Essay2019 Andika Akutansi Budikdamber Hydrofarm [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUDIKDAMBER HYDROFARM (Optimalisasi Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Ekonomi Keluarga di Kota Pontianak)



Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Essay Pekan Raya Ilmiah 2019 “Memanfaatkan bonus demografi dan potensi sumber daya lokal guna meningkatkan ekonomi yang berkelanjutan di KALBAR’’



Disusun Oleh Nama



:ANDIKA



NIM



:B1031191109



Jurusan/Angkatan



:AKUTANSI/2019



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2019



Pendahuluan Ketahanan pangan merupakan salah satu permasalahan penting yang terjadi di sebagian negara termasuk di Indonesia. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang semakin tahun semakin meningkat maka kebutuhan akan pangan semakin meningkat sedangkan lahan untuk budidaya semakin menurun yang disebabkan oleh alih fungsi lahan budidaya menjadi lahan permukiman. Pangan adalah kebutuhan pokok masyarakat yang dapat menentukan kualitas sumberdaya manusia (SDM) di suatu wilayah dan stabilitas sosial politik negara (Suryana, 2004). Tanpa dukungan ketersediaan pangan yang cukup dan bermutu maka sulit untuk menghasilkan SDM yang bermutu pula. Oleh karena itu, sistem ketahanan



pangan disuatu wilayah yang kokoh menjadi syarat utama dalam



pembangunan nasional. Kota Pontianak adalah salah satu kabupaten kota dan merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Kalimantan Barat yaitu 554.764 jiwa dengan luas wilayah 107,82 km² (BPS, 2018).



Dengan



semakin



bertambahkan



jumlah



penduduk



makan



akan



meningkatkan pula permintaan bahan pangan salah satunya sayur dan ikan sedangkan lahan budidaya semakin semakin sempit. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya intesifikasi lahan untuk memenuhi kebutuhan sayur dan ikan bagi masyarakat dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebangai lahan budidaya. Lahan pekarangan merupakan salah satu lahan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan, pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal akan memberikan kontribusi bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan bahkan dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Dewasa ini, lahan pekarangan di Kota Pontianak masih belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Budikdamber



hydrofarm merupakan salah satu solusi pemanfaatan lahan



pekarangan rumah tangga yang ramah lingkungan dan mudah dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ikan dan sayur yang sehat dan segar serta sebagai upaya dalam membantu pendapatan ekonomi keluarga di Kota Pontianak. Budikdamber hydrofarm merupakan kegiatan budidaya ikan dalam ember yang dipadukan dengan budidaya sayur diatasnya dengan memanfaatkan kotoran



ikan sebagai pupuk untuk tanaman sayur. Dalam skala kecil budikdamber hydrofarm merupakan teknik budidaya terpadu yang dapat menghasilkan ikan dan sayuran segar dan sehat bagi keluarga. Secara ekonomi budikdamber hydrofarm sangat berpotensi untuk dilakukan karena dengan kegiatan budidaya ini masyarakan berperan langsung dalam mendukung ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan sempit sebagai lahan budidaya serta dapat menambah pendapatan keluarga. Bedasarkan aspek lingkungan budikdamber hydrofarm merupakan kegiatan budidaya ramah ligkungan karena kegiatan ini mengurangi efek dari alih fungsi lahan menjadi permukiman dan secara kesehatan budikdamber hydrofarm menghasilkan sayur dan ikan yang segar dan sehat karena dalam pengelolaannya budidaya sayur dan ikan dilakukan secara terpadu dengan memanfaatkan kotoran ikan sebagai pupuk organik sehingga mutu sayuran dan ikan terjamin. Adapun tujuan budikdamber hydrofarm yaitu untuk medukung ketahanan pangan di wilayah Kota Pontianak serta dapat menambah pendapatan ekonomi keluarga dengan memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal.



Pembahasan a. Budikdamber hydrofarm Budikdamber Hydrofarm merupakan kegiatan budidaya ikan dalam ember yang di kombinasi dengan budidaya sayur di atas permukaan ember dan merupakan terobosan teknologi budidaya terbaru pada lahan sempit khususnya di wilayah perkotaan. Tujuan teknologi budidaya secara budikdamber hydrofarm yaitu untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan yang kurang bermanfaat menjadi lahan produktif dan bernilai ekonomi bagi masyarakat khususnya di Kota Pontianak. Teknik budikdamber hydrofarm sama halnya dengan teknik budidaya secara akuaponik yaitu teknologi budidaya ikan dan sayur secara terpadu, namun teknik budikdamber hydrofarm lebih menekankan terhadap optimalisasi lahan yang sempit dengan menggunakan ember sehingga dapat dilakukan pada lahan yang sempit serta mudah dan ekonomis untuk dilakukan oleh masyarakat.



Menurut Diver (2006), akuaponik adalah kombinasi akuakultur dan hidroponik untuk memelihara ikan dan tanaman dalam satu sistem yang saling terhubung, Limbah yang dihasilkan oleh ikan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman. Interaksi antara ikan dan tanaman menghasilkan lingkungan yang ideal untuk tumbuh sehingga lebih produktif dari metode tradisional (Rakocy et al., 2006). Kelebihan akuaponik menurut ECOLIFE (2011) yaitu: 1. sistem akuaponik berjalan dengan prinsip zero enviromental impact. Akuaponik dapat menghasilkan ikan berkualitas baik dan tanaman organik sehingga tidak tercemar dengan pupuk buatan, pestisida maupun herbisida. 2. Sistem akuaponik memanfaatkan air dengan lebih bijak. Sistem ini menggunakan 90% lebih sedikit air dari pada menanam tanaman dengan cara konvensional dan menggunakan air 97% lebih sedikit dari sistem akuakultur biasa. 3. Sistem akuaponik serbaguna dan mudah beradaptasi. Sistem ini dapat dibangun dengan segala ukuran dan cocok untuk berbagai tempat. Sebagian besar ikan air tawar, yang tahan terhadap padat tebar tinggi akan tumbuh dengan baik pada sistem akuaponik (Rackocy et al., 2006). Beberapa jenis ikan yang telah dibudidayakan menggunkan sistem akuaponik adalah lele (Catfish), rainbow trout, mas (Common carp), koi, mas koki dan barramundi (Asian sea bass). Tanaman yang digunakan dalam sistem akuaponik berupa tanaman sayur (bayam, kemangi, kangkung) dan tanaman buah (tomat, mentimun, paprika). b. Perancangan desain serta pembuatan sistem budidaya Sistem budikdamber yang dibuat yaitu menggunakan rancangan sistem budidaya yang hemat air dengan ember yang memiliki volume 78 liter dan diisi air setinggi 50 cm atau sebanyak 60 liter air. Pada bagian atas ember digantungkan gelas plastik yang berisi arang kayu sebagai media tanam sayur secara hidroponik. Agar tanaman sayur dapat tumbuh dengan baik maka gelas plastik diberi lubang-lubang kecil sebagai tempat masuknya air ke media tanam. Luas lahan yang dibutuhkan untuk satu buah media sistem budikdamber



hydrofarm ini adalah 0,2 m2, dengan kemampuan menampung 60 ekor ikan lele dengan kepadatan 1ekor per liter. Carrying capacity / daya dukung lingkungan merupakan salah hal yang harus diperhatikan dalam membudidayakan ikan. Semakin besar wadah budidaya maka semakin besar pula kemampuan media tersebut menerima beban pencemaran sehingga ikan yang dipelihara bisa semakin banyak. Namun dengan bantuan teknologi, wadah / media yang kecil sekalipun daya dukung lingkungannya masih dapat ditingkatkan sesuai menurut Suprapto dan Samtafsir (2013) kepadatan pemeliharaan Ikan Lele (Clarias gariepinus) dengan teknologi bioflok mampu meningkatkan padat tebar hingga 1 ekor ikan per liter air. Sistem budikdamber yang juga menjadi media tanam untuk sayuran secara hidroponik di rancang mempunyai kelebihan yaitu ramah lingkungan yakni tidak membutuhkan listrik seperti yang biasa di gunakan pada sistem resirkulasi hidroponik yang ada di masyarakat. Wadah budidaya ikan yang digunakan mudah didapatkan, hemat dalam penggunaan air serta tambahan penanaman sayuran untuk memenuhi kebutuhan sayuran. c. Peranan budikdamber hydrofarm dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi keluarga di kota pontianak Perkembangan pembangunan yang pesat di wilayah perkotaan khususnya Kota Pontianak berdampak pada semakin berkurangnya lahan pertanian yang ada. Seiring maraknya pembangunan perekonomian dan pemukiman di wilayah Kota Pontianak, semakin meningkat pula alih fungsi lahan yang terjadi. Lahan-lahan yang dulunya merupakan lahan pertanian ataupun perikanan, berubah menjadi pemukiman penduduk gedung-gedung dan industri. Semakin menyempitnya potensi lahan di wilayah perkotaan yang bisa dimanfaatkan, maka pemanfaatan pekarangan merupakan salah satu opsi yang bisa dipilih. Yakni yang digunakan untuk mendukung pembangunan pertanian pada umumnya dan pembangunan perikanan pada khususnya. Pemanfaatan pekarangan kemudian sangat erat kaitannya dengan usaha mencapai ketahanan pangan masyarakat yang dimulai dari skala yang paling kecil, yaitu skala rumah tangga. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam pemanfaatan pekarangan adalah teknologi budidaya ikan dalam ember atau dikenal dengan



budikdamber, teknik ini didasari oleh sistem pertanian akuaponik, yaitu menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah. Prosesnya dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan bagi masyarakat yang mengaplikasikanya tentu saja akan sangat menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas. Sehingga dapat diambil manfaat keduanya. Budikdamber hydrofarm mengadaptasi teknik Yumina-Bumina yang merupakan teknik budidaya yang memadukan antara ikan dan sayuran serta buahbuahan. Berdasar beberapa penelitian, pada budidaya Yumina-Bumina dikenal empat sistem, yaitu; rakit, aliran atas, aliran bawah serta pasang surut. Pada sistem aliran atas, distribusi air dilakukan lewat atas ke setiap wadah media tanam sehingga nutrisi yang berasal dari limbah budidaya dapat tersebar merata ke setiap batang tanaman. Berdasarkan teknik Budikdamber Hydrofarm maka akan memperoleh hasil panen ikan dan sayur. Pada umumnya ikan dan sayur yang mudah untuk di budidayakan dengan teknik ini yaitu ikan lele dan sayur kangkung. Lele sudah bisa dipanen kira-kira sekitar 1,5-2 bulan masa pemeliharaan. Panen lele tidak dilakukan secara serentak untuk seluruh ember, karena besar ikan lele tidak seragam untuk pemeliharaan selama dua bulan tersebut. Ikan yang pertama kali dipanen sekitar lima ember dan setiap embernya ada kurang lebih 2030 ekor dengan berat 1-2 kg setiap embernya. Bulan berikutnya sampai dengan pemeliharaan bulan ke 4 bisa dilakukan panen kembali. Pada bulan ketiga pemeliharaan bisa didapatkan panen lele dengan berat 3,8 kg dengan jumlah ikan 30 ekor. Panen kangkung pertama kali dilakukan pada masa pemeliharaan selama 2-3 minggu. Jumlah awal panen kangkung rata-rata 1 ikat dua ember. Panen berikutnya sekitar satu hingga dua minggu dengan jumlah panen sekitar lebih banyak dari panen pertama yaitu satu ikat satu ember. Jumlah panen kangkung



akan semakin berkurang ketika memasuki bulan ketiga dan keempat pemeliharaan. Ketika jumlah panen kangkung sudah mulai berkurang bisa dilakukan penanaman kembali melalui pergantian kangkung dengan bibit yang baru. Adapun keuntungan budidaya ikan dalam ember ini adalah tidak memerlukan aliran listrik untuk suplai oksigen maupun resirkulasi air kolam. Tentunya ini sangat sederhana dan murah. Penggunaan ember sebagai pengganti kolam adalah karena hemat tempat. Ketika tempat menjadi keterbatasan dalam memulai bisnis/usaha sampingan ini maka menggunakan ember dianggap solusi terbaik. Tidak seperti menggunakan kolam, memanen dari ember plastik lebih mudah. Yakni caranya, melapisi ember dengan plastik terlebih dahulu dan tinggal membuang air saja. Setelah air surut maka lele mudah diangkat, yaitu dengan mengangkat plastik pelapis saja maka lele semua akan ikut. Dengan wadah budidaya yang terbatas kita mendapatkan manfaat ganda dari kangkung dan ikan. Yaitu, bisa kita manfaatkan kapan saja dalam kondisi segar, sehat, dan bebas kontaminasi bahan yang berbahaya.



Penutup a. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik budikdamber hydrofarm merupakan teknik budidaya lahan sempit yang dapat dilakukan secara optimal yang ramah lingkungan, mudah dilakukan, ekonomis serta dapat meningkatkan pendapatan keluarga khususnya di Kota Pontianak. Keuntungan budikdamber hydrofarm yaitu produksi sayur dan ikan yang segar dan sehat bebas residu pertisida dan pupuk.



b. Saran Perlu adanya penyuluhan tentang budikdamber hydrofarm kepada masyarakat terutama kepada ibu-ibu rumah tangga sehingga masyarakat dapat mengerti dan mengaplikasikan teknik budidaya secara budikdamber hydrofarm dalam mengoptimalkan lahan pekarangan dalam mendukung ketahanan pangan dan menjadi sumber ekonomi keluarga. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. 2018. Kalimantan Barat dalam Angka. BPS Kalbar. Pontianak. Diver S. 2006. Aquaponic-integration hydroponic with aquaculture. National Centre of Appropriate Technology. Department of Agriculture’s Rural Bussness Cooperative Service. P. 28. ECOLIFE Foundation. 2011. Introduction to village aquaponics. ECOLIFE. 324 State Place. Escondido. 25 p. Rakocy J E., Masser M P., & Losordo T M. 2006. Recirculating aquaculture tank production systems: aquaponics—integrating fish and plant culture. Southern Regional Aquaculture Center, United States Department of Agriculture, Cooperative State Research, Education, and Extension Service. Suprapto N S., dan Samtafsir L S. 2013. Biofloc- 165 Rahasia Sukses Teknologi Budidaya Lele. AGRO-165. Depok.



Suryana A. 2004. Ketahanan Pangan di Indonesia dalam Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. WNPG (hal. 39-51). LIPI. Jakarta.



Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup



CURRICULUM VITAE



1. Nama



:Andika



2. NIM



:B1031191109



3. Tempat, Tgl. Lahir



:Setapuk Besar, 30 April 2001



4. Alamat



:Rusunawa Untan. No. 302



5. Jurusan/Angkatan



:Akuntansi / 2019



6. No. HP



:081256873548



7. E-mail



:[email protected]



8. Pengalaman penulisan karya ilmiah dan penghargaan ilmiah yang pernah di raih No.



Judul



Tahun



Keterangan



1



-



-



Pontianak, 21 Oktober 2019



Andika



Lampiran 2. Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)