Contoh Kasus Penyakit DM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) “CONTOH KASUS PADA PASIEN PENYAKIT DIABETES MELITUS”



Oleh : MARNIA 1909200413211010



PROGRAM STUDI S-1 GIZI INTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA KENDARI 2021



TINJAUAN TENTANG DIABETES MELITUS A. Definisi Diabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2010) B. Jenis Diabetes Melitus Diabetes Melitus dibagi menjadi 4 jenis, yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus tipe lain, dan diabetes melitus gesatasional atau diabetes melitus pada kehamilan. Diabetes melitus tipe 2 ini, pankreas masih dapat memproduksi insulin. Namun insulin tersebut tidak sanggup untuk memberikan efek atau reaksi terhadap sel dari tubuh untuk mengurangi gula. Penderita diabetes tipe ini biasanya resisten terhadap insulin (Wahyuningsih,2013). C. Patofisiologi Di dalam Pankreas terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, dimana dalam pankreas disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon nsulin, dan sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta, ada juga sel alfa yang memproduksi glukagon dimana bekerja sebaliknya dari insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah insulin dalam tubuh bisa normal bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Sehingga pada keadaan DM tipe 2 ini, jumlah lubang kuncinya kurang, meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena reseptor atau lubang kuncinya kurang, maka glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar berupa glukosa dan kadar glukosa dalam darah meningkat (Soegondo, 2009). D. Diagnosis Medis Diabetes Melitus Diagnosis dari Diabetes Melitus harus ditegakkan atas dasar pemeriksaan glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya



glukosuria. Pemerikaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Diagnosis DM akan dipikirkan apabila terdapat keluhan khas berupa pertambahan volume/frekuensi berkemih (poliuria), peningkatan rasa lapar (polidipsia) dan lapar (polifagia), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin dapat terjadi berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita. Jika keluhan khas ditemukan, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200 mg/dl sudah cukup untuk meneggakan bahwa seseorang terkena DM. Pemeriksaan glukosa darah puasa 126 mg/dl dengan keluhan khas yang ditemukan juga digunakan untuk patokan diagnosis DM. Sedangkan untuk kelompok tanpa keluhan khas dengan hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali saja menunjukkan angka abnormal, belum bisa dikatakan DM. Sehingga perlu pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagi angka abnormal,baik kadar glukosa darah sewaktu 200 mg/dl di hari yang lain, glukoasa darah puasa 126 mg/dl (Soegondo, 2009).



ASUHAN GIZI TERSANDAR PENYAKIT DIABETES MELITUS A. Gambaran Umum Pasien Nama Umur Sex Pekerjaan Pendidikan Agama No RM Ruang Tanggal Masuk Tanggal Kasus Alamat Diagnosa Medis



: : : : : : : : : : : :



Ny. S S 49 th Perempuan Guru Diploma Islam 16 Januari 2021 16 Januari 2021 Kelurahan Bonegunu Obs. Ikterik e.c. hydrops vesica felea dd cholelithiasis DM II



B. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) 1.



Pengkajian Gizi Riwayat Gizi/Makanan : Riwayat Nutrisi Dahulu : Pasien menjalani diit rendah lemak sejak keluar dari RS X atas anjuran dokter yang merawat. Pasien tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng dan bersantan. Pasien belum pernah mendapatkan konsultasi gizi mengenai diet penyakit yang dialaminya. Pola makan pasien sebelum MRS : pasien suka mengkonsumsi glukosa sederhana (sirup) dalam jumlah yang berlebih. Riwayat Nutrisi Sekarang : Pasien suka mengkonsumsi makanan dalam porsi yang berlebih, nafsu makan normal. Hasil recall konsumsi makan 24 jam terakhir saat di RS didapatkan Energi 1430 kal, Protein : 53,97 gram, lemak : 30,57 gram, dan KH 272.05 gram. Tabel 1. Tingkat Konsumsi Makan Pasien 24 Jam Terakhir Implementasi Asupan oral Infus D 10% Aminofusin Hepar 5% Total asupan Standar RS % Asupan



Energi (kal) 1130 200 100 1430 1582 90,5



Protein (gr) 28,97 – 25 53,97 59,8 90,2



Lemak (gr) 30,57 – – 30,57 46,2 66



KH (gr) 222,05 -50 – 272,05 255 106,7



Penilaian : Asupan makan dibandingkan dengan standart makanan RS : Energi : 90,5%, Protein : 90,2 %, Lemak 66% dan KH : 106,7%. Asupan makan : Baik, rujukan berdasarkan SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, (point 11, Sub Gizi dengan indikator sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien menggunakan nilai standar