Sop Budikdamber [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA



STANDAR OPERASIONAL BUDIDAYA IKAN DALAM EMBER (BUDIKDAMBER) (IKAN LELE dan TANAMAN KANGKUNG)



DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA 2020



STANDAR OPERASIONAL BUDIDAYA IKAN DALAM EMBER / BUDIKDAMBER (IKAN LELE dan TANAMAN KANGKUNG) I. Tujuan Tujuan standar operasional ini adalah sebagai panduan dalam melakukan Aquaponik Budikdamber (budidaya ikan lele dalam ember) dilengkapi dengan penanaman kangkung. II. Diagram Prosedur Persiapan : ember, pot tanaman (cup plastik), media arang, tutup ember untuk dudukan gelas palastik pot tanaman, bibit Ikan, bibit kangkung.



Perlakuan : media air, media tanaman dan kangkung



Penebaran Bibit lele dan penanaman tanaman kangkung



Pemeliharaan ikan dan pemeliharaan tanaman kangkung



Panen ikan dan tanaman kangkung



III. Prosedur Kerja 3.1



Persiapan a.



Persiapan Ember -



Ukuran ember volume 80 liter



-



Tinggi ember 70-80 cm



-



Diameter mulut Ember 50 cm



-



Warna ember bebas



-



Ember dicuci bersihkan dengan sabun / deterjen, isi dengan air hingga penuh biarkan selama dua hari (bau plastic ember akan hilang)



-



Ember dapat digunakan sebagai media budikdamber hingga 3-4 tahun dengan kondisi kehujanan dan kepanasan. Setelah 4 tahun biasanya ember mulai rapuh / lapuk.



b.



Persiapan pot tanaman -



Pot tanaman berupa cup / gelas plastik ukuran 16 OZ, diameter mulut cup 8 cm.



-



Lubangi cup / gelas plastic dengan solder, sisi bawah diberi 9-12 lubang, sisi samping gelas plastic kira-kira 16 lubang (makin banyak makin bagus sebagai lubang saluran sirkulasi nutrisi dari air ke akar kangkung). Lubang samping yang berjumlah sekitar 16 lubang tersebar sampai ketinggian 3 cm dari dasar gelas.



-



Cup / gelas plastic dapat digunakan hingga 1 tahun. Setelah itu cup akan rapuh / lapuk.



c.



Persiapan media arang: -



Arang yang dapat digunakan adalah arang kayu atau arang batok kelapa. Arang sekam juga bisa namun harus dipastikan arang sekam tidak mudah keluar dari lubang-lubang cup plastic



-



Pecahkan arang menjadi seukuran jempol tangan, (jgn terlalu besar dan jangan terlalu kecil). Jika terlalu besar sulit disusun di cup / gelas plastic, dan jika teralu kecil bisa keluar gelas plastic melalui lubang yang disolder.



-



Pastikan arang tidak berbau minyak tanah / bahan yang bisa mematikan ikan.



-



Penggunaan arang mempunyai kelebihan yaitu dapat ikut memperbaiki kualitas air.



-



Arang dapat dipakai secara berulang kali setelah ikan panen, setelah arang dijemur hingga kering. (atau dipakai kembali setelah dibakar ulang, lebih baik)



d.



Tutup ember untuk dudukan gelas plastik pot tanaman -



e.



Tutup ember dimodifikasi sebagai tempat dudukan pot tanaman dengan cara dilubangi menggunakan bor listrik ukuran besar (hole saw). Atau bisa juga dengan cara dilubangi dengan kaleng susu bekas (susu kental manis) yang dipanaskan di atas kompor. - Jumlah lubang yang ideal adalah 10 lubang untuk dudukan cup gelas plastic (diameter 7,5 cm), dan satu lubang yang ukurannya lebih besar (diameter 19 cm) sebagai tempat memberi makan ikan. - Modifikasi tutup ember ini juga menghalangi agar ikan tdk mudah loncat ke luar ember. Bibit Ikan -



Ikan lele yang bisa dipakai adalah semua jenis bibit lele yang ada di pasar (di lampung biasanya lele sangkuriang dan mutiara)



-



Ukuran rekomendasi panjang minimal 5-7 cm, makin besar makin bagus. a. Ukuran 5-7 cm, panen akhir umumnya 2,5 – 3 bulan b. Ukuran 10-12 cm, panen akhir umumnya 2 – 2,5 bulan



-



Kualitas bibit ikan akan mempengaruhi umur panen ikan budikdamber.



-



Bibit yang berkualitas umumnya: a. Kulit mulus, tidak ada bintik putih / cacar di kulit ikan, tidak kasar dan luka. b. Kumis lurus, tidak putus atau keriting c.



Sirip lengkap ada dua, dikiri dan di kanan (usahakan jgn ada yang hilang)



d. Bentuk badan proporsional (tidak besar kepala) e. Sirip mulus, tidak terlihat iritasi atau luka f.



Ukuran lele sesuai umur (tidak kerdil)



g. Dari keturunan induk yang bagus f.



Bibit Kangkung -



Bibit kangkung yang dipakai adalah batang kangkung yang berakar (kangkung cabut) / batang kangkung sisa dari dapur.



-



Cara mempersiapkan batang kangkung yang akan jadi bibit: a. Pilih kangkung yg masih segar, baik batang dan akarnya belum layu atau kering b. Potong batang kangkung dengan pisau menyisakan minimal 2 atau tiga mata



tunas, yaitu ketiak daun tempat bakal tumbuh tunas baru. c.



Buang semua daun yang masih ada di batang yang akan menjadi bibit, agar tdk membawa penyakit dan menulari bakal tunas baru



d. Tanam bibit kangkung (yg berupa batang berakar) sesegera mungkin, atau letakkan kangkung ke dalam wadah dengan posisi akar terendam air. 3.2



Perlakuan a.



media air -



Air yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan adalah : Air sumur, air hujan dan air PDAM.



-



Syarat air adalah cukup jernih, tidak berkarat, pH sekitar 7



-



Air Sumur : sebaiknya air sumur diendapkan selama dua hari di dalam ember, agar jika ada gas racun di air sumur (NH3, H2S, CH3) bisa hilang menguap. Jika air keruh maka akan lebih jernih setelah diendapkan dua hari, buang endapan yg ada di dasar.



-



Air Hujan : sebaiknya air hujan diendapakn selama dua hari dalam ember, agar pH airnya netral



-



Air PDAM : sebaiknya air PDAM diendapkan selama 6-7 hari di dalam ember, agar bahan kimia chlorine nya hilang. Atau untuk mempercepat chlorin hilang bisa dengan menambahkan bahan “antichlorin” yang di jual di toko akuarium (dosis mengikuti petunjuk di kemasan). Dengan penambahan zat anti cholrin air bisa di pakai setelah 2-3 hari.



-



Umumnya ciri air yang sudah aman untuk pelihara ikan adalah bila sudah ada jentik nyamuk.



-



Agar lebih aman, untuk kepastian apakah air kuaitasnya sudah baik maka bisa dimasukkan 2 atau 3 ekor ikan ke dalam ember, jika selama 24 jam ikan tetap lincah, sehat dan normal maka air di ember sudah bisa ditebar ikan.



b.



Media tanaman (arang) dan kangkung -



Ambil cup / gelas plastic yang sudah diberi lubang



-



Letakkan 4 - 8 batang bibit kangung ke dalam cup / gelas plastic



-



Susun pecahan arang ke dalam cup / gelas plastic sehingga posisi batang kangkung berdiri sempurna.



-



Arang yang disusun dalam cup minimal 2-3 cm, dan posisinya akan terendam ke dalam air budikdamber bersama akar kangkung.



-



Umumnya kangkung akan mulai tumbuh tunasnya setelah 2-3 hari.



-



Penanaman kangkung bisa dilakukan duluan atau bisa juga bersamaan dengan waktu penebaran ikan lele.



3.2



Penebaran Bibit lele dan penanaman tanaman kangkung - Penebaran bibit lele dilakukan pagi atau sore hari - Penanaman kangkung di dalam pot / gelas plastic dapat dilakukan bersamaan dengan waktu penebaran ikan atau dilakukan lebih dahulu.



- Penebaran benih ikan dilakukan dengan cara meletakkan terlebih dahulu kantung plastic packing ikan ke dalam ember selama 10-15 menit, membuka packing, campurkan perlahan air ember ke dalam plastic packing hingga ikan mulai terbiasa dengan air ember, kemudian tuang semua ikan ke dalam ember. - Padat tebar ikan di dalam ember dengan volume 80 liter dapat diisi 60-100 ekor ikan lele. - Tes pemberian pakan pada ikan bisa dicoba dilakukan setelah 4 jam penebaran. Jika ikan belum mau makan, maka tidak perlu dilanjutkan. - Pemberian pakan dilakukan dengan cara sedikit demi sedikit. Setelah pakan yang dijatuhkan ke dalam ember habis, baru jatuhkan / berikan pakan sedikit kembali dan seterusnya. Dengan terus mengamati respon ikan ketika diberikan pakan kita bisa melihat ada saatnya pakan yang diberikan sudah tdk dihiraukan ikan (rebutan pakan sudah melemah) maka pada saat itulah pakan dihentikan. Diusahakan tidak ada pakan yang tersisa, jika tersisa bisa diambil menggunakan scoopnet. 3.3



Pemeliharaan ikan dan pemeliharaan tanaman kangkung a.



Pemberian pakan -



Pakan ikan diberikan 2 – 3 kali per hari, disesuaikan dengan waktu luang / kesibukan orang yang memelihara.



-



Pakan yang digunakan adalah pakan pellet terapung.



-



Ukuran pakan yang diberikan harus sesuai dengan ukuran mulut ikan, tdk kebesaran dan tdk kekecilan, dapat diamati ketika pemberian pakan.



-



Contoh ukuran pemberian pakan, (jika menggunakan pakan merk hiprovit): a. Benih ikan lele ukuran 5-7 cm diberikan ukuran PF1000 b. Benih ikan lele ukuran 8-10 cm diberikan ukuran pakan 781-1 c.



Benih ikan lele ukuran 10-12 cm diberikan ukuran pakan 781-2



d. Benih ikan lele ukuran > 12 cm diberikan 781 -



Jarak antar pemberian pakan minimal 4 jam



-



Contoh pemberian pakan 2 kali per hari: pagi pukul 08.00 dan malam pukul 19.00



-



Contoh pemberian pakan 3 kali per hari: pagi pukul 07.00, siang pukul 12.00, dan malam 21.00.



-



Jumlah pemberian pakan dilakukan dengan cara mengikuti nafsu makan ikan. Pakan diberikan sedikit, demi sedikit. Contoh : Pakan diambil dengan cara menjumput / mengambil dengan memakai tiga jari (jempol, telunjuk dan jari tengah). Perhatikan dan tunggu pakan yang di lempar ke air di makan ikan hingga habis. Jika habis maka boleh diberikan lagi. Lakukan pemberian pakan seperti itu hingga respon “rebutan pakan” ikan lele mulai melemah / ikan lele terlihat sudah tidak selera rebutan pakan. Maka pada saat itu pemberian pakan dihentkan.



-



Pemberian pakan yang baik adalah, pakan tidak tersisa di permukaan.



-



Total pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan 2,5-3 bulan (benih awal ikan ukuran 5-7 cm) adalah 4 – 8 kg.



b.



Siphon



-



Siphon adalah kegiatan membuang kotoran ikan / pakan yang ada di dasar ember



-



Siphon dilakukan agar kualitas air dalam ember selalu baik



-



Siphon dilakukan dengan menggunakan selang sepanjang 2 meter ukuran diameter lubang selang yaitu ½ inchi.



-



Ciri air budikdamber yang perlu disiphon adalah: a. Banyak ikan muncul menggantung di permukaan secara terus menerus dan berjam-jam, kepala muncul di permukaan air dan ekornya ke bawah. b. Air baunya sangat busuk, (seperti bau comberan, bau wc)



-



Penyiponan dilakukan sebelum jam pemberian pakan, jika penyiponan dilakukan sehabis pemberian pakan, makan ikan bisa muntah (pakan yang sdh ditelan akan dikeluarkan kembali).



-



Pakan yang tersisa atau dimuntahkan ikan dipermukaan air mesti diambil dan dibuang dengan menggunakan scopnet atau ciduk.



-



Metode / Cara melakukan penyiphonan yaitu: a. Ambil selang siphon, masukkan “ujung 1” selang ke dalam ember hingga “ujung 2” selang juga tenggelam dalam ember. (pastikan selang dua meter terisi air) b. Tutup “ujung 2” selang dengan jempol, sembari menarik “ujung 2” selang keluar ember. c.



Lepaskan jempol dari “ujung 2” selang, maka air akan mengalir sendiri tertarik secara gravitasi.



d. Arahkan “ujung 1” selang menyapu bersih seluruh dasar ember. Lebih baik dilakukan dengan cara satu tangan ikut masuk ke dalam ember, sambil meraba dasar ember untuk memastikan semua lumpur / kotoran / ikan yang mati di dasar dapat dibuang keluar. e. Air yang keluar ember biasanya jumlahnya 5 – 20 liter. Air ini banyak mengandung pupuk dan dapat ditampung untuk menyiram tanaman lain. f.



c.



Isi kembali ember dengan air (yg sdh diendapkan) hingga volume semula.



Penambahan / pergantian air -



Penambahan air ketika air berkurang ketika terjadi penguapan, tinggi air harus tetap terjaga agar akar kangkung terendam 2-3 cm.



-



Penambahan air setelah siphon biasanya 5-20 liter, penggantian air yang terlalu banyak dan terlalu sering akan membuang pupuk (hasil dari penguraian bakter) sehingga membuat tanaman kangkung kurang subur.



-



Penggantian air dengan volume yang banyak atau mengganti total seluruh air dapat dilakukan bila: a. Ikan terserang penyakit b. Air terlalu bau c.



d.



Air tidak bau tapi sudah terlalu kental / pekat



Penyakit dan kanibalisme



-



Penyakit yang umum menyerang ikan budikdamber adalah: a. Perut kembung / buncit, umumnya disebabkan karena air terlalu pekat / kental / jumlah bakteri terlalu banyak, atau lama tidak disiphon. Solusinya: buang kotoran dasar hingga bersih atau buang air dengan volume yang banyak / buang air semuanya. b. Bintik putih di badan, sirip iritasi / tipis, kumis putus / keriting, badan luka / koreng seperti sakit cacar, solusinya: ganti air total seluruh air, berikan garam 1-3 gram per liter. Bisa diberikan perlakuan tambahan (a). berikan irisan kasar setengah buah mengkudu ke dalam air ember. (b). berikan dua buah bawang putih ukuran sebesar jempol yang di geprek. Buang irisan buah mengkudu dan bawang putih sdh membusuk . c.



Ikan lele dapat kanibal (memakan sesama) jika: 1. Pemberian makan tidak konsisten / tidak sesuai jadwal. 2. Jumlah pakan kurang 3. Air terlalu jernih (biasanya ketika habis ganti air total) 4. Ukuran ikan terlalu bervariasi 5. Solusinya adalah pemberian pakan harus konsisten, jumlah pakan harus cukup, jika ganti air pemberian makan lebih diperhatikan, ukuran ikan yang terlalu besar sebaiknya dipisahkan ke ember yang berbeda atau dipanen duluan.



d. Sortir ikan Sortir ikan adalah kegiatan pemisahan ukuran ikan ke dalam ember yang berbeda. Setelah ikan dipelihara selama 10-15 hari, sebaiknya ikan budikdamber dilakukan pensostiran. 1.



Jika ada tiga ember maka ukuran ikan di pisahkan menjadi tiga ukuran, ember satu untuk ikan yang besar, ember kedua untuk ikan yang sedang, ember ketiga untuk ikan yang ukuran kecil.



2.



Jika ada dua ember maka ukuran ikan di pisahkan menjadi dua ukuran, ember satu untuk ikan yang besar dan ember kedua untuk ikan yang kecil.



3.



Jika hanya ada satu ember, sortir tidak bisa dilakukan. Maka harus diperhatikan jika ikan sdh ada yang terlalu besar maka ikan tersebut harus di panen duluan.



e.



Tanaman kangkung -



Tanaman kangkung akan tumbuh dengan baik ketika mendapatkan sinar matahari sebanyak mungkin. Budikdamber dapat diletakkan pada tempat yang terbuka asalkan suhu air tdk lebih dari 34 celcius.



-



Tanaman kangkung dapat di panen berkali kali



-



Tanaman kangkung bisa saja mati karena busuk akar atau batang kangkung sudah terlalu tua.



-



Penggantian kangkung yang mati dengan bibit baru dapat dilakukan ketika sewaktuwaktu kapan saja.



-



Penyakit dan hama yang menyerang tanaman kangkung biasanya: 1. Kutu putih, menetap di bawah daun atau menempel di batang kangkung. Dapat menyebabkan daun keriting, batang jadi layu, dan pertumbuhan terhambat. Solusi: potong daun / batang secara manual dan buang. Jika terlalu parah bisa diganti dengan bibit kangkung baru. 2. Daun bolong, biasanya karena belalang, ulat, kepik atau serangga lain. Solusinya: ambil dan buang hama secara manual.



3.4



Panen ikan dan tanaman kangkung a.



Panen ikan secara parsial / sebagian -



Panen ikan dapat dilakukan secara parsial / sebagian, bila ukuran ikan sudah cukup besar (tergantung selera). Umumnya panen sebagian sdh mulai bisa dilakukan ketika ikan sudah berumur di atas 1,5 bulan.



b.



Panen total



Panen ikan secara total -



Panen total adalah panen ikan secara keseluruhan



-



Panen total sebaiknya dilakukan setelah ikan berumur 3 bulan (dari ukuran 5-7 cm)



-



Jika ikan setelah 3 bulan ukurannya masih tetap kecil (ukuran jari kelingking) itu itu bisa terjadi karena bibit kurang bagus atau karena pakan kualitas dan kuantitasnya kurang tepat. Sebaiknya ganti bibit baru karena sudah tidak efisien jika terus dipelihara.



-



Ikan yang sudah besar bisa saja tidak di panen total, tetap di dalam ember untuk dijadikan tempat penyimpanan ikan dan sayuran “Kulkas Hidup” kepluarga.



-



Pemberian pakan untuk “kulkas hidup” disesuaikan hanya untuk menjaga bobot ikan agar tdk turun, agar biaya pakan tidak boros.



b.



Panen kangkung -



Panen biasanya dilakukan 14 hari sekali atau sesuai keinginan



-



Cara panen: a. Potong dengan pisau atau gunting b. Potong batang kangkung dengan menyisakan mata satu atau dua mata tunas c.



Daun yang tersisa sebaiknya digunduli / dibuang semua agar tidak menulari daun baru yang baru muncul



Metode Penanaman kangkung dari Biji a. Siapkan cup / gelas plastic b. Masukkan arang pecahan kecil sebesar ibu jari ke dalam cup plastic hingga ketebalan 23 cm



c. Letakkan kertas tisu (bukan tisu basah) ke dalam cup gelas plastik berada di atas arang. d. Taburkan 10-15 butir biji kangkung ke atas kertas tisu. e. Letakkan cup gelas plastic ke dalam dudukan tutup ember. f.



Pastikan kertas tisu selalu lembab, (jangan sampai biji kangkung terapung-apung terendam air)



g. Setelah 2-3 hari biasanya biji sudah berkecambah h. Pastikan akar kecambah kangkung cukup terkena air dengan cara menaikkan tinggi air i.



Kangkung dengan biji bisa di panen setelah 3-4 minggu (lebih lama dari pada dari bibit berupa batang)



j.



Panen kangkung dari bibit biji dapat dilakukan dengan metode cabut maupun potong.



IV. INFORMASI PENGEMBANGAN BUDIKDAMBER Budikdamber / sistem budidaya ikan dalam wadah kecil akan terus berkembang di masa depan, hal ini disebabkan karena sumber daya lahan dan air akan semakin berkurang kualitas dan kuantitasnya. Sementara ini pengembangan budidaya ikan dalam ember yang sudah dilakukan adalah: 1. Sistem pemeliharaan ikan : a. Dari ukuran kecil hingga besar (ikan lele) b. Pendederan (Patin, sepat, betok / betik, gurame, gabus) c.



Pemeliharaan ikan langsung ke ukuran besar (sebagai kulkas hidup / tempat penyimpanan ikan dan sayuran dalam keadaan hidup)



d. Pemeliharaan ikan yang butuh oksigen tinggi (seperti nila, ikan mas dll ) dapat dilakukan dengan penambahan alat filter atau aerator. e. Pemijahan ikan yang sudah dapat dilakukan di dalam ember adalah: -



Ikan Nila (mahasiswa politeknik negeri lampung)



-



Ikan Betok (Kalimantan)



-



Ikan Gabus (Jawa)



2. Sistem penanaman Tanaman a. Media tanam; -



Arang : untuk penanaman kangkung. (penanaman dapat dilakukan dari bibit berupa batang ataupun bibit berupa biji kangkung)



-



Media AKT (arang, kain dan Tanah) : bisa untuk penanaman semua tanaman



b. Variasi Tanaman yang sudah pernah diuji coba dan tumbuh dengan baik : -



Tanaman sawi, pakcoy, seledri, bayam, kangkung, genjer, bayam brazil, kenikir, tomat, cabe, timun, melon, strawberry, kedelai, kacang hijau hingga ke padi.



-



Sistem budikdamber untuk jenis ikan lain dengan variasi tanaman lain dapat dibuat dengan SOP tersendiri.



-



Demikian semoga SOP ini dapat bermanfaat untuk umat. Amin…



Bandar Lampung, 6 Oktober 2020



Juli Nursandi, S.Pi., M.Si.