Evaluasi Pendidikan Gizi-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MEDIA KONSELING GIZI MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling Giz



Oleh



oleh Dini Badriani Safatari P17331113412



JURUSAN GIZI PROGRAM D-VI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2017



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. karena atas rahmatnya dan ridhaNya makalah dengan judul "Media Konseling Gizi” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw., keluarganya, dan sahabatnya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mempelajari Konseling Gizi



Cimahi,April 2017



DAFTAR ISI 1



KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3 2.1 Definisi Evaluasi ........................................................................................... 3 2.2 Prinsip-prinsip evaluasi gizi ........................................................................... 3 2.3 Tujuan dari evaluasi Pengetahuan Gizi.......................................................... 4 2.4 Fungsi dari evaluasi ...................................................................................... 4 2.5 Jenis-jenis fungsi evaluasi.............................................................................. 5 2.6 Subjek evaluasi............................................................................................... 5 2.7 Alat-alat yang digunakan pada saat evaluasi.................................................. 5 2.8 Point dalam evaluasi....................................................................................... 6 2.9 Waktu evaluasi................................................................................................ 7 2.10 Model evaluasi.............................................................................................. 7 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12 3.1 Kesimpulan................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 29



2



BAB I



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Evaluasi merupakan sebuah proses penilaian yang penting, namun sering tidak mendapat perhatian, karena dianggap mencari kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan tertentu. Penyuluhan gizi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan gizi. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan gizi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan kearah perilaku hidup sehat. Penyuluhan atau konsultasi gizi ya ng direncanakan seharusnya diakhiri dengan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat kembali apakah penyuluhan tersebut telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang diharapkan. Dari kegiatan evaluasi tersebut akan diketahui hal-hal yang telah dicapai, apakah suatu program dapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Oleh karena itu, kami membuat makalah mengenai evaluasi dalam penyuluhan agar dapat menjadi pedoman bagi para pembaca untuk mengetahui tata cara dalam mengevaluasi suatu program penyuluhan kesehatan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi evaluasi gizi? 2. Apa saja prinsip-prinsip dari evaluasi gizi? 3. Apa tujuan dari evaluasi? 4. Apa fungsi dari evaluasi? 5. Apa saja jenis-jenis fungsi evaluasi? 6. Siapa subjek evaluasi? 7. Apa saja alat-alat yang digunakan pada saat evaluasi? 8. Point apa yang ada dalam evaluasi? 9. Kapan evaluasi dilakukan? 10. Apa sajakah model evaluasi ? 1



1.3 Tujuan 1. Mengetahui definisi evaluasi 2. Mengetahui prinsip-prinsip evaluasi 3. Mengetahui tujuan evaluasi 4. Mengetahui fungsi evaluasi 5. Mengetahui jenis-jenis fungsi evaluasi 6. Mengetahui subjek evaluasi 7. Mengetahui alat-alat yang digunakan pada saat evaluasi 8. Mengetahui point yang ada dalam evaluasi 9. Mengetahui waktu evaluasi dilakukan 10. Mengetahui model evaluasi



2



BAB II



PEMBAHASAN



2.1 Definisi Evaluasi Pendidikan Gizi Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya. Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur yang terkait dalam meningkatkan status gizi masyarakat jangka panjang. Dengan adanya sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik. Evaluasi pendidikan gizi merupakan proses menilai yang terkait dengan perubahan lebih baik dalam meningkatkan status gizi masyarakat jangka panjang dengan membuat suatu keputusan.



2.2 Prinsip-prinsip Evaluasi a. Prinsip belajar dari pengalaman yaitu mengambil pengalaman yang baik akan dilanjutkan, dan yang belum baik akan ditingkatkan. Tidak akan mengulang kegagalan dua kali. b. Prinsip penilaian formatif yaitu penilaian yang bertujuan untuk mencari feedback atau masukan bagi perbaikan atau penyempurnaan program, kegiatan atau organisasi. Berbeda



3



dengan evaluasi sumatif yang bertujuan untuk mengetahui tahap kemampuan peserta yang akan digunakan untuk penempatan tingkat, kelas atau jenjang. c. Evaluasi dilakukan secara kesinambungan untuk memperoleh informasi yang diperlukan, untuk menjamin dan meningkatkan mutu kegiatan serta hasilnya. d. Manfaat hasil evaluasi akan optimal manakala dikomunikasikan secara tepat kepada pihak-pihak yang berkepentingan



2.3 Tujuan evaluasi a. Membantu perencanaan di masa yang akan datang b. Mengetahui apakah saran yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya c. Menentukan kelemahan dan kekuatan daripada rencana yang selanjutnya diadakan perbaikan-perbaikan d. Membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang telah dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti. e. Mendapatkan dukungan berupa dukungan moral maupun material. f. Motivator, jika program berhasil, maka akan memberikan kepuasan dan rasa bangga kepada klien. g. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan penyuluhan; dalam hal ini tujuan khusus maupun tujuan umum. Tujuan khusus atau tujuan yang dapat terukur, dibuktikan, setelah proses penyuluhan selesai. Dengan hal ini dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pembelajaran yang dikuasai oleh peserta penyuluhan. Dengan kata lain dapat diketahui hasil belajar yang dicapai peserta penyuluhan. h. Secara komprehensif sebagai pengukur keberhasilan dilihat dari berbagai aspek; misalnya dari aspek peserta, aspek materi, aspek metoda, aspek sarana dan prasarana sekaligus dari aspek penyuluh sendiri. 2.4 Fungsi Evaluasi Menurut Prof. DR. Abudin Nata (Dasar-dasar Pendidikan: 2001) fungsi evaluasi antara lain: a. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran secara komprehensif yaitu dari aspek pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap peserta pembelajaran b. Sebagai umpan balik atau feedback bagi kegiatan selanjutnya. Umpan balik ini dapat ditujukan kepada pembuat kebijakan maupun pelaksana kebijakan. c. Sebagai tolok ukur bagi pendidik sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan



4



d. Bagi peserta didik dijadikan alat untuk mengetahui seberapa banyak materi yang diterima dapat dikuasai e. Bagi masyarakat dapat dijadikan informasi, dan ikut menilai sejauh mana kegiatan pembelajaran itu berhasil. f. Sebagai alat seleksi untuk mengamati peserta didik atau pembelajar mana yang punya kemampuan dan perhatian kurang, lebih atau sekedar mengikuti proses pembelajaran. g. Sebagai alat diagnostik; Jika alat evaluasinya bagus dapat untuk mengetahui kelemahan peserta pembelajaran, dan perlu langkah konsultatif berikutnya.



2.5 Jenis-jenis fungsi evaluasi a. Fungsi Formatif yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada pendidik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran peserta didik. b. Fungsi Sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan peserta didik. c. Fungsi Diagnostik yaitu untuk memahami latar belakang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memcahkan kesulitan-kesulitan masalah. d. Fungsi penempatan yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.



2.6 Subjek Evaluasi Yang dimaksud dengan subyek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Subjek evaluasi ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku sehingga konselor, pesuluh, dan klien merupakan subjek evaluasi.



2.7 Alat-Alat Evaluasi Untuk melakukan evaluasi penyuluhan dan konsultasi dapat melakukannya dengan cara:



a. Skala bertingkat



5



Skala beringkat ini menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil. b. Kuisioner Kuisioner juga sering dikenal dengan angket merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi sehingga kita dapat mengetahui keadaan responden. c. Daftar cocok (Chek list) Daftar cocok (Chek list) adalah deretan pernyataan yang diisi oleh responden dengan membubuhkan tanda chek list (√) ke dalam tempat yang sudah disediakan. d. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapat jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. e. Pengamatan Pengamatan adalah tindakan dengan mengamati objek yang akan diamati secara sistematis.



2.8 Point Evaluasi Berdasarkan apa yang akan dinilai, penilaian dibagi dalam 2 kategori, yaitu: 1. Penilaian terhadap pencapaian tujuan Penilaian ini ditujukn untuk klien berdasarkan berhasil atau tidaknya klien merubah perilakunya terhadap diet dan kesehatan. 2. Penilaian terhadap proses pelaksanaan Penilaian terhadap proses pelaksanaan yaitu cara pelaksanannya secara lebih rinci poin penilaian bisa dibagi sebagai berikut:



6



a. Penilaian terhadap masukan (input), penilaian ketepatan materi yang disampaikan oleh ahli gizi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi klien. b. Penilaian terhadap proses, penlaian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana aksi reaksi yang tercipta, hal ini perlu dilakukan sebab proses menentukan apakah materi yang disampaikan bisa dimengerti atau tidak. c. Penilaian terhadap keluaran (output),penilaian ini didasarkan pada reaksi klien setelah mendapat penyuluhan atau konseling gizi. d. Penilaian terhadap outcome, evaluasi ini dilihat berdasarkan perubahan sikap klien setelah disuluh oleh ali gizi terhadap diet dan kesehatan



2.9 Waktu Evaluasi Berdasarkan waktunya evaluasi/penilaian, maka penialain dapat dilakukan sebagai berikut. a. Penilaian rutin (concurrent evaluation atau progress report). Dalam setiap program penilaian rutin ini hendaknya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program tersebut. b. Penilaian berkala (periodical evaluation), yaitu penilaian yang dilakuakan pada setiap akhir dari suatu bagian tertentu dari program, seperti tiap enam bulan, satu tahun, dua tahun, dan sebagainya. c. Penilaian khusus (ad-hoc evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan setiap saat yang diperlukan. d. Penilaian akhir (terminal evaluation), yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir suatu program atau beberapa waktu sesudah akhir suatu program. Jadi ini merupakan penilaian terhadap pencapaian tujuan akhir. 2.10 Model Evaluasi Dalam mengevaluasi suatu program ada banyak model yang di kemukakan oleh para ahli. Meskipun antara satu dan yang lainnya berbeda, namun maksud dan tujuannya sama. Model evaluasi menurut Tayib Nafis adalah model desain evaluasi oleh para pakar dan ahli. Sebagai berikut :



1. Goal Oriented Evaluation / Model Tyler



7



Dalam model ini, yang menjadi objek pengamatan adalah tujuan dari program yang sudah di tetapkan jauh sebelum program di mulai. Evaluasi ini di lakukan secara berkesinambungan untuk mengetahui sejauh mana tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaannya. Model ini menggunakan tujuan program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dari program. Evaluator mencoba mengukur sampai di mana tujuan dari program telah di capai. 2. Goal Free Evaluation Model ( Michael Schriven ) Menurut Schriven, dalam pelaksanaan evaluasi program, Evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, akan tetapi bagaimana bekerjanya suatu program, dengan cara mengidentifikasi penampilan – penampilan yang terjadi, baik hal – hal positif maupun yang negatif. Alasannya karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap –tiap tujuan khusus. Jika tujuan – tujuan khusus tercapai artinya terpenuhi dalam penampilan. Dalam model ini, evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan program, berfokus pada hasil yang sebenarnya bukan hasil yang di rencanakan, hubungan evaluator dan peserta di buat seminimal mungkin, dan tujuan yang telah di rumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan untuk menyempitkan fokus evaluasi. 3. CIPP Model ( Context, Input, Process, Product ) Konsep evaluasi model CIPP pertama kali di tawarkan oleh stufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil dari usahanya dalam mengevaluasi ESEA ( The Elementary and Secondary education Act ). Sufflebeam menawarkan konsep tersebut dengan pandangan bahwa tujuan penting dari sebuah evaluasi adalah bukan untuk membuktikan sesuatu, akan tetapi adalah untuk memperbaikinya. Evaluasi model CIPP dapat di terapkan dalam bidang pendidikan, manajemen, perusahaan dan sebagainya, serta dalam berbagai jenjang, baik proyek, program maupun institusi. 4. Model Empat Level Donald L. Kirkpatrick



8



Model Empat Level Donald L. Kirkpatrick merupakan model evaluasi pelatihan yang di kembangkan pertama kali oleh Kirkpatrick ( 1959 ) dengan menggunakan empat level dalam mengkategorikan hasil – hasil pelatihan. Empat level tersebut dapat di rinci sebagai berikut : 1. Evaluasi Reaksi ( Evaluating Reaction ) Reaksi dilakukan untuk mengukur tingkat reaksi yang di desain agar mengetahui opini para peserta pelatihan mengenai program pelatihan 2. Evaluasi Pembelajaran ( Evaluating Learning ) Ada tiga hal yang dapat Instruktur ajarkan dalam program training, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. 3.



Evaluasi Tingkah Laku ( Evaluating Behavior ) Penilaian tingkah laku di fokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerja.



4. Evaluasi Hasil / Dampak Program Pelatihan ( Evaluating Result ) Evaluasi hasil di fokuskan pada hasil akhir ( final Result ) yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program. 5.



Model UCLA Evaluasi model ini dikembangkan oleh Alkin pada tahun 1969. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi. Lima macam evaluasi yang dikemukakan Alvin : 1. System assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem. 2. Program Planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program. 3. Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah di perkenalkan kepada kelompok tertentu. 9



4. Program Improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi dan bagaimana program berjalan. 5. Program certification, yang memberikan informasi tentang informasi atau guna program 6. Model Formatif vs Sumatif Model ini di kembangkan oleh Scriven pada tahun1967. Menurut Scriven evaluasi terhadap program dapat di bedakan menjadi dua : 1. Evaluasi Formatif; menyediakan dan menggunakan informasi untuk di jadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas produk atau program instruksional. 2. Evaluasi Sumatif; evaluasi yang dilaksanakan saat program telah selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para pengambilan keputusan. 7. Model Kesesuaian Menurut model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat ( congruence ) antara tujuan dengan hasil belajar yang telah di capai.



8.



Model Pengukuran Pengukuran di gunakan untuk menentukan kuantitas suatu sifat ( attribute ) tertentu yang dimiliki oleh objek, orang maupun peristiwa dalam bentuk unit ukuran tertentu.



9.



Model Yang berorientasi pada tujuan Model evaluasi ini menggunakantujuan pembelajaran umum ( TPU ) dan tujuan pembelajaran khusus ( TPK ) sebagai criteria untuk menentukan keberhasilan. Tujuan model ini membantu guru merumuskan tujuan dan menjelaskan hubungan antar tujuan dengan kegiatan.



10



BAB III



PENUTUP



3.1 Kesimpulan



1. Evaluasi pendidikan gizi merupakan proses menilai yang terkait dengan perubahan lebih baik dalam meningkatkan status gizi masyarakat jangka panjang dengan membuat suatu keputusan. 2. Prinsip evaluasi yaitu pengalaman, formatif, berkesinambungan, komunikasi secara tepat. 3. Tujuan evaluasi diantaranya membantu perencanaan di masa yang akan datang, mengetahui apakah saran yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, menentukan kelemahan dan kekuatan daripada rencana yang selanjutnya diadakan perbaikan-perbaikan, membantu menentukan strategi, artinya mengevaluasi apakah cara yang telah dilaksanakan selama ini masih bisa dilanjutkan, atau perlu diganti, Mendapatkan dukungan berupa dukungan moral maupun material. 4. Fungsi Evaluasi antara lain mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran secara komprehensif yaitu dari aspek pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap peserta pembelajaran, sebagai umpan balik atau feedback bagi kegiatan selanjutnya dan sebagai tolok ukur bagi pendidik sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan. 5. Jenis-jenis fungsi evaluasi yaitu formatif, sumatif, diagnostik, penempatan. 6. Subjek evaluasi ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Subjek evaluasi ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku sehingga konselor, pesuluh, dan klien merupakan subjek evaluasi. 7. Alat-Alat Evaluasi dengan cara skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok (Chek list), wawancara, dan pengamatan. 8. Point Evaluasii meliputi penilaian terhadap pencapaian tujuan dan penilaian terhadap proses pelaksanaan (input, proses, output, outcome). 9. Waktu Evaluasi meliputi penilaian rutin (concurrent evaluation atau progress report), Penilaian berkala (periodical evaluation, penilaian khusus (ad-hoc evaluation, dan penilaian akhir (terminal evaluation). 11



10. Desain Model oleh para pakar dan ahli antara lain: goal oriented evaluation / model tyler, goal free evaluation model ( michael schriven ), cipp model ( context, input, process, product ), model empat level donald l. kirkpatrick



model UCLA, model formatif vs sumatif, model



kesesuaian, model pengukuran, dan model yang berorientasi pada tujuan. 11.



12



DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsini. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Cornelia, dkk. 2011. Penuntun Konseling Gizi. Jakarta: PT Abadi. Djuanda, Adhi, dkk. 2006. Petunjuk Konsultasi. Jakarta: MIMS http://www.scribd.com/doc/25130910/12-EVALUASI-KONSELING-GIZI. (Diakses pada 05 Maret 2017) https://sites.google.com/site/kahirulfatihin/evaluai-dalam-penyuluhan-kesehatan (Diakses pada 05 Maret 2017) Penebar Plus (Penebar Swadaya Grup). Ramayulis, Rita, dkk. 2002. Menu dan Resep untuk Penderita Diabetes Mellitus. Depok: Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1981. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.



13