Hiperpituitarisme 4 Ok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH IV HIPERPITUITARISME



OLEH : KELOMPOK IV 1. CHRIS DIYANTI MPS (2019008) 2. LAILA NURFALAH (2019019) 3. MIFTAHUL JANNAH (2019022) 4. MUFIDATUNNISAK ( 2019023) 5. MUHAMMAD RIFAT (2019025) 6. WAHYU FATHUL BAHRI (2019043) 7. YANI FITRI (2019046)



DOSEN PEMBIMBING : Ns. EKO SYAFRIANTO, M. Kep



YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN AKADEMI KEPERAWATAN YPTK SOLOK 2021 1



KATAPENGANTAR Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat AllahSWT, atas berkat rahmat dan hidayah Nyakami dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat beserta salamselalu tercurahkan kepada pemimpin terbaik sepanjang masa Rasulullah Muhammad S.A.W, kepada keluarganya, sahabatsahabatnya,dan kepada umatnya hingga akhir zaman. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu MataKuliah Keperawatan Medikal Bedah IV berjudul“ Hiperpituitarisme ”. Materi didalam makalah ini kami sajikan secara sistematis, dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang kami temui, namun kami berhasil menjadikan kendala tersebut menjadi batu loncatan sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan serta bimbingan beberapa pihak,oleh sebab itu kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen Ns. Eko Syafrianto,M.Kep kepada orangtua yang banyak memberikan dukungan serta semua pihak yang tak dapat kami rinci satu persatu yang telah membantu penulisan makalah ini. Akhirul Kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Karena itu kami mengharapkan saran beserta kritik konstruktif makalah ini dima saying akan datang.Akhir kata kami ucapkan terimakasih.



Solok, Februari 2022



KelompokIV



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1 DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 3 A. Latar Belakang................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 5 C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 6 D. Manfaat Penulisan.............................................................................................. 6 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 7 A. Pengertian Hiperpituitarisme............................................................................ 7 B. Etiologi Hiperpituitarisme................................................................................. 7 C. Patofisiologi dan WOC Hiperpituitarisme...................................................... 8 D. Manifestasi Klinis Hiperpituitarisme............................................................... 10 E. Pemeriksaan Diagnostik dan Pengobatan Hiperpituitarisme.........................12 F. Komplikasi Hiperpituitarisme........................................................................... 13 G. Asuhan Keperawatan Hiperpituitarisme.......................................................... 14 BAB III PENUTUP............................................................................................... 25 A. Kesimpulan......................................................................................................... 25 B. Saran.................................................................................................................... 25



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan. Selain itu banyak gangguan lain yang disebabkan karena kelebihan hormone yang dilepaskan hipofisis yang bisa menghasilkan dampak yang cukup signifikan bagi pasien. Kelenjar hipofisis kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisis mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormone hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, oleh organ lainnya, dimana kadar hormone endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisis untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. Jenisnya ada Kelenjar hipofisis anterior dan posterior. Sistem endokrin mengkoordinasi tubuh dengan memproduksi dan mengeluarkan hormon. Hormon bisa dipengaruhi oleh sel atau jaringan tertentu apabila sel atau jaringan tersebut mempunyai reseptor (penerima) untuk hormon tersebut. Sel, jaringan atau organ yang mengadakan respon terhadap hormone tertentu disebut sel target atau organ target.



4



Kadar hormon harus dipertahankan pada batas yang tepat karena jumlah hormone sangat perlu untuk mempertahankan kesehatan sel atau organ tertentu. Pada bagian kepala, terdapat salah satu system endokrin yang dikenal dengan nama hipotalamus. Walaupun hipotalamus bagian terkecil otak, hipotalamus menerima input baik langsung maupun tidak langsung dari semua bagian otak. Hipotalamus juga pengendali utama hipofisis posterior dan anterior. Dengan demikian hipotalamus menjadi pengendali global semua system endokrin. Kelenjar hipofisis mempunyai dua komponen dan dua komponen ini memiliki fungsi yang tidak sama. Komponen ini adalah adenohipifisis dan neurohipofisis. Hipotalamus berhubungan dengan hipofisis anterior melalui pembuluh darah, sedangkan berhubungan dengan hipofisis



posterior



melalui



system



persyarafan.



B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang dan alasan penulis maka adapun rumusan masalah nya yaitu : 1. 2. 3. 4.



Apakah



pengertian



Bagaimanakah Bagaimanakah Bagaimanakah



dari



etiologi



patofisiologi



dan



manifestasi



hiperpituitarisme?



dari WOC klinis



hiperpituitarisme? dari dari



hiperpituitarisme? hiperpitutarisme?



5. Bagaimanakah pemeriksaan diagnostik dan pengobatan



hiperpituitarisme?



6.



hiperpituitarisme?



Bagaimanakah



komplikasi



7. Bagaimanakah asuhan keperawatan hiperpituitarisme?



5



C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian dari hiperpituitarisme 2. Untuk mengetahui etiologi dari hiperpituitarisme 3. Untuk mengetahui patofisiologi dan WOC dari hiperpituitarisme 4.Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hiperpitutarisme 5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dan pengobatan hiperpituitarisme 6. Untuk mengetahui komplikasi hiperpituitarisme 7.Untuk mengetahui asuhan keperawatan hiperpituitarisme D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk membantu kita memahami pengertian dari hiperpituitarisme 2. Untuk membantu kita memahami etiologi dari hiperpituitarisme 3. Untuk membantu kita memahami patofisiologi dan WOC dari hiperpituitarisme 4. Untuk membantu kita memahami manifestasi klinis dari hiperpitutarisme 5. Untuk membantu kita memahami pemeriksaan diagnostik dan pengobatan hiperpituitarisme 6. Untuk membantu kita memahami komplikasi hiperpituitarisme 7. Untuk membantu kita memahami asuhan keperawatan hiperpituitarisme



6



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hiperpituitarisme Hiperpituitarisme adalah sekresi berlebihan hormon hipofisis anterior. Hiperpituitarisme biasanya mengenai hanya satu jenis hormon hipofisis.(Corwin, 2001). Hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hyperplasia hipofisis sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofisis atau lebih. Keadaan yang sering dijumpai



pada



hiperpituitarisme



adalah



kelebihan



hormon



somatotropinatau



growth



hormon(GH), prolaktin (PRL) dan adeno corticotropik hormon(ACTH), namun demikian terkadang terdapat peningkatan adenokortikotropik hormon (ACTH) dengan melatonin stimulatinghormor (MSH). Hiperpituitarisme Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama Hiperpituitarisme. Penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu meyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor, functioning tumor yang sering ditemukan pada hipofisi anterior adalah : 1. Prolactin-secretting tumors (tumor penyekresi prolaktin atau prolaktinoma) 2.



Somatotroph



tumors



(hipersekresi



hormon



tumbuhan)



3. Capticotroph tumors (menyekresi adrenokotrofik (ACTH) (barandero Marry, 2005) B. Etiologi Hiperpituitarisme Hiperpituitarisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Penyebabnya adalah cedera fisik termasuk efek samping operasi, radiasi, dan tumor jinak seperti adenoma. Gangguan makan pola makanan yang tinggi lemak jenuh, gangguan genetik yang menyebabkan penumpukkan zat besi berlebih pada tubuh, malnutrisi,peradangan, infeksi, perdarahan berlebih. Tumor jinak seperti adenoma adalah penyebab paling sering menyebabkan kelenjar hipofisis yang terlalu aktif. Selain itu, faktor genetik juga dapat menjadi penyebab dari penyakit hipotalamik. Hiperpituitarisme dapat menjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Penyebabnya mencakup :



7



1. Adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH, ATCH, atau prolaktin 2. Tidak adanya umpan balik dari kelenjar sasaran misalnya, peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi HT oleh kelenjar tiroid menurun atau tidak ada 3. Faktor keturunan adanya riwayat keluarga dengan hiperpituitarisme 4. Disfungsi hypothalamus C. Patofisiologi Hiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya menglami perbesaran, disebut adenoma makroskpik bila diameternya lebih dari 10mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10mm, yang terdiri atas satu jenis sel atau beberapa jenis sel. Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel laktotropik (juga dikenal sebagai proklaktinomas).Tumor yang kurang umum terjadi adalah adenoma somatopropik dan kortikotropik. Tumor yang terdiri atas selsel pensekresi TSH, LH, atau FSH sangat jarang terjadi. Proklatinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil,jinak, yang terdiri atas sel-sel penskresi proklatin. Gejala yang khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi (tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder) galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas. Adenoma somatropik terdiri atas sel-sel yang mensekresi hormon pertumbuhan. Gejala klinik hipersekresi horman pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini. Misalnya saja pada klien prepubertas, dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang – tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatortopik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ekstermitas (jari ,tangan,kaki), lidah, rahang dan hidung. Organ-organ dalam juga turut membesar (mis, kardiomegali). Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik,seperti hiperglikema dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. 8



Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubhan tulang tidak mengalami regresi.Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadenoma dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s. ( Hotma, 1999).



9



D. Manifestasi Klinik Hiperpituitarisme Kelebihan produksi hormone pada kelenjar pituitary bisa menimbulkan gejala yang berbedabeda. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh hiperpituitarisme dan gejala yang ditimbulkannya: 1.Sindrom Cushing Sindrom Cushing ditandai dengan tingginya kadar hormone kortisol dalam tubuh.Gejala yang umum ditemukan berupa:  Peningkatan berat badan  Penumpukan lemak, terutama dibahu(buffalohump) dan wajah(moonface)  Kemunculan stretchmark berwarna merah muda atau ungu diperut  Kulit menipis sehingga rentan mengalami lebam  Tulang rapuh sehingga mudah patah  Kemerahan atau kemunculan jerawat diwajah  Otot melemah 2.Akromegali Akromegali ditandai dengan kelebihan kadar hormone pertumbuhan (growthhormone) pada orang dewasa.Gejalanya dapat meliputi :  Organ wajah yang membesar, misalnya pada ukuran hidung, bibir, dan lidah  Ukuran tangan dan kaki yang membesar melebihi ukuran normal  Perubahan kulit menjadi lebih tebal, kasar, dan berminyak  Keringat berlebih  Penurunan gairah seksual



10



 Impotensi pada pria  Gangguan siklus menstruasi pada wanita 3.Gigantisme Gigantisme juga ditandai dengan tingginya kadar growth hormone.Namun, kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja pada masa akhir pubertas.Gejala gigantisme dapat berupa:  Tinggi badan diatas rata-rata anak seusianya  Ukuran jari, tangan, dan kaki yang tidak normal  Kelainan pada struktur wajah, misalnya lidah, bibir, dan hidung yang lebih besar dari ukuran normal  Produksi keringat secara berlebihan  Gangguan siklus menstruasi pada wanita  Pubertas terlambat  Gangguan tidur 4.Hipertiroidisme Hipertiroidisme ditandai dengan kadar hormone tiroid melebihi batas normal. Gejala hipertiroidisme antara lain:  Berat badan turun tanpa sebab  Detak jantung cepat (takikardia)  Gemetar dibagian tangan (tremor)  Gugup, gelisah, dan mudah tersinggung  Mudah merasa kepanasan dan berkeringat (hiperhidrosis)



11



 Pembengkakan kelenjar tiroid dileher (gondok)  Perubahan pola menstruasi  Sulit tidur  Lemah otot  Kulit menipis 5.Prolaktinoma Prolaktinoma ditandai dengan peningkatan kadar hormone prolaktin diatas batas normal. Kondisi ini dapat terjadi tanpa disertai gejala. Namun, jika ukuran tumornya cukup besar, sistem reproduksi pada pria (testosteron) dan wanita (estrogen) dapat terganggu. Gejala yang umum terjadi adalah:  Gangguan kesuburan, misalnya impotensi pada pria dan kemandulan pada wanita  Keluar cairan putih susu dari putting walaupun tidak hamil atau menyusui  Gangguan siklus menstruasi pada wanita  Pengurangan jumlah sel sperma pada pria  Penurunan gairah seks, baik pada pria maupun wanita  Berkurangnya rambut pada tubuh dan wajah  Sakit kepala  Gangguan penglihatan  Tulang rapuh E. Pemeriksaan Diagnostik dan Pengobatan Hiperpituitarisme Pemeriksaan diagnostik untuk memastikan diagnosis, yaitu:



12



1. Tes darah dan tes urin, untuk mengukur kadar hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari sekaligus menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain 2. Pemeriksaan mata, untuk mengetahui apakah tumor sampai mengganggu penglihatan 3. Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk mengidentifikasi ukuran dan lokasi tumor Pengobatan Hiperpituitarisme Setelah diagnosis ditentukan, dokter akan menentukan metode penanganan yang tepat bagi pasien. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah : 1. Prosedur operasi, untuk mengangkat tumor yang tumbuh di kelenjar pituitari. Tindakan ini paling efektif dilakukan ketika ukuran tumor masih kurang dari 1 cm. 2. Pemberian obat-obatan, untuk memperkecil ukuran tumor sebelum operasi. Obatobatan juga diberikan pada pasien yang tidak bisa menjalani operasi. 3. Terapi radiasi atau radioterapi, untuk menghilangkan tumor dengan sinar radiasi. Terapi ini dilakukan pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi. atau ketika terapi obat tidak efektif. Selain itu, radioterapi juga bisa dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa tumor. F. Komplikasi Hiperpituitarisme Tergantung pada jenis gangguan yang muncul akibat hipertiroidisme, penderita hiperpituitarisme yang tidak mendapat penanganan bisa mengalami komplikasi berikut: 1. Osteoporosis : Kondisi berkurangnya kepadatan tulang 2. Hipertensi : Tekanan darah tinggi atau kondisi ketika tekanan darah di 130/80 mmHg atau lebih 3. Diabetes : Penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula ( glukosa darah )



13



4. Penyakit infeksi : Masalah kesehatan yang disebabkan oleh organism seperti bakteri, virus, jamur atau parasit 5. Lemah otot : Kondisi ketika kekuatan pada otot berkurang 6. Serangan jantung : Kondisi medis darurat ketika darah yang menuju ke jantung terhambat 7. Osteoarthritis : Peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada tulang rawan 8. Carpal tunnel syndrome : Gangguan nyeri pada tangan dan pergelangan tangan 9. Sleep apnea : Gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur 10. Kebutaan 11. Fibrilasi atrium : Gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung yang tidak beraturan dan cepat 12. Stroke : Kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah 13. Gagal jantung kongestif : Kondisi terjadi ketika bilik kanan jantung kesulitan memompa darah ke paru-paru 14. Krisis tiroid : Komplikasi yang muncul akibat tingginya kadar hormone tiroid dalam darah yang tidak ditangani 15. Hipotiroidisme : Kondisi yang terjadi saat tiroid tidak menghasilkan cukup hormone tiroid 16. Keterlambatan pubertas 17. Gangguan dalam bersosialisasi 18. Beberapa jenis kanker tertentu



14



19. Hipopituitarisme : Kondisi dimana kelenjar pituitari mengalami kegagalan dalam memproduksi satu atau lebih hormone pituitari 20. Gangguan kehamilan 21. Gangguan produksi hormon secara permanen 22. Pituitary apoplexy, yakni kondisi gawat darurat akibat tumor di kelenjar hipofisis G. Asuhan Keperawatan Hiperpituitarisme A. Pengkajian 1.



Identitas



klien



Meliputi nama,umur, jenis klemin, status perkawinan, agama, suku bangsa alamat, diagnosa penyakit, tanggal masuk, tanggal pengkjian, nomor medikal record. 2.



Identitas



penanggung



jawab



Meliputi, nama, umur, jenis klemin, hubungan dengan klien, status perkawinan, agama, suku



bangsa,



3.



Riwayat



a.



alamat kesehatan



Keluhan



utama



Keluhan pasien pada gangguan pituitari ada yang bersifat umum dan khusus. 1)



2)



Gejala umum a)



Adanya kelemahan



b)



Nyeri kepala



c)



Depresi



d)



Gangguan tidur Gejala spesifik, yang terkait sesuai dengan jenis hormon yang mengalami



gangguan, namun secara spesifik dapat dilihat dari berbagai sistem tubuh:



15



a)



Perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh dan nadi terjadi pada pasien



dengan hipertiroid, penurunah suhu tubuh dan nadi lambat biasanya terjadi pada hipotiroid. Tekanan darah mungkin turun pada insufisiensi ADH karena dehidrasi dan meningkat pada overproduksi ADH. b)



Kardiovaskuler, adanya palpitasi pada hipertiroid dan haenechnomocytoma.



c)



Intergumen, adanya perubahan warna seperti adanya hiperpigmentasi



dipersendian pada penyakit addison, kulit kering, kasar, keras dan berisisik seperti pada pasien dengan hipotiroidisme atau hipoparatiroid. d)



Muskuloskeletal,



kelemahan,



nyeri



pada



persendian



seperti



pada



hiperparatiroid, kerdil, gigantisme, atau akromegali pada kelainan GH. e)



Perkemihan, adanya batu ginjal pada hiperparatiroid, sering miksi pada



gangguan ADH, diabetes insipidus. f) Persarafan, adanya perubahan status mental, depresi, penurunan kesadaran, tremor, kejang, gangguan sensorik, motorik dan reflek, gangguan saraf kranial. g) Sistem Gastrointestinal, adanya pembesaran lidah, kemerah-merahan pada lidah (Glossitis), penurunan berat badan, polipagia, poliuria, polidipsi biasanya terjadi pada pasien DM, inkontinensia bowel, dan konstipasi biasanya terjadi pada pasien dengan gangguan tiroid. (lyndon saputra 2012) b.



Riwayat



kesehatan



sekarang



Keluhan yang dirasakan oleh pasien sampai pasien atau keluarga melakukan pengobatan. c.



Riwayat



kesehatan



dahulu



Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien yang berhubungan dengan penyakit yang dialami.Riwayat penyakit terdahulu seperti riwayat trauma, kepala, pembedahan kepala, infeksi otak, riwayat penggunaan hormon, dan obat-obatan seperti glukokortikoid dosis besar. 4. Riwayat kesehatan keluarga



16



Perlu dikaji riwayat keluarga yang berkaitan dengan penyakit endokrin misalnya riwayat penyakit diabetes militus, penyakit tiroid, hipertensi, hipotensi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tumor otak. B. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum, kaji kesadaran pasien, memori dan pola komunikasi. Observasi postur, proposi tubuh, ukuran tubuh,berat badan dan tinggi badan. Observasi tanda-tanda kecemasan. b. Tanda-tanda vital, kaji perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh, nadi, pernafasan, nadi dan perubahan tekanan darah sering terjadi pada pasien dengan gangguan tiroid. c. Pemeriksaan kulit, observasi tekstur dan distibusi rambut, catat adanya kebotakan. Kaji warna, pigmentasi, strie, ekimosis. Palpasi keadaan kulit, tenderness, tekstur, turgor. d. Pemeriksaan Kepala, catat keadaan kepala, bentuk dan proposi kepala, catat adanya penurunan bibir dan hidung, pengambilan rahang, keadaan kulit kepala, keadaan rambut kepala. e. Pemeriksaan mata, lihat dan palpasi alis mata, kesimetrisan, ketajaman, pergerakan bola mata, keadaan bola mata (adakah eksotalmus), lapang pandang, kelemahan, palpebra. f. Pemeriksaan mulut, catat adanya pertumbuhan gigi yang tidak rata, inspeksi warna mukosa mulut dan ukuran lidah. g. Pemeriksaan leher, perhatikan bentuk, kesimetrisan dan posisi garis tengah trakea, palpasi adanya pembesaran kalenjar tiroid. Observasi adanya kesulitan menelan, nyeri menelan dan perubahan suara. h. Pemeriksaan dada, inspeksi pergerakan dada dan payudara, palpasi pengembangan dada dan taktir frekmitus, aukultasi bunyi suara nafas dan jantung. Observasi adanya pernafasan cepat dan dangkal, autropi mamae pada wanita dan genekomastia. 17



i. Pemeriksa abdomen, inspeksi bentuk abdomen, warna kulit seperti hiperpigmentasi, massa, skar dan jejas, asites, nyeri tekan catat, bising usus dan pembesaran hati dan limfa. j. Pemeriksaan genetalia, catat adanya atropi testis, klitoris, distribusi rambut pubis. k. Pemeriksaan ekstrimitas, kaji bentuk dan kesimetrisan ekstrimitas, kekuatan otot, kelemahan tonus otot, pembesaran tangan dan kaki, nyeri sendi dan trunkei, obesitas ( badan besar ekstrimitas kecil ). l. Pemeriksaan neurologi, lakukan pemeriksaan motorik, sensorik, reflek dan fungsi saraf kranial. Adanya kelemahan, gangguan sensori, emosional tidak stabil sering dijumpai pada pasien dengan gangguan pituitari. C. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri akut b/d agens cedera biologis d.d sikap laporan tentang perilaku nyeri / perubahan



aktivitas



2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelemahan otot pengunyah 3. Hambatan mobilitas fisik b/d kaku sendi d.d ketidaknyamanan



18



19



20



21



22



23



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan



Hiperpituitarisme adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar pituitari (hipofise) biasanya berupa horonhormon hipofise anterior. Adenoma hipofise merupakan 5-10% dari semua kejadian tumor intrakranial dan sering timbul dilobus anterior hipofise. Hiperpituitarisme Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama Hiperpituitarisme. Penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu meyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor Adenoma somatropik terdiri atas sel-sel yang mensekresi hormon pertumbuhan. Gejala klinik hipersekresi horman pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini. Misalnya saja pada klien prepubertas, dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang – tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatortopik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ekstermitas (jari ,tangan,kaki), lidah, rahang dan hidung. Organorgan dalam juga turut membesar (mis, kardiomegali). Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik,seperti hiperglikema dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubhan tulang tidak mengalami regresi.Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadenoma dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushing’s. B. Saran Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan sarannya. Kami selalu membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari semua pihak yang sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya.



24