Usada Taru Pramana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Usada Taru Pramana Pendayagunaan keanekaragaman tumbuhan obat, beberapa jenis tumbuhan langka sebagai bahan obat (usada), usaha konservasi yang perlu dilakukan pemerintah I Komang Alit Adi Sanjaya PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS



Tumbuhan Obat Tumbuhan obat merupakan obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaangalenik atau campuranbahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman



Khasiat Tumbuhan Obat



KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT



Bagian-bagian dari tumbuhan obat memiliki khasiat sebagai obat dan digunakan sebagaibahan mentah dalampembuatan obat modern atau tradisional



Golongan Tumbuhan Berkhasiat Obat



Tumbuhan obat tradisional



Tumbuhan obat modern



jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagaibahan baku obat tradisional.



jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktifyang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara medis



Tumbuhan obat potensial jenis tumbuhanyang diduga mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara farmakologis sebagai bahan obat



Keanekaragaman Tumbuhan Obat Luas hutan tropika Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 143 juta ha Tempat tumbuh hampir 80% dari tumbuhan obat yang ada di dunia Sekitar 28.000 jenis tumbuhan dan Sekitar 1.000 jenis di antaranya telah digunakan sebagai tumbuhan obat



BERDASARKAN FAMILINYA Tumbuhan obat yang ada di Indonesia dikelompokkan kedalam 203 famili. Paling banyak famili Fabaceae, yakni sebanyak 110 jenis. Secara umum terdapat 22 famili yang memiliki jumlah jenis tumbuhan obat lebih dari 20, sedangkan 181 famili lainnya memiliki jumlah jenis tumbuhan obat yang kurang dari 20



BERDASARKAN FORMASI HUTAN Hutan hujan tropika dataran rendah sebanyak sekitar 772 jenis (45,82%) dari jumlah total jenis tumbuhan obat. Penyebaran terendah jenis-jenis tumbuhan obat terdapat di hutan rawa sebanyak sekitar 8 jenis (0,47%)



BERDASARKAN HABITUS Dikelompokan kedalam 7 macam, yaitu habitus bambu, herba, liana, pemanjat, perdu, pohon, dan semak. Habitus pohon memiliki jumlah jenis dan persentase yang tertinggi dibandingkan habitus lainnya, yaitu sebanyak 717 jenis (40,58%)



Status Kelangkaan



Terkikis (indeterminate)



Jarang (rare)



Rawan (vulnerable) dan Genting (endangered)



Status Kelangkaan Terkikis (indeterminate)



Jinten (Cuminum cyminum)



Temu Giring (Curcuma heyneana)



Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)



Status Kelangkaan Terkikis (indeterminate)



Bidara Laut (Strychnos ligustriana)



Jaha (Terminalia bellirica)



Bangle (Zingiber cassumunar).



Status Kelangkaan Jarang (rare)



Pulai (Alstonia scholaris)



Pulasari (Alyxia reindwardtii)



Kayu Rapat (Parameria laevigata)



Kedawung (Parkia rogburhii).



Status Kelangkaan Rawan (vulnerable) dan Genting (endangered)



Pasak Bumi (Eurycomalongifolia)



KONSERVASI TANAMAN OBAT Faktor utama yang menjadi ancaman bagi kelestarian tumbuhan obat secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kerusakan habitat, kelangkaan jenis pemanfaatan sumberdaya hutan secara berlebihan.



Kerusakan Habitat



Kerusakan habitat merupakan faktor yang cukup signifikan mengancam kelestarian tumbuhan obat. Rusaknya habitat akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan obat tersebut. Bahkan kerusakan habitat ini dapat secara langsung menyebabkan kemusnahan.



Kelangkaan Jenis Faktor lain yang menjadi ancaman bagi kelestarian tumbuhan obat adalah kelangkaan jenis. Beberapa jenis tumbuhan obat merupakan jenis-jenis yang sudah sedikit di alam dan cenderung langka. Jenis-jenis tumbuhan obat hutan yang sudah tergolong langka dan dilindungi undang-undang maupun CITES antara lain : Ulin (Eusideroxylon zwageri), Kantong semar (Nepenthes reinwartiana), Ramin (Gonystylus bancanus) dan Gaharu (Aquilaria malaccensis).



Pemanfaatan sumber daya secara berlebihan Hal ini terjadi karena jenisjenis tersebut umumnya belum dibudidayakan secara luas. Pemanenan tumbuhan obat langsung dari alam apabila dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian dapat menyebabkan kelangkaan dan akhirnya kepunahan



Eusideroxylon zwageri



Octomeles sumatrana (binuang)



KONSERVASI



TUMBUHAN OBAT IN SITU EX SITU



KONSERVASI SECARA INSITU



Konservasi tumbuhan obat hutan dapat dilakukan secara in-situ pada kawasan-kawasan hutan, baik di kawasan hutan konservasi, hutan lindung, hutan produksi dan hutan lainnya. Upaya konservasi in-situ ini dilakukan dengan cara mengelola secara baik kawasan-kawasan hutan yang merupakan habitat asli dari tumbuhan obat yang bersangkutan. Mencakup kegiatan identifikasi dan inventarisasi tumbuhan obat hutan, pengelolaan habitat tumbuhan obat hutan, monitoring, pemanfaatan secara bijaksana, serta perlindungan dan pengamanan.



KONSERVASI SECARA EX SITU Konservasi ex-situ merupakan kegiatan perlindungan yang dilakukan diluar habitat asli dari suatu janis tumbuhan atau satwa. Konservasi ex-situ merupakan tindakan yang secara langsung dilakukan pada jenis-jenis tumbuhan obat hutan yang akan dikonservasi. Upaya ini juga dapat dikatakan sebagai tindakan domestikasi tumbuhan sehingga pada akhirnya dapat dibudidayakan secara luas



Budidaya tumbuhan obat dapat dikatakan sebagai salah satu upaya konservasi ex-situ. Upaya budidaya ini juga diperlukan mengingat tumbuhan obat memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Salah satu kendala dalam pengembangan tumbuhan obat Indonesia adalah ketidakstabilan produksi atau keberlangsungan produksi bahan obat asal tumbuhan yang tidak terjamin



PEMANFAATAAN TUMBUHAN OBAT SECARA BIJAKSANA Mengkonservasi suatu jenis tumbuhan termasuk yang berkhasiat obat bukan berarti menutup aspek pemanfaatan dari jenis-jenis tersebut. Upaya konservasi mencakup



PERLINDUNGAN



PEMANFAATAN



PENELITIAN



pemanfaatan secara bijaksana adalah pemanfaatan yang disesuaikan dengan kemanpuan suatu jenis tumbuhan untuk berregenerasi



PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TUMBUHAN OBAT Penelitian dan pengembangan tumbuhan obat mencakup penelitian yang terkait dengan upaya konservasi in-situ dan ex-situ, inventasisasi potensi tumbuhan obat hutan, identifikasi jenis dan kandungan kimia (kandungan bahan obat), teknik budidaya, pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat dan pengetahuan tradisional masyarakat, pemasaran, teknologi pengembangan dan industri tumbuhan obat .



TERIMAKASIH Sebagai generasi muda yang menghormati budaya asli Indonesia, lakukanlah upayaupaya pengembangan sistem pengobatan tradisional yang telah ada.



081-239-021-313 [email protected]