Fraktur Os Nasal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LONGCASE



FRAKTUR OS NASAL Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok RSUD Panembahan Senopati Bantul



Disusun oleh : Sarah Disa Khoirunnisa 20194010094



Diajukan kepada : dr. Agung Raharjo, Sp. THT-KL



FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL 2020



i



HALAMAN PENGESAHAN FRAKTUR OS NASAL Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Telinga Hidung Tenggorok RSUD Panembahan Senopati Bantul



Disusun oleh : Sarah Disa Khoirunnisa 20194010094



Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal 10 Desember 2020



Disahkan oleh : Dokter Pembimbing,



dr. Agung Raharjo, Sp. THT-KL



ii



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Longcase yang berjudul Fraktur Os Nasal ini dengan lancar dan tepat waktu. Longcase ini selain disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir di bagian Ilmu Telinga, Hidung dan Tenggorok. Penulis menyadari Longcase ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dalam kesempatan yang sangat baik ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.



Allah SWT



2.



dr. Agung Raharjo, Sp.THT-KL selaku dokter pembimbing dalam menyelesaikan Longcase ini.



3.



Teman-teman ko-asistensi seperjuangan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.



4.



Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis berharap mudah-mudahan Longcase ini bermanfaat untuk



berbagai kalangan. Sebagai pemunculan Longcase ini tentunya penulis mempunyai keterbatasan dalam menyusun karya ini. Dalam pembuatan Longcase ini penulis meminta maaf apabila terdapat kata-kata atau penulisan yang salah dan ucapan-ucapan yang tidak baik. Oleh karena itu penulis menyadari perlunya kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan dan perkembangan selanjutnya. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu Longcase ini. Bantul, 9 Desember 2020



Penulis



iii



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii BAB I...................................................................................................................................1 PENDAHULUAN..................................................................................................................1 BAB II..................................................................................................................................2 LAPORAN KASUS................................................................................................................2 A.



IDENTITAS PASIEN..........................................................................................2



B.



ANAMNESIS........................................................................................................2



C.



PEMERIKSAAN FISIK......................................................................................4



D.



DIAGNOSA KLINIS.........................................................................................10



BAB III...............................................................................................................................12 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................12 ANATOMI HIDUNG.................................................................................................12 A.



DEFINISI............................................................................................................17



B.



EPIDEMIOLOGI...............................................................................................17



C.



ETIOLOGI.........................................................................................................17



D.



PATOFISIOLOGI.............................................................................................18



E.



KLASIFIKASI....................................................................................................19



iv



BAB I PENDAHULUAN Fraktur nasal adalah fraktur yang paling sering terjadi pada fraktur kepala leher. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior wajah merupakan faktor predisposisi yang memudahkan terjadinya fraktur jika terdapat trauma pada wajah (Efiaty, 2007). Fraktur nasal pada orang dewasa dijumpai pada kasus berkelahi, trauma akibat jatuh, dan kecelakaan lalu lintas. Sedangkan pada anak-anak sering disebabkan karena bermain dan olahraga (Adam, 2013). Kecelakaan motor cenderung menyebabkan fraktur nasal yang berat dan sering disertai dengan trauma maksilofasial. Insiden fraktur nasal sangat tinggi, dan meningkat seiring bertambahnya usia. Jarang terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun. Kasus yang dilaporkan pada dewasa sekitar 39-45%, sedangkan pada remaja sekitar 45%. Insiden fraktur nasal pada pria 2-3 kali lebih banyak dibandingkan pada wanita. Puncak insiden fraktur nasal terjadi pada usia dekade kedua sampai tiga (Haraldson, 2018). Fraktur nasal merupakan keadaan yang disebabkan oleh trauma yang ditandai dengan patahnya tulang hidung baik sederhana maupun komunitiva. Pada jenis fraktur nasal komunitiva, prosesus frontalis os maksila, lamina prependikularis os ethmoidalis dan vomer biasanya mengalami fraktur. Fraktur os nasal biasanya disebabkan oleh trauma langsung. Pada pemeriksaan didapatkan pembengkakan, epistaksis, nyeri tekan dan teraba garis fraktur. Foto rontgen dari arah lateral dapat menunjang diagnosis. Fraktur tulang ini harus cepat direposisi dengan anestesi lokal dan imobilisasi dilakukan dengan memasukkan tampon ke dalam lubang hidung dan dipertahankan dalam 3 sampai 4 hari. Patahan dapat dilindungi dengan gips tipis berbentuk kupu-kupu untuk 1 sampai 2 minggu (Efiaty, 2007). Identifikasi awal dan penanganan trauma di awal periode penting untuk menghindari komplikasi dari fraktur. Pemastian tidak adanya hematoma penting untuk menghindari kerusakan lebih lanjut dan menghindari komplikasi antara lain kompresi jaringan serta infeksi yang berbahaya (Efiaty, 2007).



1



BAB II LAPORAN KASUS



A.



IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. D Usia



: 18 tahun



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Alamat



: Monggang RT 05 Srihardono Pundong Bantul



Status Pekerjaan



: Buruh Pabrik



Pendidikan Terakhir : SMP Agama



: Islam



Masuk Rumah Sakit : 7 Desember 2020 No. RM B.



: 22-80-92



ANAMNESIS Dilakukan autoanamnesis dengan pasien tanggal 7 Desember 2020. 1. Keluhan Utama Hidung terasa nyeri 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poli THT RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan keluhan hidung terasa nyeri setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 1 hari SMRS. Keluhan disertai dengan kedua hidung tersumbat secara bergantian dan hilang-timbul. Hidung sempat mengalami perdarahan secara terus-menerus yang mengental di dalam, berlangsung selama kurang-lebih 10 menit lalu berhenti dengan sendirinya. Disertai dengan riak kental yang bercampur darah. Daya



penghidu



pasien



berkurang.



Telinga



dirasa



sempat



berdenging sebentar tadi malam pada telinga kanan namun sudah menghilang pada pagi harinya. Penurunan pendengaran dan nyeri



2



telinga disangkal. Sekret hidung dan telinga disangkal. Demam, batuk, pilek disangkal. 3. Riwayat Penyakit Dahulu 



Riwayat mimisan (Saat TK : frekuensi 2-3x/miggu dengan durasi 5-10 menit. Saat SMK : Keluar 1x dengan durasi 5 menit)







Riwayat hipertensi belum tahu karena tidak pernah melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan







Riwayat diabetes mellitus disangkal







Riwayat alergi obat, makanan atau minuman disangkal







Riwayat maag disangkal







Riwayat trauma disangkal



4. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga 



Riwayat anggota keluarga menderita keluhan yang serupa disangkal







Riwayat hipertensi disangkal







Riwayat diabetes mellitus disangkal







Riwayat alergi disangkal







Riwayat gatal disangkal



5. Riwayat Personal Sosial dan Lingkungan 



Pasien adalah seorang ibu rumah tangga







Terdapat riwayat mengorek telinga menggunakan cotton bud



6. Anamnesis Sistem 



Sistem serebrospinal



: Demam (-),mual (-),nyeri kepala



(-) 



Sistem respiratorius



: Hidung tersumbat (-/-), Batuk (-), Pilek (-)



3







Sistem kardiovaskuler



: Sesak (-), Nyeri dada (-)







Sistem gastrointestinal



: Tidak ada keluhan







Sistem genitalia



: Tidak ada keluhan







Sistem muskuloskeletal



: Kelemahan anggota gerak (-/-/-/-),



Kaki bengkak (-/-) 



C.



Sistem integumentum



: Tidak ada keluhan



PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALIS 1. Keadaan Umum 



Keadaan umum



: Baik







Kesadaran



: Compos mentis







Berat Badan



: 73 kg







Tinggi Badan



: 160 cm







Status Gizi



: Normal (BMI = 28.51 kg/m2)



2. Tanda-tanda Vital 



Tekanan darah



: 162/108 mmHg







Nadi



: 98 x/menit







Napas







Suhu



: 37.4 °C







VAS nyeri



:4



: 21 x/menit



3. Pemeriksaan Kepala 



Mata



: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik



(-/-) 



Hidung



: Simetris, deviasi septum (-), nyeri tekan (-)







Telinga



: Simetris, nyeri tekan aurikula (-/-), nyeri



4



tekan



tragus



(-/+),



otorrhea



(-/+),



pembesaran kelenjar limfe pre aurikula (-/+) post aurikula (-/-) 



Mulut



: Bibir lembab, mukosa bukal lembab (+), tonsil T1-T1







Sinus frontalis



: Nyeri tekan (-)







Sinus maksilaris



: Nyeri tekan (-)



4. Pemeriksaan Leher 



Kelenjar Getah bening : Teraba membesar (-), Nyeri tekan (-)



5. Pemeriksaan Thoraks Jantung 



Inspeksi



: Iktus kordis tidak terlihat







Palpasi



: Iktus kordis teraba di SIC V 1 jari medial garis



midklavikula sinistra 



Perkusi



: Batas kanan atas jantung di SIC II garis parasternal dekstra : Batas kiri atas jantung di SIC II garis parasternal sinistra :



Batas



kanan



bawah



jantung



di



SIC



IV



midklavikula sinistra : Batas kiri bawah jantung di SIC V midklavikula sinistra 



Auskultasi



: Bunyi jantung S1-S2 reguler



Paru-paru 



Inspeksi



: Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, retraksi (-)







Palpasi



: Vokal fremitus simetris kanan dan kiri







Perkusi



: Sonor (+/+)



5







Auskultasi



: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)



6. Pemeriksaan Abdomen 



Inspeksi



: Supel, ascites (-)







Auskultasi



: Peristaltik (+)







Perkusi



: Timpani (+) seluruh regio abdomen







Palpasi



: Nyeri tekan (-) seluruh regio abdomen



7. Pemeriksaan Ekstremitas 



Ekstermitas Atas



: Akral hangat (+/+), nadi kuat, capillary refill time