Handout 777E [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

777E Off-Highway Truck



TOPIK 1 PENDAHULUAN



Gambar 1: Off-Higway Truck 777E. MACHINE UPDATE Training ini mendiskusikan mengenai pembaharuan/update unit 777E Off-Highway Truck, yang mana telah memenuhi Tier 2 emission standards. Identifikasi komponen, lokasi komponen, dan system operasi akan dirinci dan dijelaskan atas machine system-nya yang telah diupdate dari 777D Off-Highway Truck.



Berikut modul-modul yang tercakup di training ini: • • • • •



Module 1: Operator’s Station Module 2: Monitoring System Module 3: Power Train Module 4: Air System and Brakes Module 5: Engine



Modul ini akan mengidentifikasi komponen-komponen dan service point pada hoist system dan steering system yang terlihat dari bagian luar machine. Untuk informasi yang lebih detail pada hoist system dan steering system, mengacu pada publikasi training: •



Hoist and Steering System: 777D Update (AGC) Off-Highway Truck (SESV1721)



1 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck TM



777E Off-Highway Truck dilengkapi dengan sebuah C32 ACERT engine yang sudah memenuhi U.S EPA Tier 2 Nonroad Equivalent Emission Standards and China Nonroad III Emission Standards. Engine mampu memenuhi regulations menggunakan peningkatan pada electronics, air, fuel systems. Tidak ada external emissions system yang diperlukan. C32 Engine dilengkapi dengan compression brake. Tambahan update machine meliputi: • Update Cabin yang meliputi sebuah instrument cluster baru dan mungkin salah satu Massenger atau Advisor display • Electronic Clutch Pressure Control (ECPC) transmisiion • Aktuasi Park brake yang terintergrasi kedalam transmission shift lever



Gambar 2: Depan Off-Higway Truck 777E. TAMPILAN DEPAN TRUCK Section modul ini akan mengenalkan beberapa komponen-komponen utama dan service points. Berikut komponen-komponen yang dapat diakses dari bagian depan truck: • • • • •



WAVS camera (1) Air to Air AfterCooler (ATAAC) cooling cores (2) Ground level engine shutdown switch (3) Optional WorkSight® PreView® object detection sensor (4) Remote switch panel (5)



2 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Engine lockout lamp (6) menyala untuk menandakan bahwa stater motor di disable, dan machine lockout lamp (7) menyala untuk menandakan bahwa machine di lock out. Truck yang dilengkapi dengan Product Link Elite system, sebuah VIMS service lamp biru (8) yang dipasang di atasnya lockout lamp dan akan menyala ketika ada sebuah diagnostic code atau active event (Warning Level 2 atau lebih tinggi) yang dikenali oleh Product Link ECM. Lokasi aluminium radiator berada dibelakang ATAAC cooling cores dan menggatikan folder core radiator pada 777D.



Gambar 3: Switch Panel Compartement.



SWITCH PANEL COMPARTEMENT Lokasi remote switch panel compartment berada di sisi kanan bumper depan dan berisi komponen-komponen sebagai berikut: • • • • • •



80 Amp main circuit breaker (1) Stairway access light switch (2) (Lampu tangga) Engine lockout switch (3) Machine lockout switch (4) Battery disconnect switch (5) Auxiliary start receptacle (6)



3 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 4: Platform Sebelah Kanan. PLATFORM KANAN Sebuah coolant level sight gauge (1) dapat dilihat di sisi kanan platform dan engine coolant fill cap (2) dapat diakses melalui sebuah pintu (door) (3) di depan platform. Engine oil dipstick (4) dan fill tube (5) ada di engine bay tapi dapat diakses melalui sebuah door/pintu (6) pada platform.



Gambar 5: Air Filter Dan Steering Tank.



AIR FILTER DAN STEERING TANK Dibelakang kanan platform adalah steering oil tank (1), yang mana meliputi fill tube (2) dan oil level sight gauge (3). Steering case drain oil filter (4) disisi bagian dalam 4 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



steering tank. Steering return oil filter (tidak terlihat) berada di belakang case drain oil filter. Steering oil S•O•S tap (5) berada di steering oil case drain line. Lokasi primary dan secondary air filter elements disisi dalam air filter housing (6). Engine air precleaner (7) dan engine air filter service indicator (8) yang juga dapat diakses dari platform kanan belakang.



Gambar 6: Battery. ENGINE ACCES DAN BATTERIES Ketika cover (1) di kanan platform dibuka, di atas engine dapat diakses, dan komponen-komponen yang terlihat adalah: • • • ▪



Engine oil dipstick (2) Engine oil fill tube (3) Windshield washer reservoir (4) Lokasi batteries (5) di bawah cover (6) pada platform kanan.



5 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 7: Sisi Kanan Truck 777E.



SISI KANAN TRUCK Komponen-komponen dan service point di sisi kanan truck adalah: • • • • • • • • • •



Right hoist cylinder (1) Fast fill service center (2) (dilengkapi) Fuel tank (3) Fuel level sender (4) Fuel tank breather (5) Fuel tank fill cap (6) Transmission charger oil filter (7) S•O•S tap ada di base filter Engine oil filter (8) Secondary dan tertiary fuel filter (9) Primary fuel filter (10)



Gambar 8: Engine Oil Filter. 6 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



SISI KANAN ENGINE Gambar ini merupakan sisi kanan engine yang menampilkan item-item service sebagai berikut: • • • • •



Engine oil filter (1) Engine oil S•O•S tap (2) Engine coolant S•O•S tap (3) Secondary fuel filter (4) Tertiary fuel filter (5)



Gambar 9: Belakang Unit 777E. BELAKANG TRUCK Berikut komponen-komponen yang ada di belakang truck: • • • • • •



Backup alarm (1) Backup lamp (2) WAVS camera (3) Optional WorkSight PreView object detection sensor (4) Struts belakang (5) Brake pressure tap belakang (6)



7 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 10: Sisi Kiri Unit 777E.



SISI KIRI TRUCK Lokasi di sebelah kiri truck adalah: • • • • • • • •



Front suspension cylinder (1) Air dryer (2) Torque conventer oil filter (3) Parking brake release oil filter (4) Hoist cylinder (5) Hoist/torque conventer/brake oil tank (6) Transmission oil tank (7) Service/retarder brake air tank (8)



Kondensasi/air sebaiknya dibuang dari service/retarder brake air tank setiap hari melalui drain valve, yang mana berada dibagian depan tank.



8 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 11: Hydrualic Tank. HYDARULIC TANK Hoist/torque conventer/brake oil level sight gauge (1) dan cold (dingin) dan warm (panas) transmission oil level sight gauges (2) dibagian sisi luar tank dan terlihat di ground level (saat kita berdiri di permukaan tanah). Lokasi drain valve plugs berada di bagian dalam bawah tank. Hoist/torque conventer/brake oil fill cap (3) dan transmission oil dan fill cap (4) berada di atas masing-masing tank.



Gambar 12: Komponen Di Bawah Dump Body.



9 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



BAWAH DASAR TRUCK Komponen-komponen dan service point yang terlihat dari bawah dasar truck: • • • • • • • • • •



Torque conventer (1) Pump drive (2) Transmission pump (3) Torque conventer pump (4) Hoist pump (5) Rear brake master cylinder (6) Transmission (7) Output transfer gear (8) Brake makeup oil tank (9) Master cylinder brake depan (10)



Gambar 13: Belakang Cabin. BELAKANG CABIN Berikut ini komponen-komponen yang ada di kompartemen belakang cabin dan dapat diakses dengan membuka sebuah panel: • Chassis ECM (1): Komponen utama dari power train electrical system. Chassis ECM mengatur power train dan hoist system berdasarkan informasi dari sensor-sensor dan ECM-ECM pada machine, serta informasi memory. • Brake ECM (2): Komponen utama darri brake electrical system. Brake ECM mengatur brake system berdasarkan informasi dari sensor-sensor dan ECM-ECM pada machine, serta informasi memory.



10 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



777E Truck yang dilengkapi dengan Product Link, yang mana sebuah Product Link radio (3), dan Product Link ECM (Network Manager) (4). Dua pilihan Produck Link adalah: • PLE631: Terdiri dari PL631 Satellite Radio dan PLE601 Network Manager. Network Manger merekam input data dari sensor-sensor machine melalui CAN A DATA Link. Network Manager memberikan data logging capability dan radio transmits data via/melalui satellite communication ke sebuah office. PLE631 system juga diperlukan sebuah pilihan external antenna. • PLE641: Terdiri dari PL641 Cellular Radio dan PLE601 Network Manager. Network Manager merekam input data dari sensor-sensor machine melalui CAN A Data Link. Network Manager memberikan data logging capability dan radio transmits data melalui cellular network communication ke sebuah office. PLE641 system dapat dilengkapi dengan internal atau external antenna.



Gambar 14: Data Link Komunikasi. JALUR KOMUNIKASI ANTARA ECM Ilustrasi ini menunjukkan ECM-ECM pada machine dan komunikasi ECM yang melalui data link. Yang termasuk ECM-ECM adalah sebagai berikut: • • • •



Chassis ECM (1) Brake ECM (2) Engine ECM (3) Product Link ECM (Network Manager) (4) (jika dilengkapi)



11 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Cat Data Link yang digunakan untuk mengirim informasi system status antara ECM-ECM, Messenger display (7), dan Cat ET melalui Cat ET connector (8). CAN (SAE J1939) Data Link digunakan untuk system operasi kecepatan tinggi dan komunikasi antara control ECM dan ECM-ECM dari machine system lainnya. Instrument cluster (6) juga komunikasi dengan ECM-ECM melalui CAN Data Link. Product Link radio (5) komunikasi dengan Product Link ECM melalui sebuah RS232 serial communication connection.



Gambar 15: TPMS. TRUCK PAYLOAD MEASUREMENT SYSTEM (TPMS) Truck Payload Measurement System (TPMS) pada 777E diatur oleh Product link ECM (Network Manager) (1). Product Link ECM menghitung berat muatan berdasarkan pada signal dari strut pressure sensor (3). Status TPMS dapat ditampilkan dengan external loading lamps (7), atau sebuah pilihan scoreboard display yang dipasang di masing-masing sisi truck. Scoreboard menampilkan actual berat muatan. Product Link ECM memberikan signal output untuk menyalakan lampu loading. Jika dilengkapi dengan scoreboard, Product Link ECM berkomunikasi dengan payload display kiri (4) melalui RS-232 jalur serial communication. Payload display kiri kemudian berkomunikasi dengan payload display kanan (6) melalui RS-232 jalur serial communication. Produk Link ECM juga memberikan signal output untuk menyalakan VIMS service lamp (8). Ketika truck dilengkapi dengan external loading lamps, disana ada satu set lampu di masing-masing truck. Lampu hijau dan merah. Lampu menginformasikan kepada 12 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



operator loader daripada proses loading kearah target berat muatan. Lampu aktif hanya selama siklus loading dan mati (off) disemua waktu lainnya. Selama loading, lampu hijau (lanjut loading) akan ON sampai muatan (payload) 95 % dari target berat yang disetting. Kemudian, lampu merah (stop loading) akan menyala. Berat actual diukur dari material didalam truck body yang ditampilkan pada Messenger display (9) atau Advisor display.



Product Link ECM berkomunikasi dengan Cat ET menggunakan Cat ET connector (2), melalui Cat dan CAN Data Link dan RS-232 jalur serial communication. Product Link ECM dapat juga berkomunikasi dengan Product Link software melalui laptop computer yang dihubungkan ke konektor Network Manager (5) melalui RS-232 jalur serial communication.



Gambar 16: Steering Control Valve. STEERING SYSTEM UPDATES Steering system operation dan komponen-komponennya sama dengan 777D truks, tapi steering valve (panah) yang sekarang dipasang di bawah rail kanan atas pada sisi kanan truck.



13 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TOPIK 2 OPERATOR STATION



Gambar 17: Operator Station. PENDAHULUAN OPERATOR STATION Operator station 777E Off-Highway Truck telah diupdate dari 777D dengan feature baru meliputi sebuah monitoring system, 4-point harness (1), diupdate transmission shift lever (2), dan cab service port (3) yang mudah diakses. Komponen-komponen lain yang terlihat dalam gambar adalah: • • • • •



Fuse box (4) Console switches (5) Massenger display (6) Retarder lever (7) Steering wheel (8) Sebuah pilihan cab fan (9) yang dipasang ke pillar kanan depan didalam cabin.



14 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 18: Bagin Depan Cabin. CABIN DEPAN Instrument panel (1) meliputi sebuah tachometer, four gauges, dan beberapa indikator-indikator yang menampilkan status machine system. Sebuah LCD screen



(2) menampilkan service hour meter, machine ground speed (laju kecepatan), actual gear, dan arah. 777E dapat dilengkapi dengan Messenger display (tidak terlihat) atau Advisor display (3). Lokasi switch disebelah kiri dan dibawah Advisor. Lokasi disisi kanan dari steering column adalah key start sitch (4) dan retarder lever (5). Retarder lever digunakan untuk memodulasi engagement service brake belakang. Ketika retarder lever digerakkan, retarder valve (6) mengarahkan aliran udara untuk engage service brake belakang. Retarder lever dapat mengatur modulasi service brake lebih presisi daripada service brake pedal yang ada di lantai cabin. CATATAN: Pada truck yang brake depan didinginkan dengan oil, retarder juga engagekan brake depan. Pada sebelah kiri steering column ada multifunction switch (7), yang meliputi intermittent wiper/washer, turn signal control, dan dimmer. Sebuah telescopic/tilt steering adjustment lever (8) ada dibawah multifunction switch. Sebelah kiri dari dash adalah cigarette/12 volt power receptacle (9) dan front/depan brake switch (10). Front brake switch mengatur aliran udara untuk engage secondary brake pedal (11) yang digunakan untuk memodulasi penggunaan parking brake pada roda belakang dan service brake pada roda depan.



15 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Service brake pedal (12) digunakan untuk memodulasi engagement service brake pada keempat roda. Jika truck yang dilengkapi dengan caliper disc brake depan. Front brake switch harus diposisi ON untuk engagekan brake depan. Throttle pedal (13) dipasang dengan throttle position sensor. Throttle position sensor memberikan input signal posisi throttle pedal ke Engine ECM.



Gambar 19: Switch Panel Pada Dasboard. DASH SWITCH PANEL Sisi kiri dari dash switch panel ada komponen-komponen sebagai berikut: • Headlight/parking light/taillight switch (1) • Hazard light switch (2) • Panel dimmer switch (3) Bawah dari dash switch panel ada komponen-komponen sebagai berikut: • • • • • • •



Temperature control switch (4) Fan speed switch (5) Air conditioning switch (6) Throttle lock switch (7) Optional fog lamp switch (8) Secondary steering switch (9) Optional Automatic Retarder Control (ARC) switch (10)



16 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 20: Key Start Switch. KEY START SWITCH Software didalam Engine ECM mengatur Delayed Engine Shutdown dan Engine Idle Shutdown feature. Delayed Engine Shutdown feuture secara otomatis delay/menunda engine shutdown jika exhaust temperature terlalu tinggi. Delayed Engine Shutdown enable/disable dan delay time (waktu tunda) dapat diprogram menggunakan Cat ET atau monitoring system. Engine Idle Shutdown feature mematikan engine jika machine tidak beroperasi untuk periode waktu tertentu. Fungsi ini tidak mematikan accessories yang beropersi dengan key start switch dalam posisi ON. Periode waktu dapat dikonfigurasi menggunakan Cat ET atau monitoring system. Key start switch sekarang dilengkapi dengan posisi STOP (panah) ke kiri dari posisi OFF. Posisi STOP disable delayed engine shutdown feature. Key harus ditahan didalam sring-laoded posisi STOP sampai engine shutdown sempurna. Setelah engine shutdown, sebuah Operator Override Hot Shutdown (2s Warning) ditampilkan untuk 15 seconds dan action lamp berkedip-kedip.



17 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 21: Switch Panel Pada Overhead. OVERHEAD SWITH PANEL Overhead console berisikan beberapa switch-switch. Auto dipper switch (1) pilihan mengaktifkan auto dipper system. Auto dipper system mematikan lampu high beam ketika ada sebuah machine yang mendekat. Traction Control System (TCS) test switch (2) digunakan untuk menentukan jika TCS sedang difungsikan dan jika brake kiri belakang dan kanan belakang engage disaat waktu yang tepat. Sebuah radio (3) pilihan dapat dipasang di overhead consule. Ecomomy mode switch (4) mengijinkan Engine ECM untuk memilih penurunan power untuk menghemat bahan bakar. Access lamp switch (5) mengatur access dan lampu service, yang mana menyalakan lampu di stairway/tangga dan acces pintu belakang pada sisi kanan hood. Disana juga ada lampu accsess switch di bumper depan. Heated mirror switch (5) mengatur pemanas pada mirror. Product link switch (7) mengatur power ke Product Link radio.



18 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 22: Transmission Shift Lever. TRANSMISSION SHIFT LEVER Sebelah kanan operator seat adalah shift consule, yang mana isisnya transmission shift lever (1) dan parking brake reset valve (2). Ketika shift lever dalam posisi P, parking brake secara otomatis engaged dan transmission tidak dalam gear masuk. 777E truck mempunyai TUJUH kecepatan MAJU dan SATU MUNDUR. Top gear limit dan body up gear limit dapat diprogram melalui Chassis ECM. Top gear limit dapat dirubah dari TIGA sampai TUJUH. Body up gear limit dapat dirubah dari SATU sampai TIGA. Driver gear UP switch (3) ada didepan transmission shift lever dan drive gear DOWN switch (4) ada disisi kiri lever. Drive gear switch adalah toggle switch yang mengirim sebuah signal ke Chassis ECM. Ketika drive gear UP switch ditekan, high gear limit dapat meningkat keatas sampai TUJUH gear. Ketika driver gear DOWN switch ditekan, high gear limit dapat turun kebawah sampai TIGA gear. Transmission shift lever lock button (5) tidak lock/mengunci transmission shift lever ketika ditekan. Dua gear switch juga digunakan untuk mengecek parking brake. Dengan engine running, operator menahan keduanya switch down dan menggerakkan shift lever ke DRIVE dan meningkatkan engine sampai 1200 rpm. Truck harusnya tidak bergerak. Jika itu dilakukan dan bergerak disana ada sebuah problem/masalah dengan parking brake system. Parking brake reset valve adalah sebuah mekanikal valve yang secara otomatis menutup jika tekanan suplai dari secondary air reservoir turun dibawah sekitar 414 kPa (60 psi) dan reset valve secara manual direset dengan menekan bagian atas popup indikator.



19 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 23: Hoist Lever. HOIST LEVER Hoist system 777E truck yang dikontrol secara electronic. Hoist control lever (panah) mengaktifkan empat posisi hoist control valve. Empat posisi adalah: RIESE, HOLD, FLOAT, dan LOWER. Posisi kelima hoist valve disebut posisi SNUB. Operator tidak dapat melakukan pengaturan posisi SNUB. Truck sebaiknya secara normal dioperasikan dengan hoist lever pada posisi FLOAT. Saat sedang berjalan dengan posisi hoist FLOAT akan membuat berat dari body berada pada frame dan body pads dan tidak pada hoist cylinder. Hoist valve secara aktul akan dalam posisi SNUB. Jika transmission REVERSE ketika body sedang dinaikan, hoist lever sensor digunakan untuk menggeser/shift transmission ke NETRAL sampai hoist lever sudah siklus keposisi dan keluar NETRAL. CATATAN: Jika truck start dengan dump body dinaikkan dan hoist lever di FLOAT, lever harus di gerakkan ke HOLD dan kemudian FLOAT sebelum body akan turun.



20 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 24: Service Connector. FUSE PANEL DAN SERVICE CONNECTOR Fuse panel (1) ada di bekalang operator seat. Fuse panel berisi kombinasi fuse-fuse dan relay-relay. Primary electrical circuit breaker (2) ada sampingnya fuse panel.



Cat ET service port (3) dan 12 V power receptacle (4) ada disamping kanan operator seat. Connector sudah direlokasi dan mudah diakses tanpa menurunkan kembali seat/kursi. CATATAN: Cat Detection service connector ada dibawah Cat ET connector jika truck dilengkapi dengan Cat Detection Object Detection system.



21 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TOPIK 3 MONITORING SYSTEM



Gambar 25: Monitoring System. PENDAHULUAN MONITORING SYSTEM Machine monitoring system terdiri dari sebuah instrument cluster (1) dan memungkinkan standard Messenger display (2) atau Adivisor display (3) (opsional). Monitoring system 777E menggantikan Caterpillar Monitorng System di 777D truck. Instrument cluster berisi gauge, indicator, dan LCD panel, yang mana memberikan status berbagai paramenter-parameter machine dan tanda/alert operator dari kondisi tertentu machine. Instrument cluster, Massenger display, dan Advisor display, menerima input informasi melalui CAN A Data Link. Sebuah ECM ada didalam instrument cluster berkomunikasi dengan ECM-ECM machine, pengaturan/set posisi jarum gauge, dan tampilan LCD text.



22 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 26: Instrument Cluster. INSTRUMENT CLUSTER Intrument Cluster, ada ditengah-tengah dash panel depan. Instrument Cluster meliputi beberapa dash indicator-indicator, lima analog gauge, dan sebuah backlit LCD digital display (1). Lima parameter-parameter yang dimonitor oleh analog gauge adalah: • • • • • •



Brake oil temperature (2) Coolant temperature (3) Engine speed (4) Fuel level (5) Brake system pressure (6) Transmission oil temperature (7)



LCD display menandakan/mengindikasikan transmission gear dan arah di sebelah kiri atas daripada LCD display dan ground speed di kanan atas daripada display. Service Hour Meter, indikasi total jam engine operasi. Ditampilkan dibawah daripada LCD display. Juga ada dibawah LCD display adalah maintenance, fasten seat belt, primary steering failure/gagal, dan secondary steering engaged indikator. LCD display yang dilengkapi dengan Active Event/Diagnostic Indicator, yang mana menyala jika beberapa event atau diagnostic code active. Beberapa mode/alert indikator berada didalam Instrument Cluster. Tergantung pada bagaimana kelengkapan truck, beberapa indikator bisa tidak active. Indikator ini diaktifkan oleh Messenger atau Advisor melalui CAN Data Link. Tergantung pada mode operasi atau status, indikator akan dinyalakan ketika yang berhubungan machine mode diaktifkan atau ketika kondisi abnormal machine muncul. Ilustrasi memperlihatkan mode/alert indikator-indikator berikut:



23 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



• • • • • • • • • • • • • • • • •



Pimary steering system (8) Left turn signal (9) High beam (10) Right turn signal (11) Action light (12) Parking brake (13) Brake system (14) Engine throttle lock (15) Transmission reverse (16) Body up (17) Transmission (18) Charging System (19) Retarder (20) Check engine lamp (21) Traction control system (TCS) (22) Lockout mode (23) Fuel level low (24)



Gambar 27: Tabel Warning Katagori. WARNING CATEGORIES Advisor memberikan empat warning categories memanfaatkan pop-up warning pesan pada Messenger atau Advisor screen. Action lamp depan (yang terdapat di instrument cluster), action lamp belakang, dan action alarm yang digunakan kombinasi yang berbeda untuk signal ke operator. Empat warning category indicator adalah: • Level 1 Warning: Sebuah warning menggambarkan kegagalan event atau diagnostic yang ditampilkan pada Messenger atau Advisor screen. Action lamp akan menyala tetap kekuningan. Warning dapat diketahui (snoozed) dengan menekan tombol OK, dan akan tidak tampilkan untuk beberapa hours/jam, tergantung pada kegagalan atau event (atau jika event atau kegagalan tidak terjadi lagi). Level 1 Warning akan menghasilkan Active Event/Diagnostic Indikator dinyalakan.



24 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



• Level 2 Warning: Sebuah warning menggambarkan kegagalan event atau diagnostic yang ditampilkan pada Messenger atau Advisor screen. Action lamp akan berkedip-kedip nyala merah, tanda operator untuk merubah mode/cara pengoperasian. Warning dapat diketahui (snoozed) dengan menekan tombol OK, dan tidak akan tampil kembali untuk satu jam, tergantung pada event atau kegagalan (atau jika event atau kegagalan tidak terjadi lagi); tekan tombol OK akan juga menghentikan kedipan lampu. • Level 2S Warning: Sebuah warning yang menggambarkan kegagalan event atau diagnostic yang ditampilkan pada Messenger atau Advisor screen. Action lamp akan berkedip-kedip nyala merah dan Action Alarm berbunyi secara kontinu, tanda operator untuk merubah mode operasi machine. Warning dapat diketahui (snoozed) dengan menekan tombol OK. • Level 3 Warning: Sebuah warning yang menggambarkan kegagalan event atau diagnostic yang ditampilkan pada Messenger atau Advisor screen. Action Lamp akan menyala kedip-kedip merah dan Action Alarm akan pulse/denyut untuk memberikan tanda operator untuk mematikan machine. Action Lamp akan berlanjut untuk kedip-kedip warna merah dan Action Alarm akan berlanjut pulsa/denyut setelah operator mengetahui warning, jika berlaku, lampu system cek yang tepat akan dinyalakan. CATATAN: Sebuah level 3 indikasi bahwa sebuah kegagalan serius telah terjadi di spesifik machine system. Kerusakan machine kemungkinan besar akan terjadi dan atau operasi aman truck dapat dikompromikan. Operator sebaiknya segera mematikan machine dan teknisi harus melakukan investigasi masalah sebelum dilanjutkan mengoperasikan machine.



Gambar 28: Messenger Display.



25 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



MESSENGER DISPLAY Empat user interface button (tombol interface pengguna) dibawah Messenger screen digunakan untuk navigasi melalui berbagai Messenger screen, untuk memilih menu, atau untuk mamasukkan data. Fungsi dari tombol interface pengguna adalah:



• Digital display area (1): Memperlihatkan informasi di digital display area. • Previous button (2): Digunakan untuk mengembalikan informasi yang sebelumnya ditampilkan pada digital display area. • Scroll up/left button (3): Digunakan untuk geser keatas melalui informasi yang ditampilkan pada display area; dapat juga digunakan untuk menggeser kekiri melalui informasi yang ditampilkan pada display area. • Scroll down/right button (4): Digunakan untuk geser kebawah melalui informasi yang ditampilkan pada display area; dapat juga digunakan untuk menggeser kekanan melalui informasi yang ditampilkan pada display area. • OK button (5): Setelah menyorot yang dipilih dengan scroll up/left button atau scroll down/right button, digunakan untuk konfermasi pilihan.



Gambar 29: Advisor Display. ADVISOR DISPLAY Lima user interface button disebelah kanan Advisor screen digunakan untuk navigasi melalui berbagai Advisor screen, untuk pemilihan menu, atau untuk memasukkan data. Fungsi dari interface button pengguna adalah: •



LEFT/UP Arrow Button (1) (Tanda Panah KEKIRI/KEATAS): Digunakan untuk navigasi screen/layar atau memasukkan data dan dapat digunakan untuk



26 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



menggeser keatas daftar vertikal, menggeser kekiri daftar horizontal, atau melakukan pengaturan sebuah settingan. • DOWN/RIGHT Arrow Button (2) (Tanda Panah KEBAWAH/KEKANAN): Juga digunakan untuk navigasi screen/layar atau memasukkan data dan dapat digunakan untuk menggeser kebawah daftar vertikal, menggeser kekanan daftar horizontal, atau melakukan pengaturan sebuah settingan. • BACK BUTTON (3) (Tombol KEMBALI): Digunakan sebagai berikut: – Untuk menaikkan satu level di step tangga (hierarchical) struktur menu, atau untuk mengembalikan ke layar sebelumnya, kebanyakan sama seperti TM BACK Button yang digunakan di Windows Intenet Explorer . – Sebagai backpace atau key batal/cancel ketika operator atau teknisi mengharapkan untuk menghilangkan /delete karakter yang dimasukkan.



• HOME Button (4) (Tombol HOME): Digunakan untuk kembali ke menu home screen (menu awal), tidak menghiraukan screen apa yang saat ini sedang ditampilkan. • OK Button (5): Digunakan sebagai berikut: – Untuk membuat pilihan dari sebuah screen. – Untuk konfirmasi sebuah masukan, seperti sebuah password, atau untuk menyimpan profil operator yang dimasukkan. Navigasi melewati menu dan sub-menus yang pandai dengan menggunakan ARROW Button (6) untuk menyorot pilihan yang diinginkan, kemudian menekan tombol OK. Tombol ARROW (panah) juga digunakan untuk menyorot sebuah mode atau untuk setting sebuah parameter. Tekan tombol OK untuk memilih yang dipilih. CATATAN: Lima tombol dikiri dari pada display screen berfungsi sebagai preset. Operator dapat navigasi untuk beberapa screen, kemudian kembali untuk ke screen yang diinginkan, dengan tombol presetting. Awalnya, tidak berfungsi sampai diprogram dan disimpan dengan sebuah profil. Tombol preset akan berkedip-kedip hijau ketika screen disimpan atau merah jika screen tidak diijinkan untuk disimpan.



Posisi actual gear dan arah (7), posisi transmission control (8), dan gear tertinggi (9) yang diperlihatkan di atas daripada display panel.



27 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 30: Menu-Menu Massenger Dan Advisor. MENU-MENU MESSENGER DAN ADVISOR Structure menu Messenger dan Advisor diatur di sebuah stair-step (tangga-langkah), atau daftar format hierarchical. Ketika operator atau teknisi memilih sebuah pilihan dari daftar menu, menghasilkan screen yang satu level dibawah dari yang dipilih. Lebih banyak pilihan, mungkin tersedia screen yang baik. Disana mungkin juga lebih saru halaman informasi atau pilihan untuk ditampilkan dari beberapa level. Ini ditunjukan dengan lebih Banyak Option icon, yang mana mungkin titik kiri, kanan, atas, atau bawah tergantung pada bagaiman data atau daftar yang diatur.



Ilustrasi di atas memperlihatkan pilihan-pilihan yang tersedia dari Home Menu screen. Home Menu screen dan pilihan-pilhan itu akan ditampilkan ketika menekan tombol HOME dari screen mana saja dalam Messenge atau Advisor. CATATAN: Structure menu Messenger atau Advisor adalah sangat mirip. Advisor panel akan digunakan seluruh modul ini untuk mengenali pilihan-pilihan menu. Perbedaan antara Advisor display dan Mesengger display akan dicatat dimana diperlukan.



28 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 31: Menu Operator. MENU OPERATOR Menu Operator mengijinkan pengguna untuk melakukan berikut ini: • • • • •



Memilih sebuah profil dari daftar (jika tersedia) Merubah/menyimpan profil terkini Membuat profil Menghilangkan profil Factory Set (recalls default settings)



Gambar 32: Pilihan Menu Operator.



29 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



PIILIHAN MENU OPERATOR Pilihan Operator mengijinkan operator atau teknisi untuk akses Operator Profil Menu. Dari Operator Profil Menu, operator boleh memilih, merubah, membuat, menghilangkan atu menyimpan perubahan untuk profil operator. Operator boleh juga mereset profile kembali ke factory setting atau recall setting used, tanpa menghiraukan profil apa yang terakhir digunakan. Sebuah Operator Profil adalah dibuat menurut preferensi dengan sebuah nama. Sesudah dibuat, operator boleh menghubungkan(asosiasi) berbagai parameterparameter dari implement mode dan settingan, setingan display, dan setingan power train untuk profilnya. Setelah semua parameter-parameter sudah diatur untuk preferensi operator, operator kemudian boleh menyimpan parameter-parameter untuk digunakan kedapannya. Parameter-parameter ini diset mengggunakan pilihan Setting yang akan didiskusikan kemudian didalam modul ini.



CATATAN: Jika Advisor panel display menerima sebuah power yang diputus dalam enam menit dari proses penyimpanan profil, profil akan tidak tersimpan. Bagaimanapun, jika Advisor panel display menerima siklus key switch, profil akan disimpan.



Gambar 33: Menu Monitor. MENU MONITOR Menu pilihan Monitor didalam Advisor panel mengijinkan pengguna untuk melihat empat parameter. Tombol navigasi digunakan untuk memilih parameter-parameter



30 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



atau untuk melihat sebuah parameter yang berbeda. Tekan tombol OK untuk memilih sebuah daftar dari parameter-parameter yang tersedia. Operator dapat juga menggunakan tombol pada sisi kanan untuk memilih parameter-parameter yang diinginkan untuk dimonitor. Sorot bagian dari quad (segi empat) bagian itu akan dirubah jika diperlukan untuk memonitor status parameter lainnya. CATATATAN: Menu pilihan Monitor didalam Messenger dispalay mengijinkan pengguna untuk melihat satu atau dua parameter disaat satu waktu.



Gambar 34: Menu Payload. MENU PAYLOAD Masuk pilihan menu Payload dengan memilih Payload dari Main menu. Pilhan menu Payload mengijinkan pengguna untuk melihat informasi payload. Menu Payload akan ditampilkan sepanjang truck mendapatkan muatan: • • • • • •



Loading Loading – Last Pass Fully Loaded Traveling Loaded Stopped Loaded Dumping



31 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Payload gauge menunjukkan payload actual berat muatan saat itu. Nilai maksimal dari gauge menunjukkan batas overload (payload overload limit).



Gambar 35: Menu Service. MENU SERVICE Menu Service berisikan submenu-submenu sebagai berikut: • • • • • • •



Diagnotic (tidak diperlihatkan) Service parameter-parameter Calibration System Tests System Information Service Lamp (SCVSET) Tattletale (tidak diperlihatkan)



32 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 36: Submenu Diagnostic. MENU SERVICE – SUBMENU DIAGNOSTICS Ilustrasi di atas merupakan Submenu Diagnostics dalam Menu Service. Menu Active Events menampilkan ECM dan service hours (SMU) dimasing-masing event. Berikut adalah sebuah daftar informasi yang ditampilkan untuk active event:



• • • • • •



Electronic Control Modul Event Code Tanggal kejadia (Date of occurrence) Jam kejadian ( Time of occurrence) Warning Level Berapa kali kejadian ( Number of occurance)



Pilihan menu Logged Events menampilkan event-event dan diagnostic code yang telah direcod. Logged Events hanya dapat di clear/hapus dengan mendownload dan melakukan reset Network Manager dengan Cat ET. Pilihan menu Tirgger Snapshot menguijinkan pengguna untuk memprakasai/memulai snapshot secara manual dari system di tambahan snapshot yang siap dipogram. Snapshot akan tetap aktif sampai waktu yang telah lewat.



Pilihan menu Data Logger Start mengijinkan pengguna untuk memulai data logger. Jika informasi untuk data logger sedang didowload dari machine, data logger tidak dapat di start. Operator dapat memulai dan menghentikan data logger berkali-kali sampai total 30 menit dari data logging yang telah lewat. Pilihan menu Data Logger Reset mengijinkan pengguna untuk mereset data logger, yang mana membersihkan semua informasi logged. Tiga menit akan tersedia setelah data logger sudah direset. 33 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



CATATAN: Data Logger yang hanya file onboard yang dapat di reset melalui Advisor display. Advisor mengharuskan salah satu Servce Mode atau CAT ET harus dihubungkan ke data link untuk mereset data logger.



Gambar 37: Active Events. ACTIVE EVENTS Ilustrasi kanan atas memperlihatkan empat item pertama dari submenu Diagnostics.



Gunakan Up/Down arrow button (tombol panah Keatas/Kebawah) pada Advisor untuk menyorot Actives Events. Tekan tombol OK untuk melihat daftar semua event yang sedang aktif pada truck. Ilustrasi kiri bawah memperlihatkan daftar semua event yang sedang aktif pada truck. Gunakan tombol Keatas/Kebawah pada Advisor untuk menyorot sebuaj events yang spesifik dan kemudian tekan tombol OK untuk melihat informasi tambahan. Ilustrasi kanan bawah memperlihatkan Active Event Information screen untuk sebuah event yang spesifik (High Engine Coolant Temperature). Active Event information screen memperlihatkan sebagai berikut: • • • •



Event Error Code Service meter hours disaat terjadinya event Waktu dan tanggal terjadinya event ECM yang berhubungan 34 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



• • • •



Warning Level Jumlah tejadinya event Durasi terjadinya event Nilai dari kejadian



Tekan tombol Back/kembali pada Advisor dua kali untuk Kembali ke Top Level menu daripada submenu Diagnostic.



Gambar 38: Logged Events. LOGGED EVENT Gunakan tombol panah Keatas/Kebawah pada Advisor untuk menyorot Logged Events. Tekan tombol OK untuk melihat daftar semua logged events. Daftar Logged Events memperlihatkan semua event yang telah di log pada truck. Event yang telah dirubah dari active ke inactive (tidak aktif) yang ditampilkan pada daftar Logged Events. Gunakan tombol Keatas/Kebawah pada Advisor untuk menyorot sebuah event yang spesifik dan kemudian tekan tombol OK untuk melihat informasi tambahan. Ilustrasi kanan bawah memperlihatkan Logged Event Information screen untuk event yang spesifik (high Rear Brake Oil Temperature) Logged Event Information screen memperlihatkan sebagai berikut: • ECM yang berhubungan (MID)



35 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



• • • •



Warning Level Event Error Code Waktu dan Tanggal terjadinya event Service meter hours saat terjadinya event.



Tekan tombol Back/Kembali pada Advisor dua kali untuk kembali ke Top Level daripada submenu Diagnostic.



Gambar 39: Snapshot. TRIGGER SNAPSHOT Gunakan tombol Keatas/Kebawah pada Advisor untuk menyorot pilihan Trigger Snapshot. Status snapshot disebelah kanan sebaiknya awalnya “####” (ilustrasi atas). Tekan tombol OK pada Advisor untuk mentrigger snapshot. Seketika snapshot telah di trigger, status snapshot sebaiknya dirubah untuk Performed (ilustrasi bawah). Snapshot merecord data dari semua paramenter-parameter yang tersedia pada truck 5 menit sebelum snapshot ditrigger sampai satu menit setelah snapshot ditrigger. CATATAN: Snapshot Status tidak melakukan update terkini dalam Real Time. Itu hanya respon ketika ditekan OK. Network Maneger saat ini configurasi filenya memungkinkan dua snapshot untuk diambil. Jadi setelah snapshot pertama telah di 36 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



trigger dari Advisor, snapshot status akan tetap Performed bahkan setelah snapshot telah diambil (capture) penuh. Untuk mentrigger snapshot yang lain, sorot item Trigger Snapshot dan tekan tombol OK lagi. Meskipun snapshot status akan tetap Perfomed, snapshot kedua akan ditrigger. Jika pengguna untuk mentrigger sebuah snapshot setelah snaphot sudah siap ditrigger, snapshot status akan berubah ke FULL dan snapshot tidak akan direcord. Sesudah snapshot status FULL, data Snapshot sebaiknya di download dan direset dari Network Manager jadi lebih banyak snapshot dapat direcord kedapannya.



Itu juga memungkinkan untuk snapshot untuk ditrigger berdasarkan pada event yang terjadi pada machine. Event yang spesifik yang mentrigger snapshot adalah yang dikonfigurasi pengguna dan harus termasuk didalam Network Manager configuration file.



Gambar 40: Data Logger. DATA LOGGER START Gunakan tombol Panah Keatas/Kebawah pada Advisor untuk menyorot pilihan Data Logger Start dalam Diagnostics submenu. Jika Data Logger tidak di trigger dari Advisor sebelumnya, Data Logger ****” Status disebelah kanan akan menampilkan “ (Ilustrasi atas). Tekan tombol Ok untuk mengaktifkan Data Logger.



37 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Sesudah Data Logger sudah diaktifkan, Data logger status akan berubah ke Active (ilustrasi bawah) yang mana artinya bahwa Standard Data Logger sekarang sedang merecord data pada truck. Data Logger dapat merecord hingga 30 menit data. Data Logger akan berlangsung selama 30 menit penuh kecuali pengguna mematikan/stop secara manual data logger. Data Logger dapat secara manual di start dan di stop berkali kali sampai 30 menit data yang sudah direcord. CATATAN: Jika pengguna mencoba untuk start Data Logger ketika full/penuh (30 menit data yang sudah direcord), Data Logger Status akan berubah ke Full dan tidak banyak data yang akan direcord. Data dari Data Logger memungkinkan didownload dan direset menggunakan Network Manager atau mereset dengan Advisor sebelum Data Logger dapat merecod banyak data. CATATAN: Fungsi Continous Data Logger, yang mana kapanpun key start switch ON, akan merecord data truck data dari machine untuk 60 menit. Setelah 60 menit, Continuous Data Logger akan memulai untuk menghapus data yang paling lama sambil terus merecord data baru. Oleh karena itu, 60 menit dari key yang terakhir dari ke waktu key ON selalu disimpan dan tersedia untuk didownload. Data dapat diambil menggunakan Cat ET.



Gambar 41: Data Logger STOP.



38 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



DATA LOGGER STOP Data Logger dapat diberhentikan secara manual menggunakan pilihan Data Logger Stop. Untuk stop Data Logger, tekan tombol panah Keatas untuk geser dari pilihan Data Logger Start. Jika Data saat ini aktif, pilihan Data Logger Stop akan menggantikan pilihan Data Logger Start. Gunakan tombol panah Kebawah untuk menyorot pilhan Data Logger Stop. Advisor screen akan menampilkan Data Logger Stop (ilustrasi atas). Tekan tombol OK untuk menghentikan/stop Data Logger. Sesudah Data Logger dihentikan secara manual, status Data Logger seharusnya berubah ke Inactive (ilustrasi bawah). Jika 30 menit data sudah tidak direcord, pengguna boleh secara manual mengaktifkan data logger lagi disetiap saat. Untuk mengaktifkan Data Logger secara manual, tekan tombol Keatas untuk geser dari pilihan Data Logger Stop. Jika Data Logger sudah secara actual di stop, pilihan Data Logger Start akan menggantikan pilihan Data Logger Stop. Pengguna sekarang boleh menggunakan tombol panah Kebawah untuk menggeser balik ke pilihan Data Logger Start dan Data Logger Aktif.



Gambar 42: Data Logger Reset. DATA LOGGER RESET Data yang direcord dalam Data Logger dapat di bersihkan/clear menggunakan Advisor. Pilihan Data Logger Reset menghapus semua data dalam di 30 menit file data logger.



39 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Sesudah data logger di reset, data tidak dipulihkan; oleh karena itu, direkomendasikan pengguna mendownload Data Logger data menggunakan Cat ET sebelum melakukan reset Data Logger. CATATAN: Pilihan Time Left di kanan Data Logger Reset screen dan progress bar saat ini tidak difungsikan di Advisor. Sekarang ini Cat ET harus digunakan untuk melihat recording time life didalam file data logger.



Gambar 43: Service Submenus. SERVICE SUBMENUS Ilustrasi ini memperlihatkan submenus didalam service menu. Diagnostic submenu sudah dijelaskan sebelumnya. Ilustrasi kiri atas memperlihatkan pilihan Service Paremeters dalam service menu. Berikut pilihan Service Parameters yang akan ditampilkan: • Sort by ECM • Sort by Type Pilihan menu Sort by ECM mengijinkan pengguna untuk melihat parameterparameter yang berhubungan dengan setiap ECM. Semua parameter untuk ECM spesifik yang terdaftar. Berikut ECM-ECM yang dapat dipilih: • • • •



Network Manager Engine Chassis Brake 40 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



• Advisor atau Massenger display Pilihan menu Sort by Type mengijinkan pengguna untuk melihat parameterparameter yang berhubungan dengan komponen-komponen yanga berbeda. Berikut type dari parameter-parameter yang dapat dipilih: • Temepratures • Pressures • Speeds • Machine Status • Operator Insputs • Totals • Fuel monitoring Pilihan Calibration Submenu terdiri dari Truck Payload calibration. Instrument cluster akan memulai selt-test ketika key start switch digerakkan ke posisi ON. Jarum gauge akan bergerak ke posisi kanan maksimum selama 0.5 detik dan kemudian kembali ke posisi kiri minimum. Aksi ini mencegah jarum gauge dari melingkar/memutar ke sisi bawah gauge jika display dibalik. System Test submenu juga mengijinkan pengguna untuk melakukan manual lube test dan stall diagnostic test. System Informasi submemu mengijinkan pengguna untuk melihat informasi machine



ECM-ECM berikut: • • • • • •



Advisor atau Menssenger display Engine Chassis Brake Instrument cluster Product Link Network Manager



41 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 44: Calibration Truck Payload. CALIBRATION Untuk calibration Truck Payload, pilih Truck Payload dan tekan tombol OK. Advisor tidak akan mengijinkan calibration kecuali Service Mode di enabled. Service Mode akan di diskusikan kemudian dalam modul ini. Ilustrasi memperlihatkan tahapan/step untuk payload calibration. Berikut arahan pada Advisor panel. Ketika calibration lengkap, tekan tombol NEXT.



42 PT. CIPTAKRIDTAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 45: Menu Setting. MENU SETTINGS Menu Setting mengijinkan pengguna untuk akses submenu berikut: • • • • •



Display setup Machine Chassis Brake Telematics



Parameter-parameter Display Setup untuk preferensi operator untuk Advisor display.



Berikut parameter-parameter bisa diatur: • • • • • • •



Language/Bahasa Units/satuan Contrast Light On/hidupkan lampu Light Off/matikan lampu Date format/format tanggal Time format/fomat waktu



Machine setting mengijinkan pengguna untuk set/atur parameter-parameter berikut:



• Product ID • Equipment ID



43 PT. CIPTAKRIDTAMA



777E Off-Highway Truck



Chassis setting mengijinkan parameter-parameter untuk disesuaikan sebagai berikut: • Auto Lube Duration • Body Up Gear Limit • Machine Overload Speed Limit Brake setting mengijinkan parameter-perameter untuk disesuaikan sebagai berikut: •



Max Desired Engine Retarding Speed Telematics



menu mengijinkan akses sebagai berikut:



• • • •



Target Payload Overload Limit Last Pass Enabled Road Analysis Severity



Gambar 46: Menu Service Mode. MENU SERVICE MODE Service Mode menu mengijinkan pengguna enable dan disable Service Mode. Service Mode mengijinkan akses service yang lebih terkait fungsi-fungsi. Memasukkan password screen akan ditampilkan jika password sudah dimasukkan pada Cat ET. Password yang dijaga melalui Cat ET dan akan default karena tidak ada password ditetapkan.



44 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Advisor akan masuk Service Mode setelah password sudah dimasukkan secera tepat. User dapat disable Service Mode dengan menekan tombol OK ketika didalam menu Service Mode. Berikut daftar summary service mode functions yang dapat dilindungi password: • • • • • • • • • • • • • • •



Product ID Change (peruban ID porduk) Equipment ID Change (perubahan ID unit) Top Gear Limit Change (perubahan batasan gear tertinggi) Body Up Gear Limit Change (perubahan batasan gear tertinggi saat dump body ke atas) Machine Overload Speed Limit Change (perubahan batasan kecepatan saat machine mengalami overload) Machine Speed Limit Change (perubahan kecepatan machine) Desires Engine Retarding Speed Change) Target Payload Change (jika dipasang payload) Payload Overload Limit Change (jika dipasang payload) Lass Pass Enabling (jika dipasang payload) Diagnostic/Event Clear Capabilty Payolad Calibration Data Logger Reset Snapshot – Configure Tattletale – Clear



45 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TOPIK 4 ENGINE SYSTEM



Gambar 47: Engine C32. PENDAHULUAN Gambar di atas merupakan engine C32 yang digunakan di 777E Off-Highway Truck. Engine ini merupakan V-12 yang menggunakan dua turbocharger, Air to Air AfterCooler (ATAAC), dan Mechanical Electronic Unit Injection (MEUI) untuk power, reliability, dan fuel economy (hemat bahan bakar). C32 memenuhi U.S. EPA Tier 2 Nonroad Equivalent Emission Standards dan Cina Nonroad III Emission Standards. C32 engine juga menggunakan A4: E4 Engine Electronic Control Module (ECM), yang didinginkan oleh udara. Rated engine di 1016 gross horpower (758 kW).



Komponen-komponen utama dari sisi kiri engine adalah: • • • • •



Crankcase breather (1) Engine oli drain plug (2) Turbocharger (3) Exhaust manifold (4) Stater motor (5)



46 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 48: Engine C32 Sisi Kanan. SISI KANAN ENGINE Komponen-komponen utama dari sisi kanan engine adalah: • • • • • • • • •



Crankcase breather (1) Turbocharger (2) Starter motor (3) Brake oil cooler (4) Engine oil filters (5) Secondary fuel filter (6) Tertiary fuel filter (7) Engine ECM (8) Engine oil S•O•S port (9)



Gambar 50: Engine C32 Sisi Kanan. 47 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



BELAKANG ENGINE Gear train di belakang engine mirip dengan 777D. Pada 777E air compressor (1) digerakkan diujung belakang engine. Gear train juga menggerakkan engine flywheel (2), dan shaft (3) yang mentransfer power ke pump drive untuk hydraulic.



Gambar 51: Engine Electronic Control System. ENGINE ELECTRONIC CONTROL SYSTEM C32 Engine terdiri dari komponen-komponen input, komponen output, dan Engine ECM (1) untuk mengatur kwalitas dan jumlah fuel untuk efisiensi operasi engine dalam persyaratan emisi. A4:E4 ECM yang mempunyai 120-pin dan 70pin connector (J1). Engine dilengkapi dengan active dan passive sensor, yang menerima data tekanan, temperature, dan speed/timing dari engine system dan relay yang menginformasikan ke Engine ECM. Engine ECM memproses data dan bersamaan mengirim signal output ke komponen output untuk mengatur fungsi engine. Komponen-komponen input adalah: • Throttle position sensor (2): Sensor ini mengirim sinyal ke Engine ECM menunjukkan posisi throttle pedal. • Ground level shutdown switch (3): Switch ini adalah input ke Engine ECM untuk shut down engine.



48 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



• Throttle lock and back-up switch (4): Bagian throttle back-up digunakan jika disana terjadi kegagalan pada accelerator pedal. Operator dapat menggunakan switch untuk menaikkan engine speed sampai 1300 rpm untuk menggerakkan truck ke area service. Throttle lock section menjaga kecepatan engine di full throttle tanpa menginjak pedal accelerator. • Atmospheric pressure sensor (5): Sensor ini sebuah input ke Engine ECM dan digunakan sebagai referensi air filter retriction (hambatan saringan udara). Sensor juga digunakan untuk memberikan informasi untuk Engine ECM selama beroperasi di ketinggian. • Oil pressure sensor (6): Sensor ini input ke Engine ECM untuk memberikan informasi peringatan tekanan oli rendah, engine derate jika tekanan oli rendah, atau logged event. •



Engine speed/timing sensor (8-9): Sensor ini adalah mengirim sinyal ke Engine ECM untuk menentukan speed/kecepatan, arah putaran, dan timing engine.



• Turbocharger air inlet pressure sensor (10): Sensor ini adalah input ke Engine ECM untuk memberikan informasi tentang hambatan udara sebelum turbocharger. ECM menggunakan informasi ini untuk engine derate dan logged event. • Intake manifold air (boost) pressure sensor (11): Sensor ini adalah input ke Engine ECM. • Intake manifold air temperature sensor (12): Dua sensor ini memberikan data temperature udara yang masuk, yang diukur dimasing-masing engine air inlet manifold, untuk Engine ECM. ECM menggunakan informasi ini untuk engine derate dan logged events. • Exhaust temperature sensor (13): Lokasi dua sensor berada dimasingmasing exhaust manifold. Exhaust temperature sensor mengirim sinyal ke Engien ECM menandakan exhaust temperature. • Fuel pressure sensor (14): Sensor ini digunakan untuk memonitor tekanan bahan bakar setelah secondary filter dan sebelum tertiary filter, dan mengirim sinyal ke Engine ECM. ECM menggunakan informasi ini untuk derate engine dan logges event. • Fuel temperature sensor (15): Sensor ini mengirim data temperature bahan bakar ke Engine ECM. ECM menggunakan informasi ini untuk engine derate dan logged event. Berdasarkan sinyal input, Engine ECM menganalisa informasi input dan energizes electronic unit injector (16) untuk mengontrol jumlah bahan bakar yang dikirimkan ke engine dengan cara mengirim arus ke coil pada electronic unit injector. Engine ECM juga mengirim sebuah arus untuk energize fuel priming pump relay (17) dan ether aid solenoid (18).



49 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 52: Electronic Control Module Engine ENGINE ECM Penginjeksian bahan bakar dan system monitoring yang diatur oleh A4:E4 Engine ECM (1), yang mana lokasinya di kanan depan diatas valve cover. J2 engine harness connector (2) ada 120-pin konektor. J1 machine harness connector (3) ada 70-pin konektor. Engine ECM merespon engine input dengan mengirim sinyal ke output komponen yang tepat untuk mulai berkerja. Sebagai contoh, Engine ECM menerima sebuah sinyal high coolant temperature. Engine ECM mengartikan input sinyal, mengevaluasi status kerja saat itu, dan menderate supalai bahan bakar.



Engine ECM menerima tiga tipe sinyal yang berbeda: • Switch input: Memberikan saluran sinyal ke battery, ground, atau open. • PWM input: Memberikan saluran sinyal dengan gelombang segi empat dari frequensi yang spesifik dan variasi duty cycle. •



Speed signal: Memberikan saluran sinyal yang mungkin berulang, bentuk sinyal level voltase tetap, atau gelombang sinus dengan variasi level dan frekuensi.



Lokasi Cam speed/timing sensor (4) di atas sisi kanan engine di belakang timing gear housing. Cam sensor digunakan sebagai back-up untuk crank speed/timing sensor. Jika crank speed/timing sensor gagal, cam speed/timing sensor mengijinkan untuk terus beroperasi.



50 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 53: Sensor Input ECM Engine. SENSOR DI ATAS ENGINE Lokasi atmospheric sensor (2) di atas engine sisi arah kanan depan. Atsmospheric pressure sensor adalah analog sensor yang dimonitor oleh Engine ECM. ECM memonitor atmospheric sensor untuk altitude derate, air inlet retriction derate, dan sebagai reference calibration sensor yang lain. Lokasi intake air temperature sensor (3) di atas engine. Intake air temperature sensor menghasilkan sinyal analog yang dimonitor oleh Engine ECM. ECM memonitor intake temperature sensor untuk melakukan derate engine pada temperatur tinggi, engine shutdown pada temperature tinggi, dan untuk sinyal monitoring system sedang ada masalah. CATATAN: Jika event high temperature yang cukup berat, monitoring system akan mengeluarkan sebuah Level warning 3. Operator harus memarkir machine segera. Ketika Engine ECM memutuskan bahwa ground speed nol dan transmission didalam posisi PARK, engine akan secara otomatis shut down. Intake manifold pressure sensor (4) digunakan untuk mengkalkulasi boost. Coolant temperature sensor (1) di atas engine arah sisi kiri depan. Coolant temperature sensor adalah analog sensor yang dimonitor oleh Engine ECM. Ketika coolant temperature terlalu tinggi, Engine ECM akan mengirim sinyal ke monitoring system untuk manampilkan sebuah warning. Engine ECM juga menggunakan temperature sensor sebagai informasi untuk fungsi cold mode seperti perubahan timing, elevated idle, cold cylinder cut-out, dan ether injection.



51 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 54: Cransaft Speed/Timing dan Oil Pressure Sensor. CRANKSAFT SPEED/TIMING DAN OIL PRESSURE SENSOR Lokasi cracksaft speed/timing sensor (1) di bawah kiri engine arah sisi depan. Crank sensor mengukur engine speed dan timing untuk mengatur timing dan delevery bahan bakar untuk tiap-tiap cylinder. Sensing engine speed mengijinkan pengaturan kecepatan, pembatasan bahan bakar, dan fuel injection timing. Jika crank speed/timing sensor gagal, cam speed/timing sensor mengijinkan untuk berkerja terus. Lokasi oil pressure sensor (2) di sisi kiri engine. Oil pressure sensor adalah analog sensor yang dimonitor oleh Engine ECM. Ketika tekanan oli terlalu rendah, Engine ECM akan memberi sinyal ke monitoring system untuk menampilkan warning. ECM juga akan mengunci/Log event yang diperlukan sebuah factory password untuk clear/membersihkannya.



52 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 55: Radiator, ATTAC, Condenser dan Fuel Cooler. COOLING SYSTEM Jacket water cooling system pada 777E menggunakan aluminum radiator (1), yang menggantikan folded core radiator pada 777D. Aftercooler cooling system di 777E Truck adalah ATAAC system. ATAAC core (2) lokasinya di depan radiator. Udara pemasukan yang didinginkan setelah dikompres oleh turbochager sebelum dikirim ke ruang bakar. Dibawah ATTAC core adalah air conditioning condenser (3) dan dibelakang condenser adalah new fuel cooler (4).



53 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 56: Komponen-Komponen Cooling System. KOMPONEN-KOMPONEN COOLING SYSTEM Jacket water coolant mengalir dari water pump melewati cooler (2), brake oil cooler (3), dan transmission oil cooler (4) menuju ke sisi kanan engine cylinder block.



Coolant mengalir melewati engine block menuju ke cylinder head. Dari cylinder head, coolant mengalir ke dua temperature regulator yang ada didalam regulator housing (5). Ketika engine mencapai temperature operasi, coolant mengalir ke radiator. Sebelum engine mencapai temperature operasi, coolant melewati bypass tube menuju ke water pump untuk bersirkulasi lagi sampai engine mencapai temperature operasi.



Gambar 57: Pengiriman Fuel System.



54 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



FUEL SYSTEM Ilustrasi di atas adalah block diagram fuel system. Fuel ditarik dari fuel tank (8) melewati primary fuel filter (2) oleh transfer pump (7). Transfer pump mengirim fuel melewati secondary fuel filter (3) dan tertiary fuel filter (10) sebelum mencapai right fuel gallery (4), left fuel gallery (6), dan fuel injector.



Fuel yang tidak digunakan untuk injection mengalir disekitar masing-masing injector body untuk mendinginkan injector dan kemudian mengalir melewati fuel pressure regulator (5) dan fuel cooler (9) sebelum kembali ke fuel tank. Fuel pressure regulator menjaga tekanan fuel system kira-kira 560 kPa (80 psi). Electric priming pump (1) menyediakan fuel untuk transfer pump dan secondary dan tertiary fuel filter untuk membersihkan beberapa udara yang sudah masuk ke system selama sedang melakukan service.



Gambar 58: Komponen-Komponen Fuel System. KOMPONEN-KOMPONEN FUEL SYSTEM Primary fuel filter (1) dipasang ke frame upright kanan. Fuel filter meliputi sebuah water separator (2). Fuel pirming pump (3) ada di atas fuel filter, priming switch sudah di lepas. Untuk priming fuel system, memutar key start switch ON. Electric fuel priming pump akan aktif jika fuel pressure rendah. Seperti membuang udara dari fuel system, tekanan fuel akan meningkat. Fuel priming pump akan beroperasi sampai tekanan fuel yang memadai/cukup tercapai. Tekanan fuel dapat dimonitor menggunakan Advisor atau Cat ET. Dari primary fuel filter, fuel mengalir ke fuel transfer pump (4) di atas engine bagian belakang. Fuel transfer pump dipasang disisi depan timing gear cover dan 55 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



digerakkan oleh gear didalam gear train belakang. Fuel transfer pump memiliki sebuah bypass valve untuk melindungi komponen-komponen fuel system dari tekanan yang berlebihan. Bypass valve disetting lebih tinggi daripada settingan pressure regulator. Fuel mengalir dari transfer pump ke secondary fuel filter (5) dan tertiary fuel filter (6). Dari fuel filter, fuel mengalir melalui hose di depan engine ke fuel injector. Fuel kembali dari injector mengalir melewati fuel hose di belakang engine ke fuel pressure regulator (7) sebelum kembali ke fuel tank melalui fuel cooler. Fuel pressure regulator memiliki sebuah check valve yang dipasang didepan manifold. Fuel pressure regulator menjaga tekanan kira-kira 550 kPa (80 psi) pada engine fuel load.



Gambar 59: Sisi Depan Kanan Engine. SISI DEPAN KANAN ENGINE Lokasi secondary fuel filter (1) dan tertiary fuel filter (2) di depan, sisi kanan engine. Lokasi fuel pressure sensor (3) dan fuel temperature sensor (4) di atas fuel filter base. Fuel pressure sensor mengirim sinyal ke Engine ECM menandakan tekanan bahan bakar setelah filter. Fuel temperature sensor mengirim sinyal ke Engine ECM menandakan temperture bahan bakar. Engine ECM menggunakan temperature bahan bakar untuk mebuat koreksi pada fuel rate (jumlah bahan bakar) dan menjaga tenaga tanpa memperhatikan temperature bahan bakar. Keistimewaan ini yang disebut “Fuel Temperature Compensation.” Fuel pressure test port (5) dapat digunkan untuk mengecek tekanan bahan bakar pada outlet fuel filter. 56 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 60: Air Intake Dan Exhaust System. AIR INTAKE DAN EXHAUST SYSTEM Gambar di atas merupakan komponen-komponen didalam air intake dan exhaust system. Turbocharger (1) digerakkan oleh gas exhaust yang berasal dari cylinder, yang masuk ke sisi turbin daripada turbocharger dari exhaust manifold (2). Gas exhaust mengalir melewati turbocharger dan exhaust piping (3) ke muffler (4). Udara bersih dari air filter (5) masuk ke sisi compressor daripada turbochager mengalir ke ATTAC core (7). Setelah udara didinginkan oleh ATAAC, udara mengalir ke intake manifold (8) dan cylinder dan bergabung dengan fuel untuk combustion/pembakaran.



Gambar 61: Air Filter. 57 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



AIR FILTER Udara luar masuk plecleaner (1) dan mengalir melewati air filter element yang ada didalam air filter housing (2), lokasinya di atas platform kanan. Filter housing dapat diakses dari depan air cleaner housing. Dua filter element yang dipasang di masing-masing filter housing. Element besar adalah primary element dan element yang kecila adalah secondary element. Ketika melakukan service air filter element, bersihkan precleaner housing dan dust valve (3). Dust valve membuka ketika engine OFF dan menutup ketika engine running. Dust valve harus flexsilbel dan menutup ketika engine running atau precleaner akan tidak berfungsi secara tepat dan air filter akan mempunyai umur yang pendek. Dua turbocharger air inlet pressure sensor (4) dipasang ke outlet air filter housing. Signal dari pressure sensor dimonitor oleh Engine ECm. Berdasarkan pada signal sensor, Engine ECM dapat menentukan ketika air filter sudah mengalir kebuntuan/hambatan karena debu dan contaminant. Engine ECM akan mengirim alert message (sinyal pesan) ke monitoring system ketika air filter perlu dilakukan service. Engine derate dapat terjadi jika air filter buntu/terhambat.



Air filter service indicator (5) juga dapat diakses dari platform kanan.



Gambar 62: Exhaust Temperature Sensor. EXHAUST SENSOR Dua exhaust temperature sensor (panah) ada di masing-masing exhaust manifold. Exhaust temperature sensor mengirim sebuah signal ke Engine ECM yang menunjukkan exhaust temperature.



58 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Ketika engine running di low ilde, temperature daripada exhaust manifold port dapat mengindikasikan kondisi dari fuel injection nozzle. Temperature rendah mengindikasikan bahwa tidak ada fuel yang mengalir ke cylinder. Tidak bekerjanya nozzle atau sebuah problem dengan fuel injection pump dapat menyebabkan temperature rendah. Temperature yang sangat tinggi dapat mengindikasikan bahwa banyak fuel yang mengalir ke cylinder. Rusaknya fuel injection nozzle, air filter tersumbat, atau terhambat didalam turbocharger atau muffler dapat menyebabkan sangat tingginya temperature.



59 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TOPIK 5 POWER TRAIN SYSTEM



Gambar 63: Komponen-Kompenen Power Train System. PENDAHULUAN Power train 777E Off-Highway Truck dikontrol secara electronic dan dioperasikan secara hydraulic. Chassis ECM mengatur Electronic Clutch Pressure Control (ECPC) transmission shifting dan operasi torque conventer lockup clutch. Transmission mempunyai tujuh kecepatan maju dan satu kecepatan mundur.



Ada three-section torque conventer pump (1) mengirim oil melewati torque conventer oil filter (2) menuju ke torque conventer (3) dan melewati parking brake release oil filter (4) menuju ke parking brake release valve (5). Three-section torque conventer pump juga termasuk sebuah torque conventer scavenge section dan sebuah optional fourt section (pilihan 4 bagian) untuk brake cooling system pada trucks dengan front brake yang didinginkan dengan oil. Two-section pump (6) mengirimkan oil melewati transmission oil filter (7) menuju ke transmission (8) dan termasuk sebuah transmission scavange section. Aliran tenaga dari engine melewati torque conventer dan drive shaft (9) ke transfer gear (10) dan transmission. Dari transmission, tenaga diransferkan menuju ke differential (11) dan final drives.



60 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 64: Power Train Hydraulic System. POWER TRAIN HYDRAULIC SYSTEM Gambar di atas merupakan power train hydraulic system yang memperlihatkan aliran oil melewati torque conventer dan transmission hydraulic system untuk 777E.



Three-section torque conventer pump (1) ada dibelakang torque conventer housing (2). Torque conventer scavange section (dipasang dengan pump drive dibelakang torque conventer housing) scavenge oil dari bawah torque conventer case dan oil return/kembali menuju ke hoist, torque conventern, brake tank (3). Torque conventer charging section mengirim oil melewati torque conventer oil filter (4) menuju ke torque conventer inlet relief valve (5) dan torque conventer (6). Oil mengalir dari outlet valve (6). Oil mengalir dari outlet relief valve menuju ke brake cooling circuit (7). Parking brake release pump section dari torque conventer pump mengirim oil melewati parking brake release oil filter (8) menuju ke pressure reducing valve (9). Pressure reducing valve mengatur tekanan oil menuju lockup clutch valve (11). Parking brake release pump section juga mengirim menuju ke parking brake valve (12). Dan kemudian ke traction control valve (10) (opsional) dan melewati sebuah check valve ke pilot solenoid valves yang dipasang pada hoist valve (13).



NOTE: Pada tuck yang dilengkapi cooled front brake, torque conventer pump terdiri four-section pump dengan sebuah brake cooling section yang dipasang disisi terluar dari ujung pump. CATATAN: Pada truck dengan pendingin oli brake depan, torque conventer pump ada four-section pump (empat bagian) dengan sebuah brake cooling section yang dipasang diujung luar daripada pump.



61 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Two-section transmission pump (14) dipasang dengan rear pump drive (15) pada sisi kanan truck. Transmission scavange section menarik oil dari sump dibawah transmission (16) dan mengirim oil melewati transmission oil cooler (17) dan menuju ke transmission hydraulic tank (18). Transmission charging section mengirim oli melewati transmission oil filter (19) menuju ke hydraulic control valves (20) di atas transmission.



Gambar 65: Komponen-Komponen Input dan Output Chassis ECM. CHASSIS ECM INPUT DAN OUPUT COMPONENT Gambar di atas memperlihatkan chassis electronic control system input dan output yang dihubungkan dengan power train control. CATATAN: Chassis ECM juga menerima input signal dari komponen-komponen machine lainnya dan mengatur fungsi-fungsi machine lainnya, seperti hoist system. Beberapa input Chassis ECM lainnya dan komponen-komponen output yang diperlihatkan selama berdiskusi system lainnya. Tujuan utama dari Chasss ECM (1) adalah untuk menentukan transmission gear yang diinginkan dan energize solenoid yang tepat untuk shift transmission naik atau turun saat diperlukan berdasarkan informasi dari operator dan machine. Chassis ECM menerima informasi dari berbagai input komponen-komponen (2)(12) terlihat pada sisi kiri gambar. Berdasarkan pada informasi input, Chassis ECM menentukan apakah transmission harus upshift, downsift, engage lockup clutch, atau membatasi/limit transmission gear. Tindakan ini dilakukan dengan mengirimkan signal output menuju ke modulation valve solenoid (13)-(19) dan lockup clutch solenoid (20).



62 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Engine ECM (21), monitoring system, Chassis ECM, dan Brake ECM semuanya saling berkomunikasi melalui Cat Data Link (22) dan CAN Data Link (23). Komunikasi antar module mengijinkan sensor-sensor dari setiap system untuk dibagi.



Gambar 66: Feature Transmission Chassis ECM. TRANSMISSION FEATURES Berdasarkan pengaturan Transmission Shifting dan Torque Conventer Lockup, Chassis ECM juga mengatur fungsi-fungsi lainnya seperti yang terlihat di atas. Seperti halnya Control Throttle Shifting (CTS), Directional Shift Management, dan Top Gear Limit. Disana ada beberapa tersedia parameter-parameter yang dapat diprogram dengan Chassis ECM. CATATAN: Mengacu pada Transmission Electronic Control System Operation, Troubleshoting, Testing, and Adjusting Manual untuk informasi tambahan tentang fungsi-fungsi Transmission ECM dan pemograman parameter-paratemer.



63 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 67: Transmission Chassis ECM. KOMPONEN–KOMPONEN POWER TRAIN Chassis ECM (panah) ada dikompartment belakang kabin. Chassis ECM melakukan pengaturan fungsi-fungsi transmission, dan beberapa fungsi-fungsi machine lainnya (hoist dan secondary steering control). Sebab secara fungsional dari pengaturan, itu mengacu ke chassis ECM. Chassis ECM adalah A4:M1 module dengan 70-pin konektor. Chassis ECM berkomunikasi dengan Engine ECM, Brake ECM, monitoring system melalui Cat dan CAN Data Links.



64 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 68: Transmission Control Lever. TRANSMISSION SHIFT LEVER DAN POSITION SENSOR Di dasar shift lever (1) ada sebuah position sensor, yang memberikan input signal ke Chassis ECM ketika operator menggerakkkan lever. Saat lever digerakkan, position sensor mengirim signal PWM ke ECM. Lever position sensor menerima 24 VDC dari machine electrical system. Sensor berisi empat pin yang digunakan untuk calibration pada beberapa aplikasi machine. Juga terlihat di gambar atas adalah drive gear Up Switch dan driver gear DOWN switch (3). Driver gear switch merupakan toggle switch yang mengirim signal ke Chassis ECM. Ketika driver gear UP switch ditekan, limit/batasan gear tertinggi dapat ditingkatkan sampai tujuh gear. Ketika drive gear DOWN switch ditekan, limit gear tetinggi dapat dikurangi turun ke gear ketiga.



Transmission shift lever lock button (4) tidak mengunci shift transmission shift lever ketika ditekan.



65 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 69: Body Up Switch. BODY UP SWITCH Body up switch (1) ada diatas frame dekat support pin bushing (2) belakang. Magnetic switch ini normally open. Ketika body dinaikkan, sebuah magnet (3) yang dipasang pada truck body (tidak terlihat) melewati switch dan menyebabkan switch close. Menghasilkan ground signal yang dikirimkan ke Chassis ECM. Signal ini digunakan untuk membatasi gear tertinggi kedalam transmission yang akan shift ketika body dinaikkan. Body up top gear nilainya dapat diprogram dari SATU ke TIGA dengan ET. ECM datang dari pabrikan dengan setinggan ke gear SATU. Ketika mengenderai menjauhi dumpingan, transmission tidak akan shifting melewati gear SATU sampai body diturunkan. Jika transmission siap diatas set limit gear ketika body up dinaikkan, tidak ada pembatasan yang dilakukan. Body up switch signal juga digunakan untuk mengatur hoist control valve posisi SNUB. Saat body diturunkan dan magnet melewati body up switch, Chassis ECM signal hoist lower solenoid untuk menggerakkan hoist valve spool ke posisi SNUB. Didalam posisi SNUB, kecepatan body floating dikurangi untuk mencegah body kontak keras dengan frame. Input body up switch memberikan fungsi sebagai berikut: • • • •



Body up gear limiting (pembatasan gear saat body dinaikkan) Hioist snubbing Menyalakan lampu body up Signal penghitungan load baru (setelah 10 seconds didalam posisi RAISE)



Sebuah diagnostic code terjadi jika Chassis ECM tidak menerima closed (ground) signal dari switch dalam empat jam waktu operasi atau open signal dari switch dalam satu jam waktu operasi. Body up switch harus di adjust secara tepat untuk semua fungsi beroperasi secara tepat. 66 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Dua LED yang ada di body up switch. LED hijau menunjukkan bahwa adanya power battery. Amber (kekuningan) LED menunjukkan switch closed (grounded). Body position switch dapat dinaikkan dan diturunkan sedikit pada bracket notches untuk memulai SNUB lebih cepat atau lambat. CATATAN: Snub feature dapat juga di adjust dalam Cat ET hoist configuration screen dengan memilih Hoist lower valve adjustment status.



Gambar 70: Transmissin Speed Sensor. SPEED SENSOR Gambar di atas menunujukkan power train speed sensor yang memberikan infomasi kecepatan ke Chassis ECM. Lokasi transmission output speed sensor (1) berada di transfer gear housing pada ujung input transmission dibelakang cover (2). Meskipun sensor-sensor secara fisik diletakkan dekat ujung input transmission, sensor-sensor mengukur kecepatan output shaft transmission. Sensor-sensor adalah dua-wire passive sensor. Passive sensor digunakan mengggunakan gigi output shaft yang dilewati untuk memberikan sebuah signal frekuensi. Signal dari sensor yang digunakan untuk shifting secara otomatis. Signal juga digunakan untuk menggerakkan speedometer dan sebagai inputan untuk electronic control lainnya. Chassiss ECM juga melakukan sebuah pengecekkan antara dua transmission output speed dan transmission input speed untuk memastikan bahwa ECM menghitung teliti kecepatan transmission. Pengecekkan ini juga menggunakan kecepatan untuk menentukan arah transmission.



67 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Transmission input speed sensor (3), ada di atas transfer gear housing dibawah sebuah cover (4), dan mengirim inputan signal ke Chassiss ECM yang menunjukkan torque conventer output speed. ECM menggunakan informasi conventer output speed untuk konfirmasi bahwa transmission output speed adalah benar jika satu dari transmission output speed sensor gagal. Transmission input dan output speed juga digunakan untuk menghitung slip time. CATATAN: Chassis ECM menggunakan engine speed signal input dari Engine ECM untuk menentukan actual engine speed. Actual engine speed merupakan satu parameter yang digunakan untuk menentukan transmission shift point secara tepat dan untuk menghitung lockup slip time.



Gambar 71: Komponen-Komponen Torque Conventer. KOMPONEN-KOMPONEN TORQUE CONVENTER HYDRAULIC SYSTEM Torque conventer (1) memberikan hubungan fluid yang mengijinkan engine untuk terus-menerus running dengan truck berhenti. Dalam converter drive, torque conventer melipat gandakan torsi untuk transmission. Di ground speed yang lebih tinggi, lockup clutch solenoid (2) engages lockup clutch untuk memberikan direct drive. NETRAL dan REVERSE (mundur) adalah hanya conventer drive. FIRST SPEED (maju satu) adalah conventer drive saat kecepatan dibawah 8 km/h (5 mph) dan direct drive saat kecepatan diatas 8 km/h (5 mph). SECOND (dua) sampai SEVEN SPEEDS (tujuh) hanya direct drive. Torque conventer dalam conventer drive diantara setiap perpindahan gigi (selama clutch engagement) untuk memberikan perpindahan gigi yang halus. Torque conventer housing merupakan tempat oli untuk suplai troque conventer. 68 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Three-section torque conventer pump (3) ada dibelakang torque conventer. Tiga section (mulai dari torque conventer) adalah: • Torque conventer scavenge • Torque conventer charging • Parking brake relaease/lockup clutch CATATAN: Pada truck dengan cooled front brake, torque conventer pump ada four-section pump dengan sebuah brake cooling section yang dipasang pada ujung-ujung daripada pump. Brake cooling pump menarik oli dari hydraulic tank dan mengirim oli ke brake oil coolers. Torque conventer scavenge pump menarik oli melewati sebuah screen didalam torque conventr sump dan mengirim oli menuju ke bagian hydraulic tank hoist, torque conventer, brake (4). Toque conventer charging pump menari oli melewati screen didalam torque conventer, hoist, dan brake hydraulic tank dan mengirim oli menuju ke torque conventer oil filter (5) lanjut ke torque conventer inlet relief valve (6) dan menuju ke torque conventer. Torque conventer inlet relief valve membatasi tekanan maksimum suplai oli menuju torque conventer. Jika inlet pressure terlalu tinggi, kelebihan oli dibuang secara langsung kembali ke tank. Oli dari torque conventer charging pump juga mengalir melewati inlet relief valve dan masuk ke torque conventer. Parking brake release/lockup clutch pump menarik oli dari sebuah screen didalam hoist, torque conventer, dan brake hydraulic tank dan mengirim oli melewati parking brake relase oil filter (7) menuju ke parking brake release valve (8) dan lanjut ke pressure reducing valve (9). Pressure reducing valve mengatur tekanan oli menuju ke lockup clutch solenoid. Torque conventer outlet relief valve (10) dipasang dibagian belakang torque conventer housing.



69 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 72: Outlet Relief Valve Torque Conventer. TORQUE CONVENTER OUTLET RELIEF VALVE torque conventer outlet relief valve (1) menjaga tekanan minimum didalam torque conventer. Fungsi utama outlet relief valve adalah untuk menjaga torque conventer penuh dengan oli untuk mencegah cavitasi. Tekanan outlet dapat diukur di tap (2) pada relief valve. Oli mengalir dari outlet relief valve menuju ke sirkuit brake cooling.



Torque conventer outlet temperature sensor (3) mengirim signal ke Chassiss ECM yang menandakan torque conventer oli temperature.



Gambar 73: Lockup Clutch Modulating Valve TQ Drive. 70 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



LOCKUP CLUTCH MODULATING VALVE – TORQUE CONVENTER DRIVE



Torque conventer lockup-clutch modulating valve terdiri dari sebuah proportional solenoid (1) yang menerima sebuah signal dari Chassis ECM untuk engage dan release torque conventer lockup clutch. Gambar di atas merupakan lockup clutch modulating valve dengan tidak ada signal arus ke solenoid (TORQUE CONVENTER DRIVE atau NETRAL). Chassis ECM mengatur jumlah aliran oli yang melewati lockup clutch modulating valve menuju ke lockup clutch (2) dengan mengubah kekuatan signal arus yang munuju ke solenoid. Dengan tidak adanya signal arus yang menuju solenoid, transmission modulating valve DE-ENEGIZED dan aliran oli ke clutch ditutup. Oli dari pressure reducing valve (3) mengalir kedalam valve body disekitar valve spool dan masuk kedalam sebuah jalur yang dibor di tengah valve spool. Oli mengalir melewati jalur yang dibor dan orifice munuju kesebelah kiri valve spool menuju ke drain orifice. Karena disana tidak ada gaya yang menggerakkan pin assembly untuk menahan ball pada drain orifice, oli mengalir melewati spool dan drain orifice lalu bola menuju ke tank. Spring yang ada disebelah kanan spool dalam gambaran ini menahan valve spool kekiri. Valve spool membuka jalur antara jalur clutch dan jalur tank dan menutup jalur antara jalur clutch dan pump supply port. Aliran oli ke clutch ditutup. Oli dari clutch didrain (dibuang) ke tank, yang mencegah clutch engagement.



Gambar 74: Lockup Clutch Modulating Valve Direct Drive. LOCKUP CLUTCH MODULATING VALVE – DIRECT DIRVE Gambar di atas merupakan lockup clutch modulating valve dengan signal arus maksimal yang diperintahkan menuju ke proportional solenoid (1). Ketika silkus



71 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



modulation berhenti, Chassiss ECM mengirim maksimal signal arus yang ditetapkan untuk lockup clutch engage penuh (2) (DIRECT DRIVE). Signal arus konstan mendorong pin dengan kuat melawan bola didalam solenoid valve. Gaya pin tehadap bola menutup oli lebih banyak dari aliran yang melewati drain orifice. Hambatan ini menyebabkan sebuah peningkatan tekanan di sebelah kiri valve spool. Valve spool bergerak kekanan untuk mengijinkan aliran pump untuk engage clutch secara penuh. Dalam periode waktu yang singkat, tekanan maksimum dirasakan di kedua ujung proportional solenoid valve spool. Tekanan ini, berhubungan dengan gaya spring disebelah ujung kanan spool, menyebabkan valve spool bergerak kekiri sampai gaya disebelah ujung kanan dan ujung kiri valve spool seimbang. Posisi valve spool bergerak kekiri (seimbang) mengurangi aliran oli untuk enganged clutch. Chassis ECM mengirim maksimal arus yang ditetapkan ke solenoid untuk menjaga tekanan clutch yang diinginkan. CATATAN: Lockup clutch valve dikalibrasi dengan Cat ET dengan memilih transmission clutch engagement pressure calibration.



Gambar 75: Komponen Hydraulic System. TRANSMISSION HYDRAULIC SYSTEM Gambar di atas merupakan komponen-komponen didalam transmission hydraulic system. Lokasi Two-section transmission pump (4) di belakang pump drive housing. Dua bagian (dimulai di pump drive) adalah: • Transmission scavenge



72 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



• Trasmission charging Transmission pump menghisap oli dari transmission sump di bawah transmission (2) melewati magnetic scavenge screen (3). Magnetic screen sebaiknya selalu di cek terhadap serpihan-serpihan jika masalah karena transmission yang dicurigai. Oli dari scavenge pump mengalir melewati transmission oil cooler (6) ke transmission section hydraulic oil tank (1). Oli dari transmission charging pump mengalir melewati transmission oil filter (5). Dari transmission oil filter, oli mengalir ke transmission modulating valves di atas transmission. Modulating valve ECPC transmission sensitive terhadap kontaminan dan diperlukan oli yang sangat bersih. Setelah apa aja kegagalan untuk transmission, bersihkan system dengan baik dan replace/ganti beberapa modulating yang terkontaminan, jika diperlukan.



Gambar 76: Transmission Oil Filter. TRANSMISSION OIL FILTER Lokasi transmission oil filter (1) di sebelah kanan frame rail di belakang tire/roda kanan depan. Transmission oil filter bypass switch (2) menunjukkan ke Chassis ECM ketika filter terhambat. Lokasi di oil filter base adalah transmission oil supply pressure port (3) dan S•O•S port (4).



73 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 77: Transmission Control. TRANSMISSION CONTROL Transmission suplai masuk ke transmission melalui supply port (8) dan mengalir ke modulating valve dan main relief valve (9). Transmission oli lubrikasi masuk ke transmission melalui lube port (10) dan mengalir kedalam transmission case. Lube relief valve (11) menbatasi tekanan maksimum didalam sirkuit lubrikasi transmission. Jika tekanan oli melebihi gaya spring didalam relief valve, poppet bergeser dan oli diarahkan melalui sebuah port didalam valve menuju ke transmission sump. Pada sisi kanan transmission adalah transmission hydraulic system pressure port (12), lube oil port (13), dan clutch pressure port (14) untuk pengecekan individual clutch pressure. Transmission oil temperature sensor (15) mengirim sinyal ke Chassis ECM menunjukkan temperature oli transmission. Transmission modulating valve mengatur oli untuk transmission clutch yang sesaui.



Solenoid valve adalah: • • • • • • •



Clutch No.1 Solenoid valve (1) Clutch No.2 Solenoid valve (2) Clutch No.3 Solenoid valve (3) Clutch No.4 Solenoid valve (4) Clutch No.5 Solenoid valve (5) Clutch No.6 Solenoid valve (6) Clutch No.7 Solenoid valve (7)



74 PT. CIPTAKRIDATAMA CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 77: Table Transmission Clucth Engage. TRANSMISSION CLUTCH ENGAGEMENT Gambar table ini merupakan daftar solenoid yang di energized dan clutch yang engaged untuk tiap-tiap transmission speed. Table ini dapat digunakan untuk diagnosis transmission.



Gambar 78: Main Relief Valve. MAIN RELIEF VALVE Transmission main relief valve digunakan untuk mengatur tekanan menuju ke komponen-komponen utama didalam transmission. Oil dari pump (1) masuk relief valve pada supplay port. Tekanan oli menyebabkan ball (2) tidak dalam dudukannya dan menggerakkan spool (3) kearah kanan. Oli mengalir melewati spool dan ke tank untuk mengatur tekanan oli transmission.



75 PT. CIPTAKRIDATAMA CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Adjustment screw (4) merubah tekanan pada spring untuk melakukan adjustment tekanan relief.



Gambar 79: Transmission Modulating Valve Tidak Ada Signal. TRANSMISSION MODULATING VALVE – TIDAK ADA SIGNAL DIPERINTAHKAN



Gambar di atas merupakan transmission modulation valve yang tidak ada signal arus menuju solenoid (1). Chassis ECM mengatur jumlah aliran oli yang melewati transmission modulation valve menuju clutch dengan merubah kekuatan signal arus ke solenoid. Dengan tidak adanya signal arus ke solenoid, transmission modulation valve DE-ENERGIZED dan aliran oli menuju clutch (2) ditutup. Transmission modulation valve ada diatas transmission control valve. Transmission charging pump (3) mengalir kedalam valve body disekitar valve spool dan masuk kedalam sebuah jalur yang dibor di tengah valve spool (4). Oli mengalir melewati jalur yang dibor dan orifice (6) munuju kesebelah kiri valve spool menuju ke drain orifice (6). Karena disana tidak ada gaya yang menggerakkan pin (7) untuk menahan ball (8) pada drain orifice, oli mengalir melewati spool dan drain orifice lalu bola menuju ke tank (9). Spring (10) yang ada disebelah kanan spool dalam gambaran ini menahan valve spool kekiri. Valve spool membuka jalur antara jalur clutch dan jalur tank dan menutup jalur antara jalur clutch dan pump supply port. Aliran oli ke clutch ditutup. Oli dari clutch didrain (dibuang) ke tank, yang mencegah clutch engagement.



76 PT. CIPTAKRIDATAMA CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 80: Transmission Modulating Valve Signal Dibawah Maksimal.



TRANSMISSION MODULATING VALVE- SIGNAL DIBAWAH MAKSIMUM DIPERINTAHKAN Gambar di atas merupakan modulation valve dengan sebuah signal ke solenoid (1) yang arusnya dibawah maksimum. Clutch engangement mulai ketika Chassis ECM mengirim sebuah intial signal arus untuk ENERGIZED solenoid. Sejumlah signal arus diperintahkan proportional dengan tekanan yang diinginkan yang diaplikasikan ke clutch pada waktu masing-masing stage siklus engagement dan disengagement.



Awal clutch engagement dimulai ketika signal arus ke solenoid menciptkan sebuah medan magnet disekitar pin. Gaya magnet menggerakkan pin melawan ball/bola secara propotion sesuai dengan signal arus dari Chassis ECM. Posisi ball (8) terhadap orifice (5) mulai menutup jalur drain oli yang mengalir dari sebelah kiri valve spool (4) ke tank (9). Sebagian hambatan menyebabkan tekanan diujung kiri valve spool meningkat. Tekanan oli menggerakkan valve spool kekanan melawan spring (10). Saat tekanan disebelah kanan valve spool menolak gaya spring, valve spool bergeser kekanan. Pergerakkan awal valve spool membuka jalur pada ujung kanan valve spool untuk charge pump (3) oil untuk mengisi spring chamber pada ujung kanan spool.



Dalam initial clutch filling stage (taraf pengisian) Chassis ECM memerintahkan sebuah pulse arus tinggi untuk menggerakkan valve spool secara cepat untuk awal pengisian clutch. Pada waktu yang singkat, clutch piston bergerak untuk mengurangi clearences antara clutch discs dan plate untuk meminimaliser jumlah waktu yang diperlukan untuk pengisian clutch. ECM kemudian mengurangi signal arus, yang mana mengurangi settingan tekanan proportional solenoid valve. Perubahan signal arus mengurangi aliran oli menuju ke clutch. Titik dimana clutch plate dan disc mulai bersentuhan (touch) yang disebut TOUCH-UP. Seketika TOUCH-UP diperoleh, Chassis ECM mulai mengatur peningkatan signal arus untuk memulai siklus MODULATION. Meningkatnya signal arus menyebabkan 77 PT. CIPTAKRIDATAMA CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



ball dan pin (7) untuk lebih menghambat lagi oli yang melewati drain orifice (6) ke tank, yang menyebabkan pergerakkan spool kekanan yang dikontrol. Pergerakkan spool mengijinkan tekanan didalam clutch meningkat. Selama siklus MODULATION, valve spool berkerja dengan bervariasi yang diperintah signal arus dari tindakan Chassis ECM sebagai sebuah variasi pressure reducing valve. Rangkaian/urutan engagement sebagian disebut desired slippage. Desired slippage yang diatur oleh application program yang disimpan didalam Chassis ECM.



Gambar 81: Transmission Modulating Valve Signal Saat Maksimal. TRANSMISSION MODULATING VALVE – DIPERINTAHKAN SIGNAL DI MAKSIMAL Gambar di atas merupakan modulating valve dengan signal arus maksimal yang diperintahkan ke solenoid (1). Ketika siklus modulation berhenti, Chassis ECM mengirim signal arus maksimum yang ditetapkan untuk clutch engage penuh (2).



Signal arus yang konstan mendorong pin (7) dengan kuat melawan ball (8) didalam solenoid valve. Gaya pin melawan ball menutup oli lebih banyak dari aliran yang melalui drain orifice (6). Hambatan ini menyebabkan sebuah peningkatan tekanan disebelah kiri valve spool (4). Valve spool bergerak kekanan yang mengijinkan aliran pump menuju clutch engage penuh. Dalam periode waktu yang singkat, tekanan maksimum dirasakan dikedua ujung proportional solenoid valve spool. Tekanan ini, berhubungan dengan gaya spring pada ujung kanan spool, menyebabkan valve spool untuk bergerak kekiri sampai gaya pada ujung kanan dan ujung kiri valve spool seimbang.



78 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Pergerakkan valve spool ke posisi kiri (seimbang) mengurangi aliran oli untuk engaged clutch. Chassis ECM mengirim signal arus maksimum yang telah ditentukan menuju ke solenoid untuk menjaga tekanan clutch yang diinginkan.



Perbedaan tekanan maximum yang ditetapkan untuk masing-masing clutch yang disebabkan oleh perbedaan signal arus maksimum yang sedang dikirimkan oleh Chassis ECM untuk masing-masing individual modulation valve. Perbedaan maksimum signal menyebabkan sebuah perbedaan didalam gaya dorong pin melawan ball untuk menutup kebocoran yang melewati drain orifice dimasingmasing solenoid valve. Nilai perbedaan keborcoran yang melewati spool drain orifice memberikan perbedaan posisi keseimbangan untuk proportional solenoid valve spool. Perubahan posisi valve spool merubah aliran oli menuju ke clutch dan menghasilkan tekanan maximum clutch. Cara kerja proportional solenoid untuk mengatur engaging dan releasing (lepas) clutch tidak semudah siklus on dan off. Chassis ECM memberikan kekuatan signal arus yang bervariasi melalui sebuah siklus yang diprogram untuk mengatur pergerakkan valve spool. Tekanan clutch dapat dirubah menggunakan Cat ET.



79 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TOPIK 6 AIR SYSTEM DAN BRAKE



Gambar 82: Komponen-Komponen Air Dan Brake System. PENDAHULUAN Dua brake system terpisah yang digunakan pada 777E Off-Highway Truck, mirip dengan 777D truck. Dua brake system adalah: parking/secondary brake system dan service/retarder brake system. Parking/secondary brake yang mana diengagekan oleh spring dan dibebaskan/release secara hydraulic. Service/retarder brake yang mana diengagekan secara hydraulic dengan sebuah air-over-oil brake system (udara-dirubah-oli). Unit 777E juga dilengkapi dengan air system. Engine memutar air compressor (1) yang menyuplai udara dan mengisi dua tank, yang mana menyediakan udara untuk mengatur service brake/retarder brake, mengatur secondary/parking brake, dan menyuplai udara untuk air seat (tempat duduk operator). Komponen-komponen tambahan didalam air and brake system adalah: • • • •



Automatic Retarder Control (ARC) valve (2) Secondary brake pedal (3) Service brake pedal (4) Retarder control valve (5)



80 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



• • • • • • •



Secondary/parking brake air tank (6) Air dryer (7) Service/retarder brake air tank (8) Front brake cylinder (9) Parking brake release valve (10) Brake oil makeup tank (11) Rear brake cylinder (12)



Update untuk 777E meliputi: • • • •



Pengaturan secara electronic pada parking brake solenoid Horn yang sekarang menggukan electric (tidak diatur dengan udara) Satu service/retarde air tank. Air regulator dipindah dari air compressor ke atas di frame rail kiri.



Gambar 83: Brake Belakang. OIL COOLED BRAKES Rear brake (brake belakang) pada 777E truck didinginkan oli. 777E truck dapat juga dilengkapi dengan oil cooled front brake (brake depan yang didinginkan oli). Gambar di atas merupakan komponen-komponen rear brake assembly. Front oil cooled brake assembly mirip dengan rear brake. Brake tertutup dengan lingkungan dan bebas adjusmet. Oli secara terus menurus mengalir melalui brake disc untuk pendingin. Duo-Cone seals mencegah oli pendingin dari kebocoran ke tanah atau transfer (berpindah) kedalam axle housing. Wheel bearing adjustment harus dijaga untuk menjaga Duo-Cone seal dari kebocoran. 81 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Piston kecil (1) digunakan untuk ENGAGE secondary dan parking brake. Parking brake ENGAGED oleh spring dan RELEASED oleh hydraulic. Piston Besar (2) digunakan untu ENGAGE service dan retarder brake. Service dan retarder brake ENGAGED oleh hydraulic dengan air-over-oil brake system.



Gambar 84: Brake Depan Caliper Disc. CALIPER DISC BRAKES Unit 777E front brake datang standartnya dengan sebuah disc dan caliper design. Brake caliper assemblies dipasang ke spindle dan tidak berputar. Brake disc yang dipasang ke wheel/roda dan berputar dengan wheel. Selama brake digunakan, hydraulic oli dari brake cylinder mendorong brake piston (1) terhadap brake pads (2). Brake pads yang didorong terhadap disc (2) untuk menghentikan putaran wheel/roda.



82 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 85: Komponen-Kompone Air Charging. KOMPONEN-KOMPONEN AIR CHARGING SYSTEM Schematic ini memperlihatkan aliran udara yang melewati air charging system pada truck dengan bake depan yang didinginkan oli. Charging system adalah sama brake depan tipe caliper. Aliran udara dari air compressor (2), melewati air dryer (4), menuju ke service dan retarder brake tank (20). Udara dari service dan retader brake tank mengalir melewati pressure regulator (19), yang mana membatasi tekanan suplai. Dari pressure regulator mengalir ke ARC protection valve (23) dan ke parking/secondary brake pressure protection valve (5). ARC pressure protection valve mencegah kehilangan total tekanan udara didalam service brake air system jika ARC relay valve gagal/rusak. Protection valve membuka aliran ke ARC relay valve diperkirakan saat 380 kPA (55 psi) dan menutup ketika tekanan berkurang diperkirakan saat dibawah 310 kPA (45 psi). ketika tekanan didalam service dan retarder tank mencapai kira-kira 550 kPA (80 psi), parking brake pressure protection valve mengijinkan udara mengalir ke parking dan secondary brake tank (13) dan air seat (24). Semua tank mempunyai sebuah check valve di air suplly port untuk mencegah hilangnya udara jika ada kebocoran disisi upstream tank terjadi. Air system pressure sensor (25) memberikan sebuah signal input ke Chassis ECM yang menginformasikan monitoring system jika tekanan air system rendah. CATATAN: Keselurahan tidak didaftar di teks yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



83 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 86: Air Compressor. AIR COMPRESSOR Air system diisi oleh air compressor (1) yang dipasang dibagian belakang engine. Tekanan system diatur oleh governor (2). Governor menjaga tekanan system antara cut-in diperkirakan tekanannya 760 kPa (110 psi) dan cut-out diperkirakan tekananya 930±34 kPA (135±5 psi). Governor setting dapat diadjust dengan sebuah screw dibawah cover pada governor. Putar adjustment screw OUT (keluar) untuk meningkatkan tekanan dan IN (masuk) untuk mengurangi tekanan. Aliran suplai udara berasal dari intake manifold (3) menuju ke air compressor melewati pressure regulator (4). Pressure regulator membatasi tekanan udara suplai kira-kira 830 kPa (120 psi). Air compressor yang menerima suplay dari atmosphere tidak diperlukan sebuah pressure regulator.



84 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 87: Air Dryer. AIR DRYER Aliran udar dari air compressor menuju ke air dyer (1) ada dibelakang tire kiri depan. Air dryer menghilangkan contaminant-contaminan dan embun dari air system. Kondisi desiccant didalam air dryer sebaiknya dicek setipa 500 jam dan diganti secara periodik (ditentukan oleh kelembaban dari iklim local). Ketika air compressor governor mensensing tekanan udara system pada tekanan cut-out kira-kira 930 ± 34 kPa (135 ± 5 psi), governor mengirim signal udara bertekanan ke purge valve melewati hose (2). Purge valve membuka dan tekanan udara yang terjebak didalam air didalam air dryer dikeluarkan melewati desiccant, oil filter dan purge valve. Air system relief valve (3) ada di air dryer untuk melindungi system jika air compressor governor tidak berfungsi. Tekanan relief valve kira-kira 1380 kPa (200 psi). Sebuah heating element (4) mencegah embun didalam dryer yang berasal dari kondesasi cuaca dingin.



85 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 88: Brake Air Tank. SERVICE/RETARDER BRAKE AIR TANK Udara mengalir melewati air dryer dan mnegisi tank. Service/retarder brake tank (1) ada diatas hydraulic tank. Sebuah check valve mencegah hilangnya udara jika jalur udara disisi upstream sobek pada air tank. Sebuah relief valve (3) dipasang di sevice/retarder brake tank. Relief valve mencegah air system katika air dryer exhausted dan ball check valve didalam air dryer outlet port close, yang mana terpisah dari air dryer relief valve. Settingan relief valve diperkirakan 1034 ± 55 kPa (150 ± 8 psi). Secondary air tank ada di belakang cabin dan menyuplai udara untuk parking dan secondary brake system. Kondensasi/air sebaiknya didrain dari tank setiap hari melalui drain valve (4). Air system pressure sensor (5) memberikan signal input ke Chassis ECM, yang mana menginformasikan monitoring system jika tekanan udara system randah.



86 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 89: Secondary/Parking Brake Air Tank.



PRESSURE PROTECTION VALVE DAN SECONDARY/PARKING BRAKE AIR TANK Dibelakang operator station adalah parking dan secondary brake air tank (1) dan parking/secondary brake pressure protection valve (2). Sebuah drain valve (3) ada disebelah kanan cabin dan diakses dari sisi luar cabin. Pengembunan sebaiknya didrain dari tank setiap hari melalui drain valve. Sebuah check valve mencegah hilangnya udara jika jalur upstream tank robek. ARC pressure protection valve (4) ada diatas frame rail kiri.



87 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 90: Service/Retarder Brake System – Brake Depan Didinginkan Oli. SERVICE/RETARDER BRAKE SYSTEM – OIL COOLED FRONT BRAKE Schematic memperlihatkan aliran udara yang dilalui sevice brake dan retarder air system pada truck dengan brake depan yang didinginkan oli. Suplai udara dari service/retarder brake air tank (20) ke ARC relay valve (18), service brake relay valve (26), dan melewati service brake control valve (6) ke retarder valve (7) dan ARC valve (8). Ketika service brake pedal ditekan, udara mengalir dari service brake control valve melewati double check valve menuju bagian atas service brake relay valve. Service brake relay valve terbuka dan mengarahkan udara dari sevice/retarder brake air tanl melawati check valve menuju ke front master cylinder (16) dan rear master cylinder (17). Udara dari service brake relay menekan piston didalam masing-masing master cylinder dan ENGAGE service brake. Udara dari service brake control valve juga mengalir melewati double check valve menuju ke brake switch (27) dan stoplight switch (28). Ketika retarder lever digerakkan, udara mengalir melewati double check valve menuju ke atas service brake relay valve dan ENGAGE service brake sama halnya ketika service brake pedan ditekan. Udara juga mengalir melewati double check valve kemudian ke ARC valve dan melewati double check vavle kemudian ke brake switches. Dengan menarik retarder lever merubah menjadi retarder dash lamp ON dan brake lights (lampu brake). Ketika ARC system diaktifkan, udar mengalir melewati double check valve menuju keatas ARC relay valve. ARC relay valve terbuka dan mengarahkan udara dari service/retarde brake air tank melewati check valve menuju ke rear master cylinder



88 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



(master cylinder belakang). Udara dari ARC relay valve menekan piston didalam rear master cylinder dan ENGAGE service brake belakang. Udara juga mengalir melewati double check valve kemudian ke ARC valve dan melewati double check valve kemudian ke brake switches. Dengan ARC system diaktifkan, retarder dash lamp dan brake light ON. CATATAN: Tidak semua didaftar didalam tesk yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



Gambar 91: Service/Retarder Brake System – Brake Depan Caliper Disc. SERVICE/RETARDER BRAKE SYSTEM – CALIPER DISC FRONT BRAKE (BRAKE DEPAN) Schematic ini memperlihatkan aliran service dan retarder brake air system pada truck dengan brake depan caliper disc. Komponen-komponen dan cara kerja service dan retarder air system pada truck dengan brake depan caliper disc mirip dengan aliran udara pada truck brake depan pendingin oli. Kecuali truck dengan brake depan caliper disc meliputi sebuah front brake switch (5), rear brake relay valve (26) dan front brake relay valve (27). Dengan front brake switch dalam posisi OFF dan service brake pedal ditekan, hanya rear brake (belakang) yang ENGAGED. Udara mengalir dari service brake control valve (6) menuju ke brake switch di tutup (bloked). Ketika front brake dalam posisi ON dan service brake pedal ditekan, front brake dan rear service brake ENGAGED. Front brake ratio valve (21) mengatur tekanan udara menuju front brake ketika brake switch dalam posisi ON. Tambahan, pada truck dengan caliper disc front brake hanya rear brake yang ENGAGE ketika manual retarder lever digerakkan.



89 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 92: Komponen-Komponen Service dan Retarder Brake System. KOMPONEN-KOMPONEN SERVICE DAN RETARDER BRAKE SYSTEM Service brake valve (1) diatur oleh brake pedal didalam cabin. Suplai udara untuk service brake valve, manual retarder valve (2) dan ARC valve (3) disupalai dari port bawah service brake valve. Ketika service brake engage, udara mengalir dari service brake control valve menuju ke front brake switch (4) jika truck yang dilengkapi dengan front caliper disc brake. Jika brake switch ON, udara mengalir melewati front brake ratio valve yang ada di belakang cabin sisi kanan. Udara dari service brake valve juga mengalir melewati left double check valve (5) menuju ke brake relay valve. Udara dari manual retarder valve juga mengalir melewati left double check valve. Jika manual retarder dan service brake engaged disaat waktu yang sama, udara dari system dengan tekanan paling tinggi akan mengalirkan melewati left double check valve menuju brake relay valve.



Dengan ARC dipasang, udara dari manual retarder valve mengalir melewati right double check valve (6) ke retarder switch (7), dan melewati left double check valve menuju ke stoplight dan brake switch switches yand ada di belakang cabin disisi kiri. Dibawah cab floor plate juga ada hand metering unit (8).



90 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 93: Service/Retarder Brake Relay Valve. SERVICE DAN RETARDER BRAKE RELAY VALVE DAN MASTER CYLINDER Jika rear brake relay valve (1) menerima udara terukur hanya dari service brake valve atau manual retarder valve. Ketika service brake atau manual retarder brake ENGAGED, rear brake relay valve terbuka dan udara terukur mengalir melewati brake cylinder double check valve (3) menuju ke rear brake master cylinder (4).



ARC relay valve (5) menerima udara terukur hanya dari ARC valve. Ketika ARC system diaktifkan ARC relay valve terbuka dan udara terukur mengalir dari service/retarder brake tank melewati brake cylinder double check valve menuju ke master cylinder. Brake relay valve mengurangi waktu yang diperlukan untuk engage dan release brake. Brake cylinder double check valve digunakan untuk memisahkan service brake dan manual retarder brake dari ARC brake system. Front brake relay valve (6) menerima udara terukr dari service brake valve jika hanya front brake switch dalam posisi ON. Ketika service brake ENGAGE dan front brake switch ON, front brake relay valve terbuka dan udara terukur mengalir dari service brake tank melewati front brake double check valve (7) menuju ke front brake master cylinder (8). CATATAN: Relay valve digunakan: – Satu relay valve: Truck dengan attachment oil cooled front brake dan tidak ada ARC system.



91 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck







Dua relay valve: Truck dengan attachment oil cooled fornt brake dan ARC system atau truck dengan caliper disc front brake dan tidak ada



ARC – Tiga relay valve: Truck dengan caliper disc front brake dan ARC system. Brake master cylinder berkerja dengan air-over-oil. Ketika udara terukur masuk brake cylinder, sebuah piston bergerak dan menekan oli dibawah cylinder.



Front brake cylinder dipasang dengan bracket ke sisi dalam daripada hydaraulic tank dan menyuplai oli ke front brake. Pada truck dengan standart caliper disc brake, oli bertekanan dari front brake cylinder mengalir secara langsung ke front brake caliper. Pada truck dengan oil cooled front brake, oli bertekanan dari front brake cylinder mengalir ke front brake slack adjuster. Rear brake master cylinder dipasang dibelakang frame cross tube dan menyuplai oli ke rear brake. Oli bertekanan dari rear brake cylinder mengalir ke rear slack adjuster. Kalau brake dics didalam brake assemble aus (wear), lebih banyak oli dari brake cylinder untuk kompensasi daripada keausan. Makeu oil tank (2) menyuplai makeup oli untuk brake cylinder. Oli dari parking brake release valve memberikan suplai oli terus menerus untuk makeup oil tank. Aliran rendah menuju makeup tank dapat menyebabkan makeup oli yang disimpan berkurang dan menyebabkan brake cylinder overstroke. Untuk mengecek aliran oli ke makeup tank, lepaskan plug dari bagian atas makeup oil tank. Dengan engine LOW IDLE, sebuah aliran dari oli pengisian tank sebaiknya dapat terlihat. Jika aliran dari oli tidak terlihat, supply orifice (9) atau screen (10) bisa mempunyai hambatan atau aliran pompa bisa rendah.



Gambar 94: Rear Brake Master Cylinder. 92 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



REAR BRAKE MASTER CYLINDER Rear brake master cylinder (1) yang dilengkapi dengan sebuah brake overstroke switch (2). Jika udara ada didalam system atau hilangnya oil downstream dari cylinder terjadi, piston didalam cylinder akan overstroke dan menyebabkan indicator rod extend (memanjang) dan membuka brake overstroke switch. Switch memberikan signal input ke Chassis ECM, yang menginformasikan monitoring system jika kondisi overstroke terjadi. Jika kondisi overstroke terjadi, problem/masalah harus diperbaiki dan indicator rod didorong kedalam untuk menghentikan warning. Masing-masing cylinder mempunyai sebuah breather (3). Periksa kondisi breather. Oli sebaiknya tidak bocor dari breather. Kebocoran oli dari breather indikasi bahwa oil piston seals didalam brake cylinder perlu diganti. Aliran udara dari breather pada waktu menggunakan brake indikasi bahwa brake cylinder air piston seal perlu diganti.



Gambar 95: Brake Cylinder. KOMPONEN-KOMPONEN BRAKE MASTER CYLINDER Gambar di atas merupakan brake master cylinder ketika brake ENGAGE. Udara bertekanan dari brake relay valve masuk air inlet (1). Udara bertekanan menggerakkan air piston (2) dan rod merekat menutup valve didalam oil piston (3). Ketika valve didalam oil piston menutup, oil piston menekan oil didalam cylinder (11). Oli bertekanan mengalir menuju ke belakang dan slack adjuster (4) atau front brake caliper. Jika udara ada didalam system atau hilangnya oil downstream cylinder terjadi, piston didalam cylinder akan overstroke dan menyebabkan indicator rod (5) memanjang dan membuka brake overstroke switch (6). Switch memberikan signal input ke Chassis ECM, yang menginformasikan monitoring system kondisi sirkuit service dan



93 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



retarder brake oil. Jika kondisi overstroke terjadi, problem/masalah harus diperbaiki dan indicator rod didorong untuk menghilangkan warning. Ketika udara bertekanan dihilangkan dari belakang air piston, spring (7) menggerakkan air piston dan rod (8) membuka valve didalalam oil piston. Beberapa makeup oil yang diperlukan mengalir dari makeup tank (9) kedalam jalur diatas oil chamber, melalui valve (10), dan kedalam chamber dikanan oil piston.



Gambar 96: Slack Adjuster. SLACK ADJUSTER Gambar di atas merupakan rear slack adjuster (1). Slack adjuster mengkompensasi keausan brake disc dengan mengijinkan volume kecil daripada oli untuk mengalir melewati slack adjuster dan tetap diantara slack adjuster dan brake piston dengan tekanan rendah. Slack adjuster menjaga sedikit tekanan pada brake piston disemua waktu. Tekanan oli brake cooling menjaga sedikit clearance antara brake disc. Tekanan oli Service brake dapat ditest di tap (2) yang ada di atasnya slack adjuster.



Tekanan brake release untuk parking brake kanan dapat ditest di tap (3). Tekanan brake release untuk parking brake kiri dapat ditest di tap (4).



94 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 97: Cara Kerja Slack Adjuster. FRONT BRAKE SLACK ADJUSTER Ilustrasi ini memperlihatkan gambaran front slack adjuster ketika brake RELEASED (6) dan ENGAGED (1). Rear slack adjusters cara kerjanya sama seperti front slack adjuster. Ketika brake ENGAGED, oli dari front brake master cylinder (2) masuk ke slack adjuster dan dua large pistons (3) bergerak kearah luar. Masing-masing large piston menyuplai oli ke satu wheel brake (4). Large piston menekan oli ke service brake piston dan ENGAGED brake. Secara normal, service brake FULLY ENGAGED sebelum large piston didalam slack adjuster mencapai akhir langkahnya. Kalau brake disc aus, service brake piston akan berjalan lebih jauh, large piston didalam slack adjuster bergerak lebih jauh keluar dan kontak ujung cover. Tekanan didalam slack adjuster meningkat sampai small piston (5) bergerak dan mengijinkan makeup oli dari brake cylinder mengalir ke service brake piston. Ketika brake RELEASED, spring didalam service brake mendorong service brake piston menjauh dari brake disc. Oil dari service brake piston mendorong large piston didalam slack adjuster ke tengah. Makeup oli yang digunakan untuk ENGAGE brake diisi ulang di brake cylinder dari makeup tank. Spring dibelakang large piston menyebabkan sedikit tekanan oli dirasakan pada service brake piston ketika brake RELEASED. Menjaga seditkit tekanan pada brake pinton menyediakan respon/cepatnya brake engagement dengan jumlah minimum brake cylinder piston travel (perjalanan). Slack adjuster dapat dicek untuk ketepatan kerjanya dengan membuka service brake bleed valve screw dengan brake RELEASED. Sejumlah oli sedikit mengalir membuktikan bahwa spring dibelakang large piston didalam slack adjuster menjaga sedikit tekanan pada service brake piston.



95 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 98: Parking/Secondary Brake System. PARKING/SECONDARY BRAKE SYSTEM Schematic ini memperlihatkan aliran udara yang dilewati parking/secondary brake system pada truck dengan oil cooled front brake. Parking/secondary brake aliran udara pada truck dengan caliper disc front brake adalah sama. Suplai udara dari parking/secondary brake tank (13) mengalir menuju ke secondary brake control valve (9) dan menuju ke parking brake reset valve (10). Parking brake reset valve merupakan mekanikal valve yang secara otomatis menutup jika tekanan suplai dari secondary air reservoir turun kira-kira dibawah 414 kPa (60 psi). ketika reset valve digerakkan, suplai udara menuju ke parking brake solenoid valve (11) ditutup dan parking brake engaged, parking brake reset valve tidak akan release/bebas sampai tekanan udara didalam secondary air reservoir diatas 414 kPa (60 psi) dan reset valve secara manual untuk meresetnya dengan mendorong masuk pada popup indicator. Aliran udara melewati parking brake reset valve dan inverter valve (12) menuju ke parking brake solenoid valve. Ketika transmission shift lever dalam posisi PARK, shift lever akan mengirim sebuah signal ke Chassis ECM, yang mana pengiriman signal bersamaan ke parking brake solenoid valve. Solenoid valve menutup aliran udara ke parking brake release valve, yang menyebabkan parking brake release valve (15) untuk drain/membuang oli ke hydraulic tank, dan rear brake engaged oleh gaya spring. Ketika transmission shift lever digerakkan dari posisi PARK, shift lever mengirim signal ke Chassis ECM, yang mana pengiriman signal bersamaan ke parking brake solenoid valve. Solenoid mengarahkan udara dari inverter valve menuju ke parking brake release valve, yang mengarahkan oli dari parking brake release pump ke release parking brake.



96 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Ketika secondary brake pedal ditekan, aliran udara menuju ke signal port inverter valve dank e double check valve yang ada di service brake relay valve (26). Inverter valve kemudaian menutup aliran udara ke parking brake solenoid valve. Hilangnya udara bertekanan dari parking brake solenoid valve mengijinkan oil dari parking brake ke drain melalui brake release valve. Spring didalam parking brake kemudian ENGAGED rear brake. Udara juga mengalir melewai double check valve dan menuju je front brake master cylinder (16), yang engage front service brake.



CATATAN: Keselurahan tidak didaftar di teks yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



Gambar 99: Inverter Valve Dan Parking Brake Solenoid. INVERTER VALVE DAN PARKING BRAKE SOLENOID Primary inverter valve (1), parking brake solenoid valve (2), dan parking/secondary brake tank (3) ada di belakang cabin. Parking brake pressure switch (4) memberikan informasi Chassis ECM jika parking brake sirkuit tekanan udaranya terlalu rendah.



97 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 100: Komponen-Komponen Parking Brake Release System. KOMPONEN-KOMPONEN PARKING BRAKE RELEASE SYSTEM Oli dari parking brake release pump section dari torque conventer pump (1) mengalir melewati parking brake release filter (2) menuju ke parking brake release valve (3). Parking brake release valve ada disisi dalam frame kiri dekat torque conventer. Oli mengalir dari parking brake release valve menuju ke parking brake piston didalam rear brake ketika parking brake di release. Suplai udara dari parking brake air valve didalam cabin atau secondary brake valve mengalir ke air chamber (4) didalam brake release valve. Brake release valve berisi sebuah air piston yang menggerakkan sebuah spool. Spool memungkinkan mengarahkan oli untuk RELEASE parking brake atau drain/membuang oli untuk ENGAGE parking brake. Sebuah relief valve di bawah brake release valve membatasi tekanan system untuk releasing/membebaskan brake. Settingan relief valve kira-kira 4700 ± 200 kPA (680 ± 30 psi). Suplai udara mengalir dari parking brake release valve melewati sebuah orifice dan sebuah screen menuju ke brake oil makeup tank (5).



98 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 101: Parking Brake Release. BRAKE RELEASE SYSTEM – BRAKE RELEASED Terlihat schematic parking brake release system pada saat parking brake RELEASED. Oli dari parking brake release pump (1) mengalir melewati parking brake release oil filter (2) menuju ke parking brake relase valve (3), ketika transmission sift lever digerakkan dari posisi PARK, sift lever mengirim signal ke Chassis ECM, yang mana bersamaan signal ke parking brake solenoid valve (4). Solenoid valve mengarahkan udara menuju ke parking brake release valve spool (5). Yang menggerakkan dan mengarahkan oli dari parking brake release pump ke parking brake (6). Parking brake released oleh oli bertekanan. Tekanan brake release dibatasi oleh relief valve (7) yang ada di parking brake release valve. CATATAN: Keselurahan tidak didaftar di teks yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



99 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 102: Parking Brake Release Towing. BRAKE RELEASE SYSTEM – TOWING Terlihat schematic parking brake release system pada waktu TOWING dengan praking brake di release. Untuk release parking brake untuk kerja atau towing, sebuah electric motor dapat di energized dengan secondary steering/brake release switch pada dash didalam cabin. Electric motor kemudian memutar towing pump (12) dan secondary steering pump (11). Sesuai pernyataan sebelumnya, diverter valve (10), seharusnya digeser sebelum towing pump dapat pump dapat menyuplai oli ke parking brake system. Untuk menggeser diverter valve, kendorkan kedua diverter valve clamp bolt (13) dan dorong plate dan spool ke kiri. Setelah spool digeser, kencangkan diverter valve clamp bolt. Kettika electric motoe di enegized, suplai oli akan mengalir dari towing pump, melewati diverter valve, munuju ke parking brake release valve.



Sebuah check valve (14) mencegah suplai towing pump mengalir menuju ke parking brake release pump (1). Towing menyuplai aliran oli melewati parking brake release valve (3) ke release parking brake (6) sepanjang udara tersedia dari parking brake solenoid (4) didalam cabin. CATATAN: Sebelum operasi normal parking brake release system dapat terjadi, diverter valve harus digeser kembali untuk posisi operasi normal. CATATAN: Keselurahan tidak didaftar di teks yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



100 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 103: Towing Pump Dan Diverter Valve. TOWING PUMP DAN DIVERTER VALVE Towing dan secondary steering pump (1) dan electric motor (2) dipasang ke frame dibelakang suspension cylinder kanan depan. Diverter valve (3) ada di kiri hoist cylinder frame support. Untuk menggeser diverter valve, kendorkan dua diverter valve clamp bolt dan dorong plate dan spool ke kiri. Setelah spool bergeser kencangkan diverter valve clamp bolts.



Gambar 104: Brake Cooling Caliper Disc Brake Depan. 101 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



BRAKE OIL COOLING SYSTEM – CALIPER DISC FRONT BRAKES Schematic di atas terlihat aliran oli yang dilewati brake cooling system pada 777E truck dengan caliper disc front brake. Tiga pump section menyediakan oli untuk rear brake cooling: hoist pump (1) dan torque conventer charging dan brake relase section daripada torque conventer pump (2). Semua pump menarik oli dari hydraulic tank melewati section screen. Oil mengalir dari hoist pump ke hoist valve (3). Dalam posisi HOLD, FLOAT, dan SNUB, oli mengalir darihoist pump mengalir melalui hoist valve menuju ke brake cooler (4) dan ke rear brake cooling system. Tekanan didalam brake cooling dibatasi oleh relief valve yang ada di hoist valve. Settingan brake oil cooling relief valve kira-kira 586 ± 14 kPA (85 ± 2 psi). Relief valve biasanya hanya diperlukan ketika brake cooling saat dingin. Ketika brake cooling oil dalam temperature normal, tekanan brake cooling biasanya sangat rendah daripada settingan oil cooling relief valve. Oli mengalir dari torque conventer charging pump section ke torque conventer charging filter (5) dan torque conventer outlet relief valve (6) menuju ke hoist, conventer and brake oil cooler (7) yang ada disisi kanan engine. Oli mengalir melewati cooler menuju ker rear brake (11). Oli mengalir darri brake release pump section melewati brake release filter (8) menuju ke brake release valve (9). Brake release valve mengatur oli bertekanan untuk relase/bebas parking brake, lock up torque conventer dan menggeser arah spool didalam hoist valve. Fungsi ini memerlukan aliran oli minimal. Paling banyak oli dari brake release pump mengalir melewati brake release valve dan bergabung dengan oli torque conventer charging pump di torque conventer inlet relief valve (10). Suplai oli dari parking brake release valve melewati sebuah orifice dan sebuah screen menuju ke brake oil makeup tank (12). Makeup tank menyediakan suplai terus menerus ke brake cylinder. Brake cylinder diperlukan lebih banyak oli saat brake aus.



102 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 105: Brake Cooling Oil Cooled Brake Depan. BRAKE OIL COOLING SYSTEM – OIL COOLED FRONT BRAKE Schematic di atas terlihat aliran oli yang dilewati brake cooling system pada 777E truck dengan oil cooled front brake. Oli brake cooling mengalir didalam truck oil cooled front brake (13) adalah sama seperti truck yang dilengkapi dengan caliper disc front brake kecuali yang brake cooling oil juga mengalir ke front brake dan sebuah brake cooling pump yang memberikan tambahan aliran oli. Brake cooling pump dipasang ke torque conventer pump (2). CATATAN: Keselurahan tidak didaftar di teks yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



103 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 106: Brake Cooler. BRAKE OIL COOLERS Brake oil coolers (1) dipasang disisi kanan engine dibawah engine oli cooler (2).



Gambar 107: Brake Cooling Pressure Taps.



104 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



BRAKE COOLING OIL PRESSURE TAPS DAN TEMPERATURE SENSOR Gambar di atas adalah sebelah kiri rear brake housing pada 777E truck. Brake cooling oli pressure dapat dites pada dua tap (1) yang ada dididalam brake cooling oil tube. Satu tap ada pada brake cooling inlet tube dan tap yang lain ada pada brake cooling outlet tube. Tekanan diukur di brake inlet tube (dari oil cooler) akan selalu lebih tinggi daripada tekanan di brake outlet tube. Dalam brake cooling oli temperature antara 79 dan 93 ˚ C (175 dan 200 ˚ F), tekanan di brake inlet tube sebaiknya diatas 14 kPA (2 psi) saat LOW IDLE dan dibawah 172 kPa (25 psi) saat HIGH IDLE. Sebuah brake oil temperature sensor (2) ada di brake cooling tube pada sisi kiri truck, brake oil temperature sensor memberikan signal input ke Chassis ECM, yang menginformasikan monitoring system daripada brake cooling temperature oil.



Paling banyak biasanya yang menyebabkan tingginya brake cooling oil temperature adalah operasi truck di gear range yang mana terlalu tinggi tanjakan/grade dan tidak menjaga engine speed cukup tinggi. Engine speed sebaiknya dijaga kira-kira 1900 rpm selama jalanan turun panjang.



Gambar 108: Automatic Retarder Control. AUTOMATIC RETARDER CONTROL (ARC) SYSTEM Automatic Retarder Control (ARC) system berfungsi untuk memodulasi pengereman truck (retarding) ketika turunan panjang untuk menjaga engine speed konstan. ARC system engage service/retarder brake. jika ARC switch (1) didalam cabin digerakkan ke posisi ON, ARC akan diaktifkan oleh Brake ECM (2) jika throttle pedal tidak



105 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



ditekan dan parking/secondary brake di RELEASED. ARC system disable/dimatikan ketika throttle ditekan atau ketika parking/secondary brake ENGAGED.



Supply solenoid (3) pada ARC valve (6) diputar on atau off oleh Brake ECM untuk mengatur suplai aliran udara menuju ke control solenoid (4), yang memodulasi aliran udara dari service brake reservoir (13) menuju ke brake selama automatic retarding. Control solenoid menerima sebuah signal dari Brake ECM. Panjangnya duty cycle, lebih banyak waktu control solenoid membuka, dan lebih banyak udara bertekanan yang diijinkan menuju ke brake. ARC tidak terhubung dengan service brake dan manual retarder. Ketika ARC di ENGAGED, udara mengalir dari control solenoid ke sebuah ARC valve (8) yang terpisah. Retarder pressure switch (9) signal Brake ECM ketika manual atau automatic retarder udara bertekanan hadir. Switch adalah normally open/tebuka, dan close/tertutup ketika manual atau automatic retarder engaged. Sebuah fault (kegagalan) direcord ketika Brake ECM mendeteksi ketidak hadiran retarder pressure (switch open) sementara supply solenoid dan control solenoid di energize.



Auto retarder switch (5) signal Brake ECM ketika udara bertekanan hadir dan ARC valve berfungsi. Switch adalah normally close dan open hanya ketika auto retarder di engage. Sebuah fault (kegagalan) direcord ketika brake ECM mendeteksi hadirnya auto retarde pressure (switch open) sedangkan supply solenoid dan control solenoid tidak di energize. ARC diatur di pabrikan untuk mempertahankan engine speed konstan 1900 ± 50 rpm (engine speed disetting di programmable). Ketika ARC mulai mengambil retarding, engine speed bisa berkisar ± 50 rpm dari target, tapi engine speed seharusnya stabil dalam beberapa detik. ARC system juga meberikan engine overspeed protection. Jika engine speed tidak aman dicapai, ARC akan engage brake, sama jika ARC ON/OFF switch dalam posisi OFF dan throttle ditekan. CATATAN: Keselurahan tidak didaftar di teks yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



106 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 109: Automatic Retarder Control. ARC VALVE ARC valve (1) ada didepan cabin dan berisikan supply solenoid (2), control solenoid (3), dan auto retarder pressure switch. Retarder pressure switch (5) ada dibawah ARC valve pada double check valve.



Gambar 110: Traction Control System.



107 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TRACTION CONTROL SYSTEM (TCS) Traction Control System (TCS) menggunakan rear parking/secondary brake (spring engaged dan hydraulic released) untuk mengurangi putaran spinning wheel (slip roda). TCS mengijinkan tire dengan kondisi permukaan tanah yang lebih baik untuk menerima peningkatan sejumlah torsi. System diatur oleh Brake ECM (1) dan cara kerjanya sama seperti 777D TCS. Brake ECM menerima signal input dari komponen-komponen berikut: • • • •



TCS test switch (2) Kiri dan kanan rear wheel speed sensor (3 dan 4) Service/retarder brake pressure switch (5) melalui CAN Data Link (7) Transmission ouput speed sensor (6), melalui CAN Data Link



Ketika spenning drive wheel terdeteksi, Brake ECM mengirim signal ke selector solenoid (8) dan proportional solenoid (9), yang mana ENGAGE brake dari pengaruh wheel (roda). Ketika kondisi telah membaik dan perbandiangan antara kanan dan kiri axle kembali 1:1, Brake ECM mengirim signal untuk RELEASE brake.



Service/retarder brake switch memberikan sebuah signal input ke Brake ECM dari Chassis ECM melalui CAN Data Link dan melakukan dua fungsi sebagai berikut: 1. Ketika service brake atau retarder ENGAGED, fungsi TCS dihentikan. 2. Service/retarder brake pressure switch memberikan signal input yang diperlukan untuk melakukan diagnostic test. Ketika TCS test switch dan retarder lever ENGAGE secara bersamaan, TCS akan engage masing masing rear brake secara bebas. Pasang pressure gauge pada TCS valve dan amati pembacaan tekanan selama skiklus pengetesan. Tekanan brake kiri akan berkurang dan meningkat. Setelah jeda singkat/sebentar. Tekanan brake kanan akan berkurang dan meningkat. Test akan diulangi selama TCS test switch dan retarder lever



ENGAGED. TCS valve mempunyai kiri dan kanan brake release pressure tap. Ketika proportional solenoid di ENERGIZED, Cat ET akan diperlihatkan 68 % ketika brake FULLY ENGAGED. CATATAN: Selama diagnostic test, parking/secondary brake harus di release.



108 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 111: Wheel Speed Sensors. WHEEL SPEED SENSORS Terlihat rear wheel speed sensor (panah) yang dilihat dari belakang truck. TCS memonitor putaran roda melalui empat input speed signal: satu dari masingmasing drive axle, dan dua di transmission output shaft. Transmission output speed sensor memonitor ground speed daripada machine dan memberikan input signal ke Brake ECM melalui CAT Data Link. TCS menggunakan transmission output speed sensor untuk disable TCS ketika ground speed diatas 19.3 km/h (12 mph).



Gambar 112: Traction Control System Valve. 109 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TCS VALVE TCS valve dipasang disisi dalam frame rail kiri arah dibelakang machine. Dua solenoid dipasang di valve. Electrical signal dari Brake ECM menyebabkan selector solenoid valve (1) untuk bergeser dan memungkinkan milih parking brake kiri atau kanan. Jika selector valve bergeser ke kiri parking brake hydraulic circuit. Mengatur oli yang didrain/dibuang. Left reducing spool control valve kemudian dapat bergeser dan engage parking brake. Proportional solenoid valve (2) mengatur volume oli yang didrain dari parking brake control circuit yang dipilih. Nilai aliran diatur oleh signal dari brake ECM. Pressure tap (3) dapat digunakan untuk test kiri dan kanan tekanan brake release ketika melakukan diagnostic test pada TCS. Saat HIGH IDLE, tekanan di tap didalam TCS valve sekitar 138 kPa (20 psi) kurang dari tekanan brake release di test di wheel. Pressure tap juga digunakan untuk menyediakan informasi dragging/menyeret kepada mekanik. Jika parking brake di release, seperti dirasakan oleh secondary brake pressure switch pada parking brake control valve, dan tekanan parking brake dibawah 3445 (500 psi), parking brake dragging event akan di logged didalam Brake ECM. Event dapat dilihat dengan Cat ET.



Gambar 113: Traction Control System Valve Brake Released. TCS VALVE – BRAKE RELEASED Ilustrasi di atas memperlihatkan TCS valve dengan engine running dan brake RELEASED. 110 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Ketika operator menggerakkan transmission lever keluar dari posisi PARK, Brake ECM energize parking brake solenoid, yang mana mengaktifkan parking brake release valve (1). Brake release mengarahkan aliran oli ke TCS valve. Didalam TCS valve, oli mengalir melalui sebuah screen dan orifice ke selector solenoid (2) dan brake reducing valve (3 dan 4). Ketika TCS diaktifkan, oil ditutup di selector solenoid. Oli bertekanan menggerakkan brake reducing solenoid ke kiri dan oli dari brake charging pump diarahkan ke parking brake. Parking brake di RELEASED. CATATAN: Keselurahan tidak didaftar di teks yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



Gambar 114: Traction Control System Valve Brake Engaged. TCS VALVE – LEFT BRAKE ENGAGE Ilustrasi di atas memperlihatkan TCS valve dengan engine running dan brake kiri RELEASED. Ketika signal dari sensor menunjukkan bahwa left wheel (roda kiri) spinning 60 % lebih cepat daripada right wheel (roda kanan), Brake ECM mengirim signal ke selector solenoid (2) dan proportional solenoid (5). Selector solenoid valve bergeser keatas untuk membuka sebuah jalur antara ujung kanan left brake reducing valve (3) dan proportional solenoid valve. Oli dari parking brake release section dari torque conventer pump (8) memberikan signal oli ke drain ball check, yang nmengijinkan oli dari TCS valve ke return menuju tank.



111 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Proportional solenoid valve membuka jalur dari selector solenoid valve untuk didrain melewati drain ball check. Proportional solenoid valve juga mengatur nilai pada oli yang diijinkan untuk didrain. Control circuit oil drain (oli drain sirkuit yang tercontrol) melewati selector valve dan masuk ke proportional valve. Reducing valve spool untuk left rear brake (7) bergeser dan menutup aliran oli ke left rear brake. Oli di left parking brake control circuit mulai ke drain dan left rear parking brake mulai ENGAGE. Left brake office menghambat aliran oli dari parking brake release valve. Ketika signal dari sensor menunjukkan bahwa left wheel tidak spinning lagi, Brake ECM berhenti mengirim signal ke selector solenoid dan proportional solenoid. Selector solenoid valve dan proportional valve menutup jalur ke drain dan mengijinkan tekanan control circuit meningkat. Left brake reducing valve bergeser ke kiri dan menutup jalur ke drain. Oli parking brake yang diarahkan ke left parking brake dan brake di RELEASED. CATATAN: Keselurahan tidak didaftar di teks yang diperlihatkan hanya bertujuan untuk referensi.



112 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TOPIK 7 STEERING SYSTEM 1



4 2 3 Gambar 115: Steering System. STEERING SYSTEM Dalam sesi ini akan dijelaskan cara kerja dari steering system. Seperti halnya Caterpillar Off-highway Truck lainya, steering system menggunakan tenaga hydraulic untuk membelokkan roda depan. System ini tidak memiliki hubungan mekanis antara steering wheel dan steering cylinder. Steering system pada 777E sama dengan 777D Update truck menggunakan load sensing, pressure compensated yang bebeda sekali dengan steering system yang digunakan pada 777D truck yang terdahulu. Lebih sedikit tenaga yang dibutuhkan oleh steering system saat truck berjalan lurus. Horsepower yang diperlukan oleh steering tergantung pada besarnya tekanan dan aliran yang diperlukan oleh steering cylinder. Gambar di atas menujukkan bagian depan truck dengan engine dilepas, komponen steering yang terlihat adalah: • • • •



Steering tank (1) Steering pump (2) Steering valve (3) (Pada 777E dipindah ke upper rail frame sebelah kanan) Secondary steering motor dan pump (4)



113 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



4 2 5 3 1



Gambar 116: Steering System Tank. STEERING SYSTEM TANK Steering system tank berada di atas platform sebelah kanan. Periksa steering system oil level pada sight gauge (1). Steering system oil filter (2) (tidak terlihat) berada di sebelah steering tank. Steering system menggunakan pressure compensated piston type pump. Case drain oil dari steering pump akan kembali ke tanki melalui case drain filter (3) yang berada di samping steering tank.



Sebelum membuka tutup tanki untuk menambahkan oli steering, tekan pressure release button (4) pada breather untuk membuang jika terdapat tekanan di dalam tanki. Steering system oil sample dapat diambil melalui Scheduled Oil Sampling (S.O.S) tap (5) yang berada pada case drain return hose. Steering system base dan case drain filter base memiliki bypass valve yang mengijinkan steering oil untuk di-bypass dari filter jika filter buntu.



114 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



3



2



1



Gambar 117: Steering Pump. STEERING PUMP 777D Update truck dilengkapi dengan load sensing, pressure compensated, piston type pump. Steering pump akan bekerja saat engine running dan menyediakan aliran oli untuk steering system. Steering pump terdiri dari load sensing controller dengan dua valve. High pressure cutoff valve (1) yang berfungsi sebagai primary steering system relief valve. Untuk meng-adjust pada primary steering system (high pressure cutoff), lepas nut penutup, kendorkan nut dan putar adjusting screw ke dalam untuk menaikan tekanan atau keluar untuk menurunkan tekanan. Tekanan untuk primary steering system adalah 23425±345 kpa (3400±50 psi). Untuk mengukur tekanan, pasang pressure gauge pada tap (lihat Gambar No. 140). Operasikan truck pada NEUTRAL dengan engine HIGH IDLE, dan putar steering wheel sampai berhenti pada batas maximum ke kanan atau ke kiri. Flow compensator valve (2) digunakan untuk meng-adjust low pressure standby. Saat truck berjalan lurus, tidak ada aliran atau tekanan yang diperlukan steering cylinder, dan pompa akan destroke pada low pressure standby. Untuk meng-adjust low pressure standby, lepas nut penutup, kendorkan locknut dan putar adjusting screw ke dalam untuk menaikan atau putar adjusting screw keluar untuk menurunkan tekanan. Tekanan low pressure standby harus antara 2070 dan 2950 kpa (300 dan 430 psi). Untuk mengukur tekanan ini, pasang pressure gauge pada pressure tap (lihat Gambar No. 140). Operasikan truck pada NEUTRAL dengan engine HIGH IDLE, dan JANGAN menggerakkan steering wheel. Load Sensing (LS) signal pressure dari Hand Metering Unit (HMU) (lihat Gambar No.



142) masuk ke spring chamber pada flow compensator valve melalui hose (3).



115 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 118: Steering Pump Low Pressure Standbay. LOW PRESSURE STANDBAY Saat truck berjalan lurus, steering cylinder tidak memerlukan aliran atau tekanan. HMU akan menyediakan tekanan yang sangat rendah sebagai load sensing signal ke flow compensator pada load sensing controller. Oli dari pompa (pada low pressure standby) mengalir ke swashplate piston dan melewati bagian bawah flow compensator spool ke actuator piston. Actuator piston memiliki penampang yang lebih besar dari pada swashplate piston. Tekanan oli pada actuator piston akan melawan gaya spring dan tekanan pada swashplate piston untuk menggerakkan swashplate ke posisi destroke. Kemudian aliran dari pompa akan minimum, low pressure standby. Tekanan output pompa sama dengan setingan pada flow compensator ditambah tekanan yang dibutuhkan untuk mengompensasi kebocoran system. low pressure standby setting harus antara 2070 dan 2950 kpa (300 dan 430 psi).



116 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 119: Steering Pump Pada Maksimum Flow. STEERING PUMP PADA MAXIMUM FLOW Saat berbelok, dimana tekanan dan aliran steering diperlukan, tekanan akan naik pada HMU load sensing signal line. Tekanan pada signal line sama dengan tekanan pada steering cylinder. Pump load sensing controller menjaga tekanan dari actuator piston ke drain. Dengan ditambahkan tekanan dari atas load sensing controller akan mengalirkan tekanan dari actuator piston ke drain dan swashplate akan bergerak ke posisi maximum flow (upstroke). Saat tekanan naik pada HMU load sensing signal line, tekanan pada pump supply akan sama dengan tekanan pada flow compensator. Hal ini akan menjaga pompa untuk tetap pada posisi maximum flow. Karena pompa diputar oleh engine, maka rpm engine juga akan mempengaruhi pump output.



Gambar 120: Steering Control Valve 777E. 117 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



STEERING CONTROL VALVE Pada Gambar di atas terlihat bagian depan dari steering chek and relief valve berada di frame rail kiri atas. Backup relief valve for secondary check valve (1) berada di steering check and relief valve yang berfungsi sebagai backup untuk relief valve primary steering mengalami kegagalan. Tekanan steering system dapat diukur melalui steering system pressure tap (3).



2



1



Gambar 121: Hand Matering Unit. HAND MATERING UNIT Hand Metering Unit (HMU) (1) berada pada base dari steering column dibelakang cover pada cabin depan. HMU terhubung ke steering wheel dan dikontrol oleh operator. HMU mengatur jumlah oli yang dikirimkan ke steering cylinders dengan kecepatan sama seperti saat steering wheel diputar. Semakin cepat HMU diputar, semakin banyak aliran oli yang dikirim ke steering cylinder, dan akan semakin cepat roda dalam berbelok. Steering system ini dinamakan sebagai ”Q-amp” dalam aliran oli. Saat dengan tibatiba terjadi perubahan arah (putaran steering wheel melebihi 10 rpm), aliran oli tambahan dari steering pump akan di-bypass oleh gerotor pump pada HMU dan akan mengalir langsung ke steering cylinder. Oli yang mengalir ke cylinder sama dengan aliran oli yang ke gerotor pump ditambah aliran oli bypass dari steering pump. Aliran oli steering dikuatkan sampai 1,6 :1. kegunaan ini untuk menyediakan respon steering yang cepat saat melakukan perubahan arah secara tiba-tiba.



118 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Tekanan load sensing signal mengalir melalui tube (2) ke load sensing controller pada primary steering pump (lihat Gambar No. 137) dan load sensing controller pada secondary steering pump (Gambar berikutnya). Di depan HMU terdapat empat tubes: • • • •



Tube kiri atas: Kembali ke tanki Tube kanan atas: Belok kiri Tube kiri bawah: Pump supply Tube kanan bawah: Belok kanan



Dua crossover relief valves terpasang di bagian atas HMU. Crossover relief valve dipasang secara seri dengan port belok kanan dan belok kiri. Jika roda depan menerima gaya dari luar saat roda tidak digerakkan, crossover relief valve akan melindungi steering line antara steering cylinder dan HMU. Crossover relief valve akan mengijinkan oli untuk dialirkan dari salah satu bagian steering cylinder ke yang lainya pada bagian yang berlawanan. Setingan untuk crossover relief valve adalah kurang lebih 27200±690 kpa (3950±100 psi). Untuk mengetes crossover relief valve kanan, pasang dua tee dengan pressure tap pada hose steering cylinder untuk belok kanan. Belokkan truck penuh ke kanan sampai berhenti, dan matikan engine. Supply dari pompa external harus duhubungkan pada pressure tap yang terpasang pada hose untuk belok kanan. Hubungkan pressure gauge pada pressure tap lainya yang terpasang pada hose untuk belok kanan. Beri tekanan pada steering system, dan amati pembacaan pada pressure gauge yang akan menunjukkan nilai setingan untuk crossover relief valve kanan. Untuk mengetes crossover relief valve kiri, pasang dua tee dengan pressure tap pada hose steering cylinder untuk belok kiri. Belokkan truck dengan penuh ke kiri sampai berhenti, dan matikan engine. Supply dari pompa external harus dihubungkan pada salah satu pressure tap yang terpasang pada hose untuk belok kiri. Hubungkan presure gauge pada pressure tap lainya yang terpasang pada hose untuk belok kiri. Beri tekanan pada steering system, dan amati pembacaan pada gauge yang akan menunjukkan nilai setingan dari crossover relief valve kiri.



119 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



3



2



1



` Gambar 122: Dynamic Load Sensing. DYNAMIC LOAD SENSING Semua Update truck seri “E” lainya menggunakan static load sensing steering system. Pada static system, terdapat load sensing pressure antara HMU dengan steering pump, tetapi tidak ada flow. 777E Update truck menggunakan dynamic load sensing steering system. Pada dynamic system, terdapat load sensing pressure dan flow antara HMU dengan steering pump. Load sensing pilot signal resolver valve (1) berada pada secondary steering pump load sensing valve. Resolver valve mengijinkan load sensing signal oil untuk mengalir diantara HMU dengan primary steering pump atau secondary steering pump. Saat tidak ada pergerakkan pada steering wheel, oli mengalir ke HMU. Saat berbelok ke kiri atau ke kanan, oli akan mengalir dari HMU melalui signal hose (2). Normalnya, secondary steering pump pada kondisi OFF dan resolver akan menutup dari HMU ke secondary steering pump. Aliran melalui hose (3) dari primary steering pump akan menahan pembukaan resolver, dan tekanan load sensing pilot signal akan terjadi di antara HMU dan piston pump flow compensator.



Load sensing signal yang mengalir dari primary steering pump juga digunakan untuk “thermal bleed” melalui HMU. “thermal bleed” digunakan untuk menjaga temperatur HMU agar sama dengan temperaur steering system. Menjaga temperatur HMU akan mencegah dari macet.



120 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 123: Steering Hydraulic System. STEERING HYDRAULIC SYSTEM Pada Gambar di atas terlihat steering hydraulic system. Primary steering pump menghisap supply oli dari steering tank. Semua piston-type pump menghasilkan sedikit kebocoran ke case drain untuk pelumasan dan pendinginan. Dari case drain oli mengalir ke steering tank melalui case drain filter. Oli steering mengalir dari pompa ke steering valve yang berada pada frame di samping suspension depan kanan. Steering pressure switch memonitor output dari steering pump. Steering pressure switch tidak dapat langsung membaca tekanan high steering system pressure. Pressure reducing valve akan menurunkan tekanan steering system untuk steering pressure switch. Jika seteering pressure switch mengirimkan signal ke Transmission/Chassis ECM bahwa tekanan steering system rendah, ECM akan mengidupkan secondary steering motor. Secondary steering akan mensupply aliran oli ke steering valve.



Saat Transmission/Chassis ECM meng-energize secondary steering motor, oli load sensing signal akan mengalir dari secondary steering load sensing valve melalui load sensing resolver ke HMU. Load sensing valve akan menggunakan tekanan load sensing signal untuk mengontrol jumlah aliran dari secondary steering pump ke steering valve. Dua relief valve terpasang pada steering valve. Secondary steering back-up relief valve melindungi secondary steering system jika relief valve pada secondary steering pump tidak bekerja.



121 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Primary steering back-up relief valve melindungi primary steering system jika high pressure cutoff valve pada steering pump tidak bekerja. Dua check valve berada pada steering valve. Check valve digunakan untuk memisahkan primary dan secondary steering system. HMU memiliki lima port: • • • • •



Tank (T) Belok kiri (L) Pump supply (P) Belok kanan (R) Load sensing (LS)



Hand Metering Unit (HMU) berada di dasar steering coulmn di dalam cover cabin depan. HMU terhubung dengan steering wheel dan dikontrol oleh operator. Steering supply oil mengalir ke HMU (P) dari steering valve. Kembalinya oli dari HMU (T) mengalir melalui steering valve dan steering filter ke steering tank. HMU mengatur jumlah oli yang dikirimkan ke steering cylinder (L dan R) dengan kecepatan sebagaimana putaran pada steering wheel. Semakin cepat HMU diputar, semakin banyak flow yang mengalir ke steering cylinder, dan semakin cepat roda untuk berbelok. Load sensing pilot signal resolver vlave berada pada secondary steering pump load sensing valve. Resolver valve mengijinkan load sensing signal oil mengalir diantara HMU dan primary steering pump atau secondary steering pump. Saat steering wheel tidak digerakkan, oli mengalir ke HMU. Pada saat belok kanan atau kiri, oli akan mengalir dari HMU, Normalnya, secondary steering pump dalam kondisi OFF dan resolver valve akan menutup dari HMU ke secondary steering pump. Aliran dari primary steering pump akan menahan pembukaan resolver dan tekanan load sensing pilot signal di antara HMU dan flow compensator pada piston pump.



122 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 124: Steering Hydraulic System Posisi Hold. STEERING HYDRAULIC SYSTEM POSISI HOLD Di atas adalah schematik pada steering hydraulic system yang digunakan pada 777E Update truck dalam posisi HOLD. Semua komponen internal valve dan arah dari aliran oli dapat dilihat. Primary steering pump menghisap supply oli dari steering tank. Semua piston-type pump akan menghasilkan sedikit kebocoran pada case drain untuk pelumasan dan pendinginan. Oli dari case drain akan mengalir ke steering tank melalui case drain filter. Oli steering mengalir dari pompa ke steering valve yang berada pada frame di samping suspension depan kanan. Steering pressure switch memonitor output dari steering pump. Steering pressure switch tidak dapat langsung membaca tekanan high steering system pressure. Pressure reducing valve akan menurunkan tekanan steering system untuk steering pressure switch. Jika seteering pressure switch mengirimkan signal ke Transmission/Chassis ECM bahwa tekanan steering system rendah, ECM akan mengidupkan secondary steering motor. Secondary steering akan mensupply aliran oli ke steering valve.



Saat Transmission/Chassis ECM meng-energize secondary steering motor, oli load sensing signal akan mengalir dari secondary steering load sensing valve melalui load sensing resolver ke HMU. Load sensing valve akan menggunakan tekanan load sensing signal untuk mengontrol jumlah aliran dari secondary steering pump ke steering valve. 123 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Dua relief valve terpasang pada steering valve. Secondary steering back-up relief valve melindungi secondary steering system jika relief valve pada secondary steering pump tidak bekerja. Primary steering back-up relief valve melindungi primary steering system jika high pressure cutoff valve pada steering pump tidak bekerja. Dua check valve berada pada steering valve. Check valve digunakan untuk memisahkan primary dan secondary steering system. Hand Metering Unit (HMU) berada di dasar steering coulmn di dalam cover cabin depan. HMU terhubung dengan steering wheel dan dikontrol oleh operator. Steering supply oil mengalir ke HMU dari steering valve. Kembalinya oli dari HMU menggalir melalui steering valve dan steering filter ke steering tank. HMU mengatur jumlah oli yang dikirimkan ke steering cylinder (L dan R) dengan kecepatan sebagaimana putaran pada steering wheel. Semakin cepat HMU diputar, semakin banyak flow yang mengalir ke steering cylinder, dan semakin cepat roda untuk berbelok. Load sensing pilot signal resolver valve berada pada secondary steering pump load sensing valve. Resolver valve mengijinkan oli load sensing signal mengalir di antara HMU dan primary steering pump atau secondary steering pump. Saat steering wheel tidak digerakkan, oli mengalir ke HMU. Pada saat belok kanan atau kiri, oli akan mengalir dari HMU, Dua crossover relief valves terpasang di bagian atas HMU. Crossover relief valve dipasang secara seri dengan port belok kanan dan belok kiri. Jika roda depan menerima gaya dari luar saat roda tidak digerakkan, crossover relief valve akan melindungi steering line antara steering cylinder dan HMU. Crossover relief valve akan mengijinkan oli untuk dialirkan dari salah satu bagian steering cylinder ke yang lainya pada bagian yang berlawanan.



124 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



TOPIK 8 HOIST SYSTEM



Gambar 125: Hoist Hydraulic System. HOIST SYSTEM Hoist system pada 777D Update truck dikontrol oleh Transmission/Chassis ECM Cara kerja hoist control system mirip dengan 777D sebelumnya. Terdapat empat posisi hoist lever yaitu: RAISE, HOLD, FLOAT dan LOWER. Hoist valve memiliki lima posisi termasuk posisi SNUB. Operator tidak bisa mengetahui jika hoist pada posisi SNUB karena tidak tersedia pada hoist lever. Saat body sedang diturunkan, sebelum menyentuh frame, Transmission/Chassis ECM memberikan signal ke hoist lower solenoid untuk menggerakkan hoist valve spool ke posisi SNUB. Pada posisi SNUB, kecepatan penurunan body akan berkurang untuk mencegah benturan keras dengan fame. Hoist system dapat di-enable atau di-disable dengan menggunakan ET. Semua truck yang dikirim dari pabrik tanpa dump body terpasang, diseting pada Hoist Enable Status 2. hoist Enable Status 2 adalah hanya untuk test mode yang akan mencegah hoist cylinder mengalami kerusakan saat diaktifkan. Setelah body terpasang, rubah Hoist Enable Status ke 1 agar hoist system dapat bekerja dengan benar.



125 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



CATATAN: Hoist system dapat di-enable atau di-disable menggunakan ET. Jika hoist system tidak berfungsi, periksa hoist status configurasi pada Transmission/Chassis ECM.



Gambar 126: Hoist Lever. HOIST LEVER Operator mengontrol hoist lever (panah). Keempat posisi pada hoist lever adalah: RAISE, HOLD, FLOAT dan LOWER. Truck seharusnya dioperasikan dengan hoist lever pada posisi FLOAT. Berjalan dengan hoist pada posisi FLOAT akan membuat berat dari body ditahan oleh frame dan body pad dan bukan oleh hoist cylinder. Hoist control valve aktualnya akan pada posisi SNUB. Jika transmission sedang MUNDUR kemudian body dinaikan, hoist lever sensor akan digunakan untuk melakukan shift transmisson ke NEUTRAL. Transmission akan tetap NEUTRAL sampai: 1. Hoist lever diposisikan ke HOLD atau FLOAT, 2. Shift lever telah diposisikan ulang ke NEUTRAL. CATATAN: Jika truck start dengan body sedang di atas dan hoist lever pada posisi FLOAT, lever harus di posisikan ke HOLD dan kemudian ke FLOAT sebelum body akan turun.



126 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 127: Hoist Control Posistion Sensor. HOIST CONTROL POSITION SENSOR Hoist lever control adalah Pulse Width Modulated (PWM) position sensor (panah). PWM sensor mengirimkan duty cycle input signal ke Transmssion/Chassis ECM. Tergantung pada posisi sensor dan nilai duty cycle, satu dari dua solenoid yang berada pada hoist valve akan di-energize. Empat posisi pada hoist lever adalah RAISE, HOLD, FLOAT dan LOWER, dengan duty cycle signal yang akan mengubah semua posisi dari hoist lever, operator dapat memodulasi kecepatan dari pergerakan hoist cylinder. Hoist lever sensor juga menggantikan body raise switch (transmission neutralizer switch) yang berada di belakang kursi operator. Hoist lever sensor melakukan tiga fungsi yaitu: • Menaikan dan menurunkan body • Menetralkan transmission saat MUNDUR • Memulai TPMS cycle yang baru Hoist lever position sensor menerima 24 Volt dari Transmision/Chassis ECM. Untuk mengechek supply voltage pada sensor, hubungkan multimeter diantara Pin A dan B pada connector sensor. Seting multimeter pada pembacaan ”DC Volt”. Untuk mengechek signal dari hoist lever position sensor, hubungkan multimeter diantara Pin B dan C pada connector hoist lever position sensor. Seting multimeter pada pembacaan ”Duty Cycle”. Output duty cycle harus kurang lebih 5 – 95% antara full Raise ke full LOWER.



127 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



3



1 2



Gambar 128: Hoist, Converter Dan Brake Hydraulic Tank. HOIST, CONVERTER DAN BRAKE HYDRAULIC TANK Terlihat pada Gambar adalah hoist, converter dan brake hydraulic tank. Level oli dicheck dengan membuka pintu kecil (1) dan melihat melalui sight gauge. Level oli harus pertama dicheck dengan keadaan dingin dan engine mati. Level harus dicheck lagi dengan kondisi hangat dan engine running. Sight gauge bawah (2) dapat digunakan untuk mengisi tanki saat hoist cylinder berada pada posisi RAISED. Saat hoist cylinder diturunkan, level oli hydraulic akan bertambah. Setelah hoist cylinder diturunkan, periksa level oli hydraulic tank pada sight gauge yang atas. Hanya gunakan Transmission Drive Train Oil (TDTO) dengan sepesifikasi TO-4 atau yang terbaru. TDTO TO-4 oil: • Memberikan kemampuan menahan gesekan secara maximum untuk clutch disc yang dipakai pada brake. • Menaikan kemampuan menahan dalam pengereman dengan mengurangi slip. • Mengontrol pengereman Periksa hoist dan brake hydraulic tank breather (3) dari kebuntuan. Bersihkan filter jika buntu.



128 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



3 2



5 6 4



1



7



8



Gambar 129: Bagian Belakang Hoist, Converter Dan Brake Hydraulic Tank. BAGIAN BELAKANG



DARI HOIST, CONVERTER DAN BRAKE OIL TANK



Terlihat bagian belakang dari hoist, converter dan brake hydraulic tank. Hoist pump menghisap oli dari tanki melalui suction screen (1) yang berada di belakang tanki. Oli yang kembali dari hoist valve mengalir melalui port (2). Brake cooling oil yang kembali ke hydraulic tank melalui tiga port (3) paling atas. Hydraulic tank port yang lain: 4. 5. 6. 7. 8.



Transmission charging pump suction Transmission return Torque converter pump suction Attachment brake cooling pump suction Torque converter inlet valve return port



1 2



Gambar 130: Hoist Pump. 129 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



HOIST PUMP Hoist pump (1) berada di bagian atas belakang pump drive. Oli mengalir dari hoist pump ke hoist control valve. Hoist system pressure dapat di tes pada pressure tap (2). Tekanan hoist system saat RAISE dan LOWER berbeda. Tekanan hoist system saat RAISE adalah: 18950 + 520 - 0 kPa (2750 + 75 - 0 psi) Tekanan hoist system saat LOWER adalah: 3450 ±350 kPa (500 ±50 psi) Body up switch (lihat Gambar No. 132) harus pada posisi RAISE sebelum melakukan test pada tekanan relief valve untuk LOWER. Gerakkan magnet melewati body up switch sampai body up alert indicator pada dash menyala. Saat body up switch pada posisi LOWER, Transmission/Chassis ECM akan menahan hoist valve pada posisi SNUB dan relief valve untuk LOWER tidak akan terbuka. Pada posisi HOLD, FLOAT dan SNUB, gauge akan membaca tekanan brake cooling, yang dihasilkan dari hambatan pada cooler, brake dan hose (normalnya lebih rendah dari setingan oil cooler relief valve). Tekanan maximum dibatasi oleh oil cooler relief valve, yang memiliki setingan 586 ±14 kPa (85 ±2 psi).



3 1



4



2



5



6 Gambar 131: Hoist Control Valve Depan.



HOIST CONTROL VALVE DEPAN Oli mengalir dari hoist pump ke hoist control valve yang berada pada frame cross-tube diantara mounting hoist cylinder bagian bawah. Hoist valve menggunakan brake release oil sebagai oli pilot untuk menggerakan directional spool di dalam hoist valve. Brake release oil masuk ke hydraulic actuator pada kedua ujung hoist valve



130 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



melalui hose kecil. Tekanan brake release oil (hoist pilot) adalah 4700 ±200 kPa (680 ±30 psi). Tekanan oli pilot akan selalu ada pada kedua ujung directional spool. Dua solenoid valve digunakan untuk membuang oli pilot dari ujung directional spool, yang akan menyebabkan spool bergerak. Solenoid sebelah kanan adalah RAISE solenoid valve (1), dan solenoid sebelah kiri adalah LOWER solenoid valve (2). RAISE dan LOWER solenoid valve secara konsatan akan menerima kurang lebih 300 milivolts pada frekuensi 80 Hz saat berada pada setiap posisi kecuali HOLD. Hal ini dinamakan ”dither” digunakan untuk menjaga solenoid dalam posisi siap untuk respon yang cepat. Saat Transmission/Chassis ECM menerima input signal dari hoist lever sensor, ECM akan mengirimkan arus output signal antara 0 dan 1,9 amps ke salah satu solenoid. Besarnya arus yang dikirimkan ke solenoid menentukan berapa bayak oli pilot yang akan di-drain dari ujung directional spool, dan menentukan seberapa jauh pergerakan directional spool ke arah solenoid. Saat hoist control valve pada posisi HOLD, FLOAT atau SNUB, semua oli dari hoist pump akan mengalir melalui tube (3) dan brake oil cooler yang berada di belakang engine (lihat Gambar No. 78) ke brake (lihat Gambar No.108 dan 109). Oil cooler reief valve berada di dalam hoist contol valve di belakang plug besar (4). Relief valve akan membatasi tekanan brake oil cooling saat hoist valve pada posisi HOLD, FLOAT atau SNUB. Setingan untuk oil cooler relief valve adalah 586 ±14 kPa (85 ±2 psi). Dua hoist system pressure tap berada pada junction block diantara dua hoist cylinder. Tap kiri (5) digunakan untuk melakukan test pada tekanan hoist RAISE. Tap kanan (6) digunakan untuk melakukan test pada tekanan hoist LOWER. Tekanan relief valve dites dengan engine HIGH IDLE dan hoist valve pada posisi RAISE atau LOWER. Body up switch (lihat Gambar No.132) harus pada posisi RAISE sebelum melakukan test pada setingan relief valve untuk LOWER. Gerakan magnet melewati body up switch sampai body up alert indicator pada dash menyala. Jika body up switch pada posisi LOWER, Transmission/Chassis ECM akan menahan hoist valve pada posisi SNUB dan LOWER relief valve tidak akan terbuka. Orifice plate terpasang diantara hose atas dan rod end port pada kedua cylinder. Orifice plate akan menghambat aliran oli dari rod end hoist cylinder. Orifice plate mencegah kavitasi pada cylinder saat body naik lebih cepat dari supply pompa (karena beban shift secara tiba-tiba).



131 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



3 4



1



2



Gambar 132: Hoist Control Valve Sisi Kanan. HOIST CONTROL VALVE SISI KANAN Gambar di atas memperlihatkan pandangan hoist valve sebelah kanan. Load check valve berada di balik plug (1). Saat directional spool mulai bergerak, load check valve akan tetap tertutup sampai tekanan supply lebih besar dari tekanan pada hoist cylinder. Load check valve mencegah body dari turun sebelum tekanan RAISE naik.



Hoist pilot supply oil (brake release) masuk ke hydraulic actuator malalui port (2). Saat posisi HOLD, tekanan pilot oil akan tersedia pada kedua ujung directional spool. Saat solenoid energized, pilot oil akan di-dain dari ujung directional spool. Yang menyebabkan spool bergerak. Drain port berada di balik plug (3). Tekanan yang terkontrol untuk menahan spool pada posisi yang diinginkan, dapat diukur pada port (4).



1



2



3



Gambar 133: Hoist Control Valve Sisi Belakang. 132 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



HOIST CONTROL VALVE SISI BELAKANG Tekanan hoist system dikontrol oleh dua relief valve yang berada di atas hoist valve. Raise relief valve (1) membatasi tekanan pada hoist system saat RAISE. Tekanan hoist system saat RAISE adalah 18950 + 520 - 0 kPa (2750 + 75 - 0 psi).



LOWER relief valve (2) membatasi tekanan hoist system saat LOWER. Tekanan hoist system saat LOWER adalah 3450 ±350 kPa (500 ±50 psi). Dual stage relief valve signal spool berada di belakang plug (3). Saat hoist valve posisi RAISE, directional spool mengirimkan tekanan dari hoist cylinder raise ke dual stage relief valve signal spool. Dual stage relief valve signal spool menggerakkan block supply pressure dari pembukaan low pressure relief valve. CATATAN: Hoist valve posisi LOWER memiliki parameter yang dapat disetel pada Transmission/Chassis ECM dengan menggunakan ET. Sedikit penyetelan akan mengubah kompensasi dari valve. Jarak penyetelan dari -5 sampai +5 dengan nilai standar adalah nol. Angka negatif akan mengurangi kecepatan penurunan body dan angka positif akan mempercepat penurunan body. Dengan engine HIGH IDLE dan hoist lever pada posisi FLOAT, tekanan pump output harus kurang dari 1725 kpa (250 psi). hoist lever harus pada posisi HOLD saat melakukan penyetelan.



Gambar 134: Hoist Control Valve Saat Hold.



133 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



HOIST CONTROL VALVE SAAT HOLD Gambar di atas menunjukkan hoist control valve saat posisi HOLD. Tekanan oli pilot akan tersedia pada kedua ujung directional spool. Spool ditahan di tengahtengah oleh centering spring dan oli pilot. Saluran pada directional spool akan menghubungkan signal dual stage relief valve stem ke tanki. Semua oli dari hoist pump akan mengalir melalui brake oil cooler ke rear brake. Posisi dari directional spool akan menutup oli pada head end dan rod end dari hoist cylinder. Gauge yang terhubung ke pressure tap pada pompa saat hoist valve posisi HOLD akan menunjukkan tekanan untuk brake cooling system, dimana yang dihasilkan karena hambatan pada cooler, brake dan hose. Tekanan maximum harus sesuai dengan setingan pada front brake oil cooler relief valve. Setingan pada oil cooler relief valve adalah 586 ±14 kPa (85 ±2 psi).



Gambar 135: Hoist Control Valve Saat Raise. HOIST VALVE SAAT RAISE (NAIK) Gambar di atas menunjukkan hoist control valve posisi RAISE. Hoist solenoid ENERGIZED dan membuang oli pilot dari ujung atas directional spool. Directional spool bergerak ke atas. Oli dari pompa mengalir melewati load check valve dan directional spool ke head end pada hoist cylinder.



134 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Saat directional spool mulai bergerak, load check valve akan tetap menutup sampai tekanan supply lebih besar dari tekanan pada hoist cylinder. Load check valve mencegah body agar tidak turun sebelum tekanan untuk RAISE meningkat. Directional spool juga mengirimkan tekanan hoist cylinder raise ke dual stage relief valve signal stem. Dual stage relief valve signal stem akan bergerak ke bawah dan menutup tekanan supply dari pembukaan low pressure relief valve. Oli dari rod end hoist cylinder mengalir bebas melalui brake oil cooler ke brake.



Jika tekanan head end dari hoist cylinder melebihi setingan relief valve, high pressure relief valve akan membuka, dump valve akan bergerak ke kiri dan oli dari pompa akan mengalir ke tanki. High pressure hoist relief valve seting di check pada hoist pump pressure tap atau pada head end pressure tap yang berada pada juction block di antara dua hoist cylinder. Periksa tekanan relief valve dengan hoist lever pada posisi RAISE dan engine HIGH IDLE.



Gambar 136: Hoist Control Valve Saat Lower. HOIST LEVER SAAT LOWER (TURUN) Gambar di atas menunjukan hoist control valve pada posisi LOWER (turun). LOWER solenoid energized dan akan membuang oli dari ujung bawah directional spool. Directional spool kemudian bergerak ke bawah.



135 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Oli supply dari pompa akan melewati load check valve dan directional spool ke rod end pada hoist cylinder. Oli pada head end hoist cylinder akan mengalir ke tanki melalui 15 lubang pada directional spool. Oli supply pada rod end hoist cylinder dan berat dari dump body akan menggerakkan cylinder untuk memendek.



Sebelum body mnyentuh frame, body up switch akan mengirim signal ke Transmission/Chasisis ECM untuk menggerakkan directioanl spool ke posisi SNUB. Saat posisi SNUB, directonal spool bergerak sedikit untuk menghambat aliran oli dari head end melalui LIMA lubang pada spool dan menurunkan body secara perlahan. Directional spool juga menghubungkan saluran yang ke dual stage relief valve signal stem. Dual stage relief valve signal stem akan menyebabkan tekanan supply dibatasi oleh low pressure relief valve. Jika tekanan pada rod end hoist cylinder melebhi 3450 ±350 kPa (500 ±50 psi), low pressure relief valve akan membuka. Saat low pressure relief valve membuka, dump valve akan bergerak ke kiri dan mengalirkan oli ke tanki. Low pressure hoist relief valve seting dicheck pada rod end pressure tap yang berada pada juction block diantara dua hoist cylinder. Periksa tekanan relief valve dengan hoist lever pada posisi LOWER dan engine HIGH IDLE. Body up switch (lihat Gambar No. 132) harus pada posisi RAISE sebelum melakukan test pada tekanan relief valve untuk LOWER. Gerakkan magnet melewati body up switch sampai body up alert indicator pada dash menyala. Saat body up switch pada posisi LOWER, Transmission/Chassis ECM akan menahan hoist valve pada posisi SNUB dan relief valve untuk LOWER tidak akan terbuka. CATATAN: Hoist valve posisi LOWER memiliki parameter yang dapat disetel pada Transmission/Chassis ECM dengan menggunakan ET. Sedikit penyetelan akan mengubah kompensasi dari valve. Jarak penyetelan dari -5 sampai +5 dengan nilai standar adalah nol. Angka negatif akan mengurangi kecepatan penurunan body dan angka positif akan mempercepat penurunan body. Dengan engine HIGH IDLE dan hoist lever pada posisi FLOAT, tekanan pump output harus kurang dari 1725 kpa (250 psi). hoist lever harus pada posisi HOLD saat melakukan penyetelan.



136 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 137: Hoist Control Valve Saat Float. HOIST VALVE SAAT FLOAT Gambar di atas menunjukan hoist control valve pada psosisi FLOAT. LOWER solenoid akan setengah energized dan membuang beberapa oli pilot pada bagian ujung bawah directional spool ke tanki. Kemudian directional spool akan bergerak ke bawah. Karena oli pilot dibuang sedikit, directional spool tidak bergerak sejauh seperti saat LOWER. Oli supply pompa akan mengalir melewati load check valve dan directinal spool ke rod end hoist cylinder. Oli pada head end hoist cylinder akan mengalir ke tanki. Posisi dari directional spool membuat tekanan oli pada brake oil cooler sama dengan tekanan pada rod end hoist cylinder. Truck seharusnya dioperasikan dengan hoist lever pada posisi FLOAT. Berjalan dengan hoist pada posisi FLOAT akan membuat berat dari body ditahan oleh frame dan body pad dan bukan oleh hoist cylinder. Hoist control valve aktualnya akan pada posisi SNUB. Sebelum body menyentuh frame, body up switch akan mengirimkan signal ke Transmission/Chasisis ECM untuk menggerakkan directioanl spool ke posisi SNUB. Saat posisi SNUB, directonal spool bergerak sedikit untuk menghambat aliran oli



137 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



dan meurunkan body secara perlahan.



Gambar 138: Hoist Control Valve Saat SNUB. HOIST VALVE SAAT SNUB Gambar di atas menunjukkan hoist control valve pada posisi SNUB. Saat body diturunkan, sebelum body menyentuh frame, body up switch akan mengirimkan signal ke Transmission/Chassis ECM untuk mengerakkan directional spool ke posisi SNUB. Saat posisi SNUB, directional spool bergerak sedikit pada posisi di antara HOLD dan FLOAT. Posisi SNUB akan menghambat aliran oli dan akan menurunkan body secara perlahan. Operator tidak dapat mengontrol posisi SNUB. Saat hoist lever pada posisi LOWER atau FLOAT dan body up switch pada posisi DOWN, hoist control valve akan pada posisi SNUB. Gauge yang dihubungkan pada rod end pressure tap saat hoist control valve pada posisi SNUB akan menunjukkan pembacaan brake cooling system pressure, yang dihasilkan karena hambatan pada cooler, brake dan hose. Tekanan brake cooling system kurang lebih 172 kpa (25 psi) pada HIGH IDLE. Tekanan maximum harus sesuai dengan setingan pada brake cooling relief valve. Setingan pada brake cooling relief valve adalah 586 ±14 kPa (85 ±2 psi).



138 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Gambar 139: Hoist Hydraulic System. HOIST HYDRAULIC SYSTEM Hoist pump akan menghisap oli dari hydraulic tank melalui suction screen yang berada dibelakang tanki. Oli mengalir dari hoist pump ke hoist valve. Hoist valve menggunakan oli brake release sebagai oli pilot untuk menggerakkan directional spool di dalam hoist control valve. Oli mengalir dari brake release valve ke kedua ujung pada hoist control valve. Tekanan brake release oil adalah 4700 ±200 kPa (680 ±30 psi). Tekanan oli pilot akan selalu ada pada kedua ujung directional spool. Dua solenoid valve digunakan untuk membuang oli pilot dari ujung diredctional spool, yang akan menyebabkan spool untuk bergerak. Saat hoist control valve pada posisi HOLD, FLOAT atau SNUB, oli dari hoist pump akan mengalir melalui brake oil cooler yang berada di belakang engine di atas torque converter. Oli mengalir dari oil cooler, melalui rear brake, dan kembali ke hydraulic tank. Oil cooler relief valve berada pada hoist control valve,. Relief valve membatasi tekanan brake oil cooling saat hoist control valve pada posisi HOLD, FLOAT atau SNUB. Setingan oil cooler relief valve adalah 586 ±14 kPa (85 ±2 psi). Oli mengalir dari hoist control valve ke dua hoist cylinder saat directional spool pada hoist control valve tidak pada posisi HOLD. Orifice plate terpasang di antara hose atas dan rod end port pada kedua cylinder. 139 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Orifice plate mencegah kavitasi pada cylinder saat body naik lebih cepat dari supply pompa (karena beban shift secara tiba-tiba).



Gambar 140: Hoist Hydraulic System Posisi Hold. HOIST HYDRAULIC SYSTEM POSISI HOLD Terlihat di atas adalah schematic hoist hydraulic system yang digunakan pada 777E Update truck. Hoist valve menggunakan oli brake release sebagai oli pilot untuk menggerakkan directional spool di dalam hoist control valve. Oli mengalir dari brake release valve ke kedua ujung pada hoist control valve. Tekanan oli pilot akan selalu ada pada kedua ujung directional spool. Dua solenoid valve digunakan untuk membuang oli pilot dari ujung directional spool, yang akan menyebabkan centering spring dan tekanan pada kedua ujung yang berlawanan dari spool untuk mendorong spool. Solenoid pada sebelah kiri adalah RAISE solenoid valve dan solenoid sebelah kanan adalah LOWER solenoid valve. Saat RAISE solenoid energized, directional spool akan bergerak ke arah RAISE solenoid.



RAISE dan LOWER solenoid valve secara konstan akan menerima kurang lebih 300 milivolts pada frekuensi 80 Hz saat berada pada setiap posisi kecuali HOLD. Hal ini dinamakan ”dither” digunakan untuk menjaga solenoid dalam posisi siap untuk respon yang cepat.



140 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



Hoist lever control adalah Pulse Width Modulated (PWM) position sensor. PWM sensor mengirimkan duty cycle input signal ke Transmssion/Chassis ECM. Tergantung pada posisi sensor dan nilai duty cycle, satu dari dua solenoid yang berada pada hoist valve akan di energize. Empat posisi pada hoist lever adalah RAISE, HOLD, FLOAT dan LOWER, dengan duty cycle signal yang akan mengubah semua posisi dari hoist lever, operator dapat memodulasi kecepatan dari pergerakan hoist cylinder. Saat Transmission/Chassis ECM menerima input signal dari hoist lever sensor, ECM akan mengirimkan arus output signal antara 0 dan 1,9 amps ke salah satu solenoid. Besarnya arus yang dikirimkan ke solenoid menentukan berapa bayak pilot oil yang di-drain dari ujung directional spool dan menentukan seberapa jauh pergerakan directional spool. Operator tidak mengetahui posisi saat SNUB karena posisi ini tidak ada pada posisi lever. Saat body diturunkan, sebelum body menyentuh frame, kecepatan body saat float akan dikurangi untuk mencegah body membentur pada frame. Saat hoist control valve pada posisi RAISE, oli dari pump supply akan mengalir ke head end pada hoist cylinder. Oli supply dari pompa juga akan mengalir pada dual stage signal spool dan menggerakkan spool ke kiri. Saat dual steage signal spool bergerak ke kiri, oli dari supply pompa akan ditutup dari LOWER relief valve, dan RAISE relief valve akan membatasi tekanan pada hoist system. Saat hoist control valve pada posisi LOWER (turun), FLOAT atau SNUB, oli supply dari pompa akan mengalir ke rod end dari hoist cylinder. Oli supply dari pompa akan ditutup dari dual stage signal spool dan spring akan menahan spool ke posisi kanan. Saat dual stage signal spool ke posisi kanan, oli supply dari pompa akan mengalir ke LOWER relief valve, dan tekanan hoist system akan dikontrol oleh LOWER relief valve.



141 PT. CIPTAKRIDATAMA



777E Off-Highway Truck



KESIMPULAN Modul ini telah memberikan dasar pengenalan terhadap Caterpillar 777E Off-Highway Truck. Semua Lokasi Komponen diidentifikasi dan system utama didiskusikan, ketika digunakan hubungkan dengan sevice manual, informasi didalam paket dapat mengijinkan teknisi untuk menganalisa problem didalam beberapa system utama pada truck ini.



142 PT. CIPTAKRIDATAMA