22 0 75 KB
PENYULUHAN STBM (SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT) TANGGAL
18 Juni 2020
PESERTA HADIR
Masyarakat
LATAR
Berdasarkan Permenkes RI No.3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
BELAKANG
Masyarakat, bahwa dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar perlu menyelenggarakan STBM. Program STBM merupakan upaya dalam pencapaian Milenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 poin 7C, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses. Data dari BPS dan KemenPU tahun 2012 menyebutkan bahwa capaian akses sanitasi layak masyarakat Indonesia pada tahun 2012 sebesar 57,35% dengan target MDGs 2015 sebesar 62,41%, yang artinya ada 5,06% akses sanitasi masyarakat kita ynag masih menjadi perhatian pemerintah sampai dengan tahun 2015. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar (Stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, dan penanganan limbah cair rumah tangga) akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat
PERMASALAHAN
PERENCANAAN
-
Banyak masyarakat yang tidak melaksanakan pilar cuci tangan pakai sabun
-
Banyaknya kasus diare meskipun sudah banyak tersedia fasilitas jamban sehat
-
Masih banyaknya sampah rumah tangga yang tidak diurus sesuai prosedur
-memberikan
penyuluhan
mengenai
5
pilar
STBM
DAN PEMILIHAN -penyuluhan mengenai cara cuci tangan yang benar dan mempraktekannya INTERVENSI
bersama-sama -Penyuluhan mengenai penyakit yang da[at ditimbulkan dari lingkungan yang tidak sesuai dengan standar sanitasi
PELAKSANAAN
-
Melakukan penyuluhan tentang STBM di balai Desa Gamong, diikuti oleh masyarakat dan kader kesehatan
-
Penyuluhan mengenai cara cuci tangan dan mempraktekannya
-
Penyuluhan mengenai penyakit yang dapat ditimbulkan dari lingkungan yang tidak sesuai dengan standar sanitasi
MONITORING
-
Sesi Tanya jawab setelah materi selesai diberikan
-
Anggota dikeluarga saling mengingatkan agar menjaga selalu cuci tangan
DAN EVALUASI
pakai sabun, membuang sampah pada tempatnya dan dipisahkan sampah organic dan non organic, penggunaan jamban saat buang air besar -
Masyarakat memahami dan dapat mempraktekkan cara cuci tangan yang benar
PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN DAN AIR MENGALIR TANGGAL
8 Juli 2020
PESERTA HADIR
Masyarakat
LATAR
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan
BELAKANG
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tengginya guna tercapainya Negara yang kuat. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu dari empat kunci kegiatan PHBS untuk meningkatkan pencapaian derajat kesehatan adalah meningkatkan perilaku cuci tangan yang benar (cuci tangan 7 langkah dengan air yang mengalir dan sabun) setelah buang air besar, setelah menceboki bayi dan balita, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan. Tangan merupakan media utama penularan kuman-kuman penyebab penyakit yang diakibatkan kurangnya kebiasaan cuci tangan. Sehingga kebiasaan cuci tangan dapat mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
PERMASALAHAN
Berbagai kejadian penyakit yang ditimbulkan akibat pola perilaku hidup kurang sehat yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit menular. Permasalahan yang ada berupa kurangnya pengetahun tentang PHBS dengan mencuci tangan yang benar kurangnya pemahaman terkait cara mencuci
PERENCANAAN
tangan yang benar Menyampaikan edukasi mengenai CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), kemudian
DAN PEMILIHAN dilakukan demonstrasi cuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air mengalir INTERVENSI PELAKSANAAN
-
Target 25 orang termasuk kader di dalamnya.
-
Penyuluhan dilakukan di balai Desa Gamong berlangsung dari jam 08.3010.00
-
Warga diedukasi mengenai pentingnya cuci tangan, penyakit apa saja yang dapat menular akibat kelalaian dalam cuci tangan, kapan saja harus melakukan cuci tangan
-
Edukasi mengenai langkah-langkah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu dilakukan demonstrasi 7 langkah cuci tangan selama 60 detik
MONITORING
-
Diadakan sesi tanya jawab dan kuis untuk mengevaluasi pemahaman peserta
-
Kegiatan berlangsung kurang lebih 1,5 jam.
-
Tanya jawab dan demonstrasi ulang 7 langkah cuci tangan pakai sabun selama
DAN EVALUASI
60 detik -
Menjadikan cuci tangan sebagai kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
-
Melakukan kebiasaan cuic tangan di beberapa momen penting sesuai penyuluhan
PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA SIDOREKSO TANGGAL
27 okt 2020
PESERTA HADIR
Masyarakat
LATAR
Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat
BELAKANG
dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan terhadap suatu penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan atas kesadaran seseorang sehingga anggota keluarga atau keluarga tersebut dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2011). Perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia saat ini masih rendah, hal ini terkait dengan berbagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit berbasis lingkungan yang secara epidemiologis masih tinggi di Indonesia. Data Departemen Kesehatan menyebutkan sebanyak 30 ribu desa di 440 kabupaten di Indonesia memiliki sanitasi lingkungan yang buruk. Masih banyak kabupaten yang masyarakatnya belum berperilaku hidup sehat, sehingga angka kesakitan masyarakat sangat tinggi terutama diare, deman berdarah, tipoid dan kolera (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi, 2009). Program-program yang terdapat dalam program PHBS tidak membuat perbedaan indikator penilaian untuk wilayah atau kawasan tertentu, seperti wilayah pantai, wilayah desa atau wilayah kota. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan program PHBS di seluruh kawasan Indonesia juga menggunakan 10 indikator PHBS yang harus dipraktikkan di rumah tangga karena dianggap mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator PHBS tersebut terdiri dari pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, tidak merokok dalam rumah, melakukan aktifitas fisik setiap hari serta makan buah dan sayur (Promkes Depkes, 2009).
PERMASALAHAN
-
Perilaku hidup bersih dan sehat masih rendah, ditandai dengan berbagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit berbasis lingkungan di
PERENCANAAN
wilayah cakupan puskesmas Sidorekso -Dilakukan penyuluhan mengenai cara menerapkan PHBS terutama di tingkat
DAN PEMILIHAN keluarga dan masyarakat INTERVENSI
-melakukan praktek cuci tangan sesuai WHO PELAKSANAAN
Kegiatan diadakan di balai desa Sidorekso. Diikuti oleh kader masyarakat, dokter internship, dokter umum, dan 2 perawat. Kegiatan dilakukan dengan memberikan penyuluhan mengenai cara menerapkan PHBS terutama di tingkat keluarga dan masyarakat serta melakukan praktek cuci tangan sesuai WHO
MONITORING
Kegiatan berlangsung pukul 08.00-10.00 - Kegiatan berjalan lancar
DAN EVALUASI
-
Peserta berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung dan mengajukan berbagai pertanyaan
-
Sebaiknya dilakukan evaluasi pretest dan posttest terkait materi sehingga lebih terukur secara objektif
EDUKASI DIARE DI BALAI PENGOBATAN PUSKESMAS SIDOREKSO TANGGAL
22 September 2020
PESERTA HADIR
Masyarakat
LATAR
Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di
BELAKANG
Indonesia, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 KLB diare terjadi di 11 propinsi dengan penderita sebanyak 4.204 orang. Jumlah kematian sebanyak 73 orang dengan angka case fatality rate sebesar 1,74%. Nilai CFR yang cukup signifikan pada tahun 2007-2008, dari 1,79% menjadi 2,94%. Pada tahun 2009 dan 2010 kejadian diare menurun menjadi 1,74%. Penurunan ini dapat disebabkan oleh adanya perbaikan penatalaksanaan kasus pada diare (Profil Kesehatan Indonesia 2010) Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit diare disebabkan oleh penyebaran kuman melalui kontaminasi makanan/minuman yang tercemar tinja dan dari faktor resiko lainnya yang merupakan faktor penjamu dan oleh faktor lingkungan dan perilaku yang kurang baik terhadap pencegahan diare. Oleh karena itu diperlukan kerjasama lintas program/sector terkait serta paritsipasi aktif masyarakat sehingga penyebab diare dapat ditekan. Faktor penjamu yang menyebabkan kerentana terhadap diare salah satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencegahan terjadinya penyakti diare. Kurangnya kesadaran ini salah satunya berasal dari pengetahuan tentang diare yang masih rendah (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2008) Untuk meningkatkan pengetahuan tentang diare maka perlu diberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan yaitu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan menjaga kesehatannya dan tidak hanya melibatkan diri untuk memperbaiki pengetahuna, sikap dan praktik kesehatan saja, tetapi juga memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan menjaga kesehatan mereka
PERMASALAHAN - tingginya angka kejadian diare di wilayah cakupan Puskesmas Sidorekso -masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegah terjadinya diare
PERENCANAAN
Dilakukan kegiatan penyuluhan tentang diare, dari segi penyebab, tanda dan
DAN PEMILIHAN gejala, penanganan awal, tanda bahaya serta pencegahannya. Dilakukan edukasi
INTERVENSI
PHBS yang terkait dalam mencegah terjadinya diare
PELAKSANAAN
Kegitan dilaksanakan di balai pengobatan puskesmas sidorekso. Kegiatan dihadiri oleh pasien yang sedang berobat, dan diberikan edukasi oleh dokter internship serta pemegang program kesehatan lingkungan. Kegiatan dilakukakn dengan penyuluhan tentang diare, dari segi penyebab, tanda dan gejala, penanganan awal, tanda bahaya serta pencegahannya. Kemudian pemberian materi edukasi PHBS yang terkait dalam mencegah terjadinya diare
MONITORING
-kegiatan berjalan lancar
DAN EVALUASI
-peserta tampak antusias dalam mendengarkan materi yang diberikan -sebaiknya penyuluhan dapat menggunakan media audiovisual sehingga lebih dapat dipahami -evaluasi bulanan dapat dilakukan ketika lokmin, serta dipatau angka kejadian diare setelah diadakannya penyuluhan
TANGGAL PESERTA HADIR LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI PELAKSANAAN
MONITORING DAN EVALUASI
Masyarakat