Geomorfologi MALUKU [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Secara fisiografis maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Maluku Utara dan Maluku Selatan. Pembagian ini terkait dengan kondisi geologi dimana Maluku Utara sebagian dihubungkan dengan rangkaian pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian dengan sistem Melanesia, sedang Maluku Selatan (Busur Banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda. Daerah dengan julukan ” Bumi Seribu Pulau” ini semakin mengkukuhkan dirinya sebagai salah satu daerah kepulauan di Indonesia yang memiliki 632 pulau besar dan kecil dengan luasnya sekitar712.479,69 km2 dengan panjang pantai 10.662,92 km2. Sebagian besar pulau-pulaunya memiliki ciri yang sama yang dapat diklasifikasikan sebagai pulau-pulau vulkanis dan karang. Topografi wilayahnya umumnya bergunung dan berbukit yang menjulang langsung dari permukaan laut. Jenis-jenis tanah yang dominan antara lain adalah tanah kompleks, latosol, renzina, dan mediteran.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kondisi umum pulau papua ? 2. Bagaimana proses pembentukan morfologi pulau maluku ? 3. Bagaimana perkembangan pulau maluku ? 4. Bagaimana bentuk satuan lahan pulau maluku ? 5. Bagaimana Struktur Geologi Pulau Maluku ?



C. TUJUAN 1. Menjelaskan kondisi umum pulau papua. 2. Menjelaskan proses pembentukan morfologi pulau maluku. 3. Menjelaskan perkembangan pulau maluku. 4. Menjelaskan bentuk satuan lahan pulau maluku. 5. Menjelaskan Struktur Geologi Maluku. .



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Kondisi Umum Pulau Maluku



Gambar 1 Provinsi pulau maluku Luas wilayah provinsi Maluku adalah 712.479,69 km2 , dengan luas daratan 54.185 km2 (7,61%) dan luas lautannya 658.294,69 km (92,39%). Maluku memeiliki gunung tertinggi adalah gunung binaya, 3055 m dipulau seram, kabupaten maluku tengah, lalu gunung kapalatmada (2429 m) dan 113 sungai diantaranya 86 sungai besar (berairsepanjang tahun) serta 11 danau. Luas total wilayah provinsi Maluku utara mencapai 140.255,32 km kuadrat.sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km2 (76,27%). Sisanya seluas 33.278 km2 (23,73) adalah daratan. Secara topografis, luas daratan Maluku adalah 85.728 km2 memiliki bentuk lahan dataran seluas 1.251.630 Ha (14,6%), berombak seluas 2.417.530 Ha (28,2%) dan bukit pegunungan seluas 4.903.640 Ha (57,2%). Kepulauan Maluku adalah gugusan pulau-pulau yang terletak di sebelah timur Indonesia, memiliki panjang 180 kilometer dari utara ke selatan dan lebar 70 kilometer dari barat ke timur. Berdasarkan keadaan geologis dan fisiografisnya dapat dibagi menjadi dua provinsi, yakni Halmahera bagian barat dan Halmahera bagian timur laut – tenggara. Halmahera bagian barat merupakan provinsi yang tersusun dari busur vulkanik Ternate dan Halmahera Barat, sedangkan Halmahera 2



bagian timur laut – tenggara merupakan provinsi yang tersusun dari melange. Secara garis besarya, Maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yakni Maluku Utara dan maluku Selatan. Maluku Utara sebgaian dihubungkan dengan rangkaian pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian sistem Melanesia, sedangkan Maluku Selatan (Busur banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda



B. Proses Pembentukan Morfologi dan Perkembangan Pulau Maluku Selama proses pembentukan daratan dan Pulau Maluku, terjadi terus menerus penekanan dua lempeng di Samudera Pasifik yang membentang di utaranya, penekanan lempeng Pasifik akibat kondisi anomaly magnetic yang tidak beraturan itu mampu menarik lebih kuat lempeng-lempeng kecil di Samudera Pasifik yang sudah terpecah-pecah lalu bergerak ke perairan Laut Maluku dan Kepulauan Sangihe. Proses penarikan oleh akumulasi dari polarisasi anomali yang kompleks. Terbentuk pola pembenturan simpang empat di Kepulauan Halmahera dan Teluk Tomini. Lempeng Maluku yang berada diantara kelima lempeng tersebut mengalami penghancuran dan terlumatkan ke dalam Lempeng Halmahera. Secara geologi dan tektonik Halmahera cukup unik, karena pulau ini terbentuk dari pertemuan 3 lempeng, yaitu Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia yang terjadi sejak zaman kapur. Di selatan Halmahera pergerakan miring sesar Sorong ke arah barat bersamaan dengan Indo-Australia struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat jelas pada Formasi Weda yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal.



Gambar 2 Sumbu lipatan berarah Utara-Selatan, Timur Laut – Barat Daya, dan Barat LautTenggara.



3



Gambar 3 rekontruksi Rob Hall 55-41 juta tahun Dari gambar rekontruksi Rob Hall mengenai tektonik Indonesia pada 55-41 juta tahun yang lalu dapat dilihat bahwa sudah terbentuk cikal bakal pulau Maluku yaitu lengan Maluku Utara,lengan tersebut terbentuk karena adanya zona subduksi antara lempeng Eurasia dengan lempeng Indo-Australia.



Gambar 4 40-20 juta tahun yang lalu cikal bakal maluku utara Kemudian pada 40-20 juta tahun yang lalu cikal bakal Maluku utara tersebut mengalami pemekaran dengan munculnya pulau yang melengkapi pulau Maluku utara seperti yang terlihat saat ini.



4



Gambar 5 40-20 juta tahun yang lalu cikal bakal maluku Kemudian pada 10 juta tahun yang lalu terbentuklah pulau Maluku yang terdorong kebagian atas akibat pertemuan lempeng, hingga menempati posisi yang berada di bagian Timur Laut pulau Sulawesi.



C. Satuan Bentuk Lahan Pulau Maluku



Gambar 6 Peta Geomorfologi Maluku Ada 6 Bentuk lahan yang ada di Maluku yaitu : Structural (21,8%) ,Karst (39,5%), Vulkanik (10,2%) , Fluvial (3%) , Denudasional (24,8%) , dan Marin (0,7%). Jika dilihat dari presentasi dari masing masing bentuk lahan pulau maluku maka bentuk lahan yang paling dominan adalah karst ,bentuk lahan ini terletak di sekitar wilayah Maluku Tengah.



5



a. Bentuk lahan asal struktural, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh struktur geologis, contohnya adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan kubah dan sebagainya. b. Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera, medan lava. c. Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bukit sisa, peneplain, lahan rusak. d. Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas sungai, contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena sebagian besar sungai bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat kombinasi proses fluvial dan marine. e.



Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses laut seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach ridge), bura (spit), tombolo, laguna



f. Bentuk Asal Karst dan Bentuk Lahan Karst Karst adalah sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup ( closed depression ), drainase permukaan, dangua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Kawasan karst merupakan kawasan yang mudah rusak. Batuan dasarnya mudah larutsehingga mudah sekali terbentuk gua-gua bawah tanah dari celah dan retakan. Mulai banyaknya permukiman penduduk yang terdapat di daerah ini akan berpengaruh terhadap tingginya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan..Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. D. Struktur Geologi Pulau Maluku Karakteristik geologi pulau Maluku ialah bahwa batuan di daerah tersebut merupakan batuan sedimen, metamorf, dan batuan beku yang tersebar hampir merata di setiap gugus pulau. Hal ini karena pulau Maluku terbentuk pada 50-70 juta tahun yang lalu pada periode Neogeon dan Paleoceen. Hal ini juga karena dipengaruhi oleh letak pulau Maluku yang berada diantara lempeng Indo-Australia, Pasifik, Laut Filipina



6



dan Laut Banda sehingga menimbulkan adanya gunung api baik yang masih aktif atau yang sudah tidak aktif. 1.



Geologi Maluku Utara



Sebagian besar provinsi Maluku Utara terutama bagian tengah dan utara merupakan daerah pegunungan. Namun secara geologi bukan pegunungan yang seragam, artinya bahan penyusunnya bervariasi. Berdasarkan pendekatan geografis, kesamaan budaya, kecenderungan alam dan orientasi, maka Pulau Maluku dibedakan menjadi 6 (enam) gugus pulau dimana masing-masing gugus memiliki bagian dan variasi geologi serta jenis tanah yang dominan. Pegunungan yang membujur di Pulau Maluku bagian utara dan timur laut juga berbeda susunan batuannya. Pegunungan di bagian utara umunya didominasi oleh formasi gunungapi (andesit dan batuan beku basalt), sedangkan bagian timur laut didominasi oleh batuan beku asam, basa, ultrabasa, dan batuan sedimen. Di semenanjung utara Maluku ada gunung api aktif dan non-aktif yang di bagian ini tidak ditemukan dataran aluvial. Tetapi saat memasuku kawasan kao, ditemukan dataran aluvial dan vulkanik yang berombak. Halmahera Timur dan Barat mewakili dua daerah tektonik yang berbeda. Perkembangan tektonik Halmahera Timur yang dapat dilihat diperkirakan dimulai antara Kapur Akhir sampai Awal Tersier. Elemen struktur utama Halmahera adalah: 1. Sesar naik berarah Utara – Selatan di bagian tengah dan lengan selatan Halmahera. Di Halmahera tengah jalur lipatan sesar naik ini membentuk batas antara batuan dasar ofiolitik di bagian Timur dan batuan dasar busur vulkanik dibagian Barat. Di lengan Selatan, basemen vulkanik ini diterobos oleh sedimen Neogen. 2. Sesar konjugate berarah Timurlaut – Baratdaya dan Barat-Baratlaut – TimurTenggara yang muncul di seluruh daerah ini. Set yang terakhir meliputi sesar transform yang berasosiasi dengan busur vulkanik aktif. 3. Sesar normal listrik berarah Utara – Selatan dan Timur – Barat seperti pada urat kuarsa Gosowong dan Ruwait. 4. Batuan berumur Pliosen di lengan utara di daerah Gosowong terlipat dengan arah Sumbu Timur – Barat.



7



2.



Geologi Maluku Selatan



Maluku Selatan merupakan bagian dari pulau Maluku yang tersusun dari endapan laut dangkal yang diperkirakan berumur Pliosen-Plistosen sampai Holosen. Batuan penyusunnya terdiri dari batu gamping, napal, dan endapan alluvium. Formasi batuan penyusun daerah Maluku Selatan dimulai dari yang paling muda ialah: Formasi Manumbai Formasi Wasir Formasi Alluvium. Sejarah terbentuknya Maluku Selatan ialah pada zaman miosen bawah, hal ini dibuktikan dengan pengendapan batu gamping dan napal yang berlangsung sampai zaman miosen tengah. Pada zaman miosen atas hingga pliosen bawah, terjadi pengangkatan yang berakibat zona pengendapan berubah menjadi laut dangkal dengan adanya pengendapan napal dan batu gamping yang termasuk dalam formasi manumbai.



8



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara garis besarya, Maluku dapat dibagi menjadi dua bagian yakni Maluku Utara dan maluku Selatan. Maluku Utara sebgaian dihubungkan dengan rangkaian pulau-pulau Asia Timur, dan sebagian sistem Melanesia, sedangkan Maluku Selatan (Busur banda) merupakan suatu bagian dari Sistem Pegunungan Sunda. Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau volkanik dan pulau-pulau non volkanik. Pulau vulkanik menempati bagian barat termasuk diantaranya adalah Pulau Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare, Pulau Makian, dan Pulau Sangihe. Sedangkan pulau non volkanik antara lain Pulau Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Talaud, dan Pulau Obi. Pulau Halmahera sendiri termasuk pulau vulkanik meskipun aktivitas vulkanik yang aktif tidak terdapat seluruh wilayahnya. Bagian utara Pulau Halmahera merupakan lokasi aktivitas vulkanik yang aktif. Pulau-pulau non vulkanik Maluku Utara saat ini berkembang dibawah pengaruh proses marin terutama deposisi marin. Zona gunungapi yang terletak di bagian utara Pulau Halmahera membentuk satu pola jaringan dengan gunungapi yang berada di pulau lain antara lain Pulau Ternate, Tidore, Mare, Moti dan Makian. Bentuklahan volkanik tererosi kuat terbentang dari timur ke barat pada zona vulkanik holosen yang aktif. Maluku Selatan secara geologi merupakan Busur Banda, yaitu sistem kepulauan yang membentuk busur mengelilingi tapalkuda basin Laut Banda yang membuka ke arah barat. Sistem Kepulauan Maluku Selatan dibedakan menjadi busur dalam yang vulkanis dan busur luar yang non vulkanis. Busur dalam terdiri dari pulau-pulau kecil (kemungkinan puncak gunungapi bawah laut/seamount) seperti Pulau Damar, Pulau Teun, Pulau Nila, Pulau Serua, Pulau Manuk dan Kepulauan Banda. Sedangkan busur luar terdiri dari beberapa pulau yang agak luas dan membentuk kompleks-kompleks kepulauan antara lain Kepulauan Leti, Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kepulauan Watu Bela, Pulau Seram, dan Pulau Buru.Pulau Buru, Ambon, dan Seram, Pulau Buru, Pulau Ambon, dan Pulau Seram memiliki karakteristik geomorfologi yang sama yaitu didominasi oleh pegunungan struktural.



9



DAFTAR PUSTAKA Suharini,erni.2009.GEOMORFOLOGI GAYA,PROSES DAN PEMBENTUKAN LAHAN.Semarang.Tidya Karya. Verstappen, 2014, Garis Besar Geomorfologi Indonesia : Universitas Gajah Mada : Yogjakarta http://primaismadi.blogspot.com/2017/03/geologi-pulau-maluku-tugas-kuliah.html https://www.slideshare.net/fdalhz/materi-mata-kuliah-gemorfologi-indonesiageomorfologi-maluku http://www.malukuprov.go.id/index.php/selayang-pandang/2016-10-06-01-18-19



10