8 0 190 KB
HKSA OBAT ANALGETIKA
HKSA • Cabang Farmakokimia • Cum Brown dan Fraser (1870) log RB = f(p1,p2,...pn) • Hubungan obat dan reseptor • Prediksi dan optimasi • Action Mode bahan obat dan turunannya
Analgetika Senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran, serta bekerja dengan meningkatkan nilai ambang batas persepsi rasa sakit
Pembagian Analgetika 1. Analgetika Narkotik 2. Analgetika Non narkotik
Analgetika Narkotik • Senyawa yang dapat menekan fungsi syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang moderat ataupun berat. • Disebut pula analgetika kuat • Pada umumnya meninmbulkan euforia • Menimbulkan ketergantungan fisik & mental secara cepat
Mekanisme Kerja Analgetika Narkotik Efek analgetik dihasilkan oleh adanya pengikatan obat dengan sisi reseptor khas pada sel otak dalam spinal cor 1.Struktur bdg datar mengikat cincin aromatik melalui ikatan van der waals 2.Site anionik, mampu berinteraksi dengan pusat muatan positif obat. 3.Lubang dgn orientasi yg sesuai utk menampung bgn -CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin yg terletak di dpn bidang yg mengandung cincin aromatik dan pusat datar
HO HO
O
H N CH3 -
Pusat muatan
lubang Tempat anionik
reseptor analgetika
Turunan Morfin • Diperoleh dari opium, yaitu getah Papaver somniverum. • Efek : analgetika, menimbulkan euforia, kecanduan secara cepat. • Banyak disalahgunakan.
CH3
M O R F I N
N
16
H2 C
Cincin aromatik
11
Cincin piperidin
9
10 1
Ggs N tersier
H2C 15
8
Alisiklik tak jenuh
14 2
12
3
4
O
7
13
5
HO
Ggs hidroksi fenol
Atom C13 tdk Mengikat atom H
6
OH
Jembatan eter
Ggs hidroksi alkohol
1. Esterifikasi & eterifikasi ggs hidroksil fenol menurunkan aktivitas analgetik, meningkatkan aktivitas antibatuk dan efek kejang
CH3 N H2C
Aktivitas Analgesik = 15 (morfin = 100) H2C
+ aktivitas antitusif H 3C
O
O
Kodein
OH
2. Esterifikasi, oksidasi, atau subtitusi ggs hidroksil alkohol dgn halogen atau H, dpt meningkatkan aktivitas analgesik, efek stimulan dan CH3 toksisitas N H 2C
Aktivitas Analgesik = 420 (morfin = 100)
H 2C
HO
O
Asetil morfin
O
CH2
CH3
3. Hidrogenasi ikatan rangkap C7-C8 dpt menghasilkan efek yg sama atau lebih CH3 tinggi dibanding morfin N H 2C
Aktivitas Analgesik = 120 (morfin = 100)
H 2C
HO
O
dihidromorfin
OH
4. Subtitusi pada cincin aromatik akan mengurangi aktivitas analgesik CH3 N H 2C Aktivitas Analgesik = 50 (morfin = 100)
Cl
H 2C
HO
O OH
5. Pemecahan jembatan eter C4 dan C5 akan mengurangi CH aktivitas analgesik 3 N H 2C
Aktivitas Analgesik = 13 (morfin = 100)
H 2C
HO
OH
OH
6. Demetilasi pada C17 & perpanjangan rantai alifatik yg terikat pada atom N dapat CH3 H menurunkan aktivitas. N
N
CH3
H 2C
H 2C
normorfin H 2C
H 2C
HO
O
Aktivitas Analgesik = 5 (morfin = 100)
OH
HO
O
Aktivitas Analgesik = 1 (morfin = 100)
OH
7. Adanya gugus alil, propil, atau isobutil pada atom N menyebabkan senyawa bersifat Rantagonis kompetitif N
R = alil, propil, isobutil
H 2C
Antagonis morfin H 2C
HO
O
OH
Analgetika Non Narkotik • Digunakan untuk mengatasi rasa sakit ringan sampai moderat • Disebut juga analgetika ringan • Dapat digunakan sebagai antipiretik dan juga antiinflamasi • Bekerja pada perifer &SSP • Mengadakan potensiasi dgn obat – obat penekan SSP lainnya
1. Anilin mempunyai efek antipiretik yg tinggi,>toksik metemoglobin—hemoglobin yg tdk dpt berfungsi sbg pembawa oksigen)
H
NH2
anilin
2. Subtitusi pd gugus amino mengurangi kebasaan, menurunkan aktivitas dan toksisitas O H
NH C
asetanilid
CH 3
3. Turunan aromatik asetanilid, sukar larut dlm air, tdk dpt dibawa cairan tubuh ke reseptor, tdk berefek analgesik, berefek antijamur O H
NH C
benzanilid
O H
NH C
salisilanilid
HO
3. Para aminofenol adalah produk metabolik anilin, toksisitasnya < anilin HO
NH2
P-amino fenol
4. Asetilasi ggs amino dari p-aminofenol toksisitas turun pd dosis besar & jangka pjg dpt menyebabkan methemoglobin dan kerusakan hati O HO
NH
C
CH 3
parasetamol
5. Esterifikasi ggs hidroksil dari p-amino fenol dgn ggs metil, aktv. Analgesik ↑, pembentukan methemoglobin ↑
H 3C
H 3C
O
H 2C O
NH2
NH2
anisidin
fenetidin
6. Etil eter dari parasetamol, aktiv. Analgesik ↑, toksisitas ↑, pembentukan methemoglobin ↑, kerusakan ginjal & karsinogenik (dilarang)
O H3 C
H2 C O
NH C
fenasetin
CH3
7. Ester salisil dari asetaminofen mengurangi toksisitas , aktivitas analgesik ↑
O
O
C O
NH C
OH
fenetsal
CH3
OH
O C
OH
Turunan Asam salisilat (Aspirin, salisilamid, diflunisal) Untuk meningkatkan aktv analgetik antipiretik dan menurunkan efek samping, modifikasi antara lain; - Mengubah gugus karboksil melalui pembtkn garam, ester atau amida - Substitusi pada gugus hidroksil - Modifikasi pd ggs karboksil dan hidroksil - Memasukkan ggs hidroksil dan ggs lain pada cincin aromatik atau mengubah ggs fungsional
HKSA Turunan Asam Salisilat
1. Senyawa aktif sbg antiradang adalah anion salisilat. Ggs karboksilat sgt penting untuk aktivitas & letak ggs hidroksil harus berdekatan dgnnya.
O
O C
OH
2. Turunan halogen, seperti 5-klorsalisilat, meningkatkan aktivitas , toksisitas lebih besar OH
O C
OH
5-klorsalisilat Cl
5-Chloro-2-hydroxy-benzoic acid
3. Adanya ggs amino pada posisi 4 akan menghilangkan aktivitas OH
O C
OH
H 2N
4-Amino-2-hydroxy-benzoic acid