Initial Assessment [PDF]

  • Author / Uploaded
  • olin
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INITIAL ASSESSMENT



Gusti Ayu Ciananda 28-03-2020



Abstrak



Initial Assessment yaitu proses penilaian yang cepat tepat untuk menghindari



kematian



mendadak



pada pasien.



Tujuannya



untuk



melakukan tidakan dan penilaian yang tepat untuk menghindari kematian pasien. Ada beberapa proses Initial asessment, Persiapan Triase Primary Survey (ABCDE), Resusitasi, Tambahan terhadap Primary Survey dan resusitasi, Scondary Surevey, Tambahan terhadap Scondary Survey, Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan, Tranfer ke pusat rujukan yang lebih baik. Perawatan keperawatan darurat yang diasa nya dirumah sakit di instalasi gawat darurat unuk menetukan dan mendiagnosa pasien yang kritus dan sangat dibutuhkan perawatan segara dan terampil.



A. Pengertian Initial Assessment merupakan pengkajian paling awal saat korban cidera mengalani kedaan yang sangat darurat akibat cedera multipel disinilah tiap menitnya sangat berharga karen menyangkut nyawa seeorag hidup atau pun mati sehingga sangat diperlukan pelayanan yang cepat saatkeadaan darurat untuk mencegah kematian dini. Kejadian ini biasanya pasien kekurangan oksigen yang tidak adekuat pada organ vital terutama otak dan jantung.(Wijaya, 2019, p. 102)



Maka pengkajian awal sangat diperlukan untuk menyetablkan pasien, mengidentifikasi cidera, serta untuk mengatur kecepan dan efisiensi tindakan definitif atau tranfer kepasilitas yang sesuai. Initial Assessment yaitu proses penilaian yang cepat tepat untuk menghindari



kematian



mendadak



pada pasien.



Tujuannya



untuk



melakukan tidakan dan penilaian yang tepat untuk menghindari kematian pasien. Wijaya, 2019, p. 102) Initial Assessment suatu proses tahapan evaluasi secara cepat kepada penderita gawat darurat yang langsung diikuti dengan tindakan resusitasi sesuai petunjuk. Ketika melakukan pengkajian pasien secara aman dan dilakukan secara cepat tepat dengan mengkaji tingkat kesadaran (Level Of Consciousnes) dan pegkajian ABC (Airway, Breathing, Circulation), tindakan ini diberikan dengan segera dengan pasien yang mengancam nyawa. Wijaya, 2019, p. 102) B. Pengkajian awal menurut (Lumbantouran, 2015, p. 126)



1. Primary survey, yaitu penanganan ABCDE dan resutasi untuk mencari keadaan yang mencantum nyawa dan segera lakukan resusitasi. 2. Secondary survay yaitu head to toe: pemeriksaan dengan peneliti dari ujung kepala sampai kaki dengan teknik log rol untuk melihat bagian tubuh yang ada dibelakang 3. Pemasangan alat definitif. C. Prinsip Menurut (Lumbantouran, 2015, p. 127) Pertolongannya dengan memperhatikan DANGER yang terdiri atas 3A (mandiri, pasien dan lingungan) dan jangan lupa mengunakan alat pelindung diri. D. Proses Ada beberapa proses Initial asessment menurut Wijaya, 2019, p. 103-113) Persiapan Triase Primary Survey (ABCDE) 1. Resusitasi 2. Tambahan terhadap Primary Survey dan resusitasi



3. Scondary Surevey 4. Tambahan terhadap Scondary Survey 5. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan 6. rujuk ke pusat rujukan yang lebih baik dan memadahi Berikut penjeasan dari proses Initial asessment yag dapat dilakukan secara bersamaan dan terus menerus. 1. Persiapan a. Fase pra-rumah sakit b. Fase rumah sakit 2. Triase a. Multipel casualties b. Mase casualties 3. Primary survey a. Airway b. Breathing c. Circulation dengan kontrol perdarahan d. Disability e. Exposure f. Foley catheter lihat ada kontra indikasi g. Gastric tube h. Heart monitor,pulse oxsimeter, pemeriksaan radiology 4. Resusitasi a. Re- evalusi ABCDE b. Berikan kepada pasien Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000 ml pada dewasa dan 20 ml/kg pada anak dengan tetesen cepat c. Evaluasi resusitasi cairan d. Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadap pemberian carian awal 1) Respon cepat



a) Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan maintenance b) Belum terlihat indikasi bolus cairan tambahan yang lain atau pemberian darah kepada pasien c) Pemeriksaan darah d) Konsultasi pada ahli bedah karena intervensi opratif mungkin masih diperlukan 2) Respo sementara a) Pemberian cairan tetap dilanjutkan ditambah dengan memberikan darah menentukan tindakan operatif b) Pemberian darah menentukan tindakan operatif c) Konsultasikan kepada ahli bedah. 3) Tanpa respon a) Konsultasikan pada ahli bedah b) Perlu tindakan operatif sangat segera c) Patau dan amati kemungkinan syok non hemoragik seperti temponade antung atau kontusio miokard 5. Tahapan pada primary survey dan resusitasi Menurut Wijaya, 2019, p. 114-119) a. Pasang EKG Bila ada bradikardi dan hipotermia b. Pasang kateter uretra Kecurigaan adanya ruptur uretra, bila terdapat kesulita pemasangan kateter karena struktur urera atau BPH, pengambilan sampel urin rutin, produksi urine merupakan indikator yang peka untuk menilai perfusi ginjal dan hemodinamik penderita dan output urine normal sekitar 0,5 ml/kgBB/ja pada orang dewasa 1 ml/kgBB/jam pada anak-anak dan 2ml/kgBB/jam pada bayi. c. Pasangan kateter lambung Bila ada kecirigaan fraktur basis krania merupakan faktor indikasi pemasangan nasogastric tube, dan selalu sediaka alat suction



selama pemasangan kateter lambung karena bahaya aspirasi saat pasien muntah. d. Monitoring hasil resultasi dan laboratorium Monitor, nadi nafas, teanan darah, analisa gs darah juga sangat penting, suhu, output urine dan pemeriksaan laboratorium darah. e. Pemeriksaan foto rotgen 1) Segerakan lakukan foto toraks, pelvis dan servikal lateral, mengunaan mesin x-ray portabel dan atau FASTbila terdapat kecurigaan trauma abdomen 2) Pemeriksaan foto rotgen harus selektif dan sampai menghabat proses resusitasi. 3) Pada wanita hamil, foto rotgen yang mutlak diperlukan, tetap harus dilakukan. 6. Scondary survey Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki dari depan ke belakang. Anamnesis yang harus diingat adalah: SAMPEL S: sign and symptomps (tanda dan gejala) A: alergi M: mekanisme dan sebab trauma M: terapi pemberian obat yang sedang diminum saat ini P: Past illness L: last meal (makan minum terakhir) E: Event/Environtment yang berhubungan dengan jaringan perlukaan. Adapula metode anamnesis yang lain KOMPAK K: keluhan O: obat M: makanan terakhir P: penyakit A: alergi K: kejadian



Mekanisme perlukaan dan kemungkinan perlukaan 1. Mekanisme perlukaan a. Kejadian bengkok b. Jejak lutut pada dasboard c. Cedera mata pada kaca depan d. Benturan samping e. Benturan belakang f. Terlempar keluar g. Pejalan kaki dengan mobil 2. Kemungkinan pola perlukaan a. Ruptur hepar b. Fraktur dislokasi lutut c. Fraktur servikal d. Kontusio miokard e. Peneumothoraks f. Ruptur aorta g. Sprain servikal bagian kontralateral h. Fraktur servikal Pemeriksaan fisik head to toe examination B: Bentuk T: Tumor L: Luka S: Sakti Pemeriksaan ini dimulai dari: 1. Kepala, mata ,telinga, hidung dan tengorokan a) Nilai adanya tanda-tanda fraktur basis krania dengan mengidentifikasi adanya battle’s sign,ranccoon’s eyes atau hemotimpanum lihat apakah adanya keboboran serbrospinal. b) Nilai apakah ada depresi fraktur tengkorak dengan cara palpasi.



c) Nilai ukuran pupil dan fungsinya d) Sehingga septum hidung memastikan adanya atau tidaknya hemotoma 2. Leher a) Palpasi srvikal apakah ada pembekakan b) Lihat apakah ada efisema subkutan 3. Toraks a) Palpasi daerah sretnum, klavikula dan iga b) Lihat adakah memar atau deformitas karena adanya trauma pada paru. 4. Abdomen a) Nilai apakah adanya distensi, dan nyeri tekan. b) Ekimosis pada daerah punggung. 5. Punggung a) Pemeriksaan dilakukan dengan log-roll b) Nilai luka tersembunyi dibagian ketiak 6. Perineum, rektum dan uretra a) Pada perineum lihat apakah ada ekimosis b) Lihat daerah rektum apakah ada letak prostat tinggi pada membran uretra. 7. Ekstermitas a) Evaluasi kembali setatus vaskular b) Inpeksi dan palpasi secara keseluruhan E. Anamnesis menurut (Lumbantouran, 2015, pp. 134–135)



Melakukan anamnesih haruslah lengkap karena sangat memberikan gambaran pada cideran yang mungkin diderita. Anamnesi meliputi: A: alergi M: pemberian obat-obatan kepada pasien L: last meal E: events



Menurut (Sheehy, 2018) ada beberapa tambahan yang harus diketahui yaitu: 1. Tambahan pada scondary survey a) Pastikan hemodiamik stabil b) Selalu siapkan perlengkapan resusitasi didekat pasien c) Ct scan kepala, abdomen, USG abdomen, transoesofagus,foto ekstermitas, foto vetebra tambahan,urografi dengan kontras. RE-Evaluasi penderita a. Penilaian ulang b. Monitot TTV dan jumlah urine c. Pemakaian analgetik Tranfer kepusat rujukan yang lebih baik Pasien akan dirujuk karena dirumah sakit kerterbatasan dengan SDM maupun fasilitas keadaan.



DAFTAR PUSTAKA Lumbantouran, P. (2015). BTCLS DISASTER MANAGEMENT. yayasan pelatih keperawatan indonesia. Sheehy. (2018). keperawatan Gawat Darurat dan Bencana. ELSEVIER. Wijaya, andra S. (2019). KEGAWATDARURATAN DASAR. cv. Trans Info Media.