Efektivitas Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Kota Salatiga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EVIDENCE BASED PRACTICE EFEKTIVITAS RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KOTA SALATIGA



Disusun Oleh: Pricilia Rose Kartika Putri NS 201731037



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES St. ELISABETH SEMARANG 2017/ 2018



1. ANALISA SITUASI Hipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas batas normal. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent killer karena membunuh secara diam-diam. Kejadian hipertensi yang meningkat setiap tahun mengindikasikan bahwa hipertensi perlu dan harus segera diatasi. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologi melalui obat-obat penurun tekanan darah dan non farmakologi, seperti menurunkan berat badan, megurangi rokokdan makanan asin, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, latiham fisik, serta menurunkan konsumsi lemak berlebih. Terapi nonfarmakologi selalu menjadi pilihan yang dilakukan penderita hipertensi karena biaya yang dikeluarkan untuk terapi ini tergolong murah. Langkah awal pengobatan nonfarmakologi adalah dengan menjalani pola hidup yang sehat, kurangi merokok dan menggunakan terapi komplementer yaitu dengan latihan relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif adalah latihan relaksasi yang memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasikan otot yang tegang, kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik untuk mendapatkan perasaan rileks. Relaksasi otot progresif juga merupakan terapi relaksasi dengan mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada salah satu bagian tubuh dalam satu waktu untuk memberikan suatu perasaan relaksasi secara fisik yang dilakukan secara berurutan pada setiap gerakannya. Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis dan stimulasi perilaku. Relaksasi dapat memunculkan zat kimia yang mirip dengan beta blocker disaraf tepi yang dapat menutup simpul-simpul saraf simpatis yang berguna untuk mengurangi ketegangan dan menurunkan tekanan darah. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 1-6 juli 2018 di instalasi gawat darurat rsud kota salatiga, didapatkan cukup banyak pasien datang dengan



diagnosa hipertensi maupun pasien dengan hasil pengukuran mengalami hipertensi. Pemberian terapi relaksasi otot progresif diharapkan dapat membantu pasien lebih rileks dan membantu menurunkan tekanan darah pasien yang mengalami peningkatan. Hal inilah yang melatarbelakangi perawat untuk



mengaplikasikan jurnal penelitian dengan menggunakan terapi relakasasi otot progresif sebagai salah satu terapi nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah.



2. JUDUL PENELITIAN YANG DIAPLIKASIKAN “ Efektivitas Relaksasi Otot Progresif Terhadap penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di instalasi gawat darurat rsud kota salatiga . “



3. TEMPAT PENELITIAN Instalasi gawat darurat rsud kota Salatiga



4. WAKTU PENELITIAN tanggal 7 Juli – 19 Juli 2018



5. SOP APLIKASI PENELITIAN a. Melakukan perijinan b. Mempersiapkan alat 1. Spygmomanometer/ manset 2. Stetoscope 3. Bed side monitor 4. Alat tulis dan lembar observasi Menentukan pasien: 1. Kriteria inklusi a. Memiliki tekanan darah tinggi ≥ 140/90 mmHg b. Pasien yang kooperatif c. Pasien yang bersedia menjadi responden 2. Kriteria eksklusi a. Pasien yang mengalami gangguan anggota gerak ekstremitas b. Pasien yang sesak nafas c. Cara melakukan teknik relaksasi otot progresif 1. Mengatur posisi yang nyaman sesuai kondisi



2. Mengukur tekanan darah pasien 3. Meminta pasien untuk mengikuti gerakan-gerakan relaksasi otot progresif, dengan instruksi sebagai berikut: a. Gerakan pertama (melatih otot tangan)  Genggam tangan kanan dan kiri sambil membuat kepalan  Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi  Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan rileks selama 10 detik  Gerakan dilakukan sebanyak 5x b. Gerakan kedua (melatih otot tangan bagian belakang)  Tekuk kedua lengan kebelakang pada pergelangan tangan bagian belakang sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langitlangit. c. Gerakan ketiga (melatih otot biseps/ otot besar pada bagian atas pangkal lengan)  Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan  Kemudian bawa kedua kepalan tangan kepundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang d. Gerakan ke empat (melatih otot bahu)  Angkat kedua bahu setinggi-tingginya hingga menyentuh kedua telinga  Fokuskan keatas dan leher. e. Gerakan ke lima (ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah)  Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis terangkat sampai otot terasa tegang dan kulit keriput f. Gerakan ke enam (ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah area mata)  Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata menjadi tegang



g. Gerakan ke tujuh (ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialai oleh otot rahang)  Katupkan rahang diikuti dengan mengigitkan gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang h. Gerakan ke delapan (ditujukan untuk mengendurkan otot-otot disekitar mulut)  Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan otot disekitar mulut. i. Gerakan ke sembilan (merilekskan otot leher bagian depan dan belakang)  Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang, kemudian leher bagian depan  Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat  Tekan kepala pada permukaan bantal/ tangan sedemikian rupa sehingga dapat



merasakan ketegangan dibagian



belakang leher dan punggung atas. j. Gerakan ke sepuluh (melatih otot leher bagian depan)  Gerakan membawa kepala ke muka  Benamkan dagu ke dada sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian depan k. Gerakan ke sebelas (melatih otot punggung)  Angkat tubuh dari sandaran kursi  Punggung dilengkungkan  Busungkan dada, tahan kondisi tegang 10 detik kemudian rileks  Saat rileks, letakkan kembali tubuh ke kursi. l. Gerakan ke dua belas (melemaskan otot dada)  Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya  Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan dibagian dada sampai turun ke perut kemudian dilepas.



 Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega  Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kodisi tegang dan rileks. m. Gerakan ke tiga belas (melatih otot perut)  Tarik dengan kuat otot perut kedalam  Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan  Ulangi kembali gerakan yang sama. n. Gerakan ke empat belas (melatih otot-otot kaki)  Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang  Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis  Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepaskan  Ulangi gerakan yang sama



6. HASIL APLIKASI PENELITIAN Hasil aplikasi penelitian tentang, Efektifitas Relaksasi Otot Progresif Terhadap penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di instalasi gawat darurat rsud kota salatiga dilakukan pada tanggal 7 Juli 2018 – 18 Juli 2018, dan selama rentang waktu tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: no



nama



usia



Jenis kelamin



TD pre



TD post



1.



Ny.W



46 th



Perempuan



196/112



184/99



2.



Ny.Y



67 th



Perempuan



152/100



140/86



3.



Tn.S



52 th



Laki-laki



171/111



158/96



4.



Ny.S



45 th



Perempuan



157/101



138/82



7. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa relaksasi otot progresif efektif terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di instalasi gawat darurat rsud kota salatiga pada ke empat responden sebelum dilakukan relaksasi otot progresif, perawat mengukur tekanan darah terlebih dahulu, kemudian diajarkan latihan relaksasi otot progresif yang terdiri dari 14 gerakan meliputi tangan, wajah, leher, bahu, perut dan kaki. Setiap gerakan dilakukan sebanyak 5x dan semua gerakan selesai dalam kurun waktu 15-20 menit, dan selanjutnya responden diistirahatkan selama 5 menit kemudian dilakukan kembali pengukuran tekanan darah. Hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan latihan relaksasi otot progresif rata-rata mengalami penurunan seperti yang sudah tercantum pada tabel hasil aplikasi penelitian, dimana dari tabel hasil menunjukkan bahwa rata-rata penurunan tekanan darah pada responden adalah 10-20 mmHg baik pada sistole maupun diastole. Latihan relaksasi otot progresif memberikan dampak yang cukup signifikan dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Relaksasi pada dasarnya berhubungan dengan dengan sistem kerja saraf manusia yang terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Keadaan rileks mampu menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul yang disebut oksida nitrat (NO). Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah. Relaksasi otot progresif juga dapat meningkatkan relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan saraf parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol. Sistem saraf parasimpatis melepaskan neurotransmitter asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf simpatis dengan menurunkan kontraktilitas otot jantung, vasodilatasi arteriol dan vena sehingga menurunkan tekanan darah. Relaksasi otot progresif juga dapat memicu aktivitas memompa jantung jadi berkurang dan arteri mengalami pelebaran, sehingga banyak cairan yang keluar dari sirkulasi peredaran darah. Hal tersebut yang akan mengurangi beban kerja jantung, karena pada penderita hipertensi mempunyai denyut jantung yang lebih cepat untuk memompa darah akibat dari peningkatan



tekanan darah. Berdasarkan hasil paparan tersebut maka dapat dipahami bahwa teknik relaksasi otot progresif terbukti dapat memberikan efek rileks yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tekanan darah yaitu dapat menurunkan tekanan darah atau mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi.



8. KETERBATASAN PENELITIAN Dalam pengaplikasian jurnal ini, peneliti hanya melakukannya selama 1 kali saja tanpa responden kontrol. Sedangkan pada penelitian terdahulu dilakuakn selama 1 bulan pada 30 responden dengan 15 responden kelompok perlakuan dan 15 responden kelompok kontrol.



9. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Latihan relaksasi otot progresif memberikan dampak yang cukup signifikan dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Keadaan rileks mampu menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul yang disebut oksida nitrat (NO). Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah. Relaksasi otot progresif juga dapat meningkatkan relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan saraf parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol. Sistem saraf parasimpatis melepaskan neurotransmitter asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf simpatis dengan menurunkan kontraktilitas otot jantung, vasodilatasi arteriol dan vena sehingga menurunkan tekanan darah.



b. Saran 1. Bagi Pelayanan Keperawatan Relaksasi otot progresif dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan alternatif nonfarmakologi yang dapat membantu mengontrol bahkan menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. 2. Bagi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber bagi perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan khususnya yang terkait dengan intervensi keperawatan mandiri. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dalam kurun waktu yang lebih lama.



DAFTAR PUSTAKA



1. Setyoadi, Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitas keperawtan Pada Klien Psikogerontik. Jakarta: Salemba Medika 2. Murti, T. 2011. Perbedaan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Esensial Sebelum dan Sesudah Pemberian Relaksasi Otot Progresif di RSUD Tugurejo Semarang. [homepage on the internet] [cited 21 Mei 2018] Available



from:



http://180.250.144.150/e-



journal/index.php/ilmukeperawatan/article/download/78/99 3. Sulistyani, E dkk. 2015. Efektifitas Relaksasi Otot Progresif Terhadap Takanan Darah Pada Penderita Hipertensi Esensial. [homepage on the internet]



[cited



21



Mei



journal/index.php/ilmukeperawatan/article/download/78/99



2018]