23 0 105 KB
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Dewasa ini apabila diperhatikan perkembangan yang terjadi di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum, cukup memberi kelegaan pada kita bersama. Karena pada berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti telekomunikasi, kesehatan, pertanian dan lain-lain terjadi perkembangan yang cukup menggembirakan. Tapi bilamana dilihat dari sisi perkembangan yang terjadi dalam sebuah dunia pendidikan khususnya pada sektor keguruan atau tenaga kependidikan, maka kita akan merasa sangat kecewa dan sedih. Apalagi kalau ditelusuri lebih jauh ke pelosok-pelosok atau sekolah-sekolah terpencil yang ada disebuah desa. Pada umumnya, hasil pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan kita bersama belum dapat dicapai dimana kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki tingkat pencapaian prestasi akademik yang belum memuaskan. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan persoalan yang ada, namun berdasarkan beberapa pihak ternyata
masih
saja
dijumpai
kelemahan
dan
kekurangan
dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah maupun di jenjang perguruan tinggi. Salah satu kekurangan atau kelemahan yang mendasar tampak pada implementasi kurikulum, yang notabennya fungsi dan peranan ini berada dipundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan dan keterampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum dianggap belum menggembirakan dan masih perlu ditingkatkan, agar mereka dapat mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai implementator kurikulum yang baik.1 B.
Rumusan Masalah
1 Binti Maunah, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Yogyakarta:Sukses Offset, 2009 ), hlm. 80-81.
1
1.
Apa pengertian Implementasi kurikulum?
2.
Bagaimanakah tahapan dalam Implementasi Kurikulum?
3.
Faktor apa saja yang mempengaruhi Implementasi Kurikulum?
4.
Bagaimana Implementasi Kurikulum?
5.
Bagaimana Pengembangan Aktivitas dan Kreativitas Peserta
Didik? C.
Tujuan Penulisan 1.
Untuk mengetahui pengertian Implementasi Kurikulum.
2.
Untuk mengetahui tahapan tahapan Implementasi Kurikulum.
3.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Implementasi
Kurikulum. 4.
Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kurikulum.
5.
Untuk mengetahui pengembangan Aktivitas dan Kreativitas Peserta
Didik.
2
BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Implementasi Kurikulum Pengertian secara bahasa sebagaimana dalam Oxford Advance
Leraner’s Dictionary yang dikutip dalam Mulyasa Implementasi adalah penerapan suatu yang memberikan efek atau dampak. Lebih lanjut disebutkan implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, ataupun nilai dan sikap. Kemudian implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) ke dalam bentuk pembelajaraan. Implementasi dapat juga diartika sebagai pelaksanaan dan penerapan. Ada beberapa pendapat yang dikutip dari Binti Maunah diantaranya pendapat yaitu Majone dan Wildavky yang menegemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Implementasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ide dan konsep. Adapun kurikulum dapat diartikan dokumen kurikulum (kurikulum potensial).2 Dikemukakan juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses intraksi antara fasilitator sebagai penegembangan kurikulum, dan peserta didik sebagai subjek belajar.3 Maka implementasi kurikulum adalah penerapan, ide, konsep kurikulum potensial (dalam bentuk dokumen kurikulum) kedalam kurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaraan.4
2 Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, ( Yogyakarta:Pedagogia, 2012), hlm. 98 3 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009 ), hlm. 179 4 Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 98
3
B.
Tahapan dalam Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok yaitu; 1.
Pengembangan program, mencakup program tahunan, semester
atau catur
wulan, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu ada juga
program bimbingan dan konseling atau program remedial. 2.
Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakekatnya, pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. 3.
Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan
kurikulum catur wulan atau semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum. C.
Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum.
Implementasi Kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor berikut. 1.
Karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup ide baru
suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan. 2.
Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam
implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. 3.
Karakteristik pengguna kurikulum yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.5 Sejalan dengan uraian di atas, Mars mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan guru, dan dukungan internal yang datang dalam diri guru sendiri. Dari beberapa faktor tersebut guru merupakan faktor penentu di samping faktor-faktor yang lain.6 5 Ibid., hlm. 78. 6 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009 ), hlm. 179-180
4
D.
Implementasi Kurikulum Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional
yang di susun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dokumen KTSP yang dihasilkan oleh satuan pendidikan baik sekolah maupun madrasah akan di implementasikan dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Maka seluruh komponen-komponen sekolah baik madrasah harus mempersiapkan dengan baik terutama pihak guru. Sedangakan implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijaksanaan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangakat kompetensi tertentu, sebagai hasil intraksi dengan lingkungan. Dalam garis besarnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.7 Adapun implementasi kurikulum dalam bentuk pembelajaran berdasar Standar Nasional Pendidikan terutama Standar Proses, sebagaimana dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mencakup
perencanaan
proses
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.8 1.
Prencanaan Proses Pembelajaran Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar isi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
7 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 93 8 Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 99-100
5
1.
Silabus Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas
mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilain, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar isi dan Standar Kompetensi Kelulusan. 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan peserta
didik dan upaya mencapai KD. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan. Komponen-komponen RPP: a.
Identitas mata pelajaran.
b.
Standar Kompetensi.
c.
Kompetensi Dasar.
d.
Indikator pencapaian kompetensi.
e.
Tujuan pembelajaran.
f.
Materi ajar.
g.
Alokasi waktu.
h.
Metode pembelajaran.
i.
Kegiatan Pembelajaran.9
Dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga proses: a.
Pembukaan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 9 Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 100-103
6
b.
Pembentukan kompetensi
Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian materi pokok maupun materi standar, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi peserta
didik.
Pembentukan
kompetensi
ini
ditandai
dengan
keikutsertaan peseta didik dalam pengelolaan pembelajaran, berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka dalam penyelengaraan program pembelajaran. Pembentukan kompetensi mencakup berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru sebagai fasilitator untuk mewujudkan standar kompetensi dasar. Prosedur yang harus ditempuh yaitu : 1.
Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang
telah dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru menjelaskan standar secara kompetensi minimal. 2.
Guru meteri standar secara logis dan sistematis.
3.
Membagikan materi standar dan sumber belajar.
4.
Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik.
5.
Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik
dalam mengerjakan lembaran tugas. 6.
Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta
didik. c.
Penutup
Penutup merupakan kegiatan akhir dalam aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengakhiri yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut.10 3.
Prinsip-prinsip penyusunan RPP a.
Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP
disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, 10 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm.181-185
7
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai dan lingkungan peserta didik. b.
Mendorong partisipasi peserta didik proses pembelajaran
dirancanag dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi. Kemandirian, dan semangat belajar. c.
Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
d.
Keterkaitan
dan
keterpaduan.
RPP disusun
dengan
memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, dan materi
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
indikator
pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. 2.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran
3.
a.
Rombongan belajar
b.
Beban kerja minimal guru
c.
Buku teks pembelajaran
d.
Pengelolaan kelas
Penilaian Hasil Pembelajraan Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai lahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki
proses
pembelajaran.
Penilaian
dilakukan
secara
konsisiten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran.
8
4.
Pengawasan Proses Pembelajaran a.
Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil belajar. Pemantauan juga dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman wawancara dan dokumentasi. Sedangakan kegiatan pemantauan dilaksankan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan. b.
Supervisi
Sepervisi merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi dan juga supervisi dalakukan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan. c.
Evaluasi
Evaluasi
proses
pembelajaran
untuk
menentukan
kualitas
pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaraan dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: 1. Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru satandar proses. 2. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.11
11 Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta:Pedagogia), hlm. 105-112
9
E.
Pengembangan Aktivitas dan Kreativitas Peserta Didik Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas
dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Peningkatan kualitas pembelajaran dalam implementasi KTSP menutut kemandirian guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, agar para peserta didik dapat mengembangakan kreativitas dan aktivitas belajarnya secra optimal, sesuai dengan kemampuan masingmasing. Penerapanya dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara: 1.
Mengembangkan keberanian dan percaya diri peserta didik.
2.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berkomunikasi secara aktif dan terarah. 3.
Melibatkan peserta didik dalam menetukan tujuan belajar
dan penilain hasilnya. 4.
Memberikan pangawasan yang tidak terlalu ketat dan
otoriter. 5.
Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Apa yang dikemukakan di atas tidak terlalu sulit untuk dilakukan dalam pembelajaran, guru dapat melakukanya antara lain dengan mengembangkan modul pembelajaran yang heuristik dan hipotetik. Melalui modul, peran guru dalam pembelajaran bisa dikurangi karena mereka memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan mengembangkan modul-modul pembelajaran yang efektif dan menyenagkan. Perlu ditekankan bahwa implementasi KTSP menuntut kemandirian guru dan kepala sekolah, antara lain dalam mengembangkan program-program pembelajaran.12
12 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 187-189
10
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan Implementasi Kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep,
ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang diharapkan untuk berubah. Implementasi kurikulum juga bisa diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang di susun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dalam garis besarnya KTSP mencakup lima kegiatan pokok, yaitu pelaksnaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Sedangakan implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijaksanaan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangakat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dalam garis besarnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah dilihat dari karakteristik kurikulum, strategi kurikulum dan karakteristik pengguna kurikulum.
11
DAFTAR PUSTAKA Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Suderadjat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: CV Cipta Cekas Grafika Hidayati, Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta:Pedagogia
12