Infiltrasi N Perkolasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MK. Hidrologi JFK



BAB III. INFILTRASI DAN PERKOLASI



A. Pendahuluan Pada bab ini akan dipelajari tentang pengertian infiltrasi dan perkolasi serta cara pengukuran kapasitas infiltrasi.



Tujuan yang ingin dicapai (TIK) setelah mengikuti materi ini adalah mahasiswa akan dapat : a. Menjelaskan pengertian infiltrasi dan perkolasi dengan benar. b. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi dengan benar. c. Menentukan kapasitas infiltrasi dengan benar.



B. Penyajian 3.1.



Pengertian Infiltrasi dan Perkolasi Infiltrasi adalah perpindahan air dari atas ke dalam permukaan tanah. Kebalikan dari



infiltrasi adalah rembesan (seepage). Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh, yang terletak di antara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah (zona jenuh). Daya infiltrasi f adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, yang ditentukan oleh kondisi permukaan, termasuk lapisan atas tanah. Besarnya daya infiltrasi f dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Daya perkolasi p adalah laju perkolasi maksimum yang dimungkinkan, yang besarnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam zona tidak jenuh, yang terletak di antara permukaan tanah dengan permukaan air tanah. Untuk memperjelas arti fp dan pp diperlihatkan pada Gambar 3.1. dan Gambar 3.2. di bawah ini. kerikil Tanah liat Muka air tanah



Gambar 3.1.



Tanah liat kerikil Muka air tanah



Gambar 3.2. 36



MK. Hidrologi JFK



Gambar 3.1. akan menghasilkan daya infiltrasi yang besar, tetapi daya perkolasinya kecil, karena lapisan atasnya terdiri dari lapisan kerikil yang mempunyai permeabilitas tinggi dan lapisan bawahnya terdiri dari lapisan tanah liat yang relatif kedap air. Sedangkan Gambar 3.2. akan menghasilkan daya infiltrasi yang kecil tetapi daya perkolasinya tinggi, karena lapisan atasnya terdiri dari lapisan kedap air dan lapisan bawahnya tiris.



3.2.



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah :



a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh b. Kelembaban tanah c. Pemampatan oleh curah hujan d. Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus e. Pemampatan oleh orang dan hewan f.



Struktur tanah



g. Tumbuh-tumbuhan h. Udara yang terdapat dalam tanah



3.3.



Penentuan Kapasitas Infiltrasi Untuk penentuan kapasitas infiltrasi dapat digunakan cara dengan menggunakan alat



ukur infiltrasi dan cara dengan menggunakan analisa dari hidrograf. Cara yang pertama adalah cara mengukur laju infiltrasi. Air dituangkan pada suatu bidang pengujian yang kecil dengan menggunakan alat ukur infiltrasi. Cara ini hanya cocok untuk pengujian perbandingan yang dilaksanakan dengan membatasi beberapa buah factor yang mempengaruhi kapasitas infiltrasi.Untuk cara kedua, jika terdapat data yang teliti mengenai variasi intensitas curah hujan dan data yang kontinu dari limpasan yang terjadi, maka kapasitas infiltrasi dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup tinggi. Dengan kapasitas infiltrasi yang diperoleh ini, maka hidrograf dari dari limpasan yang disebabkan oleh suatu curah hujan yang terjadi pada kondisi yang sama dalam daerah pengaliran itu dapat ditentukan dengan ketelitian yang baik. Di sini diperlihatkan modifikasi cara perhitungan kurva f dalam daerah pengaliran yang kecil antara 1 sampai 10 ha yang disarankan oleh Dr. W.W. Horner dan Dr. L.L. Loyd.



37



MK. Hidrologi JFK



Tabel 3.1. Data Curah Hujan Waktu 5.43 - 5.48 5.48 – 5.50 5.50 – 5.55 5.55 – 5.57 5.57 – 6.00 6.00 – 6.06 6.06 – 6.12 6.12 – 6.38 Waktu 6.38 – 6.44 6.44 – 6.50 6.50 – 7.00



Jam (menit) 5 2 5 2 3 6 6 26 Jam (menit) 6 6 10



Curah Hujan (mm) 1.3 1.8 4.8 2.0 0.5 4.3 1.8 Curah Hujan (mm) 5.2 1.5 0.8



Intensitas Curah Hujan (mm/jam) 15.7 53.6 57.7 60.5 10.4 42.7 17.8 Intensitas Curah Hujan (mm/jam) 52.1 15.0 4.8



Sumber : Sosrodarsono, Hidrologi,2003



Tabel 3.2. Data Pengukuran Debit Waktu 5.55 .57 .58 6.01 .03 .05 .06 .07 .08 .10 .12 .13 .16 .20 .24



Debit (m3/dt) 0.00 .015 .033 .062 .043 .029 .024 .031 .042 .058 .051 .036 .023 .007 .003



Catatan Permulaan debit



Debit puncak



Debit puncak



Waktu 6.29 .35 .40 .43 .44 .46 .47 .49 .51 .54 .57 7.00 .04 .09 .14



Debit (m3/dt) 0.001 .001 .003 .035 .076 .085 .067 .051 .029 .020 .010 .005 .001



Catatan



Akhir debit Permulaan debit



Puncak debit



Sumber : Sosrodarsono, Hidrologi,2003



38



MK. Hidrologi JFK



Contoh Soal Pengukuran Infiltrasi : Percobaan infiltrasi dilakukan dari sebuah plot dengan ukuran 4 m x 12,5 m. Setelah tercapai keseimbangan ternyata run-off telah konstan sebesar 0,5 liter/dtk. Intensitas hujan buatan 50 mm/jam. Pertanyaan : a. Berapakah run-off dalam mm/jam b. Berapakah fc (ultimate infiltration capacity) dalam mm/jam c. Berapakah detensi permukaan apabila run-off setelah hujan berhenti sebagai berikut Waktu (menit)



Run-off (ltr/dtk)



0



0,50



5



0,25



10



0,13



15



0,05



20



0,00



Asumsi : dapat dimisalkan bahwa perbandingan antara run-off dan infiltrasi sesudah hujan berhenti = pada saat hujan berhenti.



Penyelesaian Intensitas hujan buatan = 50 mm/jam Luas plot = 4 x 12,5 = 50 m2 Debit hujan yang jatuh di atas plot



= 50.10-3 m/jam x 50 m2 = 2,5 m3/jam = 0,6944 ltr/dt



Setelah balance(seimbang) run-off



= 0,5 ltr/dt



Maka : a. Run-off =



0,50 x 50 mm/jam = 36 mm mm/jam 0,6944



b. Kapasitas infiltrasi



= fc = intensitas – runoff = 50 – 36 = 14 mm/jam = 0,1944 ltr/dtk



39



MK. Hidrologi JFK



c. Detensi permukaan



= jumlah runoff setelah hujan berhenti + jumlah infiltrasi setelah hujan berhenti = ketinggian air pada plot setelah balance



Kurva Detensi Permukaan 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0



5



10



15



20



25



30



t (menit)



Gambar 3.4. Kurva hubungan antara kapasitas infiltrasi dengan waktu



Detensi permukaan = luas curve runoff + luas curve infiltrasi Perhitungan luas dilakukan dengan pendekatan saja, yaitu tiap bagian dianggap trapezium. Luas I =



(0,5 0,1944) (0,25 0,0972) x (5 0).60 2



= 156,24 liter



Luas II =



(0, 25 0,0972) (0,13 0,0505) x(10 5).60 2



= 79,16 liter



Luas III =



(0,13 0,0505) (0,05 0,0194) x (15 10).60 2



= 37,49 liter



Luas IV =



(0,05 0,0194) 0 x(2 15).60 2



= 10,41 liter



Luas total curve = 283,3 liter = 0,2833 m3 Detensi permukaan =



0,2833 = 0,0057 m = 5,7 mm 50



40



MK. Hidrologi JFK



C. Penutup



Soal-Soal 1. Jelaskan pengertian dari infiltrasi dan perkolasi ! 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi ! 3. Percobaan infiltrasi dilakukan dari sebuah plot dengan ukuran 5 m x 25 m. Setelah tercapai keseimbangan ternyata run-off telah konstan sebesar 0,7 liter/dtk. Intensitas hujan buatan 60 mm/jam. Pertanyaan : a. Berapakah run-off dalam mm/jam b. Berapakah fc (ultimate infiltration capacity) dalam mm/jam c. Berapakah detensi permukaan apabila run-off setelah hujan berhenti sebagai berikut Waktu (menit)



Run-off (ltr/dtk)



0



0,40



5



0,20



10



0,10



15



0,05



20



0,00



Daftar Pustaka



Soemarto,C.D.,1999, Hidrologi Teknik , Erlangga, Jakarta



Sosrodarsono, 2003, Hidrologi untuk Pengairan, Departemen pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.



Daftar Istilah Zona Laju Hidrograf Kurva



41



MK. Hidrologi JFK



Run-off



42



��������������������������������������������������������������������������� ��������������������������������������������������������������������������������� �����������������������������������������������������