Epidemiologi Gizi Kurang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Epidemiologi Gizi Kurang 1) Gizi Kurang Menurut Kemenkes (2019), Gizi Kurang adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi kurus, berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari -2 sampai dengan -3 standar deviasi, dan/atau lingkar lengan 11,5-12,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan. Anak dengan status gizi kurang ditandai dengan tidak adanya kenaikan berat badan setiap bulannya atau mengalami penurunan berat badan sebanyak dua kali selama enam bulan (Depkes, 2005). Penurunan berat badan yang terjadi berkisar antara 20-30% dibawah berat badan ideal. Gizi kurang dapat berkembang menjadi gizi buruk, yaitu keadaan



gizi balita yang ditandai dengan kondisi sangat kurus, disertai atau tidak edema pada kedua punggung kaki, berat badan menurut panjang badan atau berat badan dibanding tinggi badan kurang dari -3 standar deviasi dan/atau lingkar lengan atas kurang dari 11,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan (Kemenkes, 2019). 2) Etiologi Gizi Kurang a. Penyebab langsung Makanan dan penyakit infeksi dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Asupan makan sangat memengaruhi status gizi, apabila tubuh memperoleh asupan makan yang dibutuhkan secara optimal maka pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan akan berlangsung maksimal sehingga status gizi pun akan optimal (Almatsier, 2002). Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan



asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit atau terkena penyakit infeksi, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Keadaan patologis seperti diare, mual muntah, batuk pilek atau keadaan lainnya mengakibatkan penurunan nafsu makan dan asupan makanan serta peningkatan kehilangan cairan tubuh dan zat gizi. Berkurang atau hilangnya nafsu makan mengakibatkan penurunan asupan nutrisi sehingga absorpsi zat gizi pun menurun (Santoso, 2004). Demikian pula pada anak



yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit. b. Penyebab tidak langsung Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :



i. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Hal ini berkaitan dengan pendapatan keluarga. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Kekurangan zat gizi dalam tubuh akan menyebabkan mudah terserang penyakit sehingga pertumbuhan akan terganggu (Supariasa, 2016).



ii. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat pengetahuan dari keluarga. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. iii. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pokok masalah gizi di masyarakat terdapat pada kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. Akar masalahnya terdapat pada kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait



dengan



meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai 3) Interaksi antara host, agent, dna environment pada kasus gizi kurang



a. Agent Agent merupakan salah satu penyebab utama terjadinya suatu penyakit atau masalah. Pada kasus ini yang bertindak sebagai agent adalah zat gizi yang terkandung dalam makanan, akibat dari kurangnya asupan makanan dan penyakit infeksi. b. Host Host adalah manusia yang kemungkinan terpapar atau berisiko terhadap munculnya masalah kesehatan. Pada kasus gizi kurang ini, manusia bertindak sebagai host. c. Environment Environment atau lingkungan meliputi lingkungan sosial, lingkungan biologi, dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial yang mempengaruhi host diantaranya adalah kondisi perekonomian yang rendah, kurangnya tingkat pengetahuan keluarga tentang pentingnya gizi dan kebiasaan pada lingkungan sosial masyarakat juga dapat berpengaruh pada status gizi individu. Lingkungan biologi yang berpengaruh adalah sanitasi dan higinie yang kurang memadai, dimulai dari penyediaan air bersih dan juga kebersihan lingkungan yang berkaitan dengan terjadinya penyakit infeksi. Kemudian, lingkungan fisik yang mempengaruhi kasus gizi kurang adalah kondisi geografis, kondisi rumah, suhu dan kelembaban udara hal ini berpengaruh pada kecukupan asupan makanan dan juga berkaitan dengan sanitasi.



Dampak Double Burden of Malnutrition



Daftar Pustaka 1. Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2. Depkes RI. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat : Jakarta. 3. Kemenkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 29 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat Penyakit. 4. Santoso S. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta. 5. Supariasa. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC