Makalah Ekonomi Manajerial Kel. 4 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PROSES DAN BIAYA PRODUKSI



Mata Kuliah: Ekonomi Manajerial Dosen Pengampu: Dr. Widhy Tri Astuti, SE MSi



Disusun oleh:



Agra Abbad Sahasra Bhanu



141190007



Mutiah Nabila



141190161



M. Fatih Elbani



141190186



EM-G



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2021



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kami panjatka ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Ekonomi Manajerial tanpa ada hambatan yang bearti. Dalam penyusunan makalah dengan materi “Proses dan Biaya Produksi” ini, kami menyadaribahwa makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik tentunya karena bantuan dari banyak pihak yang telah berkontribusi meluangkan waktu dan tenanganya untuk membimbing, membantu, serta menuangkan ide-idenya kepada kami. Dengan bantuan-bantuan tersebutlah makalah ini dapat tersusun dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapakan terima kasih khususnya kepada Ibu Widhy Tri Astuti selaku dosen mata kuliah Ekonomi Manajerial. Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan serta masih perlu sebuah penyempurnaan. Kami sangat mempersilahkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca tentunya demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran kita semua dan kami juga berharap makalah ini dapat menambahpengetahuan pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan, kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada kami.



Yogyakarta, 22 September 2021



ii



DAFTAR ISI Table of Contents MAKALAH PROSES DAN BIAYA PRODUKSI .......................................................................................... 1 Disusun oleh: .................................................................................................................................................. 1 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ........................................ 1 KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... 3 A.



Latar Belakang ....................................................................................................................................... 1



B.



Rumusan Masalah.................................................................................................................................. 2



C.



Tujuan Makalah ..................................................................................................................................... 3



BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 4 A. Fungsi Produksi ..................................................................................................................................... 4 1. Keputusan Jangka Pendek versus Jangka Panjang ................................................................................ 4 2.



Ukuran Produktivitas ............................................................................................................................. 5



3.



Peran Manajer Dalam Proses Produksi .................................................................................................. 7



4.



Bentuk Aljabar dari Fungsi Produksi..................................................................................................... 9



5.



Ukuran Aljabar .................................................................................................................................... 10



6.



Isokuan ................................................................................................................................................. 10



7.



Isokos ................................................................................................................................................... 13



8.



Minimasilasi Biaya .............................................................................................................................. 14



9.



Subtitusi masukan optimal ................................................................................................................... 16



B. Fungsi Biaya ......................................................................................................................................... 17 1. Biaya jangka pendek ............................................................................................................................ 18 2.



Biaya Rata-Rata dan Marginal ............................................................................................................. 19



3.



Hubungan di antara biaya-biaya .......................................................................................................... 22



4.



Biaya Tetap dan Biaya Tertanam......................................................................................................... 22



5.



Bentuk aljabar dari fungsi biaya .......................................................................................................... 23



6.



Biaya jangka Panjang........................................................................................................................... 23



8.



Biaya Ekonomi versus Biaya Akuntansi.............................................................................................. 25



C. Fungsi Biaya Output Multipel ............................................................................................................ 25 1. Economics of Scope............................................................................................................................. 26 2.



Komplementaritas Biaya...................................................................................................................... 26



BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................... 27 A.



Kesimpulan ........................................................................................................................................... 27



DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 28



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Perusahaan serta organisasi nirlaba berada dalam bisnis produksi barang atau jasa, dan keberhasilan operasinya mengharuskan manajer untuk secara optimal memilih jumlah dan jenis input yang akan digunakan dalam proses produksi. Keberhasilan operasi bisnis konsultasi, misalnya, membutuhkan kuantitas dan campuran karyawan yang tepat dan secara optimal menggantikannya dan input lain ketika upah dan harga input lainnya berubah. Bab ini memberikan dasar-dasar ekonomi yang diperlukan untuk berhasil dalam posisi riil seperti produksi dan manajemen harga. Konsep produksi dan biaya yang disajikan di bawah ini juga penting dalam hak mereka sendiri, karena mereka melayani sebagai blok bangunan dasar untuk area bisnis yang mencakup sumber daya manusia, operasiasi, akuntansi manajerial, dan manajemenstrategi.



Dalam bisnis pasti akan menghadapi beberapa biaya yang dikeluarkan untuk produksi, sudah sewajarnya jika perusahaan



ingin membuat semua biaya itu menjadi



lebih sedikit, atau



meminimalisir biaya yang keluar agar produksi yang dilakukan menjadi lebih efisien. Oleh karena itu dalam materi kali ini akan membahas beberapa cara dan bagaimana untuk me manage agar suatu



produksi berjalan dengan perkiraan biaya, tentunya dengan hasil yang optimal.



1



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara alternative mengukur produktivitas bahan baku dan peran manajer dalam proses produksi? 2. Bagaimana menghitung permintaan bahan baku dan kombinasi yang meminimalkan biaya dari bahan baku dan menggunakan analisis isokuan untuk mengilustrasikan subtitusi bahan optimum? 3. Bagaimana menghitung sebuah fungsi biaya dari fungsi produksi dan menjelaskan bagaimana biaya ekonomi berbeda dari biaya akuntansi? 4. Apa saja perbedaan dan relevansi ekonomi dari biaya tetap, biaya tertanam, biaya variable dan biaya marjinal? 5. Bagaimana menghitung biaya rata-rata dan marginal dari data biaya aljabar atau tabular dan mengilustrasikan hubungan antara biaya rata-rata dan marginal? 6. Bagaimana cara membedakan antara keputusan produksi jangka pendek dan jangka Panjang dan mengilustrasikan dampaknya pada biaya dan skala ekonomi?



2



C. Tujuan Makalah 1. Mengetahui cara alternative mengukur produktivitas bahan baku dan peran manajer dalam proses produksi. 2. Mengetahui permintaan bahan baku dan kombinasi yang meminimalkan biaya dari bahan baku serta analisis penggunaan isokuan. 3. Mengetahui permintaan bahan baku dan kombinasi yang meminimalkan biaya dari bahan baku serta perbedaan biaya ekonomi dan biaya akuntansi. 4. Mengetahui perbedaan dan relevansi ekonomi dari biaya tetap, biaya tertanam, biaya variable dan biaya marjinal 5. Mengetahui biaya rata-rata dan marginal dari data biaya aljabar dan hubungan antara biaya rata-rata dan marginal. 6. Mengetahui cara membedakan antara keputusan produksi jangka pendek dan jangka panjang serta dampaknya pada biaya dan skala ekonomi.



3



BAB II PEMBAHASAN A. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah hubungan yang dirancang untuk menfenisikan jumlah maksimumum keluaran yang dapat dihasilkan dengan serangkain masukan. Secara matematis, fungsi produksi dilambangkan sebagai Q=F(K, L) yaitu jumlah output maksimum yang dapat diproduksi dengan K satuan modal dan L unit tenaga kerja.



1.



Keputusan Jangka Pendek versus Jangka Panjang Dalam keputusan jangka panjang, beberapa factor produksi dianggap tetap dan nantinya akan membuat keputusan bahan baku terbatas. Jangka pendek difinisikan jangka waktu yang



mana ada factor tetap dari produksi dalam hal ini, keputusan



masukan jangka pendek yang akan dibuat manager hanya berapa banyak tenaga kerja yang digunakan. Fungsi produksi jangka pendek secara ensensial hanya fungsi tenaga kerja karena modal merupakan factor produksi tetap dan tidak variable.Faktor tetap merupakan masukan yang tidak dapat disesuaikan manager dalam jangka pendek.Faktor varibel adalah masukan yang dapat disesuaikan manager untuk mengubah produksi.



Kolom 1, 2, dan 4 pada Tabel 5-1 memberikan nilai komponen fungsi produksi 4



jangka pendek di mana modal ditetapkan pada K* 2. Untuk fungsi produksi ini, 5 unit tenaga kerja diperlukan untuk menghasilkan 1.100 unit output. Mengingat teknologi yang tersedia dan tingkat modal tetap, jika manajer ingin berproduksi 1.952 unit output, 8 unit tenaga kerja harus digunakan. Dalam jangka pendek, lebih banyak tenaga kerja dibutuhkan untuk menghasilkan lebih banyak output, karena peningkatan modal tidak mungkin dilakukan. Jangka panjang adalah keadaan di mana manajer dapat menyesuaikan semua faktor produksi. Jika perusahaan membutuhkan waktu tiga tahun untuk memperoleh tambahan mesin modal, jangka panjang untuk manajemennya adalah tiga tahun, dan jangka pendeknya kurang dari tiga tahun.



2.



Ukuran Produktivitas Komponen penting dari pengambilan keputusan manajerial adalah penentuan produktivitas input yang digunakan dalam proses produksi. Seperti yang akan kita lihat, langkah-langkah ini berguna untuk mengevaluasi efektivitas proses produksi dan untuk membuat keputusan input yang memaksimalkan keuntungan. Tiga ukuran produktivitas yang paling penting adalah produk total, produk rata-rata, dan produk marjinal. •



Produk Total Produk total (TP) adalah tingkat output maksimum yang dapat diproduksi dengan sejumlah input tertentu. Misalnya, total produk dari proses produksi yang dijelaskan pada Tabel 5-1 ketika 5 unit tenaga kerja dipekerjakan adalah 1.100. Saat fungsi produksi mendefinisikan jumlah output maksimum yang dapat diproduksi dengan tingkat input tertentu, ini adalah jumlah yang akan diproduksi jika 5 unit tenaga kerja melakukan upaya maksimal.







Produk rata-rata Produk rata-rata(AP) adalah sebuah ukuran keluaran yang dihasilkan per unit masukan..Secara khusus, produk rata-rata tenaga kerja (APL) adalah APL = Q / L dan produk rata-rata modal (APK) adalah APK = Q / K







Produk marjinal (MP) Produk marjinal (MP) adalah perubahan total output yang disebabkan oleh unit terakhir dari input. Produk marjinal modal (MPK) oleh karena itu adalah perubahan 5



output total dibagi dengan perubahan modal: MPK = ∆Q/∆k dan produkt marjinal tenaga kerja MPL = ∆Q/∆L



Misalnya, pada Tabel 5-1 unit kedua tenaga kerja meningkatkan output sebesar 172 unit, sehingga produk marjinal unit kedua tenaga kerja adalah 172.Tabel 5-1 mengilustrasikan karakteristik penting dari produk marjinal suatu input. Perhatikan bahwa ketika unit tenaga kerja meningkat dari 0 menjadi 5 di kolom 2, produk marjinal tenaga kerja meningkat di kolom 5. Tabel 5-1 bahwa setelah 5 unit tenaga kerja, produk marjinal dari setiap unit tambahan tenaga kerja menurun dan akhirnya menjadi negatif. Produk marjinal negatif berarti bahwa unit terakhir dari input benar-benardikurangi produk keseluruhan. Hal ini sesuai dengan akal sehat. Jika seorang manajer terus menambah jumlah pekerja di jalur perakitan, dia akhirnya akan mencapai titik di mana pekerja dikemas seperti ikan sarden di sepanjang jalur, menghalangi satu sama lain dan menghasilkan output yang lebih sedikit daripada sebelumnya. Gambar 5-1 menunjukkan secara grafis hubungan antara produk total, produk marjinal, dan produk rata-rata. Hal pertama yang harus diperhatikan tentang kurva adalah bahwa produk total meningkat dan kemiringannya semakin curam saat kita bergerak dari titik A ke titik E sepanjang kurva produk total. Ketika penggunaan tenaga kerja meningkat antara titik A dan E, kemiringan kurva produk total meningkat (menjadi lebih curam); dengan demikian, produk marjinal meningkat saat kita bergerak dari titikA untuk menunjuk E. Kisaran di mana produk marjinal meningkat dikenal sebagai kisaran imbal hasil marginal yang meningkat.



6



Pada Gambar 5-1, kita melihat bahwa produk marjinal mencapai maksimum pada titik e, dimana 5 unit tenaga kerja digunakan. Ketika penggunaan tenaga kerja meningkat dari unit ke-5 hingga ke-10, total output meningkat, tetapi pada tingkat yang menurun. Inilah sebabnya mengapa produk marjinal menurun antara 5 dan 10 unit tenaga kerja tetapi masih positif. Kisaran di mana produk marjinal positif tetapi menurun dikenal sebagai imbal hasil marjinal menurun atau hasil marjinal yang semakin berkurang. Pada Gambar 5-1, produk marjinal menjadi negatif ketika lebih dari 10 unit tenaga kerja dipekerjakan. Setelah satu titik, menggunakan unit input tambahan sebenarnya mengurangi produk total, yang berarti produk marjinal menjadi negatif. Kisaran di mana produk marjinal negatif dikenal sebagai imbal hasıl marjinal negative



3.



Peran Manajer Dalam Proses Produksi •



Hasilkan pada Fungsi Produksi Peran manajerial pertama relatif sederhana untuk dijelaskan, tetapi ini adalah salah satu yang paling sulit untuk dilakukan oleh seorang manajer. Fungsi produksi menggambarkan keluaran maksimal yang dapat diproduksi dengan masukan tertentu.







Menggunakan Tingkat Input yang Tepat Peran kedua dari manajer adalah untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi pada titik yang tepat pada fungsi produksi. Untuk manajer ini berarti 7



mempekerjakan jumlah server dengan tepat. Nilai Produk Marjinal Tenaga Kerja : VMPL = P X MPL dan Nilai Produk Marjinal Modal : VMPK = P X MPK



Dalam contoh kita biaya perusahaan atas unit tambahan tenaga kerja adalah$400.Tabel 5-2 menunjukkan, unit pertama tenaga kerja yang dihasilkan VMPL $228 dan VMPL dari unit kedua adalah $516. Jika manajer hanya melihat unit kerja pertama dan yang sesuai VMPL , tidak ada tenaga kerja yang akan dipekerjakan. Namun, pemeriksaan tabel yang cermat menunjukkan bahwa pekerja kedua akan menambahkan nilai $116 di atasnya biaya. Jika pekerja pertama tidak dipekerjakan, pekerja kedua tidak akan dipekerjakan. Faktanya, setiap pekerja antara pekerja kedua dan kesembilan menghasilkan output tambahan yang nilainya melebihi biaya mempekerjakan pekerja tersebut. Menguntungkan untuk menyewa unit tenaga kerja selama VMPL lebih besar dari $400. Perhatikan bahwa VMPL dari unit kerja ke-10 adalah $228, yang lebih kecil dari biaya unit kerja ke-10.



8



n Bagian miring ke bawah dari VMPL kurva mendefinisikan permintaan tenaga kerja oleh perusahaan yang memaksimalkan keuntungan. Dengan demikian, properti penting dari permintaan input adalah bahwa ia miring ke bawah karena hukum pengembalian marjinal yang semakin berkurang. Karena produk marjinal dari suatu input menurun karena semakin banyak input yang digunakan, nilai produk marjinal juga menurun karena semakin banyak input yang digunakan. Karena permintaan input adalah nilai produk marjinal input dalam kisaran hasil marginal yang semakin berkurang, permintaan akan input miring ke bawah. Akibatnya, setiap unit tambahan input menambah lebih sedikit keuntungan daripada unit sebelumnya. Dengan demikian, perusahaan yang memaksimalkan keuntungan bersedia membayar lebih sedikit untuk setiap unit tambahan input.



4.



Bentuk Aljabar dari Fungsi Produksi Fungsi produksI linear : fungi produksi yang mengasumsikan hubungan linier sempurna antara semua input dan output total. Rumus : Q = F(K,L)=aK +bL dimana a dan b adalah konstanta. engan fungsi produksi linier, input adalah substitusi sempurna. Ada hubungan linier yang sempurna antara semua input dan output total. Misalnya, pekerja di sebuah pabrik membutuhkan waktu empat jam untuk menghasilkan apa yang dapat dibuat mesin dalam satu jam. Dalam hal ini fungsi produksi linier dengan a=4 dan b=1 Rumus jadi = Q = F(K,L)= 4K +L. Ini adalah cara matematis untuk menyatakan bahwa modal selalu 4 kali lebih produktif daripada tenaga kerja. Selanjutnya, sejakF(5,2) 4(5) + 1(2) 22, kita tahu bahwa 5 satuan modal dan 2 unit tenaga kerja akan menghasilkan 22 unit output. Fungsi Produksi Leontief : fungsi produksi yang mengasumsikan bahwa masukan 9



yang digunakan dalam proporsi tetap. Rumus: Q= F(K,L) = min {aK,bL} Fungsi produksi Leontief juga disebut fungsi produksi proporsi tetap, karena itu menyiratkan bahwa input digunakan dalam proporsi yang tetap. Fungsi Produksi Cobb-Douglas : sebuah fungsi produksi yang mengasumsikan tingkat tertentu kemampuan substitusi di antara masukan. Rumus : Q= F(K,L)= Ka X Lb. Berbeda dengan kasus fungsi produksi linier, hubungan antara output dan input tidak linier. Tidak seperti dalam fungsi produksi Leontief, input tidak perlu digunakan dalam proporsi yang tetap. Fungsi produksi Cobb-Douglas mengasumsikan beberapa derajat substitusi antara input, meskipun tidak substitusi sempurna.



5.



Ukuran Aljabar Mengingat bentuk aljabar dari fungsi produksi, kita dapat menghitung berbagai ukuran produktivitas. Sebagai contoh, kita belajar bahwa produk rata-rata dari suatu input adalah output yang dihasilkan dibagi dengan jumlah unit input yang digunakan. Konsep ini dapat dengan mudah diperluas ke proses produksi yang menggunakan lebih dari satu input.



6.



Isokuan Dengan hadirnya beragam variable produksi, beragam kombinasi masukan memungkinkan manajer untuk menghasilkan tingkat keluaran yang sama. Contohnya, satu lini rakitan mobil dapat menghasilan 1.000 mobil per jam dengan menggunakan 10 pekerja dan satu robot. Lini tersebut dapat juga menghasilkan 1.000 mobil dengan hanya menggunakan dua pekerja dan tiga robot. Untuk meniminalkan biaya produksi 1.000 mobil, manajer harus menentukan kombinasi efisien dari masukan yang akan digunakan untuk memproduksinya. Alat dasar untuk memahami bagaimana alternative masukan dapat digunakan untuk menghasilkan keluaran adalah isokuan. Sebuah isokuan (isoquant) menentukan kombinasi masukan (K dan L) yang menghasilkan level keluaran yang sama kepada produsen; yakni, kombinasi apa pun dari modal dan tenaga kerja di sepanjang isokuan menghasilkan level keluaran yang sama.



10



Figure di atas menampilkan serangkaian isokuan. Karena gabungan masukan A dan B terletak pada isokuan yang sama, masing-masing akan menghasilkan level keluaran yang sama yang disebut Q0 unit. Gabungan masukan A mengimplikasikan pabrik yang lebih intensif modal daripada gabungan masukan B. Dengan lebih banyak kedua masukan itu digunakan, isokuan yang kebih tinggi diperoleh. Dengan demikian, seiring bergerak kea rah timur alaut di dalam figure 5-3, setiap isokuan baru berarti semakin tinggi level keluarannya. Isokuan pada Figur 5-3 cembung, dikarenakan masukan seperti modal dan tenaga kerja umumnya bukanlah suntitusi sempurna. Dalam figure 5-3, misalnya, jika kita mulai di titik A dan mulai menggantikan tenaga kerja untuk modal, dibutuhkan jumlah tenaga kerja yang semakin tinggi untuk menggantikan tiap unit modal yang digantikan. Tingkat di mana tiap tenaga kerja dan modal dapat digantikan satu sama lain disebut tingkat subtitusi teknis marginal (marginal rate of technical substitution—MRTS). MRTS dari modal dan tenaga kerja merupaka nilai absolut dari kemiringan isokuan dan sederhananya adalah rasio dari kemiringan isokuan dan sederhananya adalah rasio dari produk marginal:



Fungsi produksi yang berbeda akan menyiratkan tingat substitusi teknis marginal yang berbeda. Hal tersebut karena satu masukan adalah subtitusi semurna untuk masukan lainnya dan tingkat di mana produsen dan mensubtitusi antar-masukan adalah independent dari level penggunaan masukan. Khususnya, untuk fungsi produksi linear Q = Ak + bL, tingkat subtitusi teknis marginal adalah b/a, karena MPL= b dan MPK = a, 11



fungsi produksi linear ini independes dari level masukan yang digunakan.



Fungsi produksi Leontief, di sisi lain, meingimplikasikan isokuan yang berbentuk L, seperti dalam figur 5-4 (b). dalam hal ini, masukan harus digunakan dalam proporsi tetap; manajer tidak dapat mensubtitusikan antara modal dan tenaga kerja dan mempertahankan level keluaran yang saa. Untuk fungsi produksi Leontied tidak ada MRTS karena tidak ada subtitusi antara masukan-masukan di sepanjang isokuan.



Untuk kebanyakan hubungan produksi, isokuan terletak antara kasus subtitusi sempurna dan proporsi tetap. Dalam hal ini, masukan-masukan dapat disubtitusikan satu sama lain, tetapi tidak sempurna, dan tingkat di mana manajer dapat mensubtitusikan anrar-masukan akan berubah di sepanjang isokuan. Contohnya, dengan berpindah dari titik A ke titik B dalam figure 5-5, manajer mensubtitusikan 1 unit modal untuk 1 unit tenaga kerja dan masih menghasilkan 100 unit keluaran, tetapai, ketika bergerak dari titik C ke titik D, manajer harus mensubtitusi 3 unit modal untuk 1 unit tenaga kerja guna menghasilkan 100 unit keluaran. Dengan demikian, fungsi produksi memenuhi hukum 12



tingkat subtitusi teknis marginal yang menurun (law of diminishing marginal rate of technical substitution). Dengan produsen menggunakan lebih sedikit masukan lain harus dipergunakan untuk menghasilkan tingkat keluaran yang sama. Terlihat bahwa fungsi produksi Cobb-Douglas mengimplikasikan isokuan yang memiliki tangkat subtitusi teknis marginal yang menurun, isokuannya cembung dari titik nol; yakni, terlihat seperti isokuan dalam figure 5-5.



7.



Isokos Kombinasi masukan yang akan membebani perusahaan dalam jumlah biaya yang sama membentuk garis isokos (isokos line). Hubungan untuk sebuah garis isokos digambarkan dalam figure 5-6.



Biaya tenaga kerja ditambah biaya tenaga kerja ditambah biaya modal sama dengan $C. Dimana w adalah tingkat upah dan r adalah biaya sewa. Persamaan ini mewakili rumus untuk sebuah garis isokos. Kita mengalikan kedua sisi persamaan 5-1 dengan 1/r dan memperoleh:



Atau Dengan demikian, di sepanjang sebuah garis isokos, K merupakan sebuah fungsi linear dari L dengan intersep vertikan C/r dan kemiringan -w/r.



jika produsen ingin menggunakan lebih banyak dari kedua masukan, lebih banyak uang yang dikeluarkan. Dengan demikian, isokos dengan biaya lebih tinggi 13



terletak di atas isokos dengan biaya lebih rendah. Ketika harga masukan adalah konstan, garis isokos akan parallel satu sama lain. Figure 5-7(a) mengilustrasikan garis isokos untuk level biaya C0 dan C1, yang mana C0 > C1



Serupa halnya, perubahan dalam harga masukan mempengaruhi posisi garis isokos. Kenaikan dalam harga tenaga kerja membuat kurva isokos lebih curam, sedangkan kenaikan harga modal menyebabkan isokos lebih datar. Misalnya, figure 57(b) mengungkapkan bahwa garis isokos berotasi searah jarum jam ketika tingkat upah naik w0 ke w1 .



8.



Minimasilasi Biaya Isokos dan isokuan bisa dugunakan untuk menentukan penggunaan masukan yang meminimalkan biaya produksi. Karena kelangkaan merupakan sebuah realitas ekonomi, produsen tertarik dengan minimalisasi biaya—yakni, menghasilkan keluaran dengan biaya semurah mungkin. Untuk memaksimalkan laba, perusahaan pertama kali harus memproduksi keluarannya semurah mungkin.



Anggaplah satu gabungan masukan seperti pada titik A dalam Figur 5-8. Kombinasi dari L dan K ini terletak pada isokuan berlabel Q0 sehingga menghasilkan Q0 unit keluaran. Kombinasi tersebut juga terletak pada garis isokos yang melakui titik 14



A. dengan demikian, jika produsen emenggunakan bauran masukan A, ia akan menghasilkan Q0 unit celuaran pada total biaya C1. Dengan biaya paling minimum, kita tidak bisa menghasilkan level keluaran tertentu, karena dengan menggunakan bauran masukan B bukan A, produsen dapat menghasilkan jumlah keluaran yang sama pada biaya lebih rendah, disebut C2. Pada bauran masukan yang meminimalkan biaya, kemiringan isokuan sama dengan kemiringan garis isokos. Nilai absolut dari kemiringan isokuan mereflesikan tingkat substitusi teknis marginal dan kemiringan garis isokuan ditentukan oleh -w/r, kita melihat bahwa pada bauran masukan yang meminimalkan biaya.



Jika kondisi ini tidak berlaku, tingkat teknis di mana produsen dapat mensubtitusi antara L dan K akan berbeda dari tingkat pasar di mana ia dapat bersubtitusi antar-masukan. Contohnya, pada titik A dalam Figur 5-8, kemiringan isokuan lebih curam daripada kemiringan garis isokos. Akibatnya, modal terlalu mahal; produsen mendapati lebih baik menghasilkan level keluaran tertentu. Subtitusi ini terus berlanjut sampai pada akhirnya produsen pada titik B, yang mana MRTS sama dengan rasio harga masukan. Kondisi untuk penggunaan masukan yang meminimalkan biaya juga dapat dinyatakan dalam istilah produk marginal. Andaikan MPL/w > MPK/r. maka, pada basis dolar yang dibelanjakan terakhir, tenaga kerja lebih baik daripada modal, dan perusahaan harus menggunakan lebih sedikit modal dan lebih banyak tenaga kerja untuk meminimalkan biaya. Secara khusus, jika perusahaan mengurangi pengeluaran modalnya sebesar $1, ia dapat memproduksi level keluaran yang sama jika ia menaikkan pengeluarannya untuk tenaga kerja sebesar kurang dari $1. Sehingga, dengan mensubtitusikan dari modal ke tenaga kerja, perusahaan dapat mengurangi biayanya ketika menghasilkan level keluaran yang sama. Subtitusi ini jelas akan harus berlanjut sampai produk marginal per dolar yang dihabiskan untuk modal tepatnya sama dnegan produk marginal per dolar yang dihabiskan untuk tenaga kerja.



15



9.



Subtitusi masukan optimal



Satu perubahan dalam harga dari satu masukan akan meyebabkan perubahan dalam gabungan masukan yang menimimalkan biaya. Untuk melihat ini, andaikan garis isokos aal pada figure 5-9 adalah FG dan produsen meminimalkan biaya pada bauran masukan A, yang menghasilkan Q0 unit keluaran. Andaikan bahwa tingkat u bahwa tingkat upah naik sehingga perusahaan yang menghabiskan jumlah yang sama dari masukan, garis isokosnya akan berotasi searah jaum jam ke FH dalam Figur 5-9. Jika perusahaan menghabiskan jumlah yang ia habiskan sebelum kenaikan tingkat upah, perusahaan tersebut tidak dapat menghasilkan level keluaran yang sama. Dengan kemiringan baru dari garis isokos, yang merefleksikan harga relative yang lebih tinggi dari tenaga kerja, cara yang meminimalkan biaya untuk mempertahankan keluaran yang diimplikasikan oleh isokuan awal adalh pada titik B, yang mana garis isokos IJ beringgungan dengan isokuan karena kenaikan harga tenaga kerja relative terhadap modal, produsen bersubtitusi dari tenaga kerja ke modal dan mengadopsi mode produksi yang lebih intensif modal.



16



Figur 5-10 menunjukkan garis isokos (AB) dan isokuan untuk suatu perusahaan yang menghasilkan karpet dengan menggunakan computer dan tenaga kerja. Titik awal dari minimalisasi biaya adalah pada titik M, yang mana manajer memilih untuk menggunakan 40 unit computer (modal) dan 80 unit tenaga kerja ketika tingkat upah adalah w = $20 dan tarif sewa computer adalah r0= 420. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa pada titik M, total biaya adalah $2.400. pehratikan juga pada titik M bahwa MRTS sama dengan rasio upah terhadap tarif sewa Sekarang asumsikan bahwa karena penurunan persediaan cip silicon, tarif sewa modal menjadi r1 = $40. Karena harga modal naik, garis isokos akan berotasi berlawan arab jarum jam dari AB ke DB. Untuk menghasilkan jumlah eluaran yang sama, maanajer itu harus menghabiskan lebih dari C0 = $2.400, pengeluaran tambahan akan menggeser garis isokos ke EF dalam figure 5-10. Titik baru dari minimalisasi biaya ada pada titik N, yang mana perusahaan lebih bnyak mengerjakan tenaga kerja dan lebih sedikit modal untuk meminimalkan biaya produksi karpet. Biaya sekarang adalah $2.800, lebih tinggi dari C0



B. Fungsi Biaya Karena biaya produksi naik dengan terjangkaunya isokuan yang lebih tinggi, akan berguna mengandalkan C(Q) menyimbolkan biaya perusahaan untuk memproduksi isokuan Q dalam cara yang meminimalkan biaya. Fungsi tersebut, C, disebut fungsi biaya 17



1.



Biaya jangka pendek Dalam jangka pendek, manajer bebas mengubah penggunaan masukan variable tetapi “terjebak” dengan level masukan tetap yang ada. Karena biaya adalah mahal baik tetal maupun variable, biaya total (total cost) produksi keluaran dalam jangka pendek terdiri atas biaya masukan tetap dan biaya masukan variable. Biaya tetap (fixed cost), disimbolkan oleh FC, adalah biaya yang tidak tergantung pada keluaran. Biaya tetap termasuk biaya masukan tetap digunakan dalam produksi. Biaya variable (variable cost), disimbolkan oleh VC(Q) adalah biaya yang berubah ketika keluaran diubah. Karena semua biaya masuk dalam kategori satu yang lain, jumlah dari biaya tetap dan biaya variable merupakan fungsi biaya jangka pendek perusaan. Dengan kehadiran factor biaya minimum dari produksi tiap level keluaran ketika factor-faktor variable dipergunakan dengan cara meminimalkan biaya. Dengan mengandalkan $1.000 per unit dan biaya tenaga kerja $400 per unit, kita dapat menghitung biaya produksi tetap dan variable. Untuk menghasilkan lebih banyak keluaran, lebih banyak factor variable harus dipergunakan.



Untuk menghasilkan lebih banyak keluaran, lebih banyak faktor variabel harus dipergunakan. Contohnya, untuk menghasilkan 1.100 unit keluaran, 5 unit tenaga kerja diperlukan; untuk menghasilkan 1. 708 unit keluaran, 7 unit tenaga kerja diperlukan. Karena tenaga kerja adalah satu-satunya masukan variabel dalam contoh sederhana ini, biaya variable untuk memproduksi 1.100 unit keluaran adalah biaya 5 unit tenaga 18



kerja, atau $400 x 5 = $2.000. Serupa halnya, biaya variabel untuk memproduksi 1.708 unit keluaran adalah $400 x 7 = $2,800. Biaya total, yang diringkas dalam kolom terakhir Tabel 5-3, sederhananya merupakan jumlah biaya tetap (kolom 4) dan biaya variabel (kolom 5) pada tiap level keluaran.



Figure 5-11 mengilustrasikan secara grafik hubungan antara biaya total (TC), biaya variable (VC), dan biaya tetap (FC). Kareba vuata tetap tidak tergantung pada keluaran, biaya tetap adalah konstan untuk semua level keluaran dan harus dibayar sekalipun tidak ada keluaran yang diproduksi. Jadi, jarak antara kurva TC dan VC dalam figure 5-11 adalah biaya tetap.



2.



Biaya Rata-Rata dan Marginal Satu dasar implikasi dari kelangkaan adalah untuk menghasilkan lebih banyak output, lebih banyak biaya yang harus dikeluarkan. Kuantitas output adalah bahwa overhead tersebar di tingkat output yang lebih besar. Ini Idenya terkait erat dengan konsep ekonomi biaya tetap rata-rata. Rata-rata biaya tetap (AFC) didefinisikan sebagai biaya tetap (FC) dibagi dengan jumlah unit output : AFC =



𝐹𝐶 𝑄



Karena biaya tetap tidak bervariasi dengan output, karena semakin banyak output yang dihasilkan, biaya tetap dialokasikan untuk jumlah output yang lebih besar. Akibatnya, biaya tetap rata-rata menurun secara terus menerus seiring dengan peningkatan output.



19



Biaya variabel rata-rata memberikan ukuran biaya variabel pada basis per unit. Biaya variabel rata-rata (AVC) didefinisikan sebagai biaya variabel (VC) dibagi dengan angka unit keluaran: AVC =



𝑉𝐶(𝑄) 𝑄



Kolom 6 memberikan biaya variabel rata-rata untuk fungsi produksi dalam contoh kita. Perhatikan bahwa ketika output meningkat, biaya variabel rata-rata pada awalnya menurun, mencapai minimum antara 1.708 dan 1.952 unit output, dan kemudian mulai meningkat. Biaya total rata-rata dianalogikan dengan biaya variabel rata-rata, kecuali bahwa ia menyediakan ukuran biaya total per unit. Biaya total rata-rata (ATC) didefinisikan sebagai total biaya (TC) dibagi dengan jumlah unit output : ATC =



𝐶(𝑄) 𝑄



Kolom 7 memberikan total biaya rata-rata dari berbagai output pada contoh diatas. Perhatikan bahwa biaya total rata-rata menurun ketika output meningkat menjadi 2.124 unit dan kemudian mulai naik. Selanjutnya, perhatikan bahwa biaya total rata-rata adalah jumlah rata-rata biaya tetap dan biaya variabel rata-rata (jumlah kolom 5 dan 6).



20



Konsep biaya yang paling penting adalah biaya marjinal (biaya tambahan). Secara konseptual, biaya marjinal (MC) adalah biaya untuk memproduksi satu unit output tambahan, yaitu adalah perubahan biaya yang dapat diatribusikan pada unit output terakhir : ∆𝐶



MC = ∆𝑄



Perhatikan Tabel 5–5, yang merangkum fungsi biaya jangka pendek yang telah kita kerjakan. biaya marjinal, digambarkan dalam kolom 7, dihitung sebagai perubahan biaya yang timbul dari perubahan keluaran. Misalnya, meningkatkan output dari 248 menjadi 492 unit (∆Q = 244) meningkatkan biaya dari 2.800 menjadi 3.200 (∆C = $400). Dengan demikian, biaya marjinal dari meningkatkan output menjadi 492 unit adalah ∆C/∆Q = 400/244 = $1.64.



21



3.



Hubungan di antara biaya-biaya



Hubungan antara kurva biaya ini, juga sangat penting. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kurva biaya marjinal memotong kurva ATC dan AVC pada titik minimumnya. Ini menyiratkan bahwa ketika biaya marjinal di bawah kurva biaya rata-rata, biaya rata-rata adalah menurun, dan ketika biaya marjinal di atas biaya rata-rata, biaya rata-rata meningkat. Hal kedua yang perlu diperhatikan pada Gambar diatas adalah bahwa kurva ATC dan AVC hampir sama sebagai peningkatan output. Ini karena satu-satunya perbedaan di ATC dan AVC adalah AFC. Untuk mengetahui alasannya, perhatikan bahwa biaya total terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap : C(Q) = VC(Q) = FC Jika kita membagi kedua sisi persamaan ini dengan output total (Q), kita mendapatkan :



𝐶(𝑄) 𝑉𝐶(𝑄) 𝐹𝐶 = + 𝑄 𝑄 𝑄



4.



Tetapi C(Q)/Q



= ATC,



VC(Q)/Q



= AVC



dan



FC/Q = AFC ATC = AVC + AFC



Biaya Tetap dan Biaya Tertanam Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah ketika output berubah. Sedangkan Biaya tertanam adalah biaya yang hilang selamanya setelah dibayar. Misalkan anda adalah manajer sebuah perusahaan batubara dan baru saja membayar $10.000 untuk sewa kereta api selama satu bulan. Pengeluaran ini mencerminkan biaya tetap bagi perusahaan Anda, bisa saja dalam satu bulan perusahaan anda hanya memakan $6.000 namun tergantung pada kesepakatan dengan pihak penyewa apabila sewa tidak mengizinkan anda untuk 22



menutup kekosongan biaya $10.000 misalkan adanya sepi order ataupun hari libur, maka sisa biaya yang tidak terpakai disebut biaya hangus. Biaya hangus adalah jumlah biaya tetap yang tidak dapat diperoleh kembali.



5.



Bentuk aljabar dari fungsi biaya Dalam prakteknya, fungsi biaya dapat mengambil banyak bentuk, tetapi fungsi biaya kubik sering dijumpai dan mendekati fungsi biaya apapun. Biaya kubik fungsi diberikan oleh : C(Q) = f + aQ + 𝑏𝑄 2 + 𝑐𝑄 3 dimana a, b, c, dan f adalah konstanta. Perhatikan bahwa f mewakili biaya tetap. Untuk fungsi biaya marjinal adalah : MC(Q) = a +2bQ + 3𝑐𝑄 2



Biaya marjinal hanyalah turunan dari fungsi biaya sehubungan dengan output : 𝑑𝐶



MC(Q) = 𝑑𝑄



6.



Biaya jangka Panjang Dalam jangka panjang semua biaya bersifat variabel, karena manajer bebas menyesuaikan tingkat semua masukan.



23



Pada Gambar 5-13, kurva biaya rata-rata jangka pendek ATC 0 digambar di bawah asumsi bahwa ada beberapa faktor produksi tetap. Total biaya rata-rata menghasilkan tingkat out itu tidak dapat menyesuaikan faktor tetap, dan dengan demikian biaya ratarata naik menjadi ATC 0(Q1). Namun, dalam jangka panjang, perusahaan dapat menyesuaikan faktor. Biarkan ATC1 menjadi kurva biaya rata-rata setelah perusahaan menyesuaikan faktor tetap dalam cara yang optimal. Sekarang perusahaan dapat memproduksi Q1 dengan kurva biaya rata-rata ATCput Q0, mengingat faktor-faktor produksi tetap, adalah ATC 0(Q0). Jika perusahaan memproduksi Q1 dengan kurva biaya rata-rata ATC0, biaya rataratanya adalah ATC0(Q1). Dengan menyesuaikan faktor-faktor tetap dengan cara yang mengoptimalkan skala operasi, perusahaan menghemat produksi dan dapat menghasilkan unit output Q1 dengan biaya rata-rata yang lebih rendah, ATC1 (Q1). Perhatikan bahwa kurva berlabel ATC1 itu sendiri adalah kurva biaya rata-rata jangka pendek, berdasarkan tingkat input tetap baru yang telah dipilih untuk meminimalkan biaya memproduksi Q1. Jika perusahaan ingin lebih memperluas output (katakanlah, ke Q2) itu akan mengikuti kurva ATC1 dalam jangka pendek ke ATC1 (Q2) sampai kembali mengubah faktor tetapnya menjadi mengeluarkan biaya rata-rata yang lebih rendah untuk memproduksi unit output Q2, yaitu ATC2(Q2). 7.



Skala Ekonomi



Perhatikan bahwa kurva biaya rata-rata jangka panjang pada Gambar 5–14(a) berbentuk U. Ini menyiratkan bahwa awalnya ekspansi output memungkinkan perusahaan untuk berproduksi pada tingkat yang lebih rendah biaya rata-rata jangka panjang, seperti yang ditunjukkan untuk output antara 0 dan Q*. 24



Keadaan ini dikenal sebagai skala ekonomi. Ketika ada skala ekonomi, meningkat ukuran operasi mengurangi biaya rata-rata minimum. Setelah satu titik, seperti seperti Q* pada Gambar 5–14(a), peningkatan output lebih lanjut menyebabkan peningkatan biaya rata-rata. Kondisi ini dikenal sebagai diseconomies of scale. Kadang-kadang teknologi dalam suatu industri memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan tingkat output yang berbeda pada biaya rata-rata minimum yang sama, seperti pada Gambar 5–14(b). Kondisi ini disebut skala hasil konstan. 8.



Biaya Ekonomi versus Biaya Akuntansi Biaya akuntansi adalah biaya yang paling sering dikaitkan dengan biaya produksi. Misalnya, biaya akuntansi termasuk pembayaran langsung tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan output. Biaya akuntansi adalah biaya yang muncul pada laporan laba rugi perusahaan. Namun, biaya ini bukan satu-satunya biaya untuk memproduksi barang. Perusahaan dapat menggunakan sumber daya yang sama untuk menghasilkan barang lain. Dengan memilih untuk menghasilkan satu barang, produsen melepaskan kesempatan untuk memproduksi barang lain. Biaya produksi tidak hanya mencakup biaya akuntansi tetapi juga peluang yang hilang dengan memproduksi produk tertentu.



C. Fungsi Biaya Output Multipel Sebuah fungsi yang mendefinisikan biaya memproduksi diberikan tingkat dua atau lebih banyak jenis keluaran dengan asumsi semua input digunakan efisien. Fungsi biaya multiproduk memiliki interpretasi dasar yang sama dengan fungsi biaya keluaran tunggal. Berbeda dengan fungsi biaya produk tunggal, bagaimanapun, biaya produksi tergantung pada berapa banyak dari setiap jenis output yang dihasilkan. Hal ini memunculkan apa yang oleh para ekonom disebut sebagai ekonomi ruang lingkup dan komplementaritas biaya, yang akan dibahas selanjutnya.



25



1.



Economics of Scope Ketika jumlah biaya produksi dua jenis keluaran bersama adalah kurang dari total biaya produksi setiap jenis keluaran secara terpisah.



Ruang lingkup ekonomi ada ketika total biaya produksi Q1 dan Q2 bersama-sama adalah kurang dari total biaya produksi Q1 dan Q2 secara terpisah, yaitu, ketika : C(Q1, 0) + C(0, Q2) > C(Q1, Q2) Di sebuah restoran, misalnya, untuk memproduksi steak dan chicken dinner dalam jumlah tertentu, umumnya lebih murah untuk memproduksi kedua produk di restoran yang sama daripada memiliki dua restoran, satu yang hanya menjual ayam dan satu yang hanya menjual steak. Alasannya adalah, tentu saja bahwa memproduksi makan malam secara terpisah akan memerlukan duplikasi banyak faktor produksi umum, seperti oven, lemari es, meja, bangunan, dan lain sebagainya. 2.



Komplementaritas Biaya Ketika biaya marjinal untuk memproduksi satu jenis barang keluaran berkurang ketika keluaran dari barang lainnya ditingkatkan. Komplementaritas biaya ada dalam fungsi biaya multiproduk ketika biaya produksi satu output berkurang ketika output produk lain meningkat. Biarkan C(Q1, Q2) menjadi fungsi biaya untuk perusahaan multiproduk, dan biarkan MC1(Q1, Q2) menjadi biaya marjinal



untuk



memproduksi



output



pertama.



Fungsi



biaya



menunjukkan



komplementaritas biaya jika : MC1(Q1,Q2) ∆𝑄2