14 0 391 KB
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN TOODLER Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I Dosen Pembingbing : Lia Nurlianawati, S.Kep, Ners, M.Kep
Disusun oleh: Adelia
(191FK03103)
Nelis Siti Aisyah
(191FK03108)
Dela Lorenza
(191FK03110)
Tingkat 2C
Kelompok H3 PRORAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA APRIL 2021
1
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Tugas “Asuhan Keperawatan Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan Toodler”. Makalah ini sengaja disusun guna melengkapi tugas salah satu mata kuliah yakni mata kuliah Keperawatan Jiwa serta agar selanjutnya askep ini dapat menjadi pedoman atau dapat dipelajari dengan mudah oleh mahasiswa. Maka kami menyusun makalah ini agar dapat lebih mempermudah pembaca dalam memahami tentang Asuhan Keperawatan Jiwa.
Bandung, April 2021
Penulis
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Usia toddler merupakan tahap perkembangan anak usia 1,5 – 3 tahun dimana pada usia ini anak akan belajar mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhannya secara mandiri. Anak usia toddler adalah anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal (perry, 1998)
2.2 Pertumbuhan Dan Perkembangan Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atauperasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatuyang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dannalurinya mengatakan “tidak” baik dengan kata-kata maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai (Psikolog menyebutnya Negatifisme) Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesanakemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anaksudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menontonanak lain bermain, perasaan takut dan cemas seringterjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikankarena anak sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap ayah dan ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang munculpada usia antara 2 ½ 3 tahun tampaknya makin berkurang.Sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tetapi sangat ramah dan hangat. (Hurlock, 2002:111) 3
2.3 Karakteristik Perilaku 1. Anak mengenal namanya sendiri 2. Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya 3. Anak melakukan kegiatannya sendiri dan tidak mau dibantu 4. Anak mulai begaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan orangtuanya 5. Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan 6. Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri karena pemaparan negative 7. Keraguan anak akan berkembang jika orangtua secara jelas membuat malu/mempermalukan anak di hadapan oranglain, maka sebaiknya orangtua dapat memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani masa ini 2.4 Sifat Sifat Kognitif Yang Umumnya Pada Bayi Toddler 1. Membedakan diri sendiri dengan setiap objek 2. Mengenal diri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan tujuan tertentu contohnya : menarik seutas tali untuk menggerakkan sebuah mobil atau menggerakkan mainan supaya bersuara 3. Menguasai keadaan tetep dari objek misalnya : menyadari bahwa benda tetap ada meskipun tidak terjangkau oleh mata 2.5 Pemeriksaan Fisik a. Motorik Halus 1. Menggambar mengikutibentuk 2. Menarik garis vertikal,menjiplak bentuklingkaran 3. Membuka menutupkotak 4. Menggunting kertasmengikuti pola garisluru b. Motorik kasar 1. Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah 2. Mengangkat dan mengambil benda disekitarnya 3. Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki 4
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN JIWA (TOODLER)
KASUS Jumat 23 april 2021 Ny.M membawa anaknya An. P 2 tahun laki-laki BB 1,8 Kg TB 7,5 cm ke rumah sakit. An.P merupakan anak tunggal dari pasangan Tn.A (40 tahun) pekerjaan wiraswasta dan Ny.M (39 tahun) sebagai ibu rumah tangga. Yang bertempat tinggal di desa cipadung. Ny.M mengeluh perilaku anaknya yang tidak bisa diatur dan sering membantah. Hasil pemeriksaan fisik menandakan TD: 80/60 mmHg N : 90 x/mnt RR : 25 x/mnt S : 37,2 ̊C kesadaran compos mentis kepala tampak rambut lurus dan bersih konjungtiva tidak anemis, telinga simetris, keadaan mulut normal. Ny.M mengeluh anaknya susah makan sehingga An.P terlihat lebih kurus dari anak seusianya. Ny.M mengatakan An.P sebelumnya tidak mempunyai riwayat seperti kejang atau penyakit lainnya, namun Ny.M mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama seperti An.P. yaitu 1 saudara kandung sang ayah. An.P tidak dapat menggunakan barang-barang di sekitarnya dengan baik dan An.P terlihat asik dengan dunianya sendiri dan terlihat tidak mampu berkomukasi dengan baik dan lebih sering menyendiri sehingga kedua orang tua An.p sangat khawatir melihat kondisi anaknya dan tidak tau harus melakukan apa. A. Pengkajian a. Identitas Klien Nama
: An. P
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 2 Tahun
Anak ke
: 1 (anak tunggal)
Alamat
: Desa Cipadung
b. Identitas Penanggung Jawab Nama Ayah
: Tn.A
5
Nama Ibu
: Ny.M
Pendidikan ayah
: Tidak Terkaji
Pendidikan Ibu
: Tidak Terkaji
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Tidak Terkaji
Umur Ayah
: 40 tahun
Umur Ibu
: 39 tahun
Pekerjaan Ayah
: Wiraswasta
Pekerjaan Ibu
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Desa Cipadung
Diagnosa Medis
: Gangguan Komunikasi
c. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Perilaku An. P yang tidak dapat diatur dan sering membantah b. Riwayat Penyakit Sekarang An. P mengalami gangguan bicara dan hubungan sosial sehingga anak tampak kesulitan untuk berbicara dan terlihat asik dengan dunianya sendiri c. Riwayat kehamilan dan persalinan Tidak terkaji d. Riwayat kesehatan dahulu Ny.M mengatakan An.P sebelumnya tidak mempunyai riwayat seperti kejang atau penyakit lainnya e. Riwayat kesehatan keluarga Ny.M mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama seperti An.P. yaitu 1 saudara kandung sang ayah.
6
d. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum : Baik b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. Vital Sign :
Nadi
: 90x/menit
Suhu
: 37,2 oC
TD
: 80/60 mmHg
Pernapasan : 25x/menit
d. Kepala Rambut Lurus dan bersih e. Mata Konjungtiva tidak anemis f. Telinga Simetris g. Hidung Tidak Terkaji h. Mulut Normal i. Leher Tidak Terkaji j. Paru-Paru Tidak Terkaji k. Jantung Tidak Terkaji l. Abdomen Tidak Terkaji m. Ekstermitas Tidak Terkaji
7
n. Tingkat Perkembangan 1) Motorik Halus Normal 2) Motorik Kasar Normal 3) Bicara An.P tampak kesulitan dalam berbicara tidak seperti anak seusianya o. Pola Nutrisi Ny.M mengeluh anaknya susah makan sehingga An.P terlihat lebih kurus dari anak seuasinya. p. Pola Aktivitas An.P tidak dapat menggunakan barang-barang di sekitarnya dengan baik, terlihat asik dengan dunianya sendiri, terlihat tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan lebih sering menyendiri q. Pola Eliminasi Tidak Terkaji e. Riwayat Pengobatan Keluarga Tidak Terkaji f. Riwayat Psikososial An.P tidak dapat menggunakan barang-barang di sekitarnya dengan baik, terlihat asik dengan dunianya sendiri, terlihat tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan lebih sering menyendiri. Dan Ny.M mengeluh perilaku anaknya yang tidak bisa diatur dan sering membantah. B. Lembar Observasi Kemampuan prilaku adaptif 1. Keterampilan menolong diri (makan, minum dll)
8
Anak sudah mampu untuk merawat diri sendiri meliputi makan dan minum secara mandiri 2. Keterampilan gerak Tidak ada gangguan motoric kasar pada anak, anak sudah mampu berlari, melompat dan lain-lain. 3. Kemampuan motorik halus Tidak ada gangguan dalam perkembangan motorik halus anak, anak sudah mampu menggenggam tanpa terjatuh atau terlepas. 4. Kemampuan komunikasi Anak diketahui kesulitan dalam berbicara dan menggunakan kata-kata yang lebih sedikit daripada anak-anak seusianya. 5. Keterampilan social Anak mengalami gangguan social dengan lebih sering menyendiri dan asik dengan dunianya sendiri tidak seperti anak seusianya yang sering berkumpul ketika bermain 6. Fungsi kognitif Anak tampak tidak mampu menggunakan barang-barang di sekitarnya dengan baik dan keterbatasan dalam kosa kata untuk merangkai kata menjadi kalimat yang benar. 7. Memelihara kesehatan Tidak terkaji 8. Keterampilan berbelanja Tidak terkaji 9. Keterampilan domestik Tidak terkaji 10. Orientasi lingkungan Tidak terkaji 11. Keterampilan vokasional Tidak terkaji 9
C. Analisisa Data No. 1.
symptom
Etiologi
DS : -
Genetic
Ny.m mengatakan An.P tidak mampu berkomukasi dengan baik
An.P
Hambatan komunikasi verbal
abnormal struktur otak
DO : -
Problem
abnormal terlihat
kesulitan
nautrasmitter
dalam berbicara fiksasi pada fase prasimbolik dari perkembangan
tugas perkembangan tidak terselesaikan
Ketidak mampuan untuk mempercayai
Ketidakmampuan berbicara
Hambatan komunikasi verbal 2.
DS : -
Genetic
Ny.m mengatakan An.P lebih sering
Gangguan interaksi sosal
Abnormalitas struktur otak
10
-
Ny.M mengeluh perilaku anaknya yang tidak bisa diatur
dan
sering
Abnormal nautransmitter
membantah. Fiksasi pada fase DO : -
prabiosimbolik dari
An.p tampak asik dengan
perkembangan
dunianya sendiri Tugas perkembangan tidak terselesaikan
Ketidakmampuan membedakan batasbatas diri sendiri
Asik dengan dunianya sendiri
Gangguan interaksi social 3.
DS : -
Retradasi Mental
Ny.M mengeluh anaknya susah
makan
sehingga
An.P terlihat lebih kurus
Gangguan tumbuh kembang
b.d
Ketidak mampuan
kelainan
fungsi
kognitif
kognitif
dari anak seusianya DO : -
An.P
Berbicara tidak
menggunakan
dapat barang-
11
barang
di
sekitarnya Gangguan
dengan baik
pertumbuhan
dan
perkembangan
D. Intervensi Keperawatan No. 1.
Diagnosa Keperawatan Hambatan
Tujuan Dan Keriteria Hasil NOC
NIC
komunikasi
-
Anxiety self control
Communication
b.d -
Coping
Enhancement : speech
-
Sensory
verbal genetik
function
Intervensi
:
hearing & vision -
Deficit
Fear sef control 1.
diperlukan
Kriteria Hasil : 1. Komunikasi
Gunakan penerjemah, jika
: 2. Beri satu kalimat simple
penerimaan, interpretasi
setiap
bertemu,
dan ekspresi pesan lisan,
diperlukan
jika
tulisan dan non verbal 3. Konsuntasi dengn dokter meningkat 2. Komunikasi
kebutuhan terapi bicara ekspresif 4. Dorong
pasien
untuk
(kesulitan berbicara( :
berkomunikasi
secara
ekspresi pesan verbal
perlahan
untuk
dan atau non verbal yang
mengurangi permintaan
bermakna 3. Komunikasi
dan
5. Dengarkan dengan penuh reseptif
perhatian
(kesulitan mendengar) : 6. Berdiri penerimaan komunikasi
didepan
pasien
ketika berbicara
12
dan intrepretasi pesan 7. Gunakan kartu baca kertas, verbal
dan/atau
non
verbal
pensil,
Bahasa
gambar,
daftar
tubuh, kosakata
Bahasa asing, computer dan lain-lain 2.
Gangguan interaksi
anak mampu berinteraksi 1. Kaji sosal social dengan kriteria :
berhubungan dengan
1. Anak ridak mengisolasi diri
perubahan status 2. anak mental
factor
gangguan
perkembangan
dan isolasi social 2. Tingkatkan
mampu
bergaul
dengan lingkungan
penyebab
komunikasi
verbal 3. Dorong anak melakukan sosialisasi
dengan
kelompok 4. Beri reinforcement yang positif
atas
hasil
yang
dicapai anak 5. Ajarkan bermain
anak
untuk
bersama
teman
kelompoknya 3.
Gangguan
Tidak mengalami kegagalan 1. Kaji tingkat perkembangan
tumbuh
tumbuh kembang dengan
kembang
b.d kriteria :
2. Dorong / libatkan anak
kelainan fungsi 1. Tidak ada kemunduran kognitif
anak
mental
dalam melakukan aktivitas 3. Ajarkan hal-hal yang perlu
2. Anak mampu melakukan
diketahui anak (aktivitas
kegiatan
sesuai
kemampuan
secara 4. Pantau
optimal
dasar) tingkat
perkembangan anak
13
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Usia toddler merupakan tahap perkembangan anak usia 1,5 – 3 tahun dimana pada usia ini anak akan belajar mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhannya secara mandiri. Anak usia toddler adalah anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal (perry, 1998) dengan karakteristik perilaku : 1. Anak mengenal namanya sendiri 2. Anak bertanya segala hal yang baru atau asing menurutnya 3. Anak melakukan kegiatannya sendiri dan tidak mau dibantu 4. Anak mulai begaul dengan orang lain dan mau berpisah dengan orangtuanya 5. Anak mulai belajar untuk mengikuti kegiatan keagamaan 6. Rasa malu terjadi jika anak secara jelas menyadari dirinya sendiri karena pemaparan negative 7. Keraguan anak akan berkembang jika orangtua secara jelas membuat malu/mempermalukan anak di hadapan oranglain, maka sebaiknya orangtua dapat memberikan sikap yang arif ketika anak menjalani masa ini
14