High Alert - NaCl 3% [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Beta Zudia Fitri Pauziah Ikhsan Budiarto Novita Sari Vethreeany S 1



2



Deskripsi  Tiap



100 mL NaCl 3% mengandung NaCl 3 g dan water for injection  pH sediaan : 5,8 (4,5-7,0)  Osmolaritas larutan : 1030 mOsmol/liter  Konsentrasi elektrolit : 513 mEq/liter  Sediaan untuk injeksi diharuskan steril, bebas pirogen, dan tidak mengandung bahan yang bersifat bakteriostatik atau antimikroba.



3



Kondisi Klinis NaCl 3% digunakan sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi yang mampu merangsang diuresis, tergantung pada kondisi klinis pasien.  Natrium, merupakan kation utama dari cairan ekstraselular yang berfungsi dalam pengendalian distribusi air, keseimbangan cairan, dan tekanan osmotik cairan tubuh. Natrium juga berhubungan dengan klorida dan bikarbonat dalam pengaturan keseimbangan asam-basa dari cairan tubuh.  Klorida, merupakan anion ekstraselular utama yang erat hubungannya dengan natrium dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. 



4



Terapi salin hipertonik diindikasikan untuk hipokloremia dan atau hiponatremia berat (serum sodium biasanya 130 mEq/L) dan sedang (120-130 mEq/L) tanpa simptom klinis



Rute Penggunaan



• Penggunaan HTS dapat mengiritasi jaringan, karenanya penggunaan HTS diharuskan melalui kateter sentral atau hanya pada kondisi emergensi saja.



6



Mekanisme Kerja



7



 Osmolaritas



NaCl 3% lebih tinggi dibandingkan plasma darah, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Sehingga, mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).  Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik.



Dosis Penggunaan 8



9



Penggantian Natrium • Initial dose : 0,3-0,6 mEq/kg/jam ~ 0,35-0,7 ml/kg/jam • Pasien dengan kadar serum Na < 110 mEq/L : 1-2 ml/kg/jam • Setelah kadar serum Na >120 mEq/L dan tidak ada gejala klinis → ganti dengan infus NaCl 0,9% Koreksi serum Na pada hiponatremia akut (< 48 jam) • Initial dose : 1-2 mEq/L/jam untuk 2-3 jam pertama • Maksimum : ≤ 20 mEq/L/24jam pertama • Koreksi dilakukan sampai 48-96 jam berikutnya dengan kadar 12 mEq/L/24jam Koreksi serum Na pada hiponatremia kronis (≥ 48 jam) • Initial dose : 0,5 mEq/L/jam • Maksimum : < 10 mEq/L/24jam. • Koreksi dilakukan selama beberapa hari sampai serum Na kembali normal



10



Cara Penggunaan 11



12



 Larutan



NaCl 3% hanya digunakan untuk penggunaan IV saja.  Larutan NaCl 3% diberikan melalui infus secara perlahan menggunakan jarum Bore kecil pada vena perifer terbesar.  Dosis IV maks yang seharusnya diberikan adalah 100mL/1jam. Sebelum dilakukan penambahan jumlah dosis, konsentrasi elektrolit termasuk klorida dan bikarbonat dalam serum darah harus ditentukan untuk memastikan kebutuhan NaCl tubuh.  Penggunaan dosis IV maks NaCl harian adalah 400mL/24 jam



13



Penyimpanan  Hindari



dari paparan panas berlebihan.  Hindari dari pembekuan.  Direkomendasikan untuk disimpan pada temperatur ruang (25oC).



Reaksi Obat Tidak Diinginkan 14



15



• Reaksi yang mungkin terjadi karena larutan atau tekhnik penggunaan mencakup timbulnya demam, infeksi pada tempat injeksi, trombosis vena, flebitis memanjang dari tempat injeksi, ekstravasasi dan hipervolemia. • Infus HTS yang terlalu cepat dapat menyebabkan nyeri lokal dan iritasi vena. Penggunaan dianjurkan pada vena perifer terbesar dengan menggunakan jarum ukuran kecil.



• ROTD sering terjadi akibat dari kelebihan atau defisit satu atau lebih dari ion dalam larutan. Penting melakukan pemantauan kadar elektrolit.



16



• Hipernatremia dapat berhubungan dengan edema dan eksaserbasi gagal jantung kongesti akibat retensi air, sehingga volume cairan ekstraselular melebar.



• Jika infus dilakukan dalam jumlah besar, kemungkinan ion klorida dapat menyebabkan berkurangnya ion bicarbonat sehingga mengakibatkan efek acidifying.



• Jika reaksi merugikan terjadi berkelanjutan, hentikan penggunaan infus dan evaluasi kondisi pasien.



Kenapa NaCl 3% masuk dalam kategori High Alert ?? 17



18



 Memiliki



resiko tinggi terjadinya cedera ketika terjadi penyalahgunaan obat-obat ini



 Memiliki



IT sempit  terdapat perbedaan kecil antara dosis terapi dan dosis berbahaya



 Joint



Commission (TJC), the Institute for Safe Medical Practices (ISMP), the Institute for Healthcare Improvement (IHI), and the United States Pharmacopoeia (USP)  obat-obat yag biasa menyebabkan cedera dan kematian



 Ketika



NaCl masuk ke dalam jaringan, ↑ Nacl tinggi dan menarik air  edema yang signifikan  membahayakan jaringan  menyebabkan nekrosis



Diskusi 



19



Apa tanda-tanda dari pasien yang membutuhkan penanganan dengan NaCl 3%? Jawab :  Nacl 3% injeksi digunakan untuk mengatasi kekurangan natrium dan klorida yang hebat. Kekurangan ion natrium dan klorida yang hebat terjadi pada kondisi gagal jantung atau kerusakan ginjal atau selama proses pembedahan atau sesudah pembedahan. Pada kondisi ini, ion klorida akan menghilang dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan ion natrium.  NaCl 3% ini juga diberikan pada pengelolaan kondisi pasien yang hiponatremia dan hipokloremia pada pengobatan kegawatdaruratan seperti keringat yang berlebih, dehidrasi, muntah dan diare sehingga membutuhkan ion natrium dan klorida dalam jumlah besar sebagai pengganti cairan yang hilang.



Diskusi



 Bagaimana



20



monitor kadar natrium normal?



Pemeriksaan Laboratorium Khusus untuk Menilai Status Cairan dan Elektrolit



Pemeriksaan darah Natrium serum



Pemeriksaan urine Natrium urine



Nilai normal



Keterangan



135-145 mEq/L



Na+ serum umumnya mencerminkan osmolalitas plasma karena garam natrium merupakan 90% dari partikel zat terlarut cairan ekstraseluler.



100-260 mEq/24 jam (>40 mEq/L dalam spesimen acak)



Bervariasi tergantung pemasukan 20 mEq/24 jam jika hiponatremia disebabkan oleh sindrom hormon antidiuretik yang tidak esuai, karena kehilangan garam melalui insufisiensi adrenal.



Diskusi 



21



Tindakan penanggulangan apa yang dilakukan jika terjadi pemberian NaCl 3% yang berlebihan? Jawab :  Hipernatremia yang berat dapat menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, kebingungan, kejang otot, kejang seluruh tubuh, koma, dan kematian.  Penanggulangan pada pasien hipernatremia dilakukan dengan pemberian cairan glukosa 5% secara perlahan melalui infus intravena. Dapat pula digunakan diuretik untuk meningkatkan ekresi natrium. Sedangkan untuk mennganti cairan yang hilang akibat urinasi yang berlebihan dapat digunakan kombinasi glukosa 5% dan KCl secara infus intravena.  Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan diberikan secara intravena (melalui infus). Untuk membantu mengetahui apakah pemberian cairan telah mencukupi, dilakukan pemeriksaan darah setiap beberapa jam. Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan yang terlalu cepat bisa menyebabkan kerusakan otak yang menetap.



22



Diskusi 



Mengapa NaCl 3% masuk golongan High Alert, jika hanya akan terjadi edema bukankah tidak terlalu berbahaya karena wanita hamil mengalami edema sampai berbulan-bulan? Jawab : Kelebihan NaCl dapat menyebabkan detak jantung tidak beraturan (aritmia) yang dapat menyebabkan henti jantung mendadak. Kelebihan hipertonik saline juga dapat menyebabkan kejang dan edema. Edema tidak sama dengan edema pada ibu hamil. Pada penyakit kelebihan hipertonik saline dapat menyebabkan edema paru akut yang dapat berakibat kematian.