Hipersensitivitas Dan Diferensiasi Abnormal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Diferensiasi Sel Abnormal Diferensiasi sel abnormal dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Metaplasia Metaplasia merupakan kelainan pada diferensiasi sel dimana sel-sel membelah menjadi sel-sel yang biasanya tidak ditemukan disuatu bagian tubuh. Contohnya lapisan endotel serviks uteri yang mengalami iritasi kronis, kemudian bagian epitel kolumnar diganti oleh epites squamosa yang mirip epidermis. Metaplasia merupakan sebuah perubahan jinak atau sel bukan kanker yang terjadi karena adanya repon terhadap perubahan lingkungan, iritasi fisik dan kimia yang kronis. 2. Displasia Displasia merupakan kelainan diferensiasi sel diamana sel-sel sedang berpoliferasi sedemikian rupa sehingga bentuk, ukuran, dan penampilan menjadi abnormal disertai gangguan pengaturan sel. Displasia merupkan sel yang berkembang dengan sifat diantara sel yang sehat dengan sel kanker. Oleh karena itu, dysplasia belum tentu bersifat kanker. Sel displasia ini berkembang secara cepat, jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat maka sel tersebut akan menjadi sel kanker. 3. Neoplasma Merupakan pertumbuhan abnormal sel yang mengalami poliferasi. Ada dua jenis Neoplasma yaitu: a. Neoplasma jinak (Tumor Jinak) Neoplasia jinak bersifat kohesif, mendesak jaringan sekitarnya, tidak menyebar ke tempat yang jauh dan laju pertumbuhannya lambat. b. Neoplasma ganas (Tumor Ganas) Neoplasia ganas bersifat kurang kohesif, lebih progresif, menginvasi jaringan sekitarnya, dan mampu bermetastase secara hematogen atau limfogen.



Hipersensitivitas Hipersensitivitas merupakan reaksi berlebihan pada sistem kekebalan tubuh dikarenakan respon imun terlalu sensitif sehingga menimbulkan kerusakan, ketidaknyamanan bahkan berakibat fatal (Bharatawidjaja, 2012 dalam Riwayati, 2015). Dengan kata lain, hipersensitivitas dapat dikatakan sebagai reaksi yang timbul akibat adanya jaringan normal yang mengalami kerusakan, cedera, ataupun ketika jaringan normal tersebut terluka. Reaksi tersebut melibatkan komponen-komponen yang bekerja dalam sistem imun tubuh manusia yang berfungsi sebagai pelindung pada sistem kekebalan tubuh.



Gejala secara umum yang disebabkan oleh



hipersensitivitas ini seperti, mata berair dan terasa gatal, bersin, gangguan pernapasan, kelainan pada fungsi jantung, dan tekanan darah yang dapat menyebabkan syok (Hikmah, n.d). Hipersensitivitas dapat terjadi pada individu yang sebelumnya mengalami sensitivitas terhadap alergen maupun antigen (Riwayati, 2015). Ada 4 tipe hipersensitivitas yaitu : 1. . Hipersensitivitas tipe I Hipersensitivitas tingkat I atau disebut juga reaksi alergi, reaksi cepat, atau reaksi anafilaksis merupakan reaksi yang terjadi akibat adanya ikatan silang antara alergen dengan lgE (immunoglobulin E). Alergen tipe I ini merupakan kegagalan tubuh yang menyebabkan reaksi hipersensitif terhadap lingkungan yang dianggap biasa dan tidak berbahaya oleh kebanyakan orang yang disebut atopic (Hikmah, n.d). Alergen tersebut dapat berupa debu, serbuk tanaman, obat, maupun makanan. Mekanisme dari reaksi ini yaitu,sel mast dan basofil mengeluarkan amine vasoaktif dan mediator kimiawi lainnya. Beberapa contoh dari hipersensitivitas tipe I ini seperti, konjungtivitis, asma, rhinitis, dan anafilaktrishock. a. Konjungtivitis Konjungtivitis atau mata merah yang disebabkan oleh alergi biasanya musiman akibat alergen seperti serbuk tanaman, bulu hewan, ataupun debu. Alergi ini menyebabkan bola mata yang berwarna putih (sklera) menjadi berwarna merah atau merah muda, mata terasa gatal, bengkak, beberapa kasus mata menjadi kering dan beberapa lainnya berair.



b. Asma Asma dapat terjadi ketika seseorang menghirup udara yang mengandung antigen (alergen). Tidak semua orang memiliki alergen didalam tubuhnya dan beberapa orang memiliki alergen yang berbeda-beda seperti asap rokok, polusi, debu, wangi yang terlalu menyengat, dan lain sebagainya. Asma ini menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas, napas pendek, dan juga menimbulkan reaksi alergi seperti batuk, ruam, kulit terkelupas, dan bengkak.



c. Rhinitis Rhinitis adalah sebuah gejala alergi yang menyebabkan peradangan selaput lendir hidung yang dapat disebabkan oleh alergen berupa tugau, jamur, serbuk tanaman, dan lainnya. Penyakit ini dapat membuat tekanan pada sinus, sakit kepala, tenggorokann gatal, ruam napas berbunyi, dan memperburuk gejala asma pada penderitanya.



2. Hipersensitivitas Tipe II Reaksi hipersensitivitas tipe II atau disebut juga dengan reaksi sitotoksik atau sitolitik dapat terjadi karena dibentuknya IgG dan IgM terhadap antigen dari sel pejamu. Reaksi tersebut terdiri dari 3jenis mekanisme yaitu reaksi yang dipengaruhi oleh komplemen, ADCC, dan disfungsi sel yang dihubungkan oleh antibodi. Mekanisme dari reaksi Hipersensitivitas ini yaitu: IgM dan IgG berikatan dengan antigen yang berada di permukaan sel.



Contoh tipe dari



hipersensitivitas tipe II ialah pemfigus, anemia hemolitik autoimun dan sindrom Goodpasture (Tan., dkk,2008 dalam Riwayati, 2015). a. Pemfigus



Penyakit pemfigus adalah penyakit kulit langka dan serius yang disebabkan oleh adanya masalah imun tubuh. b. Anemia hemolitik autoimun



Penyakit ini dipicu oleh obat-obatan



seperti penisilin yang bisa menempel pada



permukaan sel darah merah dan berperan seperti hapten untuk produksi antibodi kemudia berikatan dengan permukaan sel darah merah sehingga menyebabkan lisis pada sel darah merah (Riwayanti, 2015). c. Sindrom Goodpasture 3. Hipersensitivitas tipe III Reaksi hipersensitivitas tipe 3 atau disebut dengan reaksi yang diperantarai kompleks imun disebabkan oleh pengendapan kompleks imun (antigen-antibodi) yang sukar difagosit sehingga akan mengaktivasi komplemen dan mengakumulasi leukosit jaringan. Reaksi ini terdiri dari 2 bentuk reaksi yaitu reaksi kompleks imun sistemik dan reaksi imun lokal (arthus). Mekanismedari reaksi ini yaitu sebagai berikut:



Terbentuknya antigen-antibodi yang sukar difagosit



Mengaktifkan komplemen



Pelepasan enzim lisosom



Menarik



perhatian



neutrofil



Timbul manifestasi berupa Arthus, serum sickness, LES, AR, Glomerulonefritis, dan pneumonitis



Pengeluaran mediator kimiawi



4. Hipersensitivitas tipe IV Hipersensitivitas tipe IV ini merupakan reaksi tipe lambat yang disebabkan oleh antigen ekstrintik (nikel dan bahan kimia lainnya) dan intrinsik (diabetes tipe I dan TBC) yang melibatkan sel imunokompeten dalam tubuh.



Salah satu akibat yang timbul akibat



hipersensitivitas tipe IV ini adalah dermatitis kontak. Dermatitis kontak merupakan reaksi alergi akibat kontak langsung dengan zat tertentu yang mengiritasi kulit dan menyebabkan peradangan sehingga munculnya ruam.



Hikmah, N. Dewanti, I. n.d. Seputar Reaksi Hipersensitivitas(alergi), 108-109. https://www.essilor.co.id/vision/eye-problems/conjunctivitis https://www.google.com/search? q=konjungtivitis+karena+alergi&tbm=isch&ved=2ahUKEwiJxurNkd3nAhVMNXIKHQKzCzY Q2cCegQIABAA&oq=konjungtivitis+karena+alergi&gs_l=img.3...65878.67291..67649...0.0..0.102 .469.6j1......0....1..gws-wiz-img.t7tTRf-v_Vc&ei=vlMXsnqL8zqyAOC5q6wAw#imgrc=SjgQzH1E1CPykM https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/asma-alergi/ https://www.google.com/search? q=asma+alergi&tbm=isch&ved=2ahUKEwiBwv3alN3nAhUPGCsKHTusCEAQ2cCegQIABAA&oq=asma+alergi&gs_l=img.3..0j0i30l3j0i5i30l4j0i8i30l2.44686.45738..46586... 0.0..0.104.480.6j1......0....1..gws-wiz-img.......0i8i7i30.Ztk46s9VCX8&ei=AO1MXoHCKIwrAG72KKABA&bih=657&biw=1366#imgrc=BzbiRHSrSA7Y1M&imgdii=cgWss0u_kEgEQ M https://www.generasimaju.co.id/alergianak/artikel/articles/apa-itu-rhinitis-allergy? gclid=EAIaIQobChMIoZOE1ZXd5wIVwhOPCh1odQCwEAAYASAAEgJcbvD_BwE



https://www.google.com/search? q=rhinitis+alergi&tbm=isch&ved=2ahUKEwj6oNeRl93nAhVISCsKHbKzAScQ2cCegQIABAA&oq=rhinitis+alergi&gs_l=img.3..0l4j0i5i30l3j0i8i10i30j0i30l2.792.2180..2563... 0.0..0.219.808.4j2j1......0....1..gws-wiz-img.......0i67.r4qzqYpwgY&ei=jO9MXvqqD8iQrQGy54a4Ag&bih=657&biw=1366#imgrc=R6r9lbxvTCtLeM https://www.google.com/search? q=reaksi+alergi+dermatitis+kontak&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwj5mPKmt3nAhVcwzgGHYJ5DTUQ_AUoAXoECA8QAw&biw=1366&bih=657#imgrc=jcoO2Bq5 21RD_M