau. Ibu mengerti. 4. Mengingatkan ibu kembali agar tetap memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan. Ibu mengerti. 5. Memberitahu ibu jika akan melakukan kunjungan rumah pada tanggal 19 – 10 – 2022. Ibu bersedia. 6. Menjadwalkan bayi ibu untuk imunisasi BCG 2 minggu kemudian pada tanggal 05 – 10 – 2022 yaitu ketika bayi berumur 1 bulan. Ibu mengerti.



KUNJUNGAN RUMAH 6 MINGGU Tanggal : 19 – 10 – 2022 Jam



: 10.30 WIB



S : Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan O : TTV : BB



: 4.350 gram



HR



138 x/menit



RR



: 49 x/menit



170



S



: 36,9oC



Mata



: Tidak Kuning



Diare



: Tidak diare



A : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 minggu P : Tanggal : 19 – 10 – 2022



Jam : 10.30



1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan baik dengan BB 4.350 gram, PB 50 cm, S 36,9oC, mata tidak ikterik. Ibu mengerti. 2. Mengingatkan ibu kembali cara perawatan bayi yang baik dan benar. Ibu mengerti. 3. Mengingatkan ibu kembali cara mejaga suhu kehangatan bayi yang baik dan benar. Ibu mengerti. 4. Mengingatkan ibu kembali cara menyusui yang baik dan benar. Ibu mengerti. 5. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda bahaya pada bayi seperti demam, tidak mau menyusu, hipotermi, nafas cepat, selalu mengantuk, tali pusat berdarah dan berbau. Ibu mengerti.



E. ASUHAN KEBIDANA KELUARGA BERENCANA Tanggal pengkajian



: 19 – 10 – 2022



Jam



: 10.30 WIB



Tempat pengkajian



: PMB rachmatiah



Data Subjectif



171



ibu mengatakan ingin menggunakan kntasepsi 3 bulan (depo progesteron) setelah melahirkan anak ke-2 pada tanggal 06-09-2022 Data objectif Pemeriksaan fisik: Tanda vital



: TD : 110/80 MmHg : suhu : 36,8 C : RR : 24 x/mnt : Pls : 82 x/mnt



BB : 72 Kg TB : 156 Cm Analisis Ny. D.A P2A0 umur 27 tahun, Akseptor KB suntik 3 bulan Penatalaksanaan 1.



Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan ( ibu sudah mengetahui tentang keadaannya)



2.



Menginformasikan kepada ibu tentang KB yang akan digunakan (ibu telah memilih suntik KB 3 bulan)



3.



Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik KB 3 bulan yang akan digunakan secara IM dibagian bokong ibu. (ibu bersedia disuntik)



4.



Memberitahu kepada ibu tentang efek samping sepertiperubahan pola haid dan berat badan, sakit kepala / pusing, penurunan libido/ hasrat seksual (ibu sudah mengetahui efek sampingnya)



172



5.



Menganjurkan ibu kembali apabila ada keluhan dan suntik ulang pada tanggal yang sudah dijadwalkan ( ibu sudah mengerti dan bersedia datang kembali untuk mendapatkan suntikan ulang)



173



BAB IV PEMBAHASAN Pada kasus ini dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dimuli dari masa kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. D.A di BPM. RACHMATIAH, SST. A. KEHAMILAN Pada kasus di atas di dapat Ny. D.A hamil anak ke-2, Selama kehamilan NyD.A sudah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 8 kali yaitu 3 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester II, dan 3 kali pada trimester III. Menurut (Kemenkes RI, 2020) Pemantau kesehatan ibu yang berkesinambungan dan berkualitas serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke petugas kesehatan, dengan cara melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3. Hal ini berarti Ny.D.A mengikuti anjuran yang diberikan bidan untuk melakukan kunjungan selama kehamilan. Saat awal kehamilan sampai pemeriksaan akhir kehamilan Ny.D.A sudah melakukan pengukuran TB,BB,TD, LILA,TFU, DJJ, sudah mendapatkan imunisasi TT lengkap, sudah melakukan pemeriksaan laboratorium berupa cek Hb, golongan darah, dan protein urine. Hal ini brarti sesuai dengan standar pelayanan antenatal 10T yaitu, Pengukuran berat badan dan pengukur tinggi badan (T1), Pengukura tekanan darah (T2), Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) (T3), Pengukuran Tinggi fundus uteri (T4), Penentuan letak janin dan



174



denyut jantung janin (DJJ) (T5), Tetanus toxoid (T6), Tablet Fe (minimal 90 tablet selama kehamilan) (T7),Tes laboratorium, minimal tes hemoglobin darah (Hb) yang dilakuakan minimal 2 kali yaitu pada saat kunjungan awal dan trimester III, Pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan) (T8),Tatalaksana khusus sesuai indikasi (T9),Temu wicara (pemberian konseling termasuk KB pasca salin) (T10) (Kemenkes RI, 2020). Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ny.D.A tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. Ibu juga mengatakan sering buang air kecil, yang mana menurut teori (Manuaba, 2012) salah satu perubahan fisiologi pada kehamilan trimester III yaitu perubahan system perkemihan, akibat dari turunnya kepala bayi, menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan juga akibat dari hemodelusi yang menyebebkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah. Selain mengatakan sering BAK ibu juga mengatakan ada kehawatiran dan rasa takut dalam menghadapi persalinannya, khawatir akan bayi yang dilahirkanya dalam keadaan tidak normal, takut akan rasa sakit yang timbul pada saat persalinannya, yang di rasakan Ny.D.A merupakam perubahan psikologis pada kehamilan trimester III hal ini juga sesuai dngan teori menurut (Natalia, 2017). Adapun tanda-tanda bahaya kehamilan yang bisa terjadi selama kehamilan menurut (Tyastuti, 2016). Yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala hebat, penglihatan mata kabur, bengkak pada muka dan ekstremitas, keluar cairan pervaginam, geraan janin berkurang/tidak dirasakan. Dari tanda-tanda bahaya kehamilan di atas saat dilakukan pemeriksaan, Ny.D.A tidak mengeluh Sakit



175



kepala, juga penglihatan mata kabur serta dari pemeriksaan objektif TD Ny.D.A 110/80, dan dari hasil LAB protein urine Ny.D.A adalah Reaktif. Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.D.A G2P0A0 di BPM.R. penulis akan membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya tijauan kasus untuk melihat kesenjangan – kesenjangan yang terjadi pada asuhan kebidanan pada ibu hamil. Pada pembahaan ini penulis juga membandingkan teori – teori yang ada dengan asuhan kebidanan yang telah di berikan pada Ny.D.A G2P0A0. B. PERSALINAN Ny.D.A merupakan hamil anak ke 2 dengan usia usia kehamilan 38 minggu maka diidentifikasi Ny.D.A didiagnosanya adalah kehamilan aterem. Hal ini sejalan dengan teori menurut (Sukarta, 2019). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu). KALA I Ny.D.A G2P0A0 hamil 38 minggu datang ke BPM.R. pada tanggal 05 – 09 – 2022 pukul 21.00 WIB dengan keluhan Ibu mengeluh sudah keluar lendir darah dan mules sejak pukul 16.00, belum keluar air-air. TD 110/80, His 2x10’35”, keadaan umum baik dan saat dilakukan pemeriksaan dalam portio tebal lunak, pembukaan 4 cm, Maka Ny.D.A sudah memasuki kala 1 fase aktif. Pada pukul 01.00 WIB dilakukan kembali pesmeriksaan dalam portio tipis lunak, pembukaan 8 cm ketuban masih utuh. Persalinan kala I Ny.D.A berlangsug



176



11 jam. Disimpulkan bahwa kala I Ny.D.A tidak terjadi kesenjangan antar teori dan praktek dilahan. KALA II Pada tanggal 06- 09 – 2022 Puku 02.00 WIB Ny.D.A mengatakan mulas semakin sering dan dilakukan pemeriksaan, His 4x10'45", pemeriksaan dalam kembali sudah pembukaan lengkap (10 cm) sudah masuk dalam inpartu kala II. Pukul 02.30 WIB bayi lahir spontan, jenis kelamin laki – laki, segera menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif. Dalam kala II persalinan Ny.D.A lamanya 30 menit, sedangkan menurut (Rukiyah A. , 2012) Disimpulkan bahwa kala II Ny.D.A tidak terjadi kesenjangan antar teori dan praktek dilahan. KALA III Pada Ny.D.A kala III berlangsung selama 10 menit pada pukul 02.40 WIB plasenta lahir spontan, lengkap dan kontraksi uterus baik, hal ini sesuai dengan teori menurut (Damayanti, dkk, 2014) bahwa kala III persalinan berlangsung setelah kala II yang tidak lebih dari 30 menit. Kala III Ny.D.A tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. KALA IV Kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam post partum (Kumalasari, 2015). Selama kala IV pada Ny.D.A sudah dilakukan pemantauan selama 2 jam, setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua dengan hasil pemeriksaan TTV normal, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, dan perdarahan masih dalam jumlah normal +/- 100 cc. Sampai 2 jam postpartum kondisi Ny.D.A



177



dalam keadaan baik. Kala IV Ny.D.A tidak terdapat Kesenjangan antara teori dan praktik. C. NIFAS Selama masa nifas tinggi fundus uteri Ny.D.A dalam batas normal sesuai. Ny.D.A dilakukan 4 kali pemeriksaan pada saat nifas 6 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelas persalinan, 6 minggu setelah persalinan (Islami & Aisyaroh, 2012). Setelah pemeriksaan nifas tidak ditemukan tanda – tanda bahaya dan komplikasi pada Ny.D.A semua dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan bahwa kunjungan nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, mencegah, mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi (aprilianti, 2016). Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu nifas yaitu penulis telah memberikan penkes terhadap Ny.D.A tentang kebersihan diri seperti menjaga personal hygne dan vulva hygne, pola istirahat seperti jika bayi tidur sebaiknya ibu juga tidur dan beristirahat, sehingga jika bayi terbangun pada malam hari Ny.D.A sudah tidak merasakan lelah dan mengantuk, tentang pola makan yang baik dan benar seperti mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, tidak ada pantangan makanan apapun untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, menyusui sesering mungkin minimal 2 jam sekali dibangunkan untuk menyusui bayinya, perawatan payudara seperti menganjurkan Ny.D.A menjaga payudara tetap bersih dan kering, menggunakan bra yang dapat menyokong payudara, apabila putting susu lecet oleskan ASI sebelum dan susdah menyusui, berhubungan seksual fisik



178



atau kapan waktunya fisik telah kembali siap untuk memulai hubungan seksual. Dalam hal ini sesuai dengan teori asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.D.A D. BAYI BARU LAHIR Pada kasus Ny.D.A lahir dengan usia kehamilan 38 minggu dengan berat badan bayi 3.150 gram. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu denag berat badan 2.500 gram (Sholichah, 2017). Dalam hal ini sesuai dengan teori asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi baru lahir normal seperti yang tertera diatas Perawatan bayi baru lahir pada By. Ny.D.A segera sesudah lahir adalah mencegah infeksi yaitu membersihkan jalan lahir, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, memberikan vitamin K, memberikan salep mat, identifikasi bayi dan pemantauan bayi baru lahir. Pelayanan BBL sesuai standar kualitas meliputi mencegah infeksi yaitu membersihkan jalan lahir, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, memberikan vitamin K, memberikan salep mat, identifikasi bayi dan pemantauan bayi baru lahir



(Kumalasari, Panduan Praktik Klinik, Perawatan Antenatal,



Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir, dan Kontrasepsi, 2015). Pada bayi Ny.D.A perawatan bayi baru lahir sudah dilakukan sesuai teori yang disebutkan diatas. E. KELUARGA BERENCANA Penulis memberi pengetahuan tentang KB suntik 3 bulan yaitu tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, mengurangi resiko kanker endometrium, dapat mengurangi resiko penyakit



179



radang panggul dan kerugiannya yaitu perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang dalam 3 bulan pertama, haid jarang, tidak haid dalam 1 tahun), sakit kepala, kenaikan berat badan, penurunan hasrat seksual, perubahan suasana perasaan (Kemenkes RI, 2013) Dilakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan kepada Ny.D.A pada tanggal 19-10-2022, setelah dilakukan penyuntikan penulis memberitahu kepada ibu untuk kembali tanggal 11-01-2023 untuk penyuntikan 3 bulan kemudian. Memberitahu kepada Ny.D.A untuk tidak lupa tanggal kembali untuk melakukan penyuntikan ulang dan apabila ibu merasakan keluhan dianjurkan untuk datang ke PMB kembali



180



BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.D.A dapat disimpulkan : 1. Penulis dapat melakukan hasil pengkajian data S dan O didapatkan kehamilan Ny.D.A, Persalinan secara fisiologis, masa nifas dan BBL berjalan secara fisiologis 2. Diagnosa masa kehamilan TM 3 Ny.D.A normal, persalinan diagnose fisiologis, Masa nifas dan BBL diagnosa fisiologis. 3. Penatalaksanaan pada kehamilan Ny.D.A yang dilakukan sesuai prosedur, bersalin dengan fisiologis dilakukan sesuai prosedur , masa nifas, dan bayi baru lahir dilakukan asuhan kebidanan nifas normal dan asuhan BBL esensial 4. Evaluasi asuhan yang diberikan pada Ny.D.A dilakukan pada kehamilan dengan fisiologis, persalinan dengan fisiologis, masa nifas fisiologi, dan asuhan bayi baru lahir B. SARAN 1. TPMB Dengan adanya laporan asuhan kebidanan komprehensif ini diharapkan BPM.R



mendokumentasi setiap asuhan sesuai standar



181



2. Institusi Pendidikan 



Diharapkan kepada Institusi Pendidikan untuk selalu pemperbaharui buku buku bacaan yang berkaitan dengan kebidanan yang sudah tidak bisa digunakan sebagai referensi karena dilihat dari segi tahun terbitan yang sudah lama, sebagai sumber referensi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan







Diharapkan untuk menstandarkan seluruh pembimbing maupun penguji.







182



DAFTAR PUSTAKA Amalia, L. (2017). Asuhan Kebidanan Dengan Hipertensi Gestasional. Lia Amalia. Aprilianti, W. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dan Neonatus. Ciamis: Nuha Medika. Astuti, K. E. (2016). Konsep Kebidanan Dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan . Jakarta. Banjarnahor, E. S. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Ny, Ri G1p0a0 Masa Hamil Sampai Dengan Pelayanan Keluarga Berencana Di Praktek Mandiri Bidan (Pmb) Suryani Jl. Luku I Kecamatan Medan Johor Kota Madya Medan Tahun 2018. Medan: Poltekes Medan. Damayanti, D. (2014). Buku Ajar Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Bersalin Dan Bayi Baru Lahir Edisi 1. Yogyakarta: Deepulish. Dwiendra, D. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Atau Balita Dan Anak Prasekolah Untuk Para Bidan. Edisi 1. Yogyakarta: Deepulish. Ernawaty. (2016). Identifikasi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan Antenatal Care (Anc) Pada Trimester I Di Poli Kia Puskesmas Lepo - Lepo Kota Kendari Tahun 2016. Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari. Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta. Fatkhiyah, N., & Izzatul, A. (2019). Keteraturan Kunjungan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal. Indonesia Jurnal Kebidanan, 21-22. Fauziah, R. (2018). Dengan Hipertensi Gestasional Di Rsud Leuwiliang. Jurnal Kebidanan. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2020, April 05). Protokol Petunjuk Praktis Layanan Kesehatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir Selama Pandemi Covid-19. P. 4. Haerati, N. (2018). Manajemen Asuhan Kebidanan Postnatal Care Pada Ny. "H" Dengan Bendungan Payudara Di Rsud Syech Yusuf Gowa Tanggal 05 Juli



183



- 12 Agustus Tahun 2018. Makasar: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar. Huda, I. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny "K" Post Partum Hari Ketiga Dengan Bendungan Asi Di Puskesmas/Rsp 1 Jumpadang Baru Makassar Tanggal 30 April - 03 Mei 2017. Makassar: Prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin Makasar 2017. Islami, & Aisyaroh, N. (2012). Efektifitas Kunjungan Nifas Terhadap Pengurangan Ketidaknyamanan Fisik Yang Terjadi Pada Ibu Selama Masa Nifas. Jurnal Unissula, 6. Ita Amalia. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Gestasional Di Puskesmas Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2019 . Jurnal Kesehatan. Jnpk-Kn. (2013). Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan, Nifas, Dan Byi Baru Lahir Normal. Jakarta. Jnpk-Kn. (2013). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir Normal. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes Ri. (2018, Agustus 12). Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (Anc) Di Fasilitas Kesehatan. Kementerian Kesehatan Ri. (2018). Angka Kematian Ibu Di Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Unicef. Khairoh, M., B, A. R., & Ummah, K. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan . Surabaya: Cv. Jakad Publishing. Kumalasari, D. (2015). Panduan Praktik Klinik, Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir, Dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika. Lestari, M. A. (2018). Analisis Penatalaksaan Asuhan Kebidanan Pada Ny. T Dengan Kehamilan Postterm Dan Hipertensi Gestasional Di Rumah Sakit Umum Daerah Subang. Jurnal Kebidanan. Nuraeni, D. E. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Gestasional Pada Ibu Hamil Di Uptd Puskesmas Dtp Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Vol.1 No.1, Desember 2020, 2.



184



Nuryaningsih, F. D. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Palewang, F. H., Nurfaini, & Nur, A. F. (2019). Kualitas Anc Terhadap Plasenta Ringan. Mutu Pelayanan Kebidanan, Ta 2019/2020, 4. Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pt Bina Pustaka. Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : Ybpsp. Rini, S., & D, F. K. (2017). Panduan Asuhan Nifas Dan Evidence Based Practice. Yogyakarta: Deepublish. Rukiyah, A. (2012). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Egc. Rukiyah, D. (2012). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Egc. Sandra, D. (2018). Asuhan Kebidanan Continuity Of Care Pada Ny E Masa Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Pmb Rb Fauziah Katini S.St Pulung Ponorogo. Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Sholichah, N. (2017). Perawatan Antenatal Dan Neonatus Ii. Jakarta: Salemba Medika. Sukma, F., Hidayati, E., & Jamil, S. N. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sumiaty, S. M. (2013). Konsep Kebidanan. Jakarta: Inmedia. Retrieved From Http//Www.Penerbitinmedia.Com Supritiningsih. ( 2015). Panduan Ilmu Kebidanan Kehamilan . Jakarta: Nuha Medika. Sukarta, A. R. (2019). Pengaruh Posisi Mengedang Terhadap Lama Kala Ii Persalinan. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan. Syaiful, Y. F. (2019). Asuhan Keperwatan Kehamilan. Surabaya: Cv. Jakad Publishing. Syaiful, Y., & Fatmawati, L. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Surabaya. Vita, D. (2014). Pelayanan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta: Egc.



185



186



LAMPIRAN



ANC



187



INC



PNC



188



BBL



KB



PARTOGRAF



189