Final Pa Anis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Begawan Sejarah, Sartono Kartodirdjo menulis, bahwa pengetahuan sejarah dan kesadaran sejarah adalah asset yang berharga dalam edukasi politik untuk kewarganegaraan. Bisa anda jelaskan kalimat yang dilontarkan oleh Sartono itu? Sejarah juga bukan seonggok berhala fakta yang harus dihapal, melainkan melaluinya kita belajar masa lalu tetapi untuk hidup di masa yang akan datang, jelaskan? Jawab Seorang Begawan Sejarah, Sartono Kartodirdjo pernah menulis bahwa ‘pengetahuan sejarah dan kesadaran sejarah adalah asset yang berharga dalam edukasi politik untuk kewarganegaraan, maksudnya adalah pengetahuan sejarah menjadi sangat penting dalam kehidupan berbangsa dang bernegara. Karena tidak ada satu masyarakat pun di dunia ini yang tidak mengenal sejarah, walaupun tidak semuanya mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat terdahulu. Hal ini disebabkan kurangnya peniggalanpeninggalan tertulis yang ditinggalkan oleh masyarakat terdahulu yang sampai kepada generasi berikutnya. Sejarah telah menjadi suatu pengetahuan penting dalam kehidupan suatu bangsa atau Negara. Dengan mempelajari sejarah, kita akan mendapat gambaran tentang kehidupan masyarakat di masa lampau atau mengetahui peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau. Peristiwa maupun kejadian yang terjadi di masa lampau dapat dijadikan sebagai suatu pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di masa yang akan datang. Sejarah mengandung pendidikan politik karena peristiwa-pristiwa tertentu meyangkut tindakan politik atau kegiatan bersifat politik. Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkanjuga dri generasi sebelumnya. Dengan belajar sejarah seseorang akan senantiasa berdialog antara masa kini dan masa lampau sehingga bisa memperoleh nilai-nilai penting yang berguna bagi kehidupannya. Nilai-nilai itu dapat berupa ide-ide maupun konsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah masa kini dan selanjutnya untuk merealisasikan harapan masa yang akan datang. 2. Ok. Kata perubahan selalu melekat dalam sejarah. Bila dikaitkan dengan peubahan sosial, maka waktu akan muncul dalam dua fungsi, yaitu “waktu kuantitatif” yang secara tersirat dinyatakan oleh alat konvensional seperti jam, kalender yang memungkinkan kita mengenali perbandingan kecepatan, interval, rentangan dan lamanya berbagai peristiwa sosial (fenomena sejarah)terjadi. Kedua adalah waktu kualitatif” yang sangat ditentukan oleh proses sosial. Hmmm, pertanyaan berikan contoh fungsi waktu kuantitatif dan kualitati dalam proses sosial (fanomena history)?



Jawab Pemikiran tentang “proses sosial” yang melukiskan rentetan perubahan yang saling berkaitan. Definisi klasik dikemukakan oleh Pitirim Sorokin (1889-1968). Menurutnya proses sosial adalah setiap perubahan subjek tertentu dalam perjanalan waktu, entah itu perubahan tempatnya dalam ruang, atau modifikasi aspek kuantitatif atau kualitatifnya. Jadi, konsep proses sosial menunjukkan : (1) berbagai perubahan; (2) mengacu pada sistem sosial yang sama (terjadi di dalamnya atau mengubahnya sebagai satu kesatuan; (3) saling berhubungan sebab akibat dan tak hanya merupakan faktor yang mengiringi atau yang mendahului faktor yang lain; (4) perubahan itu saling mengikuti satu sama lain dalam rentetan waktu (berurutan menurut rentetan waktu). Konsep perkembangan sosial ini juga memuat tiga ciri Tambahan: (1) menuju ke arah tertentu dalam arti keadaan sistem tak terulang sendiri setiap tingkatan; (2) keadaan sistem pada waktu berikutnya mencerminkan tingkat lebih tinggi dari semula; (3) perkembangan ini dipicu oleh kecenderungan yang berasal dari dalam sistem. Membahasa sekumpulan teori yang menempatkan perkembangan sebagai pusat perhatian yang dapa disebut “developmentalisme”. Pemikiran teoritis ini mencakup semua jenis evolusionisme (mulai dari Comte hingga Parsons) dan materialisme historis (dari keterangan-keterangan yang dihimun sejak Marx hingga Althusser). Proses ini ditandai dua ciri : (1) mengikuti pola edarah: keadaan sistem pada waktu tertentu kemungkinan besar muncul kembali pada waktu mendatang dan merupakan replica dari apa yang telah terjadi di masa lalu; dan (2) perulangan ini disebabkan kecenderungan permanen di dalam sistem karena sifatnya berkembang dengan cara bergerak secara dinamis yang bisa dikatakan bolak balik atau ke sana kemari. Pada dasarnya yang dimaksud dengan “kemajuan” adalah : (1) proses menjurus; (2) terus menerus membawa sistem sosial semakin mendekati keadaan yang lebih baik atau lebih menguntungkan (atau dengan kata lain menuju penerapan nilai Pilihan tertentu berdasarkan etika seperti kebahagiaan, kebebasan, kesejahteraan, keadilan, atau kepada prestasi masyarakat ideal dakam bentuk masyarakat utopia. Kata perubahan selalu melekat dalam sejarah. Bila dikaitkan dengan perubahan sosial, maka waktu akan muncul dalam dua fungsi, yaitu : (1) Waktu kuantitatif yang secara tersirat dinyatakan oleh alat konvensional seperti jam, kalender yang memungkinkan kita mengenali perbandingan kecepatan, interval, rentangan dan lamanya berbagai peristiwa sosial (fenomena sejarah) terjadi. Contoh fungsi waktu kuantitatif (2) Waktu kualitatif, yang sangat ditentukan oleh proses sosial. Contoh fungsi waktu kualitatif dalam proses sosial (fenomena history) 3. Saya teringat, sebuah catatan, bahwa masa lalu resmi dapat dicermati dalam kegiatankegiatan yang disebut dengan industry sejarah. Sejarawan professional, arkeolog, dan para



curator museum terlihat dalam menemukan kembali, menginterprestasi, dan menampilkan masa lalu bangsa dan dapat diduga menerima atau menolak sejarah resmi dalam rangkaian pekerja mereka. Jelaskan dan berikan contoh oleh anda-anda? Jawab Andrson mencatat peran museum dalam membangun masa lalu untuk kemajuan bangsa. Hobsbawn menggambarkan sejarawan sebagai penyedia bahan mentah untuk konstruksi nasionalistik. Industri sejarah yang menampilkan keadaan masa lalu bangsa dapat juga diterima atau ditolah sejarah resmi. Ini disebabkan dari latar belakang industri sejarah itu sendiri. Sedang hal yang kontroversial dalam masa lalu yang di pertanyakan sejarahnya, ada yang menerima dan menolak. Contoh : Gerakan 30 September (G 30 S/PKI). Industri sejarah memiliki perhatian terhadap penemuan kembali sebuah masa lalu akademis. Masa lalu ini menjadi lambang kuat, yang dapat digunakan dan di propagandakan oleh negara modern. Aksi membuat tentang masa lalu dapat digunakan baik oleh rezim kolonial atau negara yang telah merdeka, mensyaratkan kegiatan kesarjanaan jika masa lalu yang dibuat hanya masa lalu populer atau resmi. Studi tentang masa lalu rakyat Indonesia muncul dalam hubungan dengan kekunoan Eropa. Contoh : Dalam karya The Histroy of adalah karyasederhana. Terlihat jelas faktor motivasi umum mmpelajari masa lalu untuk memudahkan kontrol politik modern. Tahun 1778 Masy, Bangsawan batavia untuk seni dan keilmuan didirikan. Institusi ini mengumpulkan banyak Artefak dari keseluruhan kepulauan (sekarang Museum nasional) Tahun 1822.Industri sejarah Indonesia sebagai keseluruhan tidak dapat ditolak sebagai semata-mata cerminan pandanganpandangan yang disetujui secara resmi. Penelitian sejarah dan arkeologi yang dilakukan masa orde baru mengimbangi standar-standar kesarjanaan internasional. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan sasaran ilmu dan tidak dapat digambarkan sebagai sumber propaganda rezim.Contoh : Mereka harus memberi garis tepi pada kegiatan mereka yang hubungannya dengan pengendalian finansial dan prioritas-prioritas nasional yang lebih besar. Contoh : ditemukannya Candi Borobudur. 4. “Sejarah mengajarkan kita tentang perbedaan, ia mengajarkan toleransi dan kebebasan”, begitulah pendapat dari Franqois Caron. Persoalannya, mari kita tengok pelajaran sejarah yang diajarkan oleh kita, atau informasi sejarah yang diperoleh kita. Yang harus kita pertanyakan kembali, benarkah Indonesia dijajah selama 350 tahun? Bagaimana pandangan anda, seakan-akan Gerakan 30 September arsitek dan sebagai pelaku tunggalnya PKI, padahal ada beberapa penelitian tentang G.30 S, misalnya keterlibatan militer, Soekarno, Soeharto, PKI sendiri, C I A unsur asing, dan terakhir kudeta merangkak? Sumpah Pemuda yang mengandalkan retorika pembangunan yaitu “Persatuan dan Kesatuan”, sedangkan Sartono Kartodirdjo suhunya banyak sejarawan di Indonesia menganggap Manifesto Politik 1925 adalah tonggak sejarah yang penting.



Jawab Fakta sejarah bahwa Indonesia dijajah oleh belanda selama 350 tahun itu tidak benar, bahwa kalau Belanda melakukan transaksi perdangan dengan penduduk Indonesia selama 350 tahun itu memang benar, namun Indonesia dijajah oleh belanda itu sejak agresi belanda I pada tanggal 27 Mei 1947 s/d 21 Juli 1947 dan agresi Belanda II pada tanggal 18 desember 1948 Peristiwa G 30 S PKI bukanlah peristiwa yang mudah untuk diungkap kebenaranya, hal ini sangat banyak keterkaitan dengan penguasa di masa tu. Ahli sejarah Indonesia sampai dengan saat ini belum bisa mengungkap secara gamblang tentang siapa yang sebenarnya terlibat langsung atau tidak langsung peristiwa itu, proses menuju kemenangan sebuah citacita memang banyak cara, namun kalau cara yang digunakan itu merugikan banyak pihak maka kemenangan itu adalah kemenangan setan yang tidak bermartabat. Pemerintah Indonesia sejak jaman orde Baru tahun 1968 dikala di pegang oleh Soeharto yang memimpin selama kurang lebih 32 tahun juga tidak mampu mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada gerakan 30 September 1965. Kenapa ? karena pemerintahan saat itu adalah salah satu pelaku dalam gerakan itu. Ironis memang. Berganti kepemimpinan sejak digaungkan reformasi sampai dengan saat ini pun tidak jelas kebenaran tentang peristiwa itu. (abu-abu) Adapun keterlibatan pihak asing terhadap peristiwa itu sebagaimana dkutip beberapa sumber sebagai beriut: Sumber lain mengungkapkan CIA sebagai dalang di belakang peristiwa G30S1965. Versi ini antara lain diungkapkan melalui sebuah tulisan Peter Dale Scott — Guru Besar Universitas California, Berkeley — yang termuat dalam Pacific Affairs (1984). Setelah publikasi versi Dale, pada Juli 1990, kontroversi soal keterlibatan CIA kembali diungkap oleh Kathy Kadane, wartawati kantor berita States News Service Amerika Serikat. Kadane menyatakan bahwa CIA lah yang memberikan daftar 5000 nama tokoh PKI kepada TNI Angkatan Darat pada 1965. Tokoh-tokoh yang ada dalam daftar itulah yang kemudian dihabisi seusai kegagalan G30S1965. Sebelum muncul artikel Kadane, ada bahan lain yang mengungkapkan keterlibatan CIA, yakni buku CIA-KGB yang ditulis oleh Celina Beldowska dan Jonathan Bloch (1987). Dalam buku ini tertulis tegas: “pada 1965, CIA dengan sukses mengorganisir kampanye propaganda untuk menggulingkan Sukarno”. Dua belas tahun sebelum terbitnya buku Beldowska dan Bloch — tepatnya April 1975 — dalam Konferensi “CIA dan Perdamaian Dunia,” Winslow Peck (analis intelijen Dinas Keamanan AU Amerika) secara gamblang juga mengungkap keterlibatan CIA. Peck menyebut penggulingan Sukarno di akhir 1960-an adalah sukses CIA yang disokong oleh pelbagai pihak pro-Barat di Asia, terutama Asian Regional Organization. Versi keterlibatan Amerika — terutama melalui CIA — tersebut ditentang oleh sejumlah kalangan. Dari kalangan resmi pemerintah AS, Marshall Green — Duta Besar Amerika di Jakarta yang menyaksikan sendiri perpindahan kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto — mengajukan bantahan melalui bukunya Dari Sukarno ke Soeharto: G 30 S – PKI dari Kacamata Seorang Duta Besar (1992). Dalam ulasannya — dengan bahasa diplomasi yang kental — Green menilai G30S1965 memiliki kaitan dengan gerakan komunis internasional yang saat itu memang sedang menggencarkan perluasan ideologi komunis di Asia tenggara, terutama melalui Vietnam dan



Indonesia. Green bahkan menunjuk adanya sejumlah indikasi keterlibatan RRC di belakang manuver PKI yang gagal itu. Howard Palfrey Jones, mantan Dubes Amerika untuk Indonesia sebelum Green, juga memaparkan versi yang serupa. Dalam bukunya Indonesia: The Possible Dream (1971) Jones menggambarkan G30S1965 sebagai kudeta abortif kekuatan komunis di Indonesia untuk melenyapkan pimpinan teras Angkatan Darat serta lebih lanjut membangun pemerintahan kiri. Amerika, di mata Jones, tidak ikut serta mengkreasi kudeta itu atas nama kepentingan politik apa pun. Dari kalangan akademisi, bantahan semacam itu pernah datang dari H.W. Brands, asisten profesor pada sebuah Universitas di Texas. Melalui artikelnya, “The Limits of Manipulation: How the United States Didn’t Topple Sukarno” (termuat di Journal of American History edisi Desember 1989), Brands membantah keterlibatan Washington dalam penumbangan Sukarno. Dengan menggunakan bahan yang sebagian besar diperoleh dari perpustakaan Lyndon B. Johnson, Brands misalnya mengungkapkan betapa Amerika “tidak mengenal Soeharto”. Atas dasar itu, menurut Brands, adalah tak mungkin Amerika ada di belakang penggulingan Sukarno di penghujung 1960-an itu. CIA, badan Intelijen AS sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dalam kaitannya dengan peristiwa G 30 S/PKI, banyak pergunjingan yang menekankan keterlibatan CIA. Risalah CIA dengan judul Indonesia 1965: The Coup That Backfired. Risalah ini berisi catatan intelejen AS yang beroperasi di Indonesia sekitar 1965 mengenai tragedi berdarah G 30 S/PKI. Risalah tersebutlah yang kemudian memberikan catatan serius bagi masyarakat terkait peran CIA terhadap kasus ini. Kontroversi tentang peran CIA dalam peistiwa G 30 S/PKI hingga kini belum usai. Julius Mader dalam bukunya, Who’s Who in CIA, mencatat 77 nama agen CIA yang bertugas di Indonesia hingga tahun 1967. Sebagian nama yang disebut Mader bukan nama yang asing bagi sejumlah orang Indonesia. Hanya saja nama nama tsb tidak dikenal sebagai agen CIA melainkan nama pejabat di Kedubes AS sekitar 1965 yang suka berdiskusi, mengajak berolahraga bersama, membuat resepsi atau mengundang makan. Rosihan Anwar bekas pemimpin redaksi majalah Pedoman ketika membaca nama nama tsb mengenali beberapa diantaranya Edward E. Masters (Sekretaris Atase Politik Kedubes AS di Jakarta 1965, Jack Wilson Lydman (orang kedua di Kedubes AS), Burton Levin (Sekretaris III Bidang Politik Kedutaan, 1959), dan Francis T. Underhill (pegawai Kedubes AS). Rosihan Anwar yang dulu sering bergaul dengan banyak orang AS, sudah mencurigai gerak gerik pejabat pejabat tadi. Mereka pada umumnya pandai bergaul dan mengajak bermain Badminton atau makan malam. Sahata Hutagalung yang dahulu pemimpin koran Sinar Harapan di Medan masih mengingat nama nama Dean J. Almy Jr. dan Robert L. Taylor bekas pejabat Konsul AS di Medan sekitar 1965. Robert L. Taylor yang ramah itu tidak saja akrab dengan Sahata tetapi juga dengan Syamsudin Manan (dari koran Mimbar Umum), Dahlan (harian Bintang Indonesia), dan Syarifudin (harian Bukit Barisan). Lewat organisasi English Conversation yang didirikannya, Robert L. Taylor dengan rekan rekan Indonesianya berbicara mengenai banyak hal termasuk masalah politik dan gerakan PKI. Dari persahabatan itu pula tiga pemimpin redaksi dari Medan tadi sempat melancong ke AS. Sahata Hutagalung yang kini 65 dan pengusaha Restoran Tip-Top di medan itu tidak menyangka bahwa rekanan ASnya adalah agen CIA. Sekitar lima tahun yang silam, perpustakaan Lindon B. Johnson membuka dokumen mengenai hubungan Indonesia-AS di seputar 1965. Dokumen ini digunakan oleh Gabriel



Kolko, seorang ahli Indonesia asal AS untuk menerbitkan bukunya The Roots of American Foreign Policy yang antara lain berisikan keterlibatan AS melalui CIA dalam peristiwa G 30 S/PKI. Manai Sophiaan dalam bukunya Kehormatan Bagi Yang Berhak: Bung Karno Tidak Terlibat G 30S/PKI memperkuat pendapat G. Kolko. Sebelum G. Kolko ada penulis lain dari luar negri yang mengemukakan thesis yang berbeda sekali dengan pandangan resmi di Indonesia. Benedict R. Anderson dan Ruth Mc.Vey, dua ahli politik Indonesia dari Cornell University AS menerbitkan apa yang disebut Cornell Paper yang menyebutkan bahwa G 30 S/PKI sebenarnya berawal dari konflik intern Angkatan Darat yang pada saat saat terakhir menyeret PKI. Di Indonesia sendiri belum lama ini terbit Memoar Oei Tjoe Tat yang kemudian dilarang beredar. Dalam bukunya Oei Tjoe Tat menyebutkan bahwa G 30 S/PKI merupakan kudeta terselubung Angkatan Darat. Pada bulan September 1993, Wimanjaya K. Liotohe membuat tulisan yang dipublisir di Amsterdam. Dalam bukunya yang berjudul Primadosa, tanpa bukti autentik ia menuduh Panglima Kostrad Soeharto mendalangi G 30 S/PKI. Kabakin Sudibjo dalam dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI 7 Pebruari 1994 menyatakan bahwa hanya orang gila yang menuduh Pak Harto mendalangi G 30S/PKI. Menurut laporan GATRA, dokumen CIA Indonesia 1965: The Coup That Backfired yang terdiri dari 311 halaman dan tersimpan di Library of Congress memuat laporan laporan resmi agen CIA sejak 1964-1967. Anehnya, didalam dokumen tsb. tidak diungkapkan keterlibatan CIA dalam peristiwa G 30 S/PKI dan juga tidak mengungkapkan kecurigaan CIA terhadap Angkatan Darat RI! Hal ini bertentangan dengan semua tulisan tulisan mengenai G 30 S/PKI sebelumnya, kecuali dengan buku putih terbitan Sekretariat Negara yang berjudul Gerakan 30 September Pemberontakan PKI: Latar Belakang, Aksi dan Penumpasannya. Dokumen CIA secara kontroversial justru menyebutkan kecurigaan CIA terhadap Bung Karno yang sebelumnya sudah mengetahui rencana kudeta dan seolah olah tidak dapat berbuat apa apa untuk menghindarinya. Uraian CIA selanjutnya mirip dengan uraian buku putih keluaran Sekneg. Dalam dokumen CIA disebutkan bahwa Kapuspen Hankam dan bekas ajudan Bung Karno, Jendral Sugandhi, pada 27 September 1965 diberi tahu oleh Sudisman tentang rencana PKI tanggal 30 September 1965. Sugandhi memberi tahu Bung Karno tentang hal tsb namun Bung Karno malah menuduh Sugandhi sebagai komunisto phobi. Menanggapi hal ini, Manai Sophiaan mantan Sekjen PNI dan Dubes RI untuk Moskow berkata: Dalam buku saya (Kehormatan Bagi Yang Berhak: Bung Karno Tidak Terlibat G 30 S/PKI), saya menyebutkan pertemuan Sudisman dan Sugandhi 27 September 1965; tapi saya meragukan isi pembicaraan mereka. Masa iya orang kedua PKI berbicara masalah penting dengan orang yang tidak dipercayainya sepenuh hati. Itu kan riskan dan tak masuk akal. Sugandhi memang datang ke istana untuk melapor tapi Sugandhi keburu dimarahi dan diusir Bung Karno sebelum memberikan laporannya. Saya yakin Bung Karno tidak mengetahui rencana G 30 S/PKI!! Saya ingat betul justru para diplomat AS berperan sebagai agen CIA; misalnya Robert J. Martens yang mengungkapkan nama 5000 anggota PKI kepada TNI AD. Bernardo Hugh Tovar, 73, direktur CIA yang bertugas di Jakarta pada 1964 hingga 1966 menngaku tidak banyak tahu tentang peristiwa 30 September 1965 di Jakarta dan membantah keterlibatan CIA dalam peristiwa G 30 S/PKI. CIA hanya mengobservasi keadaan dan membuat laporan detail tentang keadaan waktu itu, tuturnya. Selanjutnya Bernardo mengakui bahwa CIA mengetahui rencana PKI untuk mengadakan kudeta tapi CIA tidak membantu TNI AD dalam menumpas PKI.



Bekas Kepala Staf ABRI Jendral (purnawirawan) AH. Nasution juga membantah keterlibatan CIA dalam peristiwa G 30 S/PKI. Ketika ditanya mengenai laporan Sugandhi kepada Bung Karno mengenai rencana PKI (seperti juga yang ditercantum dalam buku Nasution Memenuhi Panggilan Tugas), Nasution mengatakan bahwa sekalipun dalam pemeriksaan Mahmilub Sugandhi mengakui bahwa ia telah melaporkan rencana PKI itu, tetapi Bung Karno tidak pernah diadili, jadi sulit membuktikan apakah benar Bung Karno mengetahui jauh hari sebelum peristiwa G 30 S/PKI. Majalah Tiras juga melaporkan dokumen CIA tsb. tetapi dengan nada yang lain sekali. Menurut laporan Tiras, hanya militer yang terlibat dalam kudeta 30 September 1965 dan kejadian itu sepenuhnya merupakan masalah intern TNI AD. Isi dokumen CIA belum tentu semuanya mengandung kebenaran. Seperti dokumen lain, tentunya tak bebas dari bias sehingga memerlukan telaah historis. Namun diluar semua itu, keterlibatan CIA di Indonesia bukan hanya sebuah mitos, tetapi juga merupakan realitas sejarah. Prof George Mc. T Kahin, ahli Indonesia dari Cornell University AS, mengatakan bahwa pengungkapan peristiwa G 30 S/PKI sangat sulit karena banyak dokumen yang tersembunyi. Prof. Kahin bahkan mensinyalir keterlibatan dinas rahasia Inggris M16 karena Inggris berkepentingan menggulingkan Bung Karno karena politik Ganyang Malaysianya. Dr. Taufik Abdullah, sejarawan LIPI mengatakan bahwa dokumen CIA bukanlah jaminan kebenaran sejarah. Dua tahapan sebagai prasyarat penting bagi pengujian suatu dokumen haru dilewati yaitu: tahapan pengujian internal (diuji logika uraiannya) dan secara eksternal (diuji kebenarannya dengan cara empiris dan diuji dengan fakta dari dokumen sahih lainnya). Menurut Dr. Taufik Abdullah dokumen berstempel CIA belum tentu lulus tahapan ujian diatas Memfokuskan diri pada diskusi soal dalang G30S1965, tulisan ini akan dibuka dengan pengungkapan kembali berbagai versi yang sempat beredar tentang G30S1965. Bagian berikutnya merekonstruksikan perdebatan yang terjadi di penghujung Orde Baru (akhir 1980-an hingga akhir 1990-an) yang dikristalisasi oleh terbitnya versi resmi Orde Baru yang lebih dikenal sebagai Buku Putih. Akhirnya, akan digarisbawahi unsur-unsur gelap dalam sejarah G30S1965 yang masih tersisa sepeninggal Soeharto hingga hari ini. Masih terus tersisanya sisi-sisi gelap ini menggarisbawahi betapa penting dan mendesaknya rekonstruksi sejarah atas peristiwa G30S1965 itu. Tulisan ini akan menggunakan istilah Gerakan 30 September (G30S) sebagai istilah yang netral, bertolak dari fakta sejarah bahwa geger berdarah di tahun 1965 ini memang bermula secara konret dari gerakan yang terjadi pada 30 September 1965. Istilah lain, misalnya G-30-S/PKI, akan digunakan sejauh memang tercantum dalam kutipan langsung dari literatur yang digunakan. 5. Peristiwa Malari 1 Januari 1974, ketika terjadi perusakan terhadap mobil-mobil perodak Jepang membuat Jenderal Sumitro tersingkir. Dari contoh-contoh itu, jelaskan hubungan antara Indonesia dengan Jepang. Bagaimana prodak Amerika dipasaran lokal pada masa itu? Jawab Peristiwa malaria 1974 adalah bukan peristiwa biasa, peristiwa ini syarat dengan nuansa kepentingan ekonomi, antara Indonesia, jepang dan Amerika yang sama-sama mengingingikan produknya laku dijual diindonesia. Mahasiswa Indonesia yang sudah muak dengan jepang yang telah banyak mengambil kekayaan Indonesia menaruh curiga terhadap



kedatangan perdana menteri jepang kala itu kebencian akan jepang mengakibatnya semua produk jepang dibumi hanguskan oleh para demonstran saat itu, padaha peristiwa yang sebenarnya adalah kepentingan yang terselubung pihak luar (amerika) supaya produk amerika pendapat perhatian/pasar diindonesia, namun cara yang digunakan sungguh diluar batas kemanusiaan sebagai pelaku ekonomi yang tidak seharusnya dilakukan oleh Negara Amerika. Lebih llanjut penjelansanya adalah : Jepang pada saat itu dianggap sebagai pemeras ekonomi Indonesia karena mengambil lebih dari 53% ekspor (71% diantaranya berupa minyak) dan memasok 29% impor Indonesia, selain itu investasi jepang yang semakin bertambah dari waktu ke waktu di Jawa dianggap membunuh pengusaha-pengusaha kecil pribumi. Hal ini mendapat perhatian dari masyarakat khususnya kalangan mahasiswa. Tepat pada hari kedatangan PM Jepang Tanaka, mahasiswa se-Indonesia melakukan aksi bersama di pusat ibukota. Pergerakan ini dipimpin oleh Hariman Siregar yang saat itu menjabat sebagai ketua DMUI. Aksi apel besar yang dipusatkan dihalaman Universitas Trisakti ini tadinya merupakan aksi damai, namun tanpa disangka yang terjadi adalah perbuatan anarki diberbagai tempat di wilayah ibukota. Mobil, motor dan produk elektronik Jepang semuanya dibakar, bahkan gedung-gedung dan pusat perbelanjaan di Senen, Harmoni, pun ikut dibakar. korban-korban berjatuhan, dari yang luka kecil bahkan sampai korban jiwa ada. Total terdapat 11 korban jiwa, 75 luka berat, ratusan luka ringan, 775 orang ditahan, 807 mobil dan 187 motor dibakar, 160 kg emas raib. Selain itu terdapat 144 gedung yang porakporanda termasuk gedung Astra Toyota Motors, coca-cola, Pertamina, dan puluhan toko di proyek Senen. Setelah diusut ternyata terdapat oknum-oknum gelap dibalik peristiwa Malari itu. Kenyataanya aksi pelajar dan mahasiswa itu telah ditunggangi oleh pihak tak bertanggung jawab. Pada siang hari itu, mahasiswa dan pelajar sedang melakukan apel besar untuk menolak modal Jepang terkait kedatangan PM Jepang, namun ternyata terdapat mahasiswa selundupan yang diduga telah dibayar oleh seseorang asisten pribadi presiden bernama Ali Moertopo untuk melakukan provokasi terhadap masyarakat agar melakukan kerusuhan sehingga terkesan kalau mahasiswa merupakan dalang dibalik kerusuhan ini. Ternyata peristiwa Malari ini bukan peristiwa yang sederhana, terdapat banyak faktor dan latar belakang yang menyebabkan peristiwa ini terjadi. 6. Mencermati sepak terjang kaum elite di negeri tercinta ini. Saya teringat Vifredo Pareto tentang Sirkulasi elite. Ujaran Pareto selalu terekam dalam benak saya, yaitu : “Sejarah adalah kuburan kaum Aristokrasi”. Apabila kita tafsirkan, bahwa “Sejarah adalah kuburan bagi seluruh kaum elite”. Mengerikan yakh. Pertanyaan yang harus anada jawab, berikan contoh dalam fenomena sejarah apa yang dimaksud oleh Pareto? Dan bagaimana menurut anada pandangan Pareto, tentang sejarah adalah…? Jawab Menurut Pareto, antara serigala dan singa senantiasa terjadi perebut kesempatan mendapatkan porsi kekuasaan sehingga terjadilah sirkulasi elite. Setiap elite yang memerintah, hanya dapat bertahan apabila memperoleh dukungan dari masyarakat bawah secara berkelanjutan. Sirkulasi elite akan berjalan karena secara



individual baik elite keturunan maupun elite yang diangkat atau ditunjuk akan mengalami kemunduran sesuai dengan waktu dan sebab-sebab biologis. Konsep sirkulasi elite sendiri diperkenalkan oleh Vilfredo Pareto, seorang ilmuwan sosial Italia yang hidup antara tahun 1848-1923. Menurutnya, perubahan rezim maupun pemerintahan dapat terjadi setiap saat, bukan semata-mata karena para pemimpin digulingkan oleh rakyatnya, tapi bisa juga karena adanya kelompok elite lain yang menggantikan mereka ini. Siapakah elite itu? Mereka adalah sekelompok orang yang memiliki keunggulankeunggulan utama di dalam aktivitas mereka. Mereka adalah orang-orang yang jauh di atas rata-rata kebanyakan orang dari sisi fisik, intelektualitas, dan moralitas. Derivasi dari keunggulan tersebut, biasanya kemudian terkonversikan dalam penguasaan materi, wilayah, orang, dan pemikiran. Dalam kesehariannya, para elite ini secara luas terbagi dalam dua kutub, yaitu governing elites dan elite yang tidak berkuasa. Keduanya memiliki modal politik dan kemampuan memengaruhi yang terkadang sama kuatnya. Sebagai contoh nyata, beberapa menteri bisa jadi pengaruh politiknya sama kuat, atau malah lebih lemah, dibandingkan sejumlah konglomerat maupun para tokoh masyarakat. Di Indonesia, banyak orang masuk menjadi elite pemimpin nasional bukan karena prestasi maupun kehebatan personalnya. Banyak dari mereka masuk dalam lingkaran utama elite karena ascribed status, entah karena anak dari penggede zaman dulu atau menjadi bagian dari keluarga atau faksi politik besar saat ini. Akibatnya, negara ini dikendalikan oleh banyak elite pemimpin yang tidak tahan banting, tidak teruji, dan tidak progresif. Pada titik inilah, seorang Joko Widodo misalnya, menjadi sosok pemimpin langka yang berhasil mendobrak kemapanan kelompok elite di negara korup ini. Sebagai Walikota Solo pada periode kedua, Jokowi berhasil membuktikan bahwa untuk menjadi pemimpin yang dihormati rakyatnya tidaklah semua orang tamak kita lihat yang kemudian menilai harus bergaya elitis. Justru dengan menjadi pemimpin yang melayani dan mengikuti kepentingan bersama rakyatnya, maka ia dapat menjadi pemimpin yang merakyat dan berkinerja tinggi. Berbagai prestasi dan penghargaan sudah berbicara dengan sendirinya mengenai sosok hebat satu ini. Sosok Jokowi dan beberapa kepala daerah berprestasi lainnya sangatlah langka saat ini. Karena itu, munculnya endorsement untuk Jokowi menjadi kandidat Gubernur Jakarta dari berbagai pakar dan kelompok strategis yang terekam dalam survei terbatas dari Pusat Kajian Psikologi Politik dari erguruan tinggi yaitu Universitas Indonesia tidaklah mengherankan. Jakarta membutuhkan pemimpin yang berkarakter kuat untuk menyelesaikan masalah, bukan seorang apologist yang kerap menyerah pada keruwetan yang ada. Posisi



ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk karier politik yang lebih tinggi lagi. Di luar Jokowi, sirkulasi elite untuk kepemimpinan di masa depan masih terbatas pada aktor-aktor di Jakarta. Tokoh daerah seperti Soekarwo atau Hamengku Buwono X masih perlu akses politik di tingkat nasional. 7. Sebelum saya lupa, sebentar lagi Imlek akan tiba, saya membayangkan akankah ada yang namanya “Imlek gaya Banjarmasin”. Maksud saya, bisakah terjadi proses akulturasi antara Cina, Banjar, Jawa, Madura, Islam dan sebagainya. Pertanyaannya bagaiamana pendapat anda jika ada Imlek gaya Banjarmasin. Jika anda melalui bundaran Km 20 tepatnya di simpangan menuju Pleihari di makam Brigjen Hasan Basery ada monument dengan tank PT 76 buatan Rusia. Jelaskan hubungan Indonesia dengan Rusia pada masa itu? Jawab Imlek, adalah tradisi etnis Tionghoa yang berasal dari nenek moyang. Bahkan sebelum kelahiran Khong Hu Cu pun Imlek sudah dirayakan. Bagi yang beragama Budha, ada ritual tersendiri dalam merayakannya. Bagi yang beragama Kristen, mereka berdoa kepada Tuhannya. Bahkan Kaum Muslim pun, di daerah tertentu seperti daratan Tiongkok, sekitar Shing Thiang yang dekat dengan Pakistan, mereka merayakan Imlek berdoa dengan keyakinannya. Karena itu, Imlek sebenarnya bukanlah perayaan agama, melainkan tradisi Tionghoa yang dalam merayakan Musim Semi. karena, Musim Semi biasanya adalah musim cerah dan memiliki udara yang bagus. Jika ditanam padi akan tumbuh bagus, dan pertanian secara umum pun akan baik. Di seluruh dunia Imlek dirayakan di daerah dengan populasi etnis Tionghoa. Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di geografis Tiongkok, di mana budaya etnis Tionghoa berinteraksi dan menyebar luas ke penjuru dunia termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang. Di daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi etnis Tionghoa yang signifikan. Di Indonesia jumlah populasi Tionghoa berada di antara 4 persen – 5 persen dari seluruh jumlah populasi Indonesia. (Belum ada data resmi yang dikeluarkan pemerintah sejak Indonesia merdeka) Orang-orang Tionghoa di Indonesia berasal dari tenggara Tiongkok. Mereka termasuk suku-suku Hakka, Hainan, Hokkien, Kantonis, Hokchia dan Tiochiu. Daerah asal yang terkonsentrasi di pesisir tenggara Tiongkok karena dari sejak zaman Dinasti Tang, kota-kota pelabuhan di pesisir tenggara Tiongkok memang telah menjadi bandar perdagangan yang ramai. Quanzhou malah tercatat sebagai bandar pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia pada zaman tersebut. Perayaan Imlek di Indonesia Leluhur orang Tionghoa-Indonesia berimigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam sejarah Indonesia, bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan terbentuk. Catatan-catatan dari China menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinastidinasti yang berkuasa di China. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari China ke Nusantara dan sebaliknya. Sejak zaman Sriwijaya dan jauh sebelum Belanda menjajah negeri ini sebenarnya sudah terjadi akulturasi budaya Tionghoa dan budaya nusantara. Hasil akulturasi itu tampak dalam berbagai elemen budaya seperti arsitektur bangunan, makanan, pakaian, dan lainnya. Bukti-bukti



hibriditas budaya itu misalnya, Masjid Agung Demak atau beberapa kelenteng di pantai utara Jawa yang sisa-sisanya masih terlihat sampai sekarang. Ironisnya, percampuran budaya itu telah disekat oleh rezim Orde Baru melalui Inpres No 14/1967 yang melarang segala bentuk ekspresi berbau China, mulai dari huruf, simbol, kesenian (barongsai dan Hong), termasuk perayaaan Imlek. Orde Baru ketika itu, demi meraih simpati masyarakat untuk menegakkan rezimnya, menghembuskan ”politik identitas” bahwa orang-orang pribumi berbeda dengan etnis Tionghoa sebagai pendatang. Hal tersebut akibat kecurigaan bahwa kebudayaan Tionghoa disusupi oleh paham komunisme. Padahal tidak semua orang Tionghoa berpaham komunisme; seperti halnya pesantren dan Islam tentu tidak identik dengan terorisme dan kekerasan. Warga Tioghoa yang terdiskriminasi dari pihak lain, padahal kalau kita cermati Pasal 29 UUD 1945 bahwa ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya”. Lebih dari 30 tahun lamanya budaya Tionghoa dipinggirkan dari panggung budaya nusantara. Sebagai sosok pemimpin multikulturalisme KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI yang mengambil keputusan bersejarah dengan mengeluarkan Inpres No 6/2000 yang mencabut Inpres No 14/1967 tersebut dan sejak tanggal 17 Januari 2000, segala belenggu yang terpasung oleh Inpres No. 14 tahun 1967 telah dilepas. Kemudian beliau mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang menyatakan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya), yang kemudian pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarno Putri mulai tahun 2003. Akhirnya udara kebebasan telah dapat dinikmati kembali oleh warga yang merayakan Imlek. Anak-anak bersuka-cita dengan pakaian barunya. Para orang tua berbagi kasih dengan anak yatim piatu dan fakir miskin, Barongsai-pun menari ria sambil melahap angpau-angpau yang disuguhkan dalam aksinya. Toleransi kehidupan sosial pun semakin marak tanpa noda setitik pun seperti yang dikuatirkan oleh penguasa pada masa lalu. Seluruh warga negara Indonesia menikmati tambahan hari libur dan berkesempatan untuk saling bersalaman memberikan ucapan selamat serta saling mohon dimaafkan. Kita berharap perayaan Imlek merupakan suatu hal yang biasa, bukan suatu hal yang aneh. Menjadi Kebiasaan yang tumbuh menjadi kultur secara alamiah, diterima apa adanya oleh masyarakat umumnya. Artinya, Imlek diterima dengan setulus hati, tanpa curiga, tanpa tanya ataupun cibiran, dan pada akhirnya yang muncul adalah keseteraan dan kebersamaan. Imlek, seperti juga Idul Fitri, Natal, dan juga hari raya keagamaan lainnya diterima apa adanya. Jika keinginan untuk menciptakan kesetaraan dan kebersamaan terwujud, maka yang perlu dilakukan adalah menyemainya secara terus menerus. Kebersamaan itu akan terus tumbuh dan berkembang, dan secara bersama harus menjaga semangat yang mulia ini. Sementara itu, Joko menjelaskan acara tersebut diselenggarakan setiap tahun, tepatnya saat perayaan Tahun Baru Imlek. Keramaian selalu digelar di tempat yang sama, yakni di halaman rumahnya. “Melalui perayaan Tahun Baru Imlek bersama warga ini bisa tercipta kerukunan dan rasa kebersamaan antarwarga. Menghormati satu sama lain juga terpupuk melalui kegiatan ini,” tuturnya. Dalam perayaan Tahun Baru Imlek tersebut tidak dimeriahkan dengan seni barongsai yang identik dengan budaya Tionghoa. Joko memilih mengundang kelompok seni jathilan yang merupakan seni tradisi yang sangat populer di kalangan orang Jawa. Dan Joko menunjukkan kehadiran seni jathilan memberi warna lain dalam perayaan Tahun Baru Imlek.



Pengertian yang gamblang dan jelas untuk kita tentang Akulturasi Kebudayaan Akuturasi adalah perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi. Contohnya, perpaduan kebudayaan antara Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia, dimana perpaduan antara dua kebudayaan itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja. Hal ini disebabkan:  Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.  Kecakapan istimewa. Bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut dengan istilah local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia



8. Heine-Geldern menulis, bahwa penguasa-penguasa di Asia Tenggara membangun ibukota baru untuk mencapai kekuasaan dan mengekspresikan legitemasi. Tolong jelaskan, bagaimana pandangan Heine-Geldern dapat digunakan untuk memahami kenapa Presiden Soekarno dan Soeharto membangun Jakarta sebagai keratonnya atau masa kekinian disebut Istana Negara? Jawab Heine-Geldern menulis, bahwa penguasa di Asia Tenggara membangun ibukota baru untuk mencapai kekuasaan dan mengekspresikan legitimasi. Begitu juga halnya dengan Presiden Soekarno dan Soeharto dalam membangun Jakarta sebagai keratonnya. Sebab seorang presiden akan merasa aman dan berkuasa apabila ia telah menguasai ibukota Republik Indonesia. Karena pusat pemerintahan dan perdagangan ada di Jakarta, bahkan ada yang mengatakan bahwa Jakarta adalah kekuatan negara kita, siapa yang menguasai Jakarta, maka ia menguasai Indonesia. Dan keraton adalah tempat yang kompleks, menyimbolkan penjelasan-penjelasan konsep sufisme mengenai putara hidup dan dikeraton inilah para penguasa yang disejajarkan dengan dewa perlu untuk menemati posisi magis dalam konstelasi semesta dan menjadi pusat semesta. Kerajaan Majapahit memberi pengaruh kuat terhadap pemikiran nasionalis sepanjang abad ke 20 sampai Orde Baru, tidak ada kerajaan yang telah membuat pengaruh terhadap imajinasi populer melebihi Majapahit. Majapahit tumbuh sejak akhir abad ke 13 hingga akhir abad ke 15. Kerajaan ini berpusat di Jawa Timur tetapi kerajaan ini interiornya lebih luas dan Sumatara dan kepulauan Timur dan luas daerahnya lebih kurang dapat disamakan dengan Indonesia saat ini. Menurut propaganda Brandes, Kern, dan Krom bahwa kerajaan Majapahit menyajikan citra yang kuat bagi penulis Indonesia seperti M. Yamin yang jelas menginspirasi orde baru, maka



diharapkan dapat jadi contoh bagi generasi berikutnya baik dari segi patriotisme, nasionalisme, maupun dari segi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. 9. Akh, saya teringat kata relasi (hubungan). Dalam konteks sejarah, ketika kita menjadi daerah koloninya pemerintah Kolonial Belanda. Apabila dicermati ciri relasi Kolonial berpangkal pada prinsip dominasi, eksploitasi, diskriminasi, dan dekadensi. Pertanyaan yang anda harus jawab adalah berikan contoh (tentunya fenomena historis) prinsip dominasi, eksploitasi, diskriminasi dan dekadensi dalam fenomena sejarah Indonesia? Dan, bagaimana menurut anda, pada masa kekinian apakah prinsip itu masih kita temukan di negeri tercinta ini? Jawab Contoh fenomena historis prinsip dominasi zaman colonial Belanda yaitu masa VOC. VOC suatu kongsi dagang yang mempunyai hak Oktroi. VOC bergaya seperti sebuah pemerintahan ia menjalankan roda kekuasaan dengan menanamkan dominasi perdagangan (ekonomi). Dalam kegiatannya VOC berusaha menaklukan pemerintahan tradisional. Lama-kelamaan dan satu demi satu dengan politik pecah belah (adu domba) VOC berhasil menanamkan dominasi politiknya dari tahun 1602-1799 sedang eksploitasi, fenomena sejarah seperti pelaksanaan politik sistem tanam paksa dari tahu 1830-1870. Eksploitasi kekayaan berupa hasil bumi diangkut ke Negara Belanda sedang pekerja Indonesia dijadikan sapi perah dalam kehidupannya. Fenomea diskriminasi, dan dependensi terlihat baik sector ekonomi, social budaya serta pendidikan yang menyebabkan terjadi penggolongan dalam strata sosial masyarakat yaitu : golongan eropa, golongan timur asing dan golongan pribumi. Golongan pribumi adalah golongan sangat tidak diuntungkan. Pada era kekinia fenomena seperti ini masih terlihat seperti ekonomi kita dalam pengelolaan tambang misalnya ini dikelola oleh pihak swasta (perusahaan asing) yang di dalam UUD 1945 menyebutkan bumi dan air termasuk kekayaan didalam adalah di kelola oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kepentingan rakyat. Diskriminasi banyak terdapat rakyat yang jauh dari rasa kemakmuran penghasilan sangat kecil sementara ada orang yang kaya raya dengan penghasilan yang sangat besar dan sementara itu pula korupsi seolah menjadi trend era sekarang ini. 10. Ketika, ORDE BARU bubar, muncul gugatan dari masyarakat terhadap sejarah tentunya versi pemerintah. Pertanyaannya, ada apa sikh karya sejarah versi pemerintah sehingga digugat oleh masyarakat? Bahkan banyak pernyataan yang juga datang dari para intelektual, bahwa sejarah mesti diluruskan. Hemat saya, sejarah adalah subyektif, lantas kenapa harus diluruskan, “bukankah sejarah menyadarkan kita tentang perbedaan-perbedaan, ia sebetulnya telah mengajarkan toleransi dan kebebasan”, begitulah ujar Franqois Caron sejarawan dari Sorbonne University. Pertanyaan bagaimana pendapat anda tentang sejarah harus diluruskan? Jawab Bagi saya, tidak ada sejarah yang harus diluruskan karena sejarah resmi pasti dihasilkan oleh versi yang menang. Dan sejarah sebagai wilayah akademis tidak perlu



diluruskan karena tidak ada kebenaran dalam sejarah. Yang ada adalah interpretasi terhadap fakta. Jadi, makin banyak fakta muncul, makin banyak yang bisa kita interpretasi, makin banyak kita bisa belajar. Dan itu pendidikan politik yang paling baik. Di situlah kita belajar sebagai suatu bangsa. Makanya biarkan saja semua orang menulis. Latief menulis menurut versinya, siapa lagi menulis versinya hingga tak ada monopoli kebenaran Penulisan sejarah seharusnya lebih menonjolkan peran masyarakat lokal atau rakyat sehingga kearifan, local Genius masyarakat setempat dapat diakomodasi dan pada akhirnya akan memberi inspirasi pada generasi berikutnya dan generasi mendatang meneladani kearifan dari cerita sejarah . Teori penulisan sejarah yang dicetuskan oleh Prof. Sartono Kartodirdjo ini ingin mengajarkan bahwa dalam perkembangan masyarakat peran rakyat-lah yang lebih besar sehingga memang perlu lebih ditonjolkan. Penulisan sejarah Indonesia yang lebih menonjolkan peran tokoh-tokoh besar terutama peran rajaraja, bupati, dan sebagainya justru membawa pada kultus individu dengan tanpa dasar yang benar. Penulisan kata Sejarah Yang biasa diakai dalam ejaan bahasa Indonesia Sentris Sejauh didukung bukti yang benar penulisan sejarah Indonesia harus bersifat Indonesia sentris. Hal itu bukan hanya sekedar untuk kebenaran sejarah semata, akan tetapi juga untuk kepentingan membangun kesadaran sejarah dan memberi keteladan dari kearifan yang terdapat dalam sejarah itu bagi generasi mendatang. Historia Vitae Magistra , sejarah adalah guru kehidupan, begitu kata orang bijak. oleh Prijobekti Prasetijo 11. Awal tahun 2012, kita disuguhi berita menarik tentang kiprah sekolah kejuruan yang berhasil membuat mobil rakitan, sepeda motor, pesawat terbang dari PT Dirgantara (Nurtanio), Pindad sudah membuat kendaraan tempur, senjata, PT Pal juga sudah membuat kapal perang untuk angkatan laut dan tidak salah pemerintah kita sedang memesan pembuatan 3 buah kapal selam dari Korea, satu diantaranya akan dibuat di Surabaya. Berita ini mengingatkan saya, kepada sebuah buku yang dikaryakan olehYoshihara Kunio tahun 1990’an, Kapitalisme Semu Asia Tenggara yang diterbitkan oleh LP3ES dan sempat ditarik peredarannya oleh pemerintah ORBA. Menurutnya, Kepitalisme di Asia menjadi ersantz (palsu). Ia sendiri tidak setuju dengan ekonomi liberal. Artinya, ia berharap pemerintah memperbaiki kualitas turut campur terhadap industri. Pertanyaannya, bagaimana peran pemerintah semasa ORBA dalam mencampuri pembangunan industri? Bagaimana pendapat anda tentang karya-karya siswa diserahkan saja kepada kaum pemodal atau pemerintah memperbaiki intervensinya dalam pembangunan industri. Jawab Peran Pemerintah semasa ORBA dalam mencampuri pembangunan industry merupakan peran pemerintah untuk kepentingan bangsa dan negara, dalam UUD 1945 pasal 33 menjelaskan bahwa perekonomian disusun berdasarkan usaha bersama dan untuk kepentingan bersama, namun dalam pembangunan yang berskala besar tentu rakyat belum memiliki kemampuan besar,



yang apabila itu terjadi dalam bidang industry akan dikuasai oleh para kapitaliskapitalis/liberalis. Sungguh memilukan pesawat terbang dari PT Dirgantara (nurtanio) seolah pudar begitu saja karena negara tak kuasa memikul beban, padahal sungguh luar biasa kemampuan anak bangsa. Pendapat saya tentang karya-karya para siswa jangan diserahkan kepada para pemilik modal ini akan mendorong kapitalis-kapitalis menguasai perindustrian kita sebaiknya pemerintah memperbaiki intervensinya dalam pembangunan industri. Pemerintah harus kuat sebaiknya industri ini adalah menguasai hajat hidup orang banyak. Maka negara punya peran penting di dalamnya, juga Negara memnciptakan lapangan kerja untuk kemakmuran rakyatnya. 12. Acap sekali kita mendengar konsep tradisi. Tradisi oleh para pakar ilmu sosial dan humaniora diartikan sebagai keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada, belum dihancurkan, dirusak, dicampakkan, dilupakan. Artinya tradisi adalah warisan yang benar-benar tersisa dari masa lalu. Apabila dimaknai lagi, bahwa manusia tidak mampu hidup tanpa tradisi, meskipun tidak puas tehadap tradisi mereka. Pertanyaan kenapa tradisi masih ada dan untuk apa? Dan tentunya berikan contoh. Jawab Tradisi adalah warna budaya yang diwariskan oleh nenek moyang, dan kenyataan memang masih banyak yang mengikuti walaupun sudah mengalami perubahan/penyesuaian. Tradisi masih diikuti karena ada unsur kepercayaan akan hikmah yang diterimanya, dan merasa ada beban manakala tidak melakukannya. Tradisi/budaya adalah bagian dari kekayaan Negara, maka dari itu kita harus tetap melestarikannya. Adapun penyebab tradisi masih dipakai oleh masyarakat bisa disebabkan hal-hal berikut : Karena masyarakat telah dibiasakan sejak dini kepercayaan tersebut sehingga melekatdi diri mereka Kurangnya penjelasan yang lugas, logis maupun ilmiah mengenai kepercayaan/tradisi tersebut seringkali acapkali masyarakat menurut saja dan percaya saja apa yang buruk dan baik menurut tradisi tersebut dan tak merangsang masyarakat memverifikasi kebenaran mengenai tradisi tersebut. Adanya sanksi sosial yang dapat membaut masyarakat yang menyimpang tradisi tersebut akan dikucilkan atau di hina masyarakat lain dsb Contoh : Budaya Maulidan di Barabai, Budaya Maudi 7 Buitan



13. Enam belas (16) tahun reformasi berlalu di negeri kita, hasilnya? Ada yang mengatakan dengan keoptimisan, bahwa Indonesia pasca reformasi akan bangkit ada juga yang pesimis yang menyebutkan, Negara kita akah rubuh (runtuh). Jelaskan oleh anda kenapa ada pendapatyang optimis dan pesimis menurut versi anda.



Jawab 16 tahun sudah reformasi, reformasi Indonesia adalah reformasi kebablasan, harapan, citacita untuk membawa indonsia makin baik rupanya belum sepenuhnya terwujud, 1. Pendapat yang psimis tentang reformasi karena pelaku reformasi sebagian besar masih orang – orang lama produk orde baru, yang nota bene enggan meninggalkan statusquo Nya. 2. Pendapat yang optimis adalah yang mengaharpkan adanya perubahan yang menyeluruh, namun kenyataanya yang berubah hanyalah tata aturanya saja namun biro krasi sebagai pelaku tehnis tidak tersentuh oleh deru nya/ gaungnya reformasi , namun kita semua tidak boleh putus asa untuk selalu berharap perbaikan ke depan. 14. Gerakan anti globalisasi mulai marak pada pertengahan tahun 1990’an. Tahun 2006 dan 2007 pada acara Hari Buruh Internasional (1 Mei), kita dicengankan oleh jargon-jargon “tolak panjajahan asing”. Kebijakan neo liberalism yang berimbas kepada kebijakan ekonomipolitik elite-elite kita berimbas pada nasib rakyat, sehingga bermunculan gerakan rakyat dan radikalisasi massa yang semakin marak di negeri tercinta ini. Pertanyaannya, bagaimana pendapat anda, apakah ini kebangkiatn komunisme atau anda punya pendapat lain? Jawab Menurut pendapat saya gerakan anti globalisasi yang dilakukan oleh kaum buruh dewasa ini adalah kesalahan pihak penguasa yang belum bias memfasilitasi kaum buruh dengan pada pengusaha, mengenai kebijakan neo liberalism sebenarnya tidak cocok diterapkan pada kultur budaya Indonesia yang sangat berbeda dengan kultur budaya orang aing, sebab kita sudah punya pancasila yang jelas-jelas mengatur perekonomian milik kita sesuai dengan pasal 33 ayat 1,2 dan 3 UUD 1945 yang mengatakan bahwa semua sumber daya yang ada di negeri ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh rakyat, Jelas sudah kapitalisme kalau boleh dikatakan haram diterpkan diindonesia sebagai system penglolaan perekonomian, lebih lanjut sebagaimana paparan di bawah ini. Kapitalisme global adalah sistem yang berdasarkan pada hak milik pribadi bagi mereka, kaum minoritas penindas yang mendominasi kekayaan dunia. Produksi berlangsung demi menghasilkan keuntungan bagi segelintir milyuner, bukan berdasarkan kebutuhan mayoritas Penduduk yang berada di dunia ini. Di bawah sistem ini, dunia terbagi-bagi menjadi negaranegara yang diperintah oleh politisi-politisi kapitalis, yang dimanipulasi oleh korporasi-korporasi besar melalui organisasi-organisasi seperti Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organisation- WTO), Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund-IMF), dsb. Negara-negara ini bersaing dari segi ekonomi, politik dan secara militer demi menguasai dan merampok sumber daya, wilayah dan kekayaan, atau membentuk aliansi-aliansi apabila terdapat kepentingan bersama. Semua masalah yang terjadi di dunia seperti kemiskinan, eksploitasi, keterbelakangan Dunia Ketiga, resesi, perang, pemusnahan lingkungan hidup, rasisme, pertikaian dalam bangsa, penindasan terhadap kaum perempuan dan anak muda, semuanya disebabkan dan ditopang oleh sistem kapitalisme tersebut. Coba tengok bagaimana buasnya Amerika serikat



memangsa Afganistan dan Irak dengan alasan perburuan Terorisme atau bagaimana Amerika dengan topeng IMF mancabuli negara-negara Dunia Ketiga dengan hegemoni ekomomi NeoLiberalisme yang semakin memiskinkan dan menyengsarakan rakyat. Akar History Neo-Liberalisme Di Indonesia Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menemukan muaranya pada tahun 1997 seiring semakin akutnya krisis kapitalisme global. Bak mendapatkan lahan pasar yang sangat menggiurkan, kekuatan imperialismepun datang menawarkan resep penyakit resesi ekonomi tersebut dengan sejuta mimpi dan janji jalan keluar yang membutakan mata pemimpin kita yang tak tau malu. Melalui lembaga-lembaga keuangan dunia yang dijadikan alat pengeruk modal tuan-tuan serakah, IMF menjebloskan arus perekonomian domestik kita ke dalam pusaran ekonomi global Neo-Liberalisme secara integral melalui perangkap Structural Adjusdment Programs (SAPs) (sama persis dengan pengalaman mexico pada tahun 1982 yang ketika itu dinyatakan default dan dianggap tak mampu mandiri dalam meyelesaikan problem krisis di negaranya). Secara umum, Program-program SAPs bercirikan beberapa kebijakan-kebijakan ekonomi sebagai berikut : Pertama, Meniadakan hambatan investasi asing di sektor industri, perbankan, dan jasa keuangan lainnya. Tidak ada lagi pemihakan terhadap industri lokal, bank lokal, ataupun perlindungan terhadap intervensi pihak yang kuat. Kedua, Reorientasi ekonomi ke arah eksport guna memperoleh valuta asing yang di butuhkan untuk membayar hutang dan semakin tergantung pada ekonomi global. Akibatnya mengurangi keswadayaan dan keragaman produksi lokal yang mengarah pada satu hasil manufaktur saja atau satu hasil pertanian saja. Ketiga, Mengurangi upah atau menurunkan kenaikan upah, agar ekspor lebih kompetitif. Ini akan mengurangi pengeluaran pemerintah, termasuk pengeluaran untuk kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan yang dikombinasikan dengan pengurangan upah; hal ini akan mengurangi inflasi dan menjamin seluruh uang yang akan digunakan ke arah peningkatan produksi untuk ekspor. Ketiga, Memotong bea masuk atau tarif, kuota, serta hambatan-hambatan lainnya untuk impor guna mempermudahkan pengintegrasian modal global. Keempat, Melakukan devaluasi terhadap mata uang lokal terhadap mata uang kertas, seperti dollar amerika guna membuat ekspor kompetitif. Kelima, Privatisasi perusahaan-perusahaan negara serta menyediakan kemudahan bagi masuknya modal asing. Keenam, Menjalankan program deregulasi untuk membebaskan perusahaanperusahaan berorientasi ekspor dari kontrol pemerintah yang biasanya melindungi kaum pekerja/ buruh, lingkungan hidup, dan sumber daya alam; sehingga dapat memotong biaya-biaya dan selanjutnya meningkatkan daya saing ekspor. Hal ini menghasilkan efek sekunder dari diturunkannya upah dan standar lainnya di negara-negara lainnyatermasuk negara-negara industriguna mempertahankan daya saing mereka. Memory Of Understanding (MOU) antara pemerintah Indonesia dan IMF akan resep ekonomi Neo-Liberal inipun tertuang dalam point-point Letter Of Intens (LOI) yang diantara isi dan kesepakatannya adalah Pemotongan anggaran sosial yang dianggap tidak produktif semisal BBM, TDL, Pendidikan dan kesehatan, Privatisasi atau penjualan serta obral murah perusahaanperusahaan milik pemerintah, Deregulasi atau penghapusan hambatan-hambatan kepmilikan dominasi saham oleh Swasta, penghilangan konsep Public Goods dll. Dalam konteks perekonomian domestik kita hari ini, bisa dikatakan bahwa memang sengaja diarahkan ke dalam mekanisme pasar global (Liberalisasi) dengan memaksa sistem ekonomi nasional kita ke dalam sistem perputaran ekonomi dunia tanpa batas. Nah, siapa yang paling berperan dalam memperlancar proses liberalisasi ini? Tak lain adalah lembaga-lembaga keuangan internasional semisal IMF,World Bank, Paris Club dll. Secara umum, agenda IMF (termasuk World Bank dan WTO) ini, mengandung tiga poin utama. Pertama, liberalisasi ekonomi, yang diarahkan untuk



mengurangi campur tangan negara dalam pasar atau secara umum ekonomi. Kedua, privatisasi, yang ditargetkan ke perusahaan-perusahaan milik negara. Dan ketiga, deregulasi ekonomi yang menempatkan peran negara hanya sebagai regulator atau pengawas. Bagaimana cara kerja dan tawaran-tawaran resep eknomi apa sehingga negara-negara dunia ketiga begitu terbuai untuk terjebak ke dalam mekanisme pasar bebas tersebut? Pertanyaan ini bisa kita jawab secara sederhana yakni : Pertama, menciptakan ketergantungan melalui utang atau pinjaman kepada negara-negara dunia ketiga dengan iming-iming bahwa mengadopsi dan mengintegralkan sistem ekonomi domestik ke dalam konteks perekonomian global akan lebih mampu memacu pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan karena akan terjadi pemerataan aktivitas ekonomi (investasi, massifikasi industri, Produksi komoditas dan transaksi perdagangan). Demikian lontaran-lontaran rasionalisasi picik dari negara-negara pemodal. Kedua, membangun hegemonisasi politik secara global dengan propaganda-propaganda sesat yang mengarahkan opini tunggal bahwa hanya negara-negara maju yang mampu memberikan solusi krisis dan alternatif jalan keluar masalah kemiskinan. Ada dua hal ditimbulkan oleh proses hegemonisasi ini yakni ketakutan dan pengaruh yang sangat luar biasa (Imperialisme Budaya) sehingga Negara-Negara Satelit .Dan Ketiga, Membangun dan membentuk boneka-boneka politik (Puppet’s Goverment). disetiap negara-negara berkembang guna mengontrol secara penuh negara-negara berkembang tersebut secara ekonomi dan politik yang berarti model penjajahan dan perampokan kemerdekaan dan hak asasi manusia. menjadi tak berdaya dan menjadi penaganut total ekonomi konsumerisme yang berarti semakin menjadikan ekonomi negara-negara dunia ketiga tetap stagnan yang pada sisi yang lain tetap mempertahankan dominasi ekonomi negara-negara maju. Menurut pemikiran Karl Marx, dalam masyarakat ada 2 kelas yaitu kelas atas dan kelas bawah. Kelas atas adalah majikan dan kelas kedua adalah kaum buruh yang menerima gaji dari kelas atas yang bekerja sama untuk mencari laba yang sebesar-besarnya. Komunisme lahir disebabkan adanya pihak kelas bawah yang ditindas, yang ingin memperbaiki diri dan melepaskan diri dari ketertindasan. Apabila nasib buruh ini tak di perbaiki oleh Pemerintah, maka kemungkinan paham komunis bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia. 15. Perhatikan pertanyaan berikut : Bagaimana meurut anda tentang nasionalisme Indonesia dengan menggunakan pendapat Huntington, bahwa nasionalisme adalah komunitas yang dibayangkan? Nasionalisme menurut Huntington erat kaitanya dengan kultur bdaya yang sudah ada dikomunitas suatu masyarakat, unsur-unsur nasionalime yang perlu di pahami sebagai berikut : Faktor pertama adalah, perbedaan di antara peradaban tak hanya nyata, melainkan hal yang mendasar. Hal mendasar tersebut antara lain sejarah, bahasa, kebudayaan, tradisi lain, dan agama. -



Kedua, dunia akan menjadi lingkup yang lebih kecil. Hal ini menyebabkan hubungan timbale balik antar masyarakat semakin meningkat sehingga menimbulkan kesadaran peradaban dan peka akan perbedaan.



Ketiga, akibat proses modernisasi ekonomi dan perubahan social akan melemahkan



negara



bangsa



sebagai



identitas.



Akibatnya



gerakan



fundamentalisme akan banyak bermunculan. Faktor keempat, adanya kesadaran peradaban uang diperkuat peran barat. Ketika Barat sedang berada di puncak kekuasaan, kemungkinan munculnya kelompok anti Barat pun akan terjadi pula. Kelima, karakteristik dan perbedaan budaya bukan perkara mudah untuk diselesaikan sehingga tidak mudah dikompromikan dibanding perbedaan politik dan ekonomi. Faktor terakhir adalah maraknya regionalism ekonomi. Hal ini terjadi karena landasan atau prinsip yang dianut organisasi kawasan berdasarkan landasan budaya Eropa dan Kristen Barat. Hal ini mencerminakan budaya dan agama menjadi landasan dari Organisasi Kerjasama. Saat orang memperkenalkan identitas agama dan etnis, maka pikiran seputar ‘ia lawan kita’ akan muncul. Perbedaan ini menciptakan perbedaan dalam isu kebijakan, hak asasi, imigrasi, perdagangan, dan lingkungan (Huntington, 1995). Strategi yang ditawarkan? Walaupun artikel ini condong kepada perang peradaban adalah masalah dunia kontemporer, bukan berarti mendorong terjadinya konflik antar peradaban. Konflik peradaban ini akan menggantikan konflik ideology dan hubungan intrernasional akan menjadi konflik dalam sejarah yang merupakan mainan yang dimainkan



dalam



peradaban



Barat.



Barat



yang



terus



memasukkan



kepentingannya kepada negara di dunia akan menjadi ancaman tersendiri dari bagi kondisi domestic negara tersebut. Namun untuk strategi yang tepat menghadapi ancaman ini, dapat meniru Jepang. Jepang adalah negara yang satu – satunya berhasil menerapkan Peradaban Barat sebagai peradaban modern dan Peradaban Non Barat pun diupayakan menjadi modern. Peradaban Non Barat akan terus ditingkatkan kesejahteraannya, kemajuan teknologi, industry, bahkan persenjataan modern. Begitu pula budaya dan nilai tradisional mereka yang meningkat seiring proses penyelarasan dengan budaya Barat. Disisi lain ketika Barat meningkatkan kekuatannya karena menggangap non Barat sebagai ancaman. Barat terus meningkatkan pemeliharaan militer dan ekonomi untuk menjaga kepentingannya. Barat juga ingin menjadi peradaban



uang lenih memiliki pemahaman lebih baik dibanding agama dan asumsi filosofis. Walaupun di masa depan tidaka akan terjadi peradaban universal. Namun, akan tercipta perdanam yang berbeda dan kita dituntut untuk hidup harmonis dengan masyarakat peradaban lain. -



-



-



Bagaimana menurut anda tentang Marhaen dan Proletar? Pemahaman marhainisme tentang nasionalisme adalah melarang adanya pertentangan antar manusia antar bangsa dan selalu berpihak pada rakyat keci; yait peani dan buruh. Nama marhaen adalah orang yang telah hidup diindonesia, dalam arti lain bung Karno menyebut petani itu aen, yang kemudian dikenal dengan nama Mang Aen, hal inilah yang menimbulkan dialektika bungkarno untuk menata keberlanjutan Negara ke depan. Sedangkan pendapat karl Mark proleter nama lengkapnya yang di juluki dengan proleter yangberlasal dari keluarga menengah ke baah yang kemudian di sebut juga kaum petani. Di india dikenal dengan kelas-kelas atau kasta – kasta yang banyak mempengaruhi prilaku kehidupan antar kelas yang satu dengan yang lain, tingkatan inilah yang membedakan derajat seseorang bagi orang india. Persoalan agraria yang marak pada masa kini merupakan persoalan dari zaman Kolonial (abad XIX) sampai sekarang yang belum pernah selesai. Artinya pemerintah tidak pernah mengurus secara tuntas urusan agraria. Jelaskan kenapa persoalan agrarian tidak tidak pernah tuntas sampai saat ini? Ketidak beresan masalah agrarian salah satu pemicunya adalah undang-undang agrarian yang kurang tegas didalam pelaksanaanya, banyak tanah yang suratnya tumpang tindih. Lebih lebih aparat yang berwenang hanya mencari untung sendiri yaitu dengan dalihdalih yang tidak bias dibuktikan secara empiric. Slah satu contoh ketidak tegasan tanah yang dinmakan tanah ulayat adat yang menjadi perdebatan panjang. Di tambah lagi penduduk Indonesia yang masih banyak yang belum memilki tanah walu hanya untuk sebidak rumah. Intinya UU agrarian disempurnkan dan dijalankan dengan koridor yang benar berdasarkan undang-undang. Negara bayang-bayang (The Shadow of State) begitu lekat melebel di negeri kita, jelaskan? Negara baying baying adalah suatu fenomena yang sekarang banyak kita jumpai, dimana penguasa suatu Negara dalam menjalankan kekuasaanya di nahkodai oleh para konglomerat atau pengusaha,m jadi kebijakan politik suatu Negara diterbitkan berdasarkan psanan-pesanan pihak lain.



16. Isu yang menarik dalam penutupan tahun ini adalah perubahan kurikulum, yaitu digantinya kurikulum lama dengan kurikulum 2013. Persoalannya bagaimana pendapat anda tentang isu aktual tentang kurikulum 2013. Jawab Kalau kita telaah kurikulum 2013, terutama yang menyangkut tingkat SLTA dan MA, maka : Untuk jumlah mata pelajaran tak mengalami masalah Bidang study agama mendapat tambahan 1 jam pelajaran, berarti semula 2 jam menjadi 3 jam. Berarti di sini siswa belajar 8 jam sehari dari jam 07.30 s/d 15.30 WITA. Rasanya ini terlalu lama karena sekarang saja sampai jam 14.30 WITA untuk mengajar jam terakhir sudah terlihat kelelahan bagi para siswa. Dilakukannya penjurusan kelas 1, ini sangat menyusahkan bagi para guru untuk melakukan penjurusan, karena biasanya guru melihat terlebih dahulu kemampuan siswa di kelas 1, dan pada penjurusan di kurikulum 2013 ini minat yang diutamakan, sedangkan kemampuan nomor dua. Sedangkan rata-rata siswa tidak begitu mengerti akan kemampuannya di mana, jadi biasanya mengikuti minat dan keinginan orang tuanya. Kebaikan pada kurikulum 2013 ini adalah bahwa jurusan IPS dapat mempelajari juga mata pelajaran IPA yang disukainya. Ini berarti ia akan menguasai ilmu IPS dan IPA. Pada kurikulum 2013, siswa di tuntut untuk dapat memiliki pribadi yang berbudi pekerja, jujur, rajin, dan mempunyai sifat gotong royong. 17. Fenomena kekuasaan politik dan birokrasi begitu kuat dalam negeri kita, bahkan ada kecenderungan persoalan pendidikan diatasi oleh kekuasaan birokrasi bernuansakan politik. Jelaskan pendapat anda. Jawab Ini sangat jelas terikat pada pembahasan kurikulum, setiap pergantian Menteri maka kurikulum pun juga berganti. Menteri Daun Yusuf (mantan Menteri Pendidikan) pada sebuah acara yang ditayangkan di TVRI menyatakan bahwa sekarang ini yang masuk ke dalam Pemerintahan adalah dari partai yan notabene-nya mempunyai basic rendah dan tak sesuai dengan bidang yang di ampu. Dalam menyusun kurikulum tak mempunyai konsep. Jadi akhirnya apa yang ada sudah baik, itulah yang diutak atik untuk menunjukan bahwa ada perubahan pada bidang yang ditangani. Dan masalah Ujian Nasional yang terus di laksanakan, padahal terlalu banyak kritik yang tak mendapatkan tanggapan untuk perbaikan selanjutnya.