Esay Guru Penggerak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Apa Yang Memotifasi Anda Menjadi Guru Penggerak 



Apa yang memotivsi anda menjadi guru penggerak ? apa yang anda lakukan dalam mewujudkan motivasi tersebut ? Yang memotivasi saya sebagai guru penggerak adalah untuk menggali potensi diri agar dapat berbagi praktik baik dilapangan atau di sekolah, mengembangkan kemampuan dan melakukan kepemimpinan dalam pembelajaran, menjadi bagian perubahan pendidikan ke arah lebih baik, meningkatkan kualitas diri sehingga dapat menjadi pribadi maupun guru yang bermanfaat bagi lingkungan terdekat, memperoleh wahana untuk belajar berkaitan dengan memerdekakan pembelajaran, mengetahui berbagai kekuatan maupun kelemahan yang terjadi di lapangan dan pengembangan diri untuk memperoleh pengalaman baru berkaitan dengan kegiatan guru penggerak. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di tengah perkembangan zaman yang semakin modern pada era digital saat ini, peningkatan komptensi guru harus terus diupayakan guna menghadirkan pembelajaran yang berkualitas. Dalam hal ini guru menjadi ujung tombak dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yakni kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial, harus mampu diimplementasikan dalam lingkungan sekolah. Serta pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.







Apa kelebihan yang mendukung peran anda sebagai guru penggerak ? Jelaskan alasannya dan berikan contohnya ? Kelebihan yang mendukung peran saya sebagai Guru Penggerak adalah saya mampu untuk memberikan suatu perubahan dinamika belajar pada siswa dengan membuat metode pembelajaran yang sifatnya menyenangkan dan berpusat kepada siswa atau dalam era sekarang adalah merdeka belajar. Penjelasan : Alasan saya yakin untuk menjadi guru penggerak adalah karena saya mampu untuk menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan serta mampu untuk mempelajarinya sebelum menerapkannya, selain itu alasan saya yang lain adalah dengan menjadi guru penggerak saya akan mencoba menelusuri lebih lanjut tentang filosofi pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara selaku bapak pendidikan di Indonesia kaitannya tentang teori belajarnya yang notabene dijadikan acuan dalam merubah paradigma kehidupan belajar di era sekarang ini dengan menerapkan pendidikan yang menghambat kepada peserta didik dengan pedoman 3 semboyannya yaitu: 1. Ing ngarsa sing tuladha, yang artinya sebagai seorang guru apabila di depan memberikan contoh yang baik. 2. Ing madya mangun karsa, yang artinya apabila berada di tengah guru bisa membangun motivasi dan kekuatan. 3. Tut wuri handayani, yang artinya sebagai seorang guru apabila berada di belakang memberikan dorongan yang baik kepada siswa. Sebagai contoh dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, sebagai seorang guru penggerak kita tetap harus berpedoman kepada 3 semboyan  dari Ki Hajar Dewantara. Apabila kita menerapkan contoh semboyan yang pertama, kita harus memberikan contoh yang baik kepada peserta didik dimulai dari cara kita berbusana, cara kita bertutur kata dan cara kita bersosialisasi kepada peserta didik. Kenapa harus seperti itu? Karena memang figur guru di depan merupakan sosok yang selalu dilihat peserta didik, dengan kita memberikan contoh yang baik kepada mereka kita berharap mereka akan meniru segala kebaikan yang kita contohkan tadi. Berikutnya apabila dalam proses pembelajaran, guru merupakan transfer knowledge (Pengetahuan) kepada peserta didik jadi sebisa mungkin apabila kita berada di tengah dengan sasaran ilmu kepada peserta didik maka kita harus membangun suatu kekuatan agar peserta didik bisa maksimal mendapatkan ilmu yang ditransferkan kepada kita.



Semboyan yang ketiga adalah sebagai seorang guru kita harus bisa memberikan dorongan dan semangat untuk peserta didik supaya menjadi lebih baik, bertanggung jawab, mandiri dan memiliki ketrampilan sesuai dengan pembelajaran tematik dan kebutuhan hidup di masyarakat. Salah satu bentuk dorongan yang saya berikan kepada peserta didik berupa reward (penghargaan) baik berbentuk materi maupun non materi. Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak nyata berdasarkan inisitaif anda sendiri. Apa yang mendorong anda melakukan hal tersebut ? (Jawaban anda harus mencakup waktu kejadikan, dampak atas inisitaif anda, upaya yang anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran anda dan pihak lain yang terlibat bila ada) Mengikuti program guru penggerak merupakan kesempatan yang sangat berharga. Dalam program ini seorang guru mendapatkan berbagai macam manfaat dan keuntungan untuk masa depan yang lebih baik. Untuk menjadi guru penggerak yang profesional maka seorang guru harus mampu memberikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif sendiri. Selain itu, faktor yang mendorong guru melakukan hal tersebut harus mampu diidentifikasi dengan baik. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, sesuai dengan motto pendidikan oleh ki hajar dewantara salah satunya yang berbunyi ing ngarso sung tulodho. Mengapa saya angkat masalah ini karena kondisi saat ini kebanyakan anak-anak penanaman karakter atau budi pekerti sering keluar dari makna pendidikan itu sendiri. Sehingga sebagai seorang guru sekaligus penggerak harus memberikan tauladan maupun panutan khususnya bagi anak didik dan rekan sejawat disekolah. Melalui panutan atau perilaku seorang guru memberikan pengaruh besar terhadap budi pekerti ataupun karakter siswa serta rekan sejawat dilembaga kami. Sehingga saya berinisiatif dengan dukungan bapak atau ibu guru menggerakkan program 6S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Sayang) baik didalam kelas maupun diluar kelas. Hal tersebut dapat teralaksana melalui pembiasaan baik dihalaman sekolah maupun didalam kelas selalu mengucapkan salam kepada siapapun yang dijumpai baik guru maupun siswa, atau siswa dengan siswa, ataupun guru dengan guru. Upaya itu dilakukan terus menerus sampai terjadi perubahan pembiasaan terhadap penanaman karakter 6S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Sayang), salah satu upayanya melalui praktik dihalaman sekolah secara bersama-sama dan dilanjutkan dengan kegiatan didalam kelas dan terus berkolaborasi dengan bapak atau ibu guru, baik bapak ibu guru wali siswa maupun bapak ibu guru bidang study. Dari upaya yang saya lakukan bersama bapak atau ibu guru dilembaga kami Alhamdulillah mulailah terjadi perubahan perilaku anak yang berkarakter walaupun masih belum maksimal 100% namun sudah ada hasil dari yang saya lakukan bersama bapak atau ibu guru disekolah kami. Dengan hasil yang belum maksimal sehingga saya bersama bapak atau ibu guru membuat tindakan nyata berupa program gerakan 6S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Sayang) melalui berbagai macam kegiatan yaitu games, tanya jawab, out bond, adapun jadwalnya sebagai berikut : a. Setiap hari sebelum pelajaran melakukan apel pagi dihalaman sekolah dengan penanaman karakter (menyanyikan lagu Indonesia, membaca pancasila, membaca asmaul husna) b. Setiap hari jum’at melaksanakan sholat duha berjama’ah, tahlil dan istihgotsah) c. Khusus satu bulan sekali setiap jum’at legi melaksanakan kegiatan yasinan dan tadarus al-qur’an) d. Setiap kelas dipajang bacaan asmaul husna dan gerakan 6S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Sayang). Semoga dengan inisiatif saya ini akan membawa perubahan khususnya pada saya yang akan membawa dampak pada para siswa dan bapak atau ibu guru yang ada dilembaga kami.



2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan kesulitan yang anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat, pimpinan di sekolah, orang tua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka berkomitmen membantu anda mencapai tujuan bersama.  Kapan waktu kejadiannya ? situasi apa yang anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas ! Salah satu permasalahan yang saya hadapi adalah kenakalan peserta didik pada saat istirahat atau ketika diluar kelas ada saja peristiwa kecil yang terjadi yang menyebabkan situasi kurang menyenangkan, misalnya peserta didik ketika bermain dengan temannya tanpa disengaja tiba-tiba terdorong dan jatuh dan ketika itu pula mereka langsung saling menyalahkan dan tidak ada kata maaf pada temannya yang melakukan kesalahan walaupun tanpa sengaja. Pada saat kejadian itu saya bersama bapak atau ibu guru yang lain segera menangani peristiwa tersebut sehingga peristiwa itu dapat dihentikan berkat kerja sama dengan bapak atau ibu guru. Mengapa kita perlu kerja sama dengan warga sekolah (Bapak atau Ibu guru) ? karena pendidikan dilembaga kami adalah tanggung jawab bersama bukan perorangan, sehingga setiap permasalahan harus diselesaikan melalui musyawarah dan keputusan bersama demi peningkatan mutu pendidikan di lembaga kami.  Kesulitan apa saja yang anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan atapun kegagalan yang anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan Secara umum, kesulitan bekerja sama dengan pihak lain tidak terlalu berat karena saya sendiri termasuk pribadi yang suka berkolaborasi dan terbuka dengan pendapat orang lain. Sehingga jikapun terjadi penolakan terhadap ide dan gagasan yang saya berikan merupakan hal yang wajar dalam sebuah tim. Yang penting adalah tujuan bersama dapat tercapai, baik dengan ide saya sendiri maupun dengan ide dari orang lain yang sekiranya bagus. Bagi saya ide terbaik dapat muncul dari mana saja dan dari siapa saja. Setiap saya melangkah pasti ada suatu penolakan walaupun sangat kecil, namun saya berusaha untuk menjelaskan tujuan dan dampak yang saya lakukan bagi perbaikan karakter peserta didik dilembaga kami. Saya sebagai pendidik tiada pernah ada kata putus asa untuk mencapai suatu keberhasilan dan selalu berusaha dan berusaha sampai tujuan yang saya harapkan terwujud dengan maksimal. Untuk itu, saya memaksimalkan gerakan 6S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Sayang) melalui berbagai bentuk berupa games, nyanyian dan kegiatan out bond dengan melibatkan seluruh Bapak atau Ibu guru yang ada dilembaga kami.  Upaya apa saja yang anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja sama ? Sebagaimana yang telah saya uraikan sebelumnya bahwa untuk mencapai tujuan bersama dibutuhkan komitmen bersama melalui komunikasi satu arah yang intensif. Faktanya membangun komunikasi satu arah yang efektif tidak semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan pendekatan dan kesepahaman berkerja sama terkait tujuan yang akan dicapai. Kesulitan dalam membangun komunikasi pasti terjadi termasuk yang saya alami sendiri di lembaga saya. Untuk itu, upaya terpenting yang saya lakukan dalam mencapai komitmen dengan berbagai pihak dalam bekerja sama adalah upaya persuasif ( mengajar dan mempengaruhi demi kebaikan ). Upaya ini saya yakini lebih efektif dalam mengatasi berbagai kesulitan dalam mencapai kesepakatan bersama. Memberikan pemahaman yang jelas dan dengan cara yang sederhana terkait sistim kerja dan tujuan akhir akan lebih mudah diterima oleh berbagai pihak manapun yang sedang dihadapi. Sebagai bentuk komitmen terhadap program yang saya tawarkan kepada pihak lain ( Bapak atau Ibu guru ) berupa jadwal petugas ( piket sekolah ) bagi bapak atau ibu guru dalam menerapkan pembiasaan karakter bagi peserta didik melalui gerakan 6S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Sayang ). Sehingga saya dan bapak atau ibu guru dapat memberikan yang terbaik bagi peserta didik kami dengan pembiasaan – pembiasaan karakter yang baik demi masa depan yang akan peserta didik hadapi. Oleh karena itu saya sangat



mengharap peserta didik dapat menerapkannya baik dilembaga yang saya tempati maupun diluar lembaga yang tidak saya tempati.



 Bagaimana hasilnya ? Setelah menerapkan langkah-langkah persuasif dapat meningkatkan intensitas komunikasi satu arah untuk membangun kesepahaman bersama dalam kerja tim. Kerja tim ternyata sudah mencapai keberhasilan walaupun belum maksimal. Sehingga perlu terus membangun kolaborasi yang efektif dan mempercepat proses kerja sama. Diperlukan antusiasme para pihak dalam membangun komitmen bersama yang tampak dari proses yang cepat dan hasil yang memuaskan. Sebagai contoh pada saat melerai peserta didik yang sedang berselisih paham dengan peserta didik yang lain dihalaman sekolah ketika waktu istirahat berlangsung. Sehingga peristiwa itu dapat diatasi dan dihentikan. 3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman anda dalam menghadapi situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas anda.  Kapan waktu kejadiannya ? permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas ! Setiap pekerjaan tentu memiliki tantangan tersendiri. Permasalahan dalam melaksanakan pekerjaan pasti ada dengan komplesitas masalah yang beragam. Saya sendiri mengalami dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik kadang mengalami hal tersebut. Sebagai contoh ketika saya memberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari bersama namun ada saja kendala, seperti tiba-tiba ada salah satu anak berebut pensil milik temannya padahal miliknya sendiri lupa menaruhnya. Sehingga menyebabkan konsentrasi peserta didik terbagi dengan peristiwa tersebut. Sehingga saya selaku pendidik harus mampu mengembalikan pada konsentrasi semula dengan menciptakan situasi yang baru.  Upaya apa saja yang anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara komprehensif? Peluang dan kesepatan apa saja yang anda identifikasi dalam situasi tersebut untuk membantu anda menghadapinya? Dalam menghadapi situasi seperti ini tentu dibutuhkan strategi yang jitu. Strategi jitu yang saya maksud adalah dengan melakukan icebriaking misalkan dengan peserta didik disuruh berdiri lalu tepuk sambil berhitung atau dengan nyanyian-nyayian yang membuat peserta didik lupa dengan kejadian tersebut, dan masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan untuk dapat menghilangkan rasa jenuh dan kebosanan yang dialami oleh peserta didik didalam kelas. Saya menyakini bahwa setiap permasalahan pasti ada penyelesaiannya. Meski diawal saya merasa kurang yakin dengan tindakan yang saya lakukan namun saya tetap optimis dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang saya handapi sebagai pendidik baik didalam kelas maupun diluar kelas. Sehingga saya mampu mengatasi setiap karakter masalah yang saya hadapi dan mampu menyelesaikannya dengan baik. Setiap permasalahan tersebut saya berusaha untuk mengidentifikasi sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu saya berusaha semaksimal mungkin untuk mencari ide – ide penyelesaian masalah yang akan saya hadapi.  Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang anda hadirkan dalam membuat keputusan? Informasi apa lagi yang anda gunakan untuk memperkuat keputusan anda Permasalahan yang ada harus dapat diselesaikan dengan baik , memang dibutuhkan kebijaksanaan dalam memberikan keputusan dalam setiap permasalahan yang ada . Saya sendiri setiap mengambil keputusan atau kebijakan bersama dalam menyelesaikan berbagai masalah baik internal ( didalam kelas ) atau eksternal ( diluar kelas ) selalu memperhatikan kepentingan bersama khususnya bagi para peserta didik yang saya tangani maupun peserta didik yang lain dilembaga kami . Setiap penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan atau kebijakan selalu membangun kolaborasi pendapat kerja tim ( Bapak atau ibu guru ) di lembaga kami . Artinya setiap ada permasalahan yang ada dilembaga kami selalu diselesaikan dengan cara bermusyawarah atau kerja tim supaya tidak ada suatu permasalahan yang berkelanjutan. Sehingga setiap masalah yang muncul dapat teratasi dengan segera atau untuk meminimalisir segala permasalahan yang ada.



Saya menyadari bahwa pada dasarnya tidak ada keputusan yang sempurna, dan diterima 100% oleh berbagai pihak terkait . Akan tetapi selalu ada ketidak puasan pada diri anggota dan hal ini merupakan sesuatu yang wajar dalam suatu kerja tim ( kelompok ) yang ada di lembaga saya . Untuk itu , menurut saya dibutuhkan perhatian seorang pemimpin ( kepala sekolah ) secara kontinyu atau berkelanjutan terhadap kepentingan – kepentingan pada anggota ( bapak atau ibu guru ) yang belum terakomodinir. Seorang pemimpin ( kepala sekolah) tidak boleh mengabaikan kepentingan minoritas anggota ( bapak atau ibu guru ) . Aspirasi yang disampaikan harus diterima, dianalisis, dan direspon dengan bijak. Sehingga tidak satupun dari anggota merasa terisolir atau terabaikan pendapat atau aspirasinya. Akhirnya kondisi terbangun komunikasi yang bagus antar sesama anggota.  Tindakan apa yang kemudian anda ambil dan bagaimana hasilnya ? Pada dasarnya keputusan dalam setiap menyelesaikan permasalahan harus diambil. Pertimbangan pertimbangan sebagaimana diuraikan sebelumnya harus bijaksana dan efektif bagi berlangsungnya situasi pembelajaran dilembaga kami . Salah satu tindakan yang saya lakukan selalu meminta pertimbangan, saran, masukan dan data pendukung agar upaya yang saya lakukan dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal . Dengan kata lain selalu melakukan perbaikan – perbaikan secara terus – menerus dari tindakan yang telah disepakati bersama . Dengan langkah tersebut tindakan saya mampu membentuk karakter peserta didik lebih baik lagi dan mengalami perubahan menuju yang lebih baik. 4.



Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan anda. 



Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik anda dapatkan? Apa yang anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut Selama saya berprofesi sebagai pendidik tentu banyak sekali pengalaman – pengalaman dan berbagai permasalahan yang saya hadapi sehingga saya memerlukan pendapatan atau masukan dari pihak lain untuk membantu menyelesaikan masalah yang saya hadapi sebagai contoh saya memiliki pengalaman 2 bulan lalu peristiwa itu terjadi ketika istirahat ada peserta didik yang sedang menangis dan berlari menuju keruang guru, melaporkan bahwa bekalnya diminta dengan paksa oleh peserta didik lain agar mau berbagi bekal makananya dengan cera paksa. Dengan peristiwa tersebut diatas secara spontan dari pihak lain memberikan masukan kepada saya supaya menangani permasalahan yang sedang terjadi antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain dengan cara mendudukkan kedua peserta didik tersebut dan meminta menjelaskan permasalahan yang telah terjadi. Setelah mengetahui permasalahannya saya berusaha menyelesaikan masalah tersebut dengan masukan maupun saran dari bapak atau ibu guru yang ada diruang guru pada saat kejadian tersebut berlangsung. Dengan adanya masukan dari bapak atau ibu guru saya dengan hati lega dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan baik dan bijak. Sehingga setiap masukan akan membawa pengalaman baru dan pedoman saya dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang terjadi pada peserta didik baik didalam kelas maupun diluar kelas.







Bagaimana cara anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan diri anda? Pribadi yang baik adalah pribadi yang jujur dan terbuka dengan kritik , saran , dan masukan dari orang lain ( bapak atau ibu guru ) , untuk itu saya berusaha mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi . Selama ini saya menyadari bahwa semua masukan maupun umpan balik yang saya terima dari pihak lain ( bapak atau ibu guru ) akan membawa dampak positif bagi diri saya sendiri maupun orang lain yang ada dilingkungan sekitar saya . Sebagai contoh ketika saya memberikan nasihat kepada kedua peserta didik yang sedang berselisih paham dianggap kurang tepat maka dengan senang hati saya menerima masukan dari bapak atau ibu guru di lembaga saya dan berusaha untuk memperbaiki lagi . Sehingga saya akan terus berusaha mencoba melakukan perbaikan – perbaikan secara efektif . Saya menyakini bahwa masukan dan umpan balik yang diberikan pihak lain ( bapak atau ibu guru ) kepada saya adalah bagian dari upaya saya untuk peningkatan kapasitas diri , kualitas diri dan profesionalisme saya sebagai guru ataupun pendidik di lembaga saya.







Selain memafaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri anda, hal berbeda apa yang anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri anda? Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang anda lakukan dimana hal tersebut membuat anda kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran anda? Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik yang disampaikan pihak lain ( bapak atau ibu guru ) kepada saya untuk peningkatan kapasitas diri , kualitas diri dan profesionalisme dalam pengembangan diri , saya tetap mencoba untuk melaksanakan masukan tersebut walaupun sebenarnya masukan tersebut kurang efektif terhadap permasalahan yang saya hadapi . Namun itu salah satu tindakan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya yang ada di lembaga saya . Hal tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi saya untuk pengendalian diri saya dalam menerima masukan dari pihak lain ( bapak atau ibu guru ) demi terwujudkan situasi yang aman , nyaman dan efektif dilingkungan lembaga saya. Saya juga mencoba membangun konsep hubungan yang Friendly Relationship (bersahabat) baik dengan bapak atau ibu guru maupun dengan peserta didik. Dan saya praktekkan dalam keseharian di lembaga maupun di luar lembaga. Hasilnya sangat efektif meski terkadang peserta didik secara spontan melemparkan candaan yang tidak semestinya (kurang sopan) yang membuat sedikit mengganggu, namun saya akui pola ini sangat efektif dalam pembelajaran di kelas. Peserta didik semakin nyaman dan suka dengan pelajaran yang saya ampu. Mereka lebih menghargai keberadaan saya sebagai guru dan menghilangkan kesan siswa takut dengan guru. Ternyata dengan metode Friendly Relationship (bersahabat) dapat membangun komunikasi dengan baik, baik dengan bapak atau ibu guru terlebih - lebih dengan peserta didik yang langsung berhadapan dengan saya setiap saat. Dampak yang lebih luas lagi adalah berimbas dengan peserta didik yang lain (kelas lain). Ini dapat saya amati dari perilaku anak – anak dihalaman sekolah ketika istirahat atau bila hendak masuk keruang guru. Meraka tidak merasa takut namun bisa mempraktekkan etika sopan santun terhadap orang yang lebih tua yaitu bapak atau ibu guru yang mereka anggap sebagai orang tua ke-2 di lembaga.







Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang anda sebutkan di dalam pekerjaan anda ? Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pemanfaatan masukan dan umpan balik dan hal – hal lain diluar kebiasaan dapat mendukung proses pengembangan diri dan mendukung proses pembelajaran diri bagi saya. Untuk itu proses pembelajaran yang berlangsung didalam kelas ataupu diluar kelas menggunakan pola friendly relationship telah mampu mempermudah pekerjaan sebagai guru dalam mengajar maupun mendidik baik didalam maupun diluar kelas. Proses pembelajaran yang berlansung akan dirasakan nyaman dan aman sehingga akan berpengaruh baik terhadap semangat belajar mengajar serta memiliki kecintaan terhadap pekerjaan sebagai profesi yang semakin tinggi. Kualitas pekerjaan akan semakin baik karena proses pembelajaran yang didukung oleh kesadaran diri, keikhlasan dan ketulusan dalam menjalankan profesi sebagai pendidik. Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa hasil proses pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas pekerjaan maupun pribadi dalam pengembangan diri sebagai profesi yang membutuhkan pribadi yang baik. Kemampuan mengelola pembelajaran yang baik dengan hasil yang baik dapat menciptakan dan meingkatkan citra pekerjaan yang semakin baik, baik bagi peserta didik itu sendiri maupun pihak – pihak lain (bapak atau ibu guru dan warga masyarakat) terlebih bagi saya sendiri sebagai pribadi yang harus memiliki kwalitas diri. Hasil proses pembelajaran yang baik juga akan mampu mendukung peningkatan motivasi belajar dan prestasi tidak hanya bagi peserta didik namun bagi saya baik sebagai guru maupun sebagai pendidik.



5. Ceritakan pengalaman anda melakukan pengembangan terhadap orang lain (contohnya dengan guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat, maupun lainnya), misalnya dalam kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan orang lain pada tugas dan tanggung jawab baru, atau lainnya. 



Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang anda kembangkan? Apa yang memotivasi anda melakukan pengembangan tersebut? Selain sebagai pendidik saya juga mengembangkan diri sebagai Operator Sekolah di lembaga saya untuk kegiatan administasi dari tingkat sekolah maupun dari tingkat pusat demi keberlangsungan data baik



sekolah, tenaga kependidikan dan peserta didik. Salah satu tugas yang saya emban dan saya kembangkan yang menjadi tanggung jawab saya terhadap keberlangsungan data tenaga kependidikan dilembaga saya yaitu : 1. Operator Dapodik 2. Operator BOS 3. Mengerjakan administrasi sekolah contohnya : mengerjakan aplikasi raport, surat menyurat, dan hal – hal yang lain dengan media elektronik. 4. Sebagai pembantu dikegiatan ektrakurikuler dilembaga saya Motivasi saya melakukan pengembangan tersebut adalah murni karena keinginan saya untuk berbagi pengalaman dan mendukung program yang ada dilembaga saya, disamping karena saya mengembangkan diri sebagai tugas sampingan yaitu Operator Sekolah di lembaga saya. 



Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara anda membangun kesepakatan guru mencapai hasil pengembangan yang diharapkan. Dalam semua pengembangan yang saya lakukan fokus pada pengembangan skill peserta didik (ketrampilan) dan peningkatan kopetensi bidang pendidikan untuk mendukung peningkatan profesionalisme guru. Untuk melakukan pengembangan terhadap peserta didik maupun terhadap tenaga kependidikan yang dibutuhkan kerjasama dan kesepahaman bersama untuk mendapatkan kesepakatan. Yang paling penting dalam pengembangan kopetensi adalah membuat suatu komitmen atau kesepakatan bersama untuk mengarah kepada kemajuan dan berkembang dalam kegiatan pembelajaran di lembaga saya. Saya menyakiini bahwa sehebat apapun saya dalam mengembangkan orang lain tidak akan berarti dan membawa hasil yang baik tanpa adanya kesadaran baik dari diri sendiri maupun dari diri orang lain yang dibimbing. Setelah adanya kesepakatan tercapai maka yang tidak kalah pentingnya adalah konsistensi dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tersebut salah satu modal yang harus dimiliki antara lain ketekunan, keuletan, dan pantang menyerah dalam melakukan kegiatan tersebut yang harus dilaksanakan secara maksimal guna mencapai hasil yang optimal. Pada prinsipnya adalah kemauan untuk belajar, berkembang dan berkeinginan untuk maju menuju yang lebih baik. Sering kali kita memiliki kemampuan tapi tidak ada kemauan untuk berkembang maka sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan kata lain kita sering pesimis yang tidak yakin akan kemampuan diri padahal sebenarnya mampu untuk melakukan pengembangan tersebut. Akan tetapi sebaliknya meski kemampuan kurang namun memiliki kemauan dan semangat belajar yang tinggi dan ingin lebih maju, maka hasilnya akan maksimal sesuai dengan harapan.







Dukungan apa saja yang anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang anda temui dan bagaimana cara anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang anda lakukan untk mempertahankan motivasi orang tersebut? Dalam proses pengembangan terhadap orang lain dibutuhkan dukungan baik secara moril maupun materiil seperti halnya yang saya lakukan untuk memotifasi, memberikan dukungan maupun dorongan demi pengembangan sebagai guru maupun pendidik. Dengan karakteristik pribadi yang beragam dari pihak lain (salah satu guru) yang dibutuhkan usaha secara maksimal dalam upaya pengembangan diri sebagai guru maupun pendidik yang setiap hari selalu berhubungan langsung dengan peserta didik dan segala permasalahan yang terjadi baik didalam kelas maupun diluar kelas. Selain itu dukungan yang optimal sangat di butuhkan baik dukungan materiil maupun non materiil. Secara psikologis para peserta pengembangan sangat membutuhkan dukungan berupa semangat atau motifasi dari pihak lain untuk berkembang. Mental yang kuat menjadi modal yang sangat penting untuk dibina dan dikembangkan. Selain itu, dalam beberapa kegiatan tidak dipungkiri bahwa selalu membutuhkan dukungan materiil berupa bendanaan atau financial. Dukungan financial sangat dibutuhkan untuk memenuhi biaya pengembangan kegiatan tersebut sebagai contoh : pada kegiatan pengembangan dalam bentuk lomba tentu sangat membutuhkan biaya dalam pelaksanaan kegiatan. Dukungan financial sering kali menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan luar jam sekolah (ekstrakurikuler). Namun selama ini kami mampu mengatasi dengan modal membangun kolaborasi komunikasi kesegalah arah yang baik dan intensif bersama para pemangku



kebijakan (Kepala Sekolah, Guru, Komite, Paguyuban, Wali Murid, Pejabat Setempat) pendidikan saya.



dilembaga



Menggelorakan dan menjaga semnangat belajar orang yang dibimbing sangat penting dilakukan guna mencapai hasil yang optimal. Walaupun upaya sederhana yang biasa dilakukan adalah usaha terus menerus dengan memberikan perhatian yang intensif dan selalu mencoba untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi baik didalam kelas maupun diluar kelas selama mengikuti pengembangan.







Bagaimana hasilnya ? Setelah menerapkan berbagai upaya dan langkah –langkah strategis sebagaimana yang diuraikan sebelumnya berhasil mengembangkan skill dan kopetensi diri yang semakin baik dan mengalami peningkatan menuju pada kemajuan. Hal tersebut terbukti dengan keberhasilan dalam mengembangkan peserta didik dalam perlombaan atau event-event yang digelar baik tingkat lembaga, desa atau tingkat kecamatan. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri, tidak hanya saya namun seluruh tenaga kependidikan di lembaga saya. Semoga pengalaman – pengalaman ini dapat menjadi modal awal saya mengikuti seleksi calon guru penggerak dan harapannya dapat diterima sebagai guru penggerak.