9 0 3 MB
Complete Februari 2022 IKM-SKN-Metpen Mediko made the med-easy!
Penelitian Variabel bebas (independent)
Variabel luar (moderator)
Variabel antara (intervening)
Variabel luar (moderator)
Variabel luar (moderator)
Variabel terikat (dependent)
Variabel luar (moderator)
Variabel pengganggu (confounding)
Populasi dan Sample Penelitian Populasi Sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan penelitian. •Populasi target: Populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian (domain). Biasa ditandai dengan karakteristik demografis (kelompok usia, jenis kelamin) dan karakteristik klinis (sehat,osteoporosis, dsb). Misal: pasangan usia subur •Populasi terjangkau/sumber: Bagian populasi target yang dapat dijangkau peneliti, dibatasi tempat dan waktu. Misal: pasangan usia subur yang tinggal di kelurahan pondok pucung. Sampel •Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya.
Probability Sampling Simple random sampling
Semua unsur dari populasi mempunyai kesempatan yang sama
Systematic random sampling
Sampel pertama ditentukan secara acak sedangkan sampel berikutnya berdasarkan satu interval tertentu
Si Sistra TerMulia
Stratified random sampling Cluster sampling
Pengambilan sampel berdasarkan strata Pengambilan sampel berdasarkan satu kelompok Pengambilan sampel berjenjang
Simpe random sampling Sistematik random sampling Stratified Random Sampling Cluster sampling Multiphase sampling
Multiphase sampling
Nonprobability sampling
CoCo PuTaNo Consecutive Sampling Convenience Sampling Purposive Sampling Quota Sampling Snow ball Sampling
SOAL NO 1 Seorang dokter Puskesmas Gayamsari ingin melakukan penelitian tentang diare pada anak di Kecamatan Pedurungan dengan sampel sebanyak 150 anak. Dari 15 kelurahan yang ada di kecamatan tersebut, sampel diambil dari 3 kelurahan yang diambil secara acak. Bagaimanakah cara pengambilan sampel yang sesuai dengan penelitian tersebut? a. Simple random sampling b. Cluster sampling c. Accidental sampling d. Multistage sampling e. Purposive sampling
SOAL NO 2 Seorang dokter ingin meneliti suplementasi oksigen dosis tinggi untuk pasien bayi dengan ancaman gagal napas. Penelitian dilakukan di 2 RS selama bulan November dan Desember 2020. Diketahui bahwa bayi yang mengalami ancaman gagal napas sebanyak 200 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa suplementasi oksigen dosis tinggi terbukti efektif menurunkan angka morbiditas. Apa populasi terjangkau penelitian ini? a. Semua anak dengan ancaman gagal napas b. Semua pasien bayi dengan ancaman gagal napas yang datang ke 2 RS pada bulan Nov-Des 2020 c. 200 orang bayi dengan ancaman gagal napas di 2 RS d. Semua pasien bayi dengan ancaman gagal napas yang menerima terapi oksigen e. 200 orang bayi dengan ancaman gagal napas
Desain Penelitian Penelitian
Experimental
Pra-experime ntal True experimental
Quasi experimental
Observasional
Descriptive
Case report
Case study
Case series
Analytic
Cross sectional
Cohort
Case control
Penelitian Deskriptif Case Report
Case series
Case study
• a detailed report of the diagnosis, • a collection of patients with • an approach to research that treatment, and follow-up of an common characteristics used to focuses on gaining an in-depth individual patient containing some describe some clinical, understanding of a particular demographic information about pathophysiological or operational entity or event at a specific time. the patient aspects of a disease, treatment or diagnostic procedures
Desain Cross Sectional
Efek (+) Faktor risiko Efek (-)
Desain Cross Sectional
Desain Case Control
Desain Cohort
ODDS RATIO
RELATIVE RISK
Interpretasi RP = OR = RR
Medikologic: Desain Penelitian
Cross Len: Cross Sectional Prevalence Rate ControllOR: Case Control Odd Ratio CohoRR: Cohort Relative Risk
SOAL NO 3 Seorang dokter ingin membuat penelitian tentang pengaruh pemberian glukosamin tablet jangka panjang terhadap kejadian DM tipe II pada wanita lansia. Pada penelitian tersebut didapatkan Relative Risk sebesar 1.00. Apa kesimpulan yang tepat? a. Pemberian glukosamin dan DM tipe II memiliki hubungan sebab akibat yang lemah b. Pemberian glukosamin dan DM tipe II memiliki hubungan sebab akibat yang kuat c. Pemberian glukosamin merupakan faktor protektif terhadap kejadian DM tipe II d. Pemberian glukosamin merupakan faktor pencetus DM tipe II e. Pemberian glukosamin tidak berpengaruh terhadap kejadian DM tipe II
SOAL NO 4 Sebuah penelitian case control dilakukan untuk menilai hubungan antara berjemur >4x dalam seminggu dengan angka kejadian melanoma maligna. Penelitian ini mencakup 1200 subjek dimana 600 subjek merupakan penderita melanoma dan subjek lainnya merupakan kontrol. Peneliti mendapatkan bahwa ada 400 subjek yang pernah berjemur > 4 kali seminggu di kelompok melanoma, dan 360 subjek yang pernah berjemur > 4 kali seminggu di kelompok kontrol. Odd ratio pada penelitian ini adalah a. ¾ b. 10/9 c. 4/3 d. 3/2 e. 2/1
SOAL NO 5 Seorang dokter ingin meneliti epidemiologi sifilis di Indonesia. Peneliti memeriksa rekam medis seluruh rumah sakit tipe A dan B pada bulan Januari – Desember 2019. Peneliti mengumpulkan pasien yang merupakan pengguna kokain namun tidak ada riwayat sifilis sebelumnya. Peneliti juga mengumpulkan pasien dengan demografi serupa namun tidak pernah menggunakan kokain dan tidak pernah menderita sifilis. Dokter mengikuti kedua kelompok selama periode penelitian 1 tahun. Pada akhir penelitian ditemukan rate sifilis 35% lebih tinggi pada kelompok pengguna kokain dibandingkan kelompok yang bukan pengguna kokain. Desain penelitian ini adalah a.
Case series
b.
Case Control
c.
Cohort Prospektif
d.
Cohort retrospektif
e.
Cross secional
SOAL NO 6 Seorang dokter melakukan penelitian terkait hubungan pajanan aroma roti yang sering dengan kanker paru-paru, menggunakan subjek 80 orang koki dari toko roti setempat. Hasil penelitian didapatkan RR 1.03 (95% CI 0.95 – 1.1). Maksud dari RR tersebut adalah a.
Pasien yang sering menghirup aroma roti beresiko 1.03 kali menderita kanker
b.
Pasien yang sering menghirup aroma roti beresiko 1.1 kali menderita kanker
c.
Pasien yang sering menghirup aroma roti beresiko 0.95 kali menderita kanker, maka aroma roti bersifat protektif terhadap kanker paru
d.
Pasien kanker paru identic dengna menghirup aroma roti
e.
Sering menghirup aroma roti tidak berhubungan dengan angka kejadian kanker paru
Uji Diagnostik Test
Disease/Gold Standard (+)
(-)
(+)
a
b
(-)
c
d
Definisi Sensitif
kemampuan alat memberikan hasil (+) pada semua subjek yang sakit
Spesifik
kemampuan alat memberikan hasil (-) pada semua subjek yang sehat
Positive predictive value
probabilitas seseorang menderita penyakit apabila uji diagnostiknya positif
Negative predictive value
probabilitas seseorang tidak menderita penyakit apabila diagnostiknya negatif
Uji Terapeutik Nama obat
NNH
NNT
A
9
7
B
2
2
C
3
9
Semakin kecil NNT,
D
1
18
E
8
3
semakin EFEKTIF
Semakin besar NNH, semakin AMAN
SOAL NO 7 Sebuah pemeriksaan darah baru untuk mendiagnosis nefritis lupus sedang diuji pada 100 penderita SLE. Individu dengan hasil pemeriksaan darah (+) akan menjalani biopsy ginjal untuk konfirmasi adanya lupus nefritis. Pada penelitian ini biopsy dilakukan pada 60 subjek, dimana 50 subjek memiliki biopsy ginjal yang abnormal dan didiagnosis nefritis lupus. Data yang diperlukan untuk menghitung sensitivitas dari pemeriksaan baru ini adalah a. Jumlah subjek dengan tes darah negative dan biopsy normal b. Jumlah subjek dengan tes darah negative dan biopsy abnormal c. Jumlah subjek dengna tes darah positif dan biopsy normal d. Proporsi pasien dengan SLE yang memiliki lupus nefritis e. Insidensi tahunan lupus nefritis pada pasien SLE
Skala Variabel SKALA VARIABEL Kategorikal Nominal Ordinal Numerik Interval Rasio
SIFAT Bukan peringkat Peringkat
CONTOH Gol. Darah Jenis kelamin Derajat penyakit Status sosial ekonomi
Tidak punya 0 alamiah
Suhu tubuh IQ
Punya 0 alamiah
Kadar Hb
NURI KANO
Jumlah Variabel Bebas
1
Jenis Variabel Bebas
Distribusi Normal
Distribusi tidak Normal
Numerik
Uji T 1 sampel
Kolmogorov
Kategorikal (Nominal/ Ordinal) Chi Square
NURI Tanam KOL NOMI dan DINA CS
2 kelompok
> 2 kelompok
Tidak berpasangan berpasangan
Tidak berpasangan
berpasangan
Numerik
T-test independent T-test dependent One way anova
Repeated anova
Ordinal
Mann whitney
Wilcoxon
Kruskal wallis
Friedman
Nominal
Chi-square Fisher
McNemar
Chi-square Fisher
McNemar Cochran
• NOMI CInta NEMAR NOMI Cinta NEMAR/COCoh • DINA MAiN sama WILLy • NURI punya Teka-Teki
DINA KuRUS FREN NURI di tabloid NOVA NOVA
Uji Korelatif NURI suka buah PEAR DINA suka SuPERMAN
SOAL NO 8 Seorang dokter ingin melakukan penelitian untuk mengetahui efek lingkungan kerja dengan tingkat keparahan dry eye syndrome. Peneliti membandingkan kelompok pekerja kantor yang bekerja dengan pendingin ruangan dengan pekerja kontraktor yang bekerja di lapangan. Tingkat keparahan dry eye syndrome diukur dengan Schirmer test dan dinyatakan dalam mm setelah 5 menit. Pengukuran dilakukan 1 kali setelah 8 jam bekerja. Jenis uji hipotesis yang paling tepat digunakan pada penelitian ini adalah… a. McNemar's test b. Fisher exact test c. Paired t-test d. Unpaired t-test e. Chi-square
SOAL NO 9 Sebuah penelitian dilakukan untuk memeriksa kadar beta amyloid pada CSF sebagai biomarker pada penderita demensia Alzheimer. Penelitian ini mengumpulkan 100 subjek yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu demensia ringan, sedang, dan berat berdasarkna hasil MMSE. Setelah pemeriksaan CSF, ditemukan pasien dengan demensia berat memiliki kadar beta amyloid CSF yang lebih rendah dibandingkan kedua kelompok lainnya. Uji hipotesis yang paling tepat dilakukan untuk membandingkan kadar beta-amyloid pada ketiga kelompok ini adalah a. Chi-square b. Fishers exact c. Two sample T-test d. Pearson correlation analysis e. One-way ANOVA
Uji Normalitas
Uji normalitas dibagi menjadi dua berdasarkan jumlah sampelnya, yaitu : –Kolmogorof Smirnov, bila jumlah sampel > 50 –Saphiro-wilk, bila jumlah sampel ≤ 50
• Kono LeLi: Kolmogorof Smirnov: jumlah sampel lebih dari lima puluh • Sapi KuLi: Saphiro-wilk: jumlah sampel kurang dari lima puluh.
Makna p-value dalam berbagai uji
p ≥ 0,05
p < 0,05
Uji normalitas
Data terdistribusi normal
Uji komparatif
Tidak berbeda secara signifikan
Uji korelatif
Variabel A tidak berpengaruh signifikan terhadap variable B
Uji normalitas
Data terdistribusi tidak normal
Uji komparatif
Berbeda secara signifikan
Uji korelatif
Variabel A berpengaruh signifikan terhadap variable B
Uji Korelasi
•Keeratan hubungan antara 2 variable dilihat dari nilai r •Arah hubungan berbanding lurus jika tandanya positif, berbanding terbalik jika tandanya negative (Nilai r)
SOAL NO 10
Seorang dokter melakukan penelitian mengenai kejadian tremor dengan terapi rumatan asam valproat pada kejang demam kompleks anak. Dia ingin melihat persebaran data terkait lama pemakaian dan dosis asam valproate (AV) yang digunakan pasien. Didapatkan 100 sampel yang sesuai kriteria, kemudian data dicatat dan kemudian dilakukan uji Normalitas. Untuk data lama pemakaian didapat p = 0,011 dan untuk data dosis AV didapat p = 0,246. Interpretasi hasil tersebut yang tepat adalah… a. Data lama pemakaian terdistribusi normal b. Data dosis terdistribusi normal c. Data lama pemakaian tidak bisa dipercaya karena p < 0,05 d. Data dosis signifikan secara statistik karena p > 0,05 e. Data lama pemakaian dan dosis signifikan secara statistik
SOAL NO 11 Seorang dokter melakukan penelitian mengenai hubungan antara kadar hemoglobin tubuh dengan tekanan parsial karbondioksida. Dokter kemudian melakukan analisis dari data yang diperolah selama penelitian dan didapatkan bahwa kadar hemoglobin tubuh berbanding terbalik dengan tekanan parsial karbondioksida, dengan nilai r : 0,89. Bagaimanakah interpretasi hubungan variabel yang tepat pada penelitian tersebut? a. Sangat lemah b. Lemah c. Cukup d. Kuat Soal UKMPPD BATCH IV 2020 e. Sangat kuat
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Prinsip Kedokteran Keluarga Holistik
Biopsikososial ± spiritual
Komprehensif
Promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi
Kontinu
Berkesinambungan. Follow up, kontrol
Koordinatif
Kerjasama antar professional
Kolaboratif
Kerjasama dengan pasien dan keluarga pasien
Strategi Promosi Kesehatan Strategi
Sasaran utama
Hasil
Advokasi
Tersier (Kepala daerah)
Kebijakan berwawasan kesehatan
Bina suasana (social support)
Sekunder (Tokoh masyarakat, PKK)
Kemitraan dan opini
Pemberdayaan (Empowerment)
Primer
Gerakan masyarakat mandiri
Perseorangan
Metode Promosi Kesehatan Bimbingan
kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
Interview
untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan
Kelompok
Kelompok Besar (>15 orang) • Ceramah : sasaran pendidikan tinggi atau rendah • Seminar : penyajian beberapa ahli yang dianggap penting
Kelompok Kecil (≤15 orang) • • • • •
Focus Group Discussion Brain storming Buzz group Role play Simulation game
Metode dan Media Promosi Kesehatan Media Berdasarkan Bentuk • Bahan Bacaan : modul, leaflet, majalah • Bahan Peraga : poster, flipchart, slide, film Berdasarkan Cara Produksi • Media cetak : poster, koran • Media elektronik : TV, radio, film, CD • Media outdoor : reklame, spanduk, banner, pameran
Metode Perseorangan • Bimbingan dan konseling • Wawancara Kelompok • Kelompok kecil : diskusi, FGD, role play, simulasi • Kelompok besar : ceramah, seminar (pendidikan menengah ke atas) Massa • Ceramah • Media elektronik, cetak, billboard Sumber : Notoatmojo, S. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi.
Five Level of Prevention Health promotion
• Dilakukan pada orang sehat • Contoh: penyuluhan
Specific protection
• Dilakukan pada orang sehat • Mencegah terjadinya kesakitan • Contoh: vaksinasi, cuci tangan pakai sabun
Early diagnosis and prompt treatment
• Dilakukan pada orang sakit • Tujuan kuratif • Contoh: pengobatan tepat
Disability limitation
• Dilakukan pada orang sakit • Membatasi kecacatan
Rehabilitation
• Dilakukan pada orang sakit dengan kecacatan • Contoh: latihan berjalan pada pasien stroke
SOAL NO 12 Seorang dokter puskesmas ingin menjalankan program puskesmas berupa promosi kesehatan. Dokter berencana untuk mengadakan penyuluhan kepada sasaran primer. Yang dimaksud dengan sasaran primer adalah? a. Kader posyandu b. Kepala desa c. Keluarga pasien d. Masyarakat e. Pemegang program
Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021
SOAL NO 13 Seorang wanita usia 40 tahun memberikan wejangan pada anaknya yang baru saja melahirkan bayi untuk memasang kelambu pada keranjang bayinya sehingga nyamuk tidak dapat masuk. Hal ini dilakukannya karena dulu tetangganya sempat kehilangan anak akibat terinfeksi demam malaria. Tingkat pencegahan pada kasus ini adalah… a. Health promotion b. Specific protection c. Early diagnosis and prompt treatmet d. Disability limitation e. Rehabilitation
SOAL NO 14 Pemilihan dokumen dan media promosi kesehatan yang sesuai diperlukan untuk menyelenggarakan penyuluhan. Pada bulan ini di Puskesmas Mijen akan diadakan PIN, maka dibutuhkan promosi kesehatan agar mengajak warga yang memiliki balita agar datang ke pusat pelayanan kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan PIN. Apakah bentuk media promosi kesehatan yang sesuai? A. Metode ceramah B. Metode massa C. Metode individual D. Diskusi kelompok E. Curah pendapat
Imunisasi Tambahan Back log fighting
Anak 1-3 tahun yang tidak mencapai UCI 2 tahun berturut-turut
Crash program
Intervensi cepat, cegah KLB: tidak capai UCI 3 tahun berturt-turut, IMR dan PD3I tinggi, infrastruktur jelek
Outbreak Response Immunization Penanggulan KLB PIN
Pemberian imunisasi polio pada semua balita tanpa mempertimbangkan status imunisasinya
Sub-PIN
Bila telah terjadi 1 kasus polio, diberikan imunisasi polio pada semua bayi kurang dari 1 tahun
Catch up campaign
Imunisasi ulangan campak pada anak seklah tanpa mempertimbangkan imunisasi sebelumnya
Program Imunisasi
Imunisasi
(Permenkes no. 12 tahun 2017)
Rutin Tambahan Khusus
Dasar Lanjutan
Kejadian Epidemiologis • Sporadik: kejadian penyakit tertentu di suatu daerah secara acak dan tidak teratur. Contohnya: kejadian pneumonia di DKI Jakarta. • Endemik: kejadian penyakit di suatu daerah yang jumlahnya lebih tinggi dibanding daerah lain dan hal tersebut terjadi terus menerus. Contohnya: Malaria endemis di Papua. • Epidemik dan KLB: Epidemik dan KLB sebenarnya memiliki definisi serupa, namun KLB terjadi pada wilayah yang lebih sempit (misalnya di satu kecamatan saja). Indonesia memiliki kriteria KLB berdasarkan Permenkes 1501 tahun 2010 (di slide selanjutnya). • Pandemik: merupakan epidemik yang terjadi lintas negara atau benua. Contohnya: kejadian MERS-COV di dunia tahun 2014-2015
Kriteria KLB Penyakit menular baru Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu tertentu Peningkatan kejadian kesakitan >2 x dibandingkan dengan periode sebelumnya Jumlah penderita baru dalam periode 1 bulan meningkat >2x dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya • Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun meningkat >2x dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya • Case Fatality Rate dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan >50% dibanding periode sebelumnya • Proportional Rate penderita baru pada satu periode meningkat >2x dibanding satu periode sebelumnya • • • •
Laporan Puskesmas ke Dinkes Laporan W1(Laporan Wabah)
Laporan W2
• Isi Laporan: Tempat KLB, Jumlah P/M, Gejala/tanda-tanda. • Dalam jangka waktu 24 jam setelah mengetahui kepastian (hasil pengecekan lapangan) adanya tersangka KLB. • Selain melalui pos, penyampaian isi laporan dapat dilakukan dengan sarana komunikasi cepat lainnya, sesuai situasi dan kondisi yang ada. • Pembuat laporan: Kepala Puskesmas.
• Laporan mingguan KLB. • Isi laporan : jumlah penderita dan kematian PMTKLB selama satu minggu yang tercatat di Puskesmas. • Pembuatan laporan setiap minggu. • Pengiriman laporan : setiap Senin/Selasa. • Pembuat laporan : Kepala Puskesmas.
Tipe Epidemik Common source
Propagated source
Epidemik yang biasanya ditularkan/disebabkan oleh suatu perantara (mis ; makanan, air atau fomite lain yang digunakan oleh penderita)
Epidemik yang ditularkan/disebabkan oleh manusia /hewan dengan cara kontak langsung akan tidak langsung kepada manusia/host lainnya
terjadi dalam waktu yang relatif singkat
waktu lebih lama dan masa inkubasi yang lebih lama dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat
Dipengaruhi oleh paparan perantara
Common source epidemic Point source epidemic = bila pemaparan penyakit bersumber tunggal dan waktunya singkat, sehingga resultant/hasil dari semua kasus/kejadian berkembang hanya dalam satu masa inkubasi saja
Continous source epidemic = bila periode pemaparan memanjang, serta kurva berpuncak tunggal dan datar
Intermitten common source epidemic = bila lama pemaparan dan jumlah orang yang terpapar tak beraturan besarnya
Propagated source epidemic = bila penularan dari orang ke orang, berpuncak banyak, dan berjarak masa 1 inkubasi.
Penanggulan Nyamuk • Puskesmas/RS melaporkan ke Dinas Kesehatan adanya kasus pasien DBD → Puskesmas ditugaskan Penyelidikan Epidemiologi (PE) → hasil PE menentukan langkah selanjutnya (ada 4 opsi) • PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dilakukan dengan metode 3M: – Menguras – Menutup – Mengubur 1/3/2016
Pengendalian Vektor Dengue Fogging fokus
Dilaksanakan 2 putaran , interval 1 minggu, radius 200 meter, bila : • Ditemukan >= DBD lainnya atau >=3 penderita demam tanpa sebab; dan • Pada penyelidikan epidemiologi ditemukan jentik nyamuk >= 5% (angka bebas nyamuk