Hakikat Dakwah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hakikat Dakwah Hakikat Dakwah Ada tiga hal yang disebut sebagai hakikat dakwah islamiah. yaitu bahwa dakwah itu adalah merupakan sebuah kebebasan, rasionalitas, dan universal 



Kebebasan . islam sebagai agama yang mengajak untuk memikirkan klaim terpenting tentang hidup, dan mati. kebahagiaan dan siksaan, kebahagaiaan dunia dan siksaan. maka dakwah atau misi harus dijalankan dengan penih integritas dari pendakwah dan objek dakwah. bila pihak-pihak tersebut merusak integritas ini dengan cara mencari keuntungan atau memanfaatkan demi tujuan selain kebenaran dari ALLAH merupakan kejahatan besar dalam dakwah. Dakwah islam harus dilakukan dengan serius dan diharapkanditerima dengan komitmen yang sama terhadap kebenaran. Objek dakwah harus merasa bebas sama sekali dari ancaman. harus benar-benar yakin bahwa kebenaran ini meripakan hasil dari penilaiannya sendiri.  Rasionalitas. Dalam islam, manusia merupakan makhluk ALLAH yang lebih unggul dibanding makhluk lain, ketinggian dan kelebihan manusia terletak pada akal yang dianugrahkan ALLAH kepadanya, akallah yang membuat manusia memiliki kebudayaan, dan peradaban yang tinggi, Begitu penting peranan akal dalam kehidupan manusia maka kedudukan akal sangatlah penting dalam berdakwah, Karena kalau kita menelaah AL-Qur'an dan hadits, sebagai sumber utama materi dakwah,di samping wahyu, akal memiliki peranan yang besar dalam islam. Dakwah islam merupakan ajaran untuk berfikir, berdebat, dan beragumen. Dakwah islam tidak bisa disikapi dengan sinis, Dakwah harus disampaikan sesuai dengan akal pemikiran yang bisa dibuktikan secara rasional.  Univesal . Universal dakwah artinya bahwa objek dakwah islam adalah semua manusia tanpa mengenal batasan sedikit pun, Islam memandang bahwa semua orang memiliki kewajiban untuk mendengarkan bukti dan menerima sebuah kebenaran. Islam mengandung ajaran-ajaran yang berlaku untuk semua tempat dan zaman, Karakteristik dan kualitas dasar-dasar ajaran islam yang mengandung nilai-nilai universal, antara lain berkaitan dengan tauhid, etika, moral, bentuk dan sistem pemerintahan, sosial politik dan ekonomi, partisipasi dan demokrasi, keadilan sosial, perdamaian, pendidikan dan intelektualisme,etos erja, lingkungan hidup, dan sebagainya. Tujuan Dakwah Islamiyah Secara umum, tujuan dakwah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut: a.



Dakwah bertujuan untuk menegakkan agama Allah dan untuk mempersatukan umat. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surah As-Syuraayat ayat 13: َ‫لَتَتَفَ َّرقُواَفِّي َِّه‬ َ َ ‫سىَأَنََأَقِّي ُمواَالدِّينَََ َو‬ ََ ‫صينَاَبِّ َِّهَإِّب َراه‬ َِّ ‫عَلَ ُكمََ ِّمنَََالد‬ ََ ‫ش ََر‬ َّ ‫صىَبِّ َِّه َنُوحاََ َوالَّذِّيَأَو َحينَاَإَِّلَيكَََ َو َماَ َو‬ َّ ‫ِّينَ َماَ َو‬ َ ‫سىَ َو ِّعي‬ َ ‫ِّيمَ َو ُمو‬ ‫َكب ََُرَ َعلَىَال ُمش ِّر ِّكينَََ َماَتَدعُوهُمََ ِّإلَي َِّه‬ “Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka..."



b. Dakwah bertujuan mengajak manusia agar menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Mengenai hal ini terdapat dalam Suarah Ar-Ra’d ayat 36 sebagai berikut: ََ‫لََأُش ِّركََ َبِّ َِّه َ ِّإلَي َِّه َأَدعُو‬ َ ‫للاََ َو‬ َ ََ‫ض َهَُقُلَ َ ِّإنَّ َما َأ ُ ِّمرتَُ َأَنَ َأَعبُ َد‬ َِّ ‫ل َ ِّإلَيكََ َ َو ِّمنََ َاألَحزَ ا‬ ََ ‫َاب َ َيف َر ُحوَنََ َبِّ َما َأُن ِّز‬ ََ ‫َوالَّذِّينََ َآت َينَا ُه َُم َال ِّكت‬ َ ‫ب َ َمنَ َيُن ِّك َُر َبَع‬ َِّ ‫َوَِّإلَي َِّهَ َمآ‬ ‫ب‬ َ “Orang-orang yang telah kami berikan kitab kepada mereka, bergembira dengan kitab yang telah diturunkan kepadamu, dan diantara golongan-golongan Yahudi yang bersekutu ada yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah, "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali." c.



d.



Dakwah bertujuan mengembalikan manusia pada fitrahnya, dakwah senantiasa mengajak dan menuntun manusia menuju ke jalan yang lurus. Hal ini sebagaimana terdapat dalam Surah AlMu’minun ayat 73 berikut: َ‫ص َراطََ ُّمست َ ِّقيم‬ ِّ َ‫َوإِّنَّكَََلَت َدعُوهُمََإِّلَى‬ َ “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar menyeru mereka ke jalan yang lurus.” Tujuan dari dakwah yaitu menghidupkan hati yang keras dan telah mati, agar mereka menerima ajaran Islam dan mentaatinya. Hal tersebut dikarenakan, manusia yang berahlak rendah maka derajadnya lebih rendah dimata Allah dibandingkan binatang. Oleh karena itu dengan dakwah islamiyah maka diharapkan hati akan kembali terbuka menerima hidayah dari Allah SWT. Allah berfirman dalam Surah Al-Anfal ayat 14: ...َ‫لَإِّذَاَد َ َعا ُكمَ ِّل َماَيُحيِّي ُكم‬ َِّ ‫سو‬ َ ِّ ‫يَاأَيُّ َهاالَّذِّينَََآ َمنُوااست َِّجيب‬ ُ ‫لر‬ َّ ‫ُوللاَِّ َو ِّل‬ “Hai orang-orang yang beriman, patuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu ..." Sedangkan jika dilihat dari aspek fungsinya, maka dakwah islamiyam menurut Awaludin Pimay kurang lebih memiliki dua tujuan yaitu umum dan khusus. Tujuan umum dakwah yaitu untuk menyelamatkan manusia dari lembah kegelapan dan membawanya ke tempat yang terang benderang (islam), menyelamatkan mereka dari jalan yang sesat menuju jalan yang lurus (tauhid), kesmuanya itu dalam ranga mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan khusus dakwah sesuai dengan kondisi zaman sekarang ini yaitu:



1.



Merealisasikan ajaran Islam secara kaffah (holistik) sehingga dapat terwujud masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kehidupan beragama yang islami. 2. Mengontrol keberlangsungannya agama agar tidak terjadi penyimpangan dalam menjalankan agama. 3. Mewujudkan masyarakat muslim yang dapat dibanggakandalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara, hidup rukun dan saling menghormati sehingga dapat tercipta masyarakat yang baldatun toyyibatun warobbun ghafur.



Objek Dakwah ( Mad'u ) Objek Dakwah ( Mad'u ) Objek dakwah atau disebut dengan Mad'u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah, yaitu semua manusia tanpa pandang buluh, sebagaimana firman ALLAH SWT :



‫س ْلنَاكََ َو َما‬ َ ِ َّ‫ن َونَذِيرا بَشِيرا ِللن‬ ََّ ‫اس أ َ ْكثَ ََر َولَ ِك‬ َ ِ َّ‫َي ْعلَمَونََ ال الن‬ َ ‫اس كَافَّةَ إِال أَ ْر‬ Artinya :''Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan , tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S.As-Saba' :28) Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa objek dakwah atau sasaran dakwah secara umum adalah seluruh manusia, dan objek dakwah secara khusus dapat ditinjau dari berbagai aspek. Secara khusus sebagai berikut : 1.



Aspek usia : anak-anak, remaja dan orang tua



2.



Aspek kelamin : Laki-laki dan Perempuan



3.



Aspek agama : Islam dan kafir atau non muslim



4.



Aspek sosiologis : masyarakat terasing, pedesaan, kota keci dan kota besar, serta



masyarakat marjinal dari kota besar 5.



Aspek struktur kelembagaan : Priyayi, abangan dan santri



6.



Aspek ekonomi : Golongan kaya, menengah,dan miskin



7.



Aspek mata pencaharian : Petani,peternak, pedagang,nelayan,pegawai,dll



8.



Aspek khusus : Golongan masyarakat tuna susila, tuna netra, tuna rungu, tuna



wisma 9.



Aspek komunitas masyarakat seniman, baik musik, seni lukis, seni pahat, seni



tari, dll Para Da'i tidak cukup hanya mengetahui objek dakwah secara umum dan secara khusus tersebut, tetapi yang lebih penting lagi yang harus diketahui adalah hakikat objek dakwah atau sasaran dakwah itu sendiri. Adaoun hakikat objek dakwah adalah seluruh dimensi problematika hidup objek dakwah, baik problem yang berhubungan dengan aqidah, ibadah, akhlaq, mu'amalah, pendidikan, sosial, ekonomi, politik, budaya, dll.



ْ ‫)ال َّدع َْو ُِة ُم‬ Problem-Problem Dakwah (ُُ‫ش ِكالَت‬ 



Mafhum (pengertian): Yangَdimaksudَdenganَistilahَ“Problem-ProblemَDakwah”َdisini ialah: Sejumlah problem, permasalahan dan tantangan yang ada, terjadi dan dihadapi oleh para pendakwah Islam, dan yang menjadi hambatan-hambatan serius di jalan dakwah mereka menuju tujuan-tujuan yang harus dicapai.







Problem–problem dakwah tersebut mencakup dan meliputi dua macam. Pertama, problemproblem dakwah internal (‫)الداخلية الدعوة مشكالت‬, yakni problem-problem, permasalahanpermasalahan, dan hambatan-hambatan dakwah yang bersumber dan berasal dari lingkup internal kaum muslimin sendiri. Dan kedua, problem-problem dakwah eksternal (‫مشكالت‬ ‫)الخارجية الدعوة‬, yakni problem-problem, hambatan-hambatan, dan tantangan-tantangan dakwah yang bersumber dan berasal dari berbagai kalangan dan pihak ummat manusia di luar lingkup kaum muslimin.







Adanya problem, permasalahan, hambatan, tantangan, dan semacamnya, baik internal maupun eksternal, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tabiat jalan perjuangan dakwah. Karena itu memang telah menjadi salah satu sunnatullah bagi setiap dakwah kebenaran. Sehingga sepanjang sejarah, setiap pembawa risalah dakwah kebenaran, baik dari kalangan nabi dan rasul ‘alaihimus-salam maupun dari kalangan para pengikut dan pelanjut perjuangan mereka, pastilah selalu menemui dan menghadapi bermacam ragam problem, persoalan, hambatan dan tantangan yang menghambat dan menghadang jalan perjuangan dakwahnya.







Oleh karenanya, mengenal, memahami, dan memperhatikan problem-problem dakwah dengan kedua macam dan sisinya (internal dan eksternal) merupakan bagian dari cakupan dan tuntutan fiqih dakwah yang sangat penting. Seperti seseorang yang akan atau sedang menempuh sebuah perjalanan menuju suatu tujuan, dimana ia mesti mengenal dengan cermat dan mengantisipasi dengan baik segala problem, persoalan, hambatan, tantangan dan semacamnya yang mungkin terjadi, ditemui dan dihadapi dalam perjalanannya itu. Karena jika tidak, maka perjalanannya akan terhambat atau bahkan terhadang sama sekali sehingga ia tidak bisa sampai ke tujuan. Maka demikian pula dengan seorang dai yang sedang menempuh perjalanan dakwah yang sangat panjang. Iapun mesti mengenali, memahami dan menguasai secara memadai setiap problem, permasalahan, hambatan, tantangan, dan semacamnya, yang mungkin terjadi dan bisa menghambat, menghalangi



dan menghadangnya di jalan dakwah. Tujuannya adalah agar ia bisa menyiapkan diri sejak awal, mengantisipasi secara dini, dan selalu berupaya keras untuk mencari solusi-solusi yang diperlukan. Karena jika tidak, maka akan sulitlah baginya untuk bisa mencapai tujuan-tujuan besar dakwah yang dicita-citakannya. 



Pada prinsip dan dasarnya, kedua macam dan jenis problem dakwah di atas, yakni internal dan eksternal, haruslah sama-sama mendapat perhatian dari para pegiat dan aktivis dakwah. Namun demikian fokus dan prioritas haruslah tetap lebih diarahkan kepada perhatian dan upaya-upaya penanganan, penyelesaian dan pencarian solusi bagi problemproblem internal daripada problem-problem eksternal. Karena penyelesaian problem internal itu sendiri sebenarnya merupakan bagian langkah terpenting dari penyelesaian problem eksternal. Disamping itu, dan bahkan sebelum itu, arahan Al-Qur’anَsendiriَ sangat menekankan hal itu. Perhatikanlah, misalnya, firman-firman Allah (yang artinya) berikut ini:







Problem-problem, hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan dakwah yang bersifat eksternal tentu saja banyak dan beragam sekali, namun secara umum bisa kita ilustrasikan dan ringkaskan dalam empat poin di bawah ini: 1. Berupa makar yang terus-menerus dan bertubi-tubi dari musuh-musuh Islam dan kaum muslimin (lihat: QS.Al-Anfaal [8]: 30; QS. Ar-Ra’dَ[13]:َ42;َQS.َIbrahimَ [14]:َ46;َQS.َSaba’َ[34]:َ33;َQS.َAth-Thaariq [86]: 15-17; Dan lain-lain). 2. Kerja sama mereka dalam membuat dan melaksanakan konspirasi terhadap Islam, dakwah Islam dan kaum muslimin (QS. Al-Anfaal [8]: 73; QS. An-Naml [27]: 4853). 3. Keragaman cara mereka dalam dalam upaya-upaya menghambat, menghadang dan menghentikan setiap laju dakwah Islam. 4. Kekuatan, kecanggihan dan kemodernan sarana dan prasarana yang mereka pakai dan gunakan dalam membuat dan melaksanakan makar dan konspirasi mereka terhadap Islam, dakwah, pergerakan dan kaum muslimin.







Sementara itu untuk menghadapi semua problem, tantangan dan makar dari luar tersebut, Al-Qur’anَmemberikanَduaَkataَkunciَutama,َyaitu: taqwa dan sabar. Meskipun di tataran aplikasi dan implementasinya, tentu saja dibutuhkan penjabaran yang panjang







Sedangkan problem-problem internal tentu juga sangat banyak, beragam dan bertingkattingkat, yang bisa kita klasifikasikan ke dalam lima kelompok dan kategori. Pertama, problem-problem, permasalahan-permasalahan, dan hambatan-hambatan dakwah internal yang bersumber dan berasal dari kondisi internal diri setiap dai sendiri. Kedua, yang bersumber dan berasal dari kondisi internal setiap kelompok, golongan, organisasi, jamaah, dan gerakan dakwah yang ada di tubuh kaum muslimin. Ketiga, yang bersumber dan berasal dari kondisi internal kalangan para dai dan jamaah dakwah secara umum. Keempat, yang bersumber dan berasal dari kondisi internal ummat Islam AhlusSunnah wal-Jama’ah.َDan kelima, yang bersumber dan berasal dari kondisi internal kaum muslimin secara keseluruhan.







Dan yang harus dilakukan terhadap problem-problem internal tersebut secara umum meliputi minimal tiga langkah. Pertama, dengan mengenali dan memahami setiap problem internal dengan benar, tepat dan proporsional. Kedua, mengklasifikasikannya sesuai dengan kategori dan peringkat serta tingkat prioritasnya. Ketiga, mencarikan solusi dan penyelesaian dengan mendahulukan dan mengutamakan yang lebih penting dan urgen berdasarkan urutan tingkat prioritasnya.







Andaipun tidak atau belum mampu menyelesaikan suatu problem dan permasalahan tertentu, namun setidaknya kita mesti memiliki pemahaman dan persepsi yang jelas, serta penyikapan yang benar, tepat dan proporsional terhadapnya. Jadi minimal tidak bingung, lebih-lebih tidak malah salah persepsi dan salah sikap.



SISTEMATIKA DAKWAH Jika ditinjau dari segi tingkatannya bahwa dakwah terbagi pada tiga bagian, yaitudakwah Ilahiyah, dakwah risalah dan dakwah riwayah. Adapun ketiga bentuk dakwah tersebut akan diuraian sebagai berikut; 1. dakwah Ilahiyah, yakni proses pewahyuan (al-Quan) dari Allah SWT. melalui Malaikat Jibril as. kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia. Dengan kata lain, bahwa Allah telah menginformasikan dan memerintahkan (melalui firman-Nya, yaitu alQuran) kepada Nabi Muhammad SAW, untuk menyeru dan mengajak umat manusia di muka bumi kepada jalan Allah (Islam).



2.dakwah risalah, yakni dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengajak umat manusia kepada jalan Allah (Islam). 3.dakwah riwayah, yakni dakwah yang dilakukan semua umat Islam sesuai dengan kafasitas dan kemampuan masing-masing, yang berlandasnya al-Quran dan Sunah Nabi Muhammad SAW.



Pengertian Dakwah Islam Pengertian Dakwah Islam Sahabat syariat kita, jika ditinjau dari segi etimologi, dakwah yaitu berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk masdar dari kata “‫ ”يدعو“ ”دعا‬dan “‫ ”دعوة‬yang berarti menyeru, memanggil dan mengajak (Yunus, 1989: 127 ). Jika ditinjau dari segi terminologi, berikut saya kutipkan beberapa pengertian dakwah yang relevan dengan pengertian yang terjadi dalam kehidupan sekarang ini sebagaimana dikemukakan oleh para ahi adalah sebagai berikut: Asep Muhyidin dan Agus Ahmad Safe’i: “Dakwah adalah kumpulan dari segala rekayasa dan rekadaya untuk mengubah segala bentuk penyembahan kepada selain Allah menuju keyakinan tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang ke arah kehidupan yang lempang, yang penuh dengan ketenangan batin dan kesejahteraan lahir berdasarkan nilai-nilai Islam.” Amrullah Achmad: “Dakwah adalah mengadakan dan memberikan arah perubahan, mengubah struktur masyarakat dan budaya dari kedhaliman ke arah keadilan, kebodohan ke arah kemajuan/kecerdasan, kemiskinan ke arah kemakmuran, keterbelakangan ke arah kemajuan yang semuanya dalam rangka meningkatkan derajat manusia dan masyarakat ke arah puncak kemanusiaan.” Asmuni Syukir: “Dakwah adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah, dengan menjalankan syariat-Nya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun akhirat .” Hamzah Ya'kub: “Dakwah adalah mendorong manusia agar melakukan kebajikan dan melarang dari perbuatan kemungkaran agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat.” Dari definisi dakwah sebagaimana yang saya kemukakan, maka sudah selayaknya kita turut peduli dan empati terhadap nasib dan keberlangsungan dakwah yang ada di negara kita ini, karena Al-Qur’an jelas mengajarkan bahwa Tujuan Dakwah Islamiyah yaitu untuk menyelamatkan manusia dari kebodohan, kejahilan dan perilaku negatif yang ada disekeiling kita menuju kehidupan yang rahmatan lilalamin, menyebarkan cinta damai ke seluruh penjuru alam,



yang mana DasarHukum Berdakwah tersebut merupakan kewajiban bagi semua umat Islam dimanapun berada.