Eky Billy Revanda - Hinco Matrik [PDF]

  • Author / Uploaded
  • eky
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA



: Eky Billy Revanda



NIM



: 170721636651



OFFERING : B 2017 DATA MATRIK GEOGRAFI HINCO KABUPATEN MALANG 1. Human Aspect Ukuran



populasi



dan



karakteristik



demografi,



pendidikan,



pengalaman



kerja,



keterampilan, pendapatan dan upah, pola pengeluaran, pekerjaan, pengangguran, partisipasi angkatan kerja, kesehatan, subset populasi (mis. Minoritas, pedesaan, perkotaan) produktivitas, perumahan, komunikasi, area pasar tenaga kerja -



Populasi di Kabupaten Malang pada sensus penduduk tahun 2010 mencapai 2.446.218, dengan angka pertumbuhan penduduk mencapai 0,86% (dihitung berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2000 sampai 2010). Pertumbuhan penduduk paling tinggi berada di Kecamatan Pakis yang mencapai 2,86%, sedangkan pertumbuhan penduduk paling rendah di Kecamatan Sumberpucung dengan persentase 0,07%.



-



Pendidikan, mulai dari TK (50.515 murid dan 2.880 guru), SD (277.215 murid dan 11.056 guru), SMP (120.381 murid dan 4.829 guru), dan SMA (13.542 siswa dan 1.431 guru).



-



Tingkat ketenagakerjaan di Malang dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Malang. Jumlah penduduk yang bekerja tetapi masih belum mengantongi ijazah pendidikan terakhir sebanyak 1,87% dari total populasi Kabupaten Malang, sedangkan jumlah penduduk yang bekerja dengan lulusan terakhir S1/S2/S3 sebanyak 6,73% dari populasi kabupaten Malang.



-



Tenaga kerja yang bergerak pada bidang industri sebanyak 44.967 baik itu laki-laki maupun perempuan. Industri yang dimaksud meliputi makanan, minuman, pengolahan tembakau, tekstil, pakaian jadi, kulit, kertas, bahan kimia, pencetakan media rekaman, farmasi, karet, bahan galian bukan logam, bahan logam, kendaraan bermotor, furniture, dan lain sebagainya. Beberapa kawasan di Kabupaten Malang



posisinya cukup strategis untuk dijadikan kawasan industri, dimana ketersediaan tenaga kerja dan sarana angkutan/infrastruktur sangat mendukung. -



Tenaga kerja yang bergerak pada bidang pemerintahan (pegawai negeri, anggota DPRD, Aparatur Sipil Negara) sebanyak 13.411.



-



Tingkat pengangguran Terbuka di Kabupaten Malang mencapai 4,60%



-



Penduduk yang sedang mencari kerja jika diukur menurut tingkat pendidikannya terbanyak pada lulusan SMP yang mencapai angka 1.842, sedangkan lulusan yang lebih tinggi seperti D1-D3 atau S1 hanya 12 orang saja.



-



Rasio jenis kelamin adalah 101,10, artinya setiap 100 perempuan terdapat 101 lakilaki yang tinggal di Kabupaten Malang.



2. Institutional Aspect -



Lembaga Pemerintahan Daerah Pemerintah kabupaten memasuki era baru dalam otonomi daerah, berbagai fungsi dan



kewenangan yang semula dikendalikan pemerintah pusat sekarang di distribusikan ke daerah. Tantangan sekaligus kesempatan untuk lebih mendekatkan layanan pemerintah kepada masyarakat, dan dalam semangat good governance itulah Pemerintah Kabupaten Kuningan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Pemerintahan Kabupaten Malang dipimpin oleh seorang bupati dan wakil bupati yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Setiap kecamatan membawahi beberapa kelurahan/desa dan setiap kelurahan/desa terbagi habis dalam dusun/dukuh ataupun rukun warga (RW)/ Rukun Tetangga (RT). Secara rinci wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Malang terbagi menjadi 33 wilayah kecamatan yang membawahi 12 kelurahan dan 378 desa, yang terbagi habis ke dalam 3.155 RW dan 14.696 RT -



Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah Kabupaten Malang memiliki pendapatan tertinggi pada sector pertanian. Penerimaan



keuangan Pemerintah Kabupaten Malang pada tahun 2017 mengalami kenaikan sekitar 8,78% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan penerimaan dipacu oleh peningkatan pendapatan daerah lain-lain yang sah yang naik sekitar 10,01% dana peningkatan PAD yang naik sekitar 32,36%. Berdasarkan strukturnya penerimaan keuangan Pemerintah Kabupaten Malang didominasi oleh dana perimbangan yang mencapai sekitar 61,47 %. Sementara peranan PAD hanya mencapai 19,86 % yang merata berasal dari pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain PAD. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Malang sebesar 743,3 Milyar. Dana perimbangan sebesar 2299,9 Milyar dan Pendapatan Daerah yang lain-lain sebesar 698,53. Sehingga penerimaan daerah sebesar 3741 Milyar. Penggunaannya direalisasikan menjadi pengeluaran daerah yang digunakan untuk Belanja langsung dan Belanja tidak langsung sebesar 3617 Milyar. -



Fasilitas Publik



Di Kabupaten Malang terdapat berbagai fasilitas publik seperti fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas ekonomi,fasilitas pendidikan dan lain-lain. Pada bagian fasilitas kesehatan di Kabupaten Malang pada tahun 2017 terdata sebanyak 22 rumah sakit dan 39 puskesmas



dengan adanya fasilitas ini diharapkan mampu mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Malang . Untuk sarana peribadatan di Kabupaten Malang paling banyak adalah masjid sebanyak 2348, gereja sebanyak 390, pura sebanyak 63, dan vihara sebanyak 13. Fasilitas ekonomi Salah satu fasilitasnya adalah pasar. Pasar tradisional yang telah dibangun pemerintah daerah di Kabupaten Malang berjumlah 34 unit. Beberapa kecamatan tidak memiliki pasar sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, penduduk setempat menggunakan fasilitas pasar kecamatan terdekat. Pasar Kelas III jumlahnya terbanyak di Kabupaten Malang sebanyak 11. Sedangkan fasilitas pendidikan pada tahun 2017 SD terdata 1162 sekolah, SMP terdata 323 sekolah, SMA terdata 70 sekolah dan SMK terdata 137 sekolah. -



Kegiatan Ekonomi



Kegiatan Ekonomi Struktur ekonomi Kabupaten Malang dapat dilihat dari peranan masingmasing kategori dalam sumbangannya terhadap PDRB total ADHB. Tabel 12.3 secara umum menggambarkan struktur ekonomi Kabupaten Malang tahun 2013-2017, dimana peranan terbesarnya didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok sekunder yaitu sekitar. 43,68 persen, kemudian kelompok tersier berkisar antara 37,59 persen dan kelompok primer berkisar antara 18,73 persen. Setiap kelompok kategori memiliki Kategori andalan yaitu kategori pertanian (untuk kelompok kategori primer), kategori industri (untuk kelompok kategori sekunder) dan kategori perdagangan, hotel dan restoran (untuk kelompok kategori tersier). Kategori-kategori tersebut bagaikan pemicu roda perekonomian karena sekitar 65 persen lebih. Tiga kategori dominan sebagai pemicu roda perekonomian di Kabupaten Malang (dengan kontribusi terhadap total PDRB masing-masing sebesar 16,82 persen, 30,48 persen dan 19,04 persen pada tahun 2017, adalah kategori pertanian, kategori industri dan kategori perdagangan, hotel dan restoran. Selama periode 2016-2017 pertumbuhan ekonomi di kategori pertanian cenderung agak menurun. Pada tahun 2016 laju pertumbuhannya mencapai 2,98 persen. Pada tahun 2017 laju pertumbuhannya menurun dibanding tahun 2016 yaitu menjadi 1,7 persen. Kategori industri pengolahan, pada tahun 2016 tumbuh 6,08 persen namun pada tahun 2017 laju pertumbuhannya menjadi 5,66 persen. Pada tahun 2016, kategori perdagangan mampu tumbuh 5,64 persen.Dan pada tahun 2017 laju pertumbuhannya meningkat yaitu menjadi 7,00 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya dapat dikatakan sebagai fungsi turunan dari besaran agregat pendapatan regional, khususnya Pendapatan Domestik Regional Bruto atau PDRB.



3. Nature Aspect -



Penggunaan Lahan Kabupaten Malang memiliki luas wilayah sebesar 353.065 Ha yang terbagi atas



berbagai macam penggunaan lahan. Penggunaan lahan utama terbagi menjadi hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, perikanan, lahan kering, permukiman, perkotaan, pertambangan dan industri. Ditinjau berdasarkan penggunaan tanahnya, Kabupaten Malang terbagi atas lima macam penggunaan tanah, yaitu (1) budidaya non pertanian (industri, permukiman dan lahan untuk fasilitas umum); (2) budidaya perikanan; (3) budidaya pertanian; (4) non budidaya (hutan, makam, padang rumput, rawa dan tanah tandus), dan (5) badan air (sungai, telaga dan waduk). -



Potensi Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Malang dapat ditinjau berdasarkan data penggunaan



lahan utama dan berdasarkan RTRW pada tiap Kecamatan. Data yang diperoleh dari Badan Pertanahan dan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang menunjukkan bahwa luas wilayah Kabupaten Malang jika dilihat dari penggunaan lahan utama, sebagian besar berupa lahan kering dengan luas 104.307 Ha. Lahan yang memiliki luasan terkecil adalah berupa badan air yaitu seluas 44 Ha. Data kondisi pada penggunaan lahan di tiap kecamatan juga menunjukkan kesesuaian kondisi, dimana lahan kering memiliki luasan terbesar yaitu seluas 110.364 Ha dan badan air memiliki luasan terkecil yaitu seluas 2.735 Ha. Persentase struktur penggunaan lahan utama sebagaimana data hasil perhitungan oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya menunjukkan lahan terluas adalah lahan kering yang mempunyai luas mencapai 43,07%, selanjutnya adalah hutan dan produksi yang masing-masing mempunyai luasan sekitar 14,5. Ditinjau dari jenis hutan, terdapat dua jenis hutan di Kabupaten Malang, yaitu: hutan lindung dan hutan produksi. Secara keseluruhan hutan lindung di Kabupaten Malang direncanakan tetap dipertahankan seluas 41.127,7 Ha, sedangkan luas hutan produksi adalah 43.105,1 Ha. Selain itu juga terdapat hutan konservasi yang berupa cagar alam (CA) seluas 877 Ha, taman nasional (TN) seluas 18.835,8 Ha dan taman hutan raya (TAHURA) seluas 4,287 Ha. Secara keseluruhan luas hutan di Kabupaten Malang seluas 108.232,6 Ha atau sebesar 29,81% dari total luas wilayah kabupaten.



Berdasarkan data RTRW dan tutupan lahannya, menunjukkan kawasan perlindungan yang ada terdapat pada kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air seluas 38.688,46 Ha, kawasan perlindungan setempat yang terdiri dari sempadan pantai dan sungai termasuk RTH, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya serta kawasan rawan bencana. Ditinjau dari lahan kritis yang ada, total luas potensial lahan kritis di Kabupaten Malang seluas 12.199 Ha. Kecamatan yang mempunyai lahan kritis paling besar yaitu Kecamatan Sumbermanjing dengan luas 2.133 Ha. -



Jenis Tanah dan Sumber Daya Mineral Jenis tanah di Kabupaten Malang terdiri dari jenis tanah alluvial, regosol, brown forest,



andosol, latosol, mediteran dan litosol. Jenis tanah ini tidak seluruhnya tersebar di kecamatankecamatan yang ada di Kabupaten Malang. sumber daya mineral logam di Kabupaten Malang terdiri dari pasir besi (26.500.381 ton) dan mangan (528.000 ton). Sedangkan sumber daya mineral



non



logam,



terdiri



dari



zeolit



(19.363.760



ton),



kaolin



(464.958



ton),



feldspar(1.201.200 ton), bentonit204.592.362 ton), dan pirofilit (114.348.000 ton). -



Sumber Daya Air Kabupaten Malang yang merupakan daerah dataran tinggi memiliki drainase yang baik



yakni tidak pernah tergenang air, kecuali pada dataran-dataran yang kemampuan saluran drainasenya bermasalah. Drainase tanah menunjukkan lama dan seringnya tanah jenuh terhadap kandungan air dan menunjukkan kecepatan resapan air dari permukaan tanah. Di wilayah ini terdapat genangan air berupa waduk Karangkates dan Selorejo yang menjadi muara drainase dari berbagai wilayah. Tercatat, di Kabupaten Malang mengalir 5 (lima) sungai besar dan 68 sungai kecil. Sungai besar antara lain: 1. Sungai Brantas 2. Sungai Lesti 3. Sungai Amprong 4. Sungai Konto 5. Sungai Metro Diantara sungai-sungai besar tersebut, Sungai Brantas adalah sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Timur Di Kabupaten Malang dilalui oleh beberapa sungai besar dan anak sungai, anak-anak sungai yang ada sebagian dari Kali Konto dan Kali Brantas, sungai-sungai tersebut ada



beberapa yang masuk di Waduk Karangkates dan Waduk Selorejo, ada juga yang masuk Samudra Indonesia dan Laut Jawa. Berdasarkan data yang ada di Kabupaten Malang terdapat 588 mata air dengan debit 1 sampai di atas 200 liter/detik, debit tertinggi terdapat di Wendit Kecamatan Pakis (1.100 liter/detik). Sedangkan kecamatan yang memiliki debit air lebih dari 200 liter/detik adalah mata air yang berada di Tumpang, Pakis, Singosari, Gondanglegi, Sumberpucung, Ngajum, Wagir, Ampelgading dan Dampit. -



Topografi Topografi Kabupaten Malang sangat beragam, mulai dari pesisir, dataran rendah,



dataran tinggi, perbukitan, gunung api yang aktif maupun tidak aktif, dan sungai. Kawasan pesisir pantai terletak di wilayah selatan Kabupaten Malang yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, membentang mulai dari Kecamatan Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, sampai Ampelgading. Wilayah dengan kontur datar terletak sebagian besar di Kecamatan Bululawang, Gondanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran, Pakisaji, sebagian Kecamatan Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis, Dampit, Sumberpucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum, Gedangan. Wilayah dengan kontur bergelombang terletak di wilayah Sumbermanjing Wetan, Wagir dan Wonosari. Kawasan dengan kontur perbukitan yang terjal sebagian besar di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading dan Tirtoyudo. Kondisi topografis dataran tinggi yang dikelilingi beberapa gunung dan dataran rendah atau lembah berada pada ketinggian 250–500 meter dari permukaan laut (dpl) terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi terbagi pada beberapa wilayah meliputi, daerah perbukitan kapur (Gunung Kendeng) di bagian Selatan pada ketinggian sampai dengan 650 meter dpl, daerah lereng Tengger Semeru di bagian Timur membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500–3.600 meter dpl dan daerah lereng Kawi Arjuno dibagian Barat dengan ketinggian 500–3.300 meter dpl.



-



Karakteristik Lokasi Luas dan Batas Wilayah Wilayah Kabupaten Malang memiliki luas 3.534,86 km2 atau



353.486 ha dan terletak pada koordinat 112°17’10,90”–112°57’00,00” Bujur Timur dan 7°44’55,11”–8°26’35,45” Lintang Selatan. Kabupaten Malang merupakan daerah dengan luas



wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Luas Kabupaten Malang tersebut terbagi atas kawasan daratan dan lautan, masing-masing seluas 3.534,86 km2 dan 557,81 km2. Adapun batas wilayah Kabupaten Malang adalah sebagai berikut: Sebelah Utara



:Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten



Mojokerto



dan Kabupaten Jombang Sebelah Timur



:Kabupaten Lumajang



Sebelah Selatan



:Samudera Indonesia



Sebelah Barat



:Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri



Bagian Tengah



:Kota Malang dan Kota Batu



Secara administratif kewilayahan, Kabupaten Malang terbagi atas 33 Kecamatan, 12 Kelurahan, 378 Desa, 1.368 Dusun, 3.183 Rukun Warga (RW) dan 14.869 Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan Kabupaten Malang berada di Kecamatan Kepanjen. -



Situs atau Warisan Bersejarah Kabupaten Malang memiliki banyak warisan bersejarah, baik dari peninggalan kerajaan,



maupun peninggalan penjajahan Belanda dan Jepang, berikut merupakan situs bersejarah di Kabupaten Malang: 1. Punden Kalisongo (Desa Kalisongo, Kec. Dau) 2. Candi Badut (Desa Karangwidoro, Kec. Dau) 3. Candi Bocok (Desa Podokagung, Kec. Kasembon) 4. Candi Sapto (Desa Bayem, Kec. Kasembon) 5. Pathirtan Watu Gede (Desa Watu Gede, Kec. Singosari) 6. Candi Singhasari (Desa Candirenggo, Kec. Singosari) 7. Arca Dwarpala Raksasa (Desa Candirenggo, Kec. Singosari) 8. Stupa Sumber Awan (Desa Sumber Awan, Kec. Singosari) 9. Pathirtan Sumber Biru dan Sumber Nagan (Desa Gunungrejo, Kec. Singosari) 10. Candi Telih (Desa Gunungrejo, Kec. Singosari) 11. Pemandian Sumber Polaman (Desa Polaman, Kec. Lawang) 12. Candi Kidal (Desa Rejokidal, Kec. Tumpang) 13. Candi Jago (Kec. Tumpang) 14. Prasasti Truyan (Dukuh Watugodeg, Kec. Turen) 15. Situs Raja Brawijaya (Desa Pamotan, Kec. Dampit)



-



Zona Sensitif Lingkungan



Berdasarkan data Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah, Kabupetan Malang memiliki tiga isu kelingkungan, yaitu sebagai berikut: 1. Alih Fungsi Lahan Dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang, 5 (lima) kecamatan yang paling cepat mengalami alih fungsi lahan dalam hal ini lahan sawah, yakni Singosari, Kepanjen, Lawang, Pakis, dan Karangploso karena lokasinya cukup strategis untuk dikembangkan sebagai industri dan perumahan. Dampak adanya alih fungsi lahan ini adalah kekeringan panjang terjadi dimusim kemarau dan banjir serta longsor di musim hujan. Sampai saat ini masalah banjir bandang terus menjadi isu penting dalam perencanaan terutama di daerah Kabupaten Malang. Banjir, erosi, tanah longsor dimusim hujan dan kekeringan berkepanjangan dimusim kemarau, sangat erat hubungannya dengan kesalahan penanganan pengelolaan lahan Daerah Aliran Sungai (DAS), terutama bagian hulu yang kurang mengikuti kaidah konservasi tanah dan air 2. Pencemaran Air, Udara dan Limbah B3 dan Kerusakan Lingkungan Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhan makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, seperti berkurangnya ketersediaan air bersih. Pertambahan penduduk juga menyebabkan makin bertambahnya limbah, mulai dari limbah rumah tangga dan industri. Selain itu pencemaran atau polusi tidak dapat dihindari. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran serta kepedulian masyarakat Kabupaten Malang kepada lingkungannya. 3. Pengolahan Sampah dan Limbah Industri serta Domestik Bertambahnya volume jumlah sampah setiap harinya diiringi dengan meningkatnya pertumbuhan



ekonomi,



penambahan



jumlah



penduduk,



meningkatnya



daerah



permukiman dan tingkat aktifitas kegiatan sosial. Sumber-sumber sampah biasanya diperoleh dari sisa sampah rumah tangga, sampah pertanian, sampah dari pasar, sampah perkantoran, sampah rumah sakit, sampah sekolah, sampah industri, sampah konstruksi bangunan gedung, sampah peternakan dan sampah perikanan. Oleh sebab itu penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata namun juga membutuhkan partisipasi seluruh elemen lapisan masyarakat dan industri swasta. Dengan



meningkatnya kemajuan suatu daerah, jumlah laju produksi sampah sering kali tidak sebanding dengan proses penangannya sehingga perlu dipikirkan bagaimana pemerintah daerah Kabupaten Malang untuk menanggulangi masalah persampahan. -



Zona Rawan Bahaya Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Malang telah melakukan identifikasi dan



memetakan daerah-daerah yang rawan bencana. Diketahui bahwa Kabupaten Malang sering terjadi bencana, seperti: tanah longsor, banjir, gempa bumi dan angin puting beliung yang mengakibatkan banyak kerugian. Akan tetapi bencana yang paling sering terjadi di Kabupaten Malang adalah tanah longsor dan banjir. Beberapa kawasan di Kabupaten Malang merupakan kawasan yang rawan banjir. Kawasan tersebut berada di sekitar Sub DAS Sumber Brantas yang melewati Kecamatan Pujon, Kasembon dan Ngantang, Sub DAS Metro yang melewati Kecamatan Tirtoyudo dan Ampelgading, dan Sub DAS Lesti yang melewati Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Turen, Wajak, Bululawang, Gondanglegi, Pagelaran, Gedangan, Bantur dan Pagak. Selain banjir, bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Malang adalah berupa tanah longsor dengan perkiraan kerugian sebesar Rp. 4.811.000.000,00 pada tahun 2016. Kabupaten Malang memiliki luas kawasan rawan bencana tanah longsor sebesar 77.157 Ha dari total 353.486 Ha atau sebesar 21,82% yang tersebar di 15 kecamatan yang meliputi 32 desa. Kawasan tersebut antara lain kecamatan: Ampelgading, Dampit, Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan, Bantur, Gedangan, Donomulyo, Kalipare, Wonosari, Poncokusmo, Jabung, Lawang, Karangploso, Ngantang, dan Kasembon.



4. Capital aspect -



Land Use Potential Kabupaten Malang merupakan wilayah dengan potensi kehutaan, pertanian, dan industri



dikarenakan banyaknya jumlah gunung dan sumber mata air yang ada di wilayah ini. Hawa yang sejuk dengan bentang alam pegununga dan perbukitan menjadikan wilayah ini sebaai tepat singgah mapun tempat tinggal yang menarik. Selain berpotensi sebagai wilayah hunian baik secara sementara maupun permanen, kondisi iklim dan bentang alam yang ada membuat Kabupaten malang cukup digemari masyarakat sebagai wilayah pengembangan pertanian dan perkebunan. Indahnya bentang alam yang ada di kabupaten Malang dan adanya beberapa peninggalan sejarah memungkinkan sektor pariwisata di kabupaten Malang untuk dapat berkembang degan baik. Kemudahan aksesibilitas membuat kabupaten Malang memiliki potensi industri yang cukup besar. Beberapa kecamatan di kabupaten Malang khususnya pada lingkar Kota Malang seperti Pakisaji, Singosai, Karangploso, Pakis, Bululawang, Dau dan Wagir memiliki pertumbuhan di sektor industri yang cukup pesat. Umumnya, industri dengan ukuran besar tersebar pada jalan utama yang ada di kabupaten Malang sementara itu industri-industri kecl tersebar di kawasan permukiman penduduk. -



Transportation and Communication



Panjang Jalan Menurut Jenis Jalan di Kabupaten Malang (KM), 2018 Jenis Jalan



Panjang



Jalan Negara



140,37



Jalan Propinsi



69,71



Jalan Kabupaten



1668,76



Jumlah



1878,84



Banyaknya Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan di Kabupaten Malang, 2017 Jenis



Jumlah



Kendaraan Sedan



2.878



Jeep



3.786



Station Wagon



64.860



Bus



2.549



Truck/Pick Up



34.994



Alat Besar/Berat



072



Sepeda Motor



758.653



Jumlah



867.792



Banyaknya Surat yang Diterima dan Dikirim di Kabupaten Malang, 2017 Jenis Pos



Jumlah



Surat Yang Diterima



1078,098



Surat Yang Dikirim



-



242,32



Gross Product



PDRB ADHK Kabupaten Malang Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2018 Kategori PDRB



2018



A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan



9.799,59



B. Pertambangan dan Penggalian



1.240,94



C. Industri Pengolahan



19.914,53



D. Pengadaan Listrik dan Gas



061,55



E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang F. Konstruksi



066,37 7.926,51



G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi



12.781,84



H. Transportasi dan Pergudangan



765,53



I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum



2.253,82



J. Informasi dan Komunikasi



3.324,14



K. Jasa Keuangan dan Asuransi



1.032,12



L. Real Estate



965,24



M,N. Jasa Perusahaan



249,87



O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan



1.132,89



P. Jasa Pendidikan



1.578,88



Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial



388,06



R,S,T,U. Jasa Lainnya



1.341,38



PDRB



-



64.823,26



Investasi Pribadi dan Publik



Investasi dan Belanja Modal Pemerintah Kabupaten Malang, 2018 Uraian



Jumlah



Penanaman Modal Dalam Negeri Penanaman Modal Asing Belanja Modal (APBD)



22.664,63 2.154,84 718,61



5. Other Aapect -



Rencana pengembangan jangka panjang dan jangka pendek Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dijabarkan sebagai perbandingan PDRB sektor Perdagangan terhadap PDRB. Sektor perdagangan cukup memberikan kontribusi terhadap keseluruhan PDRB Kabupaten Malang. Karena bagaimanapun sektor perdagangan merupakan penggerak roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Malang. Sedangkan untuk besarnya nilai kontribusi masih berfluktuasi mengingat sektor perdangan sangat dipengaruhi pada beberapa hal, diantaranya kebijakan pemerintah di sektor perdangan, tingkat inflasi, adanya kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang diterapkan mulai tahun 2015. Pada tahun 2011, Nilai kontribusi sektor perdagangan sebesar Rp 9.099.400.300.000,- dari total PDRB sebesar Rp 46.975.905.920.000,- atau sebesar 19,4%. Pada tahun 2012, Nilai kontribusi sektor perdagangan sebesar Rp 10.025.611.100.000,- dari total PDRB sebesar Rp 52.797.102.610.000,atau sebesar 19,0%. Pada tahun 2013, Nilai kontribusi sektor perdagangan sebesar Rp 11.178.808.500.000,- dari total PDRB sebesar Rp 58.879.934.230.000,- atau sebesar 19,0%. Pada tahun 2014, Nilai kontribusi sektor perdagangan sebesar Rp 12.203.554.800.000,- dari total PDRB sebesar Rp 65.973.003.460.000,- atau sebesar 18,5%. Pada tahun 2015, Nilai kontribusi sektor perdagangan sebesar Rp 13.709.456.200.000,- dari total PDRB sebesar Rp 73.984.062.620.000,- atau sebesar 18,5%.



Ekspor bersih perdagangan dijabarkan sebagai nilai ekposr bersih non migas dikurangi dengan nilai impor bersih non migas dalam satuan US$. Untuk Strategis Peningkatan peranan sektor perdagangan dalam perekonomian melalui penguatan perdagangan dalam dan luar negeri melalui peningkatkan persentase nilai ekspor bersih perdagangan sebagai salah satu indikasi peningkatan kegiatan sektor perdagangan. Nilai ekspor bersih perdagangan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, nilai ekspor bersih perdagangan sebesar US$



238.972.443,14. Sedangkan pada tahun 2012, nilai ekspor bersih perdagangan mengalami peningkatan menjadi US$ 264.511.055,69 atau mengalami peningkatan sebesar 10,68% dari tahun lalu. Pada tahun 2013, nilai ekspor bersih perdagangan mengalami peningkatan menjadi US$ 266.601.460,95 atau mengalami peningkatan sebesar 0,79% dari tahun lalu. Pada tahun 2014, nilai ekspor bersih perdagangan mengalami peningkatan menjadi US$ 269.541.306,57 atau mengalami peningkatan sebesar 76,1% dari tahun lalu. Pada tahun 2015, nilai ekspor bersih perdagangan mengalami peningkatan menjadi US$ 271.614.506,39 atau mengalami peningkatan sebesar 0,77% dari tahun lalu. Peningkatan nilai ekspor bersih perdagangan dikarenakan adanya program dan kegiatan yang saling mendukung untuk mengembangan dan peningkatan sektor perdagangan sehingga mampu mendorong meningkatnya nilai ekspor dan impor. Selain itu juga dikarenakan adanya berbagai aturan kepabeanan tentang ekspor impor yang seringkali disosialisasikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur yang sering diikuti oleh para eksportir dan importir di wilayah Kabupaten Malang sehingga memberikan pemahaman dan memudahkan proses ekspor impor yang dilakukan. Selain itu, adanya berbagai kegiatan pameran produk produk yang berpotensi ekspor sangat mendukung menggeliatnya sektor perdagangan.



-



Area perdagangan



- Kegiatan Ekonomi Utama a. Pertanian Potensi pertanian di wilayah Kabupaten Malang beraneka ragam dan tersebar di seluruh kecamatan. Bidang pertanian unggulan meliputi tanaman pangan, perkebunan, sayuran, peternakan dan perikanan. Unggulan tanaman pangan padi, jagung, ketela pohon, ubi jalar, dan kacang-kacangan. Sedangkan unggulan perkebunan tebu, kopi, kakao, kelapa. Untuk komoditi sayuran, terdiri dari kentang, kubis, cabe, tomat. Terdapat komoditas khas Kabupaten Malang yaitu: apel, Jeruk, klengkeng, salak Swaru, ketela gunung kawi. Berikut data produksi komoditas pertanian andalan Kabupaten Malang sebagai daerah agro yang merupakan andalan Provinsi Jawa Timur, sebagai berikut:



Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Malang diberikan oleh sektor pertanian, 28,6 persen, merupakan kenaikan 4 persen dari tahun lalu. Sedangkan untuk sektor industri sebesar 20,3 persen, sektor perdagangan 24,2 persen, dan jasa sebesar 12,2 persen. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Malang menurun dikarenakan sektor pertanian masih berbasis onfarm (peningkatan produksi) belum berorientasi terhadap peningkatan nilai tambah melalui diversifikasi hasil pertanian dan perkebunan. Peningkatan nilai tambah ini mempengaruhi revenue ratio (RC ratio) petani yang artinya biaya produksi yang petani keluarkan lebih kecil dibanding keuntungan yang didapat. Nilai revenue ratio (RC ratio) inilah yang mempengaruhi Nilai Tukar Petani (NTP). Beberapa kendala yang dihadapi petani antara lain panjangnya mata rantai perdagangan sampai konsumen, sehingga pembagian margin keuntungan tidak berpihak pada petani. Pemerintah saat ini pula mulai mengembangkan program



kegiatan yang bertujuan peningkatan multiplier effect di sektor pertanian yaitu agroekowisata. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi PDRB sektor pertanian dan pariwisata. -



Masalah atau potensi yang dirancang untuk melampaui pandangan kepemimpinan atau masyarakat tentang masalah pembangunan Pembangunan manusia merupakan suatu proses memperbesar pilihan yang menjadikan manusia menjadi tujuan akhir dari pembangunan sehingga terdapat suatu proses dan hasil. United Nations Development Programme (UNDP) menyatakan dalam pembangunan manusia terjadi keterlibatan manusia untuk mempengaruhi proses yang membentuk kehidupannya. Pertumbuhan ekonomi merupakan sarana penting untuk pengembangan manusia, tetapi tidak menjadi tujuan akhir dari pembangunan. Pembangunan manusia adalah pengembangan kemampuan manusia melalui partisipasi aktif dalam proses yang membentuk dan untuk hidup manusia demi memperbaiki kehidupannya. Hal ini lebih luas dari pendekatan sumber daya, pendekatan kebutuhan dasar dan pendekatan kesejahteraan manusia (Human Development Report 1990). Kebebasan dalam menentukan pilihan ini memiliki dua aspek mendasar yaitu kebebasan kesejahteraan, (fungsi dan kemampuan), dan kebebasan beragama, (suara dan otonomi). Fungsi digambarkan dengan berbagai hal yang dapat dinilai dan dilakukan seseorang seperti bahagia, cukup gizi dan kesehatan yang baik, serta memiliki harga diri dan mengambil bagian dalam kehidupan komunitas. Sedangkan kemampuan adalah berbagai set fungsi (makhluk dan perbuatan) yang dapat dicapai seseorang. Badan terkait dengan apa yang orang bebas lakukan dan capai dalam mengejar tujuan atau nilai apa pun yang dia anggap penting. Kedua jenis kebebasan mutlak diperlukan untuk pembangunan manusia. Human Development Report Tahun 1990 menggambarkan perkembangan manusia sebagai pendekatan pembangunan yang berpusat pada manusia. Pendekatan pembangunan manusia menggeser wacana pengembangan dari mengejar kemewahan material untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, dari memaksimalkan pendapatan hingga memperluas kemampuan, dari mengoptimalkan pertumbuhan hingga memperbesar kebebasan. Ini berfokus pada kekayaan kehidupan manusia daripada hanya pada kekayaan ekonomi, dan melakukannya mengubah lensa untuk melihat hasil pengembang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengintegrasikan tiga dimensi dasar pembangunan manusia. Harapan hidup saat lahir mencerminkan kemampuan untuk menjalani hidup yang panjang dan sehat. Rata-rata tahun sekolah dan tahun yang diharapkan dari sekolah mencerminkan kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Dan pendapatan nasional bruto per kapita mencerminkan kemampuan untuk mencapai standar kehidupan yang layak. Untuk mengukur pembangunan manusia secara lebih komprehensif, Laporan Pembangunan Manusia juga menyajikan empat indeks komposit lainnya. Ketimpangan yang disesuaikan HDI mendiskon IPM sesuai dengan tingkat ketidaksetaraan. Indeks Pembangunan Gender membandingkan nilai IPI perempuan dan laki-laki. Indeks



Ketidaksetaraan Gender menyoroti pemberdayaan perempuan. Dan Indeks Kemiskinan Multidimensi mengukur dimensi kemiskinan yang tidak menentu. (Human Development Report Office). Konsep Sustainable Development Goal (SDGs) ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015- Sustainable Development Goal (MDGs). Hal ini terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak. Terdapat tiga pilar utama yang menjadi indikator dalam pembentukan konsep pengembangan SDGs, yaitu: a. Indikator yang melekat pada pembangunan manusia (Human Development) yaitu pendidikan dan kesehatan, b. Indikator yang melekat pada lingkungan kecilnya (Social Economic Development) yaitu ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan serta pertumbuhan ekonomi dan c. Indikator yang melekat pada lingkungan yang lebih besar (Environmental Development) berupa ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan yang baik. Terdapat tiga tujuan dari 17 tujuan dalam ketiga pilar yang berhubungan dengan pembangunan manusia, yaitu tujuan ketiga untuk menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia, tujuan keempat adalah menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua serta tujuan kedelapan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua. Tujuan ketiga adalah menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia dengan mengakhiri kematian anak, kematian ibu, dan kematian akibat penyakit pada penduduk usia kurang dari 70 tahun. Dalam indikator pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka harapan hidup saat lahir secara tidak langsung akan menjadi salah satu indikator dari SDGs. Secara tidak langsung pula, angka harapan hidup saat lahir akan meningkat jika salah satu indicator SDGs yaitu angka kematian neonatal ditekan guna mencapai target tersebut. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua dengan memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang setara, perawatan, dan pendidikan anak usia dini sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar. Pada target ini, diharapkan angka kelulusan baik SD, SMP, maupun SMA ditingkatkan. Secara langsung, ketika target ini dicapai maka angka rata-rata lama sekolah yang merupakan salah satu indicator penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akan ikut meningkat. Sedangkan tujuan kedelapan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua. Dalam tujuan kedelapan terdapat target yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) minimal 7 persen per tahun di negara-negara berkembang. Salah satu indikator dari target ini adalah meningkatkan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. Peningkatan PNB per Kapita, secara tidak langsung akan menaikkan pengeluaran per kapita. Melalui pencapaian SDGs, tujuan dan target pembangunan manusia terus diupayakan peningkatannya. Pada akhirnya, dapat disimpulkan pembangunan manusia dapat tercapai melalui pencapaian target SDGs.



Pada tahun 2017 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Malang pada tahun 2017 mencapai 68,47. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Malang tahun 2017 mengalami peningkatan capaian sebesar 0,96 dari tahun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut: Indeks



Pembangunan



Manusia



(IPM) Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Pengeluaran Perkapita Riil Pertumbuhan



:



68,47



tahun : 72,12 tahun : 12,56 tahun : 7,17 tahun : Rp. 9.356.000,: 1,42%



Walaupun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Malang mengalami peningkatan namun masih berada dibawah rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Malang tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Malang tersebut perlu dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dan dihubungkan dengan besaran dalam ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi. Dalam rangka untuk mengungkap lebih jelas dan detail tentang keberhasilan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Malang, maka perlu adanya kajian. Studi ini membahas masalah pembangunan daerah yang diukur dari pembangunan manusia Arah Potensial Klasifikasi pengembangan wilayah pada Kabupaten Malang meliputi beberapa aspek seperti hutan bakau, perikanan, perkebunan, pemukiman dan hutan. Seiring dengan berjalannya dinamika sosial ekonomi masyarakat, pengembangan kawasan di Kabupaten Malang senantiasa menimbulkan berbagai masalah seperti terjadinya kerusakan alam berupa banjir, erosi, longsor, kerusakan hutan, kekeringan, alih fungsi lahan, sumber daya manusia yang rendah, pengangguran, dan terbatasnya ketersediaan lahan. Oleh karena itu, tata kelola dalam pengembangan wilayah perlu dilakukan secara terfokus agar aspek keberlanjutan dan aspek keberdayaan masyarakat dapat terwujud. Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Malang diarahkan ke pengembangan kawasan (a) Agroekowisata yang berpusat di Kecamatan Poncokusumo dan daerah sekitarnya seperti Wajak, Pakis, Bromo, Jabung, dan Tumpang, yang disebut sebagai kawasan “Poncowismojatu”. Pengembangan wilayah tersebut diarahkan pada potensi lahan pertanian yang di integrasikan dengan potensi pariwisata. Wisata Gunung Bromo sebagai salah satu destinasi wisata alam andalan Kabupaten Malang, berupaya dikembangkan melalui optimalisasi potensi pada kawasan sekitar seperti pertanian holtikultura yang melimpah, bentang alam dan aktifitas religi dan budaya masyarakat Tengger; (b) Gunung Kawi di Kecamatan Wonosari dengan suguhan wisata ritualnya antara lain pesarean, mitos, dan



kepercayaan yang berkembang dan ekspresi-ekspresi budaya masyarakat seperti Gebyar Suroan dan Kirab Budaya Agung; (c) Wisata Selorejo di Kecamatan Ngantang menawarkan keindahan bendungan yang dikelilingi gunung, penginapan yang artistik dan aneka produk olahan perikanan ; (d) Potensi alam pesisir Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang memiliki potensi perikanan tangkap dan olahan yang sangat besar. -



Sumber Daya Energi



Kabupaten Malang memiliki potensi sumberdaya mineral yang cukup besar dan tersebar hampir di seluruh wilayah, namun karena kewenangan pengelolahannya berada di Pemerintah Pusat terkecuali golongan C maka kontribusinya terhadap PDRB masih sangat kecil. Secara lengkap dapat dillihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Potensi Mineral di Kabupaten Malang Uraian Batu gunung/ adesit



Pasir



Kalsit



Phosphat Batu kapur



Felspar



Lokasi Singosari, Lawang, Karangploso, Jabung, Tumpang Wajak, Turen, Ampelgading, Dampit, Tumpang, Tirtoyudo, Poncokusumo, Kasembon, Pakis, Kalipare Gedangan, Bantur, Donomulyo, Sumbermanjing Wetan, Pagak Sumbermanjing Wetan Kalipare, Gedangan, Donomulyo, Sumbermanjing Wetan, Pagak



Dampit, Gondanglegi, Kepanjen,



Manfaat Sebagai agregat fondasi dan batu hias



Cadangan Diperkirakan jutaan ton



Sebagai campuran beton, pletser pasang, fondasi jalan dan kontruksi



Diperkirakan jutaan ton



Bahan pemutih dan pengisi cat, gelas, karet, penetral keasaman tanah, bahan pelapis kertas Bahan campuran pembuatan gelas Bahan mentah semen, karbit, bahan pemutih pembuatan soda abu, penetral keasaman tanah, bahan pupuk, industri keramik, bahan bangunan Sebagai flug dalam industri keramik, gelas dan kacaa



Diperkirakan jutaan ton



8,51 10^8 4.368,83 10^8



Diperkirakan jutaaan ton



Tanah liat



Marmer



Kaolin



Kuarsa



Sumbermanjing Wetan Sumberpucung, Pagak, Bantur, Singosari, Tirtoyuo Kalipare, Ampelgading, Gedangan, Dampit Kalipare, Pagak, Bantur, Ampelgading



Bentonit



Kalipare, Pagak, Bantur, Dampit, Ampelgading Sumbermanjing Wetan, Pagak, Bantur, Singosari, Tirtoyudo



Tanah urug



Singosari



Tras



Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, Ampelgading



Piropilit



Sumbermanjing Wetan, Bantur



Sebagai campuran beton, pletser pasang, fondasi jalan dan konstruksi Sebagai amomen bangunan (lantai, dinding, asesoris) Untuk industri keramik, kertas, cat, kosmetik dan farmasi, bahan pembuatan karet/pestisida dll Untuk industri gelas, optik, keramik, brasive dan semen Sebagai bahan lumpur pemboran, pencegah kebocoran pada bangunan sipil basah, campuran pembuatan cat, latex dan tinta cetak, bahan penyerap, zat perekat, pelet/makanan ternak Sebagai bahan urugan Bahan pembuatan PPC, pembuatan semen tras kapur untuk batu cetak atau batako, campuran pembuatan beton, campuran plester dan tanah urug Sebagai bahan industri keramik, refraktori, kosmetik, kertas, bahan



49,625 10^8



2.300.000



Diperkirakan jutaan ton



Diperkirakan jutaan ton 3.250 10^8



Diperkirakan jutaan ton Diperkirakan jutaan ton



45,305 10^8



Sirtu



Singosari



Gipsum Zeolit



Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, Gedangan



Oniks



Ampelgading



Mangaan



Kalipare, Gedangan, Dampit, Sumber Manjing Wetan Dampit



Oker Toseki



Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo



Emas



Kalipare, Gedangan, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo Donomulyo, Gedangan



Pasir besi



campuran cat dan plastik Urugan, material campuran beton, jalan Bahan kimia dan amomen, bahan agregat ringan, bahan pengembang dan pengisi pasta gigi, bahan penjernih air limbah dan kolam ikan, makan ternak, pemurniaan gas metan/ gas alam/ gas murni/ penyerap zat/ logam beracun perhiasan



Diperkirakan jutaan ton 3,5 10^6



Diperkirakan jutaan ton Arang baterai, Diperkirakan jutaan campuran alumunium ton Bahan campuran cat, interior bangunan Sebagai bahan baku dan campuran keramik, refraktori, isolator dll Perhiasan



Diperkirakan jutaan ton Diperkirakan jutaan ton



Untuk industri campuran besi, industri gelas, optik, keramik, abrasif dan semen



Diperkirakan jutaan ton



Sumber : Dinas ESDM Kab.Malang 2016 Tabel.2 Pertambangan Tanpa Ijin Di Kabupaten Malang Tahun 2011-2015



Diperkirakan jutaan ton



URAIAN 2011 2012 2013 2014 Pertambangan 70% 70% 70% 70% tanpa ijin Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Malang



2015 70,96%



Untuk bidang urusan sektor pertambangan terhadap PDRB memiliki kecenderungan menurun dikarenakan umlah total PDRB Kabupaten Malang yang tiap tahun naik tdak sebanding dengan jumlah konstribusi PDRB sektor pertambangan. Pada tahun 2011 konstribusi sektor pertambangan terhadap PDRB 2,2% di akhir 2015 didapatkan data sebesar 2,1%. Tabel.3 Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB Di Kabupaten Malang Tahun 2011-2015 URAIAN 2011 2012 2013 2014 Kontribusi sektor 2,34% 2,17% 2,07% 2,10% pertambangan terhadap PDRB Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Malang



2015 2,04%



Guna mendukung urusan pertambangan tanpa ijin dan kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Malang melaksanakan Progam Pembinaan dan Pengembangan Bidang Pertambangan; Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan.



Daftar rujukan Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Malang dalam angka 2018. Malang: BPS Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Kabupaten Malang dalam angka 2016-2021. RPJMD Tanpa Nama. 2018. LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2018.



http://www.malangkab.go.id/files/berita/PDF/IPM/Laporan%20Akhir %20Penyusunan%20IPM%20Kabupaten%20Malang%20TA.%202018.pdf. diunggah pada tanggal 9 November 2019 Kementrian Energi Sumber Daya Mineral. 2016. ESDM dalam Angka 2016. (Online) esdm.jatimprov.go.id. Diunduh pada 6 Nopember 2019. Firmansyah, Devan. 2015. Daftar Situs-situs Bersejarah di Kota dan Kabupaten Malang. (Online) www.scribd.com. Diakses pada 7 Nopember 2019. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. 2017. Infirmasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) Kabupaten Malang 2017. (Online) www.malangkab.go.id.Diunduh pada 7 Nopember 2019.