Imunisasi Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Farmakologi Makalah ” Imunisasi “ Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi kepada bapak I Putu Darmawijaya, S.Si., M.Si



Disusun Oleh : Program Studi S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Semester 6 1. Ni Putu Darmayanti



( 16120701003 )



2. Ni Wayan Anik Setiani



( 16120701006 )



3. Siti Ferdiyana Ashari Halim



( 16120701023 )



4. Stasya Pakasi



( 16120701015 )



UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI 2019



1



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................................



1



DAFTAR ISI ......................................................................................................



2



KATA PENGANTAR .......................................................................................



3



BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................



4



1.1



Latar Belakang ..........................................................................................



4



1.2



Rumusan Masalah .....................................................................................



5



1.3



Tujuan ........................................................................................................



5



BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................



6



2.1



Imunisasi ...................................................................................................



6



2.2



Tujuan, Manfaat dan Dampak Imunisasi ..................................................



7



2.3



Jenis Imunisasi ..........................................................................................



9



2.4



Jadwal Imunisasi ....................................................................................... 15



2.5



Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Pada Anak ................ 16



BAB III PENUTUP ........................................................................................... 17 3.1



Simpulan ................................................................................................... 17



3.3



Saran ......................................................................................................... 17



DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19



2



Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat, rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah farmakologi dengan judul “ Imunisasi “ ini dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Tidak lupa kami berterima kasih kepada : 1. Bapak I Putu Darmawijaya, S.Si., M.Si selaku dosen mata kuliah Farmakologi, yang telah memberikan pengetahuan dan tugas kepada kami. 2. Teman-teman saya yang sudah senantiasa memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sesuatu yang membangun. Semoga makalah sederhana ini, dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya dan berguna bagi penulis dan orang lain. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.



Mangupura, 15 Juni 2019 Penyusun



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak suatu Negara. Menurut laporan yang di sampaikan organisasi medis kemanusiaan dunia, Medicins Sans Frontieres (MSF) atau dokter lintas batas yang menyebutkan bahwa Indonesia termasuk 1 dari 6 negara. Menurut MSF, sebanyak 70% dari anak –anak yang tidak terjangkau program imunisasi rutin terbesar di kongo, India, Negiria, Ethiopia, Indonesia dan Pekistan. Data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa tiap tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi misalnya: batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%), campak 540.000 (38%), di Indonesia sendiri UNICEF mencatat sekitar 30.000 – 40.000 anak di Indonesia setiap tahun meninggal karena serangan campak. Imunisasi dasar adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi sesorang. Dengan pengertian lain, imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu Antigen. Sehingga, ia apabila terpapar pada Antigen yang serupa, maka tidak akan terjadi penyakit. Data dari Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, dan Kesehatan Matra, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia, pada tanggal 27 mei 2011 menunjukkan angka cakupan imunisasi di tahun 2010 adalah campak 89,5%, DTP-3 90,4%, polio-4 87,4%, dan hepatitis B-3 mencapai 91%. Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 menunjukkan bahwa cakupan imunisasi dasar di Indonesia belum mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) yang ditetapkan sebesar ≥ 93 %. Dari data yang ada, terlihat angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia sudah cukup tinggi, namun pada beberapa daerah masih ditemukan angka cakupan 4



di bawah standar nasional. Hal ini jelas menjadi masalah, karena apabila balita tak mendapakan imunisasi sejak dini. Dampak kedepannya bisa sangat membahayakan kesehatannya, sebab imun kekebalan tubuhnya tak mampu melindungi dari berbagai serangan penyakit menular atau tidak menular yang marak terjadi. 1.2 Rumusan masalah Berikut beberapa rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas : 1. Apa yang dimaksud dengan imunisasi ? 2. Apa tujuan, manfaat serta dampak dengan adanya imunisasi ? 3. Sebutkan jenis-jenis imunisasi ! 4. Sebutkan jadwal pemberian imunisasi pada anak-anak ! 5. Sebutkan factor yang dapat mempengaruhi pemberian imunisasi pada anakanak! 1.3 Tujuan Adapun tujuan berdasarkan latar belakang diatas sebagai berikut : 1. pembaca dapat menjelaskan pengertian imunisasi, 2. mengetahui tujuan, manfaat serta dampak yang timbul akibat melakukan imunisasi, 3. pembaca dapat memahami jenis-jenis imunisasi pada anak-anak, 4. pembaca dapat mengetahui dengan jelas jadwal pelaksanaan imunisasi pada anak-anak, 5. pembaca dapat mengetahui dan menyebutkan factor-faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasi pada bayi.



5



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Imunisasi Imunisasi adalah proses menginduksi imunitas secara buatan baik dengan vaksinasi ( imunisasi aktif ) maupun dengan pemberian antibody ( imunisasi pasif ). Imunisasi aktif menstimulasi system imun untuk membentuk antibody dan respon imun seluler yang melawan agen penginfeksi, sedangkan imunisasi pasif menyediakan proteksi sementara melalui pemberian antibody yang diproduksi secara eksogen maupun transmisi transplasenta dari ibu ke janin. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit ( Ranuh, 2008 ). Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio) ( Hidayat, 2008 ). Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain ( Notoatmodjo, 2003 ). Menurut Atikah pada tahun 2010, Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Adapun pengertian lain mengenai imunisasi yaitu Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang (Lisnawati, 2011).



6



Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama, dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011). Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes RI, 2013). Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif (Ranuh et.al, 2011). Imunisasi dasar merupakan program yang dilakukan untuk melindungi tubuh seseorang dari penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri diantaranya penyakit tuberkulosis, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B dan campak. Sasaran program tersebut pada bayi usia 0-11 bulan agar tercapai kekebalan jika dikemudian hari terpapar dengan penyakit tersebut. Imunisasi dasar meliputi imunisasi BCG, DPT/HB, polio dan campak dengan rentang usia kurang dari 1 tahun (Kemenkes RI, 2010). 2.2 Tujuan, manfaat dan dampak imunisasi Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat (populasi), atau bahkan menghilangkannya dari dunia (Ranuh et.al, 2011). Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati dan Andhini, 2010). Tujuan umum program ini yaitu menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Berikut tujuan khusus dari diselenggarakannya program imunisasi : 7



1. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/kelurahan pada tahun 2014. 2. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013. 3. Global eradikasi polio pada tahun 2018. 4. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian penyakit rubella 2020. 5. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis (safety injection practise and waste disposal management) (Kemenkes RI, 2013). Menurut Rizema, P. ( 2012 ) ada 3 manfaat imunisasi bagi anak, keluarga dan negara adalah sebagai berikut : 1. Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderitaan yang di sebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian. 2. Manfaat untuk keluarga adalah untuk menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan apabila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila orang tua yakin menyalani masa kanak-kanak dengan aman. Hal ini mendorong penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas. 3. Manfaat untuk negara adalah untuk mamperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa di dunia. Adapun dampak dari imunisasi yaitu Nilai (value) vaksin dibagi dalam tiga kategori yaitu secara individu, sosial dan keuntungan dalam menunjang sistem kesehatan nasional. Secara individu, apabila anak telah mendapat vaksinasi maka 80%-95% akan terhindar dari penyakit infeksi yang ganas. Makin banyak bayi/anak yang mendapat vaksinasi (dinilai dari cakupan imunisasi), makin terlihat penurunan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) (Ranuh et.al, 2011).



8



Keuntungan sosial yang dimaksud pemutusan rantai penularan penyakit dari anak ke anak lain atau kepada orang dewasa yang hidup bersamanya, Menurunnya angka morbiditas akan menurunkan biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit, mencegah kematian dan kecacatan yang akan menjadi beban masyarakat seumur hidupnya. Upaya pencegahan penyakit infeksi pada anak, berarti akan meningkatkan kualitas hidup anak dan meningkatkan daya produktivitas karena 30% dari anak-anak masa kini adalah generasi yang akan memegang kendali pemerintahan dimasa yang akan datang (Ranuh et.al, 2011). Dalam hal menunjang sistem kesehatan nasional, program imunisasi sangat efektif dan efisien apabila diberikan dalam cakupan yang luas secara nasional. Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tentunya akan lebih baik bila masyarakatnya lebih sehat sehingga anggaran untuk kuratif/pengobatan dapat dialihkan pada program lain yang membutuhkan. Investasi dalam kesehatan untuk kesejahteraan dan peningkatan kualitas anak di masa depan (Ranuh et.al, 2011). 2.3 Jenis imunisasi Imunisasi dapat terjadi secara alamiah dan buatan dimana masing-masing imunitas tubuh (acquired immunity) dapat diperoleh secara aktif maupun secara pasif. 1. Imunisasi aktif Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon (Maryunani, 2010). Vaksin diberikan dengan cara disuntikkan atau per oral/ melalui mulut. Jenis imunisasi aktif antara lain vaksin BCG, vaksin DPT (difteri9



pertusis-tetanus), vaksin poliomielitis, vaksin campak, vaksin typs (typus abdominalis), toxoid tetanus dan lain-lain (Maryunani, 2010). Namun hanya lima imunisasi (BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, Campak) yang menjadi Program Imunisasi Nasional yang dikenal sebagai Program Pengembangan Imunisasi (PPI) atau extended program on immunization (EPI) yang dilaksanakan sejak tahun 1977. (Ranuh et.al, 2011). 2. Imunisasi pasif Imunisasi



pasif



adalah



pemberian



antibodi



kepada



resipien,



dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus. Mekanisme kerja antibodi terhadap infeksi bakteri melalui netralisasi toksin, opsonisasi, atau bakteriolisis. Kerja antibodi terhadap infeksi virus melalui netralisasi virus, pencegahan masuknya virus ke dalam sel dan promosi sel natural-killer untuk melawan virus. Dengan demikian pemberian antibodi akan menimbulkan efek proteksi segera. Tetapi karena tidak melibatkan sel memori dalam sistem imunitas tubuh, proteksinya bersifat sementara selama antibodi masih aktif di dalam tubuh resipien, dan perlindungannya singkat karena tubuh tidak membentuk memori terhadap patogen/ antigen spesifiknya (Ranuh et.al, 2011). Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan. 3. Imunisasi wajib Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi



10



yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, tambahan dan khusus (Kemenkes RI, 2013). 



Imunisasi rutin Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus menerus harus dilaksanakan pada periode tertentu yang telah ditetapkan. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi Dasar , Imunisasi ini diberikan pada bayi sebelum berusia satu tahun. Jenis imunisasi dasar terdiri atas Hepatitis B pada bayi baru lahir, BCG, Difhteria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Difhteria Pertusis Tetanus-Hepatitis BHaemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib), Polio dan Campak (Kemenkes RI, 2013). Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak usia bawah tiga tahun (batita), anak usia sekolah, dan Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil sehingga dapat mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah tiga tahun (batita) terdiri atas Difhteria Pertusis TetanusHepatitis B (DPT-HB) atau Difhteria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) pada usia 18 bulan dan campak pada usia 24 bulan. Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar terdiri atas campak, Difhteria Tetanus (DT), dan Tetanus Difhteria (Td). Jenis imunisasi



11



lanjutan yang diberikan pada wanita usia subur berupa Tetanus Toxoid (Kemenkes RI, 2013). 



Imunisasi tambahan Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi. Kegiatan ini sifatnya tidak rutin, membutuhkan biaya khusus, kegiatan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu (Lisnawati, 2011). Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah: 1. Backlog fighting 2. Crash program 3. PIN (Pekan Imunisasi Nasional) 4. Sub PIN 5. Catch up Campaign campak 6. Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI).







Imunisasi khusus Imunisasi



khusus



merupakan



kegiatan



imunisasi



yang



dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi tertentu yang dimaksud tersebut antara lain persiapan keberangkatan calon Jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa (KLB). Jenis imunisasi khusus antara lain terdiri atas imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi Yellow Fever (demam kuning), dan imunisasi Anti Rabies (VAR) (Kemenkes RI, 2013). 4. Imunisasi pilihan Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang 12



bersangkutan dari penyakit menular tertentu. Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk dalam imunisasi wajib, namun penting diberikan pada bayi, anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit dari masing- masing penyakit. Jenis imunisasi pilihan dapat berupa imunisasi Haemophilus Influenza tipe b (Hib), Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Varisela, Measles Mump Rubella (MMR), Demam Tifoid, Hepatitis A, Human Papiloma Virus (HPV), dan Japanese Encephalitis (Kemenkes RI, 2013). 5. Imunisasi dasar lengkap bayi Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan imunisasi, pasal 6 dinyatakan imunisasi dasar merupakan imunisasi yang diberikan kepada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun. Adapun jenis imunisasi dasar pada bayi terdiri dari : 



Imunisasi Hepatitis B bayi baru lahir Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B, yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati (Maryunani, 2010). Kementerian kesehatan mulai tahun 2005 memberikan vaksin hepatitis B-0 monovalen (dalam kemasan uniject) saat lahir, dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwP/Hepatitis B pada umur 2-3-4 bulan. Tujuan vaksin hepatitis B diberikan dalam



kombinasi



dengan



DTwP



untuk



mempermudah



pemberian dan meningkatkan cakupan hepatitis B3 yang masih rendah (Ranuh et.al, 2011). 



Imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG) Imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC) pada anak (Proverawati dan Andhini, 2010). Bacille Calmette-Guerin (BCG) adalah vaksin hidup yang dibuat dari myobacterium bovis yang dibiak 13



berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas. Vaksin BCG berisi suspensi myobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan.



Vaksinasi



BCG



tidak



mencegah



infeksi



tuberkulosis tetapi mengurangi resiko terjadi tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan tuberkulosis milier (Ranuh et.al, 2011). Vaksin BCG diberikan pada umur < 2 bulan, Kementerian Kesehatan menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur 1 bulan dan sebaiknya pada anak dengan uji Mantoux (Tuberkulkin) negatif. 



Imunisasi Diphteria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphteria Pertusis Tetanus- Hepatitis B-Hemophilus influenza type B (DPT-HB-HiB) Vaksin DPT-HB-Hib berupa suspense homogeny yang berisikan difteri murni, toxoid tetanus, bakteri pertusis inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophillus influenza tipe b (Hib) tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus (Kemenkes, 2013). Vaksin ini digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B dan infeksi Haemophilus influenza tipe b secara simultan. Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib diberikan sebanyak 3 (tiga) kali pada usia 2, 3 dan 4 bulan.







Imunisasi Polio Imunisasi polio merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit poliomielitis. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I, II, III, IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Vaksinasi polio tidak dianjurkan diberikan pada keadaan ketika



14



seseorang sedang demam (>38,5°C), obat penurun daya tahan tubuh, kanker, penderita HIV, Ibu hamil trimester pertama, dan alergi pada vaksin polio. 



Imunisasi Campak Imunisasi campak ditujukan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. pemberian vaksin campak diberikan 1 kali pada umur 9 bulan secara subkutan walaupun demikian dapat diberikan secara intramuskuler dengan dosis sebanyak 0,5 ml. Selanjutnya imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program school based catch-up campaign, yaitu secara rutin pada anak sekolah SD kelas 1 dalam program BIAS (Ranuh et.al, 2011).



2.4 Jadwal imunisasi Sesuai dengan Permenkes Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :



Waktu



Pemberian Jenis



imunisasi



yang



(usia)



diberikan



0 bulan



Hepatitis BO



1 bulan



BCG, Polio 1



2 bulan



DPT-HB-Hib 1, Polio 2



3 bulan



DPT-HB-Hib 2, Polio 3



4 bulan



DPT-HB-Hib 3, Polio 4



9 bulan



Campak



15



2.5 Faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi pada anak Beberapa faktor penyebab ketidaklengkapan imunisasi yaitu predisposing factors mencakup karakteristik (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, pengetahuan, budaya, tradisi, keyakinan masyarakat, tingkat sosial ekonomi dan pendapatan keluarga) dan perilaku (persepsi, motivasi dan sikap terhadap kesehatan), enabling factors mencakup ketersediaan sarana prasarana, fasilitas pelayanan kesehatan, kebutuhan individu akan layanan kesehatan, rasa nyaman dengan kondisi fasilitas sedangkan reinforcing factor mencakup peran petugas imunisasi, peran suami, peran keluarga, dukungan masyarakat, faktor lingkungan dan pemajanan media informasi yang berhubungan dengan kesehatan (Green L, 1991).



16



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati dan Andhini, 2010). Tujuan umum program ini yaitu menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderitaan yang di sebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian. Imunisasi dapat terjadi secara alamiah dan buatan dimana masing-masing imunitas tubuh (acquired immunity) dapat diperoleh secara aktif maupun secara pasif. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan. Beberapa faktor penyebab ketidaklengkapan imunisasi yaitu predisposing factors mencakup karakteristik (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, pengetahuan, budaya, tradisi, keyakinan masyarakat, tingkat sosial ekonomi dan pendapatan keluarga) dan perilaku 3.2 Saran Adapun saran yang dapat kami berikan terkait makalah diatas yaitu: 1. Pemerintah dapat menambah sumber daya baik sumber daya materiil dan sumber daya manusia agar penyelenggaraan proram imunisasi dapat merata keseluruh daerah terutama daerah pervatasan dan pedalaman yang minim akses



17



2. Pada civitas akademika ataupun mahasiswa dapat membantu pemerintah daam rangka promosi kesehatan terkait imunisasi agar tidak ada lagi masyarakat yang menolak anaknya untuk diimunisasi dan agar dapat menambah wawasan petugas dan masyarakat mengenai imunisasi.



18



DAFTAR PUSTAKA Dompas, Robin. 2014. Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan. Jurnal Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado. Volume 2 Nomor 2 Http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtpunimus-gdl-rokhaelisy-6023-2babii.pdf mengenai imunisasi. Diakses pada tanggal 14 Juni 2019 pukul 16.00 WITA Http://eprints.ums.ac.id/16095/2/BAB_I.pdf mengenai imunisasi. Diakses pada tanggal 14 Juni 2019 pukul 13.23 WITA Http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123244-S09082fk-Kelengkapan%20imunisasiLiteratur.pdf mengenai kelengkapan imunisasi. Diakses pada tangal 15 Juni 2019 pukul 21.00 WITA Http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68766/Chapter%20II.pdf? sequenced=4&isAllowed=y mengenai imunisasi. Diakses pada tanggal 15 Juni 2019 pukul 20.40 WITA Http://www.diskes.jabarprov.go.id/application/modules/pages/files/PENYULUH AN-IMUNISASI_webs.pdf mengenai imunisasi dan jenis imunisasi . diakses pada tanggal 15 Juni 2019 pukul 20.00 WITA Yundri. 2017. Factor Yang Berhubungan Dengan Ketidaklengkapan Status Imunisasi Anak di Puskesmas Kualatungkal II. Jurnal Berkala Epidemiologi. Volume 5 Nomor 3. Pp : 361-370.



19