23 0 765 KB
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh C.A. Seydler (1815), seorang peneliti kedokteran di Haalle, Jerman, dalam disertasinya berjudul Analecta Pharmacognostica. Farmakognosi berasal dari bahasa Yunani, pharmacon yang artinya itu ”obat” (ditulis dalam tanda petik karena obat disini maksudnya adalah obat alam, bukan obat sintetis) dan gnosis yang artinya pengetahuan. Jadi farmakognosi adalah pengetahuan tentang obat-obatan alamiah (Gunawan, 2004). Farmakognosi merupakan bagian biokimia dan kimia sintesis sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang didefinisikan sebagai fluduger yaitu penggunaan serentak sebagai cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat. Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apapun dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringka. Simplisia dibagi atas dua golongan yaitu : a. Simplisia nabati Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. b. Simplisia Hewani
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 1
DIPLOMA-III
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,misalnya minyak ikan dan madu c. Simplisia Pelican atau Mineral Simplisia Pelikan atau Mineral adalah simplisia berupa bahan pelican atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana. Menurut Fluckiger, farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Keberadaan farmakognosi dimulai sejak manusia pertama kali mulai mengelola penyakit, seperti menjaga kesehatan, menyembuhkan penyakit, meringankan penderitaan, menanggulangi gejala penyakit dan rasa sakit, serta semua yang berhubungan dengan minuman dan makanan kesehatan. Pada awalnya farmakognosi lahir dari jampi-jampi Suku Vodoo yang tanpa disadari telah ikut menyelamatkan resep-resep rahasia tidak tertulis dari dukun dan leluhur (Gunawan, 2004). Pada
awalnya
masyarakat
awam
tidak
mengenal
istilah
“farmakognosi”. Oleh karenanya, mereka tidak bisa mengaitkan farmakognosi dengan bidang-bidang yang berhubungan dengan kesehatan. Kebanyakan Masyarakat telah mengetahui khasiat dari opium (candu, kina, kelembak, penisilin, digitalis, insulin, tiroid, vaksin polio, dsb) Namun mereka tidak sadar bahwa yang diketahui itu adalah bidang dari farmakognosi. Mereka pun tidak mengetahui kalau bahan-bahan yang
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 2
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
berbahaya seperti minyak jarak, biji saga (sogok telik), dan tempe bongkrek (aflatoksin) merupakan bagian dari pembicaraan farmakognosi. Pada hakekatnya, para pengobat herbalis itulah yang nyata-nyata merupakan praktisi farmakognosi yang pertama (Gunawan, 2004).
B. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui cara mengidentifikasi simplisia daun yang meliputi identifikasi secara mikroskopik, morfologi (bentuk) dan secara organoleptik ( warna, bau,dan rasa ) yang baik serta identifikasi senyawa metabolit.
C. Manfaat Praktikum. Dapat mengetahui cara mengidentifikasi simplisia daun yang meliputi identifikasi
secara
mikroskopik,
morfologi
(bentuk)
dan
secara
organoleptik ( warna, bau,dan rasa ) yang baik serta identifikasi senyawa metabolit. D. Prinsip Percobaan Mengidentifikasi simplisia daun yang meliputi mikroskopik , morfologi ( bentuk ) dengan bantuan alat indera meliputi warna,bau, rasa dan bentuk dari simplisia serta identifikasi senyawa metabolit.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 3
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman 1. Daun Kenikir / Cosmos folium (Tandi Herbie, 2015) a. Klasifikasi Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Anak divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa
: Asteroles
Suku
: Asteroceae
Marga
: Cosmos
Jenis
: Cosmos caudatus kunth
b. Morfologi Daun majemuk bersilang berhadapan, menyirip dengan ujungnya yang runcing , daun memiliki panjang 15-25 cm berwarna hijau. c.
Organoleptik Bau
: Bau Khas
Rasa
: Agak pahit
Warna : Hijau d. Kandungan Kimia
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 4
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
Kenikir mengandung saponin, flavonoid, polivenol, dan minyak atsiri. e. Khasiat Dalam Bidang Farmasi Penambah nafsu makan , penguat jantung, dan sebagai pengusir nyamuk.
2. Daun jambu Biji / Psidium folium (Tandi Herbie, 2015) a. Klasifikasi Kerajaan
: Plantae
Anak Divisi
: Angiospermae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa
: Myrtales
Suku
: Myrtaceae
Marga
: Psidium
Jenis
: Psidium guajava L.
b. Morfologi Daun berupa daun tunggal berbentuk bulat telur dengan pertulangan menyirip . ujung daun tumpul dan pangkalnya membulat . tepi daun rata . daun tumbuh saling berhadapan . panjang daun 6-14 cm dan lebarnya 3-6 cm . daum berwarna hijau kekuningan atau hijau . c. Organoleptik Bau
: khas
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 5
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Rasa
: Pekat
Warna
: hijau kecoklatan
DIPLOMA-III
d. Kandungan kimia Jambu biji mengandung zat samak, minyak atsiri, Triterpinoid, leukosianidin, kuersetin, asam arjunalot, resin dan minyak lemak. e. Khasiat dalam bidang farmasi Mengobati disentri dan mencret.
3. Daun kersen / Muntingia folium (Tandi Herbie, 2015) a. Klasifikasi Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Mangnoliophyta
Anak divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
bangsa
: Malvales
Suku
: Elaeocarpaceae
Marga
: Muntingia
Jenis
: Muntingia calabura L.
b. Morfologi Daun tanaman ini memiliki system pertulangan yang menyirip serta daun tidak simetris dan tepinya bergerigi sedangkan bunganya berisi 1-3 kuntum terletak diketiak agak disebelah atas tumbuhnya daun.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 6
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
c. Organoleptik Bau
: Aromatik
Rasa
: pahit
Warna
: Hijau
d. Kandungan Kimia Kersen mengandung vitamin c, karoten, tianin, riboflavin, niacin, besi, fosfor, kalium, karbohidrat, serat, protein, lemak dan air. e. Khasiat Dalam Bidang Farmasi Sebaagai antiinflamasi, antiseptik, mengobati asam urat dan antitumor.
4. Daun Komba-Komba / (Tandi Herbie, 2015) a. Klasifikasi Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Anak divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Bangsa
: Asterales
Suku
: Asteraceae
Marga
: Charomolaena
Jenis
: Charomolaena adorata L.
b. Morfologi
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 7
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
Daun tunggal berbentuk bulat telur, memanjang , ujung runcing dengan pangkal meruncing , tepi bergerigi , dan permukaan daun berbulu. c. Organoleptik. Bau
: Aromatik
Rasa
: pahit
Warna
: Hijau
d. Kandungan Kimia Tannin, fenol, flavonoid, saponin, steroid, dan minyak esensial. e. Khasiat Dalam Bidang Farmasi Dapat mengobati sakit tenggorokan, penyembuh luka, batuk, sakit kepala, antidiare, astrigen, diuretik.
5. Daun pandan wangi / Pandanus folium (Tandi Herbie, 2015) a. Klasifikasi Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Tracheophyta
Anak diviso
: Spermatoohyta
Kelas
: Magnoliopsida
Bangsa
: Pandanales
Suku
: Pandanceae
Marga
: Pandanus
Jenis
: Pandanus amaryllifolius
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 8
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
b. Morfologi Daun tunggal, duduk , dengan pangkal memeluk batang , tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helaian daun berbentuk pita , tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40-80 cm , lebar 3-5 cm , berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. c. Organoleptik Bau
: Aromatik
Rasa
: Tidak berasa
Warna
: Hijau
d. Kandungan Kimia Daun pandan mengandung alkaloid, saponin, flavonoida, tannin, polivenol, dan zat warna. e. Khasiat Dalam Bidang Farmasi Dapat mengobati lemah saraf, rematik , gelisah.
6. Daun siri / Piper betle . L (Tandi Herbie, 2015) a. Klasifikasi Kerajaan
: Plantae
Anak divisi
: Angiospermae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyhledoneae
Bangsa
: Piperales
Suku
: Piperaceae
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 9
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Marga
: Piper
Jenis
: Piper betle (L.) Swartz
DIPLOMA-III
b. Morfologi Daun sirih merupakan tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter . bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkaiannya agak panjang . permukaan daun berwarna hijau dan licin . c. Organoleptik Bau
: khas
Rasa
: pedas
Warna
: hijau
d. Kandungan kimia Mengandung senyawa minyak atsiri, karoren, asam nikotianat, riboflavin, tiamin, vitamin c , gula ,tannin, pati, dan asam amino. e. Khasiat dalam bidang farmasi Mengobati keputihan , sakit jantung, sifilis, alergi, diare, pendarahan gusi, mimisan, sakit gigi berlubang, bronchitis, batuk, bisul, bau badan, luka bakar, mata gatal merah.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 10
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
B. Teknik Pengambilan Sampel dan Pengolahan Simplisia 1.
Pengumpulan/panen Dikumpulkan pada saat fotosintesa berlangsung sangat aktif ditandai dengan melihat apakah tanaman tersebut sedang berbunga atau berbuah, tetapi buah belum masak. Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah terbesar. Senyawa aktif terbentuk secara maksimal di dalam bagian tanaman atau tanaman pada umur tertentu. a.
Teknik pengumpulan Pengumpulan/panen daun dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat maka harus memperhatikan keterampilan memetik, misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian tanaman lainnya dan diambil pada saat fotosintesis berlangsung secara sempurna.
b.
Waktu pengumpulan atau panen Pada umumnya waktu pengumpulan daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
2.
Pengolahan Simplisia a.
Sortasi basah dan pencucian
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 11
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
Setelah pemanenan daun dilakukan sortasi basah pada saat daun masih segar yang bertujuan untuk memisahkan daun dari benda – benda asing seperti tanah dan kerikil, rumput-rumputan, bagian tanaman yang tidak digunakan ataupun bagian tanaman yang rusak. Kemudian daun
dicuci menggunakan air mengalir .
Pencucian dimaksudkan untuk membersihkan tanaman dari mikroba yang melekat. b.
Perajangan Setelah dicuci, daun diangin-anginkan di atas koran kurang lebih satu malam. Kemudian dirajang atau dipotong kecil-kecil menggunakan gunting yang bertujuan untuk memperkecil luas permukaan sehingga proses pengeringan berlangsung cepat.
c.
Pengeringan Setelah dirajang, proses selanjutnya yaitu pengeringan. Pengeringan daun kurang lebih 5-6 hari pada suhu kamar 15-300C. Tujuan pengeringan antara lain: 1)
Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama.
2)
Mengurangi kadar air, sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti terjadinya pembusukan oleh jamur atau bakteri karna terhentinya proses enzimatik dalam
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 12
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah kurang dari 10%. 3)
Mudah dalam penyimpangan dan dihaluskan bila dibuat serbuk.
d.
Sortasi kering Sortasi kering dilakukan sebelum perwadahan yang bertujuan memisahkan sisa-sisa benda asing atau bagian tanaman yang tidak dikehendaki misalnya bahan-bahan yang terlalu gosong dan bahanbahan yang rusak.
e.
Pewadahan dan penyimpanan simplisia Daun yang sudah kering dimasukkan kedalam wadah pot plastik kemudian diberi etiket (haksel).
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 13
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
BAB III METODE KERJA A. Alat Dan Bahan 1.
Alat a. Blender b. Deck gelas c. Gunting d. Kater e. Mikroskop f. Objek glass g. Pipet tetes h. Rak tabung i. Tabung reaksi j. Talenan
2.
Bahan a.
Aquadest
b.
Daun jambu biji
c.
Daun Kenikir
d.
Daun kersen
e.
Daun komba-komba
f.
Daun pandan wangi
g.
Daun sirih
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 14
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
h.
Etanol 50 %
i.
FeCl3 1 %
j.
HCl 2 N
k.
HCl p
l.
H2SO4 p
DIPLOMA-III
m. Kertas n.
KOH 20 %
o.
Iodium 0,1 N
p.
Methanol
q.
Pereaksi Mayer
r.
Tissue
B. Prosedur Kerja a. Pengamatan morfologi 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Diambil sampel tanaman segar yang akan diidentifikasi morfologinya. 3. Diamati struktur luar dari sampel dalam hal ini bentuk, ukuran dan warna dari simplisia. 4. Dicatat hasil pengamatan. b. Pengamatan mikroskopik 1.
Disiapkan bahan
2.
Diletakan serbuk simplisia diatas objek glass
3.
Dibasahi dengan sedikit aquadest dan tutup dengan Deck glass
4.
Difiksasi diatas api Bunsen.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 15
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
5.
DIPLOMA-III
Diamati jaringan-jaringan pada sampel yang Nampak pada mikroskop dengan perbesaran 10.
6.
Difoto hasil pengamatan
c. Pengamatan organoleptik. 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Diambil sampel yang telah di rajang serta sampel tersebut telah diserbukan dilakukan pengamatan organoleptik yaitu bau, warna dan rasa. 3. Setelah dicatat hasil pengamatan. d. Prosedur pengamatan senyawa metabolit 1.
Identifikasi senyawa karbohidrat Sampel dalam plat tetes
+ iod 0,1 N
a. Biru – hitam (+) Karbohidrat amilosa b. Biru violet – ungu (+) Karbohidrat amilopektin 2.
Identifikasi senyawa alkaloid Sampel dalam tabung reaksi + 1ml HCl 2 N + 9ml Aquadest diamkan selama 2 menit dinginkan dan saring Filtrat
dibagi dalam
3 tabung a. Tabung I b. Tabung II
Filtrat
Blanko
Filtrat + p. mayer
c. Tabung III Filtrat + p.mayer
endapan putih (+) alkaloid endapan Putih + FeCL3 1 %
Larut (+) alkaloid 3.
Identifikasi senyawa Glikosida
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 16
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
a. Glikosida jantung Sampel + 1ml Etanol 50% + 1ml Larutan methanol + 2 tetes KOH 20%
Violet biru (+) glikosida Jantung
b. Glikosida saponin Sampel dalam tabung reaksi + aquadest lalu kocok selama 2 menit terbentuk 4.
busa (+) glikosida Saponin
Identifikasi senyawa tannin a. Simplisia + FeCl3 1% b. Simplisia + HCl p
5.
Hijau (+) katekol merah (+) katekol
Identifikasi minyak atsiri Sampel + 1ml H2SO4 p
hijau biru (+) minyak atsiri
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 17
DIPLOMA-III
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Tabel I Pengamatan Secara Mikroskopik No.
Gambar
Keterangan 1
1
Daun kenikir 1.
Epidermis
2.
Hablur Oksalat
Daun jambu biji 2
1.
Hablur oksalat
3
Daun kersen 1. Pati
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 18
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
4
DIPLOMA-III
Daun Komba-komba 1. Rambut- rambut halus
5
Daun pandan wangi 1. Aleuron
6
Daun sirih 1. Epidermis 2. Aleuron
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 19
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
B. Tabel 2. Identifikasi senyawa metabolit
identifikasi
Pereaksi
Hasil
Gambar dan keterangan
Karbohidrat
Daun kenikir + iod 0,1 N
Hijau
(-) Karbohidrat Alkaloid
Daun kenikir + 1ml HCl 2N + 9ml Aquadest. 1. Tabung I Filtrate – blanko
Tidak
2. Tabung II
terjadi
Filtrat + p.mayer
endapan
3. Tabung III
(-) alkaloid
putih
Filtrat + p.Mayer + FeCl3 1% Glikosida
1. Glikosida Jantung
Hijau
Daun kenikir + 1ml etanol
50%
+
1ml
methanol + 2 tetes
(-) Glikosida jantung
KOH 20%
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 20
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
2. Gllikosida Saponin Daun
DIPLOMA-III
Terbentuk
kenikir
+ busa
Aquadest Kocok (+)Glikosida Saponin Tanin
1. Daun kenikir + FeCl3 Hijau 1%
(+) katekol
Hijau 2. Daun kenikir + HCl p
(-) Katekol Minyak
Daun
kenikir
Atsiri
H2SO4 p
+
1ml
(+) minyak Atsiri
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 21
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Identifikasi
Pereaksi
Hasil
DIPLOMA-III
Gambar dan keterangan
Karbohidrat
Daun jambu biji + iod 0,1 N
(-) Karbohidrat Alkaloid
Daun jambu biji + 1ml HCl
2N
+
9ml
Aquadest.
Tidak
1.Tabung I
terjadi
Filtrate – blanko 2.Tabung II
endapan putih
(-) alkaloid
Filtrat + p.mayer 3.Tabung III Filtrat + p.Mayer + FeCl3 1% Glikosida
1. Glikosida Jantung
Hijau
Daun jambu biji+ 1ml etanol 50% + 1ml (-) Glikosida jantung methanol + 2 tetes KOH 20%
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 22
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
2. Gllikosida
DIPLOMA-III
Saponin Terbentuk
daun jambu biji
+ busa
Aquadest Kocok (+)Glikosida saponin Tanin
1. Daun jambu biji + Hijau FeCl3 1%
(+) katekol
2. Daun jambu biji
+ Hijau
HCl p (-) Katekol Minyak Atsiri
Daun jambu biji + 1ml Coklat H2SO4 p
(-) minyak atsiri
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 23
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Identifikasi
Pereaksi
Hasil
DIPLOMA-III
Gambar dan keterangan
Karbohidrat
Daun kersen+ iod 0,1 N
Hijau
(-) Karbohidrat Alkaloid
Daun kersen HCl
2N
+ 1ml +
9ml
Aquadest. 1. Tabung I Filtrate – blanko 2. Tabung II Filtrat + p.mayer
Tidak terjadi
(-) alkaloid
endapan
3. Tabung III Filtrat + p.Mayer + FeCl3 1% Glikosida
1. Glikosida Jantung
Hijau
Daun kersen + 1ml etanol 50% + 1ml
(-)Glikosida Jantung
methanol + 2 tetes KOH 20%
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 24
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
2. Gllikosida daun
Saponin Tidak
kersen
+ terbentuk
Aquadest Kocok Tanin
DIPLOMA-III
busa
(-)Glikosida saponin
1. Daun kersen + FeCl3 Hijau 1% (+)katekol
Merah 2. Daun kersen + HCl p (+) katekol Minyak Atsiri
Daun kersen
+ 1ml Hijau
H2SO4 p
(+) minyak Atsiri
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 25
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Identifikasi
Pereaksi
Hasil
DIPLOMA-III
Gambar dan keterangan
Karbohidrat
Daun komba- komba + Hijau iod 0,1 N
(-) Karbohidrat Alkaloid
Daun komba-komba + 1ml HCl 2N + 9ml Aquadest.
Tidak
1. Tabung I
terjadi
Filtrate – blanko 2. Tabung II
endapan putih (-) alkaloid
Filtrat + p.mayer 3. Tabung III Filtrat + p.Mayer + FeCl3 1% Glikosida
1. Glikosida Jantung Daun
Hijau
komba-komba
+ 1ml etanol 50% +
(-)Glikosida jantung
1ml methanol + 2 tetes KOH 20%
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 26
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
2. Gllikosida Daun
DIPLOMA-III
Saponin Tidak
komba-komba terbentuk
+ Aquadest Kocok
busa (-)Glikosida saponin
Tanin
1. Daun
komba-komba Hijau
+ FeCl3 1%
(+) Katekol
2. Daun
komba-komba Hijau
+ HCl p (-) Katekol Minyak
Daun komba-komba
Atsiri
1ml H2SO4 p
+ Hijau
(+) minyak atsiri
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 27
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Identifikasi
Pereaksi
Hasil
DIPLOMA-III
Gambar dan keterangan
Karbohidrat Daun pandan + iod 0,1 Hijau N
(-) Karbohidrat Alkaloid
Daun pandan + 1ml HCl 2N + 9ml Aquadest. 1. Tabung I
Tidak
Filtrate – blanko
terjadi
2. Tabung II
endapan
(-) alkaloid
Filtrat + p.mayer 3. Tabung III Filtrat + p.Mayer + FeCl3 1% Glikosida
1. Glikosida Jantung
Hijau
Daun pandan + 1ml etanol
50%
+
1ml (-) Glikosida jantung
methanol + 2 tetes KOH 20%
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 28
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
2. Gllikosida Daun
DIPLOMA-III
Saponin
pandan
+
Aquadest Kocok (-)Glikosida saponin Tanin
1. Daun pandan + FeCl3 Hijau 1%
(+)Katekol
2. Daun pandan + HCl p
Merah
(+)Katekol Minyak Atsiri
Daun
pandan
+
1ml
H2SO4 p
(+) minyak atsiri
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 29
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Identifikasi
Pereaksi
Hasil
DIPLOMA-III
Gambar dan keterangan
Karbohidrat
Daun sirih + iod 0,1 N
Hijau
(-) karbohidrat Alkaloid
Daun sirih + 1ml HCl 2N + 9ml Aquadest. 1. Tabung I Filtrate – blanko 2. Tabung II
#
endapan (-) Alkaloid
Filtrat + p.mayer
Putih
3. Tabung III Filtrat + p.Mayer + FeCl3 1% Glikosida
1. Glikosida Jantung
Hijau
Daun sirih + 1ml etanol 50% + 1ml
(-)Glikosida Jantung
methanol + 2 tetes KOH 20%
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 30
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
2. Gllikosida daun
DIPLOMA-III
Saponin Tidak
sirih
+ terbentuk
Aquadest Kocok
busa (-) Glikosida Saponin
Tanin
1. Daun sirih
+ FeCl3 Hijau
1%
(+) Katekol
2. Daun sirih + HCl p
Hijau
(-) katekol Minyak Atsiri
Daun sirih + 1ml H2SO4 Hijau p
(+) minyak atsiri
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 31
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
BAB IV PEMBAHASAN Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelican atau mineral. Identifikasi farmakognostik simplisia daun meliputi uji mikroskopik, organoleptik, morfologi serta identifikasi senya metabolit. Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Cara ini dilakukan untuk melihat jaringan-jaringan yang terdapat dalam sampel. Untuk mengetahui mutu dari simplisia yang akan kita gunakan, dapat dilakukan pemeriksaan yaitu secara organoleptik, mikroskopik, serta secara kimia. Pada percobaan kali ini dilakukan untuk mengidentifikasi simplisia daun yaitu daun kenikir, daun jambu biji, daun kersen, daun komba-komba, daun pandan wangi, dan daun siri. Pada keenam sampel tersebut dilakukan pengolahan simplisia secara sistematik, dimana simplisia yang sudah kering di jadikan serbuk dan diuji organoleptinya yang meliputi bau, rasa dan warna pada setiap masingmasing sampel. Sedangkan untuk pengujian morfologinya dibutuhkan simplisia segar dimana simplisia segar itu di perhatikan bentuknya dari setiap sisi. Untuk uji mikroskopok sampel dilakukan menggunakan mikroskop, pada daun kenikir berupa serbuk simplisia terlihat jaringan epidermis dan hablur oksalat . Sampel kedua yaitu daun jambu biji, untuk sampel serbuk terlihat
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 32
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
jaringan hablur oksalat, sampel ketiga yaitu daun kersen terlihat jaringan pati, sampel keempat daun komba-komba terlihat jaringan rambut-rambut halus, sampel kelima yaitu daun pandan wangi terlihat jaringan aleuron, dan sampel keenam yaitu daun sirih terlihat jaringan epidermis dan aleuron Pada pengujian identifikasi senyawa metabolit dilakukan dengan berbagai macam pereaksi dan reagen yaitu pereaksi mayer, asam klorida, asam sulfat, etanol, menthol, besi klorida, serta aquadest . dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh untuk sampel daun kenikir hasilnya positif untuk identifikasi senyawa tannin,glikosida saponin dan minyak atsiri, untuk sampel daun jambu biji diperoleh hasil yang positif pada identifikasi senyawa tannin, dan glikosida saponin, untuk sampel daun kersen diperoleh hasil yang positif pada identifikasi senyawa tannin, dan minyak atsiri, untuk sampel daun komba-komba diperoleh hasil yang positif pada identifikasi senyawa tannin , dan minyak atsiri, untuk sampel daun pandan wangi diperoleh hasil yang positif pada identifikasi tannin, dan minyak atsiri, untuk sampel daun sirih diperoleh hasil yang positif pada identifikasi senyawa tannin, dan minyak atsiri.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 33
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan secara mikroskopik sampel diperoleh hasil pada sampel daun kenikir memiliki jaringan epidermis dan hablur oksalat, pada sampel daun jambu biji memiliki jaringan hablur oksalat, pada sampel daun kersen memiliki pati, pada sampel daun komba-komba memiliki rambutrambut halus, pada sampel daun pandan wangi memiliki aleuron, dan pada sampel daun sirih memiliki jaringan epidermis dan aleuron. Untuk identifikasi senyawa metabolit diperoleh
sampel daun kenikir
hasilnya positif untuk identifikasi senyawa tannin,glikosida saponin dan minyak atsiri, untuk sampel daun jambu biji diperoleh hasil yang positif pada identifikasi senyawa tannin, dan glikosida saponin, untuk sampel daun kersen diperoleh hasil yang positif pada identifikasi senyawa tannin, dan minyak atsiri, untuk sampel daun komba-komba diperoleh hasil yang positif pada identifikasi senyawa tannin , dan minyak atsiri, untuk sampel daun pandan wangi diperoleh hasil yang positif pada identifikasi tannin, dan minyak atsiri, untuk sampel daun sirih diperoleh hasil yang positif pada identifikasi senyawa tannin, dan minyak atsiri.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 34
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
DIPLOMA-III
B. Saran Praktikan diharapkan memperhatikan proses atau tahap-tahap persiapan sampel tanaman serta memperhatikan persyaratan yang tertera agar tidak merusak kualitas simplisia.
Daftar Pustaka
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Gunawan. D., Mulyani. S, 2002. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. PT Penebar Swadaya Hariana, Anief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta : PT Penebar Swadaya Herbie, Tandi. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat. Yogyakarta : OCTOPUS Publishing House
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
Page 35