Home Care Pada Anak Toddler [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HOME CARE PADA ANAK TODDLER



Oleh: Kelompok IV (B14-B)



1. Dewa Ayu Tri Utari



(213221257)



2. Ardiana Dongoran



(213221258)



3. Kadek Risna Dwipayanti



(213221259)



4. Ni Nyoman Dina Sugirahayu



(213221260)



5. Ni Made Wardani



(213221261)



6. Ni Kadek Wahyudi



(213221262)



PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN WIRA MEDIKA BALI DENPASAR 2021



1



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (undang-undang kesehatan, 1992). Untuk mencapai tujuan kesehatan ini, Departemen kesehatan telah mengubah paradigmanya menjadi paradigma sehat (healthy paradigma), yang fokusnya pada upaya preventif dan promotif selain kuratif, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap individu. Masalah-masalah kesehatan yang ada di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh faktor antara lain : 1. Pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan semakin meningkatnya usia harapan hidup bagi masyarakat Indonesia menyebabkan semakin banyaknya usia lansia. 2. Krisis moneter yang berkepanjangan yang menyebabkan perekonomian masyarakat menjadi terpuruk dan semakin banyak masyarakat semakin miskin, dan pelayanan kesehatan semakin tidak terjangkau 3. Berubahnya pola penyakit selain dari penyaki-penyakit infeksi, penyakit degeratif semakin meningkat, sehingga memerlukan perawatan yang lebih lama. 4. Letak demografi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau sulit untuk dijangkau. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diatas



diperlukan tenaga



pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan utama kepada individu, keluarga maupun masyarakat secara efektif dan terjangkau. Praktek keperawatan merupakan sumber yang paling memungkinkan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena tenaga keperawatan adalah tenaga kesehatan professional yang paling banyak tersebar sampai kepelosok sesuai dengan data demografi, dan sesuai ekonomi masyarakat Indonesia. 2



B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang kami kemukakan dalam makalah ini adalah : 1. Apa pengertian Home Care? 2. Apa Konsep Model/ Toeri Keperawatan yang Mendukung Home Care? 3. Apa landasan Hukum Home Care? 4. Apa saja Lingkup Pelayanan Home Care ? 5. Apa saja Skill Dasar yang harus Dikuasai Perawat? 6. Apa saja Isu dan Legal Aspek Home Care? 7. Apa saja Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah? 8. Bagaimana Mekanisme Pelayanan Home Care?



C. TUJUAN Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian Home Care 2. Untuk mengetahui Konsep Model/ Toeri Keperawatan yang Mendukung Home Care 3. Untuk mengetahui landasan Hukum Home Care 4. Untuk mengetahui Lingkup Pelayanan Home Care 5. Untuk mengetahui Skill Dasar yang harus Dikuasai Perawat 6. Untuk mengetahui Isu dan Legal Aspek Home Care 7. Untuk mengetahui Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah 8. Untuk mengetahui Mekanisme Pelayanan Home Care



3



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN HOME CARE Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak), (warola, 1980 dalam Pengembangan Model Praktik Mandiri keperawatan di rumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes). Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga



di



tempat



tinggal



mereka



yang



bertujuan



untuk



meningkatkan,



mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya. Tujuan umum dari pelayanan



home care adalah untuk meningkatkan,



mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan sedangkan tujuan khusus dari pelayanan home care adalah : 1. Meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif 2. Mengurangi frekuensi hospitalisasi 3. Meningkatkan efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan pikiran



4



Berbagai keuntungan dari pelayanan home care bagi klien menurut Setyawati (2004) antara lain : 1. Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprehensif 2. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan legal dan etik keperawatan 3. Kebutuhan klien dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang profesional



B. KONSEP MODEL/TEORI KEPERAWATAN YANG MENDUKUNG 1. Teori lingkungan (Florence Nihgtingale), penyakit terjadi akibat sanitasi dan hygiene yang buruk 2. Manusia sebagai unit (Rogers), sakit timbul akibat ketidakseimbangan energi penanganan dengan metode terapi modalitas/ komplementer 3. Transkultural nursing (Leininger), saat penanganan harus memperhatikan budaya pasien 4. Human caring (Watson), perawat harus memperhatikan sisi humanistik sebagai moral ideal ke pasien dan keluarga 5. Dinamic dan self determination for self care (Rice), perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang ditetapkan oleh pasien



C. LANDASAN HUKUM HOME CARE 1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan 2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. 3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah 4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran 5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat 6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas 7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas 8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat 9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan 10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta



5



D. LINGKUP PELAYANAN HOME CARE Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan



home care



adalah : 1. Pelayanan medik 2. Pelayanan dan asuhan keperawatan 3. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkunga terapeutik 4. Pelayanan rehabilitasi medik dan keteraian fisik 5. Pelayanan informasi dan rujukan 6. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan 7. Hygiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan 8. Pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial



E. SKILL DASAR YANG HARUS DIKUASAI PERAWAT 1. Mahir dalam pengkajian dan evaluasi 2. Trampil dalam komunikasi 3. Mampu membuat keputusan 4. Trampil dalam melakukan dokumentasi secara efektif 5. Fleksibel dan mampu berfikir kritis 6. Belajar dan melakukan pengembangan diri



F. ISSUE DAN LEGAL ASPEK HOME CARE 1. Memahami sistem legal 2. Memahami malpraktik (injuri, kewajiban, bekerja tidak sesuai standar) 3. Memahami kebutuhan pasien 4. Memahami hak dan kewajiban perawat



G. LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN DI RUMAH Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, neonatal, anak, dewasa, maternitas, jiwa sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawab perawat. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan a. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian biopsiko, sosio, spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan 6



observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan



tertentu



untuk



memenuhi



kebutuhan



dasar



manusia



yang



menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi b. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan c. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok d. Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien e. Menentukan frekuensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan



H. MEKANISME PELAYANAN HOME CARE Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien atau klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak. b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersamasama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat 7



perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan c. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus d. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan



Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent) C



Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan



I. PENGERTIAN ANAK TODDLER Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal ( Perry, 1998 ). Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar. (Wong’s, 2000 ). 8



Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan “tidak” baik dengan kata – kata maupun perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu disukai ( psikolog menyebutnya negatifisme ). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seseorang penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan menyelinap masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang bisa dijatuhkan, memanjat apa yang bisa di oanjat, memasukkan benda kecil ke dalam benda yang lebih besar dan sebagainya. ( Hurlock, 2002 ) Pada usia 2 tahun si kecil cenderung mengikuti orang tuanya kesana kemari, ikut – ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan tauk dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan untuk kembali. Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah dalam perkembangan emosi, sehingga mereka mengenggap ayah dan ibunya sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara 2,5 sampai 3 tahun tampaknya makin berkurang, sikap pada orang tua bukan saja bersahabat tapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka bertentangan dengan kehendak orang tuanya, karena mereka tetap mahluk hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun, anak cenderung meniru siapapun yang dilakukan orang tuanya sehari – hari, disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah karakter anak dibentuk jauh lebih banyak dibentuk dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar baik terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya sendiri. ( Hurlock, 2002 ).



2B. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan mengalami



9



peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual. ( Supartini, 2000 ). Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai ranah pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan biologis. Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badan, berjalan cukup stabil atau lambat. Rata – rata bertambah sekitar 2,3 kg/ tahun, sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah dibanding anggota tubuh lainnya ). Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan dan stress, sehingga saat ini sudah bisa diajarkan toilet training.



3C. Motorik Kasar Perkembangan kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerak – gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti berlari, dan melompat. Perkembangan motorik kasar ini sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak juga bisa berbeda. Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik kasar anak umur 15 bulan antara lain sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak usia 18 bulan sudah mulai berlari tapi masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi masih dengan bantuan. Pada anak usia 24 bulan berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap. Sedangkan pada anak usia 36 bulan sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga.



4D. Motorik Halus Kemampuan motorik adalah kemampuan yang berhubungan ketrampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata – tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangakan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti bermain puzzle, menyusuun balok, memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas, dan sebagainya. Motorik halus pada anak usia 15 bulan antara lain sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka kotak, melempar benda. Pada anak usia 18 bulan sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa membuka halaman buku, belajar 10



menyususun balok-balok. Anak usia 24 bulan sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan sendok dengan baik. Sedangkan pada anak usia 36 tahun sudah bisa menggambar lingkaran, mencuci tangan nya sendiri, menggosok gigi. Anak pada usia 2 – 3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain: anak sangat aktif mengeksplorasi benda – benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda – benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.



5E. Bahasa Perkembangan bahasa anak usia toddler secara umum pemerolehan bahasa anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang bersifat fisik dan psikis. Secara fisik kemampuan anak dalam memproduksi kata – kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa ( kemampuan mengucapkan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan mendengarkan, melihat dan mengartikan symbol – simbolbunyi dengan kematangan otaknya. Sedangkan secara psikis, kemampuan memproduksi kata – kata dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh situasi emosional anak saat berlatih mengucapkan kata – kata. Pada usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran. Pada anak usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata – kata sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat mengucapkan kata gantidiri dan merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan – pesan seperti, “ Adik mau susu.” . Pada anak usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata – kata. Perbendaharaan kata anak – anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu anak sudah mulai sadar bahwa setiap 11



benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata – kata baru lebih cepat.



J .MENGAPA HOME CARE PERLU PADA PASIEN ANAK ? 1. Trend kesehatan yang berkembang saat ini sehingga meningkatkan jumlah anak yang perlu mendapatkan 2. Anak sakit yang sangat berat cenderung akan di pulangkan ke rumah lebih awal 3. Pasien dgn terminal care memerlukan perawat khusus di rumah 4. Orang Tua memiliki peran utama dalam merawat anak dengan penyakit terminal di rumah Dalam model program home care Martinson Et al dan Laurer and Camitta mengatakan keluarga adalah pemberi perawatan yang utama Perawat berperan sebagai fasilitator perawatan dan dokter berperan sebagai konsultan.



K. ANAK YANG MEMERLUKAN TINDAKAN HOME CARE 1. Kondisi Kesehatan 



Anak bebas dari berbagai faktor resiko







Penyakit kronik yang memerlukan pengobatan dan perawatan jangka panjang Seperti : Leukimia,talesemia,TBC,Poliomielitis ( lumpuh ),syndrom nephrotic







Penyakit jantung bawaan,perawatan stoma







Pelayanan Keperawatan sudah dilaksanakan di RS / Puskesmas







Pelayanan Keperawatan Rehabilitasi (fisik,mental,sosial,terapi wicara )







Tindakan Pemulihan Kesehatan







Perawatan Luka



2. Keterbatasan Dalam Finansial 3. Mempunyai anggota keluarga atau Pengasuh anak dirumah



12



 CONTOH HOME CARE PADA ANAK TODDLER KASUS Seorang anak laki – laki usia 3 th ,mengalami kecelakaan saat dibonceng sepeda motor oleh ibunya,saat pulang dari pasar.Anak mengalami luka dalam di lengan bawah kiri. Setelah dibawa ke puskesmas dan di rawat lukanya,pihak puskesmas memberitahu keluarga untuk dirujuk ke perawat home care yang akan melaksanakan perawatan luka di rumah. Petugas puskesmas membuat special order untuk kebutuhan keperawatan luka anak tersebut termasuk mengistirahatkan lengan kirinya,menjaga luka tetap kering,obat – obat anti nyeri dan anti infeksi yang yang ditulis dalam resume pemulangan pasien pada saat itu juga.



 ASSESSMENT Perawat home care mengkaji kondisi luka anak tersebut .Luas luka,warna,dan bau dari luka . Mengkaji nyeri termasuk riwayat nyeri,karakteristik ,penyebaran,lokasi,dampaknya terhadap aktifitas kehidupan sehari – hari ,faktor yang memperberat dan yang meringankan Klien mau dilakukan perawatan lukanya dan memakan obat – obat sesuai resep Keluarga klien memberikan support dan bersedia bekerja sama dengan perawat dalam Pelaksanaan askep klien setiap hari Ibunya mengalami sedikit stress memikirkan gangguan kesehatan yang dialami anaknya



 DIAGNOSA KEPERAWATAN Individu (klien) Resiko terjadi infeksi b/d luka yang basah dilengan kiri  Nyeri b/d adanya Luka Keluarga  Kecemasan Ibu terhadap luka ditangan kiri anaknya Kurang partisipasi dalam perawatan b/d kurang pengetahuan



13



 PERENCANAAN  Individu Tujuan jangka panjang  Luka sembuh tanpa infeksi Full ROM efektif dalam dua minggu Bebas dari rasa nyeri setelah luka sembuh Tujuan jangka pendek  Luka bersih dan tidak ada tanda – tanda infeksi  Nyeri terkontrol



 Keluarga Tujuan jangka panjang  Kecemasan dapat terkontrol dalam 1 minggu  Keluarga dapat melakukan perawatan secara mandiri Tujuan jangka pendek 



Kecemasan berkurang dalam 1- 2 hari







Keluarga dapat membantu melakukan perawatan dengan pengawasan



IMPLEMENTASI Implementasi disesuaikan degan perencanaan



EVALUASI  Luka anak kering  ROM effectif kembali  Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi 14



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang kami dapat dari penulisan makalah di atas yaitu home care adalah pelayanan berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Tujuan umum dari pelayanan adalah



untuk



meningkatkan,



mempertahankan



atau



home care



memaksimalkan



tingkat



kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan sedangkan tujuan khusus dari pelayanan



home care adalah



Meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, Mengurangi frekuensi hospitalisasi dan Meningkatkan efisiensi waktu, biaya, tenaga, dan pikiran



B. SARAN Mengingat tujuan home care yang salah satunya meningkatkan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan mengurangi frekuensi hospitalisasi diharapkan home care ini lebih dikembangkan di kalangan petugas kesehatan untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang lebih optimal dan mampu dijangkau semua kalangan masyarakat.



15