Instrumen Asesmen K3 Fasyankes Update [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASSESMEN/PENILAIAN PENYELENGGARAAN K3 DI FASYANKES



TIM PENILAI Ketua Anggota Tanggal pelaksanaan



: : :



DATA PUSKESMAS Nama Puskesmas



:



Alamat



:



Kabupaten/Kota Jumlah SDM yang ada



: :



MANAJEMEN K3 ELEMEN



SKOR



Terdapat pengelola K3



:



Terdapat struktur organisasi K3



:



Terdapat tugas dan tanggungjawab K3 :



Tersedia SDM yang terdidik/terlatih K3 :



Tersedia sarana dan prasarana K3 a.     Tersedia untuk Kesehatan kerja :



KETERANGAN



b.     Tersedia untuk Keselamatan kerja



:



c.     Tersedia alat lingkungan kerja



:



Tersedia anggaran untuk K3 :



Terdapat perencanaan program K3



: Terdapat indikator kinerja K3 :



Terdapat jadwal kegiatan :



Dilakukan monitoring pelaksanaan kegiatan



:



Terdapat dokumen kegiatan K3 : Terdapat pelaporan kegiatan K3 di fasyankes



a.     Laporan bulanan



:



b.     Laporan per semester



:



c.     Laporan tahunan :



Terdapat prosedur pencatatan dan pelaporan insiden kecelakaan kerja, keduratan medis, kerusakan sarana dan prasarana, kondisi tidak aman



Terdapat pertemuan evaluasi



:



Dilakukan tinjauan dan peningkatan kinerja



: Total skor Skor maksimum %



: : :



0 200



USUL/SARAN/REKOMENDASI



DEFINISI OPERASIONAL Pengelola K3 puskesmas dapat berupa penanggung jawab yang ditunjuk atau berupa tim yang dibuktikan dengan adanya surat keputusan pimpinan puskesmas. Nilai 0 : bila tidak ada pengelola K3 Nilai 10 : bila ada pengelola K3 Tim atau penanggungjawab yang ditetapkan oleh pimpinan puskesmas dengan surat keputusan dan terdapat dalam struktur organisasi puskesmas Nilai 0 : tidak ada struktur organisasi K3 Nilai 10 : terdapat struktur organisasi K3



Pengelola K3 atau tim K3 mempunyai tugas dan tanggungjawab yang jelas terhadap ruang lingkup kegiatan meliputi keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja. Dibuktikan dengan lampiran dari SK pengelola berisi uraian tugas dan tanggungjawabnya Nilai 0 : bila tidak ada lampiran uraian tugas dan tangungjawab dalam SK pengelola K3 Nilai 10: bila ada lampiran uraian tugas dan Sumber Daya Manusia (SDM) K3 meliputi tangungjawab dalam SK Pengelola K3 dokter yang menguasai diagnosis penyakit akibat kerja; dokter, perawat dan sarjana kesehatan masyarakat lainnya yang mempunyai kompetensi di bidang K3 melalui pendidikan atau pelatihan dan administrator. Nilai 0 :prasarana bila belumuntuk ada SDM K3 kerja yang Sarana Kesehatan Nilai 5 : bila hanya ada 1 jenis tenagapelayanan dibutuhkan antara lain berupa tempat Nilai 10 : tersedia 2 jenis tenaga atausatu lebihdengan (dokter kesehatan bagi SDM (dapat menjadi dan tenaga K3 lainnya) tempat pelayanan bagi masyarakat), peralatan untuk pemeriksaan kesehatan, P3K kit, APD, media penyuluhan, buku pencatatan pelaporan, dll. Nilai 0 : bila belum ada Nilai 5 : bila tersedia sebagian Nilai 10: bila tersedia lengkap dan ada pencatatan kegiatan kesehatan kerja



Sarana untuk untuk keselamatan kerja yang dibutuhkan antara lain APD, karet anti slip, ramburambu/ simbol-simbol, alat proteksi kebakaran, APAR, dll Nilai 0 : belum ada sarana untuk keselamatan kerja Nilai 5 : tersedia sebagian sarana untuk keselamatan kerja Nilai 10 : tersedia lengkap sarana untuk keselamatan kerja



Alat lingkungan kerja antara lain sound level meter, lux meter , pengukur suhu dan kelembaban serta peralatan lain berupa IPAL, alert/simbol-simbol, SDS (safety data sheet) untuk bahan berbahaya, Spil kit, dll. Nilai 0 : tidak ada alat lingkungan kerja Nilai 5 : hanya ada sebagian, minimal 3 (tiga) alat lingkungan kerja Nilai 10 : tersedia lengkap alat lingkungan kerja Tersedia anggaran untuk kegiatan K3 di puskesmas yang berasal dari APBN, APBD atau swadaya puskesmas. Nilai 0 : tidak tersedia anggaran Nilai 10: tersedia anggaran Terdapat perencanaan program tahunan dengan disertai penetapan skala prioritas, penetapan sumber daya yang dibutuhkan, penetapan jangka waktu pencapaian yang terintegrasi dalam perencanaan puskesmas secara keseluruhan. Nilai 0 : tidak ada perencanaan program Nilai 10 : ada perencanaan program Ada indikator kinerja yang ditetapkan dengan target yang disepakati. Nilai 0 : belum ada indikator kinerja Nilai 10 : ada indikator kinerja Terdapat jadwal kegiatan dalam 1 tahun yang disusun Nilai 0 : tidak ada jadwal kegiatan yang disusun Nilai 10 : ada jadwal kegiatan yang disusun



Monitoring K3 di puskesmas dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan, pengujian dan pengukuran dan dilaksanakan sesuai prosedur.yang dibuktikan dengan adanya dokumen hasil monitoring. Nilai 0 : belum dilakukan monitoring kegiatan K3 Nilai 10: telah dilakukan monitoring kegiatan K3 Terdapat dokumen kegiatan K3 berupa pencatatan atau laporan setiap kegiatan yang telah dilakukan Nilai 0 : tidak adal dokumen kegiatan K3 Nilai 10 : terdapat dokumen kegiatan K3



Laporan bulanan tentang data penyakit dan data SDM yang sakit atau cedera melalui aplikasi SITKO Nilai 0 : bila ada aplikasi SITKO tetapi tidak dilakukan pelaporan, tidak ada aplikasi dan tidak ada pelaporan Nilai 5 : tidak ada aplikasi SITKO, ada pelaporan secara manual Nilai 10: bila ada aplikasi SITKO dan dilakukan pelaporan Laporan semesteran , meliputi laporan data penyakit terbanyak/cedera, jumlah SDM yang sakit, jumlah kasus penyakit umum pada SDM fasyankes, jumlah kasus PAK/dugaan PAK pada SDM fasyankes, jumlah kasus KAK pada SDM fasyankes, jumlah kasus hampir celaka (nearmiss) pada SDM fasyankes Nilai 0 : bila tidak ada laporan yang dibuat Nilai 10: bila ada laporan yang dibuat Laporan tahunan berupa pelaksanaan K3 keseluruhan dalam 1 (satu) tahun anggaran Nilai 0 : bila tidak ada laporan yang dibuat Nilai 10: bila ada laporan tahunan



Prosedur pencatatan pelaporan insiden kecelakaan kerja, keduratan medis, kerusakan sarana dan prasarana, kondisi tidak aman meliputi apa yang dilaporkan, siapa yang melaporkan, kapan dilaporkan, kepada siapa dilaporkan dan menggunakan formulir yang tersedia. Nilai 0 : bila tidak ada Standar Operasional Prosedur (SOP) dan ada Form pencatatan pelaporan Nilai 5 : bila ada SOP dan tidak ada form pencatatan pelaporan, bila tidak ada SOP tetapi ada form pencatatan pelaporan Nilai 10: bila terdapat SOP dan terdapat form pencatatan pelaporan Pertemuan evaluasi, dilakukan setahun sekali untuk melihat hasil kegiatan yang telah dilaksanakan apakah sesuai dengan rencana dan target yang ingin dicapai dan hambatan atau masalah yang ada . Dibuktikan dengan adanya dokumen pelaksanaan kegiatan evaluasi (undangan, daftar hadir, notulen, hasil pertemuan) Nilai 0 : bila dilakukan pertemuan evaluasi Tinjauan dantidak peningkatan kinerja dilakukan setiap Nilai 10: bilamenjamin dilakukan kesesuaian evaluasi dan efektifitas tahun untuk penyelenggaraan K3 (terhadap rencana kegiatan yang mengacu perundang-undangan dan standar yang ada) dan peninjauan ulang terhadap penerapan SMK3 (penetapan kebijakan, pelaksanaan rencana, pemantauan dan evaluasi) dengan mempertimbangkan adanya perubahan peratutan perundang-undangan, perkembangan ilmu pengetahuan, dan hasil kajian penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Dibuktikan dengan adanya dokumen pelaksanaan (undangan, daftar hadir, notulen, hasil pertemuan) Nilai 0 : tidak dilakukan pertemuan tinjauan kinerja Nilai 10: dilakukan pertemuan tinjauan kinerja



STANDAR K3 ELEMEN



SKOR



Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko di puskesmas



a.    Dilakukan identifikasi potensi bahaya



:



b.    Dilakukan sosialisasi potensi bahaya yang ada kepada semua SDM :



c. Dilakukan penilaian risiko :



d.     Dilakukan pengendalian risiko K3



Skor Skor maksimum % Penerapan kewaspadaan standar a.    Kebersihan tangan



: : :



0 40 0



KETERANGAN



1)  Tersedia fasilitas untuk cuci tangan



:



2)  Terdapat SOP cuci tangan :



b.    Pengunaan APD



1)  Terdapat SOP pengunaan APD sesuai pajanan : 2) Ada pemantauan pengunaan APD sesuai standar



:



c.    Terdapat pengelolaan peralatan medis



1)    Ada penanggung jawab :



2)    Terdapat data inventaris peralatan :



3)    Dilakukan identifikasi risiko penggunaan peralatan medis : 4)    Terdapat prosedur pengelolaan peralatan medis :



5)    Terdapat jadwal dan laporan kegiatan pemeliharaan peralatan medis : 6)    Dilakukan uji fungsi dan uji peralatan :



7)    Terdapat prosedur penggunaan peralatan



:



8) terdapat prosedur penyimpanan alat :



9) terdapat prosedur sterilisasi alat :



d.    Pengendalian lingkungan



1)  Terdapat penanggung jawab :



2)    terdapat jadwal pemeliharaan dan pemeriksaan lingkungan :



3)    Terdapat upaya pengendalian lingkungan :



e.    Penanganan linen



1)    Ada SOP penanganan linen :



2)    Tersedia APD untuk petugas yang menangani linen : f.    Penanganan limbah benda tajam



1)    Terdapat penanggung jawab :



2) Tersedia SOP penanganan limbah benda tajam : 3)    Tersedia APD untuk petugas yang menangani limbah : g.    Perlindungan kesehatan karyawan



1)    Tersedia APD dalam jumlah cukup



:



2)    Ada program pemeriksaan kesehatan sesuai pajanan yang dihadapi



: 3) Terdapat pemberian makanan tambahan bagi pekerja yang berisiko



4)Terdapat pengaturan jam kerja 5)   Terdapat prosedur penanganan tertusuk jarum/ tertusuk benda tajam yang terkontaminasi 6)   Terdapat prosedur penanganan pajanan infeksius pada kulit yang luka, selaput mukosa



:



:



7) Terdapat prosedur propilaksis pasca pajanan obat propilaksis :



8)  Ada pencatatan dan pelaporan kegiatan perlindungan SDM fasyankes :



h. Penempatan pasien dilakukan sesuai standar agar tidak terjadi penularan antar pasien dan ke pada petugas dan memudahkan pergerakan : petugas



i. Etika batuk



1)    Terdapat media penyuluhan tentang etika batuk 2)    Tersedia APD untuk pasien / petugas yang batuk



:



:



j. Penyuntikan yang aman 1)    Terdapat SOP cara menyuntik yang aman : 2)    Terdapat SOP penanganan jarum suntik bekas pakai : 3)    Tersedia tempat jarum suntik bekas pakai :



skor Skor maksimum %



: : :



Penerapan prinsip ergonomi a.    Ada prosedur untuk manual handling (penanganan beban secara manual) :



b.    Dilakukan pengaturan meja kerja , kursi dan peralatan kerja, pencahayaan, dll agar dalam memberikan asuhan pelayanan dilakukan secara ergonomis



: c.     Ada pengaturan shift kerja : d.    Ada pengaturan tata ruang kerja



1)    Dilakukan perawatan dan pemeliharaan ruang kerja :



0 360 0



2)    Terdapat disain alat dan tempat kerja : 3)    Terdapat prosedur pengelolaan listrik dan sumber api



:



4)    Ada prosedur cara kerja yang aman di ruang kerja



: skor Skor maksimum %



: : :



Pemeriksaan kesehatan berkala



a.    Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi SDM sesuai pajanan yang dialami :



b.    Tersedia anggaran untuk pemeriksaan kesehatan



:



0 70 0



c.     Terdapat laporan hasil pemeriksaan kesehatan : d.    Ada penentuan kelaikan kerja : skor Skor maksimum %



: : :



0 40 0



Pemberian imunisasi bagi SDM yang berisiko



a.    Dilakukan imunisasi terhadap SDM yang berisiko : b.    Tersedia anggaran untuk kegiatan imunisasi : c.     Terdapat pencatatan pelaporan kegiatan imunisasi bagi SDM Skor Skor maksimum %



: : : :



0 30 0



Pembudayaan PHBS



a.    Dilakukan edukasi /sosialisasi tentang PHBS ditempat kerja b.    Petugas tidak merokok di tempat kerja 1)    Terdapat larangan merokok di fasyankes : 2)    terdapat media penyuluhan tentang bahaya merokok



:



c.     Tersedia jamban untuk petugas/SDM di fasyankes



: d.    Membudayakan SDM untuk membuang sampah pada tempatnya



:



1)    Tersedia tempat sampah tertutup di setiap ruangan sesuai peruntukannya :



2)    Dilakukan pemantauan kepatuhan membuang sampah. : e.    Budaya cuci tangan dengan air mengalir dan sabun :



1)    Dilakukan penyuluhan tentang prosedur cuci tangan



:



2)    Dilakukan pemantauan kepatuhan cuci tangan sesuai indikasi dan sesuai prosedur



: f.    Membiasakan SDM untuk melakukan aktifitas fisik dan olahraga secara teratur 1)    Dilakukan edukasi/penyuluhan tentang aktifitas fisik 2)    Terdapat kegiatan olahraga bersama secara rutin g.    Membiasakan SDM untuk menggunakan APD



:



:



Dilakukan edukasi/penyuluhan penggunaan APD



:



h.    Membiasakan SDM untuk mematuhi prosedur kerja



1)    Dilakukan sosialisasi SOP yang ada : 2)    Dilakukan pemantauan penerapan SOP dalam bekerja : i.    Dilakukan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk secara berkala 1)   Terdapat jadwal pemeriksaan jentik nyamuk



:



2)   Terdapat laporan hasil pemeriksaan jentik nyamuk : j.    Membiasakan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat 1)    Dilakukan edukasi tentang makanan dan minuman yang sehat



:



2)    Tersedia media penyuluhan tentang makanan dan minuman sehat :



3)    Dilakukan pemeriksaan status gizi SDM



: k.    SDM puskesmas tidak mengkonsumsi napza 1)    Terdapat larangan mengkonsumsi napza 2)    Tersedia media penyuluhan tentang bahaya napza Skor Skor maksimum %



:



: : : :



Terdapat pengelolaan sarana, prasarana dari aspek K3



a.    Terdapat penangung jawab : b.    Terdapat prosedur pengelolaan sarana dan prasana :



0 200 0



c.     Terdapat jadwal dan dilakukan pemantauan sarana dan prasarana :



d.    Terdapat jadwal dan dilakukan pemeliharaan sarana dan prasarana : e.    Dilakukan pengukuran pencahayaan, kualitas air, kualitas udara :



f.      Dilakukan pemeliharaan kebersihan bangunan : g.    Tersedia air bersih sesuai kebutuhan :



h.    Tersedia listrik 24 jam dan memenuhi pesyaratan keamanan



:



i     Bangunan memenuhi pesyaratan keselamatan



: j.      Bangunan memenuhi pesyaratan kesehatan :



k     Bangunan memenuhi pesyaratan kenyamanan



: : Skor Skor maksimum %



: :



0 110 0



Terdapat pengelolaan peralatan medis a. Dilakukan pemantauan pengelolaan peralatan medis mulai dari penyimpanan , penggunaan setelah digunakan dan pemeliharaannya



:



b.   Dilakukan pemantauan pelaksanaan sterilisasi alat : Skor Skor maksimum %



: : :



0 20 0



Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana termasuk kebakaran



a.    Dilakukan identifikasi risiko kondisi darurat atau bencana :



b.    Dilakukan analisis risiko bencana melalui HVA tools



: c.     Terdapat pengendalian kondisi darurat atau bencana



1)    Terdapat penetapan kebijakan :



2)    Terdapat prosedur tanggap darurat dan bencana



:



3)   Terdapat tim tanggap darurat :



d.   Tedapat prosedur kesiapsiagaan bencana



:



e.    Tersedia lengkap alat/sarana keadaan darurat



:



f.      Dilakukan identifikasi area berisiko kebakaran dan ledakan :



g.    Dilakukan analisis potensi bahaya kebakaran



: h.    Terdapat sistem deteksi kebakaran :



i.      Terdapat alat pemadam api ringan (APAR) dalam jumlah cukup : j.      Tersedia petunjuk penggunaan dan peruntukan APAR



:



k.    Dilakukan simulasi kebakaran :



l.      Dilakukan pemeriksaan APAR secara berkala



: m.    Tersedia sumber air untuk memadamkan api



:



n.     Terdapat program pencegahan dan penanggulangan kebakaran



:



o.    Dilakukan evaluasi penanggulangan kebakaran



:



Skor Skor maksimum %



: : :



Terdapat pengelolaan B3 dan limbah B3 dari aspek K3



a.    Terdapat penanggung jawab :



b.    Terdapat SOP pengelolaan B3 mulai dari perencanaan sampai pembuangan : c.     Terdapat SOP pengelolaan limbah B3



:



d.    Dilakukan pelabelan dan pemberian simbol B3



:



e.    Terdapat SDS untuk setiap B3 :



0 210 0



f.     Terdapat sarana / prasarana pengolahan limbah B3 : g.    Terdapat SOP penanganan tumpahan B3



0



:



h. Tersedia spill kit untuk menangani tumpahan B3



:



0



Skor Skor maksimum %



: : :



0 80 0



Terdapat pengelolaan limbah domestik dari aspek K3



a.    Terdapat penanggung jawab : b.    Terdapat SOP pengelolaan limbah domestik :



c.     Tersedia tempat sampah yang dilapisis plastik berwarna hitam dan terpilah sampah organik dan nor organik :



d.    Tersedia APD bagi petugas pengelola limbah domestik : Skor



:



0



Skor maksimum %



: :



40 0



Total Skor Skor maksimum %



: : :



0 1200 0



USUL/SARAN/REKOMENDASI



DEFINISI OPERASIONAL



identifikasi potensi bahaya dilakukan di setiap ruangan kerja dengan melakukan inspeksi melalui survei jalan sepintas, melakukan konsultasi dan diskusi dan melakukan peninjauan terhadap informasi yang ada. Dibuktikan dengan adanya dokumen hasil identifikasi Nilai 0 : tidak dilakukan identifikasi Nilai 10: ada hasil dilakukan identifikasi Dilakukan sosialisasi potensi bahaya yang ditemukan kepada seluruh SDM yang ada agar mereka mengetahui bahaya di tempat kerja masing-masing. Dibuktikan dengan adanya bukti pertemuan sosialisasi atau dengan menanyakan kepada petugas yang ada. Nilai 0 : tidak dilakukan sosialisasi Nilai 10: dilakukan sosialisasi Dilakukan penilaian risiko meliputi identifikasi risiko, analisis risiko dan evaluasi risiko untuk menentukan tingkat risiko. Dibutikan dengan adanya dokumen penilaian risiko. Nilai 0 : tidak dilakukan penilaian risiko Nilai 10: dilakukan penilaian risiko Pengendalian risiko merupakan tahapan terakhir dari manajemen risiko dilakukan setelah ada penentuan prioritas risiko dan metode pengendaliannya. Dibuktikan dengan adanya dokumen hasil Nilai 0 : bila tidak dilakukan pengendalian risiko Nilai 5 : bila sudah ada rencana pengendalian risiko Nilai 10: bila sudah dilakukan pengendalian risiko sesuai rencana



Tersedia fasilitas untuk cuci tangan dengan air mengalir dan sabun cuci tangan disetiap ruangan Nilai 0 : bila tidak tersedia fasilitas cuci tangan dengan air mengalir di setiap ruangan yang berisiko, atau tersedia tempat cuci tangan tidak dengan air mengalir Nilai 5 : bila tersedia fasilitas cuci tangan dengan air mengalir tidak di setiap ruangan yang berisiko Nila 10 : bila tersedia fasilitas cuci tangan dengan air mengalir di setiap ruangan yang berisiko Terdapat prosedur (SOP) cuci tangan dan tersedia di setiap ruangan. Nilai 0 : tidak tersedia SOP cuci tangan Nilai 5 : tersedia SOP tidak disetiap ruangan Nilai 10: tersedia SOP cuci tangan disetiap ruangan Penggunaan APD dilakukan sesuai prosedur, mulai dari memakai, melepas dan menempatkan pada tempat penyimpanan sementara dan dilakukan pemantauan APD apakah sesuai standar Nilai 0 : tidak terdapat SOP penggunaan APD Nilai 5 : terdapat SOP pengunaan APD tidak untuk semua APD Nilai 10: terdapat SOP penggunaan APD untuk semua jenis Nilai 0 : tidak ada bukti dilakukan pemantauan Nilai 10 : ada bukti dilakukan pemantauan



Pengelolaan peralatan dilakukan oleh penanggung jawab yang ditunjuk oleh pimpinan puskesmas dengan surat keputusan Nilai 0 : tidak ada penanggungjawab yang ditunjuk Nilai 10 : terdapat penanggungjawab yang ditunjuk Dilakukan inventarisasi peralatan medis yang ada di puskesmas oleh penangungjawab peralatan, dibuktikan dengan adanya daftar inventaris. Nilai 0 : tidak dilakukan inventarisasi peralatan medis yang ada Nilai 10 : ada data inventaris peralatan



Dilakukan identifikikasi risiko penggunaan peralatan yang dampaknya bisa terjadi baik terhadap SDM, pasien, infrastruktur, bisnis maupun terjadinya KTD (kejadian yang tidak diharapkan). Dibuktikan dengan adanya laporan hasil identifikasi. Nilai 0 : tidak ada bukti dilakukan identifikasi risiko Nilai 10 : ada laporan hasil identifikasi risiko Peralatan medis dikelola sesuai prosedur mulai dari identifikasi, penandaan pada peralatan yang digunakan dan tidak digunakan, pemeliharaan dan penyimpan. Nilai 0 : tidak ada SOP pengelolaan peralatan medis Nilai 10 : terdapat SOP pengelolaan peralatan medis Dilakukan pemeliharaan peralatan dibuktikan adanya jadwal pemeliharaan untuk 1 (satu) tahun dan laporan kegiatan pemeliharaan. Nilai 0 : tidak ada jadwal pemeliharaan peralatan medis Nilai 5 : ada jadwal, tidak ada laporan pelaksanaan pemeliharaan peralatan medis Nilai 10 : terdapat jadwal dan laporan pelaksanaan pemeliharaan peralatan medis Dilakukan uji fungsi dan ujicoba peralatan , dibuktikan dengan adanya laporan pengujian Nilai 0 : tidak ada pengujian peralatan Nilai 10: terdapat bukti dilakukan pengujian peralatan Semua peralatan yang ada harus terdapat prosedur penggunaannya agar tidak menimbulkan risiko terhadap petugas/SDM Nilai 0 : tidak terdapat SOP penggunaan peralatan medis Nilai 5 : terdapat SOP pengunaan, tetapi belum untuk semua peralatan medis yang ada Nilai 10: terdapat SOP penggunaan untuk semua peralatan medis yang ada Peralatan disimpan sesuai prosedur dan karakteristik alat agar tidak menimbulkan risiko baik terhadap petugas maupun pasien Nilai 0 : tidak terdapat SOP ppenyimpanan peralatan medis Nilai 5 : terdapat SOP penyimpanan peralatan medis



: tidak terda



Peralatan medis yang telah digunakan harus disterilisasi sesuai prosedur, agar tidak menimbulkan risiko baik terhadap petugas maupun pasien. Nilai 0 : tidak terdapat SOP sterilisasi peralatan medis Nilai 5 : terdapat SOP sterilisasi peralatan medis



: terdapat



Dilakukan pemeriksaan/ pemantauan lingkungan sesuai dengan jadwal yang telah disusun, dan dilakukan pengendalian antara lain ventilasi agar udara tempat kerja bersih dan tidak bau, menjamin mutu air bersih, kebersihan permukaan lingkungan ruangan, penempatan peralatan ruangan, dll Terdapat penanggung jawab yang ditetapkan oleh pimpinan puskesmas Nilai 0 : tidak terdapat penanggungjawab yang ditetapkan oleh pimpinan Nilai 10: terdapat penanggungjawab Terdapat jadwal pemeriksaan/pemantauan lingkungan dan dilakukan pemantauan/pemeriksaan baik secara rutin maupun berkala Nilai 0 : tidak ada jadwal pemantauan/pemeriksaan Nilai 5 : ada jadwal pemantauan/pemeriksaan, tetapi tidak ada bukti pelaksanaan Nilai 10: ada jadwal pemantauan dan ada bukti pemantauan/ emeriksaan Dilakukan upaya pengendalian lingkungan, dibuktikan dengan adanya rencana dan laporan kegiatan Nilai 0 : bila tidak ada rencana dan pelaksanaan kegiatan pengendalian lingkungan Nilai 5 : bila ada rencana, tetapi tidak ada bukti pelaksanaan Nilai 10: bila ada rencana dan ada bukti pelaksanaan Penanganan linen untuk fasyankes dengan rawat inap. Mulai dari penyotiran setelah digunakan, pengangkutan, penyucian, dan penyimpanaan. . Untuk puskesmas yang tidak ada pengelolaan linen (non rawat inap) diberi nilai 10 Terdapat prosedur penanganan linen yang dilaksanakan mulai dari tempat digunakan, penyortiran, pencucian, pengeringan sampai penyimpanan Nilai 0 : tidak ada SOP pengelolaan linen Nilai 10: ada SOP pengelolaan linen



: terdapat SOP pe



Tersedia APD untuk petugas yang menangani linen sesuai pajanan yang dihadapi, antara lain bahan kimia dari deterjen, cairan tubuh yang mengkontaminasi linen. misal sarung tangan, apron. Nilai 0 : tidak tersedia APD Nilai 10: tersedia APD



Limbah benda tajam ditangani oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan Nilai 0 : tidak terdapat petugas pengelola limbah benda tajam Nilai 10: terdapat petugas pengelola limbah benda tajam



Penangan limbah benda tajam dilaksanakan dari mulai tempat digunakan, penyimpanan sementara sampai pembuangan sesuai prosedur yang ada (SOP) Nilai 0 : tidak tersedia SOP penanganan limbah benda tajam Nilai 10: tersedia SOP penanganan limbah benda tajam Tersedia APD yang sesuai untuk petugas yang menangani limbah benda tajam Nilai 0 : tidak tersedia APD Nilai 10: tersedia APD



Tersedia APD dalam jumlah cukup untuk melindungai SDM sesuai pajanan yang ada, dibuktikan dengan adanya perencanaan penyediaan APD dan ketersediaan APD dibandingkan kegiatan yang ada dan jumlah SDM yang ada Nilai 0 : tidak tersedia APD kurang dari 50% kebutuhan Nilai 5 : tersedia APD dalam jumlah 50-80% kebutuhan Nilia 10: tersedia APD dalam jumlah lebih dari 80% kebutuhan



Ada program pemeriksaan kesehatan sesuai pajanan yang dihadapi (berkala, pemeriksaan khusus) yang berisikan jumlah SDM yang akan dilakukan pemeriksaan kesehatan, jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dan petugas yang akan melaksanakan, peralatan yang dibutuhkan, kapan dilaksanakan, biaya yang dibutuhkan dan tempat pemeriksaan) Nilai 0 : tidak ada program untuk pemeriksaan kesehatan Nilai 5 : ada program yang disusun, belum ada implementasinya Nilia 10: ada program yang disusun, sudah ada implementasinya Terdapat pemberian makanan tambahan bagi pekerja yang berisiko, seperti pekerja shift malam pada puskesmas perawatan (untuk puskesmas non perawatan diberi nilai 10), pemberian makanan tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan lain-lain Nilai 0 : tidak ada pemberian makanan tambahan Nilai 10: ada pemberian makanan tambahan Terdapat pengaturan jam kerja pada puskesmas yang buka 24 jam Nilai 0 : tidak ada pengaturan jam kerja Nilai 10: ada pengaturan jam kerja Terdapat prosedur penanganan petugas yang tertusuk jarum/ tertusuk benda tajam yang terkontaminasi Nilai 0 : tidak ada SOP penanganan tertusuk jarum/benda tajam Nilai 10: terdapat SOP penanganan tertusuk jarum Terdapat prosedur penanganan pajanan infeksius yang mengenai kulit yang luka, selaput mukosa (mata, hidung, mulut) seperti darah dan cairan tubuh pasien Nilai 0 : tidak ada SOP penanganan pajanan infeksius Nilai 10: terdapat SOP penanganan pajanan infeksius Terdapat prosedur propilaksis pasca pajanan dan tersedia obat propilaksis Nilai 0 : tidak ada SOP dan tidak ada obat untuk propilaksis pasca pajanan Nilai 5 : ada SOP, tidak tersedia obat atau tersedia obat tetapi tidak ada SOP Nilia 10: ada SOP dan tersedia obat propilaksis pasca pajanan



Terdapat pencatatan dan pelaporan kegiatan perlindungan SDM fasyankes Nilai 0: tidak ada pencatatan dan pelaporan Nilai 5: terdapat pencatatan dan pelaporan beberapa kegiatan Nilai 10: terdapat pencatatan dan pelaporan semua kegiatan yang dilakukan.



Penempatan pasien , untuk puskesmas dengan rawat inap Dilakukan dengan menempatkan pasien sesuai dengan jenis penyakit dan dilakukan sesuai standar agar tidak terjadi penularan antar pasien dan penularan dari pasien ke petugas , menempatkan pasien pasien sedemikian rupa dengan jarak minimal 1 meter, untuk memudahkan pergerakan petugas.terdapat SOP penempatan pasien Nilai 0 : penempatan pasien tidak dilakukan sesuai standar Nilai 10: dilakukan penempatan pasien sesuai standar Etika batuk , diterapkan di fasyankes dengan menyediakan masker bagi pasien/petugas yang sedang batu, edukasi bagi pasien, pengunjung dan petugas tentang etika batuk dengan menyediakan media penyuluhan, dll. Terdapat media penyuluhan tentang etika batuk Nilai 0 : tidak ada media penyuluhan Nilai 10: ada media penyuluhan Tersedia APD untuk pasien / petugas yang batuk Nilai 0 : tidak tersedia APD untuk pasien dan petugas Nilai 5 : tidak ada APD untuk pasien, ada APD untuk petugas Terdapat prosedur penyuntikan yang aman dengan menggunakan jarum suntik sekali pakai dan tidak pernah menutup kembali jarum suntik yang telah digunakan Nilai 0 : tidak ada SOP penyuntikan yang aman Nilai 10: terdapat SOP penyuntikan yang aman Tidak menempatkan jarum suntik habis pakai di sembarang tempat segera buang jarum suntik ke tempat tahan tusuk tahan air Nilai 0 : tidak ada SOP penanganan jarum suntik bekas pakai Nilai 10: terdapat SOP penanganan jarum suntik bekas pakai Tersedia tempat untuk jarum suntik bekas pakai yang tahan tusuk dan tahan air Nilai 0 : tidak tersedia tempat jarum suntik bekas pakai Nilai 10: tersedia tempat jarum suntik bekas pakai



Manual handling (penanganan beban secara manual) meliputi mengangkut, mengangkat, meletakan, mendorong, menarik, membawa atau memindah kan barang/beban dilakukan sesuai prosedur. Nilai 0 : tidak terdapat SOP manual handling Nilai 10: tersedia SOP manual handling



Postur kerja dalam memberikan asuhan pelayanan dalam keadaan berdiri atau duduk bila tidak dilakukan secara ergonomis dapat menyebabkan gangguan kesehatan tergantung dari tinggi meja, tinggi kursi, pencahayaan, penempatan barang dibawah meja, penempatan dokumen dan alat dalam jangkauan, dan lain-lain. Perlu dilakukan pengaturan meja kerja, kusi dan peralatan kerja, pencahayan, dll Nilai 0 : tidak dilakukan pengaturan meja kerja , kursi dan peralatan kerja, pencahayaan, dan lain-lain agar dalam memberikan asuhan pelayanan dilakukan secara ergonomis



Nilai 10: dilakukan pengaturan meja kerja , kursi dan peralatan Kerja, pencahayaan, dan lain - lain agar dalam memberikan asuhan pelayanan dilakukan secara ergonomis Shift kerja adalah pengaturan waktu kerja yang disesuaikan dengan peraturan yang ada dan risiko yang dihadapi (untuk puskesmas dengan rawat inap atau pelayanan diluar jam kerja) Nilai 0 : tidak ada pengaturan shift kerja Nilai 10: terdapat pengaturan shift kerja Work station / ruang kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa agar setiap SDM mendapat ruang udara yang cukup, sedikitnya 10m3 sebaiknya 15 m3 dan peralatan/material yang ada tidak menimbulkan risiko bagi SDM Dilakukan perawatan dan pemeliharaan ruang kerja, dibuktikan dengan adanya laporan kegiatan perawatan dan pemeliharaan Nilai 0 : tidak ada laporan perawatan ruang kerja Nilai 10: ada laporan perawatan ruang kerja



Disain alat dan tempat kerja dengan menempatkan lemari peralatan dan material kerja yang tidak mengganggu aktifitas lalu lalang pergerakan SDM, barang yang berat diletakan di bagian bawah lemari, bebas dari benda tajam Nilai 0 : tidak terdapat disain alat dan tempat kerja Nilai 5 : terdapat disain alat dan tempat kerja Terdapat prosedur pengelolaan listrik dan sumber api agar terhindar dari elektrikal syok Nilai 0 : tidak terdapat SOP pengelolaan listrik dan sumber api Nilai 5 : terdapat SOP pengelolaan listrik dan sumber api



Prosedur kerja yang aman di ruang kerja, antara lain pengaturan lorong tempat berjalan, tangga tidak menjadi area tempat menyimpan barang, membawa tumpukan barang yang tinggi dan berat menggunakan troli, san lain-lain Nilai 0 : tidak terdapat SOP cara kerja yang aman di ruang kerja Nilai 10 : terdapat SOP cara kerja yang aman di ruang kerja



Pemeriksaan yang dilakukan untuk SDM di puskesmas tidak sama untuk setiap orang , tergantung pajanan yang dialami Nilai 0 : dilakukan pemeriksaan dengan jenis pemeriksaan tidak berdasarkan pajanan yang dialami Nilai 10: dilakukan pemeriksaan dengan jenis pemeriksaan berdasarkan pajanan yang dialami Tersedia anggaran untuk pemeriksaan kesehatan yang berasal dari APBN, APBD maupun swadaya puskesmas sendiri dalam bentuk tertulis Nilai 0 : tidak tersedia anggaran untuk pemeriksaan kesehatan Nilai 5 : tersedia untuk anggaran pemeriksaan kesehatan beberapa SDM Nilai 10: tersedia anggaranuntuk pemeriksaan kesehatan semua SDM



Hasil pemeriksaan kesehatan dianalisis dan dilaporkan kepada pimpinan untuk menjadi bahan penyusunan rencana program Nilai 0 : tidak ada laporan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan Nilai 10: terdapat pelaporan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan hasilnya Dari hasil pemeriksaan perlu dilakukan penentuan kelaikan kerja agar tidak terjadi lagi masalah kesehatan yang sama Nilai 0 : tidak ada penentuan kelaikan kerja Nilai 10: terdapat penentuan kelaikan kerja



Imunisasi diberikan kepada semua SDM di puskesmas yang berisiko sesuai pajanan yang dihadapi seperti petugas di unit pelayanan klinis, laboratorium dengan menyediakan anggaran untuk kegiatan imunisasi, dilakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan pemberian imunisasi. Contoh imunisasi yang diberikan : imunisasi hepatisitis B, imunisasi covid, imunisasi influensa Dilakukan imunisasi terhadap SDM yang berisiko Nilai 0 : bila tidak ada pemberian imunisasi Nilai 5 : bila ada pemberian imunisasi tetapi belum semua petugas yang berisiko Nilai 10 : bila semua petugas yang berisiko mendapatkan imunisasi Tersedia anggaran untuk imunisasi Nilai 0 : tidak tersedia anggaran untuk kegiatan pemberian imunisasi Nilai 10: tersedia anggaran untuk kegiatan pemberian imunisasi Terdapat pencatatan pelaporan kegiatan imunisasi bagi SDM Nilai 0 : tidak ada pencatatan pelaporan kegiatan imunisasi Nilai 10: terdapat pencatatan pelaporan kegiatan imunisasi



PHBS di fasyankes meliputi Tidak merokok di tempat kerja, tidak menkonsumsi NAPZA dan alkohol, menkonsumsi makanan sehat dan minuman air yang cukup, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan APD sesuai pekerjaannya, melakukan aktifitas fisik dan olahraga secara teratur, makan sebelum bekerja, menggunakan air bersih dan mandi setelah bekerja, cukup tidur dan istirahat, kendalikan emosi, rekreasi , menerapkan peraturan dan prosedur kerja, membuang sampah pada tempatnya Dilakukan edukasi PHBS di puskesmas kepada seluruh SDM dan laporan kegiatan edukasi/penyuluhan dan tersedia media penyuluhan tentang PHBS di tempat kerja/puskesmas Nilai 0 : tidak dilakukan edukasi Nilai 10: dilakukan edukasi



Ada larangan merokok di puskesmas baik untuk petugas maupun pengunjung Nilai 0 : tidak terdapat larangan merokok di puskesmas Nilai 10: terdapat larangan meroko di puskesmas Terdapat media penyuluhan tentang bahaya merokok baik berupa poster, leaflet maupun media elektronik Nilai 0 : tidak terdapat media penyuluhan Nilai 10: jamban terdapatuntuk mediaSDM penyuluhan Tersedia yang terpisah dengan jamban untuk pasien/ masyarakat dan berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Nilai 0 : tidak tersedia jamban khusus untuk SDM di fasyankes Nilai 5 : tersedia jamban khusus untuk SDM di fasyankes, tidak terpisah untuk laki-laki dan perempuan Nilai 10: tersedia jamban khusus untuk SDM di fasyankes dan terpisah untuk laki-laki dan perempuan Untuk membudayakan membuang sampah pada tempatnya dengan menyediakan tempat tempat sampah yang tertutup dan terpisah antara sampah medis mengunakan plastik berwarna kuning dan sampah non medis menggunakan plastik warna lain. Tersedia tempat sampah tertutup di setiap ruangan sesuai peruntukannya (sampah medis /non medis, sampah organik / non organik, dll) Nilai 0 : tidak tersedia tempat sampah Nilai 5 : tersedia tempat sampah sesuai peruntukannya, tetapi tidak tetutup Nilai 10: tersedia tempat sampah yang tertutup dan sesuai peruntukannya



Dilakukan pemantauan kepatuhan membuang sampah yang dibuktikan dengan laporan hasil pemantauan Nilai 0 : tidak dilakukan pemantauan kepatuhan membuang sampah Nilai 10: dilakukan pemantauan kepatuhan membuang sampah



Dilakukan penyuluhan tentang prosedur cuci tangan dengan penyuluhan langsung atau menggunakan media penyuluhan seperti poster, video tentang cuci tangan dan indikasi cuci tangan yakni sebelum dan sesudah menyentuh pasien, setelah terpapar cairan tubuh pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik pasien , setelah keluar dari lingkungan pasien Nilai 0 : tidak dilakukan penyuluhan/ edukasi tentang prosedur dan indikasi cuci tangan Nilai10 : dilakukan penyuluhan tentang prosedur cuci tangan dan indikasi cuci tangan



Dilakukan pemantauan kepatuhan cuci tangan sesuai indikasi dan sesuai prosedur (sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, sesudah kontak dengan cairan tubuh yang berisiko, sesudah menyentuh peralatan yang digunakan pasien), dibuktikan dengan adanya dokumen hasil pemantauan. Nilai 0 : tidak dilakukan pemantauan kepatuhan cuci tangan sesuai indikasi dan sesuai prosedur Nilai10 : dilakukan pemantauan kepatuhan cuci tangan sesuai indikasi dan sesuai prosedur Aktifitas fisik berupa kegiatan sehari-hari seperti kegiatan di rumah tangga, naik tangga, dan lain-lain. Olahraga merupakan kegiatan olahraga yang teratur dan terukur. Dilakukan edukasi/penyuluhan tentang aktifitas fisik Nilai 0 : tidak ada edukasi tentang aktifitas fisik Nilai 10: terdapat edukasi tentang aktifitas fisik Kegiatan olahraga bersama dilakukan secara teratur 1 kali per minggu Nilai 0 : tidak ada olahraga secara teratur Nilai 10: dilakukan olahraga bersama secara teratur Membiasakan SDM untuk menggunakan APD dengan memberikan penyuluhan/ edukasi tentang penggunaan APD



Nilai 0 :tidak dilakukan penyuluhan /edukasi tentang penggunaan APD Nilai 10: dilakukan penyuluhan /edukasi tentang penggunaan APD Membiasakan SDM untuk mematuhi prosedur kerja dengan menyediakan SOP ditempat bekerja dan disosialisasikan serta dilakukan pemantauan kepatuhan bekerja sesuai SOP.dibuktikan dengan adanya laporan kegiatan. Dilakukan sosialisasi SOP yang ada kepada SDM yang ada di puskesmas Nilai 0 : tidak dilakukan sosialisasi SOP Nilai 10: dilakukan sosialisasi SOP Dilakukan pemantauan penerapan SOP dalam bekerja Nilai 0 : tidak dilakukan pemantaua penerapan SOP Nilai 10: dilakukan pemantauan penerapan SOP Dilakukan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk secara berkala sesuai jadwal yang telah disusun untuk mencegah terjadinya penularan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti demam berdarah serta dibuat laporan hasil pemeriksaan. Terdapat jadwal pemeriksaan jentik nyamuk Nilai 0 : tidak ada jadwal pemeriksaan jentik nyamuk Nilai 10: terdapat jadwal pemeriksaan jentik nyamuk Ada laporan hasil pemeriksaan jentik nyamuk Nilai 0 : tidak ada laporan hasil pemeriksaan jentik nyamuk Nilai 10: terdapat laporan hasil pemeriksaan jentik nyamuk



Dilakukan edukasi tentang makanan dan minuman sehat dibuktikan dengan adanya laporan kegiatan Nilai 0 : tidak terdapat laporan kegiatan edukasi Nilai 10: terdapat laporan kegiatan edukasi Tersedia media penyuluhan tentang makanan dan minuman sehat baik berupa poster, leaflet, banner Nilai 0 : tidak ada media penyuluhan tentang makanan minuman sehat Nilai 10: terdapat media penyuluhan tentang makanan minuman sehat



Dilakukan pemeriksaan status gizi SDM di puskesmas dengan melakukan pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT) dan tersedia peralatan untuk pemeriksaan. Dibuktikan dengan adanya data hasil pemeriksaan. Nilai 0 : tidak ada bukti dilakukan pemeriksaan status gizi SDM Nilai 10: dilakukan pemeriksaan status gizi SDM SDM fasyankes tidak mengkonsumsi napza dengan adanya larangan untuk mengkonsumsi napza dan menyediakan media penyuluhan tentang bahaya napza. Terdapat larangan mengkonsumsi napza di puskesmas Nilai 0 : tidak ada larangan Nilai 10: ada larangan Tersedia media penyuluhan tentang bahaya napza berupa poster, leaflet, banner maupun media audio visual Nilai 0 : tidak media penyuluhan Nilai 10: terdapat media penyuluhan



Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh pancaindra, pada umumnya merupakan bagian dari gedung atau bangunan gedung itu sendiri. Prasarana merupakan fasilitis penunjang sarana, meliputi benda atau instalasi/jaringan yang membuat sarana berfungsi sesuai tujuan yang diharapkan. Antara lain : sistem ventilasi, alat pemadam kebakaran,prasarana sanitasi, sistem proteksi petir, sistem kelistrikan, saluran air bersih, saluran air kotor, alat angkat angkut, saran transportasi, IPAL, tempat cuci piring, wastafel, dll Terdapat penanggung jawab yang ditunjuk oleh pimpinan puskesmas dengan surat keputusan Nilai 0 : tidak terdapat penanggung jawab Nilai 10: terdapat penanggung jawab Terdapat prosedur pengelolaan sarana dan prasarana Nilai 0 : tidak ada SOP pengelolaan sarana dan prasarana Nilai 10: terdapat SOP pengelolaan sarana dan prasarana



Terdapat jadwal dan dilakukan pemantauan sarana dan prasarana dibuktikan adanya data hasil pemantauan Nilai 0 : tidak ada jadwal dan tidak dilakukan pemantauan Nilai 5 : ada jadwal, belum dilakukan pemantauan Nilai 10: ada jadwal dan telah dilakukan pemantauan yang dibuktkan dengan adanya dokumen laporan hasil pemantauan Terdapat jadwal dan dilakukan pemeliharaan sarana dan prasarana, dibuktikan dengan adanya data/pencatatan kegiatan pemeliharaan Nilai 0 : tidak ada jadwal dan tidak dilakukan pemeliharaan Nilai 5 : ada jadwal, belum dilakukan pemeliharaan Nilai 10: ada jadwal dan telah dilakukan pemeliharaan Dilakukan pengukuran pencahayaan, kualitas air, kualitas udara Nilai 0 : tidak dilakukan pengukuran Nilai 5 : dilakukan pengukuran sebagian Nilai 10: dilakukan pengukuran semua Dilakukan pemeliharaan kebersihan bangunan dibuktikan dengan adanya catatan tentang pemeliharaan kebersihan secara rutin (setiap hari) Nilai 0 : tidak dilakukan pemeliharaan kebersihan Nilai 5 : dilakukan pemeliharaan kebersihan tetapi tidak rutin Nilai 10: dilakukan pemeliharaan kebersihan secara rutin Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pelayanan dan aman dari bakteri coli Nilai 0 : tidak tersedia air bersih dalam jumlah cukup Nilai 5 : tersedia air bersih dalam jumlah cukup Instalasi listrik memenuhi pesyaratan keamanan untuk meminimalkan kemungkinan timbulnya kecelakaan yang membahayakan jiwa dan menghindari terjadinya kerusakan peralatan dan benda -benda lain serta menjamin dan kelangsungan kerja (tersedia 24 jam). Nilai 0 : listrik tidak tersedia 24 jam/ hanya setengah hari dan tidak memenuhi pesyaratan keamanan Nilai 5 : listrik tersedia 24 jam dan dan tidak memenuhi pesyaratan keamanan Nilai 10: listrik tersedia 24 jam dan memenuhi pesyaratan keamanan



Bangunan memenuhi pesyaratan keselamatan meliputi struktuk bangunan yang kokoh dalam mendukung beban muatan, kemampuan bangunan dalam mencegah bahaya petir dan bahaya kebakaran, dan lain-lain Nilai 0 : bangunan tidak memenuhi persyaratan keselamatan Nilai 10:bangunan memenuhi pesyaratan keselamatan Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan meliputi bahan bangunan, sistem pencahayaan, sistem penghawaan, sanitasi) yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Nilai 0 : bangunan tidak memenuhi persyaratan kesehatan Nilai 10:bangunan memenuhi pesyaratan kesehatan Bangunan memenuhi pesyaratan kenyamanan meliputi ruang gerak, hubungan antar ruangan, udara dalam ruangan, kenyamanan pandangan, tidak ada getaran, bebas dari kebisingan, dan lain-lain Nilai 0 : bangunan tidak memenuhi persyaratan kenyamanan Nilai 10: bangunan memenuhi pesyaratan kenyamanan



Dilakukan pemantauan pengelolaan peralatan medis mulai dari penyimpanan , penggunaan setelah digunakan dan pemeliharaannya apakah sesuai prosedur dan jadwal yang disusun. Ada bukti pemantauan Nilai 0 : tidak dilakukan pemantauan Nilai 10: dilakukan pemantauan Dilakukan pemantauan pelaksanaan sterilisasi alat apakah sesuai prosedur atau tidak. Ada bukti pemantauan Nilai 0 : tidak dilakukan pemantauan Nilai 10 : dilakukan pemantauan



Kondisi darurat merupakan suatu kejadian situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal, terjadi tiba-tiba yang dapat mengganggu kegiatan atau organisasi atau komunitas dan perlu segera ditanggulangi agar tidak berubah menjadi bencana yang dapat menimbulkan banyak korban atau kerusakan. Kondisi darurat antara lain karena bencana alam, kegagalan teknis (kebakaran, kecelakaan kerja, pemadaman listrk, dll). Dilakukan identifikasi risiko kondisi darurat atau bencana, dibuktikan dengan adanya data hasil identifikasi risiko. Nilai 0 : tidak dilakukan identifikasi risiko Nilai 10: dilakukan identifikasi risiko Dilakukan analisis risiko bencana melalui HVA tools (hazard vulnerability assesment) dengan menghitung tingkat risiko semua kondisi darurat dan atau bencana yang terjadi, meliputi data bahaya dan pemetaan, penilaian kerentanan, penilaian kapasitas dan sumberdaya, penilaian risiko. Dibuktikan dengan adanya dokumen hasil analisis Nilai 0 : tidak dilakukan analisis risiko melalui HVA tool Nilai 10: dilakukan analisis risiko melalui HVA tool Penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya meliputi penetapan kebijakan, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi(UU24/2007) Terdapat penetapan kebijakan pimpinan untuk pengendalian kondisi darurat atau bencana dalam bentuk surat keputusan. Nilai 0 : tidak terdapat kebijakan Nilai 10: terdapat kebijakan Terdapat prosedur tanggap darurat atau bencana, anatara lain : kedaruratan keamanan(kekerasan pada petugas kesehatan, pencurian, dll), kedaruratan keselamatan (kesetrum, kebakaran, gedung roboh, dll), tumpahan bahan berbahaya dan beracun, kegagalan peralatan medik dan non medik (kebocoran alat rontgen, gas meledak, dll). Nilai 0 : tidak terdapat SOP tanggap darurat atau bencana Nilai 10: terdapat SOP tanggap darurat atau bencana



Terdapat tim tanggap darurat di puskesmas yang terlatih untuk menangani kedaruratan pada saat terjadi kondisi darurat, untuk meminimalkan korban manusia, kerugian aset, dll Nilai 0 : tidak terdapat tim tanggap darurat Nilai 10: terdapat tim tanggap darurat Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dilakukan sebelum terjadi sesuai prosedur, dan prosedur yang ada disosialisasikan kepada semua petugas (dibuktikan adanya laporan kegiatan sosialisasi). Nilai 0 : tidak terdapat SOP kesiapsiagaan bencana Nilai 5 : terdapat SOP kesiapsiagaan kesiapsiagaan bencana , tetapi tidak disosialisasikan kepada petugas Nilai 10: terdapat SOP kesiapsiagaan kesiapsiagaan bencana , dan disosialisasikan kepada semua petugas Tersedia alat/sarana keadaan darurat antara lain ramburambu, tanda pintu darurat, jalur evakuasi, titik kumpul, tangga darurat, APAR, pedoman teknis, alat untuk evakuasi, lokasi pengendalian asap, dll. Nilai 0 : tidak terdapat alat/sarana keadaan darurat Nilai 5 : tersedia alat/sarana keadaan darurat tetapi tidak lengkap Nilai 10: tersedia alat/sarana keadaan darurat lengkap Dilakukan identifikasi area berisiko kebakaran dan ledakan seperti laboratorium, tempat penyimpanan bahan berbahaya dan bahan mudah meledak/terbakar, dll Nilai 0 : tidak dilakukan identifikasi area berisiko kebakaran dan ledakan Nilai 10: dilakukan identifikasi area berisiko kebakaran dan ledakan Dilakukan analisis potensi bahaya kebakaran dengan merumuskan potensi bahaya pada masing-masing sumber bahaya, menentukan propabilitas terjadinya kebakaran dan analisis dampak yang ditimbulkan, baik terhadap manusia, harta benda dan lingkungan jika terjadi kebakaran. Dibuktikan dengan adanya dokumen hasil analisis. Nilai 0 : tidak dilakukan analisis potennsi bahaya kebakaran Nilai 10: dilakukan analisis potennsi bahaya kebakaran Sistem deteksi kebakaran merupakan sistem yang terdiri dari detektor asap, detektor panas, detektor nyala, detektor ion yang tersambung dengan MCFA (manual contol fire alarm) Nilai 0 : tidak tersedia alat deteksi kebakaran Nilai 10: tersedia alat deteksi kebakaran



Terdapat alat pemadam api ringan (APAR) dalam jumlah cukup berdasarkan luas bangunan dan jumlah ruangan serta adanya tempat yang berisiko timbul kebakaran dan ledakan. Nilai 0 : tidak tersedia APAR Nilai 5 : tersedia APAR tetapi tidak mencukupi Nilai 10: tersedia APAR dalam jumlah cukup Tersedia petunjuk penggunaan dan peruntukan APAR (bubuk kimia kering, CO2, jenis busa, gas pengganti hallon) Nilai 0 : tidak tersedia petunjuk penggunaan APAR Nilai 10: tersedia petunjuk penggunaan APAR Dilakukan simulasi kebakaran melibatkan SDM yang ada, minimal 1 (satu) kali dalam setahun Nilai 0 : tidak dilakukan simulasi kebakaran Nilai 10: dilakukan simulasi kebakaran Dilakukan pemeriksaan APAR secara berkala. Setiap APAR yang telah diperiksa dicatat pada lembar chek list sesuai dengan nomor, jenis media, berat dan hal-hal lain bila terdapat adanya penyimpangan. Dibuktikan dengan adanya kartu pencatatan hasil pemeriksaan dan waktu pemeriksaan Nilai 0 : tidak dilakukan pemeriksaan APAR secara berkala Nilai 10: dilakukan pemeriksaan APAR secara berkala Tersedia sumber air untuk memadamkan api Nilai 0 : tidak tersedia sumber air Nilai 10: tersedia sumber air



Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran dalam upaya mengurangi risiko terhadap dampak kebakaran yang terjadi antara lain asesmen risiko, deteksi dini kebakaran dan asap, pengendalian asap, dll. Dibuktikan dengan adanya dokumen program yang disusun. Nilai 0 : tidak ada program pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang disusun Nilai 10: terdapat program pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang disusun



Dilakukan evaluasi penanggulangan kebakaran dengan melakukan self assesmen atau audit internal mulai dari tahap awal (identifikasi bahan berbahaya) sampai akhirnya dievaluasi kembali Nilai 0 : tidak dilakukan evaluasi penanggulangan kebakaran Nilai 10: dilakukan evaluasi penanggulangan kebakaran



Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan karena sifat dan konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidfup lainnya. Terdapat penanggung jawab yang ditunjuk oleh pimpinan puskesmas dengan surat keputusan Nilai 0 : tidak ada penanggung jawab yang ditunjuk Nilai 10: terdapat penanggungjawab yang ditunjuk Terdapat SOP pengelolaan B3 mulai dari perencanaan pengadaan, penggunaan, pengemasan, penyimpanan, distribusi, penanganan insiden tumpahan dan pembuangan B3 kedaluarsa Nilai 0 : tidak ada SOP pengelolaan B3 Nilai 5 : terdapat SOP pengelolaan B3 tetapi tidak lengkap Nilai 10 : terdapat SOP pengelolaan B3 Terdapat SOP pengelolaan limbah B3 Nilai 0 : tidak ada SOP pengelolaan limbah B3 Nilai 10: terdapat SOP pengelolaan limbah B3



B3 harus dilakukan pelabelan dan pemberian simbol sesuai karakteristik agar tidak terjadi pencampuran bahan yang tidak sesuai dan dapat diketahui bahaya yang ada pada bahan tersebut, baik pada saat diterima dari distributor, pengemasan, penyimpanan, pendistribusian. Nilai 0 : tidak dilakukan pemberian label dan simbol Nilai 5 : dilakukan pemberian label dan simbol tidak disetiap kegiatan Nilai 10: dilakukan pemberian label dan simbol untuk disetiap kegiatan Setiap B3 harus disertai SDS (Safety Data Sheet)/ Lembar data keselamatan yang dikeluarkan oleh pemasok Nilai 0 : tidak ada SDS Nilai 5 : tidak semua B3 terdapat SDS Nilau 10: semua B3 terdapat SDS



Sarana / prasarana pengolahan limbah B3 baik untuk penyimpanan limbah sementara sebelum dikelola oleh pihak ke tiga atau sarana untuk pengelolaan limbah di puskesmas sendiri. Nilai 0 : tidak ada sarana / prasarana pengolahan limbah B3 Nilai 10: terdapat sarana / prasarana pengolahan limbah B3 Terdapat SOP penanganan tumpahan B3 Nilai 0 : tidak ada SOP penanganan tumpahan B3 Nilai 10 : terdapat SOP penanganan tumpahan B3



Tersedia spill kit untuk menangani tumpahan B3 Nilai 0 : tidak ada spill kit untuk menangani tumpahan B3 Nilai 10: terdapat spill kit untuk menangani tumpahan B3



Limbah domestik di puskesmas merupakan limbah dari kegiatan non medis seperti kegiatan di dapur, sampah dari pengunjung, sampah pepohonan, dan lain-lain yang tidak mengandung kuman infkesius. Terdapat penanggung jawab untuk mengelola limbah domestik Nilai 0 : tidak terdapat penanggungjawab Nilai 10: terdapat penanggungjawab Terdapat prosedur pengelolaan limbah domestik Nilai 0 : tidak terdapat SOP pengelolaan limbah domestik Nilai 10:terdapat SOP pengelolaan limbah domestik Tersedia tempat sampah untuk limbah domestik yang dilapisis plastik berwarna hitam dan terpilah sampah organik dan non organik dilengkapi dengan tutup Nilai 0 : tidak terdapat tempat sampah dilapisi plastik warna hitam Nilai 10: terdapat tempat sampah dilapisis plastik warna hitam Tersedia APD bagi petugas pengelola limbah domestik berupa sarung tangan kebun, masker, sepatu boots untuk petugas kebersihan. Nilai 0 : tidak tersedia APD Nilai 10: tersedia APD



: tidak terdapat SOP penggunaan peralatan medis



: terdapat SOP pengunaan , tetapi tidak untuk semua



: terdapat SOP penggunaan untuk semua



peralatan



UPAYA KESEHATAN KERJA ELEMEN



SKOR



Dilakukan upaya promotif bagi SDM di fasyankes (minimal 4 kegiatan)



:



Dilakukan upaya preventif bagi SDM di Fasyankes (minimal 5 kegiatan)



: Dilakukan upaya kuratif a.    Tersedia tempat pelayanan bagi SDM yang sakit : b.    Pertolongan pertama pada kecelakaan 1)    Ada prosedur P3K : 2)    Dilaksanakan oleh tenaga yang berkompeten (terlatih) c. Pertolongan pertama pada gejala penyakit



:



1)   Tersedia prosedur P3P : 2)    Dilaksanakan oleh tenaga yang berkompeten (terlatih)



:



d.    Deteksi dini dan penanganan penyakit umum dan Penyakit Akibat Kerja 1)    Tersedia prosedur untuk diagnosis penyakit umum dan penyakit akibat kerja 2)    Dilakukan oleh tenaga yang berkompeten



:



:



e.    Terdapat prosedur rujukan : Dilakukan upaya rehabilitatif



a.    Ada SOP Rehabilitasi medis : b.    Ada SOP Rehabilitasi pekerjaan :



Total Skor Skor maksimum %



: : :



0 120 0



UPAYA KESEHATAN KERJA KETERANGAN



USUL/SARAN/REKOMENDASI



DEFINISI OPERASIONAL Upaya promotif adalah upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan SDM di puskesmas, antara lain dengan melakukan penyuluhan tentang dasar-dasar hidup sehat, penyuluhan sederhana tentang pekerjaan (risiko pekerjaan, SOP kerja, jenis APD, gizi kerja, dll), konsultasi pelayanan kespro, pemenuhan gizi kerja dan ASI eksklusif, sarasehan intervensi menuju norma sehat dalam bekerja, program kebugaran jasmani Nilai 0 : tidak ada upaya promotif bagi SDM di fasyankes kegiatan Nilai 5 : dilaksanakan upaya promotif hanya beberapa kegiatan (