(Kel.4) Ekonomi Manajerial - Perilaku Konsumen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL “Perilaku Konsumen”



Dosen Pengampu : Winaika Irawati, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Haylen Jenia



(1996144032)



Kania Icha Riswandi



(1996144034)



Royatul Islamiyah



(1996144049)



Husnul Huluk



(1996144062)



Ahmad Akbar Febrian



(1996144074)



PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini tanpa pertolongannya kami sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan oleh dititipkan kepada kelompok kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi beberapa rintangan, namun kami selalu bersabar agar makalah ini dapat disusun secara sempurna. Makalah ini memuat tentang “Perilaku Konsumen”. Tema yang akan dibahas di makalah ini sengaja dipilih oleh Dosen Pengampu kami untuk kami pelajari lebih dalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami selaku penyusun mengucapkan banyak kepada Dosen Pengampu yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.



Jombang, 29 Agustus 2021 Penyusun



i



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................1 B. Rumusan Masalah...........................................................................................2 C. Tujuan.............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan Utilitas.........................................................................................3 B. Pendekatan Kurva Indeferens dan Kegunaan Kurva Indeferens...................6 C. Garis Anggaran...............................................................................................8 D. Pilihan Konsumen..........................................................................................10 E. Penurunan Kurva Permintaan........................................................................11 F. Pendekatan Atribut........................................................................................13 BAB III KESIMPULAN.................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Shiffman dan Kanuk (2000), mengemukakan Perilaku Konsumen adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari,membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan



konsumen



untuk



dapat



memuaskan



kebutuhannya



dengan



mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevalusian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan pembelian misal untuk barang berharga jual rendah maka proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen pada tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa yang sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak akan eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.



1



B.



Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan utilitas? 2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kurva indeferens dan apa kegunaannya? 3. Apa yang dimaksud dengan garis anggaran? 4. Apa yang dimaksud pilihan konsumen? 5. Bagaimana penurunan kurva permintaan itu? 6. Apa yang dimaksud dengan pendekatan atribut?



C.



Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dan memahami pendekatan utilitas. 2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan kegunaan kurva indeferens. 3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian garis anggaran. 4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari pilihan konsumen. 5. Untuk memahami bagaimana penurunan kurva permintaan. 6. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pendekatan atribut.



BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan Utilitas 1. Konsep Dasar Utilitas Utilitas adalah tingkat kepuasan yang diperoleh seorang individu dari mengkonsumsi suatu barang atau melakukan suatu aktivitas. Dalam hal ini, utilitas menunjukkan derajat kemanfaatan suatu objek. Sementara dalam ilmu ekonomi, konsep utilitas menunjukkan tingkat kepuasan pelaku ekonomi atas konsumsi barang/jasa. Secara sederhana bisa digambarkan sebagai berikut : a) Seorang konsumen (A) memiliki pilihan apakah akan mengkonsumsi sate ayam atau sate kambing. b) Ia membuat berbagai pertimbangan yang mendatangkan manfaat terbesar, apakah itu dari aspek finansial (harga), kesehatan (dampak konsumsi terhadap tubuh), dan sebagainya. c) Keputusan yang pada akhirnya ia tetapkan atas pilihan-pilihan itulah yang membentuk konsep utilitas. Jadi bisa disimpulkan bahwa teori utilitas merupakan teori yang menjelaskan pilihan-pilihan konsumen atas konsumsi barang/jasa untuk memperoleh tingkat kepuasan tertentu. 2. Asumsi-asumsi Pendekatan Utilitas a. Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya: Utilitas = U (barang X, barang Y, barang Z .) b. Konsumen akan memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala anggarannya. c. Utilitas dapat diukur secara kardinal. d. Marginal Utility (MU) dari setiap unittambahanbarang yang dikonsumsi akan menurun. MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang dise- babkan oleh tambahan satu unit barang yang dikonsumsi, ceteris paribus.



Untuk memahami konsep utilitas ini, perhatikan contoh berikut: Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan skedul Total Utility dan Marginal Utility untuk rokok. Skedul MU mempunyai ciri yang menurun. Setiap tambahan rokok yang dihisap akan menghasilkan tambahan TU yang semakin kecil. Tabel 1 Hubungan Antara TU dan MU Kuantitas rokok yang



Total Utility



Marginal Utility



dihisap



(TU)



(MU)



0



0



-



1



9



9



2



17



8



3



24



7



4



30



6



5



35



5



3. Perbandingan antara MU dengan P Seorang



konsumen



akan



memilih



barang-barang



yang



dapai



memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala anggaran (budget)nya. Utiitas tersebut akan maksimum jika perbandingan antar Mo dan harga adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsi, misalnya barang X, Y dan Z. MUX PX



=



MUY PY



=



MUZ PZ



Contoh: Jika kaidah di atas tidak terpenuhi, maka konsumen bisa "mengatur" lagi alokasi pengeluarannya untuk menaikkan tingkat uinte yang diperolehnya. MUX PX



=



10 4



= 2,5



MUY PY



5



= =5 1



Jika konsumen mengurangi konsumsi barang X sebesar 1 unit, maka Vensumsi barang Y akan naik sebesar 4 unit dengan jumlah pengeluaran vang



sama. Utilitas akan turun sebesar 10utils (unitutilitas) untuk penurunan 1 unit barang X tersebut, Utilitas akan naik sampai 20 utils jika tambahan koosumsi barang X sebesar 4 unit. Total Utility konsumen akan naik. Jika vasio antara MU dan P sama, maka konsumen tidak perlu mengatur kembali pengalokasian pembelian untuk menaikkan Total Utility-nya. 4. Marginal Utility dan the Law of Diminishing Marginal Utility Pada prinsipnya, marginal utility menunjukkan tambahan kepuasan yang diterima konsumen pada setiap tambahan konsumsi barang/jasa. Gambaran sederhananya sebagai berikut: karena konsumen A menyukai sate ayam, maka ia akan mendapatkan kepuasan setelah mengkonsumsi satu porsi sate ayam. Setelah itu ia mengkonsumsi lagi hingga habis tiga porsi sate ayam. Disini, marginal utility menunjukkan tambahan kepuasan yang diterima konsumen A setelah menikmati sate ayam porsi pertama, kedua, dan ketiga. Logikanya, ketika seseorang mengkonsumsi barang/jasa berulang-kali (seperti konsumen A yang mengkonsumsi tiga porsi sate ayam), maka kepuasan yang ia dapatkan akan semakin berkurang. Faktor inilah yang menjadi dasar the law of diminishing marginal utility. Dengan demikian, the law of diminishing marginal utility menyatakan bahwa saat konsumsi barang/jasa dilakukan berulang-ulang, maka tingkat kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang/jasa tersebut akan semakin menurun. Kita bisa melihat keterkaitan teori utilitas, marginal utility, dan the law of diminishing marginal utility pada Gambar 1. dan Gambar 2. berikut ini : Gambar 1



Keterangan : Ketika A mengkonsumsi sate ayam porsi ke-1, ia mendapatkan utilitas total sebesar 15, total utility naik menjadi 22 saat ia mengkonsumsi porsi ke-2, kemudian meningkat lagi menjadi 26 ketika mengkonsumsi porsi ke-3. Gambar 2



Keterangan: Pada Gambar 2, yang hitung adalah tambahan kepuasan (marginal utility) dari setiap tambahan konsumsi. Maka saat menyantap sate ayam porsi ke-1, A memperoleh marginal utility sebesar 15, kemudian turun menjadi 7 saat mengkonsumsi porsi ke-2, dan turun lagi menjadi 4 ketika mengkonsumsi porsi ke-3. B. Pendekatan Kurva Indeferens dan Kegunaan Kurva Indeferens Pendekatan kurva indiferens (ordinal utility) menggunakan pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan. Tingkattingkat utilitas yang ditetapkan pada beberapa kelompok barang menunjukan peringkat dari barang-barang tersebut. Sekelompok barang terdiri dari sejumlah barang dengan kuantitas tertentu. Misalnya satu buah rumah, dua mobil, atau 3 sepeda motor.



Kurva indiferen (indifference curve) adalah kurva yang menghubungkan titiktitik kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi dan memberikan tingkat kepuasan yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada dalam keadaan indifferen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang. Gambar di bawah ini menunjukkan (a) kurva indiferen konsumen dalam mengkonsumsi barang X dan Y, dan (b) sekumpulan kurva indiferen atau sering dinamakan peta indiferen (indifference map). Sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang X, sedang I1, I2 dan I3 menunjukkan kurva indiferen kesatu, kedua, dan ketiga. Penggunaan diagram dua dimensi ini adalah untuk memudahkan analisis, sedangkan untuk lebih dari dua jenis barang dapat digunakan metode lain , seperti metode matematis atau ekonometrika.



Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama. Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik A ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti konsumen ingin mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di mana tingkat kepuasan konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C, perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya, berarti harus ada barang X yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang Y. Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X dengan barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of subsitustion), yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang lain.



Ciri-ciri kurva indiferen adalah sebagai berikut : 1. Kurva indiferen mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau paling tidak tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa bila konsumsi suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus dikurangi. Bentuk ektrim dari kurva indiferen adalah sejajar sumbu vertikal dan sejajar sumbu horizontal. 2. Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini dugunakan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama. 3. Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.



Kurva indiferen menunjukkan perilaku konsumen yang acuh tak acuh (ketidakpedulian) antar dua buah produk yang memberikan kepuasan sama. Sehigga kurva indiferen sering disebut dengan peta ketidakpedulian. Kurva indiferen menghubungkan titik-titik kombinasi dari pembelian produk berbeda dengan tingkat kepuasan yang sama. Dalam kumpulan kurva indiferen, kurva yang lebih tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi pula.



C. Garis Anggaran Menurut Mankiw (2012: 440), Garis Anggaran adalah “the limit on the consumption bundles that a consumer can afford”. Apabila diterjemahkan, kurang lebih: Garis Anggaran adalah berbagai kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh konsumen dengan pendapatannya.



Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi, karena hal tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginnya tersebut tidak akan selalu terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki. Itulah sebabnya Garis Anggaran sering juga disebut dengan “Kendala Anggaran”. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Mankiw (2012: 440) bahwa “most people would like to increase the quantity or quality of the goods they consume—to take longer vacations, drive fancier cars, or eat at better restaurants. People consume less than they desire because their spending is constrained, or limited, by their income”. Contoh : Tabel 1. Berbagai Kombinasi yang Dapat dipilih Oleh Konsumen



Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 11 kombinasi konsumsi yang dapat dipilih oleh konsumen. Pada dasarnya konsumen pasti menginginkan semuanya maksimal (10 mangkuk mie ayam dan 10 gelas jus alpukat) tetapi manusia dibatasi oleh anggarannya yaitu sebesar Rp50.000,00 sehingga konsumen hanya mampu mengkonsumsi mie ayam dan jus alpukat sesuai 11 kombinasi pada tabel 1 di atas. Apabila tabel tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka kurva tersebut akan mirip dengan kurva permintaan yang memiliki slope negatif. Berikut ini kurva Garis Anggaran tersebut :



Berbagai titik pada garis anggaran mengindikasikan kombinasi konsumen atau trade-off antara dua barang (dalam hal ini adalah mie ayam dan jus alpukat). Ketika seorang konsumen meningkatkan jumlah mie ayam yang dibeli, konsumen tersebut harus mengurangi jumlah jus alpukat yang dibeli dan sebaliknya. Persamaan Garis Anggaran (di mana I = pendapatan atau anggaran konsumen) bisa dituliskan dengan dua cara: I = X. PX + Y. PY Atau



Y=



I−X.PX PY



I



=P



Y



-



Px



x



PY



Ciri-ciri Garis Anggaran: 1. Berslope negative 2. Berbentuk linier selama harga tidak berubah 3. Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar 4. Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga. D. Pilihan Konsumen Consumer choice theory atau teori pilihan konsumen adalah teori ekonomi mikro yang menghubungkan kurva permintaan konsumen dengan preferensi konsumen. Teori tersebut berusaha memahami sumber permintaan konsumen melalui teori



konsumen. Teori ini memandang bahwa konsumen sepenuhnya memahami apa yang mereka pilih. Ketika berhadapan dengan beberapa bundel konsumsi, konsumen mempelajari dan membandingkannya. Mereka akan memilih yang terbaik (yang menghasilkan utilitas tertinggi). Misalnya, Anda ingin membeli apel dan jeruk. Penjual kemudian menawarkan Anda dua keranjang barang. Keranjang A berisi 7 jeruk dan 5 Apel, sedangkan keranjang B berisi 6 jeruk dan 6 Apel. Dengan asumsi harga dan jumlah total keduanya sama, Anda kemudian memilih keranjang B karena itulah yang Anda inginkan. Saat dihadapkan pada situasi yang serupa, teman Anda mungkin memilih keranjang A, daripada keranjang B seperti Anda. Dia beralasan bahwa keranjang A lebih sesuai dengan kebutuhannya, misalnya, karena dia masih memiliki beberapa jeruk di lemari es. Teori pilihan konsumen mencoba menjelaskan situasi seperti itu. Ketika kita mempelajari perilaku pilihan konsumen, kita meneliti bagaimana konsumen memutuskan produk mana yang akan dibeli atau dikonsumsi. Dalam ekonomi, pilihan konsumen tidak hanya bergantung pada kepuasan (utilitas) produk tetapi juga pada garis anggaran mereka. Dengan demikian, pilihan konsumen yang optimal adalah ketika produk yang dipilih memberikan kepuasan maksimum dan terjangkau dengan uang mereka. Dalam grafik, pilihan optimal terjadi pada titik persimpangan antara kurva indiferen dan garis kendala anggaran. Kami menyebutnya titik keseimbangan konsumen. E. Penurunan Kurva Permintaan Kurva indiferens dapat digunakan untuk menurunkan kurva permintaan, baik secara grafis maupun matematis. Penurunan tsb dilakukan dengan dua tahap : 1. Gambar kurva konsumsi harga (PCC / price consumption curve). Kuantitas yang dipilih tergantung pada Tingkat Harga. Kurva konsumsi-harga (PCC) merupakan kumpulan barang (barang X dan Y) yang memaksimumkan kepuasan konsumen pada berbagai tingkat harga barang X, dengan menganggap pendapatan dan harga barang lainnya (barang Y) tidak berubah. Untuk menggambarkan PCC barang X, pertama kali kita tentukan kelompok barang yang optimal jika harga barang X tersebut berubah-ubah. Kemudian kita



hubungkan kelompok barang-barang yang optimal tersebut melalui sebuah garis. Garis ini adalah kurva konsumsi-harga (PCC). Perhatikan bahwa semua garis anggaran pada Gambar 4.7 berputan melalui titik A karena kita menganggap bahwa pendapatan dan harga barang Y tidak berubah.



2. Gambar kembali kombinasi-kombinasi harga kuantitas dari PCC tsb. Penggambaran kembal Harga dan Kuantitas. Kombinasi-kombinasi antara harga dan kuantitas pada PCC dapat digambarkan pada sumbu harga dan kuantitas untuk mendapatkan kurva permintaan (Gambar 4.8). Kurva tersebut akan menunjukkan berbagai kuantitas suatu barang yang akan dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus. Ini merupakan pengertian dari kurva permintaan.



F. Pendekatan Atribut Pendekatan Atribut merupakan pendekatan yang relatif baru & menganggap bahwa yang diperhatikan konsumen bukanlah produk secara fisik, tetapi atribut yang terkandung di dalam produk tsb. Atribut Suatu Barang adalah semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan & atau pemilikan barang tersebut. Atribut sebuah mobil antara lain meliputi jasa pengangkutan, prestis, privacy, keamanan dan sebagainya. Pendekatan barang yang diinginkan konsumen bukan dilihat dari fisiknya barang itu, konsumen dalam membeli barang atau produk tidak hanya karena daya guna dari barang tersebut, tetapi karena karakteristik atau atribut-atribut yang disediakan oleh barang atau produk tersebut, dengan membandingkan kriteria dan nilai dari beberapa barang. Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga yang telah membagi-bagi anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan. Konsumen mendapat kepuasan dari pengkonsumsian atribut. Namun demikian, konsumen harus membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut. Jadi produk itu merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi. Setiap barang memberikan satu atribut atau lebih dalam suatu perbandingan tertentu.



BAB III KESIMPULAN Perilaku Konsumen adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Utilitas adalah tingkat kepuasan yang diperoleh seorang individu dari mengkonsumsi suatu barang atau melakukan suatu aktivitas. Marginal utility menunjukkan tambahan kepuasan yang diterima konsumen pada setiap tambahan konsumsi barang/jasa. Pendekatan kurva indiferens (ordinal utility) menggunakan pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan. Tingkattingkat utilitas yang ditetapkan pada beberapa kelompok barang menunjukan peringkat dari barang-barang tersebut. teori pilihan konsumen adalah teori ekonomi mikro yang menghubungkan kurva permintaan konsumen dengan preferensi konsumen. Teori tersebut berusaha memahami sumber permintaan konsumen melalui teori konsumen. Teori ini memandang bahwa konsumen sepenuhnya memahami apa yang mereka pilih.



DAFTAR PUSTAKA



Aji, Seno. 2020. “Mempelajari Kurva Penawaran-Permintaan, Pergerakan serta Pergeserannya”. Dalam www.ruangguru.com. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2021. cerdasco.com. 2020. “Teori Pilihan Konsumen”. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2021. Fuady, Yusuf Alan. 2020. Analisis Faktor Permintaan Konsumen Percetakan di CV. Maxiplus Digital Printing Surabaya. Undergraduate thesis, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Mankiw, N. Gregory. 2012. Principles of Microeconomics: 6th Edition. South-Western Cengage Learning. Utami, Silmi Nurul. 2021. “Definisi dan Ciri-ciri Kurva Indeferens”. Dalam www.kompas.com. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2021. Wahyono, Budi. 2014. “Pengertian Garis Anggaran (Kendala Anggaran)”. Dalam http://www.pendidikanekonomi.com. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2021.