Dasar-Dasar Normatif Dan Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AQIDAH-ILMU KALAM Dra.Lailatu Zahroh,MPdI



Kata Orang • Tidak ada suatu cabang ilmu yang di



dalamnya paling banyak pertentangan dan paling banyak perbedaan pendapat selain Ilmu Kalam (Hassan Hanafi)



• Setiap orang yang ingin menyelami selukbeluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya (Harun Nasution)



Skema Ilmu Kalam ISLAM



ISLAM



IMAN



IHSAN



ILMU FIQH



ILMU KALAM



ILMU TASAWWUF



Penamaan Ilmu Kalam Ada beberapa nama untuk ilmu ini:  Ilmu Kalam  Ilmu Ushuluddin  Ilmu Tauhid  Ilmu Akidah  Fiqh al Akbar



Penamaan Ilmu Kalam Ilmu Ushuluddin • Ushûl jamak dari ashl = dasar. Karena itu, ushûl al-dîn = dasar-dasar agama.



• Dalam Islam, yang paling mendasar



adalah syahadat yang mencakup Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Karena itu, Ilmu Ushuluddin mendalami segala hal tentang Allah dan Muhammad saw.



Penamaan Ilmu Kalam Ilmu Tauhid  Tawhîd



berasal dari kata wahhada yang artinya mengesakan. Tawhîd artinya pengesaan. Karenanya, Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas segala hal tentang Allah Swt. dalam rangka mengesakan-Nya.



Ilmu Aqaid/Aqidah  `Aqâ’id



adalah jamak dari `aqîdah yang artinya dogma. Karena itu,



Penamaan Ilmu Kalam Ilmu Kalam Kalâm adalah salah satu bahasan dari Ilmu Kalam. Kalâm berarti pembicaraan yang bukan pembicaraan biasa, tetapi pembicaraan yang menggunakan logika. Ia adalah sebuah metodologi berfikir atau metodologi dialog. Karenanya, lebih tepat diartikan diskusi, atau debat. Kalâm berasal dari kata “kalm” yang berarti luka atau cacat karena lebih berpegang pada argumen rasional daripada wahyu. Karena itu, ada yang terasa kurang.



Lahirnya Ilmu Kalam Ilmu Kalam lahir dalam tradisi intelektual. Tradisi intelektual adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat beragama untuk menemukan permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan akal dalam masyarakat tertentu dan mencoba menyelaraskan hubungan antara akal dengan apa yang disebut wahyu (Muhsin Mahdi)



Lahirnya Ilmu Kalam Ilmu Kalam erat kaitannya dengan lahirnya skisme dalam Islam. Karenanya, asal mula persoalan Kalam bisa ditelusuri hingga terbunuhnya Khalifah III Utsman bin Affan (Fitnah Kubrâ).  Awal mula pemikiran kalâm adalah pertanyaan tentang siapa yang berhak memimpin (persoalan politik) 



Lahirnya Ilmu Kalam PERSOALAN POLITIK



KHAWARIJ



SYIAH



MURJIAH



Lahirnya Ilmu Kalam PERSOALAN TEOLOGIS MURNI



QADARIA H MA`BAD AL-JUHANI



JABARIAH JAHM BIN SHAFWAN



Lahirnya Ilmu Kalam KHAWARI J



MURJIAH



QADARIA H



JABARIA H



MU’TAZIL AH



SUNNI



ILMU KALAM



Lahirnya Ilmu Kalam • Ilmu Kalam benar-benar dianggap lahir pada masa Mu`tazilah karena dialah yang pertama kali berupaya mensistematisasikan doktrin agama dalam kerangka tawhîd dan `adl. • Namun sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri, Ilmu Kalam baru lahir setelah adanya pertemuan Islam dengan budaya Yunani (Hellenisme)



Tema-Tema Ilmu Kalam Pelaku Dosa Besar Iman dan Kufur Perbuatan Tuhan dan Perbuatan manusia Kehendak mutlak Keadilan Tuhan



SUMBER-SUMBER ILMU KALAM • Al Qur’an • Hadis • Ijtihad



SUMBER-SUMBER ILMU KALAM A. Al Qur’an 1. QS.Al Ikhlas (112): 3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada sesuatupun didunia ini yang tampak sekutu/sejajar dengan Allah 2. QS.Asy Syura (42): 7. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha



3. QS.Al Furqon (25): 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Yang Maha Penyayang bertahta di atas Arsy.Ia Pencipta langit, bumi dan semua yang ada di antara keduanya 4. QS.Al Fath (48): 10. Ayat ini menunjukkan Allah mempunyai “tangan” yang selalu berada di atas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah. 5. QS.Thaha (20): 39. Ayat ini menunjukkan



6. QS.Ar Rahman (55): 27. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah mempunyai “wajah” yang tidak akan rusah selamalamanya 7. QS.An Nisa’ (4): 125. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menurunkan aturan berupa agama. Seseorang akan dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah



8. QS.Luqman (31): 22. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang telah menyerahkan dirinya kepada Allah disebut sebagai orang muhsin 9. QS.Ali Imran (3): 83. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah adalah tempat kembali segala sesuatu, baik secara terpaksa maupun secara sadar 10.QS.Ali Imron (3): 84-85. Ayat ini menunjukkan bahwa Allahlah yang



11. QS.Al Anbiya (21): 92. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai suku, ras atau etnis, dan agama apapun adalah umat Allah yang satu. Oleh sebab itu, semua umat dalam kondisi dan situasi apapun, harus mengarahkan pengabdiannya hanya kepadaNya 12. QS.Al Hajj (22): 78. Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang yang ingin melakukan suatu kegiatan yang sungguh-sungguh akan dikatakan sebagai “jihad ” kalau dilakukannya hanya karena Allah swt semata



B. Hadis Ada beberapa hadis, diantaranya: 1. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra katanya:Pada suatu hari, ketika Rasulullah saw berada bersama kaum muslimin, datanglah seorang laki-laki kemudian bertanya kepada beliau : “Wahai Rasulullah saw apakah yang dimaksud dengan iman? Rasul menjawab: yaitu, kamu percaya kepada Allah, para malaikat, semua kitab yang diturunkan, hari pertemuan dengan-Nya, para rasul dan hari kebangkitan



Lelaki itu bertanya lagi,”Wahai Rasulullah, apakah pula yang dimaksud dengan Islam? Rasulullah menjawab, Islam adalah mengabdikan diri kepada Allah dan tidak menyekutukanNya dengan perkara lain, mendirikan shalat yang telah difardhukan, mengeluarakan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa pada bulan Ramadlan”, kemudian lelaki itu bertanya lagi, Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah menjawab “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah



Lelaki tersebut bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, bilakah hari kiamat akan terjadi? Rasulullah menjawab, “Aku tidak lebih tahu darimu, tetapi aku akan ceritakan kepadamu mengenai tandatandanya. Apabila seorang hamba melahirkan majikannya, itu adalah sebagian dari tandanya. Apabila seorang miskin menjadi pemimpin masyarakat, itu juga sebagian tandanya. Apabila masyarakat yang asalnya penggembala kambing mampu bersaing dalam



Hanya lima perkara itu saja sebagian tandatanda yang kuketahui. Selain dari itu Allah aja Yang Maha Mengetahuinya. Kemudian Rasulullah saw membaca surat Luqman ayat 34, “Sesungguhnya Allah lebih mengetahui bilakah akan terjadi hari kiamat, disamping itu Dialah juga yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim ibu yang mengandung. Tiada seorangpun yang mengetahui apakah yang diusahakannya pada keesokan hari, yaitu baik atau jahat, dan tiada seorangpun yang mengetahui dimanakah dia



Kemudian lelaki itu beranjak dari situ, Rasulullah saw terus bersabda kepada sahabatnya “Panggil kembali orang itu”, lalu para sahabatpun mengejar ke arah lelaki tersebut dan memanggilnya kembali, tetapi lelaki tersebut telah hilang. Rasulullah saw pun bersabda: “Lelaki tadi adalah Jibril . Kedatangannya adalah untuk mengajar manusia tentang agama mereka”



2. Beberapa hadis yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam Ilmu Kalam, diantaranya: * Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah . Ia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda: Orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh golongan”



* Hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar. Ia mengatakan bahwa Rasulullah saw besabda: “Akan menimpa umatku apa yang pernah menimpa Bani Israil. Bani Israil telah terpecah belah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan saja.’Siapa merekaitu, wahai Rasulullah? tanya para sahabat. Rasul menjawab : Mereka adalah yang mengikuti jejakku dan



• Keberadaan Hadis yang berkaitan dengan



perpecahan umat seperti tersebut diatas, pada dasarnya merupakan prediksi Nabi dengan melihat yang tersimpan dalam hati para sahabatnya. Oleh sebab itu lebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan umat Nabi tentang bahayanya perpecahan dan pentingnya persatuan.



3. Pemikiran Manusia Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam







Yang berasal dari pemikiran umat Islam sendiri Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al Qur’an, terutama yang belum jelas maksudnya (al mutasyabihat). Keharusan menggunakan rasio berpijak pada



1). QS.Muhammad (47): 24 “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an ataukah hati mereka terkunci” 2). QS.Qaf (50): 6-7 “Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi tiu, dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata”



* Yang berasal dari pemikiran luar Islam, ada dua kategori : 1). Pemikiran non muslim yang telah menjadi peradaban lalu ditransfer dan diasimilasikan dengan pemikiran umat Islam. Proses transfer dan asimilasi ini dapat dimaklumi karena sebelum Islam masuk dan berkembang, dunia Arab (Timur Tengah) adalah suatu wilayah tempat diturunkannya agama-agama samawi lainnya. Agama-agama ini beberapa kali diturunkan di dunia Arab antara lain disebabkan masyarakatnya dikenal suka ingkar pada kebenaran. Oleh karena itu, secara kultural meraka adalah orang-orang yang suka menyelewengkan kebenaran Allah sehingga sangat



2) Berupa pemikiran-pemikiran non muslim yang bersifat akademis, seperti filsafat (terutama dari Yunani), sejarah dan sains



SEJARAH KEMUNCULAN PERSOALANPERSOALAN KALAM  Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Usman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketegangan antara Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib mengkristal menjadi Perang Siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr bin Al-Ash, utusan dari pihak Muawiyah dalam tahkim, sungguhpun dalam keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat bahwa persoalan yang terjadi saat itu tidak dapat diputuskan melalu tahkim. Putusan hanya dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada alam Al Qur’an. La hukma illah lillah (tidak ada hukum selain dari hukum Allah) atau la hukma illa Allah (tidak ada perantara selain Allah) menjadi semboyan mereka.











Mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya. Dalam sejarah Islam, mereka terkenal dengan nama Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri. Diluar pasukan yang membelot Ali, ada pula sebagian besar yang tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok Syi’ah. Menurut Watt, Syi’ah muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Muawiyah yang dikenal dengan perang Siffin. Sebagai respon atas penerimaan Ali terhadap arbitrase yang ditawarkan Muawiyah, pasukan Ali terpecah menjadi dua. Satu kelompok mendukung sikap Alikelak disebut Syi’ah, dan kelompok lain menolak sikap Ali-kelak disebut Khawarij



• Harun lebih lanjut melihat bahwa persoalan kalam yang pertama kali muncul ialah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap dalam Islam. Khawarij sebagaimana telah disebutkan, memandang bahwa orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim yakni Ali, Muawiyah, Amr bin Al Ash, Abu Musa al Asy’ari adalah kafir berdasarkan firman Allah pada surat al Maidah ayat 44



• Persoalan ini menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam , yaitu : * Aliran Khawarij * Aliran Murji’ah * Aliran Mu’tazilah juga timbul aliran Jabariyah dan Qadariyah











Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari Islam, atau tegasnya murtad dan harus dibunuh Aliran Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar masih tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, hal itu terserah kepada Allah untuk mengampuni atau menghukumnya



 Aliran



Mu’tazilah, yang tidak menerima kedua pendapat diatas. Bagi mereka, orang yang berdosa besar bukan kafir, tetapi bukan pula mukmin. Mereka mengambil posisi antara mukmin dan kafir, yang dalam bahasa Arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah manzilatain (posisi diantara dua posisi)















Aliran Qadariyah, berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya Aliran Jabariyah, berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya Aliran Khawarij, Murji’ah, dan Mu’tazilah tak mempunyai wujud lagi kecuali dalam sejarah. Adapun yang masih ada sampai sekarang adalah aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah yang keduanya disebut Ahlussunnah wal-jamaah