CR Resin Komposit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFLEKSI KASUS “RESIN KOMPOSIT BERUBAH WARNA” KEPANITERAAN KLINIK KONSERVASI (BLOK 3)



Pembimbing drg. Arlina Hapsari, Sp.KG



Disusun Oleh: Yutia Indra Kusuma (112080050)



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2017



I.



PENDAHULUAN



Resin komposit merupakan salah satu jenis bahan tumpatan yang paling populer karena memiliki keunggulan dalam bidang estetik dan merupakan bahan tumpatan yang sewarna dengan gigi. Namun, umumnya pasien yang telah melakukan restorasi kavitas kurang memperhatikan tumpatan pasca restorasi tersebut.Karena itu perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut pada pasien yang telah melakukan restorasi kavitas. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat apakah tumpatan tersebut masih sama saat pertama dilakukan restorasi atau telah terjadi perubahan pada tumpatan tersebut, yang mengakibatkan ketidaknyamanan dari pasien yang telah melakukan perawatan restorasi kavitas itu sendiri. Secara umum bahan restorasi resin komposit telah menjadi pilihan para dokter gigi untuk merestorasi lesi karies pada daerah proksimal yang sudah mengenai daerah insisal gigi, sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut untuk berikatan dengan stuktur gigi. Resin komposit berkembang sebagai bahan restorasi karena kelebihannya, antara lain: sifat estetik yang baik, penghantar panas yang rendah, relatif mudah dimanipulasi, tahan lama untuk gigi anterior dan tidak larut dalam cairan mulut.Sampai saat ini belum ada restorasi lain yang memiliki penampilan yang alami dan dapat dibuat semirip mungkin dengan gigi asli yang dapat dibentuk langsung di dalam mulut selain dengan restorasi resin komposit. Namun, sebaik apapun restorasi yang telah dilakukan oleh dokter gigi tetaplah harus dilakukan



kontrol



untuk



melihat



adanya



perubahan



yang



terjadi



pada



restorasi



komposit.Kebocoran tumpatan merupakan hal yang dapat ditemukan baik pada restorasi yang telah lama maupun restorasi yang masih tergolong baru. Leakagedidefinisikan sebagai celah mikroskopik antara dinding kavitas dan tumpatan yang dapat dilalui mikro organisme, cairan, molekul dan ion.Kebocoran tersebut dapat mengakibatkan berbagai keadaan seperti diantaranya karies sekunder I diskolorasi gigi, reaksi hipersensitif, bahkan dapat mempercepat kerusakan tumpatan itu sendiri.Terjadinya kebocoran tepi merupakan akibat kegagalan adaptasi tumpatan terhadap dinding kavitas. Penyebab terjadinya kebocoran tepi tumpatan resin komposit adalah kegagalan adaptasi restorasi terhadap dinding kavitas akibat perbedaan koefisien thermal ekspansi resin komposit, dentin dan enamel, serta kesulitan karena adanya kelembapan mikroflora yang ada karena



lingkungan mulut yang bersifat asam. Kebocoran tepi akan semakin membesar bila tidak ada sisa email yang mendukung. Untuk mendeteksi terjadinya kebocoran tepi tumpatan pada restorasi resin komposit maka harus dilakukan pemeriksaan klinis pada rongga mulut dengan cara pengamatan dan tes sensitivitas dengan menggunakan sonde. Pada makalah ini akan dibahas bagaimana resin kompoit mengalami diskolorisasi. Dan bagaimana pula penanganannya.



II.DESKRIPSI KASUS



A. Identitas Pasien:  Nama Pasien  Umur  Alamat  Kelamin  Pekerjaan



: : : : :



La Ode nuru 22 tahun Sulawesi tenggara Laki-laki Mahasiswa



B. PemeriksaanSubyektif  Keluhanutama



: Pasien mengeluhkan gigi depannya berlubang dan ingin segera



ditambal, agar lubang tidak semakin meluas.  Anamnesa : pasien mengeluhkan gigi depannya berlubang sejak masih duduk di bangku SMA. Gigi masih Nampak sehat, tidak ada keluhan nyeri dan pasien ingin segera gigi nya diperbaiki..  Riwayat Sistemik : d.t.a.k  RiwayatSistemik Keluarga : d.t.a.k C. Pemeriksaan Objektif :      a.



Keadaaan umum Penampilan Tekanan Darah Nadi RR



: sehat : kooperatifdankomunikatif : 110/70 mmHg : 80x/menit : 20x/menit



PemeriksaanEkstra Oral Tidakadakelainan/



keluhanpadajaringansekitarkepala,



danjaringanlimponodipasien. b.



Pemeriksaan Intra Oral



 Inspeksi : a.Tampak karies kedalaman dentin pada gigi 21  Pemeriksaan OHI : a.CI = 1,1 b. DI = 0,8 c.OHI = 1,9  Dx: Karies kelas 3 media  Terapi : Tumpatan kelas 3 komposit



leher,



TMJ



D. Masalah utama : Tumpatan berubah warna sejak 3 tahun yang lalu



III. PERTANYAAN KRITIS 1. Leakagepada resin komposit dan penyebabnya? 2.Tidakan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya leakage saat aplikasi resin komposit?



3. Faktor-faktor penyebab diskolorisasi pada resin komposit ? 4.Mekanisme perubahan warna pada resin komposit ?



IV. LANDASAN TEORI DAN REFLEKSI



1. Leakage pada resin komposit dan penyebabnya? Masalah



yang



terkait



menggunakan



resin



komposit



atauLeakage,yaitu celah yangterdapat diantara dinding kavitas



adalah



kebocoran



tepi



dan restorasi. Kebocoran



tepimerupakan masalah yang sering muncul dalampenggunaan resin komposit. Kebocoran tepidianggap sebagai kegagalan karena menurunnyaefektifitas sealing dan kegagalan restorasi. Kavitas dan bahan restorasi yang secara klinis tidak terdeteksi.2 Beberapa faktor yang berkaitan dengan Kebocoran mikro digambarkan sebagai jalan masuk bakteri, cairan, molekul atau ion-ion melalui celah di antara dinding terjadinya kebocoran mikro yaitu perubahan dimensi bahan karena pengerutan polimerisasi, kontraksi termal, absorpsi air, tekanan mekanik, dan perubahan dimensi gigi. Pengerutan polimerisasi sangat mungkin terjadi, khususnya pada restorasi klas I, karena C-factor (rasio antara area permukaan terikat dan area permukaan tidak terikat) berada pada nilai tertinggi. Resin komposit memiliki sifat mengabsorpsicairan dan cairan yang terabsorpsi dapatmempengaruhi integritas marginal resin kompositdan jaringan gigi. Komponen matrik dari resin komposit yang bersifat hidrolitik yangmenyebabkan resin komposit lebih bersifatabsorpsi, selain itu pH rendah juga dapatmempengaruhi integritas permukaan resinkomposit. Semakin rendah pH semakin besarkerusakan material restorasi. Beberapa monomerdari resin akan melepaskan diri disertai pelepasanbahan pengisi yang ada. Bahan pengisi resin terdiri dari unsur litium,barium atau stronsium serta pigmen yang merupakan logam anorganik yang cenderung larutbila bereaksi dengan asam (pH rendah).Kelarutanini akan menyebabkan banyak ruang kosong diantara matrik polimer, sehingga



memudahkanterjadinya ikatan antara unsur yang ada pada cairandengan matrik polimer. Adanya absorpsi air dapatmendegradasi resin matrik dan menyebabkandebonding dari matrik filler yang terdapat diinterface antara gigi dan restorasi sehingga dapatmenyebabkan kebocoran tepi. Selain itu kebocoran tepi (marginal microleakage) bisa disebabkan oleh beberapa faktor lainnya diantaranya: a. Perbedaan koefiien thermal ekspansi resin komposit, dentin dan enamel b. Penggunaan oklusi dan pengunyahan normal c. Adanya kelembaban, mikroflora yang ada, dan Ph mulut yang bersifat asam. d. Kegagalan adaptasi dinding kavita karea adanya monomer sisa dan shrinkage proses pengerutan selama polimerisasi e. Kemungkinan kebocoran tepi makin besar bila tidak ada email yang mendukung. f. Kesalahan- ksalahan saat melakukan tumpatan lainnya. Contoh polishing kurag halus Efek samping; a. b. c. d. e.



Marginal stain Karies sekunder Diskolorasi gigi Reaksi hipersensitif, iritasi pulpa, rasa sakit paska restorasi Kerusakan restorasi itu sendiri.



2..Tidakan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya leakage saat aplikasi resin komposit? Sehubungan dengan karakteristik resin komposit yaitu adanya pengkerutan selama polimerisasi, maka keberhasilan restorasi resin komposit pada dasarnya juga tergantung pada adhesif atau perlekatan yang efektif dan tahan lama pada struktur enamel dan dentin.Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya kebocoran mikro antara permukaan gigi dan resin komposit, salah satunya adalah penggunaan dentin bonding agents yang efektif untuk mengurangi kebocoran mikro pada tepi gingiva, tetapi bahan ini tidak dapat mengeliminasi kebocoran mikro sesluruhnya. Bahan adhesif dentin digunakan untuk mengatasi kekurangan resin komposit dalam membentuk ikatan antara struktur gigi dengan resin komposit. Ikatan tersebut diharapkan lebih kuat dari kontraksi polimerisasi sehingga dapat mengurangi terbentuknya celah.Untuk memperoleh suatu perlekatan yang baik, monomer-monomer adhesif dentin harus dapat berpenetrasi ke dalam jaringan kolagen.kebocoran tepi gingiva dapat dikurangi secara bermakna dengan memakai bahan adhesif dentin yang tepat dan dengan teknik yang tepat.



Sistem adhesif sampai saat ini sudah mencapai generasi ke-8, tetapi sistem adhesif yang sekarang sering digunakan adalah generasi ke-4, generasi ke-5, generasi ke-6, dan generasi ke-7, dimana keempat generasi tersebut masing-masing mengandung 3 unsur utama yaitu bahan etsa, primer dan bahan adhesif.Sedangkan berdasarkan jumlah tahap-tahap dalam aplikasinya sistem adhesif dapat dibagi atas empat kategori yaitu total-etch three-step adhesive system, total-etch two-step adhesive system, self-etch two-step adhesive system dan self-etch one-step adhesive system Dalam usaha untuk meningkatkan adaptasi bahan restorasi, suatu bahan restorasi resin komposit tipe baru telah dikembangkan, yaitu resin komposit flowable. Ferdianakis (1998) cit. Cilli et al. (2000) melakukan penelitian terhadap kebocoran mikro pada restorasi klas I. Hasilnya terdapat pengurangan yang bermakna pada kebocoran mikro dengan meggunakan resin komposit flowable dibandingkan dengan resin komposit konvensional.Secara teoritis dikatakan bahwa resin komposit flowable memiliki sifat viskositas yang rendah dan daya alir yang tinggi sehingga dapat beradaptasi terhadap kerusakan mikrostruktural dan makrostruktural dinding kavitas dengan lebih baik. Resin komposit merupakan bahan restorasi adhesif yang dapat berikatan dengan jaringankeras gigi melalui dua system bonding (ikatan), yaitu ikatan email dan ikatan dentin. Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur GigiJika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan komponen-komponenkonstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen. Ikatan adhesive yang kuat sebagai hasilnya.Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia, dan dapat merupakan ikatan kovalen atau ion.Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis atau retensi,perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan gaya tarik menarik oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yang melibatkan penggunaan skrup, baut atauundercut. Mekanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan gigi melalui duateknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding. ikatan dentin dengan resin komposit terjadi secara kimiawi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Misu (1981), terbukti bahwa ikatan dentin dengan resin



komposit



lebih



merupakan ikatan mikromekanis. Ikatan dentin merupakan retensi tambahan bagi bahan restorasi adhesif, karena kekuatannya di bawah ikatan email. Solusi;



a. b. c. d. e. f. g. h.



Pelapis kavitas Bahan restorasi yang tepat Gunakan teknik indirek Pkai bonding adeshiv system Tambahkan Lapisan Daya Tahan Elastis Tingkatkan Intensitas Light Curing Gunakan teknik aplikasi lapi demi lapis Gunakan monomer low shrinking dan bahan fluoride pada monomer resin untuk



mencegah marginal gaps pada kavitas i. Restorasi sandwich Gunakan flowable composit resin



3. Faktor-faktor penyebab diskolorisasi pada resin komposit ? Resin komposit juga memiliki kekurangan yaitu restorasi resin komposit memiliki kecenderunganuntuk mengalami perubahan warna yang dikaitkan dengan tingkat penyerapan air dan hidrofilitasmatriks resin. Perubahan warna pada resinkomposit disebabkan oleh dua faktor, yaitu factor internal dan faktor eksternal. Perubahan warna gigi akibat faktor intrinsik merupakan noda-noda yang timbul akibat faktor endogen, baik yang didapat dari sumber lokal maupun sistemik.Faktor lokal penyebab perubahan warna intrinsik sesudah gigi erupsi dapat disebabkan karena perdarahan akibat trauma, kesalahan prosedur perawatan gigi, dekomposisi jaringan pulpa, pengaruh obat-obatan dan pasta pengisi saluran akar dan pengaruh bahan-bahan restorasi. Perubahan warna yangdiakibatkan faktor eksternal disebabkan oleh cairanatau zat pembawa warna disekitar lingkunganrestorasi resin komposit seperti : teh, kopi, wine,minuman ringan, nikotin dan obat kumur. Santos dkk.(2003) dan Omata dkk.(2006) mengemukakan bahwa stabilitas warna pada tumpatan adalah sifat yang bergantung pada faktor seperti polimerisasi dari material dan kebiasaan pasien dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pewarna, kebersihan mulut yang buruk dan penggunaan obat kumur. Pada beberapa studi telah dikatakan bahwa stabilitas warna pada resin komposit dapat dipengaruhi oleh ukuran partikel bahan pengisi, tipe minuman dan pH dari minuman tersebut (Rajkumar dkk., 2011). Pada saat material restorasi



diletakkan dalam lingkungan mulut, secara konstan material tersebut terpapar oleh perubahan suhu dari makanan dan minuman yang berbeda suhunya. Perubahan suhu ini dapat memberikan efek yang tidak menguntungkan pada bagian margin dari restorasi (Tuncer dkk., 2013). Hal ini dapat menyebabkan microleakage (kebocoran mikro) pada tumpatan sehingga dapat meningkatkan pewarnaan pada tumpatan resin komposit. Perubahan warna restorasi resin komposit juga dapat disebabkan karena faktor-faktor yang berhubungan dengan perlakuan akhir pada permukaan bahan restorasi. Sejumlah peneliti sebelumnya melaporkan bahwa stabilitas warna resin komposit dapat dipengaruhi oleh tindakan polishing (pemolesan) permukaan yang berbeda. Pemolesan permukaan mempengaruhi berbagai aspek dari restorasi akhir, termasuk pewarnaan, akumulasi plak dan ketahanan terhadap keausan. Permukaan yang dipolis hingga licin berkilat (high-gloss) umumnya dianggap lebih tahan terhadap pewarnaan dibanding permukaan lainnya. Menurut Lu dkk.(2005) secara umum semakin kasar permukaan, semakin mudah material mengalami pewarnaan karena faktor ekstrinsik.Morfologi permukaan setelah pemolesanjuga berhubungan dengan ukuran bahan pengisi, bentuk dan muatannya dalam resin komposit.Lee dkk.(2002) mengatakan semakin besar partikel bahan pengisi maka semakin kasar permukaan setelah dipoles. Diskolorasi yang terjadi pada resin komposit yang belum dipolesmungkin berhubungan dengan resin-rich surface sehingga lapisan superfisial resin harus dihilangkan. Tekstur permukaan resin komposit juga dapat mempengaruhi sifat optical dari suatu material dengan mempengaruhi derajat penyebaran dan refleksi cahaya dari suatu material. Banyak penelitian terdahulu yang telah meneliti kopi sebagai minuman yang dapat memberikan pewarnaan pada gigi.Menurut Topcu dkk. (2009) kopi merupakan minuman yang paling menyebabkan perubahan warna pada resin komposit dibandingkan jus jeruk, jus wortel, Coca Coladan jus ceri. Kopi dapat menyebabkan pewarnaan pada resin komposit karena proses absorbsi dan adsorbs zat warna kedalam fase organik pada resin komposit dikarenakan adanya monomer hidrofobik pada resin komposit. Ardu dkk.(2010) menyatakan bahwa salah satu kandungan kopi adalah tanin yang dapat menyebabkan warna kecoklatan pada kopi, hal ini sesuai dengan pernyataan Manuel dkk.(2010) yang mengatakan bahwa perubahan warna kecoklatan disebabkan oleh tanin yang dapat ditemukan pada teh, kopi dan minuman lainnya.



teh dan kopi memiliki zat pewarna kuning, pada teh pewarnaan disebabkan adanya proses adsorbsi dari zat warna di permukaan material, pewarnaan ini dapat hilang dengan cara menyikat gigi, sedangkan pada kopi pewarnaan terjadi akibat proses adsorbsi dan absorbsi zat warna kedalam fase organik dari material. Menurut Al Kheraif dkk.(2013) proses absorbsi zat warna kopi kedalam fase organik dari material juga menyebabkan pewarnaan pada resin komposit lebih sulit dihilangkan. Banyak penelitian terdahulu yang juga menggunakan kopi sebagai bahan perendam resin komposit, namun banyak peneliti yang tidak menggunakan kopi panas (suhu 60˚C) untuk menghindari efek yang tidak diduga. Beberapa penelitian terdahulu telah menjelaskan bahwa kopi dengan suhu tinggi lebih menyebabkan pewarnaan pada resin komposit. Sebuah tes yang dilakukan oleh Asmussen (1981) melaporkan hasil perubahan warna pada resin komposit yang disimpan selama satu bulan dalam suhu 50˚C hingga 60˚C hampir sama dengan perubahan warna pada resin komposit yang di simpan selama dua belas bulan dalam suhu 37˚C. Hasil tes ini sesuai dengan hasil penelitian Tuncer dkk.(2013), hal ini bisa disebabkan oleh rendahnya pH dari kopi dengan suhu tinggi (60˚C), karena pH yang rendah dapat mempengaruhi integritas permukaan dan meningkatkan kemungkinan terjadi perubahan warna. Menurut Brown, dkk. (2008) dari 300 subjek lebih memilih meminum kopi dengan suhu 60+/- 8,3˚C untuk menghindari lidah yang terbakar. Rajkumar dkk.(2011) mengatakan bahwa panas dapat menyebabkan ekspansi dari fase polimer, ekspansi ini dapat meningkatkan diskolorasi pada resin komposit.



4.Mekanisme perubahan warna pada resin komposit ? Didapatkan kesimpulan bahan resin mempunyai sifat meyerap air secra perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu. Sifat ini memungkinkan terjadinya asorbsi cairan besserta substansinya ke dalam resin jika terjadi kontak secara langung. Cairan yang terasorbsi secara difus ini akan mengisi ruang-ruang diantara matriks sehingga menyebabkan perubahan struktur resin yang akan diikuti perubahan fisiknya. Keberadaan partikel-partikel zat warna dalam minuman tertentu yang terasobsi dalam cairan. Partikel –partikelnya akan berikatan fisik dengan resin bersifat akumulatif terutama pada daerah yang terdapat mikroporosoitas dan ruang-ruang



kosong di antara matriks polimer resin. Akumulasi zat-zai inilah yang menyebabakan resin menglami perubhan warna.



V.REFLEKSI KASUS Pasien mengeluhkan perubahan warna tambalan pada gigi depan yang telah ditambal pada 3 tahun yang lalu dan sangat menganggu estetika. Perlu dilakukan pembongkaran ulang pada tumpatan tersebut.



KESIMPULAN



Selain dianggap paling unggul dalam hal esteik, komposit juga memilki sifat kekurangan yakni mudah tejadinya diskolorisasi (perubahan warna) .Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor.Baik faktor intrinsic maupun ekstrinsik. Penyebab perubahan warna komposit dikarenakan oleh leakage (kebocoran komposit) kesalahan-kesalahan restorasi. Salah satunya dikarenakan Finishing



pada saat melakukan tindakan



dan polishing yang kurang halus. Hali ini



memudahkan terjadinya asorbsi cairan besserta substansinya ke dalam resin jika terjadi kontak secara langung. Cairan yang terasorbsi secara difus ini akan mengisi ruang-ruang diantara matriks sehingga menyebabkan perubahan struktur resin yang akan diikuti perubahan fisiknya. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi ulang dalm melakukan tambalan komposit guna menghindari terjadinya perubahan warna pada tambalan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA AEKI (Asosiasi Ekspoktir dan Industri Kopi Indonesia).Konsumsi Kopi Indonesia. [cited 18 Maret 2016] Available from: URL : http://www.aeki-aice.org/page/konsumsi-kopi-domestik/id Chrismayani NKP. Manfaat pasta lemon sebagai bahan alami pemutih gigi [Skripsi]. Denpasar: Universitas Mahasaraswati; 2014.



Dhurohmah, Rochman M, Chumaeroh S. Pengaruh waktu polishing dan asam sitrat terhadap microleakage pada tumpatan resin komposit nanofiller Aktivasi Light Emiting Diode – In Vitro. ODONTO Dental Journal 2014; 1(1): 13-5 Rochman N. Efek air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap email gigi yang mengalami diskolorasi [Skripsi]. Jember: Universitas Jember; 2015.