FRD 19 - Rotasi - Kelompok 6 - Laporan Eksperimen - Leili Yatur Rohma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA I (Gerak Rotasi) ANALISIS GERAK BALING-BALING KIPAS ANGIN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE TRACKER VIDEO



Disusun Oleh: Nama : Leili Yatur Rohma Nim : 19030224013 Kelas : FRD 2019



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2021



Abstrak Telah dilakukan praktikum yang berjudul Gerak Baling-baling Kipas Angin dengan Menggunakan Software Tracker Video, praktikum ini dilakukan dengan virtual lab pada aplikasi software tracker video yang bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya posisi sudut kipas angin, mengetahui pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya kecepatan sudut kipas angin, mengetahui pengaruh jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jari-jari) terhadap besarnya percepatan sudut kipas angin. Variable-variabel pada percobaan adalah jarak solatip pada baling-baling kipas angin sebagai variabel manipulasi. Massa baling-baling kipas angin sebagai variabel kontrol. Waktu tempuh baling-baling kipas angin, posisi sudut balingbaling kipas angin, kecepatan sudut baling-baling kipas angin, dan percepatan sudut baling-baling kipas angin sebagai variabel respon. Langkah percobaan pada praktikum ini adalah pertama menyiapkan alat dan bahan (Kipas angin, Solatip hitam, meteran, handphone, software tracker video, Microsoft excell), Kemudian menandai baling-baling kipas angin dengan beberapa solatip warna hitam untuk membedakan jari-jari baling-baling kipas angin dalam gerak rotasi, Mengatur handphone agar siap digunakan untuk merekam, Menyalakan kipas angin dengan kecepatan sedang, Mematikan kipas angin dengan mencabut kabel kipas angin pada stop kontak agar gerak kipas angin diperlambat secara beraturan, Merekam peristiwa tersebut dengan handphone, Mengambil data dan analisis data menggunakan software tracker dan ms.excell. Pada percobaan pertama menggunakan manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin sebesar 6 cm dihasilkan percepatan sudut -82 °/s2, Pada percobaan kedua menggunakan manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin sebesar 9 cm juga dihasilkan percepatan sudut -86 °/s2. Dari praktikum ini dapat disimpulan bahwa , jika semakin besar waktu tempuh baling-baling kipas angin(t) maka semakin besar pula posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), semakin besar waktu tempuh (t) baling-baling kipas angin maka semakin kecil kecepatan sudut baling-baling kipas angin(ω), hal ini dikarenakan baling-baling kipas angin mengalami gerak melingkar diperlambat beraturan, manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jarijari) tidak memengaruhi besarnya percepatan sudut baling-baling kipas angin



dengan kata lain besarnya percepatan sudut hampir sama pada masing-masing manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jari-jari) dengan catatan baling-baling kipas angin yang digunakan adalah sama.



Kata kunci : Software Tracker Video, posisi sudut, kecepatan sudut, percepatan sudut.



BAB I PENDAHULUAN



A.Latar Belakang



Sumber:



http://catatanmengajarfisika.blogspot.com/2017/11/gerak-melingkar-



dalam-kehidupan-sehari.html diambil pada 23 Februari 2021 Suatu benda dapat melakukan gerak melingkar jika pada benda tersebut bekerja sebuah momen gaya.Akibat momen gaya inilah timbul gerak rotasi dari gerak rotasi terjadi percepatan sudut,kecepatan sudut dan sebagainya. Gerak melingkar atau rotasi adalah gerak dari suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik yang tetap. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak yang dipercepat beraturan maka perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah yang berubah, dimana selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh lintasan yang berebentuk lingkaran. Dimana bidang fisika dibangun berdasarkan pengalaman empiris dan analisis, dengan konsep-konsep diperoleh melalui penalaran, pengamatan fakta dan data hasil gejala di lapangan. Analisis matematis sangat diperlukan dalam mempelajari fisika, kemudian hasil analisa tersebut perlu adanya eksperimen pengujian lapangan untuk mengetahui kebenaran hipotesis, demikian eksperimen gerak rotasi ini merupakan bagian penting dalam mempelajari fisika (Amalia, 2018). Contoh sederhana dalam gerak rotasi yaitu gerak baling-baling pada kipas angin. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai gerak rotasi atau melingkarbaik dari pengaruhnya maka dilakukan eksperimen ini.



B. Rumusan masalah 1. Bagaimana pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya posisi sudut kipas angin? 2. Bagimana pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya kecepatan sudut kipas angin? 3. Bagaimana pengaruh jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jari-jari) terhadap besarnya percepatan sudut kipas angin? C. Tujuan 1. Mengetahui pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya posisi sudut kipas angin 2. Mengetahui pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya kecepatan sudut kipas angin 3. Mengetahui pengaruh jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jarijari) terhadap besarnya percepatan sudut kipas angin D. Hipotesis 1. Jika waktu tempuh baling-baling kipas angin semakin besar maka posisi sudut kipas angin akan semakin besar pula 2. Jika waktu tempuh baling-baling kipas angin semakin besar maka kecepatan sudut kipas angin akan semakin kecil (diperlambat) 3. Besar kecilnya jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jari-jari) tidak memengaruhi besarnya percepatan sudut kipas angin



BAB II DASAR TEORI



1. Gerak rotasi



Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus yang disebut sumbu rotasi.



2. Kecepatan sudut dan percepatan sudut



Gambar di atas memperlihatkan sebuah benda pejal yang melakukan gerak rotasi murni dengan sumbu tetap (sumbu z) yang tegak lurus bidang xy. Setiap partikel mengalami gerak rotasi terhadap titik O. Oleh karena itu untuk menyatakan posisi titik P lebih baik digunakan koordinat polar (r,θ). Dalam keadaan ini, r tetap konstan dan yang berubah adalah θ. Bila partikel bergerak dari θ = 0 rad ke titik P partkel telah menempuh lintasan sejauh panjang busur s, dimana : s = r θ atau θ= s/r dimana θ dalam radian ( 2π rad = 360o atau 1 rad ≈ 57,3o )



Partkel bergerak dari P ke Q dalam selang waktu ∆t (= t2 - t1) telang menyapu sudut ∆θ (=θ2 - θ1), maka kecepatan sudut rata-rata partikel adalah : θ2 - θ1 ∆θ t2 - t1 ∆t kecepatan sudut sesaat adalah ω = lim ∆θ/∆t = dθ/dt ∆t→0 Catatan : setiap partikel pada benda tersebut akan mempunyai kecepatan sudut yang sama. Jika kecepatan sudut sesaat dari benda tersebut berubah dari ω1 ke ω2 dalam selang waktu ∆t, maka percepatan sudut rata-rata dari benda tersebut adalah ω2 - ω1 ∆ω t2 - t1 ∆t dan percepatan sudut sesaatnya adalah : α = lim ∆ω/∆t = dω/dt ∆t→0 Untuk rotasi dengan sumbu tetap, setiap patikel pada benda pejal tersebut mempunyai kecepatan sudut yang sama dan percepatan sudut yang sama. Jadi ω dan α merupakan karakteristik keseluruhan benda pejal tersebut. Arah dari ω dapat dicari dengan aturan arah maju sekrup putar kanan. dan arah α sama dengan arah dω/dt yang sama dengan arah ω bila dipercepat dan berlawanan dengan arah ω bila diperlambat.



3. Gerak rotasi dengan percepatan sudut konstan Untuk mendapatkan persamaan gerak rotasi, kita mengambil langsung persamaan gerak yang sudah diperoleh pada gerak translasi : Dipercepat : (1). ω = ωo + αt (2). θ = θo + ωot + 1/2α t2 (3).ω2 = ωo2 + 2α (θ - θo)



Diperlambat : (1). ω = ωo - αt (2). θ = θo + ωot - 1/2α t2 (3).ω2 = ωo2 - 2α (θ - θo)



4. Grafik Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)



Grafik s-t dan Grafik θ-t



Grafik v-t dan Grafik ω-t



Grafik at-t dan Grafik α-t



BAB III METODE EKSPERIMEN



A. Alat dan Bahan 1. Kipas angin



1 buah



2. Solatip hitam



seperlunya



3. Meteran



1 buah



4. Software tracker video



1 buah



5. Handphone



1 buah



6. Microsoft excel



1 buah



B. Rancangan Eksperimen



Gambar 3.1 jarak solatip ke pusat sebesar 6 cm



Gambar 3.2 jarak solatip ke pusat sebesar 9 cm



C. Variabel Eksperimen Variabel manipulasi



: jarak solatip pada baling-baling kipas



angin(jari-jari) DOV



: memanipulasi jarak solatip pada baling-



baling kipas angin dengan cara menandai baling-baling kipas angin dengan menggunakan beberapa solatip hitam untuk menjadi acuan gerak rotasi dalam tracker video yaitu dengan jarak 6 cm dan 9 cm.



Variabel kontrol



: massa baling-baling kipas angin.



DOV



: mengontrol massa baling-baling kipas angin



dengan menggunakan 1 baling-baling kipas angin yang sama.



Variabel respon



: waktu tempuh baling-baling kipas angin,



posisi sudut baling-baling kipas angin, kecepatan sudut baling-baling kipas angin dan percepatan sudut baling-baling kipas angin. DOV



: diperoleh data kuantitatif dari percobaan



dengan software tracker analisis (grafik pengaruh waktu tempuh balingbaling kipas angin terhadap posisi sudut baling-baling kipas angin, grafik waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap kecepatan sudut balingbaling kipas angin). Kemudian data tersebut di masukkan ke excell untuk memperoleh percepatan sudut baling-baling kipas angin.



D. Langkah Eksperimen 1. Menyiapkan alat dan bahan •



Kipas angin







Solatip hitam







meteran







handphone







software tracker video







Microsoft excell



2. Kemudian menandai baling-baling kipas angin dengan beberapa solatip warna hitam untuk membedakan jari-jari baling-baling kipas angin dalam gerak rotasi. 3. Mengatur handphone agar siap digunakan untuk merekam. 4. Menyalakan kipas angin dengan kecepatan sedang 5. Mematikan kipas angin dengan mencabut kabel kipas angin pada stop kontak agar gerak kipas angin diperlambat secara beraturan. 6. Merekam peristiwa tersebut dengan handphone. 7. Mengambil data dan analisis data menggunakan software tracker dan ms.excell. E. Teknik Analisis Data Setelah melakukan percobaan kemudian: 1. Mengambil data numerik menggunakan software tracker video yaitu pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap posisi sudut baling-baling kipas angin, grafik waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap kecepatan sudut baling-baling kipas angin (waktu tempuh kipas angin(t), posisi sudut kipas angin (θ), kecepatan sudut kipas angin (ω). 2. Setelah memperoleh data numerik dari software tracker kemudian data tersebut di masukkan ke Ms. Excell untuk memperoleh grafik hubungan pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap posisi sudut baling-baling kipas angin, grafik waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap kecepatan sudut balingbaling kipas angin. 3. Kemudian mencari persamaan grafik polynomial orde 2 tersebut dengan Ms. Excell. 4. Dari persamaan grafik polynomial tersebut dapat menghitung percepatan sudut kipas angin dengan rumus: θ = ω𝑜𝑡 + ½ α𝑡 2 . 5. Hasil data dan analisis yang di peroleh kemudian di bandingkan dengan teori yang sudah disebutkan pada hipotesis di awal. 6. Kemudian membuat kesimpulan dari hasil perbandingan hasil analisis eksperimen dengan teori hipotesis.



BAB IV DATA DAN ANALISIS TABEL 1 Jarak solatip = 6 cm t(s)



θ (°)



ω (°/s)



1



0,367



7,10



217,8



2



0,400



14,2



216,4



3



0,434



21,5



215,2



4



0,500



35,5



213,0



5



0,534



42,8



212,7



6



0,700



81,1



209,3



7



0,734



87,9



207,8



8



0,767



95,0



205,8



9



0,800



101,7



200,3



10



0,834



108,4



193,4



0,934



127,7



191,2



12



1,134



165,9



184,9



13



1,167



172,2



183,8



14



1,201



178,2



175,8



15



1,234



183,9



173,1



16



1,267



189,7



152,7



17



1,434



215,6



146,3



18



1,501



225,5



137,7



19



1,601



242,3



123,1



20



1,634



245,6



116,0



21



1,801



266,5



113,5



22



1,868



274,3



102,7



23



1,901



277,2



95,6



No



11



R(cm)



6



M(kg)



2,4



α (°/s2)



-82



Grafik 1



Grafik hubungan pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya posisi sudut baling-baling kipas angin



θ (°)



300 y = -41.006x2 + 271.11x - 88.661 R² = 0.9999



200 100 0 0



0.5



1 waktu tempuh(s)



1.5



2



Pada tabel 1 merupakan data hasil percobaan 1 gerak baling-baling kipas angin yang mengalami perlambatan yaitu dengan menyalakan kipas angin beberapa saat kemudian menekan tombol off pada stop kontak sehingga gerak baling-baling kipas angin mengalami perlambatan. Percobaan 1 ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin(t) terhadap besarnya posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), mengatahui pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin(t) terhadap besarnya kecepatan sudut baling-baling kipas angin(ω), mengetahu pengaruh manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin(r=jari-jari) dengan besarnya percepatan sudut baling-baling kipas angin(α) . Pada percobaan 1 ini menggunakan jarak solatip pada baling-baling kipas angin(r) sebesar 6 cm serta massa baling-baling kipas angin sebesar 2,4 kg. Untuk mengetahui besarnya percepatan sudut baling-baling kipas angin(α) diperlukan besaran-besaran lain seperti waktu tempuh baling-baling kipas angin(t), posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), dan kecepatan sudut baling-baling kipas angin(ω) yang diperoleh pada ssat melakukan tracking video. Data numerik (t, θ, dan ω) yang diperoleh dari software tracker di analisis menggunakan Ms. Excel untuk mendapatkan grafik t – θ dan persamaan grafiknya, dapat dilihat pada grafik 1 diperoleh hubungan pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin (t) terhadap besarnya posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), jika semakin besar waktu tempuh baling-baling kipas angin(t) maka semakin besar pula posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), hal ini sesuai dengan teori yaitu : θ = θo + ωot + 1/2α t2 dengan bentuk grafiknya seperti grafik parabola yang terbuka ke



bawah, hal ini sesuai yang sudah dijelaskan di atas sebelum nya, dapat dilihat gambar dibawah secata teori disebutkan bahwa grafik t – θ yang diperlambat bentuk nya seperti grafik parabola terbuka ke bawah(grafik warna biru), sehingga hasil percobaan 1 pada grafik 1 sudah sesuai dengan teori : Grafik t – θ



Pada grafik 1 diperoleh persamaan grafik sebesar y = -41,006x2 +



271,11x – 88,661 , dari persamaan grafik tersebut dapat diperoleh nilai percepatan sudut baling-baling kipas angin (α) , dapat diketahui salah satu rumus gerak melingkar berubah beraturan (GMBB) adalah θ = θo + ωot + ½α t2 sehingga pada persamaan grafik diatas dapat diketahui bahwa y= θ , ½α = -41,006, ωo = 271,11, θo = -88,661. Sehingga percepatan sudut(α) dapat dihitung dengan : ½α = -41,006 jadi α = - 82 °/s2 Pada grafik 1 dapat diketahui bahwa R2 = 0,999, hal ini berati data yang dihasilkan cukup akurat.



Grafik 2



ω (°/s)



Grafik hubungan pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya kecepatan sudut baling-baling kipas angin 250 200 150 100 50 0



y = -80.871x + 260.41 R² = 0.9465 0



0.5



1 waktu tempuh(s)



1.5



2



Pada grafik 2 diperoleh persamaan grafik y = -80,871x + 260,41. serta diketahui bahwa R² = 0,9465 yang berati data pada grafik 2 kurang akurat , hal ini dikarenakan kurang telitinya dalam melakukan eksperimen, kurang teliti dalam mengambil data numerik pada software tracker. dari grafik 2 tersebut dapat diketahui bahwa jika semakin besar waktu tempuh (t) baling-baling kipas angin maka semakin kecil kecepatan sudut baling-baling kipas angin(ω), hal ini dikarenakan baling-baling kipas angin mengalami gerak melingkar diperlambat beraturan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu ω = ωo – αt. Sehingga bentuk grafiknya adalah grafik linear yang semakin ke bawah seiring bertambahnya waktu tempuh(grafik warna biru) : Grafik t - ω



TABEL 2 Jarak solatip = 9 cm t(s)



θ (°)



ω (°/s)



1



0,268



32,4



219,1



2



0,302



47,5



218,8



3



0,368



54,4



211,1



4



0,435



68,6



209,6



5



0,468



75,6



205,8



6



0,535



82,3



199,3



7



0,568



95,2



196,3



8



0,602



108,5



188,6



9



0,668



114,5



184,4



10



0,735



120,8



182,9



0,768



126,7



175,0



12



0,802



132,4



171,4



13



0,835



138,1



169,5



14



0,868



143,7



168,6



15



0,902



155,2



160,2



16



0,935



165,0



158,3



17



1,002



180,1



149,3



18



1,068



185,5



145,9



19



1,168



189,9



136,7



20



1,202



204,0



135,5



21



1,235



208,5



131,3



22



1,335



224,8



128,8



23



1,368



246,9



124,6



No



11



R(cm)



9



M(kg)



2,4



α (°/s2)



-86



Grafik 3



Grafik hubungan pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya posisi sudut baling-baling kipas angin



θ (°)



300 y = -43.175x2 + 250.71x - 53.121 R² = 0.9999



200 100 0 0



0.5



1 waktu tempuh(s)



1.5



2



Pada tabel 2 merupakan data hasil percobaan 2 gerak baling-baling kipas angin yang mengalami perlambatan yaitu dengan menyalakan kipas angin beberapa saat kemudian menekan tombol off pada stop kontak sehingga gerak baling-baling kipas angin mengalami perlambatan. Percobaan 2 ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin(t) terhadap besarnya posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), mengatahui pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin(t) terhadap besarnya kecepatan sudut baling-baling kipas angin(ω), mengetahu pengaruh manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin(r=jari-jari) dengan besarnya percepatan sudut baling-baling kipas angin(α) . Pada percobaan 2 ini menggunakan jarak solatip pada baling-baling kipas angin(r) sebesar 9 cm serta massa baling-baling kipas angin sebesar 2,4 kg. Untuk mengetahui besarnya percepatan sudut baling-baling kipas angin(α) diperlukan besaran-besaran lain seperti waktu tempuh baling-baling kipas angin(t), posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), dan kecepatan sudut baling-baling kipas angin(ω) yang diperoleh pada ssat melakukan tracking video. Data numerik (t, θ, dan ω) yang diperoleh dari software tracker di analisis menggunakan Ms. Excel untuk mendapatkan grafik t – θ dan persamaan grafiknya, dapat dilihat pada grafik 3 diperoleh hubungan pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin (t) terhadap besarnya posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), jika semakin besar waktu tempuh baling-baling kipas angin(t) maka semakin besar pula posisi sudut baling-baling kipas angin(θ), hal ini sesuai dengan teori yaitu : θ = θo + ωot - 1/2α t2 dengan bentuk grafiknya seperti grafik parabola yang terbuka ke



bawah, hal ini sesuai yang sudah dijelaskan di atas sebelum nya, dapat dilihat gambar dibawah secata teori disebutkan bahwa grafik t – θ yang diperlambat bentuk nya seperti grafik parabola terbuka ke bawah(grafik warna biru), sehingga hasil percobaan 2 pada grafik 3 sudah sesuai dengan teori : Grafik t - θ



Pada grafik 1 diperoleh persamaan grafik sebesar y = -43,175x2 +



250,71x - 53,121 , dari persamaan grafik tersebut dapat diperoleh nilai percepatan sudut baling-baling kipas angin (α) , dapat diketahui salah satu rumus gerak melingkar berubah beraturan (GMBB) adalah θ = θo + ωot - 1/2α t2 sehingga pada persamaan grafik diatas dapat diketahui bahwa y= θ , 1/2α = -43,175, ωo = 250,71, θo = -53,121. Sehingga percepatan sudut(α) dapat dihitung dengan : 1/2α = -43,175 jadi α = - 86 °/s2 Pada grafik 3 dapat diketahui bahwa R2 = 0,999, hal ini berati data yang dihasilkan cukup akurat.



Grafik 4



Grafik hubungan pengaruh waktu tempuh baling-baling kipas angin terhadap besarnya kecepatan sudut baling-baling kipas angin 250



ω (°/s)



200 150 100



y = -83.874x + 249.37 R² = 0.9727



50 0 0



0.5



1 waktu tempuh(s)



1.5



2



Pada grafik 4 diperoleh persamaan grafik y = -83,874x + 249,37. serta diketahui bahwa R² = 0,9727 yang berati data pada grafik 4 kurang akurat , hal ini dikarenakan kurang telitinya dalam melakukan eksperimen, kurang teliti dalam mengambil data numerik pada software tracker. dari grafik 4 tersebut dapat diketahui bahwa jika semakin besar waktu tempuh (t) baling-baling kipas angin maka semakin kecil kecepatan sudut baling-baling kipas angin(ω), hal ini dikarenakan baling-baling kipas angin mengalami gerak melingkar diperlambat beraturan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu ω = ωo – αt. Sehingga bentuk grafiknya adalah grafik linear yang semakin ke bawah seiring bertambahnya waktu tempuh(grafik warna biru) : Grafik t - ω



Grafik 5



percepatan sudut(°/s2)



grafik hubungan pengaruh jarak solatip pada balingbaling kipas angin(jari-jari) terhadap besarnya percepatan sudut baling-baling kipas angin -81 -82 0 -83 -84 -85 -86 -87



2



4



6



8



10



jarak solatip(cm)



Pada grafik 5 di atas dapat disimpulkan bahwa manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jari-jari) tidak memengaruhi besarnya percepatan sudut baling-baling kipas angin dengan kata lain besarnya percepatan sudut hampir sama pada masing-masing manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jari-jari) dengan catatan baling-baling kipas angin yang digunakan adalah sama. Yaitu untuk percobaan dengan jarak solatip 6 cm dan 9 cm dihasilkan percepataan sudut sebesar -82 °/s2 dan -86 °/s2.



BAB V PENUTUP KESIMPULAN 1. Hipotesis diterima, jika semakin besar waktu tempuh baling-baling kipas angin(t) maka semakin besar pula posisi sudut baling-baling kipas angin(θ). θ = θo + ωot - 1/2α t2 2. Hipotesis diterima, semakin besar waktu tempuh (t) baling-baling kipas angin maka semakin kecil kecepatan sudut baling-baling kipas angin(ω), hal ini dikarenakan baling-baling kipas angin mengalami gerak melingkar diperlambat beraturan. ω = ωo – αt 3. Hipotesis diterima, manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jari-jari) tidak memengaruhi besarnya percepatan sudut baling-baling kipas angin dengan kata lain besarnya percepatan sudut hampir sama pada masing-masing manipulasi jarak solatip pada baling-baling kipas angin(jarijari) dengan catatan baling-baling kipas angin yang digunakan adalah sama. SARAN 1. Lebih teliti lagi dalam mengambil data numerik pada software tracker. 2. Harus lebih paham dengan materi yang akan dilakukan eksperimen.



DAFTAR PUSTAKA Amalia, Dwi Indrianti. 2018. Rancangan Bangun Percobaan Gerak Rotasi Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Inovasi Fisika. Vol 07 No 03. Asnal.



FISIKA



I.



sumber:



https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Asnal/Fisika/BAB%207%20GERAK%20 %20ROTASI.pdf (diambil pada 27 Februari 2021). Endra, Ishafit Rani. 2020. Pengembangan Modul Praktikum Gerak Melingkar untuk Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Jurnal Penelitian Fisika, Vol. 5 No. 2.



LAMPIRAN 1) Manipulasi jarak solatip sebesar 6 cm Mengambil data di software tracker (waktu tempuh, posisi sudut, dan kecepatan sudut).



Analisis dan menentukan grafik pada ms.excell



Menentukan percepatan sudut menggunakan rumus



2) Manipulasi jarak solatip sebesar 9 cm Mengambil data di software tracker (waktu tempuh, posisi sudut, dan kecepatan sudut).



Analisis dan menentukan grafik pada ms.excell



Menentukan percepatan sudut menggunakan rumus