15 0 959 KB
DEMAM THYPOID dr. Retno Suci Fadhillah- SAHABAT CPNS 2021
DEFINISI
Infeksi akut saluran pencernaan usus halus
.
Disebabkan bakteri Salmonella thypi
Dengan gejala demam > 7 hari, gangguan pencernaan, dengan atau tanpa penurunan kesadaran
WHO tahun 2003 17 juta kasus demam tifoid dan 600.000 kasus kematian tiap tahun.
Negara berkembang penyakit endemis, 95% merupakan kasus rawat jalan
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia tersebar secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 358/100.000 penduduk/tahun dan di daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/ tahun atau sekitar 600.000 dan 1.5 juta kasus per tahun.
Usia penderita di Indonesia antara 3-19 tahun pada 91% kasus.
S. typhi, S. paratyphi A, S. paratyphi B (S.Schotmuelleri) dan S. paratyphi C (S.Hirschfeldii).
ETIOLOGI
Bakteri Gram-negatif, mempunyai flagela, tidak berkapsul, tidak membentuk spora. fakultatif anaerob.
Antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri polisakarida.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Masa inkubasi rata-rata bervariasi antara 7 – 20 hari
Gambaran Klinis
Minggu pertama demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, konstipasi.
Minggu kedua berupa demam remiten, diare, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung dapat disertai ganguan kesadaran dari yang ringan sampai berat.
Lidah tifoid lidah tampak kering, diolapisi selaput tebal, di bagian belakang tampak lebih pucat, di bagian ujung dan tepi lebih kemerahan.
Roseola nodul kecil sedikit menonjol diameter 2 – 4 mm, berwarna merah pucat hilang pada penekanan, pada daerah perut, dada, kadang-kadang di bokong, fleksor lengan atas.
Hepatosplenomegali Rose spot ruam makulopapular berwarna merah ukuran 1 – 5 mm, pada abdomen, toraks, ekstremitas dan punggung pada orang kulit putih.
1. Pemeriksaan darah tepi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anemia ringan – berat
Leukositosis
Limfositosis
Trombositopenia
Uji Widal
2. Uji Serologis
Tes Tubex
Metode enzyme immunoassay
ELISA
Tes Tubex
Uji Widal
- Reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan antibodi aglutinin. - Positif palsu Jenis serotipe Salmonella lain ( S.Parathypi A, B, C) memiliki antigen O dan H Positif padda minggu kedua
- Antigen O9 yang benar-
benar spesifik hanya ditemukan pada Salmonella serogrup D. - Mendeteksi adanya antibodi IgM dan tidak mendeteksi antibodi IgG dalaam waktu beberapa menit. Terdeteksi pada hari ke 45 demam - 2-3 negatif borderline 4-5 positif >6 positif kuat
3. Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman
Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan dari darah (minggu ke 1-2), urine (minggu ke 34), feses (minggu ke 2-3), sumsum tulang, cairan duodenum atau dari rose spots
Spesifisitasnya tinggi, sensitivitas rendah, lamanya waktu yang dibutuhkan (5-7 hari) serta peralatan yang lebih canggih untuk identifikasi bakteri.
Invasif sehingga tidak dipakai dalam praktek sehari-hari.
DIAGNOSIS
Klinis: (1) Demam (2) gangguan saluran pencernaan (3) gangguan kesadaran.
Penunjang: Pemeriksaan darah tepi, serologis, dan bakteriologis
DIAGNOSIS BANDING
gastroenteritis
tuberkulosis, infeksi jamur sistemik,
Pada demam tifoid yang berat, sepsis.
Non Medikamentosa: Tirah Baring
Nutrisi: TKTP rendah serat Diet cair, bubur lunak, tim, dan nasi biasa
Cairan
Kompres Hangat
PENATALAKSANAAN
Simptomatik MEDIKAMENTOSA
• Antipiretik: Paracetamol (10 mg/kg/kali peroral)
Antibiotik
Cotrimoxazole Chloramphenicol (Trimetoprim : 50-100 mg/kg/hari Ampicillin dan Sulfametoxazole = dibagi menjadi 4 Amoxicillin 1:5) dosis Dosis 100-200 Dosis Trimetoprim IV cukup 50 10 mg/kg/hari dan mg/kg/hari dibagi mg/kg/hari menjadi 4 dosis Sulfametoxzazole 50 Selama 10-14 hari mg/kg/hari dibagi (2 minggu) atau sampai 7 hari dalam 2 dosis. setelah demam↓ (2 minggu)
MEDIKAMENTOS A
Sefalosporin gen.III Ceftriaxone Dosis 100 mg/kg/hari IVdibagi dalam 1-2 dosis (5-7hari) Cefotaxim Dosis150-200 mg/kg/hari IV dibagi dalam 3-4 dosis. Cefixime Dosis10-15 mg/kg/hari peroral (10 hari)
Pada Usus Halus • Perdarahan usus • Perforasi usus • Peritonitis
KOMPLIKASI
Diluar Usus Halus • Bronkitis dan bronkopneumonia • Kolesistitis • Typhoid ensefalopati • Meningitis • Miokarditis • ISK • Karier kronik
Cuci tangan.
Hindari minum air yang tidak dimasak.
Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.
Pilih makanan yang masih panas.
PENCEGAHAN
Vaksin oral Ty 21a (kuman yang dilemahkan) • Diberikan per oral 3x dengan interval pemberian selang sehari. • Kontraindikasi: wanita hamil, menyusui, penderita imunokompromais, sedang demam, sedang minum antibiotik, dan anak kecil 6 tahun. • Diberikan pada anak berumur diatas 2 tahun. • Lama proteksi dilaporkan 6 tahun.
Vaksin parenteral sel utuh (TAB vaccine) • Mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan • Dosis untuk dewasa 0,5 mL; anak 6-12 tahun 0,25 mL; dan anak 1-5 tahun 0,1 mL yang diberikan 2 dosis dengan interval 4 minggu. • Kontraindikasi: pada keadaan demam, hamil, dan riwayat demam pada pemberian pertama. • Vaksin ini sudah tidak beredar lagi, mengingat efek samping yang ditimbulkan dan lama perlindungan yang pendek.
VAKSINASI
Vaksin polisakarida • Vaksin yang mengandung polisakarida Vi dari bakteri Salmonella. • Vaksin ini tersedia dalam alat suntik 0,5 mL yang berisi 25 mikrogram antigen Vi dalam buffer fenol isotonik. • Diberikan secara IM dan diperlukan pengulangan (booster) setiap 3 tahun. • Kontraindikasi: pada keadaan hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam, dan anak kecil 2 tahun.
Tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi.
Di negara maju, dengan terapi
PROGNOSIS
antibiotik yang adekuat, angka mortalitas 10%, biasanya karena keterlambatan diagnosis, perawatan, dan pengobatan.
TERIMA KASIH