Contoh Laporan Penelitian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAMPAK PENCAHAYAAN ALAMI MELALUI VOID PADA BANGUNAN TJONG A FIE TERHADAP KENYAMANAN VISUAL PENGUNJUNG Mata Kuliah : Penelitian Arsitektur Dosen : Isniar Ritonga S.T., M.T., M.M. Disusun Oleh : Fernando (16.184.0007) Rama Kantha Subiksha (16.184.0009) Kifri Stephen Sanjaya (16.184.0017) William Minto (16.184.0037) Shienny Wijaya Putri (16.184.0052) David Hadirat Zebua (16.184.0056) Novi Ngatino (16.184.0058) Irvan Limbong (16.184.0067) Jos Frendi (16.184.0068)



JURUSAN : TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI T.D.PARDEDE 2019



BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini semakin marak isu mengenai global warming. Sebenarnya Indonesia merupakan salah satu Negara tropis Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintang selatan, dan dari 97 derajat sampai 141 derajat garis bujur timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia/Oceania. Belakangan ini, para desainer arsitek-interior tengah memperbincangkan desain arsitektur-interior yang ramah lingkungan dan hemat energi. Itu terjadi karena adanya efek dari global warming, yaitu suhu bumi yang kian panas sehingga menimbulkan perubahan suhu global yang amat drastis, sehingga mengakibatkan bencana alam, pergeseran waktu dari suatu musim, dan lain-lain. Penggunaan energi yang berlebihan, salah satunya adalah pemborosan energi listrik, merupakan salah satu penyebab munculnya masalah global warming. Indonesia terletak di daerah tropika, dengan kata lain dekat dengan khatulistiwa, maka sudut jatuh sinar matahari ke bumi dapat disebut tegak lurus maka jumlah sinar per satuan luas, mencapai angka yang besar. Jadi, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki iklim tropika, yang mana mendapat sinar matahari berkecukupan, bahkan berlimpah. Tjong A Fie merupakan bangunan bersejarah di Kota Medan yang memiliki daya Tarik sendiri. Banyaknya pengunjung merupakan indikasi bahwa bangunan ini sukses menjadi lokasi wisata di Kota Medan. Tjong A Fie sendiri memiliki gaya arsitektur klasik dengan nuansa Cina. Bangunan ini memiliki nilai-nilai historical yang tinggi, mulai dari ruang, relief, interior, dan sebagainya. Ketertarikan pengunjung bisa melalui hal hal tersebut. Namun beberapa orang juga merasakan hal-hal lain dari bangunan tersebut. Pencahayaan merupakan salah satu dari aspek-aspek dalam arsitektur yang mempengaruhi tingkat pengunjung. Ada dua jenis pencahayaan yaitu, pencahayaan alami dan buatan. Pada bangunan Tjong A Fie terdapat void yang besar di tengah bangunan. Hal ini



berhubungan dengan penggunaan pencahayaan buatan pada bagian-bagian tertentu. Dengan alasan tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui dampak pencahayaan alami pada bangunan Tjong A Fie terhadap kenyamanan Pengunjung. I.2. Rumusan Masalah Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah void pada bangunan Tjong A Fie memberikan kenyamanan pencahayaan terhadap pengunjung? 2. Bagaimana pencahayaaan alami yang diperlukan untuk kenyamanan pengunjung? 3. Apakah kenyamanan pengunjung dapat dipengaruhi oleh pencahayaan alami? I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana kenyamanan pengunjung terhadap pencahayaan alami pada bangunan Tjong A Fie. 2. Untuk menginformasikan kepada pembaca bagaimana karakteristik pencahayaan alami yang nyaman. I.4. Metodologi Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data. Studi pustaka di peroleh dari buku-buku referensi dan penelitian /observasi secara langsung, penelitian ini menggunakan dua (dua) tahap dengan metode yang berbeda. Tahap pertama adalah metode pengamatan (observasi) dan pengukuran di lapangan. Sedangkan tahap kedua adalah dengan menggunakan metode eksperimental Menurut Hadi (1980), observasi (pengamatan) sebagai metode ilmiah diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki di lapangan. Sedangkan penelitian eksperimental menurut Suryabrata (1983) bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kelompok. Pengukuran di lakukan secara langsung di Bangunan Tjong A Fie dengan mengamati apa saja yang dapat



membantu pencahayaan alami di bangunan ini pada pagi, siang ,dan sore. Serta mendata dan mendeskripsikan jenis-jenis jendela, material, finishing yang di gunakan dalam Bangunan Tjong A Fie baik elemen interior maupun batas-batas yang membatasi bangunan ini. Lalu dilakukan pengukuran untuk mengetahui intensitas cahaya yang ada pada waktu pagi, siang dan sore hari memakai luxmeter untuk mengetahui intensitas cahaya yang ada di dalam bangunan ini, apakah sudah sesuai atau belum. 2. Metode Pengolahan Data. Pengolahan data hasil pengukuran adalah dengan membuat tabel berisi nilai-nilai intensitas penerangan di tiap titik yang sudah ditentukan dalam denah di dalam bangunan dan di luar bangunan, kemudian di ambil rata-rata tiap nilainya, selain itu juga dengan membuat gambar potongan serta pulau-pulau penyebaran cahaya. 3. Metode Analisis Data. Adapun analisis yang akan dilakukan antara lain analisis hasil pengukuran dan wawancara dengan pengunjung untuk menjawab rumusan masalah tentang nyaman atau tidaknya pencahayaan alami yang ada didalam bangunan ini, dari jenis jendela yang digunakan, ukuran jendela, serta bukaan-bukaan yang ada didalam bangunan ini apakah sudah sesuai apa belum. I.5. Batasan – Batasan Batasan pembahasan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Intensitas pencahayaan alami pada waktu tertentu. 2. Ketertarikan pengunjung saat berada pada bangunan Tjong A Fie. 3. Ruangan yang dibahas pada penelitian ini hanya area pencahayaan alami dan ruang-ruang yang berbatasan langsung dengan pencahayaan alami tersebut. 4. Untuk mengetahun dampak pencahayaan alami terhadap kenyamanan manusia di dalam bangunan.



I.6. Metodologi Pembahasan Untuk mempermudah pemahaman isi dari penulisan laporan ini maka disajikan sistematika yang disusun sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN



Bab ini menyajikan informasi dan latar belakang tentang mengapa judul penelitian ini dibuat, permasalahan yang akan dibahas pada studi kasus disertai dengan batasan batasan masalahnya, tujuan dan manfaat yang bisa diperoleh dari melakukan penelitian ini, serta sistematika dan kerangka berpikir dan keseluruhan isi laporan penelitian. 2. BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini menyajikan pengertian terhadap judul penelitian. “Dampak Pencahayaan Alami Melalui Void Pada Bangunan Tjong A Fie Terhadap Kenyamanan Pengunjung” dan juga dilengkapi dengan penjabaran kumpulan data hasil studi literatur terhadap objek penelitian. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menyajikan penjelasan terhadap metode penelitian yang dilakukan, hal - hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penelitian, serta tahapan - tahapan dalam melakukan kegiatan penelitian. 4. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil analisis data yang diperoleh dari proses penelitian serta pembahasan dan perbandingannya terhadap data studi literatur. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran hasil analisis data penelitian.



I.7. Kerangka Berpikir Berikut merupakan kerangka berpikir dalam melaksanakan penelitian ini :



DAMPAK PENCAHAYAAN ALAMI MELALUI VOID PADA BANGUNAN TJONG A FIE TERHADAP KENYAMANAN PENGUNJUNG



VOID



Pencahayaan alami



Latar Belakang : - Efektivitas Pencahayaan alami melalui void - Pencahayaan alami mempengaruhi jumlah pencahayaan buatan - Hubungan Pencahayaan alami dengan intensitas pengunjung



Permasalahan : - Apakah void memberikan pencahayaan alami yang efektif - Bagaimana pencahayaan alami yang diperlukan untuk kenyamanan - Pengararuh pencahayaan alami terhadap kenyamanan pengunjung Metode Penelitian



Data Literatur



Data Observasi



Analisis dan Pengecekan Data



Kesimpulan dan Saran



Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir



F e e d b a c k



BAB II TINJAUAN TEORI II.1. Deskripsi Judul 1. Dampak : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak merupakan benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. (KBBI Online, 2019) 2. Pencahayaan Alami : a. Menurut IESNA (2000), cahaya adalah pancaran energi dari sebuah partikel yang dapat merangsang retina manusia dan menimbulkan sensasi visual. b. Pencahayaan alami adalah pemanfaatan cahaya yang berasal dari benda penerang alam seperti matahari, bulan, dan bintang sebagai penerang ruang. (Dora, P dan Nilasari, P, 2011) 3. Void : a. Void adalah bukaan pada lantai bagian atas yang merupakan bagian dari ruang dibawahnya dan merupakan daerah-daerah yang dianggap negatif atau daerah kosong (open to below) untuk mendapatkan pencahayaan dari atas. (Ching, 2000) 4. Bangunan : a. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. (Ariestadi, 2008:1) 5. Tjong A Fie : a. Tjong A Fie adalah seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang berasal dari Tiongkok dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang perkebunan di Sumatera, Indonesia.



b. Tjong A Fie merupakan seorang tokoh yang berperan dalam perkembangan kota medan. 6. Kenyamanan : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kenyamanan merupakan kesegaran, kesejukan, keadaan nyaman. (KBBI Online, 2019) 7. Visual : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Visual artinya apat dilihat dengan indra penglihat (mata); berdasarkan penglihatan. (KBBI Online, 2019) 8. Pengujung : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengunjung artinya orang yang berkunjung. (KBBI Online, 2019) Kesimpulan pengertian dari Dampak Pencahayaan Alami Melalui Void Pada Bangunan Tjong A Fie Terhadap Kenyamanan Pengunjung adalah pengaruh positif maupun negatif yang timbul dari penggunaan penerangan alami melalui bukaan pada lantai atas pada bangunan Tjong A Fie terhadap kenyamanan penglihatan orang yang berkunjung ke bangunan tersebut. II.2. Elaborasi Teori II.2.1 Pencahayaan Konsep tentang Pencahayaan adalah elemen penting yang perlu di pertimbangkan dalam perancangan interior maupun eksterior arsitektur. Pencahayaan berfungsi sebagai penerangan juga dapat dijadikan sebagai aksesoris untuk memberi nilai estetika sebuah ruang maupun estetika. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan IESNA Cahaya memiliki arti sinar atau terang (dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, lampu) yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda disekitarnya, kilau, gemerlap (dari emas, berlian), bentuk gelombang elektromagnetik dalam kurun frekuensi getar tertentu yang dapat di tangkap oleh mata manusia, sedangkan menurut IESNA, Cahaya merupakan pancaran energi dari sebuah partikel yang dapat merangsang retina manusia dan menimbulkan sensasi visual.



Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pencahayaan memiliki arti bahwa pancaran dari sebuah partikel yang bersinar terang dapat merangsang setiap retina individu. Pencahayaan memiliki hubungan dengan Penerangan. Beberapa teori yang mendukung pernyataan diatas antara lain sebagai berikut : 1. Suma’mur (2009), menyebutkan bahwa kebutuhan intensitas penerangan tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sulit dilakukan bila keadaan cahaya di tempat kerja tidak memadai. 2. Bean 2004:193, sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat memberikan kesan hangat, meningkatkan keceriaan, dan semangat dalam ruang. 3. Pilatowicz 1995:56-57, berada dalam suatu ruang yang tertutup dan tidak mendapat cahaya matahari dapat mengacaukan orientasi waktu dan terkucil dari perubahan kondisi sekitar. Kondisi ini berpengaruh tidak baik terhadap psikologis dan gangguan jam biologis manusia. 4. Lam 1977, penerangan yang baik akan membantu kita mengerjakan pekerjaan & membuat kita merasa nyaman ketika mengerjakannya. Walaupun terkesan sederhana, pernyataan ini merupakan tujuan dari lighting design, yaitu untuk menciptakan kenyamanan, suasana yang menyenangkan & ruang yang fungsional bagi setiap orang di dalamnya. Berdasarkan pengertian penerangan dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa penerangan merupakan faktor pendukung utama pencahayaan. Untuk mengetahui tingkat pencahayaan yang dirasakan oleh seseorang dapat dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada orang tersebut. II.2.2 Pencahayaan Alami Sumber pencahayaan alami di dunia yang paling utama dan paling mutlak dimanfaatkan oleh manusia adalah cahaya matahari. Cahaya matahari pada siang hari di suatu tempat yang bebas dan terbuka, seperti di lapangan sepakbola, ladang, lautan tentulah memiliki nilai besar bagi mereka yang berkepentingan di tempat itu. Selain di area terbuka, untuk keperluan manusia yang beraktivitas di dalam ruangan, dalam bangunan misalnya, yang sinar matahari dibutuhkan



sebagai pencahayaan alami yang paling utama, dan pencahayaan buatan berupa lampu dibutuhkan untuk menunjang dan mendukung pencahayaan, bila pencahayaan alami kurang berfungsi dengan baik, jika cuaca sedang mendung ataupun hujan dimana cahaya matahari tidak efektif didistribusikan untuk memberikan penerangan. Pencahayaan terdiri dari dua macam, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang berasal dari alam, yang secara alami tersedia di alam. Contohnya: sinar matahari, sinar rembulan, bintang-bintang. Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka, yang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi: 1. Komponen langit. Komponen pencahayaan yang berasal langsung dari cahaya langit.



Gambar 2.1 Komponen Langit 2. Komponen refleksi luar. Komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi benda- benda yang berada di sekitar bangunan yang bersangkutan.



Gambar 2.2 Komponen Refleksi Luar 3. Komponen refleksi dalam. Komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dari cahaya langit. (Peraturan Instalasi SNI 03-6575-2001)



Gambar 2.3 Komponen Refleksi Dalam Jendela memungkinkan cahaya menembus ruang dan menembus ruang dan menerangi permukaan ruangan, memberikan pemandangan dari ruang ke area luar, menciptakan hubungan visual, serta membenikan ventilasi alamiah dalam ruangan. Penggunaan jenis warna dapat mempengaruhi keoptimalan distribusi sebuah pencahayaan, baik pencahayaan yang bersumber pada alam, maupun pencahayaan yang bersumber pada alat buatan manusia, lampu misalnya. Jenis warna yang dapat mempengaruhi distribusi penyebaran cahaya itu bergantung pada gelap terang dari warna tersebut. Warna yang semakin gelap akan memantulkan cahaya dengan persentase yang kecil. Sedangkan yang semakin terang akan memantulkan dan menyebarkan cahaya dengan persentase pemantulan yang lebih banyak. Bukaan-bukaan di dalam suatu ruang sangatlah penting. Penggunaan jenis material dapat mempengaruhi keoptimalan distribusi sebuah



pencahayaan, baik pencahayaan yang bersumber pada alam, maupun pencahayaan yang bersumber pada alat buatan manusia, lampu misalnya. Jenis material yang dapat mempengaruhi distribusi penyebaran cahaya itu bergantung pada tekstur, kepadatan, warna, karakteristik, dan finishing permukaan material itu sendiri.Tekstur adalah kualitas tertentu suatu permukaan yang timbul sebagai akibat dari struktur 3 dimensi. Semua material mempunyai tingkat tekstur tertentu. Permukaan yang semakin halus dan mengkilap memantulkan cahaya dengan indah, tampak tajam, dan menarik perhatian kita. Sedangkan permukaan-permukaan yang buram atau bertekstur agak kasar akan menyerap dan menyebarkan cahaya secara tidak merata dan oleh karenanya terlihat kurang terang dibanding permukaan yang berwarna sama tetapi mempunyai permukaan yang lebih halus. Elemen pembentuk ruang terdiri dari elemen horizontal dan elemen vertikal. Elemen horizontal bawah merupakan elemen yang mutlak harus ada. Elemen pembentuk ruang dapat melengkapi sebuah ruangan sehingga ruangan dapat menjadi suatu komposisi yang sempurna mendukung suatu ruangan dan dapat menjadikan ruangan itu lebih sempurna dan menampilkan suatu ciri ruangan itu. 1. Dinding. Dinding secara fisik dapat dimasudkan sebagai pembatas antara ruang satu dengan ruang lainnya. Di samping itu dinding dapat memberi kesan tertutup, memberi rasa aman. Sekaligus memberi batasan seseorang. Untuk memberi nilai visual, dinding umumnya diberi penyelesaian (finishing) dengan mempergunakan material seperti cat, wallpaper, vinyl, panel akustik, dan batu. 2. Lantai. Lantai, merupakan salah satu bagian penting dalanm ruang, dan dalam perancangan interior, penunjang segala sesuatu yang berada didalam ruang, karena setiap komponen ruang akan selalu berada diatas lantai dan terhunbungkan satu dengan lainnya. Lantai dapat berfungsi selain sebagai pembatas juga sebagai penghubung ruang dan sebagai isolasi suara.



Fungsi lantai sangat berperan dalam menunjang kegiatan yang terjadi pada ruangan tersebut, dapat memberi karakter dan dapat memperjelas sifat dari ruang itu sendiri 3. Langit-langit. Langit-Langit (ceilling), adalah salah satu unsur penting dalam interior selain dinding dan lantai. Langit-langit adalah bagian dari suatu bangunan, maka ia tidak lepas dari fungsi, bentuk dan karakter ruang. Aktivitas yang terjadi dalam ruang akan menentukan fungsi ruang tersebut, dan fungsi akan menentukan bentuk langit-langit serta material dan bentuk yang dipakai untuk memenuhi fungsi ruang tertentu akan menciptakan spesifikasi atau karakteristik dari langit- langit yang akan dipergunakan dalam ruang tersebut. Langit- langit, dinding dan lantai merupakan unsur utama pembentuk ruang. Pengolahan salah satu elemen akan membuat suasana yang berbeda yang tentunya mengarah kepada fungsi ruang yang berbeda pula. Pengolahan ini akan berujung pada tinggi rendahnya intensitas visual yang diperoleh. Intensitas ruang ini dapat diciptakan melalui pemilihan material, warna, pola, dan tekstur. Faktor maintenance atau faktor perawatan turut mempengaruhi keefektifan dan keoptimalan distribusi cahaya, baik pada pencahayaan alami. Maintenace atau perawatan yang tidak teratur akan mempengaruhi kuat terang cahaya yang dihasilkan dari sumbernya. Kuat terang cahaya yang berasal dari alam, yaitu cahaya matahari, akan berkurang bila menembus bukaan-bukaan berupa kaca jendela yang tidak pernah atau jarang mendapat perawatan pembersihan. Sinar cahaya yang menembus kaca jendela tersebut akan terhambat oleh debudebu dan kotoran yang menempel pada jendela, sehingga cahaya matahari tidak dapat tembus dan menerangi ruang dalam secara optimal.



II.3. Studi Banding Penelitian Studi banding penelitian ini diambil dari Jurnal Arsitektur Berkelanjutan karya Mahasiswa Stambuk 15 – ISTP Medan. Judul : Pengaruh Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Starbucks Cambridge 1. Penentuan Indikator dari Studi Literatur Penentuan objek indikator dan variabel dapat dilakukan setelah mempertimbangan standar yang dijabarkan dari setiap komponen studi literatur, sehingga diperoleh komponen indikator berikut : Variabel Data Teknik Kontras Standar Pencahayaan Tinggi Luar Jarak Material Tinggi Jarak Material Lantai Material Dinding Material Luas Orientasi Langit-langit Dimensi Fenetrasi Posisi Material Sistem kendali Perabot Sistem permanen Sisi Bukaan Penerangan Tabel 2.1 Penentuan Indikator Indikator



Penjelasan persyaratan teknik yang dimiliki setiap variabel indikator yang mempengaruhi pencahayaan alami, sebagai berikut: Variabel Data Teknis Kontras Standar Tingkat Pencahayaan Tinggi



Persyaratan Teknis Tidak terjadi kontras terang dan gelap hingga rasio 40:1 Intensitas cahaya kafetaria 250 lux Tidak mengurangi sudut cahaya efektif



Jarak



Tidak terlalu dekat Warna cerah Tidak menimbulkan silau



Tinggi Jarak Luas Orientasi Dimensi Fenetrasi



Tidak mengurangi sudut cahaya efektif Tidak terlalu dekat Memantulkan cahaya dengan baik Warna terang Minimal 1/6 dari luas lantai Diutamakan pada arah timur & barat Diatas ukuran 0,5 m Dibawah 10 % Posisi atas dan tengah dari sisi bukaan



Pemantulan cahaya rendah Tidak menimbulkan silau pada jendela/ bukaan yang Sistem kendali yang dapat Diaplikasikan berorientasi arah Timur dan digerakkan Barat Sistem pengaturan Diaplikasikan pada jendela/ bukaan yang berorientasi arah Utara dan Selatan permanen Lebih dari satu sisi Sisi Bukaan Tingkat pencahayaan minimal pada Penerangan seluruh ruangan Tabel 2.2 Persyaratan Teknis Posisi



2. Penentuan Proses Observasi. Proses



observasi dilakukan untuk membandingkan kondisi lapangan berdasarkan acuan



dari komponen yang menjadi indikator dari hasil studi literatur. Observasi yang direncanakan pada penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut : • Pengukuran, dilakukan untuk mengukur intensitas cahaya langsung, intensitas pantulan cahaya, dimensi lubang cahaya, tinggi dan jarak bangunan banguann luar, vegetasi luar, ukuran ruang, dan arah masuknya cahaya; • Pengamatan, dilakukan untuk mengamati material objek pemantulan cahaya, tekstur material, kecerahan warna material, kontrol cahaya, bangunan luar, vegetasi luar, perabot, sisi bukaan, orientasi bukaan, dan sekat sekat pada ruangan;



• Dokumentasi, dilakukan untuk mengambil gambaran komponen pencahayaan langsung, komponen pemantulan cahaya luar dan komponen pemantulan cahaya dalam. 3. Pengolahan Data Observasi. Data-data yang dikumpulkan dari proses observasi akan dikumpulkan dan dimasukkan kedalam setiap poin variabel. Setiap data observasi akan mewakili skor penilaian yang akan dijumlahkan pada tahap akhir untuk memperoleh kesimpulan. Skor penilaian data yang digunakan untuk melakukan penilaian setiap variable, yaitu: √ = Memenuhi persyaratan (skor 1) X= Belum Memenuhi Persya- ratan (skor 0) 4. Pengolahan Tabel Penilaian Tabel penilaian akhir diisi setelah memperoleh hasil dari evaluasi studi literatur dan hasil observasi. Hasil dari proses perhitungan dan pengamatan data hasil observasi akan menjadi nilai skor yang dirasiokan serta dihitung jumlah totalnya. Setiap indikator akan memiliki bobot nilai yang berbeda jumlahnya sesuai dengan banyaknya persyaratan teknis variabel data yang ada. Setiap variabel memiliki bobot nilai maksimal 1 poin yang akan dihitung dengan rumus sebagai berikut : Hasil total dari nilai dan rasio akan memberikan nilai atau kesimpulan sesuai interval penilaian berikut : • Rasio 0% - 50% Kesimpulan : Tidak Memenuhi Standar • Rasio 51% - 100% Kesimpulan : Memenuhi Standar



5. Hasil Penilaian Akhir. Indikator Standar Tingkat Pencahayaan Bangunan Luar Vegetasi Luar Lantai Dinding Langit-langit Jendela Perabot Kontrol Cahaya



Nilai 1



Ruangan



4 1 0 2 0 4 2 0 1



Total



15 dari 26



Tabel 2.3 Hasil Penilaian Akhir Hasil Penilaian Akhir dari pengolahan data observasi pada Starbucks Cambridge adalah angka rasio 57,6 %, yaitu telah memenuhi standar yang ditentukan. Dari hasil yang didapatkan dari tabel penilaian akhir, dapat diterjemahkan bahwa peran komponen yang dapat menjadikan kenyamanan visual melalui pencahayaan alami pada Starbucks Cambridge tergolong baik. Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap intensitas cahaya pada Starbucks Cambridge mendapatkan hasil bahwa ukuran intensitas cahayanya belum sesuai dengan standar kenyamanan visual menurut teori pada SNI 03-6575- 2001.



BAB III METODE PENELITIAN III.1. Metode dan Desain Penelitian III.1.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa Stambuk 16 FTSP jurusan Arsitektur ISTP. III.1.2 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, karena di dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dampak pencahayaan alami melalui void memberi nilai estetika lebih pada bagian interior bangunan Tjong A Fie dan juga apakah dengan adanya pencahayaan alami melalui void ini mempengaruhi jumlah pencahayaan buatan pada bangunan Tjong A Fie. Metode penelitian merupakan suata cara atau langkah dalam mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa serta menginterpretasikan data. Berpijak pada masalah dan tujuan yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metoda analisis korelasi. Metode penelitian analisis korelasi dipilih karena akan mempelajari dua variable atau lebih , yakni hubungan variasi antara satu variable dengan variable yang lain. Pernyataan ini didukung dengan pernyataan Sukardi (2009: 166) dimana sukardi menyatakan : “ Penelitian Korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pegumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variable atau lebih.” III.1.3 Sumber Data Dalam suatu penelitian salah satu yang diteliti adalah sumber data. Data ini didapatkan dari berbagai sumber, yang disebut sumber data. Sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006 : 127) Pada penelitian ini penulis mendapat sumber informasi dari sumber data sebagai berikut:



1. Person : Pengunjung Tjong A Fei 2. Place : yang menjadi tempat penelitian kami adalah Tjong A Fie Mansion Medan yang terletak di jalan Ahmad Yani 3. Paper : Buku tentang teori-teori yang mendukung. III.1.4 Desain Penelitian Desain penelitian korelasional pada dasarnya terdapat dua variable yakni variable bebas dan variabel terikat. Variable bebas (X) dalam penelitian ini adalah tingkat pencahayaan alami melalui void Tjong A Fei dan variabel terikat (Y) adalah kenyamanan pengunjung. Koefisien korelasi yang dihasilkan mengindikasikan hubungan antara tingkat pencahayaan alami melalui void dengan kenyamanan visual pengunjung Tjong A Fei Mansion. III.1.5 Populasi & Sampel III.1.5.1 Populasi Sugiono (2010 : 117) menyatakan bahwa ‘’ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya’’. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 16 FTSP-Arsitektur ISTP. III.1.5.2 Sampel Sugiono (2010 : 118) menyatakan bahwa ‘’Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.’’ Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 174) ‘’Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti’’. Teknik sampling yang digunakan adalah probabliliy sampling. Sample yang diambil adalah semuanya karena jumlah mahasiswa yang sedikit. Hal ini sesuai yang dikatakan oelh Arikunto (2006 : 134) bahwa ‘’Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi apabila jumlah subjek nya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.’’



III.1.6 Teori Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya alami yaitu matahari dengan cahayanya yang kuat tetapi bervariassi menurut jam, musim, dan tempat. Pencahayaan yang bersumber dari matahari dirasa kurang efektif disbanding dengan pencahyaan buatan, hal ini disebabkan karena matahari dapat memberikan intensitas cahaya yang tetap. Pada penggunaan penchayaan alami diperlukan jendela-jendela yang besar, dinding transparan dan dinding yang dilobangi, sehingga pembiayaan bangunan menjadi mahal. Kenuntungan dari penggunaan sumber cahaya matahari adalah pengurangan terhadap energi listrik. Pencahayaan sebaiknya lebih mengutamakan pecahayaan alamiah dengan merencanakan cukup jendela pada bangunan yang ada. Kalau karena alasan tekmis penggunaan pencahayaan alamiah tidak memungkinkan, barulah pencahayaan buatan dimanfaatkan dan inipun harus dilakukan dengan tepat. Untuk memenuhi intensitas Cahaya yang diinginkan sumber cahaya alami dan buatan dapat digunakan secara bersamaan sehingga menjadi lebih efektif. Manfaat pencahayaan alami dibandingkan pencahayaan buatan: 1. Meningkatkan semangat kerja. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat memberikan kesan hangat, meningkatkan keceriaan, dan semangat dalam ruang (Bean, 2004:193). 2. Sebagai penanda waktu. Berada dalam suatu ruang yang tertutup dan tidak mendapat cahaya matahari dapat mengacaukan orientasi waktu, disorientasi, dan terkucil dari perubahan kondisi sekitar. Kondisi ini berpengaruh tidak baik terhadap psikologis dan mengganggu jam biologis manusia (Pilatowicz, 1995: 56- 57).



3. Manfaat bagi kesehatan tubuh Sinar matahari berfungsi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Peran yang diberikan cahaya alami mencakup lingkup yang sangat luas, mulai dari lingkungan, manusia, serta arsitektur. Apabila dikaji lebih jauh peran yang diberikan akan mencakup lebih banyak aspek lagi. Namun disini pembahasannya hanya dibatasi pada peran cahaya alami terhadap manusia serta lingkungan binaan atau arsitektur. Salah satu peran yang diberikan cahaya alami pada manusia adalah dalam hal kenyamanan. Peran ini diberikan tidak hanya di dalam bangunan, tetapi juga di luar bangunan. Setidaknya ada dua macam kenyamanan yang dipengaruhi oleh cahaya alami pada diri manusia, yaitu kenyamanan visual dan kenyamanan termal. Kenyamanan visual terkait dengan cahaya alami yang membantu manusia dalam mengakses informasi visual manusia. Kondisi visual yang terlalu gelap karena kurangnya cahaya akan menciptakan ketidaknyamanan bagi indera visual. Ketidaknyamanan ini juga akan mempengaruhi presepsi visual manusia terhadap lingkungan visualnya. Penerangan yang baik akan membantu kita mengerjakan pekerjaan dan membuat kita merasa nyaman ketika mengerjakannya. Walaupun terkesan sederhana, pernyataan ini merupakan tujuan dari lighting design, yaitu untuk menciptakan kenyamanan, suasana yang menyenangkan, dan ruang yang fungsional bagi setiap orang didalamnya (Lam, 1977). Pencahayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan, baik dalam ruangan maupun diluar ruangan, akan memberikan kenyamanan visual pada manusia. Kenyamanan visual yang tercipta itu tentu berdampak pada presepsi visual terhadap ruagan tersebut, serta berbagai objek visual yang berada didalamnya. Presepsi visual, atau respon manusia terhadap kondisi visual yang di akses oleh indera visualnya, sangat dipengaruhi oleh cahaya karena cahayalah yang memungkinkan kita dapat mengakses



informasi visual. Untuk itu, penting bagi kita untuk dapat memenuhi kebutuhan akan cahaya secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan sebuah ruang, baik dalam maupun ruang luar. Cahaya matahari yang senantiasa disertai oleh energi panas harus mampu dimaksimalkan sesuai dengan kebutuhan ruang dan kegiatan di dalamnya. Kurangnya akses terhadap cahaya alami, menurut para ahli, dapat menyebabkan depresi dan stress. Hal ini terkait dengan peran cahaya alami sebagai katalisator bagi keluarnya beberapa jenis hormon. Kekurangan cahaya alami akan



mengurangi



jumlah hormon tersebut yang pada



gilirannya akan menyebabkan depresi dan stress. Dengan mengetahui peran penting cahaya alami bagi tubuh dan kesehatan, serta bagi kenyamanan dan factor psikologi setiap manusia maka akses terhadap matahari harus disediakan. Hal ini menjadi permasalahan penting karena sebagian besar waktu kita dihabiskan di dalam ruang. Berbagai kegitan di dalam ruanngan harus menjadi bagian dalam menentukan arah dan akses cahaya matahari agar kesehatan dan kenyamanan manusia tetap tercapai. Cahaya alami yang masuk kedalam bangunan membuat manusia memiliki interaksi dengan ruang luar. Cahaya alami memberikan orientasi walaupun kita sedang berada di dalam sebuah bangunan. Cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan juga membuat ruangan menjadi lebih ateraktif dan manarik. Ruangan akan terasa lebih hangat sehingga aktivitas didalamnya dapat berjalan lebih baik. Sebagaimana telah dibahas pada subbab sebelumnya cahaya alami memiliki peran penting bagi manusia, termasuk bagi kesehatan. Karena aktivitas manusia banyak dilakukan didalam ruangan, tugas arsitekturlah untuk memberikan akses cahaya alami ke dalam setiap ruangan sesuai dengan kebutuhannya. Standarisasi Tingkat Penerangan Ruangan •



Kenyamanan Visual



Kenyamanan visual adalah kebutuhan akan tingkat penerangan yang baik di didalam suatu ruangan. Pencahayaan yang baik, merupakan pencahayaan yang dapat memenuhi kebutuhan akan penggunanya, terkait dengan jenis kegiatan



yang



dilakukan di dalam ruang tersebut. •



Standarisasi Tingkat Penerangan Ruangan Untuk mencapai kenyamanan visual dalam suatu ruangan, diperlukan pengaturan terhadap intensitas cahaya yang masuk. Berikut ini merupakan SNI tata cara sistem pencahayaan untuk rumah tinggal atau hunian:



Fungsi Ruangan



Teras Ruang Tamu Ruang Makan Ruang Kerja Kamar Tidur Kamar Mandi Dapur Garasi



Tingkat Pencahayaan (Lux)



Kelompok Renderasi Warna



Temperature Warna



60 120 – 150



1 atau 2 1 atau 2







120 - 250



1 atau 2







120 - 250



1



120 - 250



1 atau 2



250



1 atau 2



250 60



1 atau 2 3 atau 4



Warm White < 3300 K Rumah Tinggal



Cool White 3300 K – 5300 K



Daylight > 5300 K



• •



• •







• •







• •



• •



III.2. Lampiran / Quisioner



Petunjuk pengisian : Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan mengisi jawaban atau memberikan tanda centang (√) pada kotak yang telah tersedia di bawah ini! Identitas Responden 1. Nomor : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki 4. Pendidikan terakhir : 1) Tidak Sekolah/Tidak Lulus SD 2) SD 3) SMP 4) SMA 5) Perguruan Tinggi 5. Pekerjaan : 1) PNS/Pensiunan PNS 2) POLRI/TNI/Pensiunan 3) Pegawai Swasta/Wiraswasta 4) Ibu Rumah Tangga 6) Lain-lain



(2) Perempuan



[]



[] [] [] [] [] [] [] [] [] []



Keterangan: KS = Kurang Setuju S = Setuju SS = Sangat Setuju REGIMEN 1. Void pada bangunan Tjong A Fie Mansion memberi nilai estetika lebih pada bangunan. 2. Cahaya matahari yang masuk melalui void tidak menganggu penglihatan



KS



S



SS



(1)



(2)



(3)



3. Berkurangnya jumlah jendela pada bangunan Tjong A Fie Mansion tidak mengurangi nilai estetika pada bangunan ini. 4. Dengan adanya void sebagai pencahayaan alami membuat Tjong A Fie Mansion terlihat lebih menarik 5. Efektivitas pencahayaan alami mengurangi jumlah pencahayaan buatan 6. Void di tengah bangunan tidak mengganggu sama sekali 7. Tjong A Fie Mansion merupakan bangunan dengan design tropis yang sangat menarik TOTAL SKOR



BAB IV PEMBAHASAN 4.1.



Lampiran Hasil Quisioner Data yang diperlukan untuk menganalisa kenyamanan pencahayaan alami yang ada



pada bangunan Tjong A Fie Medan. Pengumpulan data diambil langsung dari mahasiswa ISTP melalui pembagian kuesioner. Berikut lampiran hasil quisioner dari sumber.



Keterangan:



KS



S



SS



(1)



(2)



(3)



1. Void pada bangunan Tjong A Fie Mansion memberi nilai estetika lebih pada bangunan.



2/9



4/9



3/9



2. Cahaya matahari yang masuk melalui void tidak menganggu penglihatan



3/9



1/9



5/9



3. Berkurangnya jumlah jendela pada bangunan Tjong A Fie Mansion tidak mengurangi nilai estetika pada bangunan ini.



4/9



2/9



3/9



4. Dengan adanya void sebagai pencahayaan alami membuat Tjong A Fie Mansion terlihat lebih menarik



1/9



5/9



3/9



5. Efektivitas pencahayaan alami mengurangi jumlah pencahayaan buatan



5/9



2/9



2/9



6. Void di tengah bangunan tidak mengganggu sama sekali



1/9



4/9



4/9



7. Tjong A Fie Mansion merupakan bangunan dengan design tropis yang sangat menarik



1/9



3/9



5/9



INDIKATOR



4.2.



Pembahasan Data Quisioner Pembagian kuesioner dilakukan terhadap mahasiswa ISTP jurusan Arsitektur



.Kuesioner dibagikan kepada 9 responden dengan indikator keindahan. Dari pembagian tersebut didapatkan pendataan sebagai berikut:



Tabel 4.1. Data Responden Kuesioner Jenis Kelamin Pria



Wanita



7



2



Total 9



Sumber : Olah Data



Tingkat kenyamanan yang dirasakan oleh responden jika sedang berada di dalam bangunan yang menggunakan pencahayaan alami sebanyak 66,67% responden menjawab nyaman dan 33,33% menjawab tidak.



Hasil data kuesioner yang didapat pada setiap indikator adalah sebagai berikut:



1. Void pada bangunan Tjong A Fie Mansion memberi nilai estetika lebih pada bangunan. •



22,22% responden menyatakan kurang setuju







44,44% responden menyatakan setuju







33,34% responden menyatakan sangat setuju Diagram 4.1. Void pada bangunan Tjong A Fie Mansion memberi nilai estetika lebih pada bangunan.



25%



33%



Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju



42%



Sumber : Olah Data



2. Cahaya matahari yang masuk melalui void tidak menganggu penglihatan.







33,33% responden menyatakan kurang setuju







11,11% responden menyatakan setuju







55,56% responden menyatakan sangat setuju Diagram 4.2. Cahaya Matahari yang Masuk Melalui Void Tidak Mengganggu Penglihatan 15% Sangat Setuju 45%



Setuju Kurang Setuju



40%



Sumber : Olah Data



3. Berkurangnya jumlah jendela pada bangunan Tjong A Fie Mansion tidak mengurangi nilai estetika pada bangunan ini. •



44,44% responden menyatakan kurang setuju







22,22% responden menyatakan setuju







33,34% responden menyatakan sangat setuju Diagram 4.3. Berkurangnya Jumlah Jendela Pada Bangunan Tjong A Fie Mansion Tidak Mengurangi Nilai Estetika Pada Bangunan 20%



25%



Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju 55%



Sumber : Olah Data



4. Dengan adanya void sebagai pencahayaan alami membuat Tjong A Fie Mansion terlihat lebih menarik •



11,11% responden menyatakan kurang setuju







55,56% responden menyatakan setuju







33,33% responden menyatakan sangat setuju



Diagram 4.4. Dengan Adanya Void Sebagai Pencahayaan Alami Membuat Tjong A Fie Mansion Terlihat Lebih Menarik 10%



20% Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju



60%



Sumber : Olah Data



5. Efektivitas pencahayaan alami mengurangi jumlah pencahayaan buatan •



55,56% responden menyatakan kurang setuju







22,22% responden menyatakan setuju







22,22% responden menyatakan sangat setuju Diagram 4.5. Efektivitas Pencahayaan Alami Mengurangi Pencahayaan Buatan 20% 40%



Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju



40%



Sumber : Olah Data



6. Void di tengah bangunan tidak mengganggu sama sekali •



11,12% responden menyatakan kurang setuju







44,44% responden menyatakan setuju







44,44% responden menyatakan sangat setuju



Diagram 4.6. Void Di Tengah Bangunan Tidak Mengganggu Sama Sekali



40%



40%



Sangat Setuju



Setuju Kurang Setuju



20%



Sumber : Olah Data



7. Tjong A Fie Mansion merupakan bangunan dengan design tropis yang sangat menarik •



11,11% responden menyatakan kurang setuju







33,33% responden menyatakan setuju







55,56% responden menyatakan sangat setuju Diagram 4.7. Tjong A Fie Mansion Merupakan Bangunan Dengan Design Tropis Yang Sangat Menarik



40%



Sangat Setuju 60%



10%



Sumber : Olah Data



Setuju Kurang Setuju



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.



Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh 75% responden nyaman dengan penerapan



pencahayaan alami pada bangunan dan juga 25% responden lainnya kurang nyaman dengan penerapan pencahayaan alami pada bangunan. Setiap responden memberikan tanggapan yang sesuai dialami pada saat berada pada bangunan Tjong A Fie Mansion, ada responden yang merasa nyaman dengan pencahayaan alami dan juga ada responden kurang nyaman dengan pencahayaan alami. Berdasarkan hasil pengolahan data juga diperoleh 80% reponden lebih setuju dengan pencahayaan alami daripada pencahayaan buatan karena alasan dapat meningkatkan penghematan energi dan juga 20% responden lainnya lebih setuju dengan pencahayaan buatan karena merasa lebih nyaman dengan menggunakan pencahayaan buatan dibandingkan dengan pencahayaan alami. 5.2.



Saran Berikut adalah beberapa saran terhadap penggunaan pengunaan cahaya alami dan



cahaya buatan: 1. Pengunaan pencahayaan alami bisa mengurangi penggunaan energi buatan, tapi pada lapangan agar lebih di perhatikan penempatan void atau juga bukaan – bukaan jendela agar tidak menganggu kenyamanan pengguna ruangan tersebut 2. Indonesia ternasuk dalam kawasan iklim tropis apabila kita dapat menggunakan pencahayaan alami dengan maksimal maka setiap ruangan pada bangunan akan mendapatkan pencahayaan yang cukup tanpa harus menggunakan pencahayaan buatan pada pagi hingga siang hari. 3. Penempatan bukaan – bukaan jendela juga bisa menjadi daya tarik pada estetika bangunan. 4. Penggunaan pencahayaan buatan pada bangunan juga bisa menciptakan daya tarik pada bangunan khususnya pada malam hari karena permainan cahaya – cahaya lampu.