Inisiasi Akar  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Dwi Istiqomah



Hari, tanggal : Selasa, 16 April 2019



NIM/Lab: A14170008 / 2



Bahan Praktikum



: Kacang Panjang (Vigna sinesis)



Mayor : Manajemen Sumberdaya Lahan



Asisten Praktikum



:



Kelompok : 4



1. Rena Rifki Safitri



G34150064



2. Siti Maesunah G.M G34150097



INISIASI AKAR Tujuan Praktikum bertujuan merangsang pembentukan akar pada stek batang kacang panjang dengan auksin Hasil Tabel 1 Karakteristik akar lateral setelah perlakuan



Perlakuan Jumlah baris akar lateral Jumlah akar lateral (Panjang > 1 mm) Jumlah primordia akar lateral (Panjang < 1mm) Panjang akar lateral (mm)



Air destilata



Larutan Hoagland



Perlakuan Larutan Hoagland + 0,1 mg IAA/L



6



9



6



6



21



22



16



21



0



1



0



1



3.4



6.85



5.56



6.23



Larutan = 1,0 mg IAA/ L



Pembahasan Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman, dari stek. Panjang akar tanaman merupakan hasil perpanjangan sel- sel dibelakang meristem batang (Thompson dan Relly 2016). Pembentukan inisiasi akar tergantung pada ersedianya auksin di dalam tanaman ditambah pemacu auksi (Rooting Co-factors) yang secara bersama sama mengatur sintesis RNA untuk membentuk promirdia akar. Selain dipengaruhi oleh hormon auksin, pertumbuhan akar juga dipengaruhi oleh adanya karbohidrat dalam stek, dimana karbohidrat dalam stek. Akumulasi karbohidrat banyak terdapat dibagian pangkal stek, sehingga hanya bagian pangkal saja yang dapat tumbuh



akarr. Pertumbuhan akar pada stek bagian pangkal lebih cepat membentuk akar dibanding stek yang diambil pada bagian tengah. Karena pada bagian pangkal stek memiliki rasio C/N tinggi, dimana bahan stek dengan rasio C/N tinggi akan lebih mudah dan cepat membentuk akar (Lakitan 1996). Hormon yang terdapat pada tumbuhan tersebut ada bermacam macam, salah satunya auksin. Auksin merupakan salah satu hormon yang ada pada tumbuhan umumnya bisa ditemukan pada bagian akar, pada ujung batang dan pembentukan bagian bagian tumbuhan tersebut ( Putri 2013). Hormon tumbuhan ini merupakan molekul yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk mempercepat, pada proses munculnya cabang baru pada batang yang dipotong, perkembangan sel dan juga diferensiasi sel dan hormon auksin dapat mempengaruhi sesuatu atau semua proses ini yang tentunya berbeda-beda (Hidayanti 2009). Hormon auksin mempunyai fungsi antara lain berfungsi untuk membantu proses tumbuhnya batang dan akar, sebagi pembantu dalam proses pembelahan sel pada tumbuhan, mematahkan dormansi apikal atau pucuk, mempercepat perkecambahan, sebagai perangsang kambium dalam pembentukan jaringan xylem dan floem, dan penghambat terjadinya kerontokan buah (Rahni 2012). Beberapa jenis auksin yang umum digunakan adalah IAA (Indole Acetic Acid), IBA (Indole Butyri Acid) dan NAA ( Napthalene Acetic Acid). Pemanfaatan auksin (IAA, IBA, NAA, dn auksin lainnya) berperan pada berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Auksin sintetik seperti IAA dan IBA banyak digunakan untuk mendorong pertumbuhan stek dari tanaman berkayu dan berbatang lunak. Mekanisme kerja NAA dan IBA yaitu dengan merangsang pembelahan sel (Prasetyo 2016). Hasil dari pegukuran jumlah baris akar lateral menunjukkan bahwa perlakuan larutan hoagland ditambah hara mikro menunjukkan jumlah baris akar lateral paling banyak, sebanyak 9 baris sementara untuk ketiga perlakuan lainnya memiliki jumlah baris aka lateral yang sama yaitu 6 baris. Jumlah akar lateral > 1 mm paling banyak ditemukan pada perlakuan larutan hoagland yaitu sebanyak 22, sedangkan pada perlakuan larutan hoagland + 0,1 mg IAA/L memiliki jumlah akar lateral > 1mm sedikit yaitu sebanyak 16. Jumlah primordia akar lateral panjang < 1mm pada perlakuan air destilata dan larutan hoagland + 0,1 mg IAA/L tidak dihasilkan, sementara saat perlakuan larutan hoagland dan larutan = 1,0 mg IAA/ Ldihasilkan 1 akar primordial. Panjang akar lateral setelah dirata-ratakan pada perlakuan larutan hoagland terbanyak yaitu 6.85 mm, sementara yang sedikit pada perlakuan air destilata 3.4 mm. Berdasarkan hasil yang didapat, larutan hoagland mengadung lebih banyak bahan organik yang diperlukan oleh tanaman dibanding dengan air destilata sehingga merangsang pertumbuhan akar. Selain itu faktor lain yang memacu inisiasi akar adalah hormon auksin dan IAA yang menunjukkan aktivitas auksin yang mendorong pertumbuhan akar adventif.



Jawaban Pertanyaan 1. Hormon auksin berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan pemanjangan akar lateral (pada konsentrasi optimum auksin). Jika konsentrasi terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan dan perpanjangan akar. 2. Untuk membedakan pengamatan akar lateral pada perlakuan 1 dan 2, dapat dilihat dari adanya defisiensi unsur hara pada perlakuan 1 karena tanaman tidak diberi hara untuk memanjangkan pertumbuhannya. Akar lateral pada perlakuan 2 dijumpai lebih banyak karena diberi hara mikro untuk menunjang pertumbuhannya. 3. Konsentrasi auksin yang lebih rendah (0.1 mg IAA) merupakan konsentrasi auksin yang efektif untuk inisiasi akar, karena konsentrasi auksin yang tinggi atau sangat rendah justru akan menghambat pertumbuhan akar 4. Kegunaan praktis (aplikasi) hormon auksin yaitu untuk memicu pertumbuhan dan perpanjangan akar , pembentukan bunga dan buah, pembentukan tunas, absisi dan buah. Selain itu berperan pula dalam pembentukan akar pada stek tanaman. Simpulan Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Akar lateral adalah cabang cabang dari akar pokok dan terdapatnya disamping. Beberapa jenis hormon auksin yang umum digunakan berupa IAA, IBA, dan NAA. Larutan yang berperan dalam proses inisiasi akar yaitu larutan hoagland dan IAA (hormon auksin). Auksin IAA dapat berperan untuk menstimulasi pembelahan sel dalam inisiasi pembentukan akar adventif. Konsentrasi auksin yang efektif untuk inisiasi akar lateral adalah 0.1 mg IAA/L Daftar Pustaka Hidayati Y. 2009. Kadar hormon auksin dalam kenaf ( Hibiscus cannabinus) bercabang dan tidak bercabang. Jurnal Agrorigor. 2 (1)- 89-96 Lakitan B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta (ID) : Raja Grafindo Persada Prasetyo KA. 2016. Efektivitas Beberapa Auksin (NAA, IAA, dan IBA) Terhadap Pertumbuha Tanaman Zaitun. Malang (ID) : UIN Malang Putri LAP. 2013. Respon media tanam dan pemberian auksin asam asetat naftalen pada pembibitan aren. Jurnal Agroteknologi.1 (2) : 15-22 Rahni NM. 2012. Efek fitohormon PGPR pada pertumbuhan jagung (Zea mays). Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. 3(2) : 27-35



Thompson HL, Relly WC. 2004. Vegetable Croes. New York (US) : Crow Hill Book Comp