Gedung Kementrian PU [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 BAB I PENDAHULUAN



1.1.



LATAR BELAKANG Tingkat kesadaran global mengenai lingkungan hidup dan perubahan iklim pada beberapa tahun belakang ini meningkat dengan tajam.Berbagai gerakan hijau pun dilakukan untuk melindungi bumi dengan mengimplementasikan berbagai upaya efisiensi penggunaan energi dan peminimalisiran kerusakan lingkungan. Upaya antisipasi pemanasan global tersebut pun dilakukan oleh sektor bangunan, mengingat pada kenyataan bahwa bangunan merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di bumi ini. Seluruh emisi CO2 yang ada di dunia, 30-40% dihasilkan oleh bangunan , sehingga setiap pengurangan emisi pada bangunan akan berdaya ungkit besar terhadap upaya antispasi pemanasan global tersebut. Besarnya peranan bangunan seperti rumah dan gedung perkantoran terhadap kerusakan lingkungan memiliki potensi sebaliknya untuk menyelamatkan lingkungan. Pelaku yang terkait dengan bangunan sangat banyak sekali, mulai dari pemilik bangunan, perencana, pembangun, pengoperasi hingga penghuni. Oleh karenanya, potensial untuk mengantisipasi kerusakan bumi lebih bagus melalui bangunan, yaitu salah satunya dengan mengimplementasi-kan suatu konsep bangunan ramah lingkungan atau biasa disebut dengan konsep “green building”, dimana konsep tersebut menuntut suatu bangunan untuk sangat memperhatikan aspek lingkungan, mulai dari tahap perencanaan, proses pembangunan, pemilihan bahan bangunan, instalasi hingga masa operasionalnya. Salah satu bangunan yang mengadopsi konsep green building dan menjadi objek dalam makalah ini adalah Gedung Kementrian Pekerjaan Umum Indonesia yan berada di Jakarta. Gedung tersebut merupakan gedung pertama di Indonesia yang memiliki sertifikasi green oleh GBCI (Green Building Council Indonesia) yang menyabet sertifikat platinum. Perwujudan suatu efisiensi penggunaan energi bangunan yang minim pada sebuah bangunan berkonsep green buildingtersebut membutuhkan biaya yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan bangunan konvensional. Namun, dengan konsep green building yang memfokuskan pada efisiensi energi sepanjang siklus hidup proyek, penerapan konseptersebut tentunya akan berbalik menjadi suatu keuntungan yang berkesinambungan pada biaya operasionalnya. Tujuan utama dari konstruksi bangunan berkinerja tinggi di Kementerian Pekerjaan Umum adalah untuk gedung ramah lingkungan kebanggaan nasional dan sebagai bangunan contoh di Republik Indonesia. Bangunan PU merupakan proyek pilot bangunan GREENSHIP NB 1.0 yang didirikan seiring persiapan Alat Rating GREENSHIP.



Pembangunan Berkelanjutan



1



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 Proses penerapan Desain Terintegrasi menjadi tonggak sejarah yang sangat penting dan simbol bangkitnya industri bangunan di Indonesia. Bangunan ini memiliki 18 lantai dan sebuah plaza parkir. Tim desain gedung ini memiliki ambisi awal untuk mencapai level Platinum dari rating Greenship dengan Indeks Efisiensi Energi sebesar 200 kWh/m2 dan menghemat 30% dari baseline. Untuk mencapai prinsip-prinsip yang ditetapkan digunakan OTTV rendah, desain pasif, pencahayaan alami dengan pemasangan rak cahaya, dan penggunaan sistem AC dengan pendingin berefisiensi tinggi. Pada sistem HVAC, digunakan 3 chiller berpendingin air 3 (2 berjalan dan 1 standby) dan 2 menara pendingin dengan beban pendinginan sebesar 0,540 kW/TR. Gedung Kementrian PU ini menjadi Pilot Project Green Building di Indonesia dimana menjadi tonggak awal untuk memulai mendesain dengan konsep green di Indonesia. Maka dari itu pada makalah ini penulis akan menjabarkan lebih lanjut tentang konsep green architecture dan konsep yang dipakai pada gedung Kementrian Pekerjaan Umum di Jakarta. 1.2.



PERUMUSAN MASALAH Permasalahan yang ajkan dibahas adalah bagaimana konsep green building dan penerapan pada bangunan Kementrian Pekerjaan Umum di Jakarta.



1.3.



TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan Mengidentifikasi salah satu bangunan berkonsep green yang ada di Indonesia yaitu Gedung Kementrian Pekerjaan Umum yang berada di Jakarta dimana gedung tersebut merupakan gedung pertama yang bersertifikasi green di Indonesia dengan level platinum. 2. Manfaat Memberikan pemahaman dan pengertian yang lebih mendalam pentingnya mendesain bangunan dengan konsep green khususnya di Indonesia.



1.4.



LINGKUP BAHASAN 1. Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup dititik beratkan pada pembahasan konsep Green Architecture pada bangunan Gedung Kementrian Pekerjaan Umum.



2. Ruang Lingkup Spasial Ruang lingkup spasial mengenai pembahasan tentang penerapan konsep Green Architecture dalam mendesain



Pembangunan Berkelanjutan



2



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013



1.5.



METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara Studi Pustaka.



1.6.



SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dalam penyusunan adalah sebagai berikut : BAB I



Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan serta alur pikir.



BAB II



Kajian Pustaka Menguraikan tentang pengertian konsep Green Architecture dan Green Building



BAB III



Data Menguraikan tentang tinjauan pada studi kasus terpilih, yakni pada bangunan Kementrian Pekerjaan Umum di Jakarta yang menggunakan konsep Green Architecture



BAB IV



Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Mengungkapkan kesimpulan, batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya.



1.7.



ALUR PIKIR Penerapan Konsep Green Architecture Pada Gedung Kementrian PU



Pembangunan Berkelanjutan



3



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013



LATAR BELAKANG • • • •



Isu Pemanasan Global Kerusakan lingkungan Design bangunan yang ramah lingkungan Sustainable development



F



1. Tujuan



E



Mengidentifikasi salah satu bangunan berkonsep green yang ada di Indonesia yaitu Gedung Kementrian Pekerjaan Umum yang berada di Jakarta dimana gedung tersebut merupakan gedung pertama yang bersertifikasi green di Indonesia dengan level platinum.



E D



2. Manfaat



B



Memberikan pemahaman dan pengertian yang lebih mendalam pentingnya mendesain bangunan dengan konsep green khususnya di Indonesia.



A C



TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKA



K



DATA



Berupa landasan teori, dan brosur (browsing internet dan studi literatur)



Kesimpulan, dan Anggapan



Batasan,



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Konsep Green Architecture



Pembangunan Berkelanjutan



4



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Sebagai pemahaman dasar dari arsitektur hijau yang berkelanjutan, elemenelemen yang terdapat didalamnya adalah lansekap, interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi arsitekturnya. Dalam contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita. Yang paling ideal adalah menerapkan komposisi 60 : 40 antara bangunan rumah dan lahan hijau, membuat atap dan dinding dengan konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Tujuan utama dari green architecture adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan. Arsitektur hijau juga dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan. Perancangan Arsitektur hijau meliputi tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan. Konsep ini sekarang mulai dikembangkan oleh berbagai pihak menjadi Bangunan Hijau (green building). 2.2. Pengertian Konsep Green Building Untuk mengurangi penggunaan energi operasi, penggunaan jendela yang seefisiensi mungkin dan insulasi pada dinding, plafon atau tempat masuknya aliran udara ke dalam bangunan gedung. Strategi lain desain bangunan surya pasif, sering dilaksanakan di rumah-rumah rendah energi. Penempatan jendela yang efektif (pencahayaan) dapat memberikan cahaya lebih alami dan mengurangi kebutuhan penerangan listrik di siang hari. Adapun manfaat apabila kita menerapkan konsep GreenBuilding adalah : •



Bangunan lebih awet dan tahan lama, dengan perawatan minimal







Efisiensi energi menyebabkan pengeluaran uang lebih efektif







Bangunan lebih nyaman untuk ditinggali







Mendapatkan kehidupan yang sehat







Ikut berperan serta dalam kepedulian terhadap lingkungan



Pembangunan Berkelanjutan



5



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013



Efisiensi energy pada bangunan Green Building merupakan salah satu bentuk respon masyarakat dunia akan perubahan iklim. Praktek „Bangunan Hijau‟ ini mempromosikan bahwa perbaikan perilaku (dan teknologi) terhadap bangunan tempat aktivitas hidupnya dapat menyumbang banyak untuk mengatasi pemanasan global. Bangunan/gedung adalah penghasil terbesar (lebih dari 30%) emisi global karbon dioksida, salah satu penyebab utama pemanasan global. Saat ini Amerika, Eropa, Kanada dan Jepang mengkontribusi sebagian besar emisi gas rumah kaca, namun situasi akan berubah secara dramatis di masa depan. Pertumbuhan penduduk di Cina, India, AsiaTenggara, Brazil dan Rusia menyebabkan emisi CO2 bertambah dengan cepat. Pembangunan di Indonesia meningkatkan kontribusi CO2 secara signifikan. Hal ini akan memperburuk kondisi lingkungan Indonesia pun kondisi lingkungan global. wacana GBC Indonesia menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA.



Pembangunan Berkelanjutan



6



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 2.3. Aplikasi Green Building Terdapat lima prinsip Green building menurut GBCI (Green Building Council Indonesia).: •



Tata Guna Lahan o Lokasi bangunan yang terbaik adalah lokasi yang dekat dengan pelayanan publik dan transportasi. o Maksimalisasi fungsi area hijau o Memberikan akses nyaman bagi pejalan kaki o Mengurangi panas iklim mikro pada lingkungan sekitar bangunan







Efisiensi Energi o Penggunaan peralatan yang hemat energi, seperti lampu dan alat elektrik lainnya o Penggunaan sub-metering sebagai pemantauan penggunaan listrik o Meminimalkan penggunaan listrik melalui pencahayaan dan penghawaan alami o Menggunakan sumber energi alternatif yang terbaharukan







Efisiensi Material o Penggunaan material daur ulang o Material yang digunakan bebas dari bahan perusak ozon o Penggunaan material lokal o Pemakaian material bersertifikat o Penggunaan bahan bangunan prafabrikasi







Kualitas Udara Ruang o Penggunaan produk ramah lingkungan khususnya untuk interior yang (non chemical pollutant) o Perawatan yang ramah lingkungan



Pembangunan Berkelanjutan



7



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 o Reduksi kebisingan dan polusi udara o Perancangan bukaan untuk memastikan adanya sirkulasi udara serta pencahayaan alami











Ukuran bukaan







Penataan ruang







Warna serta tekstur permukaan material



Manajemen Lingkungan o Pengolahan sampah 



Pemilahan sampah







Pembuatan kompos serta daur ulang material sampah



o Survey pengguna (occupant survey) 



Memastikan tingkat kenyamanan pengguna paska penggunaan bangunan



2.4. GBCI (Green Building Council Indonesia) GBCI adalah lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (non-for profit) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktikpraktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan. GBC INDONESIA didirikan pada tahun 2009 dan diselenggarakan oleh sinergi di antara para pemangku kepentingannya, meliputi : •



Pemerintah







Kalangan industri sektor bangunan dan properti,







Profesional bidang jasa konstruksi







Institusi pendidikan dan penelitian



Lembaga ini merupakan Emerging Member dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada Salah satu program lembaga ini adalah menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP. Melalui lembaga ini



Pembangunan Berkelanjutan



8



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 pemerintah menyatakan dukungannya untuk menyehatkan kembali kondisi gedunggedung di perkotaan dari penyakit SBS (sick building syndrome).



BAB III STUDI KASUS GEDUNG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1.1.



Profil Umum Tujuan utama dari konstruksi bangunan berkinerja tinggi di Kementerian Pekerjaan Umum adalah untuk gedung ramah lingkungan kebanggaan nasional dan sebagai bangunan contoh di Republik Indonesia. Bangunan PU merupakan proyek pilot bangunan GREENSHIP NB 1.0 yang didirikan seiring persiapan Alat Rating GREENSHIP.



Pembangunan Berkelanjutan



9



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013



Proses penerapan Desain Terintegrasi menjadi tonggak sejarah yang sangat penting dan simbol bangkitnya industri bangunan di Indonesia. Bangunan ini memiliki 18 lantai dan sebuah plaza parkir. Tim desain gedung ini memiliki ambisi awal untuk mencapai level Platinum dari rating Greenship dengan Indeks Efisiensi Energi sebesar 200 kWh/m2 dan menghemat 30% dari baseline. Untuk mencapai prinsip-prinsip yang ditetapkan digunakan OTTV rendah, desain pasif, pencahayaan alami dengan pemasangan rak cahaya, dan penggunaan sistem AC dengan pendingin berefisiensi tinggi. Pada sistem HVAC, digunakan 3 chiller berpendingin air 3 (2 berjalan dan 1 standby) dan 2 menara pendingin dengan beban pendinginan sebesar 0,540 kW/TR.



1.2.



Konsep Green Pada Desain Sejak awal perencanaan, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan, perhatian diberikan pada aspek operasional untuk menjaga, memelihara,mengurangi penggunaan



Pembangunan Berkelanjutan



10



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 sumber daya alam, menjaga kualiitas udara dalam ruangan, dan memberikan perhatian kepada penghuninya yang mematuhi peraturan yang ada.



1.2.1. Orientasi Bangunan Bentuk bangunan telah mengalami banyak perubahan karena desain asli bangunan yang menyebabkan sisi timur-barat akan selalu terkena cahaya matahari langsung yang kemudian dilakukan modifikasi sehingga menyebabkan dinding bangunan yang menghadap timur dan barat lebih kecil. dari bentuk awal. Oleh karena itu, peningkatan panas dari sinar matahari dapat dikurangi secara signifikan. Bentuk dari bangunan yang sudah ada juga



Pembangunan Berkelanjutan



11



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 menyebabkan banyak ruang kerja akan mendapatkan sinar matahari dan pemandangan dua sisi dinding yang menghadap utara dan selatan. Bangunan PU memiliki bentuk massa bangunan yang tipis, baik secara horizontal maupun vertikal. Sisi yang tipis di atas bangunan didesain untuk dapat menjadi peneduh sisi bangunan sehingga yang berada di bawah dapat menjadi lebih sejuk. 1.2.2. Kontrol Suhu Terdapat 2 macam sistem yang digunakan pada gedung ini yaitu sistem AC Central dan AC Variable Refrigerant Volume (VRV). Lidah pemantul cahaya sekaligus berfungsi sebagai peneduh akan mengurangi panas yang memasuki bangunan namun masih menggabungkan cahaya dengan efisien. Dengan lidah pemantul cahaya, cahaya yang memasuki bangunan dipantulkan pada langitlangit. Bayangan cahaya panjang pada lidah sisi luar ditetapkan agar matahari tidak terlalu terik bagi aktivitas manusia di dalamnya. Cahaya yang masuk dan direfleksikan pada langit-langit tidakakan terlalu terang namun masih menyediakan cahaya yang cukup. Bahan kimia pendinginAC menggunakan HFC 134a yang sudah diteliti lebih lanjut tidak merupakan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Bahan ducting juga memakai bahan yang ramah lingkungan yaitu Polyutherene. Polyuretherene merupakan bahan yang ringan dan fabrikasinya cepat.



1.2.3. Kontrol Pencahayaan



Pembangunan Berkelanjutan



12



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 Sistem pencahayaan bangunan menggunakan sistem pencahayaan pintar yang dikontrol oleh panel kontrol utama sehingga cahaya dapat dimatikan secara otomatis oleh sensor gerakan dan sensor tingkat pencahayaan (lux). Dengan demikian, penghematan energi dari pencahayaan ruangan akan mudah untuk dicapai. Sistem kontrol pencahayaan yang pandai dalam bangunan dapat menetapkan status ON, OFF, dan peredupan untuk setiap kelompok lampu. Sistem ini merupakan implementasi penghematan energi listrik untuk pencahayaan buatan dalam bangunan. Sistem ini disebut MESL (Multi Channel Energy Saved Load Control System) dan diproduksi oleh Toshiba.



1.2.4. Water Treatment Sistem daur ulang air bekerja untuk mengolah air kotor dan air yang telah digunakan sehingga dapat digunakan kembali untuk menyiram toilet atau menyiram tanaman. Dengan sistem ini, penggunaan air dapat dihemat dan menjadi salah satu aspek penting dalam mendukung konsep bangunan hijau. Air



Pembangunan Berkelanjutan



13



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 buangan diolah di STP (sewage treatment plant) lalu kemudian diproses dan dibuang pada saluran kota (mengikuti regulasi pengolahan air limbah). Air ini kemudian mengalir pada sistem daur ulang lalu diproses dan ditransfer ke tangki daur ulang di bangunan utama dan tempat parkir. Hasil proses pengolahan air dapat langsung digunakan untuk menyiram toilet, menyiram tanaman, dan air pengganti pada menara pendingin.



Pembangunan Berkelanjutan



14



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013



1.2.5. Recycle Reduce Reuse



Pemanfaatan bahan bahan sisa hasil konstruksi dan penggunaan recycle water saat pekerjaan konstruksi.



Pembangunan Berkelanjutan



15



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN



4.1.



Kesimpulan Penggunaan konsep Green Building sangatlah penting untuk diterapkan pada desain bangunan. Green Building dapat membantu kita terutama para arsitek untuk semakin memperkecil kemungkinan perusakan lingkungan. Konsep Green Building selalu menuju pada Sustainable Development sehingga generasi yang akan datang masih dapat menikmati apa yang kita rasakan sekarang. Desain Bangunan Kementrian PU sangatlah meginspirasi lahirnya gedunggedung lain yang berkonsep green di Indonesia. Gedung Kementrian PU sukses menjadi Pilot Project Green Building Indonesia. Mungkin memang pembangunan dan desain gedung berkonsep green menelan banyak biaya, namun akan sangat menekan biaya saat memulai siklus hidup gedung itu sendiri.



4.2.



Saran Penulis memiliki beberapa saran : •



GBCI harus mensukseskan undang-undang untuk penerapan desaian green pada setiap bangunan yang ada di Indonesia.



Pembangunan Berkelanjutan



16



GREEN ARCHITECTURE BUILDING 2013 •



Para arsitek harus memulai untuk menerapkan konsep green pada setiap desainnya.walaupun sedikit, itu akan sangan membantu.







Pemerintah harus menerapkan sedikit sifat diktator pada penyelenggaraan pembangunan sehingga konsep green dapat berjalan dengan baik di Indonesia







Konsep green harus lebih diperkenalkan kepada masyarakat sehingga pemahaman masyarakat atas isu lingkungan dapat dengan baik masuk di masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA



Green Building Council Indonesia (2009). http://www.gbcindonesia.org/ Gunawan, Billy, dkk. 2012.Pedoman Efisiensi Energi untuk Desain Bangunan Gedung di Indonesia 3 - Studi Kasus dan Informasi Tambahan. Jakarta: Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Pengenalan Proyek PP-Brantas, Gedung kementrian PU http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/Green%20Building%20A%20Sustainable %20Consept%20for%20Construction%20Development%20in%20Indonesia.pdf diakses pada tanggal 22 Oktober 2013



Pembangunan Berkelanjutan



17