ISU KESEHATAN LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KESEHATAN REPRODUKS1 Ibu Hastanti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ISU KESEHATAN LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI



DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3 NUR ATISA (19020014) NUR HASNI (19020015) NUR HIJRAH (19020016)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA MANDIRI POSO PRODI DIII KEBIDANAN TAHUN 2021



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang membahas tentang “ISU KESEHATAN



LINGKUNGAN



YANG



BERPENGARUH



TERHADAP



KESEHATAN REPRODUKSI”. Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca sehingga pembaca bisa mengenal dan mengetahui bagaimana penatalaksanaan hipoglikemia ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala urusan kita. Amin.



Poso, Desember 2021



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ......................................................................................... ii Daftar Isi .................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... iv A. Latar Belakang ............................................................................... iv B. Tujuan ............................................................................................ vi C. Rumusan Masalah .......................................................................... vi BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 1 A. Kesehatan Lingkungan .................................................................... 1 B. Isu Kesehatan Lingkungan Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Reproduksi ...................................................................................... 3 BAB III PENUTUP ................................................................................... 7 A. Kesimpulan .................................................................................... 7 Daftar Pustaka .......................................................................................... 8



iii



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari pada kesehatan masyarakat pada umumnya, mempunyai tujuan membina dan meningkatkan derajat kesehatan dari kehidupan sehari-hari, baik fisik, mental, maupun sosial dengan cara pencegahan terhadap penyakit dan gangguan kesehatan. Masalah kesehatan lingkungan terutama di kota-kota besar pada zaman pembangunan ini menjadi masalah yang sangat rumit dan memerlukan pemecahan secara terorganisir. Dari sekian banyak kebijaksanaan pembangunan, salah satunya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Telah diuraikan sebelumnya bahwa lingkungan tidak hanya lingkungan fisik, seperti: keadaan alam, cuaca, suhu' kelembaban' dan lain sebagainya. Tetapi lingkungan juga bersifat nonfisik' seperti: kehidupan sosial, budaya, adat-istiadat. Kesehatan reproduksi remaja sangat berkaitan dengan kehidupan sosial budaya Kebudayaan yang berkembang dan maju telah memengaruhi pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Semakin maju budaya masyarakat ternyata semakin meningkatkan prevalensi penyakit gangguan reproduksi pada remaja' World Hedlth Organization (wHo) memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (Penyakit Menular Seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Amerika Latin Dinegara industri prevalensinya sudah dapat diturunkan' namun di negara berkembang prevalensi gonorhoe menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. Prevalensi penyakit menular seksual di Negara Indonesia berkisarar antara 7,4%-50%. Pada masa dahulu masalah remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena dianggap umur yang masih relatif muda, masih dalam status pendidikan, sehingga seolah bebas dari kemungkinan menghadapi masalah penyulit dan



iv



penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya. Terbukti bahwa remaja yang sedang mencari identitas diri sangat mudah menerima informasi dunia berkaitan dengan masalah fungsi alat reproduksinya sehingga menjurus kearah pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas. Hal ini didukung berkembangnya budaya high technoloely dengan berkembangnya internet sehingga remaja bahkan siapa saja bebas mendapatkan informasi seksual, sayangnya kemajuan ini tidak dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang positif melainkan disalahgunakan untuk mengakses informasi, gambar, video dan cerita hubungan seksual. Bahkan seksualitas telah merambah pada ranah permainan, di mana Erolxes didesain dengan gambar, cerita, dan pelaku yang bersifat pornografi. Penelitian menunjukkan bahwa kejadian semakin bebasnya hubungan seksual, telah mencoreng muka pendidik, orangtua, dan masyarakat sehingga menimbulkan kesadaran agak terlambat. Penelitian di jakarta, yogyakarta dan bahkan di Denpasar menunjukkann bukti bahwa dikalangan remaja telah terjadi "revolusi di daiam hubungan seksual" menuju kearah liberalisasi tanpa batas. Kebanggaan terhadap kemampuan untuk mempertahankan kegadisan sampai ke pelaminan telah sirna, oleh karena kedua belah pihak saling menerima kedudukan baru dalam seni pergaulan kebebasan hidupnya. Dalam melakukan hubungan seksual sebagian besar remaja tidak terlindung dari dua kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu kehamilan yang tidak dikehendaki dan penyakit hubungan seksual yang dapat menjurus kearah penyakit radang panggul atau Pelvic Inflomotory Diseose (PID). Dua masalah ini menjadi topik utama yang dihadapi remaja dalam mencari identitas yang akan menjerumuskan remaja pada kesulitan pemecahan masalah. Kedua masalah tersebut nyata memberi dampak yang merugikan remaja dalam menghadapi masa depan yang lebih baik. kejadian penyakit radang panggul semakin meningkat berkaitan dengan makin bebasnya hubungan seksual pranikah yang melanda dunia dan terutama terjadi pada remaja. Informasi yang makin cepat dalam berbagai bentuk telah menyebabkan dunia semakin menjadi milik remaja. Demikian informasi tentang kebudayaan hubungan seksual telah memengaruhi kaum remaja termasuk



v



Indonesia, sehingga telah terjadi suatu revolusi yang menjurus makin bebasnya hubungan seksual pranikah. Anggapan bahwa remaja adalah usia muda dan sedang dalam pendidikan dan terbebas dari masalah infeksi alat genitalia (kelamin) harus segera ditinggalkan.



B. Tujuan tujuan disusunnya makalah “Isu Kesehatan Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Kesehatan Reproduksi” antara lain: 1. Untuk mengetahui kesehatan lingkungan 2. Untuk mengetahui Isu Kesehatan Lingkungan Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Reproduksi



C. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah “Isu Kesehatan Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Kesehatan Reproduksi” adalah : 1. Apa sajakah kesehatan lingkungan? 2. Apa saja Isu Kesehatan Lingkungan Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Reproduksi



vi



BAB II PEMBAHASAN



A. Kesehatan Lingkungan 1. Pengertian Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari pada kesehatan masyarakat pada umumnya, mempunyai tujuan membina dan meningkatkan derajat kesehatan dari kehidupan sehari-hari, baik fisik, mental, maupun sosial dengan cara pencegahan terhadap penyakit dan gangguan kesehatan. Masalah kesehatan lingkungan terutama di kotakota besar pada zaman pembangunan ini menjadi masalah yang sangat rumit dan memerlukan pemecahan secara terorganisir. 2. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat  Keadaan Air Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.  Keadaan Udara Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).  Keadaan tanah Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat. 3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan  Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai  Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor  Mengolah tanah sebagaimana mestinya



1



 Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong 4. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan  Mengurangi Pemanasan Global Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.  Menjaga Kebersihan LingkunganDengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;  Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh sampah organik : 1) Daun-daun tumbuhan 2) Ranting-ranting tumbuhan 3) Akar-akar tumbuhan  Membersihkan Sampah Non OrganikSampah non organik adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya. 5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. a) Menurut WHO 2



1. Penyediaan Air Minum 2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran 3. Pembuangan Sampah Padat 4. Pengendalian Vektor 5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia 6. Higiene makanan, termasuk higiene susu 7. Pengendalian pencemaran udara 8. Pengendalian radiasi 9. Kesehatan kerja 10. Pengendalian kebisingan 11. Perumahan dan pemukiman 12. Aspek kesling dan transportasi udara 13. Perencanaan daerah dan perkotaan 14. Pencegahan kecelakaan 15. Rekreasi umum dan pariwisata 16. Tindakan-tindakan



sanitasi



yang



berhubungan



dengan



keadaan



epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk. 17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. b) Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut : 1. Penyehatan Air dan Udara 2. Pengamanan Limbah padat/sampah 3. Pengamanan Limbah cair 4. Pengamanan limbah gas



B. Isu Kesehatan Lingkungan Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Reproduksi 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan 3



demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah. 2. Penyakit Menular Seksual Masalah hubungan seks dengan akibatnya dalam bentuk Penyakit Menular Seksual (PMS) sebagian besar mendapat pengobatan di luar rumah sakit dan mungkin tidak adekuat sehingga penyakit berjalan subklinis (tanpa gejala klinis yang khas) namun kerusakan jaringan berlangsung terus yang mengakibatkan kemandulan. Dari sudut bakteriologi (mikroorganisme) yang paling sering menyebabkan penyakit menular seksual dan menjurus ke arah penyakit radang panggul adalah Niesserid gonorrhoeoe, Clomydia trochomotis, Nycoplosmo hominis, dan bakteri lainnya. Oleh karena penyakit ini merupakan kelanjutan dari penyakit hubungan seks, pengobatan penyakit menular seksual harus radikal, sehingga dapat menghindari kelangsungannya menjadi penyakit radang panggul, menimbulkan kerusakan jaringan,



perlekatan,



buntunya



saluran



telur



yang



mengakibatkan



makin



meningkatnya kehamilan di luar kandungan dan kemandulan. Kegagalan pengobatan primer terhadap penyakit menular seksual berlanjut menjadi penyakit radang panggul yang pengobatannya memerlukan tindak lanjut karena adanya komplikasi. Komplikasi penyakit radang panggul dapat berupa penyakit menahun dengan keluhan yang tidak pernah sembuh, terjadinya timbunan nanah dalam alat genitalia bagian dalam (abses saluran telur dan indung telur, pernanahan di pelvis bagian bawah), penyebaran Melalui darah (sepsis), pernanahan pecah sehingga memerlukan tindakan darurat. dengan demikian penyakit hubungan seks sebagai titik awal terjadinya penyakit radang panggul yang memerlukan pengobatan radikal dengan biaya yang cukup mahal dan pengobatan yang lama. Penyakit radang panggul merupakan penyakit alat genitalia tingkat akhir yang memerlukan perhatian sehingga kerusakan jaringan dapat dihindari. penyakit hubungan seksual yang dibawa ke rumah ada kemungkinan berasal dari wanita tunasusila (WTS). penyakit radang panggul ini 4



dapat diartikan pula sebagai Pretty lnternotiondl Diseose atau prostitute international Disease. komplikasi lanjut penyakit radang panggul dapat terjadi karena: a. Penyakit menahun dengan keluhan ketidaknyamanan di daerah kemaluan, gangguan menstruasi, nyeri saat menstruasi tdysmenoreo), nyeri saat hubungan seks (dysporeunioj dan keputihan (leukorea) yang sulit sembuh. b. Adanya infeksi penyakit hubungan seks atau melakukan gugur kandung yang tidak legaletis (sesuai prosedur). c. Pengobatan penyakit hubungan seksual yang gagal, mengakibatkan gangguan fungsi alat genitalia bagian dalam. Penyakit radang panggul yang untuk pertama kali diderita menyebabkan kemandulan (infertilitas) sebanyak 20%-25%, untuk kedua kali menjadi 30%-30%, bila untuk ketiga kalinya akan mengalami infertilitas sebesar 60% 75%. Dengan demikian, pengobatan untuk penyakit hubungan seksual remaja perlu seoptimal mungkin. 3. Kehamilan yang Tidak Diinginkan Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak di masa terjadi perubahan fisik, mental dan psikososial yang cepat yang berdampak pada berbagai aspek kehidupannya. Permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja bersifat kompleks ditambah dengan besarnya jumlah remaja dari hari ke hari mengalami masalah kesehatan reproduksi. Dari berbagai penelitian masalah remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara lain: a. Remaja aktif secara seksual, belum memiliki kematangan dari segimental dan sosial. b. Kehamilan yang tidak diinginkan. c. Percobaan pengguguran kehamilan atau percobaan bunuh diri. d. Kondisi remaja yang tidak sehat selama hamil (anemi, kurang gizi). e. Infeksi penyakit menular seksual f. Berganti pasangan.



5



g. Risiko komplikasi kehamilan dan persalinan, menurut WHO risiko kematian akibat kehamilan 2 kali lebih tinggi pada remaja 15-19 tahun dibandingkan wanita usia 20-24 tahun. Risiko kematian 5 kali lebih tinggi pada remaja usia L0-14 tahun dibandingkan wanita usia 20 tahun. h. Risiko melahirkan bayi premature



6



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Telah diuraikan sebelumnya bahwa lingkungan tidak hanya lingkungan fisik, seperti: keadaan alam, cuaca, suhu' kelembaban' dan lain sebagainya. Tetapi lingkungan juga bersifat nonfisik' seperti: kehidupan sosial, budaya, adat-istiadat. Kesehatan reproduksi remaja sangat berkaitan dengan kehidupan sosial budaya Kebudayaan yang berkembang dan maju telah memengaruhi pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Semakin maju budaya masyarakat ternyata semakin meningkatkan prevalensi penyakit gangguan reproduksi pada remaja' World Hedlth Organization (wHo) memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (Penyakit Menular Seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Amerika Latin Dinegara industri prevalensinya sudah dapat diturunkan' namun di negara berkembang prevalensi gonorhoe menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. Prevalensi penyakit menular seksual di Negara Indonesia berkisarar antara 7,4%-50%.



7



DAFTAR PUSTAKA



http://www.makalah.co.id/2015/10/makalah-kesehatan-lingkungan-lengkap.html https://adoc.pub/queue/bab-iii-isu-kesehatan-lingkungan-lng-berpengaruhterhadap-ke.html



8