Hubungan Peran Perawat Triage Dengan Length of Stay [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HUBUNGAN PERAN PERAWAT TRIAGE DENGAN LENGTH OF STAY (LOS) PADA RUANG TRIAGE DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) RSUD MM DUNDA LIMBOTO



SKRIPSI



MOH RYAN YL SAAD NIM. C01415070



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO GORONTALO 2019



PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Saya menyatakan bahwa skripsi “Hubungan Peran Triage Dengan Length Of Stay (LOS) Pada Ruang Triage Di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Dr. MM Dunda Limboto” adalah karya saya dibawah arahan komisi pembimbing. Skripsi ini belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun dan bebas dari unsur plagiat. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini. Apabila dikemudian hari ditemukan unsur-unsur plagiat maka saya bersedia menerima sanksi hukum dan akademik sesuai ketentuan yang berlaku. Gorontalo, Maret 2019



MOH RYAN YL. SAAD



i



ii



iii



MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tampa batas” (QS:AZ-ZUMAR 10)



Jangan biarkan hal kemarin merenggut banyak hal hari ini karena dari kegagalan sering membuat semangat kita menjadi luntur, walau hari kemarin begitu melelahkan, percayalah bahwa hari ini nasibmu akan berbeda. Dan yang bisa membut perbedaan itu adalah kamu sendiri (indra)



PERSEMBAHAN Alhamdulillah...alhamdulillah..alhamdulillah Sujud syukur kusembahkan kepadamu tuhan yang maha agung dan maha penyayang atas takdirmu yang telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa sabar dan selalu ihklas dalam menjalani hidup ini. Keberhasilan dan kesuksesan ini kupersembahkan hanya kepada kedua orang tua tercinta yaitu papa ( Yani L Saad) dan mama (Aspiah Hj Aziz) yang selalu memberiku semangat dan doa serta menasehatiku agar selalu sabar menjalani setiap masalah yang aku hadapi, merekalah harta yang paling berharga ku,pa ma kalian lah motivasi ku agar aku tetap semangat dan terus berjuang,aku ingin melihat kalian tersenyum bahagia melihat anak mu telah berhasil, jangan perna bosan yah pa ma atas keluhan ku yang selalu membuat kalian hawatir.Ya Allah berikanlah kedua orang tuaku umur panjang dan kesehatan agar aku bisa membahagiakan mereka dan membalas budi mereka. Dan terimah kasih juga buat kaka ku Sitti Fatimah S midu atas nasihatnasihat nya juga sahabat ku yang membantu dalam menyelesaikan skripsi yaitu amel palilati, sesi djauhari serta teman stase gadar dan teman angkatan 2015.



iv



KATA PENGANTAR Dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian syukur dan puji, penulis memanjatkan syukur kepada Allah Swt karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Peran Perawat Triage Dengan Length Of Stay Di Ruang IGD RSUD MM Dunda Limboto” Penulis selama menjalani studi dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini benyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terutama pada pihak Rumah Sakit MM. Dunda Limboto yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Oleh karena itu melalui kesempatan ini menyampaikan terimakasih kepada: 1.



Dr.dr.H.Muhammad Isman Jusuf,. Sp.S Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo.



2.



Prof.Dr.Hj. Moon Hidayati Otoluwa,M.Hum Selaku Wakil Rektor 1 Dalam Bidang Akademi Universitas Muhammadiyah Gorontalo.



3.



Dr.H. Syamsudin N Tuli, M.Si Selaku Wakil Rektor II Dalam Bidang Akademi Universeitas Muhammadiyah Gorontalo.



4.



Dr.ir. Hasim, M.Si Selaku Wakil Rektor III Dalam Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Gorontalo.



5.



Dr. Munkizul Uman Kau, S.Fil,I, M.Phil Selaku Wakil Rektor IV Dalam Bidang Akademi Universitas Muhammadiyah Gorontalo.



6.



dr.Rusli A. Katili,MARS Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.



7.



Ns. Pipin Yunus,S.Kep,.M.Kep Selaku Wakil Dekan Fakultas Kesehatan dan Selaku Pembimbing I Yang Telah Meluangkan Waktu Untuk Memberikan Arahan,Bimbingan,Saran Dan Motivasi Serta Menuntun Penulis.



v



8.



Ns.Rona



Febriyona,S.Kep.,M.Kep,



Selaku



Ketua



Program



Studi



Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo 9.



Dr. Nasir Muwardy Abdul selaku Direktur RSUD Dr. M.M Dunda Limboto.



10.



Ns.Haslinda Damansya.,S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing II,Terimah kasih atas bimbingan dan pengarahan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.



11.



Orang tua; Papa dan mama tercinta yang selalu mendoakan dengan sabar. Kaka sepupu terimakasih yang selalu mendorong dan mengharapkan keberhasilan studi.



12.



Teman-teman seperjuangan dikeperawatan dan para pegawai di UMGo atas kerja samanya yang baik. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh



keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemapuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai masukan guna penyempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pengambil keputusan, pemerhati dan pembudidayakan.



Gorontalo,



Maret 2019



Penulis



vi



ABSTRACT MOH RYAN YL.SAAD. The Relationship of Triage Nurse’s Role with Length of Stay in Triage Room at Emergency Room of RSUD MM. Dunda limboto. Supervised by PIPIN YUNUS as I supervisor and HASLINDA DAMANSYAH as II supervisor. The objective of this research was to obtain the triage nurse’s role with length of stay in triage room at ER of RSUD MM. Dunda limboto. The method used correlation descriptive research with cross sectional study approach. The population and samples were 31 nurses which used total sampling technique. The result obtained nurse’s roles who are not corresponding with standard were 3 and who are corresponding were 26 nurses. The conclusion is significant relationship between nurse’s role with length of stay in triage room with p value on fisher exact as much as 0,003 (p value < α 0,05). Suggestion to the hospital in order to increase nurse ability in implemented Triage through training activities which correlated with Triage in emergency room and also add the patient’s bed in nursing room. Keywords: Length of Stay (LOS). Triage Nurse’s Role. Triage. ABSTRAK MOH RYAN YL.SAAD. Hubungan Peran Perawat Triage Dengan Length of Stay Pada Ruang Triage di IGD RSUD MM. Dunda limboto. Pembimbing I PIPIN YUNUS dan Pembimbing II HASLINDA DAMANSYAH. Tujuan: untuk mengetahui hubungan peran perawat triage dengan length of stay pada ruang triage di IGD RSUD MM. Dunda limboto. Metode penelitian: ini adalah penelitian deskriptif kolerasional dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dan sampel adalah perawat sejumlah 31 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Hasil penelitian: didapatkan bahwa peran perawat yang tidak sesuai standar 3 orang dan yang sesuai standar 26 orang. Kesimpulan: hubungan yang bermakna dan signifikan antara hubungan peran perawat triage dengan length of stay (LOS) di ruang UGD RSUD dr. MM. Dunda Limboto dengan nilai p value pada fisher exact sebesar 0,003 (p value < α 0,05). Saran: kepada rumah sakit agar dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam melaksanakan triage melalui kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan triage di instalasi gawat darurat serta menambah tempat tidur di ruang rawat inap. Kata Kunci : Length of Stay (LOS), Peran Perawat Triage, Triage.



vii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................... vi ABSTRAK ………………………………………………………………….. viii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiii BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5



PENDAHULUAN ....................................................................... LatarBelakang................................................................................ IdentifikasiMasalah........................................................................ Rumusan Masalah.......................................................................... Tujuan Penelitian........................................................................... Manfaat Penelitian.........................................................................



1 1 4 4 4 5



BAB II 2.1



2.2 2.3 2.4



TINJAUAN KEPUSTAKAAN .................................................. PeranPerawat................................................................................. 2.1.1 Peran Perawat................................................................... 2.1.2 Konsep Triage................................................................... 2.1.3 Konsep Leangth Of Stay................................................... Penelitian yang Relevan................................................................. Kerangka Berpikir.......................................................................... Hipotesis Penelitian.......................................................................



6 6 6 9 14 21 22 23



BAB III 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.8



METODOLOGI PENELITIAN ................................................ Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ Desain Penelitian........................................................................... Variabel penelitian......................................................................... Populasi dan Sampel...................................................................... Teknik Pengumpulan data ............................................................ Teknik Analisa Data ..................................................................... Hipotesis Statistik.......................................................................... Alur Penelitian............................................................................... Etika Penelitian..............................................................................



24 24 24 24 25 26 27 28 29 30



viii



BAB IV 4.1 4.2



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... Hasil Penelitian.............................................................................. Pembahasan...................................................................................



31 31 35



BAB V 5.1 5.2



PENUTUP .................................................................................... Kesimpulan.................................................................................... Saran ............................................................................................



44 44 44



DAFTAR PUSTAKA



ix



DAFTAR TABEL Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Penelitian yang Relevan............................................................................21 Definisi Operasional..................................................................................25 Karakteristik Usia......................................................................................32 Karakteristik Pendidikan perawat .............................................................33 Karakteristik jenis kelamin perawat..........................................................33 Karakteristik lama kerja perawat ..............................................................33 Peran perawat triage..................................................................................34 Length of stay (LOS).................................................................................34 Analisis bivariat.........................................................................................34



x



DAFTAR GAMBAR Halaman 1. 2. 3.



KajianTeori..................................................................................................22 KerangkaKonsep..........................................................................................23 Alur Penelitian..............................................................................................29



xi



DAFTAR LAMPIRAN 1. Lembar pernyataan keaslian ilmia.....................................................................1 2. Lembar pengesahan pembimbing......................................................................2 3. Lembar pengesahan komisi penguji...................................................................3 4. Riwayat hidup...................................................................................................47 5. Lembar persetujuan responden.........................................................................48 6. Kuesioner penelitian.........................................................................................49 7. Master tabel.......................................................................................................54 8. SK penguji skripsi.............................................................................................55 9. Surat permintaan data awal...............................................................................59 10. Surat izin penelitian kesbangpol.....................................................................60 11. Surat keterangan selesai meneliti....................................................................62 12. Dokumentasi...................................................................................................63



xi



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Triage merupakan salah satu keterampilan keperawatan yang harus dimiliki



oleh perawat unit gawat darurat dan hal ini membedakan antara perawat unit gawat darurat dengan perawat unit khusus lainnya. Karena harus dilakukan dengan cepat dan akurat maka diperlukan perawat yang berpengalaman dan kompeten dalam melakukan tindakan medis



(Elliott et al, 2008) Perawat di



instalasi gawat darurat harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang membutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan situasi kritis dengan kecepatan dan ketepatan yang tidak selalu dibutuhkan pada situasi keperawatan lain, perawat instalasi gawat darurat minimal memiliki sertifikat basic trauma life support (BTCSL) atau pertolongan pertama penderita gawat darurat(PPGD) (Rankin et al,2013) Perawat triage dalam melakukan pengkajian dan menentukan prioritas perawatan (triage) tidak hanya berdasarkan pada kondisi fisik, lingkungan dan psikososial pasien tetapi juga memperhatikan patient flow di deoartemen emergensi dan akses perawat. Triage departemen emergensi memiliki beberapa fungsi diantaranya : 1) identifikasi pasien yang tidak harus menunggu untuk dilihat, dan 2) memprioritaskan pasien (Mace and Mayer,2013). Berbagai macam sistem triage telah digunakan diseluruh dunia, The Canadian Triage And Acuty Scale (CTAS) dan Emergency Severity Index (Canadian Triage And Acuity Scale) diakui sebagai sistem triage yang handal dalam penilaian pasien dengan cepat. Kehandalan dan validitasnya telah dibuktikan dalam triage pada pasien pediatrik dan pasien dewasa. (Lee, Et al, 2011).



Data pengunjung ke IGD di indonesia adalah 4.402.205 pasien dan total seluruh kunjungan Rumah Sakit umum (mentri kesehatan RI 2015), diperkirakan pada tahun 2016 dan 2017 total jumlah pengunjung IGD di indonesia terus mengalami peningkatan. Petugas kesehatan IGD dalam melakukan triage harus berdasarkan standar ABCDE (Airway: jalan nafas, breathing: pernapasan, circulation: sirkulasi,



Disability:



ketidakmampuan,



Exposure:



paparan)



(Ignatavicius, 2006 dalam Krisanty, 2009). Triage dapat dilakukan oleh dokter ahli, dokter umum ataupun tenaga keperawatan sesuai dengan kelas atau kebijaksanaan rumah sakit (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).Jumlah dan kasus klien yang ke unit gawat darurat tidak dapat diprediksi karena kejadian kegawatan atau bencana dapat terjadi kapan saja, dimana saja serta menimpa siapa saja. Karena kondisinya yang tidak terjadwal dan bersifat mendadak serta tuntunan pelayanan yang cepat dan tepat maka diperlukan Triage sebagai langkah awal penanganan klien di unit gawat darurat dalam kondisi sehari-hari, kejadian luar biasa maupun bencana. Pada instalasi gawat darurat total length of stay (LOS) dan waiting time digunakan untuk melihat tingkat kepadatan dan kerja klinis. Pengukuran length of stay (LOS) setiap pasien di ukur dari awal kedatangan sampai dengan perpindahan pasien ke unit lain yang digunakan sebagai indikator kunci penilaian efesiensi peningkat kerja operasional dan klinis, LOS merupakan indikator yang efektif untuk menilai kinerja dari IGD dan kualitas dari triage. LOS yang memanjang berhubungan erat dengan kualitas triage dan kinerja pelayanan keperawatan di IGD, Menjelaskan bahwa terlambatnya proses penanganan serta LOS pasien di IGD merupakan kunci untuk mengukur terjadinya overcrowded di IGD. Waktu dianggap sebagai alat yang penting untuk mengukur kualitas dari pelayanan di IGD. Masalah waktu tunggu yang panjang dan lama menunjukan IGD yang buruk dengan sumber daya yang kurang berhasil dan tidak terkoordinasi dengan baik. (Yoon et al, 2013).



2



LOS atau lama hari rawat juga merupakan salah satu indikator



mutu



pelayanan medis yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien (quality of patient care). Los menunjukan berapa berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu periode perawatan. Rawat inap adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, medis dan atau upaya pelayanan kesehatan lainnya dengan menginap di rumah sakit. Satuan untuk lama rawat adalah hari, sedangkan cara menghitung lama rawat adalah dengan menghitung selisih antara tanggal pulang (keluar dari rumah sakit, baik hidup ataupun meninggal) dengan tanggal masuk rumah sakit. Umumnya data tersebut tercantum dalam formulir ringkasan masuk dan keluar di rekam medik (Bukhari et al,2014). Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD MM. Dunda limboto merupakan rumah sakit tipe A dimana data kunjungan tahun 2018 sebanyak 394 penderita. Jumlah perawat di IGD sebanyak 33 orang, dengan klasifikasi pendidikan S.Kep,Ns 8 orang, S.kep 2 orang,Sst 1 orang dan D3 Keperawatan 22 orang. Sementara itu, untuk lama kerja petugas IGD masing-masing kurang dari lima tahun sebanyak 24 orang dan lebih dari lima tahun sebanyak 9 orang dan 7 orang perna mengikuti BHD (bantuan hidup dasar),19 orang perna mengikuti pelatihan BTCLS (Basic Trauma Cardiac life support) dan 6 orang perna mengikuti pelatihan CODE BLUE. Berdasarkan hasil wawancara 10 perawat,3 orang perawat mengatakan pelayanan dirasakan belum maksimal. Karena waktu pelaksanaan pelayanan yang true emergency dilakukan selama 1-6 jam, sedangkan waktu normal untuk pelayanan pasien yang true emergency di ruang IGD yaitu selama 1-2 jam. 3 orang tenaga kesehatan lainnya juga mengatakan lamanya pasien dari ruang IGD dikarenakan belum adanya ruangan yang kosong di ruang rawat inap. 2 orang tenaga kesehatan lainnya juga mengatakan lamanya pasien di ruang IGD dikarenakan ada sebagian pasien yang tidak mau di rujuk.



3



Berdasarkan uraian pernyataan pasien tersebut dapat disimpulkan bahwa lama tinggal pasien (LOS) di IGD peran perawat triage belum sesuai dengan ketentuan dan standar peraturan yang berlaku maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “hubungan peran perawat triage dengan length of stay pada ruang triage di IGD RSUD MM. Dunda limboto 1.2.



Identifikasi Masalah Berdasarkan masalah penelitian yang telah diuraikan di atas , maka hal-hal



Yang berkaitan dengan Hubungan peran perawat triage dengan length of stay di ruang triage dapat di identifikasi sebagai berikut. 1.



Berdasarkan hasil wawancara 10 perawat,3 orang perawat mengatakan pelayanan dirasakan belum maksimal. Karena waktu pelaksanaan pelayanan yang true emergency dilakukan selama 1-6 jam, sedangkan waktu normal untuk pelayanan pasien yang true emergency di ruang IGD yaitu selama 1-2 jam.



2.



3 orang tenaga kesehatan lainnya juga mengatakan lamanya pasien dari ruang IGD dikarenakan belum adanya ruangan yang kosong di ruang rawat inap.



1.3.



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan peran perawat triage dengan length of stay (LOS) pada ruang triage di IGD RSUD MM. Dunda limboto?



1.4.



Tujuan



1.4.1



Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan peran perawat triage dengan length of stay



pada Ruang triage di IGD RSUD MM. Dunda limboto. 1.4.2



Tujuan Khusus



1.



untuk mengidentifikasi peran perawat triage di ruang IGD.



2.



untuk mengidentifikasi length of stay diruang IGD.



3.



untuk menganalisis hubungan peran perawat dengan length of stay (LOS) di ruang IGD.



4



1.5.



Manfaat Penelitian



1.5.1



Manfaat Teoritis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis Sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai menambah pengetahuan mengenai Peran perawat triage dengan length of stay.



1.5.2



Manfaat Praktis



1.



manfaat bagi institusi rumah sakit Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan pelayanan dirumah sakit sehingga alat dan pelatihan untuk dapat meningkatkan peran perawat triage dalam menangani length of stay di rumah sakit.



2.



Manfaat bagi institusi perawat Dapat menambah ilmu pengatahuan bagi perawat dan dapat memotivasi perawat agar lebih melatih diri untuk melakukan pelatihan-pelatihan peran perawat triage dalam menengani length of stay di ruang IGD.



3.



Manfaat bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini berguna dan dapat di tingkatkan dalam meneliti peran perawat dengan length of stay.



4.



Manfaat bagi peneliti Memberi informasi bagi peneliti tentang hubungan peran perawat triage dengan length of stay di ruang IGD.



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran perawat 2.1.1



Peran Perawat Peran perawat diartikan sebagai tingkah laku yang diharapkan oleh orang



lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut beberapa ahli sebagai berikut: a. Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 1) Pemberi asuhan keperawatan, dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan dari yang sederhana sampai dengan kompleks. 2) Advokat pasien /klien, dengan menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. 3) Pendidik /Edukator, perawat bertugas memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dalam hal ini individu, keluarga, serta masyarakat sebagai upaya menciptakan perilaku individu/masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Untuk dapat melaksanakan peran sebagai pendidik (edukator), ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang perawat sebagai syarat utama, yaitu berupa wawasan ilmu pengetahuan yang luas, kemampuan berkomunikasi, pemahaman psikologi, dan kemampuan menjadi model/contoh dalam perilaku profesional. 4) Koordinator,



dengan



cara



mengarahkan,



merencanakan



serta



mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga



pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. 5) Kolaborator, peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. 6) Konsultan, perawat sebagaitempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. 7) Peran perawat sebagai pengelola (manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola layanan keperawatan di semua tatanan layanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya) maupun tatanan pendidikan yang berada dalam tanggung jawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan layanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga/masyarakat. 8) Peneliti dan pengembangan ilmu keperawatan, sebagai sebuah profesi dan cabang ilmu pengetahuan, keperawatan harus terus melakukan upaya untuk mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, setiap perawat harus mampu melakukan riset keperawatan. Ada beberapa hal yang harus dijadikan prinsip oleh perawat dalam melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik dan benar. Prinsip tersebut harus menjiwai setiap perawat ketika memberi layanan keperawatan kepada klien.



7



b Peran Perawat Menurut Hasil “Lokakarya Nasional Keperawatan, 1983 ” 1) Pelaksana



Pelayanan



Keperawatan,



perawat



memberikan



asuhan



keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode proses keperawatan. 2) Pendidik dalam Keperawatan, perawat mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3) Pengelola pelayanan Keperawatan, perawat mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan. 4) Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan, perawat melakukan identifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. (Budiono,2016) 1.



Fungsi Perawat Fungsi perawat adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan seorang



perawat sesuai dengan perannya.fungsi keperawatan dapat dilakukan baik secara mandiri,ketergantungan maupun dengan kolaborasi. a. Fungsi keperawatan mandiri (independen) Dalam hal ini fungsi perawat dilaksanakan secara mandiri, dimana aktivitas keperawatan yang dilaksanakan berdasarkan inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki. b. Fungsi keperawatan ketergantungan (dependen) Fungsi perawat dependen (ketergantungan) merupakan fungsi perawat dimana aktifitas keperawatan dilaksanakan atas instruksi dokter atau dibawah pengawasan dokter. Dalam hal ini perawat tidak bisa melakukan tindakan atau memberikan perawatan kepada klien tanpa sepengetahuan dokter.



8



c. Fungsi keperawatan kolaboratif (interdependen) Fungsi perawat interdependen merupakan fungsi perawat dimana aktifitas keperawatan dilakukan atas kerjasama dengan pihak lain atau tim kesehatan yang lain. Dalam hal ini perawat dengan tim kesehatan yang berkolaborasi harus bertanggung jawab secara bersama-sama terhadap tindakan yang diberikan kepada klien, seling melindungi kepentingan setiap bagian dan bersama-sama mencapai tujuan yang telah disepakati oleh tim kesehatan yang berkolaborasi dalam memberikan tindakan ataupun perawatan kepada klien.(Serri Hutahaean,2010) 2.



Tugas Perawat Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai



pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam Lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan tugas dan tanggungjawab perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut: a. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset). b. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay). c. Menunjukan



kepada



klien



sikap



menghargai



(respect)



yang



ditunjukkan dengan perilaku perawat. Misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk, dan bersalaman. d. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjectsthe patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat. e. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina (derogatory). f. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien (see the patient point of view). (Sumirah Budi,2015)



9



2.1.2



Konsep Triage Triage diambil dari bahasa perancis “trier” artinya “mengelompokkan”



atau memilih.Triage dikembangkan dimedanpertempuran, dimana memilih korban untuk memberika pertolongan medis. Dahulunya konsep ini dikembangkan keadaan bencana dan dilaksanakan diruang gawat darurat dari tahun 1950-1960 karena dua alasan yaitu tingginya kunjungan dan banyaknya penggunaan sarana dan prasarana untuk keadaan monurgen.Triage adalah cara pemilihan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yang tersedia. Terapi disasarkan pada keadaan ABC (Airway, Dengan Cervical Spine Control, Breathing Dan Circulation Dengan Cotrol Perdarahan).(Musliha, 2010) 1.



Situasi Gawat Darurat Ada 4 tipe kondisi gawat darurat yaitu : a. Gawat Darurat Keadaan mengancam nyawa yang jika tidak segera ditolong dapat meninggal atau cacat sehingga perlu ditangani dengan prioritas pertama.sehingga dalam keadaan ini tidak ada waktu tunggu. Yang termasuk keadaan adalah klien keracunan akut dengan penurunan kesadaran, gangguan jalan nafas, gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi atau pemaparan pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan ini. b. Gawat Tidak Darurat Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Keadaan ini termasuk prioritas ke dua dan setelah dilakukan resultasi segera konsultasi ke dokter spesialis untuk penanganan selanjutnya. Yang termasuk klien gawat tidak darurat adalah: klien kanker stadium lanjut yang mengalami keracunan akut. c. Darurat Tidak Gawat Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan darurat. Klien biasanya sadar tidak ada gangguan pernapasan dan sirkulasi serta tidak memerlukan resusitasi dan dapat langsung diberi terapi definifiv. Klien dapat dirawat di ruang rawat inap atau jika keadaannya



10



ringan dapat di pulangkan untuk selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan. d. Tidak Gawat Tidak Darurat Keadaan yang tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan darurat. Gejala dan tanda klinis ringan atau asimptomatis. Setelah mendapat terapi definitive penderita dapat dipulangkan dan selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan. (Agnes,2015) 2.



Tingkat Prioritas a. Prioritas 1/Emergent/Immediate Klien dalam kategori ini harus mendapat prioritas. Tindakan sudah dilakukan pada fase pra RS atau di dalam ambulans. Yang masuk ke dalam kelompok ini adalah: 1)



Cedera berat



2)



Infark miokard akut



3)



Gangguan airway



4)



Shock



5)



Anafilaksis



b. Prioritas 2/Urgent Klien dalam kategori ini harus sudah ditanggulangi dalam beberapa jam. Termasuk klien yang secara fisiologik stabil, tetapi dapat memburuk bila tidak ditanggulangi dalam beberapa jam seperti 1)



Cedera spinal



2)



Stroke/Cerebral Vascular Accident



3)



Appendiksitis



4)



Cholesistitis



c. Priority 3/Non-Urgent/Delayed Dalam kategori ini termasuk klien-klien yang dapat jalan Walking Wounded. Mereka termasuk klien yang secara hemodinamik stabil, tetapi dengan cedera yang nyata : 1)



Laserasi kulit



2)



Kontusio



11



3)



Abrasi dan luka lain



4)



Fraktur tulang pendek dan sendi



5)



Demam



d. mati/ nonsalvageable : Sudah tidak bernafas meskipun telah dibebaskan jalan nafas atau cedera berat. Perdarahan masih, luka bakar. >90% dikategorikan merah. Area yang tidak jelas dapat bertahan hidup atau tidak, meskipun setelah dilakukan resusitasi dan tindakan maksimum. (Pirton Lumbantoruan,2015) 3.



Penilaian



a.



primary survey (A,B,C) Menghasilkan prioritas I dan selanjutnya dilakukan penanganan dengan dengan segera.



b.



secondary survei (Head To Toe) Menghasilkan prioritas I,II dan III serta selanjutnya dilakukan penanganan lanjutan. Pemantauan korban atau klien akan kemungkinan terjadinya perubahanperubahan kondisi : 1) Fungsi jalan nafas, fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi 2) Derajat kesehatan 3) Tanda-tanda vital yang lain (Dewi,2011)



4



Prioritas dan Kode Warna a. Prioritas I : Merah 1) Sumbatan jalan nafas atau stres nafas 2) Luka tusuk dada/perut dengan shock dan sesak 3) Hipotensi/shock 4) Pendarahan pembulu nadi 5) Problem kejiwaan yang serius 6) Tangan/kaki yang terpotong dengan pendarahan 7) Combustion tingkat II >25% 8) Combustion tingkat III >25%



12



b. Prioritas II : kuning 1) Combustion tingkat II/III antara 20-25% 2) Patah tulang panjang tanpa shock 3) Trauma tumpul thorax/abdomen tanpa shock, tanpa sesak 4) Laserasi luas 5) Trauma bola mata c. Prioritas III : Hijau 1) Contusio dan laserasi otot ringan 2) Combustion tingkat II < dari 20% (kecuali daerah muka dan tangan) d. Prioritas IV : Hitam 3) Henti jantung yang kritis 4) Trauma kepala yang kritis 5) Radiasi tinggi (Wijaya,2010) 5.



Klasifikasi Triage a. Triage di tempat Dilakukan di tempat korban ditemukan atau pada tempat penampungan, triage ini dilakukan oleh tim pertolongan pertama sebelum korban dirujuk ke tempat pelayanan medik lanjutan. b. Triage medik Dilakukan pada saat korban memasuki pos pelayanan medik lanjutan yang bertujuan untuk menentukan tingkat perawatan dan tindakan pertolongan yang dibutuhkan oleh korban. Atau triage ini sering disebut dengan triage unit gawat darurat. c. Triage evakuasi Triage ini ditunjukan pada korban yang dapat dipindahkan pada rumah sakit yang telah siap menerima korban. Seperti bencana massal contohnya saat tsunami, gempa bumi, atau bencana besar lain (Fathoni,2010)



13



6.



Pedoman Triage a. Pimpinan triage hanya melakukan 1) prima survey 2) menentukan prioritas 3) menentukan pertolongan apa yang harus diberikan segera b. Tanggung jawab tim triage 1) mencegah kerusakan berlanjut 2) pilah atau pilih korban 3) memberi perlindungan korban (nurhasim,2015)



2.1.3



Konsep Length Of Stay Lama rawat atau Lama Hari Rawat atau Length of Stay (LOS) adalah



suatu ukuran berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada suatu periode perawatan. Satuan lama hari rawat adalah hari. Kemudian, cara menghitung lama hari rawat ialah dengan menghitung selisih antara tanggal kepulangan (keluar dari rumah sakit, baik hidup atau meninggal) dengan tanggal masuk ke rumah sakit. 10 Dalam hal ini, untuk pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama, lama rawatnya dihitung sebagai 1 hari. Angka rerata lama rawat ini dikenal dengan istilah average Length of Stay (aLOS). Mengukur rata-rata lama hari rawat yaitu membagi jumlah hari perawatan pasien rawat inap (hidup dan mati) di rumah sakit pada periode tertentu dengan jumlah pasien rawat inap yang keluar (hidup dan mati) di rumah sakit pada periode waktu yang sama. Dalam beberapa kasus tidak cukup hanya mencatat tanggal masuk dan keluar saja, tapi juga butuh mencatat jam pasien tersebut masuk perawatan dan keluar perawatan, terutama jika pasien tersebut keluar dalam keadaan meninggal. Lama hari rawat ini berkaitan dengan indikator penilaian efisiensi pengelolaan rumah sakit bersama dengan tiga indikator lainnya yaitu lamanya rata-rata tempat tidur tidak terisi (Turn Over Interval), presentase tempat tidur yang terisi atau presentase tingkat hunian tempat tidur (Bed Occupancy Rate), dan pasien yang dirawat keluar dalam keadaan hidup dan mati per tempat tidur yang tersedia dalam periode tertentu (Bed Turn Over).(Fitria,2013)



14



LOS (Length of Stay) atau ALOS (Average Length of Stay) adalah ratarata lamanya (dinyatakan dalam hari) dari masing-masing penderita yang keluar bibagi jumlah penderita tersebut selama jangka waktu tertentu atau periode tertentu. Manfaat: a. Untuk mengatur efisiensi pelayanan rumah sakit (Instansi Rawat Inap) b. Indikator ini disamping memberikan gambaran mutu pelayanan apabila ditetapkan pada diagnosa tertentu yang dijalankan “tracer” (yang perlu pengamatan lebih lanjut) Interpretasi: 1) LOS ini mengambarkan lamanya seorang penderita dirawat oleh suatu rumah sakit dan secara tidak langsung menggambarkan efisiensi atau mutu perawatan rumah sakit (instalasi rawat inap tersebut) 2) Umumnya nilai makin kecil makin baik, tetapi bila harus membandingkan, harus dipikirkan faktor penyakit-penyakit yang berlainan (lamanya perawatan berlainan untuk penyakit yang berlainan) dan keadaan penderita waktu keluar (penderita yang keluar mati atau pulang paksa sdalam keadaan



belum



sembuh



tidak



menggambarkan



lamanya



dirawat



sebenarnya) 3) Secara umum LOS yang ideal adalah 6-9 hari. LOS yaitu jumlah hari pasien rawat inap tinggal di rumah sakit, ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) dalam penghitungan statistik pelayanan rawat inap di rumah sakit (RS) dikenal dua istilah yang masih sering rancu dalam cara pencatatan, penghitungan, dan penggunaannya. Dua istilah tersebut adalah Lama Dirawat (LD) dan Hari Perawatan (HP). Masingmasing istilah ini memiliki karakteristik cara pencatatan, penghitungan, dan penggunaan yang berbeda. (Maria Mirna Triyane,2015) a. Lama Dirawat (LD) LD menunjukkan berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu episode perawatan. Satuan untuk LD adalah “hari”. Cara menghitung LD yaitu dengan menghitung selisih antara tanggal pulang (keluar dari RS, hidup



15



maupun mati) dengan tanggal masuk RS. Dalam hal ini, untuk pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama – LDnya dihitung sebagai 1 hari. Contoh penghitungan LD: Beberapa istilah lain yang timbul berkaitan dengan penghitungan LD, antara lain: total LD (ΣLD) dan rerata LD. ΣLD menunjukkan total LD dari seluruh pasien yang dihitung dalam periode yang bersangkutan. Tampak bahwa ΣLD periode Juni di bangsal Mawar tersebut adalah 76 hari. Dengan cara membagi ΣLD dengan jumlah pasien yang keluar pada periode tersebut maka didapatkan rerata LD periode Juni di bangsal Mawar, yaitu: Rerata LD = 76 / 7 = 10,86 hari Angka rerata LD ini dikenal dengan istilah average Length of Stay (aLOS). aLOS merupakan salah satu parameter dalam penghitungan efisiensi penggunaan tempat tidur (TT) suatu bangsal atau RS. aLOS juga dibutuhkan untuk menggambar grafik Barber-Johnson (BJ). Kesalahan dalam mencatat dan menghitung LD berarti juga akan menyebabkan kesalahan dalam menggambar grafik BJ dan kesalahan dalam menghitung tingkat efisiensi penggunaan TT. Jadi, untuk bisa menghitung LD dibutuhkan data tentang tanggal masuk dan tanggal keluar (baik keluar hidup maupun mati) dari setiap pasien. Umumnya data ini tercantum dalam formulir “Ringkasan Masuk dan Keluar (RM-1)”. Dalam beberapa kasus tidak cukup hanya mencatat tanggal masuk dan keluar saja, tapi juga butuh mencatat jam pasien tersebut masuk perawatan dan keluar perawatan, terutama jika pasien tersebut keluar dalam keadaan meninggal. Data jam ini dibutuhkan untuk menentukan apakah pasien tersebut meninggal sebelum atau sesudah 48 jam dalam perawatan. Angka statistik yang berkaitan dengan jam meninggal ini adalah Gross Death Rate (GDR) dan Net Death Rate (NDR). b.



Hari Perawatan (HP) Jika LD menunjukkan lamanya pasien dirawat (dengan satuan “hari”),



maka HP menunjukkan banyaknya beban merawat pasien dalam suatu periode. Jadi satuan untuk HP adalah “hari-pasien”. Cara menghitung HP berbeda dengan cara menghitung LD (seperti telah dijelaskan terdahulu) maupun menghitung Sensus Harian Rawat Inap (SHRI).



16



Dalam SHRI, maka angka utama yang dilaporkan adalah jumlah pasien sisa yang masih dirawat pada saat dilakukan penghitungan / sensus, sedangkan HP menghitung juga jumlah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama meskipun saat dilakukan sensus pasien tersebut sudah tidak ada lagi. Pasien G sampai akhir bulan Juni belum pulang, Pasien H masuk tanggal 20 Mei Diasumsikan tgl 14-24 tidak ada pasien masuk maupun keluar. Dari tabel diatas tampak, bahwa: HP tanggal 5 Juni yaitu 5 hari-pasien, berarti tanggal 5 Juni beban kerja bangsal Mawar setara dengan merawat 5 pasien termasuk 1 orang pasien yang masuk dan keluar pada hari itu, HP tanggal 6 Juni yaitu 4 hari-pasien, berarti tanggal 6 Juni beban kerja bangsal Mawar setara dengan merawat 4 pasien, HP tanggal 13 Juni 2 hari-pasien, berarti tanggal 13 Juni beban kerja bangsal Mawar setara dengan merawat 2 pasien, dan HP tanggal 30 Juni 1 hari-pasien, berarti tanggal 30 Juni beban kerja bangsal Mawar setara dengan merawat hanya 1 pasien. Total HP (ΣHP) selama bulan Juni yaitu 73 hari-pasien, berarti selama bulan Juni beban kerja bangsal Mawar setara dengan merawat 73 pasien (atau rerata beban kerjanya selama bulan Juni setara dengan merawat 2,4 pasien per hari). Dibandingkan dengan hasil sensus (SHRI), maka yang tampak berbeda adalah hasil SHRI tanggal 5 Juni dengan hasil penghitungan HP pada tanggal yang sama. Jika HP tanggal 5 ada 5 hari-pasien, maka SHRI tanggal 5 adalah 4 pasien. Berarti pada tanggal 5 beban bangsal Mawar setara dengan merawat 5 pasien, namun pada saat dilakukan penghitungan sensus (umumnya dilakukan menjelang tengah malam) yang tersisa tinggal 4 pasien. Dengan pengertian ini maka angka HP lebih bisa memberi gambaran mengenai beban kerja dibandingkan hasil sensus. Dari angka HP dapat dihitung angka lainnya, misalnya: Jumlah TT terpakai (Occupaid bed / O) = ΣHP dibagi jumlah hari dalam periode tersebut. Dalam contoh tabel diatas, berarti O = 57/30 = 1,9 buah. Tingkat penggunaan TT (Bed Occupancy Rate / BOR) = ΣHP dibagi (jumlah hari dikali jumlah TT tersedia) dikali 100%. Dalam contoh tabel diatas dengan asumsi bangsal Mawar memiliki 5 buah TT siap pakai, berarti BOR bangsal Mawar periode Juni =



17



57/(30x5)x100% = 57/150x100%=38%. Rerata jumlah hari dimana TT tidak terpakai atau TT menganggur (Turn Over Interval / TOI) = ((jumlah TT x jumlah hari)- ΣHP) / jumlah pasien keluar periode tersebut. Dalam contoh tabel diatas dengan asumsi terdapat 5 TT siap pakai, berarti TOI bangsal Mawar periode Juni = ((5x30)-57)/7=13,3 hari (jumlah pasien keluar periode Juni ada 7 orang menurut tabel diatas). Jadi detiap TT rata-rata kosong 13,3 hari sebelum ditempati oleh pasien baru. Kesimpulan Jelas sudah bahwa LD dan HP berbeda cara pencatatan, penghitungan, dan penggunaannya. Sangat disayangkan bahwa masih cukup banyak RS yang tertukar dalam menggunakan LD dan HP untuk menghitung rumus-rumus indikator pelayanan rawat inap. Demikian pula antara LD, HP, dan SHRI.Dengan memperhatikan cara pencatatan, penghitungan, dan penggunaan yang benar antara LD, HP, dan SHRI maka akan didapatkan informasi yang lebih akurat dan valid untuk manajemen pasien rawat inap. 1.



Faktor-faktor yang mempengaruhi Lama Rawat Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lama rawat seseorang. Baik



dari internal maupun eksternal. Internal yang dimaksud yaitu faktor-faktor yang berasal atau ada dalam rumah sakit. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada atau berasal dari luar rumah sakit, dengan kata lain faktor yang berhubungan dengan pasien. Faktor-faktor internal yang berpengaruh antara lain adalah : a.



Jenis dan Derajat Penyakit Penyakit yang akut dan kronis akan memerlukan lama hari rawat yang berbeda, dimana kasus yang kronis akan memerlukan lama hari rawat lebih lama daripada penyakit yang bersifat akut.



b.



Tenaga Medis yang menangani Perbedaan keterampilan dan memutuskan melakukan suatu tindakan antar dokter yang berbeda akan mempengaruhi lama hari rawat pasien. Selain itu, jumlah tenaga dokter maupun perawat juga berperan penting dalam menangani pasien.



18



c.



Tindakan yang dilakukan Tindakan



dokter



termasuk



pemeriksaan



penunjang



rumah



sakit



berpengaruh terhadap lama hari rawat. Pasien yang memerlukan tindakan operasi akan memerlukan persiapan dan pemulihan lebih lama dibanding pasien dengan prosedur standar. d.



Administrasi Rumah Sakit Dari sisi administrasi rumah sakit, prosedur penerimaan dan pemulangan pasien dapat menjadi hambatan yang menyebabkan lambatnya kepulangan pasien dari rumah sakit. Sebagai contoh, pasien yang masuk rumah sakit hari Sabtu dan Minggu akan memperpanjang lama hari rawatnya. Hal ini dikarenakan pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang lain mungkin akan diundur sampai hari kerja. Pasien masuk rumah sakit saat pergantian jaga atau di luar jam kerjarumah sakit, dan berbagai alasan administrasi lainnya. Sedangkan beberapa faktor eksternal yang berpengaruh terhadap lama hari



rawat,adalah sebagai berikut : 1)



Umur Pasien Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risiko, dan sifat resistensi tertentu. Dengan bertambahnya usia maka kemampuan sistem kekebalan tubuh seseorang untuk menghancurkan organisme asing juga berkurang. 10 Peningkatan umur berhubungan dengan pengurangan progresif terhadap kemungkinan pulang lebih awal dari rumah sakit baik pada hari ke 14 maupun hari ke 28.



2)



Pekerjaan Pasien Walaupun pekerjaan tidak secara langsung mempengaruhi lama hari rawat, tapi mempengaruhi cara pasien dalam membayar biaya perawatan. Pekerjaan akan menentukan pendapatan dan ada atau tidaknya jaminan kesehatan untuk menanggung biaya perawatan.



3)



Penanggung jawab biaya Adanya kecenderungan pasien yang biaya perawatannya ditanggung oleh perusahaan atau pihak asuransi mempunyai lama rawat yang lebih lama



19



daripada pasien yang menanggung sendiri biayanya. Hal ini dapat disebabkan karena proses penyelesaian administrasi yang memakan waktu dan kondisi sosial ekonomi pasien.10 Kondisi sosioekonomi yang rendah dapat mengakibatkan seorang pasien mempercepat lama rawatnya untuk menghindari mengeluarkan banyak biaya atau justru memperlama karena tidak memiliki biaya untuk memenuhi administrasi selama perawatan. 4)



Alasan Pulang Pasien akan pulang atau keluar dari rumah sakit apabila telah mendapat persetujuan dari dokter yang merawatnya. Tetapi ada beberapa penderita yang walaupun dinyatakan sembuh dan boleh pulang harus tertunda pulangnya. Hal tersebut karena masih menunggu pengurusan pembayaran oleh pihak penanggung biaya (perusahaan/ asuransi kesehatan) atau surat keterangan tidak mampu, jamkesmas dari pihak yang berwenang bagi yang kurang mampu. Sehingga lama hari rawat menjadi memanjang. Sedangkan ada pula pasien-pasien yang pulang atas permintaan sendiri/ keluarga (pulang paksa), sehingga lama rawat memendek.



5)



Komorbiditas (Penyakit Penyerta) Komorbiditas yaitu terdapatnya 2 atau lebih diagnosis penyakit padaindividu yang sama. Komorbiditas yang tinggi pada pasien UGD yangmasuk kembali dalam 72 jam memiliki tingkat penerimaan yang lebihtinggi, prognosis yang lebih buruk, lebih lama tinggal di rumah sakit, dankematian di rumah sakit yang tinggi.



6)



Tingkat Kerapuhan Pasien Tingkat kerapuhan pasien terutama pasien lanjut usia dapat menjadi salah satu petanda awal memanjangnya lama rawat.24 Pada penelitian sebelumnya, peningkatan skor kerapuhan pada Edmonton Frail Scale yang diberikan



saat



sebelum



penerimaan



operasi



elektif



non-kardiak



dihubungkan dengan komplikasi post-operasi, peningkatan lama tinggal di rumah sakit dan ketidakmampuan untuk dipulangkan ke rumah, terlepas dari umur.5 Selain itu juga meningkatkan risiko mortalitas dan memanjangnya perawatan setelah operasi jantung.(Qualls Pallin,2010)



20



2.2 Penelitian Yang Relevan Tabel 1. Penelitian yang relevan No 1



Nama



Rahmad gurusinga,2017



2



3



2.3



Vita Maryah Ardiyani,2015



Yuliana pitang,2016



Judul Hubungan peran perawat triage dengan length of stay pada ruang triage prioritas II dan III di instalasi gawat darurat rumah sakit umum daerah deli serdang. Analisis peran perawat triage terhadap waiting time dan length of stay pada ruang triage di instalasi gawat darurat rumah sakit dr saiful anwar malang. Pengaruh peran perawat sebagai Care giver Terhadap Length of stay (los) di igd rsud dr.t.c.hillerrs maumere dengan pelaksanaan Triage Sebagai variabel moderas



Persamaan 1. variabel independen dan dependen. 2. pendekatan cross sectional. 3. analisa bivariat menggunakan uji chi square.



Perbedaan 1.waktu dan tempat penelitian 2.teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. 3.metode deskriptif kolerasi



1. variabel independen dan dependen. 2. pendekatan cross sectional. 3. analisa bivariat menggunakan uji chi square.



1. waktu dan tempat penelitian 2. metode kuantitatif observasional analitik 3. teknik pengambilan sampel quota sampling.



1.variabel independen dan dependen. 2. pendekatan cross Sectional. 3. analisa bivariat menggunakan uji chi square.



1.waktu dan tempat penelitian. 2. metode kuantitatif observasional analitik. 3.teknik pengambilan sampel quota sampling.



Kerangka teori 21



Faktor redikator :



Triage : 1. Tipe kondisi klien gawat darurat 2. Tingkat prioritas sistem triage



Peran perawat triage



Triage Minimal



1. 2. 3. 4.



Jenis kelamin Usia Pekerjaan Kelas rawat inap 5. Komplikasi



Leght of stay



Triage maksimal



Gambar 1. Kerangka Teori (Pirton,2015 Dan Qualls,2010)



2.3



Kerangka Konsep



Peran perawat triage



Length of stay



22



Keterangan : : Variabel Independen : Variabel Dependen : Hubungan Gambar 2. Kerangka Konsep 2.4



Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu pernyataan yang belum merupakan suatu tesis,



suatu kesimpulan yang sementara, suatu terdapat yang belum final, karena masih harus dibuktikan kebenarannya (yusuf,2017) Ha : ada hubungan peran perawat triage dengan length of stay di ruang triage RSUD MM Dunda Limboto.



23



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1



Tempat Dan Waktu Penelitian



3.1.1



Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di ruang IGD rumah sakit umum daerah MM



dunda limboto dan waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan desember sampai dengan bulan january 2019. 3.2



Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian



deskriptif kolerasional ialah penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi. Dengan menggunakan pendekatan cross sectionaliyaitu suatu penelitian yang dilakukan menekankan



pada waktu pengukuran/observasi data. Penelitian ini dilakukan



dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis hubungan peran perawat triage dengan length of stay. 3.3



Variabel Penelitian



3.3.1



Klasifikasi Variabel



1. variabel dependen yaitu variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, variabel dependen dalam hal ini yaitu length of stay. 2. variabel independen yaitu variabel bebas yang mempengaruhi pada variabel independen dalam hal ini yaitu peran perawat triage. (sugiyono,2014) 3.3.2



Definisi Operasional Tabel 2. Definisi Oprasional Dan Kriteria Objektif



No



variabel



1.



Peran perawat triage



Definisi



Alat ukur



perasional Kemampuan menyeleksi dan memilih klien untuk menentukan tingkat kegawat dan prioritas penanganan.



Hasil



Skla



ukur Kuesioner



Baik : > 50% Kurang : ≤50%



Ordinal



2.



Length of stay



suatu ukuran berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada suatu priode perawatan.



3.4



populasi dan sampel



3.4.1



populasi



Lembar observasi length of stay



Sesuaistanda r: ≤6 jam



Ordinal



Tidaksesuais tandar :> 6 jam



Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di terapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (yudha anggit,2017). Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang IGD Rumah Sakit MM Dunda Limboto sejumlah 32 orang. 3.4.2



sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh



populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di IGD yang ada di Rumah Sakit MM Dunda Limboto.penentuan sampel dilakukan melalui pendekatan total sampling yaitu menjadikan seluruh populasi menjadi sampel penelitian. (yudha anggit jiwantoro,2017) 3.5



Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah terbagi atas dua :



3.5.1. Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya melalui observasi dan wawancara dengan memberikan kuisioner. 3.5.2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari data yang tersedia di Rumah Sakit MM dunda limboto serta wawancara dengan perawat. Dan memberikan kuisioner dengan beberapa pernyataan berupa soal positif dan negatif, dan tertuis tentang data aktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, pada tiap jawaban mempunyai skor. Yang di anggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. 25



3.5.3. Pengolahan data Pengolahan data merupakan sala satu bagian rangkaian kegiatan setelah pengumpulan data. Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada empat tahapan dalam pengolahan data yang peneliti harus lalui yaitu editing,coding processing, dan cleaning. Data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini selanjutnya diolah dengan menggunakan program komputer dengan beberapa tahapan yaitu merekapitulasi hasil jawaban kuisioner yang diisi oleh responden kemudian dilakukan. 1. Editing Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan ulang atau meneliti data yang telah diperoleh, kemudian peneliti melakukan pembetulan data yang keliru ataupun yang salah serta melengkapi data yang kurang. 2. Coding Dimana pada tahap ini akan dilakukan dengan memberikan tanda pada masing-masing jawaban dengan memberikan kode atau atau nilai sehingga mempermudah proses pemasukan data dikumputer. 3.Entry data Pada tahap ini peneliti akan memasukan data kedalam kumputer. Pada proses entry data ini peneliti akan memasukkan hasil kuisioner dalam bentuk kode kedalam program kumputer untuk dianalisis dalam proses selanjutnya. 4. Tabulating Dimana pada tahap ini akan dikelompokan data pada tabel kerja. 5. Cleaning Pada tahap ini peneliti akan memeriksa atau mengecek kembali data yang telah dimasukan ke entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. 3.6



Teknik Analisa Data Agar lebih bermakna data yang telah diberi skore analisa dengan uji



statistik. Analisa data dilakukan dengan dua tahap yaitu : 3.6.1



Analisis Univariat Adalah analisa data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan



untuk distribusi frekuensi dari hubungan peran perawat triage dengan length of



26



stay



dan masing-masing variabel independent dan dependent kemudian di



interprestasikan dalam bentuk tebel dan grafik. 3.6.2



Analisa Bivariat Setelah diketahui karakteristik masing-masing variable maka dilakukan



analisis lebih lanjut yaitu dengan analisis bivariat. Analisis bivariat adalah dilakukan untuk menganalisa dua variable yaitu variable independent (pewat triage) dengan variable dependen yaitu length of stay di ruang triage. Penelitian ini menggunakan uji kai kuadrat (chi square) dengan bantuan sistem pengelolaan data statistic komputerisasi SPSS. Nilai antar variable bebas terikat dengan variable terikat didapat nilai pvalue < α (alpha), berarti ada dua hubungan yang bermakna antara variable bebas dengan dengan variable terikat. Sebaiknya bila nilai p value > α (alpha), berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kedua variable. 3.7



Hipotesis Statistik Menurut Notoatmodjo (2010) hipotesis adalah kesimpulan sementara



penelitian, patokan dengan dugaan tatau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Hipotesis statistik adalah rumusan hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui perhitungan statistik yang menggambarkan terdapat hubungan peran perawat triage dengan length of stay diruang triage RSUD MM Dunda limboto dengan langkah pengujian sebagai berikut : Ho :



Diterima bila nilai p > α 0,05 artinya tidak terdapat hubungan peran perawat triage dengan length of stay di ruang triage



Ha :



Diterima bila nilai p < α 0,05 artinya terdapat hubungan peran perawat triage dengan length of stay diruang triage



27



3.7



Alur Penelitian Penelitian dilakukan sesuai alur penelitian yang digambarkan dalam



bentuk skema sebagai berikut : Studi pendahuluan



Permohonan penelitian



Pengambilan sampel Semua populasi dijadikan sampel



Penjelasan tentang penelitian dan persetujuan untuk menjadi responden



Melakukan observasi dan pengisian kuisioner oleh responden



Pengumpulan dan analisis data



Hasil penelitian Gambar 3. Alur Penelitian



28



3.8



Etika Penelitian Masalah etika dalam penelitian merupakan masalah yang sangat penting mengingat penelitian akan berhubungan dengan manusia, maka segi etik penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi.penelitian mengajukan permohonan ijin kepada kepala rumah sakit terlebih dahulu, kemudian setelah mendapat persetujuan selanjutnya peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi : 1. Informed consert (lembar persetujuan) Informed consert diberikan kepada sampel penelitian sebelum dilakukan



penelitian.



Jika



bersedia,



sampel



penelitian



harus



menandatangani lembar persetujuan tetapi jika menolak maka penelitian tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak sampel penelitian. 2. Anonimiti (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek , peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (ceklist) yang diisi dengan hasil observasi. 3. Confidentiality (kerasiaan) Peneliti menjamin kerasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. 4. Fidelity (keadilan) Seluruh respon pada penelitian ini sama-sama mendapatkan kuesioner berupa kuesioner pengetahuan, perat triage dengan length of stay di ruang triage. 5. Do not harm Meminimalkan kerugian dan memaksiamalkan manfaat penelitian yang timbul pada penelitian ini.



29



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian RSUD M.M Dunda Kab. Gorontalo yang semula bernama RSU Limboto adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang berlokasi diwilayah administrasi kabupaten Gorontalo, didirikan pada tanggal 25 November 1963 dengan kapasitas awal tempat tidur adalah 29 buah. Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan 171/Menkes/SK/III/1994 RSU Dr. M.M. Dunda ditetapkan menjadi RSU Kelas C yang peresmiannya pada tanggal 19 September 1994 bersamaan dengan penggunaan nama RSUD. Dr. M.M. Dunda yang diambil dari nama seorang putra daerah perintis kemerdekaan yang telah mengabdikan dirinya dibidang kesehatan sehingga diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo dengan berkedudukan sebagai unit pelaksana pemerintah Kabupaten Gorontalo dibidang pelayanan kesehatan masyarakat. RSUD dr. MM Dunda Limboto memiliki fasilitas pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang didalamnya terdapat ruangan observasi, bedah, interna, isolasi, anak, obsgyn, OK kecil dan resusitasi. Di ruang observasi, bedah dan interna difasilitasi 4 tempat tidur. Untuk anak, resusitasi, isolasi, dan OK kecil, difasilitasi 2 tempat tidur dan lengkapi dengan 5 tempat tidur cadangan. Dalam pelayanan Gawat Darurat, saat ini Instalasi Gawat Darurat (IGD) memiliki 31 orang tenaga perawat dengan berbagai latar belakang Pendidikan yaitu D-III Keperawatan dan Ners. b. Karakteristik Perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) 1) Karakteritik usia perawat Hasil analisis karakteristik usia perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:



Tabel 3. Distribusi frekuensi Usia perawat pelaksana di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto No Usia N % 1 17-25 tahun (remaja akhir) 11 35,4 2 26-35 tahun (dewasa awal) 17 54,8 3 36-45 tahun (dewasa akhir) 3 9,7 Total 31 100 Sumber: Data Primer, 2018 Tabel tersebut diketahui dari 31 perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto sebagian besar atau 17 orang (54,8%) berada pada kategori 26-35 tahun atau dewasa muda. 2) Karakteristik Pendidikan perawat Hasil analisis karakteristik pendidikan perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini: Tabel 4. Distribusi frekuensi pendidikan perawat pelaksana di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto No Pendidikan N % 1 D-III Keperawatan 21 67,7 2 Ners 10 32,3 Total 31 100 Sumber: Data Primer, 2018 Tabel tersebut diketahui dari 31 perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto sebagian besar atau 21 orang (67,7%) berpendidikan D-III Keperawatan. 3) Karakteristik jenis kelamin perawat Hasil analisis karakteristik jenis kelamin perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini: Tabel 5. Distribusi frekuensi jenis kelamin perawat pelaksana Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto No Jenis kelamin N 1 Laki-laki 11 2 Perempuan 20 Total 31 Sumber: Data Primer, 2018



di Instalasi % 35,5 64,5 100



31



Tabel tersebut diketahui dari 31 perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto sebagian besar atau 20 orang (64,5%) berjenis berjenis kelamin perempuan. 4) Karakteristik lama kerja perawat Hasil analisis karakteristik lama kerja perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini: Tabel 6. Distribusi frekuensi lama kerja perawat pelaksana di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto No Lama kerja N % 1 ≤ 2 tahun 11 35,5 2 > 2 tahun 20 64,5 Total 31 100 Sumber: Data Primer, 2018 Tabel tersebut diketahui dari 31 perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto sebagian besar atau 20 orang (65,5%) yang memiliki lama kerja > 2 tahun. c. Analisis Unvariat 1) Peran perawat Triage di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Hasil analisis peran perawat triage di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini: Tabel 7. Distribusi frekuensi Peran Perawat Triage di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto No Peran perawat triage N % 1 Kurang 4 12,9 2 Baik 27 87,1 Total 31 100 Sumber: Data Primer, 2018 Tabel tersebut diketahui dari 31 perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto sebagian besar atau 27 orang (87,1%) memiliki peran triage baik pada klien.



32



2) Leght Of Stay (LOS) di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Hasil analisis Leght Of Stay (LOS) klien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini: Tabel 8. Distribusi Leght Of Stay (LOS) klien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto No Leght Of Stay (LOS) N % 1 Tidak sesuai standar 4 12,9 2 Sesuai Standar 27 87,1 Total 31 100 Sumber: Data Primer, 2018 Tabel tersebut diketahui dari 31 klien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto sebagian besar atau 27 orang (87,1%) yang memiliki Leght Of Stay (LOS) sesuai dengan standar. 4.2.3 Analisis Bivariat Hasil analisis hubungan hubungan peran perawat triage dengan length of stay (LOS) di ruang IGD RSUD dr. MM. Dunda Limboto disajikan dalam tabel tabulasi silang berikut ini: Tabel 9. Analisis hubungan peran perawat triage dengan length of stay (LOS) di ruang IGD RSUD dr. MM. Dunda Limboto Leght Of Stay (LOS) Peran perawat



Tidak sesuai standar



Total



Sesuai standar



ρ Value



Jumlah



%



Jumlah



%



Jumlah



%



Kurang



3



9,7



1



3,2



4



12,9



Baik



1



3,2



26



83,9



27



87,1



Jumlah



4



12,9



27



87,1



31



100



0,003



Sumber: Data Primer, 2018 Hasil analisis melalui tabel tabulasi silang diperoleh data 4 orang perawat yang memiliki peran perawat triage kurang, 3 orang (9,7%) klien yang memiliki length of stay (LOS) yang tidak sesuai standar dan 1 orang (3,2%) sesuai standar sedangkan 27 perawat yang memiliki peran triage baik, 1 orang memiliki length of stay (LOS) tidak sesuai standar dan 26 orang pasien memiliki length of stay



33



(LOS) sesuai standar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik peran perawat triage maka length of stay (LOS) klien akan semakin sesuai standar. Hasil uji statistic diperoleh nilai p value pada fisher exact sebesar 0,003 (p value < α 0,05) sehingga hipotesis nul ditolak dan hipotesis alternative diterima yang artinya ada hubungan yang bermakna dan signifikan antara hubungan peran perawat triage dengan length of stay (LOS) di ruang IGD RSUD dr. MM. Dunda Limboto. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Karakteristik Perawat Pelaksana di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Hasil penelitian diketahui dari 31 perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto sebagian besar atau 17 orang (54,8%) berada pada kategori 26-35 tahun atau dewasa muda dan 21 orang (67,7%) berpendidikan D-III Keperawatan serta sebagian besar atau 20 orang (64,5%) berjenis berjenis kelamin perempuan dan sebagian besar atau 20 orang (65,5%) yang memiliki lama kerja > 2 tahun. Umur merupakan salah satu karakteristik yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Menurut Siagian (2009) usia yang semakin bertambah, akan semakin menunjukkan kematangan jiwa sehingga mereka akan lebih bijaksana dan mampu dalam mengambil sebuah keputusan, berpikir secara rasional, mampu mengendalikan emosi serta toleran terhadap orang lain. Desler (2010) juga menambahkan bahwa usia produktif adalah usia 25 tahun yang merupakan awal individu berkarier dan pada usia 25-30 tahun merupakan tahap penentu seseorang untuk memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan karir serta pada usia 40 tahun, disitulah puncak karir seseorang yang kemudian akan menurun seiiring dengan saat memasuki usia pensiun. Karakteristik Pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang ikut menunjang kinerja seseoran. Pendidikan adalah salah satu upaya seseorang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap cara berpikir seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Upaya untuk tercapainya kesuksesan didalam



34



bekerja dituntut pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang dipegangnya. Pendidikan merupakan suatu bekal yang harus dimiliki seseorang dalam bekerja, dimana dengan pendidikan seseorang dapat mempunyai suatu keterampilan, pengetahuan serta kemampuan. Menurut Mangkunegara (2010), tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistimatis dan terorganisir tenaga kerja manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Selain usia dan Pendidikan, karakteristik lama bekerja juga menjadi salah satu faktror penunjang kinerja karena melalui lama kerja maka seseorang akan lebih memiliki pengalaman terutama dari sisi keterampilan dan pengetahuannya. Yani dkk (dalam Kurniadi. 2013) menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka orang tersebut akan memiliki pengalaman yang baik. Masa kerja dapat mempengaruhi pengalaman kerja seseorang, sehingga semakin lama bekerja diharapkan seseorang memiliki pengalaman kerja yang semakin banyak. Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman yang lebih pada seseorang dibandingkan dengan rekan kerja yang lain. Nursallam (2013) menyatakan bahwa semakin banyak masa kerja perawat, maka semakin banyak pula pengalaman perawat tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). 4.2.2 Peran perawat Triage di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Hasil penelitian diketahui perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto yang memiliki peran triage kurang pada klien sebanyak 4 orang atau 12,9% sedangkan yang memiliki peran perawat triage baik pada klien sebanyak 27 orang atau 87,1%. Hasil ini menunjukkan bahwa perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. MM. Dunda Limboto sebagian besar memiliki triage yang baik pada klien. Peran perawat triage yang baik ditunjukkan oleh 27 orang perawat atau 87,1% ini menurut pendapat peneliti dikarenakan perawat telah mampu melaksanakan triage sesuai dengan standar di IGD sebagaimana ditunjukkan melalui jawaban perawat saat mengisi kuisioner. Faktorl lain yang juga menunjang peran perawat triage adalah lama kerja perawat. Hal ini sebagaimana



35



yang diperoleh mereka yang yang memiliki peran yang baik ini sebagian besar atau 64,5% telah bekerja >2 tahun sedangkan mereka yang memiliki 4 orang yang memiliki peran perawat triage kurang sebagian besar baru bekerja