Hakikat Pendidikan Mipa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HAKIKAT PENDIDIKAN MIPA



Di Susun Oleh :



Anshori



20197270170



Dede Supriyadi



20197270059



Maya Dwi Apriliana



20197270040



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA& IPA FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA 2019



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hakikat pendidikan MIPA ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah konsep pendidikan mipa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hakikat pendidikan MIPA bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Mamiek Suendarti, M.Pd selaku dosen mata kuliah konsep pendidikan MIPA yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Jakarta, September 2019



Penulis



2



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Dengan



ini,



khususnya



bagi



para



pelajar



beranggapan



bahwa matematika adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi dengan matematika yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung menghitung yang hanya berhubungan dengan angka, sementara IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi, bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut. Melihat perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ), yang mana hal tersebut sangat terkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitungmenghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam, singkat dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari. Terkait dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri agar dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di bidang Matimatika.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Jelaskan tentang “ Hakikat Matematika” ? 2. Jelaskan tentang “Hakikat IPA” ? 3. Jelaskan tentang “Hakikat Pendidikan MIPA” ?



C. TUJUAN 1. Menumbuhkembangkan arti yang pasti tentang matematika yang sesungguhnya kepada pelajar dan masyarakat banyak.



3



2. Memberikan semangat kepada para pelajar agar tidak menjadikan matematika sebagai suatu pelajaran yang ditakuti. 3. Menjadikan para pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika, IPA, dan MIPA



4



BAB II PEMBAHASAN



A. HAKIKAT MATEMATIKA a. Pengertian Hakikat Matematika Pengertian Matematika yaitu bahasa simbol yang terdefinisikan secara sistematik, antara satu konsep dengan konsep yang lain saling berkaitan dan pembuktian matematika dibangun dengan penalaran deduktif. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode yang pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Pada ilmu pengetahuan alam adalah metodeinduktif dan eksperimen.Maka Hakikat matematika artinya menguraikan apa sebenarnya matematika itu, baik ditinjau dari arti kata matematika, karakteristik matematika sebagai suatu ilmu, maupun peran dan kedudukan matematika diantara cabang ilmu pengetahuan serta manfaatnya.Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang matematika yaitu: 1. Nasution, 1980 Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein dan mathenem yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi. 2. James dan James, 1976 Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.



5



3. Russefendi, 1989 Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang dibuktikan kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif. 4.



Johnson dan Rising, 1972 dalam Rusefendi, 1988 Matematika merupakan pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian logic, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat sifatsifat, teori-teori di buat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan,



aksioma,



sifat



atau



teori



yang telah



dibuktikan



kebenarannya. 5.



Kline, 1973, dalam Rusefendi, 1988 Matematika bukan pengetahuan tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi beradanya karena untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.



6.



Dienes , dalam Ruseffendi, 1988 Matematika adalah ilmu seni kreatif. Oleh karena itu, matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu seni.



7. Sujono, 1988 Mengemukakan beberapa pengertian matematika. Di antaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran



yang logik



dan masalah



yang



berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.



6



b. Kegunaan Matematika 1. Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain. Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika. Contoh : a. Penemuan dan pengembangan Teori Mendel dalam Biologi melalui konsep propabolitas. b. Perhitungan dengan bilangan imajiner digunakan untuk memecahkan masalah tentang kelistrikan. c. Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk memprediksi jumlah penduduk dll. d. Dengan matematika, Einstein membuat rumus yang dapat digunakan untuk menaksir jumlah energi yang dapat diperoleh dari ledakan atom. e. Dalam ilmu pendidikan dan psikologi, khususnya dalam teori belajar, selain digunakan statistik juga digunakan persamaan matematis untuk menyajikan teori atau model dari penelitian. f. Dalam seni grafis, konsep transformasi geometric digunakan untuk melukis mosaik. g. Dalam seni musik, barisan bilangan digunakan untuk merancang alat musik. h. Banyak teori-teori dari Fisika dan Kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep Kalkulus. i. Teori Ekonomi mengenai Permintaan dan Penawaran dikembangkan melalui konsep Fungsi Kalkulus tentang Diferensial dan Integral.



2. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: 1. Memecahkan persoalan dunia nyata 2. Menghitung luas daerah 3. Menghitung laju kecepatan kendaraan



7



4. Mengunakan perhitungan matematika baik dalam pertanian, perikanan, perdagangan, dan perindustrian. 5. Menghitung jarak yang ditempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain. 6. Membentuk pola pikir menjadi pola pikir matematis, orang yang mempelajarinya kritis, sistimatis dan logis.



3. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika



Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan belajar matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh sesbab itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari disekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. kompetensi inti merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata pelajaran. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4). Standar



kompetensi



matematika



merupakan



seperangkat



kompetensi matematika yang dibukukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar



8



ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar beserta hasil belajarnya, indikator dan materi pokok untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada materi didasarkan menurut disiplin ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak dicapai. Aspek atau ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, trigonometri, peluang dan statistik, dan kalkulus. 4.



Fungsi Pembelajaran Matematika Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi matematika bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika adalah sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.



Berikut



penjelasan



mengenai



fungsi



pembelajaran



matematika : a.



Matematika sebagai suatu alat Maksudnya adalah guru hendaklah sangat diharapkan agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh dalam penggunaan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun tentunya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika di sekolah.



9



b.



Matematika sebagai Pola Pikir Maksudnya siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soalsoal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya. Bila seorang siswa dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu alasannya, maka tentunya ada yang salah dalam pembelajarannya atau ada sesuatu yang belum dipahami. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contohcontoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan,



terkaan,



atau



kecenderungan



berdasarkan



kepada



pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contohcontoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah. c.



Matematika sebagai Ilmu atau Pengetahuan Sebagai ilmu pengetahuan, oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah harus diwarnai oleh fungsi yang ketiga ini. Sebagai guru harus mampu menunjukkan bahwa matematika selalu mencari kebenaran, dan bersedia meralat kebenaran yang telah diterima, bila ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah.



10



Dengan



mengetahui



fungsi-fungsi



matematika



tersebut



diharapkan kita sebagai guru atau pengelola pendidikan matematika dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Belajar matematika juga merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu. Fungsi matematika yang lain adalah Dalam buku standar kompetensi matematika Depdiknas, secara khusus disebutkan bahwa fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan trigonometri. Metamatika



juga



berfungsi



mengembangkan



kemampuan



mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik, atau tabel. 1. Tujuan Pembelajaran Matematika Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan pendidikan matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi : a.



Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian siswa



b.



Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika.



Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:



11



a.



Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan



kesamaan,



perbedaan,



konsistensi



dan



inkonsistensi, b.



Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba,



c.



Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,



d.



Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.



B. HAKIKAT IPA a.



Pengertian IPA IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal” Menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang 12



dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejalagejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sarana penerapan sikap ilmiah.



b. Hakikat IPA Untuk mempelajari hakikat perlu kita kaji kembali ketiga contoh definisi IPA. IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sarana penerapan sikap ilmiah berikut penjelasannya : 1. IPA pada hakikatnya merupakan produk atau hasil. IPA merupakan sekumpulan pengetahuan(pertama dan kedua) dan sekumpulan konsepkonsep atau bagan konsep (ketiga) yang merupakan hasil suatu proses tertentu. 2. IPA pada hakikatnya adalah suatu proses (kedua). Yaitu proses yang digunakan



untuk



mempelajari



objek



studi,



menemukan



dan



mengembangkan produk-produk IPA. Dalam proses ini digunakan metode ilmiah dan terutama ditekankan paada proses observasi dan eksperime(pertama dan kedua)



c. Definisi para ahli mengenai ipa: Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang ipa diantaranya yaitu: 1. James B. Conant IPA sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus berkembang. 2. Carin & Sound (1989) Pengertian IPA adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol. 3. Abruscato (1996)



13



IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.



d.



Konsep Hakikat Sains atau IPA ada 3 antara lain: 1.



Konsep hakikat IPA sebagai proses Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan, dalam pengajaran IPA, aspek proses ini muncul dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Contoh: pengamatan tentang tumbuhan kacang hijau ditempat terang dan ditempat gelap.



2. Konsep hakikat IPA sebagai produk Hakikat IPA sebagai produk meliputi konsep-konsep, prinsipprinsip, hukum-hukum, dan teori-teori di dalam IPA yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. Contoh: dari hasil pengamatan tanaman ditempat terang dan ditempat gelap maka dihasilkan perbedaan antara lain. a. bentuk daun b. tinggi tumbuhan c. warna tumbuhan IPA sebagai produk ada 4 antara lain: 1. fakta adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar ada atau terjadi Contoh: Kupang adalah ibu kota propinsi NTT 2. Konsep adalah kumpulan dari beberapa fakta yang saling berhububgan Contoh: manusia 3. prinsip adalah kumpulan dari beberapa konsep Contoh: tumbuhan akan tumbuh keatas



14



4. teori atau hukum adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima Contoh: teori Jean Peaget



3. IPA sebagai sikap ilmiah hakikat sikap ilmiah adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Beberapa aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada diri anak SD yakni: 1. sikap ingin tahu 2. sikap ingin mendapatkan sesuatu 3. sikap kerja sama 4. sikap tidak putus asa 5. sikap tidak berprasangka 6. sikap mawas diri 7. sikap bertanggung jawab 4.



IPA sebagai teknologi IPA sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa IPA terkait dengan peningkatan kualitas kehidupan. Fungsi Mata Pelajaran IPA Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) adalah: 



Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.







Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.







Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA dan teknologi.



15







Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.



5.



Tujuan Pendidikan IPA Tujuan pendidikan IPA adalah sebagai berikut:  Menanamkan



keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa



berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.  Memberikan



pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip



dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.  Memberikan



pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan



melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah.  Meningkatkan



kesadaran untuk



memelihara



dan melestarikan



lingkungan serta sumber daya alam.  Memberikan



bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan



ke jenjang selanjutnya.  Lebih



jauh diungkapkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam



pendidikan IPA berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lain. Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pendidikan IPA, yaitu:  Empat



pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui, belajar untuk



berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri). 16



 Inkuiri



IPA.



 Konstruktivisme.  Sains



(IPA), lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Salingtemas).



 Penyelesaian  Pendidikan



Masalah.



IPA yang bermuatan nilai.



Jadi seorang guru IPA seharusnya terbiasa memberikan peluang seluas-luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua siswa secara positif dan edukatif. Seiring dengan pendekatan yang seharusnya dilakukan, maka penilaian tentang kemajuan belajar siswa seharusnya dilakukan selama proses pendidikan. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pendidikan dalam arti kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil (produk). Penilaian IPA didasarkan pada penilaian otentik yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: tes perbuatan, tes tertulis, pengamatan, kuesioner, skala sikap, portofolio, hasil proyek. Dengan demikian, lingkup penilaian IPA dapat dilakukan baik pada hasil belajar (akhir kegiatan) maupun pada proses perolehan hasil belajar (selama kegiatan belajar). Kecenderungan pendidikan IPA/sains di Indonesia:  Pendidikan



hanya beriorientasi pada tes/ujian.



 Pengalaman



belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak



berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.  Pendidikan



lebih



bersifat



teacher-centered,



guru



hanya



menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual.



17



 Peserta



didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang



terendah, peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya.  Cara



berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum



menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jum-lah peserta didik per kelas yang terlalu banyak.  Evaluasi



yang dilakukan hanya berorientasi pada produk belajar



yang berkaitan dengan domain kognitif dan tidak menilai proses.



C. HAKIKAT PENDIDIKAN MIPA a.



Pengertian Pendidikan Mipa Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan dirinya



sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya. b. Ciri-Ciri Pendidikan Mipa a.



pengetahuan yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain terjalin hubungan fungsional yang erat.



b.



Karena itu konsep – konsep dan prinsip – prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan – simpulan yang jelas.



c.



Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi permasalahan yang ada.



d.



Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis yang indah dan ampuh. 18



c. Tujuan Dari Ciri Pendidikan Mipa a. Pendidikan MIPA menghendaki pendekatan – pendekatan tertentu dan metode – metode tertentu yang sesuai, serta sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada anak didik, b. Membuat mereka mampu berpikir kritis, c. Menggunakan nalar (akal budi) mereka secara efektif dan efisien. d. Menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan merupakan potensi tenaga kerja berkualitas yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan.



d.Hakekat Tugas Guru MIPA



Makna guru selalu dikaitkan dengan profesi yang terkait dengan pendidikan anak di sekolah, di lembaga pendidikan, dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang terdapat dalam kurikulum. Secara umum, baik dalam pekerjaan ataupun sebagai profesi, guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang sangat penting. Guru, siswa, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam sistem pendidikan nasional. Ketiga komponen pendidikan tersebut merupakan conditiosine quanon atau syarat mutlak dalam proses pendidikan sekolah. Melalui mediator yang disebut guru, siswa dapat memperoleh menu sajian bahan ajar yang diolah dari kurikulum nasional dan kurikulum muatan lokal. Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta. Dengan demikian, guru tidak hanya dikenal secara formal sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing,



19



tetapi juga sebagai social agent hired by society to help facilitate members of society who attend schools12, atau agen sosial yang diminta masyarakat untuk memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang akan dan sedang berada di bangku sekolah. Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak hanya sekedar mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan peserta didik. Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA dikalangan peserta didik dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan kreatif, kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu. Sehubungan dengan itu, seorang guru MIPA : a.



Hendaknya tidak sekedar menyampaikan informasi/ceritera tentang MIPA kepada peserta didik tetapi betul – betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip – prinsip dan nilai – nilai yang terkandung dalam MIPA.



b.



Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu sendiri melalui kegiatan pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman – temannya dan sebagainya.



c.



Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik. Ini akan besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA



d.



Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan pengetahuannya tentang hal – hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang diajukan. Selain itu, menurut National Science Education Standart (1998) dalam



Lufri



(2008)



memberikan



empat



standar



Program



Pengembangan Profesional Guru Sains, yaitu perlu:



20



a.



Standar 1. Mempelajari isi sains yang esensial melalui perspektif dan metode inkuiri.



b.



Standar 2. Pengetahuan sains yang terintegrasi, belajar, pedagogik, dan para siswa juga memerlukan penerapan pengetahuan terhadap pembelajaran sains.



c.



Standar 3. Dibangun pemahaman dan kemampuan belajar seumur hidup



d.



Standar 4. Koheren dan terintegrasi



21



BAB III PENUTUP



A.



KESIMPULAN MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai : 1.



Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang.



2.



Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh.



Matematika



merupakan



alat



bantu



untuk



mengatasi



sebagian



permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Jadi , MIPA disini berarti bahwa Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya. Metoda ilmiah merupakan cara – cara ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan yang menentukan apakah suatu pengetahuan bersifat ilmiah. Karena seperti yang telah diketahui bahwa Matematika itu merupakan bahasa alam , sehingga terkait dengan ilmu pengatehuan alam itu sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan berkembang.



B.



Saran 1.



Janganlah kita yang awam akan ilmu matematika ini beranggapan bahwa matimatika itu sulit , menakutkan , kurang bermanfaat dan lain sebagainya.



2.



Jadikanlah matematika itu ilmu yang paling berguna dari semua bidang ilmu yang ada, Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memang Ilmu Matematika adalah gudanganya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada.



22



DAFTAR PUSTAKA



Aly Abdullah , Drs. , Eny Rahma , Ir. , Ilmu Alamiah Dasar , Bumi Aksara , Jakarta , 2004. Muhaimin dan Abdurrahman , Mathematical Intelligence , Ae-Ruzzmedia , Jogjakarta , 2008. Sumber



:



http://marianiportofolio.blogspot.com/2008/12/hakikat-



ipa_10.html http://pjjpgsd.unesa.ac.id/mod/page/view.php?id=13 Team Teaching UNINDRA,Konsep – konsep MIPA, Program Studi Magister Pndidikan MIPA, Universitas INDRAPRASTA PGRI, Jakarta, 2017



23